157174783 case-anak-dhf-asyakah

43
Get Homework/Assignment Done Homeworkping.com Homework Help https://www.homeworkping.com/ Research Paper help https://www.homeworkping.com/ Online Tutoring https://www.homeworkping.com/ click here for freelancing tutoring sites PRESENTASI KASUS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA RUMAH SAKIT HUSADA Topik : DHF Grade I Nama : Asyakah Dewantoro NIM : 11-2011-180 Dokter Pembimbing : dr. Titi Sunarwati Sularyo, Sp.A (K) I. IDENTITAS PASIEN Nama : An. A.S Tanggal Lahir (Umur) : 01 Mei 2003 1

Upload: homeworkping6

Post on 12-Apr-2017

231 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

Get Homework/Assignment Done Homeworkping.comHomework Help https://www.homeworkping.com/

Research Paper helphttps://www.homeworkping.com/

Online Tutoringhttps://www.homeworkping.com/

click here for freelancing tutoring sitesPRESENTASI KASUS

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

RUMAH SAKIT HUSADA

Topik : DHF Grade I

Nama : Asyakah Dewantoro

NIM : 11-2011-180

Dokter Pembimbing : dr. Titi Sunarwati Sularyo, Sp.A (K)

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. A.S

Tanggal Lahir (Umur) : 01 Mei 2003

Umur : 10 tahun 1 bulan

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jln. Ketapang Utara I, RT 013/006, Krukut, Jakarta Barat.

Suku Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SD

1

Page 2: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

Tanggal masuk RS : 05 Juni 2013

IDENTITAS ORANG TUA

Ayah

Nama lengkap : Tn. S

Umur : 49 tahun

Suku Bangsa : Indonesia

Alamat : Jln. Ketapang Utara I, RT 013/006, Krukut, Jakarta Barat.

Agama : Islam

Pendidikan : SD (Tamat)

Pekerjaan : Karyawan swasta

Ibu

Nama lengkap : Ny. G

Umur : 47 tahun

Suku Bangsa : Indonesia

Alamat : Jln. Ketapang Utara I, RT 013/006, Krukut, Jakarta Barat.

Agama : Muslim

Pendidikan : SD ( tamat)

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Hubungan dengan orang tua: Anak Kandung

II. ANAMNESIS

Auto dan Alloanamnesis pada tanggal 05 Juni 2013, pukul 19.00 WIB

Keluhan Utama : Panas sejak 5 hari SMRS

Keluhan Tambahan : Pusing, mual, muntah, nyeri ulu hati

Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak 5 hari SMRS, ibu Os mengatakan bahwa OS mendadak demam. Demam tinggi

berlangsung terus-menerus. Demam sempat diukur dengan menggunakan temperatur dan

2

Page 3: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

mencapai 39,5oC. Os juga merasakan seluruh badannya terasa pegal dan lemas, serta nyeri pada

persendian . Batuk, pilek, sesak napas semua disangkal oleh Os. OS dapat makan dan minum

seperti biasa. BAB lancar, 1 kali dalam sehari, konsisitensi lunak, tidak ada darah maupun lendir,

dan warna tidak hitam. BAK lancar, warna jernih.

4 hari SMRS Os juga sudah sempat berobat ke dokter dekat rumahnya dan sudah

diberikan antibiotik, serta obat penurun panas, tetapi kondisinya tidak membaik, nyeri pada

sendi-sendi masih dirasakan oleh Os. Nafsu makan Os juga berkurang tetapi Os masih dapat

minum seperti biasa. BAB dan BAK Os masih lancar.

1 hari SMRS, Os masih panas, Os mual dan muntah sebanyak tiga kali. Muntah berisi isi

air dan makanan, darah tidak ada. Os dapat minum seperti biasa. Os juga mengeluh kepalanya

pusing. Nyeri ulu hati juga dirasakan oleh Os. Nafsu makan Os berkurang. Ibu Os menyangkal

ada timbulnya bintik-bintik merah pada daerah tertentu pada tubuh Os. BAB dan BAK pasien

masih seperti biasa. Akhirnya oleh ibu Os, Os segera dibawa ke RS.Husada. Disekitar rumah dan

sekolah Os tidak ada yang sakit seperti ini.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Sepsis (-) Meningoencephalitis (-) Kejang Demam (-)

Tuberkulosis (-) Pneumonia (-) ISK (-)

Asma (-) Alergic Rhinitis (-) Amoebiasis (-)

Polio (-) Difteri (-) Sindrom Nefrotik (-)

Diare akut (+) Diare kronis (-) Disentri (-)

Kolera (-) Tifus abdominalis (-) DHF (-)

Cacar air (-) Campak (-) Batuk rejan (-)

Tetanus (-) Glomerulonephritis (-) Penyakit Jantung Bawaan (-)

Lain-lain: Operasi (-) Kecelakaan (-)

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Penyakit Ya Tidak Hubungan

Alergi √

Asma √

Tuberkulosis √

3

Page 4: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

Hipertensi √

Diabetes √

Kejang Demam √

Epilepsy √

SILSILAH KELUARGA ( FAMILY’S TREE )

Ayah Ibu

Pasien anak pertama dari 2 bersaudara, dan merupakan anak kandung dari kedua orang tuanya.

DATA KELUARGA

AYAH/WALI IBU/WALI

Umur (thn) 49 tahun 47 tahun

Perkawinan ke 1 1

Kosanguinitas Tidak Ada Tidak ada

Keadaan

Kesehatan/

Penyakit bila ada

Sehat Sehat

RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN

Kehamilan

Perawatan antenatal : teratur di puskesmas tiap bulan

Penyakit kehamilan : tidak ada

Kelahiran

Tempat kelahiran : Rumah Bersalin

Penolong persalinan : Bidan

4

47 tahun49 tahun

7 tahun 10 tahun

Page 5: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

Cara persalinan : Normal

Masa gestasi : cukup bulan (37 minggu)

Keadaan bayi : Berat badan lahir : 2800 gram

Panjang badan lahir : 49 cm

Lingkar kepala : 33 cm

Nilai APGAR : Ibu Os tidak tahu (menurut ibu Os saat dilahirkan

Os langsung menangis, bergerak aktif, kulit

berwarna kemerahan)

Kelainan bawaan : tidak ada

5

Page 6: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

Kurva Lubchenko

Kesan : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

Berat badan lahir di persentil 50

Panjang badan lahir di persentil 50

RIWAYAT PERTUMBUHAN

Umur (Tahun) Berat Badan (gram/Kg)

0 bulan

10 Tahun 1 bulan

2800 gram

35 kg

Kesan: Riwayat pertumbuhan pasien tidak dapat dinilai karena KMS tidak dibawa

RIWAYAT PERKEMBANGAN

Pertumbuhan gigi pertama : 8 bulan

Psikomotor:

Tengkurap : 4 bulan

Duduk : 5 bulan

Merangkak : 7 buan

6

Page 7: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

Berdiri : 9 bulan

Berjalan : 11 bulan

Berbicara : 10 bulan

Kesan: Perkembangan sesuai dengan usia.

RIWAYAT IMUNISASI

Imunisasi Waktu Pemberian

Bulan (Booster)

Tahun

0 1 2 3 4 5 6 9 12 18 5 10 12

BCG I

DPT I II III

Polio (OPV) I II III IV

Hepatitis B I II III

Campak I

Non-PPI / Dianjurkan

Vaksin Usia

Hepatitis A - - - -

HiB - - - -

Typhim - - - -

MMR - - - -

7

Page 8: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

Varicela - - - -

Pneumokokus - - - -

Kesan: Riwayat Imunisasi dasar lengkap, tidak melakukan booster. Imunisasi non-PPI

belum dilakukan

RIWAYAT MAKANAN

Usia (bulan) ASI/Susu

Formula

Buah/Biskuit Bubur Susu Nasi Tim

Saring

0-4 bl ASI ad libitum

on demand

4-6 bl ASI ad libitum

on demand

Pepaya/Pisang 2x/hari Bubur

Promina

1x/hari

(mangkuk

kecil)

6-8 bl ASI ad libitum

on demand.

Susu Formula

SGM 3x200 cc

Pepaya/Pisang 2x/hari Bubur

Promina

1x/hari

(mangkuk

kecil)

Nasi Tim

Saring 1

mangkuk kecil

1x/hari

8-10 bl SGM 2x200 cc Pepaya/Pisang/Apel

2x/hari

Bubur

Promina

1x/hari

Nasi Tim

saring

mangkuk kecil

8

Page 9: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

(mangkuk

kecil)

2x/hari

10 bl – 12 bl SGM 2x200 cc Pepaya/Pisang/Apel

2x/hari

Nasi Tim

saring

mangkuk kecil

3x/hari

12 bl – 3 th Susu Dancow

coklat 3x1

gelas

Pepaya/Pisang/Apel/biskuit

2x/hari

3 th –

sekarang

Susu Dancow

coklat 3x1

gelas

Kesan: Kuantitas: cukup Kualitas: cukup

DATA PERUMAHAN

Kepemilikan Rumah : Milik orangtua pasien

Keadaan Rumah : 1 rumah ditinggali 4 orang ( ayah, ibu, os, dan adik os), terdiri dari 2

kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang tamu berfungsi juga sebagai

ruang keluarga.

Ventilasi : terdapat 1 jendela di masing-masing kamar, 1 jendela di ruang tamu

sehingga sinar matahari dapat masuk ke rumah dan kamar depan, 2 jendela

di dapur. Terdapat lubang udara di atas tiap pintu sebagai tempat

pertukaran udara.

Cahaya : sinar matahari dapat masuk ke ruang tamu dan kamar. Terdapat lampu

dengan sinar putih di setiap kamar tidur.

Keadaan Lingkungan : Selokan depan rumah lancar, rumah berdempetan dengan rumah

tetangga, sanitasi lingkungan baik.

Kesan: Kondisi rumah, ventilasi, pencahayaan, dan kondisi lingkungan cukup baik.

9

Page 10: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

III. PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal: 05 Juni 2013, pukul 19.00 WIB

PEMERIKSAAN UMUM

Keadaan umum : Tampak sakit sedang, lemas

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda-tanda vital :

Tekanan Darah : 100/80 mmHg

Frekuensi Nadi : 116 x / menit (kuat)

Suhu : 39,8o C

Frekuensi Nafas : 24 x / menit

Data Antropometri

Berat badan : 35 kg (berdasarkan kurva NCHS, perbandingan usia dan berat

badan terletak di persentil 75 dan 50 ).

Tinggi badan : 140 cm (berdasarkan kurva NCHS, perbandingan usia dan tinggi

badan terletak di persentil 75 dan 50)

10

Page 11: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

11

Page 12: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

Kesan: status gizi baik

12

Page 13: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

PEMERIKSAAN SISTEMATIS

Kepala :Bentuk dan ukuran normocephali , rambut hitam, distribusi merata,

tidak mudah dicabut.

Mata : bentuk tidak ada kelainan, kedudukan kedua bola mata simetris,

palpebra inferior kanan dan kiri cekung, konjungtiva anemis -/-, sklera

ikterik -/-, kornea kanan dan kiri jernih, pupil kanan dan kiri bulat simetris

(2,5mm/2,5mm), refleks cahaya +/+.

Telinga : normotia, MAE kanan dan kiri lapang, kedua membran timpani intak,

hiperemis -/-, bulging -/-, refleks cahaya +/+, serumen -/-

Hidung : Bentuk tidak ada kelainan, septum deviasi (-), sekret (-), napas cuping

hidung (-)

Bibir : mukosa bibir tidak pucat dan tidak kering, sianosis (-)

Gigi geligi : caries (-)

Mulut : bentuk tidak ada kelainan, mukosa pipi tidak pucat dan tidak kotor

Lidah : bentuk dan ukuran normal, tidak kotor

Tonsil : T1-T1 tenang

Faring : tidak hiperemis, uvula di tengah

Leher : bentuk tidak ada kelainan, KGB tidak teraba membesar.

Toraks:

Paru :

Inspeksi : Bentuk normal, simetris dalam keadaan statis dan dinamis,

retraksi sela iga (-)

Palpasi : Vokal fremitus simetris kanan dan kiri.

Perkusi : Sonor di kedua lapang paru

Auskultasi : Suara nafas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing(-/-)

Jantung :

Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis

Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di sela iga V mid clavicula sinistra

Perkusi : Tidak dilakukan

Auskultasi : BJ I-II normal, Murmur (-), Gallop (-)

13

Page 14: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

Abdomen :

Inspeksi : tampak sedikit membuncit, tidak tampak gambaran vena, tidak

tampak gerakan peristaltik usus

Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan(+)

Perkusi : timpani

Auskultasi: Bising usus (+) normal

Genitalia eksterna : Perempuan

Ekstremitas :akral teraba hangat, udema (-), deformitas (-), sianosis (-).

Kulit :sawo matang, sianosis (-), ikterus (-), pucat (-), turgor kulit normal, uji

Tourniquet (+)

Pemeriksaan neurologis : gerak normal, refleks fisiologis normal, rangsang meningeal (-),

refleks patologis (-)

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Tanggal 11 Maret 2013 pukul 21.00

Darah rutin Hasil Satuan Nilai Normal

Hemoglobin

Hematokrit

Leukosit

Trombosit

MCV

MCH

MCHC

Eritrosit

13.0

38*

4.6*

98*

83

30

36

5.05

g/dL

vol%

ribu/uL

ribu/uL

fl

pg

%

juta/uL

11.0-14.0

40-54

5.0-10.0

150-440

80-100

26-34

32-36

4.20 – 5.40

Kesan: Hasil lab menunjukan adanya leukositopenia, trombositopenia, hematokrit menurun.

14

Page 15: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

RESUME

Anak perempuan berusia 10 tahun 1 bulan datang dengan keluhan panas mendadak sejak

5 hari sebelum masuk RS Husada. Panas terus menerus, suhu diukur dengan termometer

mencapai 39.5ºC. Seluruh badan terasa pegal dan lemas, nyeri pada persendian, pusing serta

nafsu makan menurun. Ada mual dan muntah sebanyak tiga kali berisi makanan yang dimakan

oleh pasien. Ada sakit perut terutama di daerah ulu hati, yang tidak menjalar. Sebelum masuk RS

Husada, pasien sudah dibawa berobat diberi obat penurun panas, tapi tidak ada perubahan. Dari

pemeriksaan fisik tanggal 05 Juni 2013, didapatkan :

Keadaan umum : Tampak sakit sedang, lemas

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan Darah : 100/80 mmHg

Frekuensi Nadi : 116 x / menit (kuat)

Suhu : 39.8o C

Frekuensi Nafas : 24 x / menit

Berat Badan : 35 Kg

Tinggi badan : 140 cm

Palpasi abdomen : Nyeri tekan epigastrium (+)

Kulit : Uji Torniquet (+)

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan

Hematokrit: 38 vol% (40-54 vol%)

Leukosit: 4600x106/ µl (5-10x106/µl)

Trombosit: 98000/ µl (150-350x 103/ µl)

DIAGNOSA KERJA

Dengue Hemoragic Fever

Dasar diagnosis :

- Demam tinggi teus menerus

- Badan terasa pegal-pegal, nyeri pada persendiaan

- Pemeriksaan fisik : Tes torniquet (+), nyeri tekan epigastrium (+)

15

Page 16: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

- Pemeriksaan penunjang

Lab : Trombositopenia (98000 / µl)

DIAGNOSIS BANDING

Demam tifod

Idiopathic Trombositopenic Purpura (ITP)

Demam Chikungunya

ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Periksa elektrolit ( K, Na, Cl ).

- Antidengue IgM dan IgG.

- Tubex

PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa

1. Tirah baring

2. Makanan lunak

3. Banyak minum 1-2 L perhari

4. Periksa Hb, Ht, Trombosit tiap 6-12 jam

Medikamentosa

1. Koreksi cairan:

maintenance IVFD RA 1800cc/hari (1500cc + 15kg x 20cc)

Koreksi suhu : 2.3 x 0.12 x 1800 = 496.8cc (dibulatkan menjadi 500cc)

Total kebutuhan cairan: 1800cc + 500cc = 2300 cc/hari

3. Paracetamol 120mg/5ml sirup 4x2cth

4. Domperidon 5mg/5ml sirup 3x7ml

16

Page 17: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

Edukasi1. Lakukan gerakan 3M di rumah.

2. Keluarga pasien diharapkan melapor pada dinas kesehatan

setempat /puskesmas untuk kemudian dapat dilakukan fogging dan sweeping jentik serta

meningkatkan kewaspadaan terhadap DHF di lingkungan sekitar pasien baik sekolah maupun

rumah

PROGNOSA

Ad vitam : bonam

Ad functionam : bonam

Ad sanationam : bonam

FOLLOW UP

06/06/2013 07/06/2013 08/06/2013 Rujukan

Hb g/dl 13 12,4 12,2 11,0 – 15,0

Ht vol% 38 37 36 40 – 54

Lekosit /µl 4600 6000 6300 5000 – 10.000

Trombosit /

µl

98000 119000 182000 150000 - 440000

06 Juni 2013

S = Ibu pasien mengatakan pasien masih demam, tidak ada mual dan muntah. Pasien mengatakan

masih sedikit pusing, dan masih sedikit merasa nyeri pada sendi – sendi. Nyeri ulu hati (+)

O = Keadaan umum : tampak sakit ringan

Tanda Vital : Frekuensi nadi : 90 x/menit

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Frekuensi napas : 24x/menit

Suhu tubuh : 38°C

A = DHF Grade I

17

Page 18: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

P = Teruskan terapi, monitor darah rutin dan TTV

07 Juni 2013

S = Ibu pasien mengatakan masih demam, tidak ada mual dan muntah, pasien sudah tidak merasa

pusing dan nyeri pada sendi berkurang.

O = Keadaan umum : tampak sakit ringan

Tanda Vital : Frekuensi nadi : 90 x/menit

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Frekuensi napas : 24x/menit

Suhu tubuh : 37.4°C

A = DHF Grade I dengan perbaikan.

P = terapi dilanjutkan, cairan infus diturunkan dari 2300cc/hari menjadi 1800cc/hari, monitor

darah rutin dan TTV

14 Maret 2013

S = Ibu pasien mengatakan demam sudah mulai berkurang, tidak ada mual dan muntah, pasien

sudah tidak merasa pusing dan nyeri pada sendi, nyeri ulu hati (-)

O = Keadaan umum : tampak sakit ringan

Tanda Vital : Frekuensi nadi : 80 x/menit

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Frekuensi napas : 24x/menit

Suhu tubuh : 36,8°C

A = DHF Grade I dengan perbaikan.

P = terapi dilanjutkan, monitor darah rutin dan TTV

18

Page 19: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

Tinjauan Pustaka

Pendahuluan

Penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF) merupakan masalah kesehatan di Indonesia,

dimana seluruh wilayah di Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit DHF, sebab

baik virus penyebab maupun nyamuk penularnya sudah tersebar luas di perumahan penduduk

maupun fasilitas umum diseluruh Indonesia. Walaupun angka kesakitan penyakit ini cenderung

meningkat dari tahun ke tahun, sebaliknya angka kematian cenderung menurun, dimana pada

akhir tahun 60-an/awal tahun 70-an sebesar 41,3% menjadi berkisar

antara 3-5% pada saat sekarang.

Penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah

salah satu bentuk klinis dari penyakit akibat infeksi dengan virus dengue pada manusia.

Sedangkan manifestasi klinis dari infeksi virus dengue dapat berupa Dengue Fever (DF) dan

Dengue Haemoragic Fever (DHF).

DHF merupakan penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam manifestasi perdarahan, dan

bertendensi mengakibatkan renjatan yang menyebabkan kematian.

DefinisiDemam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit infeksi pada anak dan dewasa yang

disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae, Genus Flavivirus, dengan gejala utama

demam, nyeri otot dan sendi, uji turniket (+) dengan atau tampa ruam disertai beberapa atau

semua gejala perdarahan..(1,8)

Penyakit ini termasuk self limiting disease.(5)

EpidemiologiDBD pertama kali ditemukan di Filipina tahun 1953. (1,2,4,6,7) Kemudian menyebar ke seluruh

negara tropis dan subtropis. Kini sekitar 2,5 milyar (2/5 penduduk dunia) punya risiko terserang

19

Page 20: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

virus dengue. Lebih dari 100 negara tropis dan subtropis pernah mengalami letusan wabah

demam dengue dan DBD.(7) Setiap tahun diperkirakan terdapat 20 juta kasus infeksi dengue.(4)

Di Indonesia Kasus DBD pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 1968. (1,6,7,8)

Kasusnya makin lama makin meningkat dan menyebar ke seluruh pelosok Tanah Air. Dari 27

propinsi di Indonesia tahun 1997, sebanyak 31.789 menderita DBD 705 di antaranya meninggal

dunia.Sedangkan pada tahun 1998, Sebanyak 65.968 orang menderita DBD dengan 1275

berakhir dengan kematian. (7)

Studi epidemiologi di daerah tropis dan subtropik :

- Epidemi terjadi tiap 2-5 tahun (1,4)

- Sebelum tahun 1997 kebanyakan menyerang usia < 15 tahun kini baik dewasa maupun

anak kasusnya seimbang. (4,7)

- Meningkat pada musim hujan. (1,4,7) Suhu dan turunnya hujan dapat mempengaruhi

daya tahan hidup, laju penularan, pola makan dan reproduksi nyamuk (4)

Namun epidemiologi DBD dapat berbeda-beda tergantung pada kondisi geografis dan

serotipe virusnya. (4,6,7,8)

EtiologiDemam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus Dengue ;

- Virus RNA untai tunggal, ukuran 50 nm (1,2,4,6,7,8)

- Famili Flaviviridae, Genus Flavivirus (1,2,3.4,6,7,8)

- Termasuk kelompok B Arthropod Borne virus (Arbo viruses) (3)

- Terdiri dari 4 serotipe ; Den 1, Den 2, Den 3, Den 4 (1,2,3,4,6,7,8)

- Infeksi salah satu serotipe menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang

bersangkutan dan kurang terhadap serotipe yang lainnya. Semua serotipe tersebar di

berbagai daerah Indonesia. (3,4,6,8) Serotipe Den 3 paling dominan dan diasumsikan

menimbulkan manifestasi klinik yang berat. (3)

- Vektor utama adalah nyamuk Aedes aegypti, sedangkan vektor sekunder

yang kurang efisien adalah nyamuk Ae. albopictus, Ae. polynesiensis,Ae. scutellaris

complex, Ae. finlaya niveus (3,4,7,8) Vektor sekunder kurang efisien karena hidup dan

berkembang biak di kebun atau semak-semak sehingga relatif jauh kontak dengan

manusia.

20

Page 21: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

Vektor Utama (Ae. aegypti)Dinamakan Ae. aegypti sebab pertama kali ditemukan di Mesir tahun 1905,kemudian

menyebar di seluruh dunia melalui kapal laut dan udara. (6,7)

- Hidup optimal pada iklim tropis dan subtropis, biasa pada garis lintang

35U dan 35S (1,3,4,7)

- Habitatnya adalah tempat-tempat penampungan air bersih yang tidak

langsung berhubungan dengan tanah. Suka istirahat pada benda-benda yang tergantung

dalam rumah. (7)

- Tersebar luas di seluruh pelosok tanah air baik kota maupun desa, tidak

dapat hidup pada ketinggian >1000 m di atas permukaan laut. (4,7)

- Bersifat sangat antropofilik dan hidup dekat dengan manusia.(4)

- Kemampuan jarak terbang 40-100 m dari tempat berkembang biaknya (7)

- Dari telur hingga dewasa perlu waktu 10-12 hari (4,7)

- Umur nyamuk betina rata-rata 6 minggu (7)

- Hanya nyamuk betina yang mengigit dan menghisap darah.

- Hanya darah manusia yang dipilihnya untuk mematangkan telur (7)

Cara penularanVirus Dengue masuk ke tubuh nyamuk Ae. aegypti pada saat menghisap darah manusia

yang sedang terinfeksi virus dengue dalam keadaan viremia (2 hari sebelum panas sampai

dengan 5 hari setelah demam). (1,2,3,4,6,7,8) Bila terinfeksi, nyamuk tetap akan terinfeksi sepanjang

hidupnya dan siap menularkan virus ke manusia yang rentan. (1,2,3,4,6,7,8) Nyamuk betina yang

terinfeksi dapat menularkan virus secara Transovarian.(4,6,7) Dalam 8-10 hari virus dengue

berlipat ganda dalam epitel usus tengah nyamuk lalu migrasi ke kelenjar ludah nyamuk

(probosis) (extrinsic incubation period) dan siap ditularkan ke manusia bila nyamuk betina

tersebut menggigitnya. (6) Dalam tubuh manusia, masa tunas yang diperlukan virus antara 4-6

hari sebelum menimbulkan penyakit. (Intrinsic Incubation Period).

Patogenesis

21

Page 22: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

Virus merupakan organisme yang hanya dapat hidup dalam sel hidup. Maka demi

kelangsungan hidupnya virus harus bersaing dengan sel manusia sebagai pejamu, terutama dalam

mencukupi kebutuhan akan protein. Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan

pejamu.

Teori yang banyak dianut pada DBD adalah ; Teori hipotesis infeksi sekunder

(Secondary Heterogenous Infection Theory) dan Teori hipotesis Imunne Enhancement. (3,4) Kedua

teori tersebut secara tidak langsung menyatakan bahwa manusia yang mengalami infeksi yang

kedua kalinya dengan serotipe virus dengue yang heterolog punya risiko berat lebih besar untuk

menderita DBD berat. Antibodi heterolog yang telah ada sebelumnya akan mengenai virus lain

yang menginfeksi membentuk kompleks antigen-antibodi. Kompleks tersebut berikatan dengan

Fc reseptor membran sel leukosit terutama makrofag. Oleh karena antibodi heterolog maka virus

tidak dinetralisasikan oleh tubuh, maka bebas bereplikasi dalam sel makrofag. (3)

Teori lain ya

itu Antibody Dependent Enhancement (ADE) menyatakan bahwa suatu proses akan

meningkatkan infeksi dan replikasi virus dengue dalam mononuklear sebagai tanggapan terhadap

infeksi tersebut. Terjadi sekresi mediator vasoaktif yang kemudian menyebabkan peningkatan

permeabilitas pembuluh darah sehingga mengakibatkan keadaan-keadaan seperti hipovolemia

dan syok. (3)

Berdasarkan teori secondary Heterolog Infection bahwa akibat infeksi sekunder oleh tipe

virus dengue yang berlainan pada seorang pasien, respon antibodi amnestik yang terjadi dalam

beberapa hari mengakibatkan proliferasi dan transformasi Limfosit yang menghasilkan titer

tinggi Antibodi Ig G anti dengue. Terbentuk kompleks virus- antigen-antibodi. Kompleks

tersebut mengaktifkan sistim komplemen; terutama C3 dan C5. Selanjutnya akibat aktivasi C3

dan C5 dilepaskan C3a dan C5a yang menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding

pembuluh darah dan merembesnya plasma dari intravaskular ke ekstravaskular, yang ditandai

dengan peningkatan kadar hematokrit, penurunan natrium, dan terdapat cairan dalam rongga

serosa ( efusi pleura, asites). (3,5,6,7)

Selain mengaktivasi sistim komplemen, kompleks virus-antigen-antibodi juga menyebabkan

agregasi trombosit dan mengaktivasi sistim koagulasi melalui kerusakan sel endotel pembuluh

darah. Kedua faktor tersebut menyebabkan perdarahan pada DBD. Agregasi trombosit terjadi

22

Page 23: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

sebagai akibat perlekatan kompleks antigen-antibodi pada membran trombosit sehingga

dikeluarkan ADP (Adenosin Diphosphate) akibatnya trombosit melekat satu sama lain.

Agregasi trombosit menyebabkan :

- Penghancuran oleh RES (Retikulo Endotelial Sistim) sehingga mengakibatkan

trombositopenia

- Pengeluaran pletelet faktor III sehingga terjadi koagulopati konsumtif (KID) yang

ditandai oleh peningkatan FDP (Fibrinogen Degradation Product) sehingga terjadi

penurunan faktor pembekuan

- Gangguan fungsi trombosit, sehingga walaupun jumlahnya cukup namun tidak

berfungsi baik

- Aktivasi koagulasi menyebabkan diaktifkannya faktor Hageman selanjutnya terjadi

aktivasi sistim kinin yang memacu peningkatan permeabilitas kapiler sehingga

mempercepat terjadinya syok. Ke empat hal tersebutlah yang menyebabkan perdarahan

masif pada DBD (3)

Manifestasi KlinisManifestasi klinis virus dengue sangat bervariasi tergantung daya tahan tubuh dan virulensi

virus itu sendiri. (1,2,3,4,6,7)

Mulai dari tanpa gejala (asimtomatik), demam ringan tidak spesifik (Undifferentiated

Fever), Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue dan Sindrom syok Dengue (SSD). (1,3,4,6,7,8)

1. Demam Dengue

Pada demam dengue (DD) dapat dijumpai keadaan-keadaan berikut ; (1,3,4,7)

- Demam tinggi tiba-tiba (>39oC), menetap 2-7 hari, kadang bersifat Bifasik

- Muka kemerahan (Flushing Face)

- Nyeri seluruh tubuh ; nyeri kepala, nyeri belakang mata terutama bila digerakkan, nyeri

otot, nyeri tulang, nyeri sendi dan nyeri perut

- Mual, muntah-muntah, tidak nafsu makan

- Timbul ruam merah halus sampai petekie

- Laboratorium terdapat leukopeni hingga trombositopenia

23

Page 24: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

Namun demam dengue yang disertai perdarahan harus dibedakan dengan DBD. Pada penderita

demam dengue tidak ada tanda-tanda kebocoran plasma dan sebaliknya.

2. Demam Berdarah Dengue

Perbedaan DD dengan DBD terletak pada patofisiologi penyakit tersebut, di mana pada

DBD terdapat kelainan homeostasis dan perembesan plasma yang dibuktikan dengan adanya

trombositopenia dan peningkatan hematokrit. (1,3,4,6,7)

Kriteria diagnosis DBD menurut WHO 1997 : (1,3,4,6,7,8)

a) Klinis

- Demam tinggi tiba-tiba selama 2-7 hari, tanpa sebab yang jelas

- Terdapat menifestasi perdarahan berupa ; uji turniket +, petekie, ekimosis,

purpura, perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau

melena

- Pembesaran hati (hepatomegali)

b) Laboratorium

- Trombositopenia (trombosit < 100.000/μl)

- Hemokonsentrasi ; peningkatan hematokrit >20%

Diagnosis ditegakkan dengan dua kriteria klinis + dua kriteria laboratoris. Efusi pleura

dan atau hipoalbuminemia memperkuat diagnosis.

Menurut WHO 1997, DBD dibagi menjadi 4 derajat, yaitu :. (3,4,6,7,8)

I Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi

perdarahan ialah uji turniket +

II Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit atau

perdarahan lain

III Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan dalam,

tekanan nadi menurun <20 mmHg, hipotensi,sianosis sekitar

mulut, kulit dingin dan lembab, tampak gelisah

IV Syok berat, nadi tidak dapat diraba tekanan darah tidak dapat

24

Page 25: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

diukur

3. Sindrom Syok Dengue

Biasanya terjadi pada saat atau segera setelah suhu turun biasanya antara hari ke 3 sampai

ke 7).(3,4,7)

Gejala yang timbul sesuai dengan keadaan syok :

- Pasien tampak gelisah

- Akral dingin dan pucat, kulit lembab

- Hipotensi, penurunan tekanan nadi (<20 mmHg)

- Nadi cepat dan lemah

- Turgor kulit menurun

- Mata cekung

- Pada bayi ubun-ubun dapat terlihat cekung

-

Laboratorium dan Pmeriksaan Penunjang1. Laboratorium (1,3,4,6,7,8)

- Trombositopenia ( trombosit <100.000/μl )

- Hematokrit meningkat >20%

- Hipoproteinemia, penurunan kadar fibrinogen, protrombin, faktor VIII, faktor XII,

dan anti trombin III

- PT dan PTT memanjang

- asidosis metabolik dan kadar BUN (Basal Urea Nitrogen) meningkat pada syok berat.

- SGOT dan SGPT meningkat ringan

- Serum komplemen menurun

2. Pemeriksaan Penunjang

1) Radiologis (1,3,6,7)

a) Rontgen Thorax PA terdapat gambaran efusi pleura terutama pada hemitorak kanan

b) USG abdomen tampak asites dan efusi pleura bagian kanan

2) Serologis (3,7)

Dikenal 6 jenis uji serologi yang dapat menentukan adanya virus dengue, yaitu :

25

Page 26: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

a) Uji Hemaglutinasi Inhibisi (HI test) paling sering dipakai dan merupakan Gold

Standard serologi untuk dengue uji HI sensitif, tidak spesifik. Untuk diagnosis

positif terdapat kenaikan titer konvalesen 4x lipat dari titer serum akut (>1280).

Baik pada serum akut maupun konvalesen.

b) Ig M Elisa

Kelebihan uji ini adalah hanya perlu satu serum akut saja. Spesifitas sama uji HI.

Sensitifitas sedikit di bawah uji HI

c) Ig G Elisa

Sedikit lebih spesifik dibanding Ig M Elisa. Positif jika infeksi sudah lama.

d) Uji Netralisasi

Paling spesifik dan sensitif untuk virus dengue. Namun rumit dan perlu lama

sehingga jarang dipakai sebagai pemeriksaan rutin.

e) Uji komplement fiksasi (complement Fixation Test) Jarang digunakan karena

rumit dan perlu tenaga ahli.

f) PCR ( Polymerase Chain Reaction) Sangat spesifik dan sensitif. Hasilnya cepat

dan dapat diulang dengan mudah. Belakangan ini teknik PCR makin berkembang

PenatalaksanaaanDemam Dengue (3)

Pasien DD dapat berobat jalan, tidak perlu dirawat. (3,4,7) pasien dianjurkan:

- Tirah baring selama masa demam

- Pemberian antipiretik paracetamol untuk menurunkan panas

- Pemberian cairan dan elektrolit per oral seperti jus buah, sirup, dan susu

di samping air putih

- Monitor suhu, jumlah trombosit dan hematokrit sampai fase konvalesen

saat suhu turun pada umumnya merupakan tanda penyembuhan

Demam Berdarah Dengue (3,4)

a) Demam dapat di atasi dengan kompres air dingin antipiretik parasetamol 3x sehari

pemberian cairan per oral, periksa kadar Hematokrit berkala

b) Penggantian volume plasma

26

Page 27: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

Indikasi pemberian cairan intravena :

- Pasien terus muntah, tidak mau minum, demam tinggi

- Hematokrit semakin meningkat

Jenis cairan (rekomendasi WHO 1997)(3,4)

1) Kristaloid

- Larutan Ringer Laktat (RL)

- Larutan Ringer Asetat

- Larutan Nacl 0,9% (garam faali)

- Dextrosa 5% dalam RL (D5/RL)

- Dextrosa 5% dalam RA (D5/RA)

- Dextrosa 5% dalam ½ larutan Nacl 0.9% (D5/ ½ LGF) (catatan : untuk resusitasi

syok digunakan RL/RA, tidak boleh Larutan yang mengandung dextrosa)

2) Koloid

- Dextran 40

- Plasma

- Albumin

Pasien datang, beri cairan kristaloid 6-7 ml/kgBB /jam. Monitor tanda vital tiap 6 jam.

Selanjutnya evaluasi selama 12-24 jam. Bila selama observasi keadaan umum membaik tetesan

kurangi menjadi 5 ml/kgBB/jam.

Bila observasi selanjutnya makin membaik kurangi tetesan menjadi 3 ml/kgBB/jam sampai

akhirnya setelah 24-48 jam cairan dihentikan.

Bila keadaan makin buruk tetesan di naikkan menjadi 10 ml/kgBB/jam.

Bila dalam 1 jam tidak ada perbaikan naikkan tetesan menjadi 15 ml/kgBB/jam. Bila terjadi

distres pernafasan dan Ht naik maka ganti menjadi cairan koloid 20-30 ml/kgBB/jam maksimal

1500ml/kali. Tapi bila Ht turun berikan transfusi darah segar 10 ml/kgBB. Bila keadaan klinis

membaik cairan disesuaikan.

Sindrom Syok Dengue (3,4)

27

Page 28: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

Segera beri infus kristaloid 10-20 ml/kgBB/30 menit berikut O2 2 lt/mnt. Untuk SSD berat

ditambah larutan koloid 10-20 ml/kgBB/kali diberikan bersamaan dengan lajur infus kristaloid.

Observasi tekanan darah tiap 15 menit, hematokrit dan trombosit tiap 4-6 jam. Periksa elektrolit

dan gula darah.

Bila dalam 30 menit syok belum teratasi, penanganan sama seperti syok berat.

Bila syok teratasi dengan tanda-tanda yaitu penurunan Hb/Ht, tekanan nadi >20mmHg, nadi

kuat maka tetesan kurangi menjadi 10 ml/kgBB/jam pertahankan hingga 24 jam atau sampai

klinis stabil dan Ht turun <40%.

Selanjutnya tetesan dikurangi menjadi 7 ml/kgBB/jam kemudian 5 ml/kgBB/jam kemudian

3ml/kgBB/jam hingga 48 jam setelah syok teratasi, bila keadaan makin membaik hentikan

cairan.

Bila syok belum teratasi sedangkan Ht menurun >40% berikan transfusi darah segar 10

ml/kgBB. Bila perdarahan masif berikan transfusi darah segar 20 ml/kgBB/jam dan lanjutkan

dengan kristaloid 10 ml/kgBB/jam.

Bila syok masih juga belum teratasi, pasang kateter urin untuk memonitor balans cairan.

Dan berikan obat-obatan vasopresor. Berikan terapi simtomatik sesuai indikasi.

Protokol 1 : Tersangka DBD

Pasien pulang bila : Hb,Ht normal, trombosit >100.000 /μl dalam 24 jam. Dengan catatan

kontrol kembali bila keadaan malin buruk. Bila masih meragukan, observasi dan berikan infus

kristaloid 500 cc per 4 jam, ulang Hb, Ht, trombosit.

Pasien di rawat bila Hb, Ht normal tapi trombosit < 100.000/ μl. Atau Hb, Ht

tetap/meningkat dengan trombosit normal/ menurun. Monitor vital serta jumlah urin tiap 4 jam.

Protokol 2 DBD : tanpa perdarahan masif dan syok

Berikan infus larutan kristaloid 4 jam/ kolf. Bila Hb,Ht normal dan trombosit > 100.000 -

150.000 maka cukup monitor lagi tiap 24 jam. Tapi bila Hb, Ht meningkat periksa ulang tiap 12

jam. Setelah 24 jam bila Hb, Ht, dan trombosit :

- Stabil, pasien boleh pulang

- Normal/ meningkat trombosit >100.000, ulang periksa tiap 12 jam selama 24 jam.

Bila normal dan stabil, boleh pulang

- Klinis memburuk, menunjukkan tanda syok, terapi di sesuaikan seperti pada syok

28

Page 29: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

Pasien pulang bila : tidak demam, hemodinamik baik. Kontrol poliklinik 24 jam kemudian

sambil periksa darah perifer lengkap. Bila keadaan memburuk harus segera kembali dirawat

Protokol 3 : DBD dengan perdarahan spontan dan masif tanpa syok

Segera infus larutan kristaloid 4 jam/ kolf. Periksa tanda-tanda vital, darah perifer

lengkap, dan homeostasis tiap 4-6 jam. Bila ada tanda-tanda KID berikan heparin. Transfusi

komponen darah diberikan sesuai indikasi. Fresh rozen plasma (FFP) diberikan bila terdapat

defisiensi faktor-faktor pembekuan (PT dan PTT memanjang). Packed Red Cells (PRC)

diberikan bila nilai Hb kurang dari 10 g%. transfusi trombosit diberikan pada DBD dengan

perdarahan spontan dan masif dengan jumlah trombosit < 100.000 disertai atau tanpa KID.

Pada kasus dengan KID pemeriksaan homeostasis diulang 24 jam kemudian, sedangkan

pada kasus tanpa KID pemeriksaan dikerjakan bila masih ada perdarahan. Penderita DBD

dengan gejala-gejala tersebut bila dijumpai di puskesmas perlu dirujuk dengan infus, idealnya

dengan plasma expander (dekstran) 1-1,5 lt/24 jam. Bila tidak tersedia dapat diberikan kristaloid.

Juga diberikan terapi simtomatik sesuai indikasi.

Protokol 4 : DBD dengan syok dan perdarahan spontan.

Fase awal segera berikan infus larutan kristaloid terutama RL 20 ml/kgBB/jam. Berikan

O2 2-4 lt/mnt periksa elektrolit dan ureum, kreatinin. Evaluasi selama 30-120 menit. Syok

dikatakan teratasi bila keadaan umum membaik, keadaan Sistim Saraf Pusat baik, sistol di atas

100 mmhg dengan tekanan nadi > 20 mmHg. Nadi kurang dari 100X/menit dengan volume yang

cukup. Akral hangat, tidak pucat serta diuresis 0,5-1 ml/kgBB/jam. Bila syok telah teratasi infus

dikurangi menjadi 10 ml/kgBB/jam lanjut evaluasi 60-120 menit berikut. Bila klinis menjadi

stabil kurangi lagi menjadi 4 jam/kolf. Selama ini periksa ulang Hb, Ht, trombosit, serta elektrolit

tiap 4-6 jam. Bila hemodinamik masih belum stabil dengan Ht >30% anjuran kombinasi

kristaloid dan koloid dengan perbandingan 3-4: 1 namun bila Ht <30% berikan transfusi darah

merah. Bila syok dari awal tidak teratasi langsung berikan lar koloid 10-20 ml/kgBB/jam

maksimal 1500 ml/24 jam. Bila Ht<30% segera transfusi darah merah.

Bila syok masih juga belum teratasi berikan obat-obatan vasopresor seperti dopamin,

dobutamin atau epinefrin. Bila ternyata ada KID berikan heparin dan transfusi komponen darah

29

Page 30: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

sesuai indikasi. Periksa homeostasis 24 jam setelah pemberian heparin. Tanpa KID periksa

homeostasis di ulang bila masih ada perdarahan. Berikan juga obat- obatan sesuai gejala yang

ada. (terapi simtomatik)

Protokol 5 : DBD dengan syok tanpa perdarahan

Pada dasarnya sama prinsipnya seperti protokol 4 hanya saja pemeriksaan klinis dan

laboratorium dilakukan seteliti mungkin untuk menentukan kemungkinan perdarahan

tersembunyi disertai KID, maka heparin dapat diberikan. Bila tidak didapatkan tanda- tanda

perdarahan, walau hasil pemeriksaan homeostasis menunjukkan KID maka heparin tidak

diberikan, kecuali bila ada perkembangan ke arah perdarahan.

Upaya Pencegahan (7)

1. Pemberantasan secara kimiawi

- Pengasapan (Fogging)

- Bubuk Abate

2. Pemberantasan secara hayati dengan menggunakan agen hayati : ikan cupang, larva

ikan nila

3. Pemberantasan secara fisika (Gerakan 3M) :

- Menguras tempat-tempat penampungan air minimal seminggu sekali, dan

menaburkan bubuk Abate ke dalamnya

- Menutup rapat tempat-tempat penempungan air

- Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan

KesimpulanDemam Berdarah Dengue sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan

korban meninggal dunia yang tidak sedikit masih terus saja ada hingga saat ini. Terakhir kembali

mewabah pada awal tahun 2004 yang lalu. Penyakit ini disebabkan virus Dengue yang ditularkan

oleh nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utama. Manifestasi klinis penyakit dapat bermacam-

macam mulai dari demam tidak khas, demam dengue, demam berdarah dengue, sindrom syok

dengue, hingga berakhir kepada kematian. Terapi ditujukan terutama pada pengantian volume

plasma yang hilang. Selain dibarengi dengan terapi simtomatik sesuai indikasi. Upaya

30

Page 31: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

pencegahan penyakit harus semakin ditingkatkan guna mencegah atau mengurangi kasus,

morbiditas serta mortalitas akibat DBD.

31

Page 32: 157174783 case-anak-dhf-asyakah

Daftar Pustaka

1) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I FKUI edisi III. Jakarta, 1996. Hal : 417-426.

2) Harrison’s Principles of Internal Medicine 14th edition volume 2. International edition.

USA,1998. Page: 1141-1145.

3) Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Departemen Kesehatan. Dirjen

Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, edisi 2 tahun 2001.

4) Demam Berdarah Dengue. Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan Pengendalian. World

Heatlh Organization. Jakarta : EGC,1999.

6) Pangalila PEA. Demam Berdarah Dengue pada remaja/ dewasa. Presentasi pada simposium

Demam Berdarah Dengue, IPD FK Untar/RS Sumber Waras. Jakarta : 1997.

7) Demam Berdarah Dengue. Naskah Lengkap Pelatihan bagi pelatih dokter spesialis anak dan

dokter spesialis penyakit dalam pada tatalaksana kasus Demam Berdarah Dengue. Penyunting

Srie Rejeki H. Hadinegoro, Hindrawan Irawan . FKUI, Jakarta: 2002.

8) Infeksi Tropik-Demam Berdarah Dengue. Diunduh dari : www.infesksi.com.

32