sepak sila digantung dan di lempar

27
Perbandingan Sepak Sila Bola yang digantung Sabri| 81 dan dilempar Perbandingan Latihan Sepak Sila Bola Yang Digantung Dan Bola Dilempar Terhadap Kemampuan Passing Bola Dalam Permainan Sepak Takraw Sabri 1 Abstrak Dalam menyikapi persoalan untuk peningkatan prestasi dalam permainan sepak takraw, dimana pengurus besar Persetasi telah melakukan berbagai hal dan upaya diantaranya perbaikan dalam manajemen organisasi,mengadakan pemusatan latihan, meningkat-kan kualitas pelatih, bahkan mendatangkan pelatih dari negara lain, seperti dari Thailand. Namun upaya-upaya tersebut belum dapat mendatangkan hasil yang memuaskan. Oleb sebab itu masih banyak masalah yang harus segera dibenahi dan diperbaiki dengan sesegera, salah satu diantaranya memasyarakatkan olahraga sepak takraw melalui dunia pendidikan dengan mempersiapkan atlet dimulai dari usia dini, dalam arti kata permainan sepak takraw dipersiapkan dari siswa yang duduk di sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama, sekolah lanjutan tingkat atas dan berlanjut sampai kepada perguruan tinggi, sehingga pembinaan akan berjalan secara kontiniu dan berkelanjutan. Berdasarkan data peningkatan hasil metode latihan sepak sila bola dilempar lebih signifikans pengaruhnya dibanding dengan metode latihan sepak sila bola digantung terhadap kemampuan passing bola dalam permainan sepak takraw. Kata kunci: metode latihan sepak sila bola digantung, sepak sila bola dilempar, sepak takraw. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu lembaga formal dalam pelaksanaan suatu pembelajaran yang mengacu kepada tujuan pendidikan Nasional untuk membangun sumber daya manusia sebagai aset pembangunan bangsa baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang. Salah satu untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional dapat dilakukan melalui pendidikan jasmani sebagai mata pelajaran wajib yang dilaksanakan nulai dari sekolah dasar (SD), sekolah lanjutan tigkat pertama (SLTP) dan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) bahkan sebagian perguruan tinggi telah

Upload: mas-ho

Post on 12-Jan-2016

33 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Perbandingan Sepak Sila Bola yang digantung                                              Sabri| 81 dan dilempar   

Perbandingan Latihan Sepak Sila Bola Yang Digantung Dan Bola Dilempar Terhadap Kemampuan Passing Bola Dalam

Permainan Sepak Takraw

Sabri1

Abstrak Dalam menyikapi persoalan untuk peningkatan prestasi

dalam permainan sepak takraw, dimana pengurus besar Persetasi telah melakukan berbagai hal dan upaya diantaranya perbaikan dalam manajemen organisasi,mengadakan pemusatan latihan, meningkat-kan kualitas pelatih, bahkan mendatangkan pelatih dari negara lain, seperti dari Thailand. Namun upaya-upaya tersebut belum dapat mendatangkan hasil yang memuaskan. Oleb sebab itu masih banyak masalah yang harus segera dibenahi dan diperbaiki dengan sesegera, salah satu diantaranya memasyarakatkan olahraga sepak takraw melalui dunia pendidikan dengan mempersiapkan atlet dimulai dari usia dini, dalam arti kata permainan sepak takraw dipersiapkan dari siswa yang duduk di sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama, sekolah lanjutan tingkat atas dan berlanjut sampai kepada perguruan tinggi, sehingga pembinaan akan berjalan secara kontiniu dan berkelanjutan.

Berdasarkan data peningkatan hasil metode latihan sepak sila bola dilempar lebih signifikans pengaruhnya dibanding dengan metode latihan sepak sila bola digantung terhadap kemampuan passing bola dalam permainan sepak takraw. Kata kunci: metode latihan sepak sila bola digantung, sepak sila

bola dilempar, sepak takraw. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan suatu lembaga formal dalam pelaksanaan suatu pembelajaran yang mengacu kepada tujuan pendidikan Nasional untuk membangun sumber daya manusia sebagai aset pembangunan bangsa baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Salah satu untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional dapat dilakukan melalui pendidikan jasmani sebagai mata pelajaran wajib yang dilaksanakan nulai dari sekolah dasar (SD), sekolah lanjutan tigkat pertama (SLTP) dan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) bahkan sebagian perguruan tinggi telah

Page 2: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Volume 03 No. 01 ( Januari - Juni 2011) PRIMARY | 82   

memasukan mata pelajaran pendidikan jasmani ke dalam kurikulum pendidikan.

Pendidikan jasmani yang dilaksanakan disekolah adalah merupakan proses pendidikan melalui penyediaan pengalaman belajar kepada siswa berupa aktivitas jasmani melalui berbagai cabang dan nomor olahraga olahraga yang direncanakan secara konsisten guna meransang pertumbuhan dan perkembangan fisik, keterampilan motorik, keterampilan berpikir, emosional, sosial dan moral.

Batasan pendidikan jasmani dalam Depdikbud yang diuraikan sebagai berikut ”Pendidikan jasmani yang mengutamakan aktivitas fisik dan kebiasaan hidup sehat sehari-hari mempunyai peranan penting dalam pembinaan dan pengembangan individu maupun kelompok dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial, serta emosi yang serasi dan selaras”2.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru diharapkan dapat mengajarkan berbagai tingkat keterampilan gerak dasar yang dapat menunjang pengembangan teknik dan strategi permainan, serta merealisasikan nilai-nilai dan sikap sportif serta meningkatkan kerjsama dalam membiasaka pola hidup sehat. Proses pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung didalam dan diluar kelas baik yang bersifat teoritis maupun dalam bentuk praktis akan selalu melibatka unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial. Sebagaimana pedapat yang dikemukan oleh Suranto ”… bahwa dalam pendidikan jasmani ada nilai-nilai organik, intelektual, neuromuscular, sosial, budaya, emosi, dan kelincahan yang merupakan adaptasi dari pelajaran melalui aktivitas tertentu”3.

Melalui proses pendidikan jasmani yang diberikan kepada anak didik tentu selalu mengharapkan akan memeberikan suatu kontribusi yang besar dalam mengembangkan kompetensi yang dimiliki oleh anak didik, serta meningkatkan pengalaman-pengalaman yang akan dijadikan bekal oleh anak didik dalam kehidupan yang kompleks dimasa yang akan datang. Melalui aktivitas fisik dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani juga dituntut untuk ikut mencapai tujuan yang telah dicanangkan oleh pemerintah yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Sebagaimana terdapat dalam kerangka kurikulum

Page 3: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Perbandingan Sepak Sila Bola yang digantung                                              Sabri| 83 dan dilempar   

pendidikan jasmani 2004 sebagai berikut: ”tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran pedagogis dan tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manuisa untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alamiah berkembang searah dengan perkembagan zaman”4.

Dari kutipan diatas dapat tarik kesimpulan bahwa pendidikan jasmani memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan anak didik, karena anak adalah merupakan suatu omset sebagai sumber tenaga yang sedang dipersiapkan untuk masa yag akan datang sebagai generasi penerus harapan bangsa. Oleh karena itu kurikulum pendidikan jasmani yang diterapkan disekolah-sekolah harus mengikuti perkembangan zaman.

Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Sedangkan dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi menjelaskan tentang cakupan pendidikan yaitu: pendidikan yang berbasis kompetensi mencakup kurikulum, pedagogi dan penilaian. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum berbasis kompetensi meru-pakan konsekuensi dari pendidikan berbasis kompeten-si. Selanjutnya kurikulum berbasis kompetensi merupa-kan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan dan cara pencapai-annya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah5.

Permainan sepak takraw salah satu dari materi dalam pembelajaran penjas memiliki banyak keunikan yang menarik sehingga untuk mempelajarinya diperlukan suatu keseriusan dalam mendapatkan suatu tingkat keterampilan yang baik dari pelakukanya. Dalam mempelajari teknik permainan sepak takraw harus mengikuti tahapan-tahapan yang harus dilalui dengan memakai bermacam-macam metode latihan.

Page 4: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Volume 03 No. 01 ( Januari - Juni 2011) PRIMARY | 84   

Sepak takraw atau yang dikenal dengan permainan sepak raga adalah salah satu cabang olahraga tradisional yang muncul dan berkembang dikawasan negara-negara Asia Tenggara, di Indonesia permainan sepak takraw adalah salah satu cabang olahraga yang masuk kedalam kurikulum pendidikan jasmani.

Untuk dapat melakukan permainan sepak takraw dengan baik dimana pelakunya harus dapat menguasai teknik-teknik permainan yaitu : teknik menendang (sepak sila, sepak cungkil, sepak kuda), menanduk (heading), dan memaha (memainkan bola dengan paha). Teknik menendang (menyepak) dalam permainan sepak takraw dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara dan juga memiliki bermacam-macam fungsi diantaranya sebagai sepak mula (servis), menerima servis, mengumpan dan smesh.

Untuk dapat menguasai tingkat ketrampilan khusus dalam permainan sepak takraw seorang siswa membutuhkan berbagai macam bentuk latihan yang disusun dalam suatu rangkaian program latihan yang dilakukan secara teratur dan kontiniu, serta harus ditunjang dengan berbagai kemajuan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam melatih dan ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan kelancaran dalam melaksanakan latihan.

Pada kesempatan ini penulis akan memberikan suatu bentuk latihan dalam mempelajari teknik dasar sepak sila yang merupakan dasar dalam permainan sepak taraw, dimana latihan dilakukan dengan bola yang digantung dan bola yang dilempar sehingga dalam penelitian ini penulis beri judul ”Perbandingan latihan sepak sila bola yang digantung dan bola yang dilempar terhadap kemampuan passing bola dalam permainan sepak takraw pada siswa putra MAN Pandeglang kelas I (satu)” Landasan Teori a. Hakikat Permainan Sepak Takraw

Sepaktakraw merupakan cabang olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan dan dipisahkan oleh sebuah net dengan ketinggian 1,52 meter dalam luas lapangan yang sama dengan lapangan bulutangkis. Permainan ini dimulai dengan melakukan servis yang dilakukan oleh tekong ke daerah lawan. Pemain regu lawan untuk menerima servis dapat menggunakan berbagai anggota tubuh selain tangan, dimana

Page 5: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Perbandingan Sepak Sila Bola yang digantung                                              Sabri| 85 dan dilempar   

setiap regu diperbolehkan memainkan bola dengan sentuhan sebanyak tiga kali. Permainan sepak takraw yang dilakukan dalam bentuk beregu, dimana setiap regu terdiri dari tiga orang pemain dan cadangan satu orang, dengan posisi pemain yaitu apit kiri, apit kanan dan tekong.

Permainan sepak takraw dapat dilakukan di lapangan terbuka atau lapangan tertutup, permainan sepak takraw juga banyak mengandung nilai-nilai seni yang cukup tinggi, sebagaimana diungkapkan oleh Prawirasaputra bahwa “permainan sepak raga (sepak takraw) ini ternyata memiliki nilai seni atau estetika, karena begitu indahnya gerakan-gerakan seorang pemain pada waktu memainkan bola takraw6. Pada awalnya permainan sepak takraw ini dipergunakan untuk mengisi waktu luang dan juga dipergunakan sebagai hiburan pada setiap acara pernikahan bangsawan atau raja pemangku adat.

Dalam permainan sepak takraw sering memperlihatkan gerakan-gerakan yang sulit dilakukan, seperti gerakan servis yang dilakukan dengan lambungan bola yang tinggi atau gerakan salto saat melakukan smes. Sebagaimana Prawirasaputra menyatakan bahwa ”…pemain bahkan sekali-sekali memperagakan teknik-teknik akrobatik yang membuat penonton terkagum-kagum”7. Gerakan tersebut termasuk gerakan akrobatik yang membutuhkan ting-kat kelenturan, keseimbangan, kecepatan, ketepatan dan kekuatan yang baik dari pada pemain. Sebagaimana Sutarjo menyatakan bahwa kelentukan adalah kemampuan persendian untuk dapat bergerak kesemua arah dengan bebas dan mudah atau dalam arti lain luasnya ruang gerak persendian8. Selanjutnya Mukholid menjelaskan bahwa orang yang memiliki fleksibel tinggi adalah orang yang mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi-sendinya dan mempunyai otot-otot yang elastis9. Melalui latihan-latihan kebugaran jasmani yang baik diharapkan dapat mengembangkan pola gerakan dalam meningkatkan penguasai teknik permainan sepak takraw secara maksimal. Karena latihan yang baik akan dapat membangun dan mengembangkan penguasaan gerakan yang baik dalam melakukan suatu permainan.

1. Teknik dasar permainan sepak takraw Teknik dasar dalam olahraga adalah suatu hal yang harus

dikuasai oleh pemain yang akan ikut melakukan aktivitas pada

Page 6: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Volume 03 No. 01 ( Januari - Juni 2011) PRIMARY | 86   

sebuah cabang olahraga sepak takraw. Gerakan yang baik akan membantu seorang pemain untuk dapat menguasai teknik dasar pada cabang olahraga yang sedang diikutinya. Untuk dapat mengikuti permainan sepak takraw dimana seorang siswa harus dapat menguasai teknik dasar permainan dengan berbagai macam bentuk gerakan. Suhut menyatakan teknik dasar permainan sepak takraw yaitu: service yang dilakukan oleh tekong, menimang bola, smash, heading dan block10. Selanjutnya Bahar mengemukan beberapa teknik khusus yang harus dikuasai oleh pemain sepak takaraw yaitu service, menerima service (menerima bola pertama), umpan (hantaran) smash dan block11.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa teknik dasar permainan sepak takraw meliputi: service yang dilakukan oleh tekong, passing (menimang bola), heading, smash dan block.

Kelima teknik dasar didepan merupakan teknik dasar yang harus dikuasai oleh para pemain sepak takraw, sedangkan teknik dasar khusus yang harus dikuasai oleh pemain sepak takraw. Sebagaimana Usli menjelaskan bahwa teknik dasar dalam permainan sepak takraw adalah sebagai berikut12:

a) Sepakan (menyepak) yang terbagi dalam bentuk : Sepak sila: menyepak bola dengan mempergunakan kaki

bagian dalam. Sepak kuda (sepak kura-kura): menyepak bola dengan

kura-kura kaki atau dengan punggung kaki. Sepak cungkil :menyepak bola dengan menggunakan

ujung kaki (jari-jari kaki). Menapak: menyepak bola dengan menggunakan telapak

kaki. Sepak badek (sepak simpuh): menyepak bola dengan

menggunakan kaki bagian luar/samping. Sepak belakang: menyepak bola dengan menggunakan

tumit kaki. b) Memaha: memainkan bola dengan paha. c) Mendada: memainkan bola dengan dada. d) Membahu: memainkan bola dengan bahu. e) Menyundul: memainkan bola dengan kepala meliputi

Page 7: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Perbandingan Sepak Sila Bola yang digantung                                              Sabri| 87 dan dilempar   

Darwis menambahkan, ditinjau dari perkenaan bola dengan anggota badan, maka seorang pemain sepak takraw harus terampil melakukan13:

a) Sepakan berupa ;sepak sila, sepak kuda, sepak cungkil, sepak menapak yaitu dengan telapak kaki, sepak badek atau sepak samping.

b) Menggunakan kepala bagian depan (dahi), bagian samping dan bagian belakang.

c) Menggunakan dada. d) Menggunakan paha. e) Menggunakan bahu.

Dari sekian banyak teknik yang dipergunakan dalam permainan sepak takraw, penulis memfokuskan pada pelaksanaan sepak sila. Sepak sila adalah teknik menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam. Sepak sila digunakan untuk menerima dan menimang/menguasai bola, mengumpan bola, servis (sepak mula) dan menyelamatkan bola dari serangan lawan. Teknik Melakukan Sepak Sila, yaitu14 :

a) Berdiri dengan dua kaki terbuka berjarak selebar bahu b) Kaki sepak digerakkan melipat setinggi lutut kaki tumpu c) Bola dikenai atau bersentuh dengan bagian dalam kaki

sepak pada bagian bawah dari bola d) Kaki tumpuan agak ditekuk sedikit, badan dibungkukkan

sedikit e) Mata melihat mengarah bola f) Kedua tangan dibuka dan dibengkokkan pada siku untuk

menjaga keseimbangan g) Pergelangan kaki sepak pada waktu menyepak ditegangkan

atau dikencangkan h) Bola disepak keatas lurus melewati kepala

Sepak sila adalah suatu teknik menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam, berguna untuk mengontrol bola dan memberikan umpan kepada teman15. Cara melakukan sepak sila adalah sebagai berikut :

a) Berdiri dengan satu kaki. b) Kaki tendang diangkat setinggi paha dengan lutut

dibengkokan kesamping. c) Bola ditendang dengan kaki bagian dalam.

Page 8: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Volume 03 No. 01 ( Januari - Juni 2011) PRIMARY | 88   

d) Pada waktu menendang, tungkai kaki dikeraskan dan digerakan dari bawah keatas.

e) Pandangan kearah bola dan sasaran. Bila cara melakukan sepak sila telah dikuasai dengan baik,

sehingga dapat mengarahkan bola sesuai dengan keinginan dari pelaku, kearah depan, keatas, kesamping kanan, atau samping kiri.

Adapun pelaksanaan dalam melakukan sepak sila dapat kita uraikan sebagai berikut :

a) Berdiri pada kedua kaki menghadap kearah datangnya bola. b) Saat mau melakukan sepak sila berdiri dengan salah satu

kaki (kiri atau kanan). c) Bila kaki kiri sebagai kaki tumpu maka kaki kanan ditarik

keatas dan telapak kakinya menghadap kedalam, lutut kaki tumpu sedikit ditekuk.

d) Saat melakukan sepak sila kaki sepak diangkat setinggi paha, sedangkan kaki tumpu diluruskan untuk dapat memberikan kekuatan yang terkontrol terhadap jalannya bola.

e) Perkenaan bola menyentuh kaki bagian dalam dibawah mata kaki.

f) Setelah selesai melakukan sepak sila kaki sepak medarat selangkah kedepan untuk menjaga keseimbangan gerak tubuh.

g) Arah bola dapat diubah-ubah, misalnya kekiri, kekanan, keatas dan kedepan dengan merubah posisi kaki yang dipergunakan untuk menyepak. Untuk dapat menguasai teknik sepak sila dalam permainan

sepak takraw dapat dilakukan melalui pengembangan terhadap metode latihan sepak sila dengan bola digantung dan bola dilempar.

2. Komponen fisik yang dibutuhkan dalam permainan sepak takraw

Kondisi fisik dalam permainan sepak takraw sangat dibutuhkan untuk dapat melakukan berbagai bentuk latihan dalam mempelajari teknik-teknik permainan. Komponen-komponen fisik diatas menjadi persyaratan mutlak dalam menggiring atlet atau seseorang siswa didalam mencapai keberhasilan dalam

Page 9: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Perbandingan Sepak Sila Bola yang digantung                                              Sabri| 89 dan dilempar   

peningkatan prestasi pada cabang olahraga sepak takraw. Sehingga dalam mempelajari teknik-teknik permainan sepak takraw dimana seorang siswa tidak akan menunjukan hasil yang baik tanpa didukung oleh kondisi fisik yang memadai, sebagaimana pendapat Harsono yaitu ”…untuk sukses dalam berolahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stress fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi atlet”16.

Dalam upaya mencapai prestasi maksimal seluruh komponen atau unsur kondisi fisik tersebut di atas harus dilatih dan dikembangkan secara sistimatis dan hati-hati sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga yang ditekuni. Lebih lanjut Sajoto menjelaskan bahwa kondisi fisik adalah suatu syarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi17.

Kesimpulan yang diambil berdasarkan penjelasan di atas adalah bahwa kondisi fisik merupakan salah satu faktor dasar untuk mencapai prestasi yang makasimal sehingga seseorang pelatih dalam merancang program latihan untuk atletnya haruslah mencakup latihan kondisi fisik, teknik, taktik strategi dan latihan mental.

Program latihan kondisi fisik haruslah direncanakan secara sistimatis serta ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan kemampuan fugsional dari sistim tubuh sehingga dengan demikian atlet dapat mencapai pretasi yang lebih baik. Sebagaimana Harsono menjelaskan sebagai berikut yaitu : dengan berlatih secara sistimatis dan melalui pengulangan (repetisions) yang konstan, maka organisasi-organisasi mekanisme neurophysiologis kita akan bertambah baik, gerakan-gerakan yang otomatis dan reflektif yang semakin kurang membutuhkan konsentrasi pusat-pusat syaraf dari pada sebelum melakukan latihan tersebut18.

Berdasarkan pendapat diatas dalam penguasaan teknik dasar sepak sila sila dibutuhkan berbagai unsur kebugaran tubuh, karena unsur kebugaran seperti: kelentukan, kekuatan, kecepatan, keseimbangan, daya tahan dan power sangat mempengaruhi kemampuan tubuh dalam bergerak.

Page 10: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Volume 03 No. 01 ( Januari - Juni 2011) PRIMARY | 90   

b. Hakikat Latihan

Dalam upaya meningkatkan keterampilan atau prestasi olahraga seorang siswa dituntut untuk melakukan latihan-latihan dalam meningkatkan potensi keterampilan gerak yang telah mereka miliki supaya menjadi lebih efektif dan efisien dalam suatu gerakan. Hal ini berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh seorang siswa dalam mengembangkan prestasi mereka secara maksimal, sebagaimana Harsno menjelaskan bahwa ”Tujuan serta sasaran utama dari latihan atau training adalah untuk membantu dan meningkatkan keterampilan dan prestasi semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal tersebut ada empat hal yang harus diperhatikan oleh siswa yaitu ; a. latihan fisik, b. latihan teknik, c. latihan taktik, d. latihan mental19.

Suatu kesuksesan dalam kegiatan olahraga sepak takraw selalu menuntut penguasaan tingkat keterampilan seseorang dalam melakukan gerakan-gerakan secara efektif dan efisien.

Adapun batasan komponen aspek yang dibutuhkan dalam latihan sepak sila tersebut adalah sebagai berikut :

1. Latihan fisik Latihan fisik adalah latihan yang ditujukan untuk

mengembangkan kondisi fisik secara keleseluruhan. Kondisi fisik merupakan hal yang penting bagi perkembangan kondisi-kondisi lainnya dalam suatu proses pelatihan olahraga. Harsono menyatakan ”perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh amatlah penting, karena tanpa kondisi fisik yang baik seorang siswa tidak akan dapat mengikuti latihan-latihan dengan sempurna”20.

Kemampuan gerak manusia didalam mempelajari permainan sepak takraw merupakan dasar yang akan menentukan perkembangan berikutnya melalui belajar, berlatih dan bermain, untuk dapat menguasai tingkat keterampilan tertentu dalam permainan sepak takraw harus memperhatikan komponen-komponen yang berhubungan dengan kebugaran jasmani berupa kekuatan, kecepatan, kelentukan, daya tahan, keseimbangan, power (daya ledak), kelincahan dan koordinasi gerakan.

Thorndike dikutip oleh Imron menyatakan tentang hukum belajar yaitu pertama hukum kesiapan (low of readiness), kedua

Page 11: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Perbandingan Sepak Sila Bola yang digantung                                              Sabri| 91 dan dilempar   

hukum latihan (low of exercise), ketiga hukum sebab akibat (low of efek)21.

Untuk pelaksanaan dalam permaian sepak takraw dibutuhkan kesiapan dari siswa untuk melakukan berbagai macam bentuk gerakan, baik secara fisik maupun secara psikologis karena dalam permainan sepak takraw dituntut adalah gerak tubuh secara nyata yang dapat dilihat langsung, sedangkan sifat gerakan dalam mempelajari teknik dalam permainan sepak takraw harus dilakukan secara berulang-ulang untuk mendapatkan gerakan yang otomatis.

Untuk mendapatkan tingkat keterampilan gerak dalam suatu cabang olahraga dimana seorang siswa harus membutuhkan waktu untuk berlatih dan mempelajarinya dalam bentuk praktek, sebagaimana Chaplin (1972) dikutip oleh Syah memberikan dua rumusan dalam belajar yaitu : belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman, ke dua belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus22.

Didalam pelaksanaan belajar gerak mempunyai tujuan-tujuan tertentu yaitu untuk menguasai berbagai tingkat keterampilan gerak tertentu dan untuk mengembangkan tingkat keterampilan yang telah dikuasai dalam menyelesaikan tugas-tugas gerakan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan, misalnya dalam melakukan gerakan passing, siswa harus memperhatikan unsur-unsur dan kriteria-kriteria yang diperlukan seperti lambungan bola, bagian mana dari bola yang akan berkenaan dengan kaki, bagaimana gerak lanjutan dari tubuh secara keseluruhan dan kemana arah bola yang diinginkan sesuai dengan harapan dari pelakunya.

Dalam penguasan gerak yang dikenal dengan keterampilan gerak sebagaimana Syah menyatakan bahwa ”keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscullar) yang lazim tampak dalam kegiatan jasmaniah, yang memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi”23. Sedangkan Lutan menyatakan dimana keterampilan itu dapat dipandang dari dua sisi yaitu : pertama dipandang sebagai suatu perbuatan atau tugas, dan kedua dipandang sebagai indikator dari tingkat kemahiran24.

Page 12: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Volume 03 No. 01 ( Januari - Juni 2011) PRIMARY | 92   

Jika keterampilan dipandang sebagai aksi motorik atau pelaksanaan suatu tugas, dimana keterampilan itu terdiri dari sejumlah respons motorik dan persepsi yang diperoleh melalui belajar. Jika keterampilan dipandang sebagai indikator dari tingkat kemahiran, berarti penguasaan suatu keterampilan motorik sebagai suatu proses dimana seorang siswa megembangkan seperangkat respons kedalam suatu pola gerak yang terorganisasi, terkoordinasi dan terpadu. Sebagaimana Shmidt menyatakan belajar gerak adalah sebagai perubahan dari kemampuan merespons yang bersifat permanen dalam perilaku motorik sebagai hasil latihan-latihan dan pengalaman25.

Melalui latihan-latihan yang teratur dan terprogram untuk suatu tingkat keterampilan gerak akan dapat dilakukan oleh siswa dalam berbagai bentuk rangkaian gerakan tanpa membuat gerakan tersebut terputus. Shmidt menyatakan melalui belajar gerak atau latihan dapat diamati secara langsung dimana terjadi perubahan pada penampilan yang bersifat permanen.26

Sepak sila dapat digunakan untuk melakukan servis (sepak mula) dalam permainan sepak takraw dimana dalam proses latihannya membutuhkan berbagai unsur kesegaran jasmani sebagaimana diungkapkan oleh Harsono yaitu ”…berlatih untuk mengembangkan kecepatan atlet harus dilatih kekuatan, fleksibelitas dan kecepatan reaksinya, dan tidak hanya semata-mata berlatih kecepatan saja”27. Dalam permainan sepak takraw unsur kecepatan dalam melakukan gerakan sangat dibutuhkan sehingga akan menjadi sebuah kebutuhan dalam meningkatkan prestasi bagi seorang atlet.

Hal yang tidak kalah penting adalah memilih bentuk latihan yang spesial dibutuhkan oleh cabang olahraga sehingga hasilnya menjadi lebih efektif, sebaik apapun teknik yang dimiliki oleh seseorang tidak akan menunjukan hasil yang baik apabila tidak didukung oleh kondisi fisik yang memadai, sesuai pendapat Harsono yaitu kalau kondisi fisik baik maka28 :

a) Akan ada peningkatan dalam kemapuan sistim sirkulasi dan kerja jantung.

b) Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan lain-lain komponen kondisi fisik.

c) Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan.

Page 13: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Perbandingan Sepak Sila Bola yang digantung                                              Sabri| 93 dan dilempar   

d) Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan.

e) Akan ada respons yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian dibutuhkan.

2. Latihan teknik Dalam pengembangan permainan sepak takraw harus

memperhatikan unsur-unsur gerakan seperti kecepatan, kekuatan, kelincahan, kelentukan, keseimbangan, daya tahan, ketepatan dan koordinasi gerakan. Sehingga akan memudahkan siswa didalam mempelajari berbagai bentuk teknik dasar permainan sepak takraw. Sebagaimana Corbin menyatakan bahwa bagian yang penting dari perkembangan seorang anak, khususnya perkembangan motorik adalah kesegaran jasmani yang dibagi dalam tiga aspek yaitu : aspek yang berhubugan dengan kesehatan, aspek yang berhubungan dengan keterampilan motorik dan kombinasi kedua aspek29.

Berbagai aktivitas gerak fisik dalam permainan sepak takraw yang berhubungan dengan aspek kesehatan berupa kesegaran dari cardiovascular atau yang berhubungan dengan otot-otot tubuh yaitu kelentukan, keseimbangan, kekuatan dan daya tahan. Aspek yang berhubungan dengan keterampilan motorik terdiri dari kelincahan, kecepatan, waktu reaksi dan koordinasi. Sedangkan aspek perpaduan dari keduanya adalah daya ledak merupakan hasil dari perpaduan kekuatan dan kecepatan.

Latihan teknik adalah latihan yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan dalam penguasaan gerakan-gerakan dasar suatu cabang olahraga. Pentingnya latihan teknik didasarkan atas tuntutan keterampilan gerak suatu cabang olahraga yang berbeda-beda. Keterampilan gerak ini berhubungan dengan kebiasan motorik seseorang, sehingga perlu dilatih agar terbentuk gerak yang efektif dan efisien. Harsono menyatakan ”… gerak dasar setiap bentuk teknik yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga haruslah dilatih dan dikuasai secara sempurna”30. Adapun bentuk-bentuk gerakan teknik dasar dalam permainan sepak takraw yang harus dikuasai oleh siswa dalam melakukan permainan yaitu teknik penyepak (sepakan), memaha, mendada, bahu, dan menanduk (kepala).

Page 14: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Volume 03 No. 01 ( Januari - Juni 2011) PRIMARY | 94   

Belajar keterampilan merupakan upaya untuk mencapai suatu perubahan perilaku gerak yang terjadi sebagai akibat transper dari latihan. Untuk dapat menguasai teknik dan taktik permainan sepak takraw terlebih dahulu harus mengadakan latihan yang rutin dan teratur dalam jangka waktu yang panjang dengan melewati berbagai program latihan. Yunus menyatakan bahwa latihan mempunyai tujuan untuk meningkatkan prestasi, dan memerlukan waktu yang panjang dimulai dari umur muda secara teratur dan maju secara berkelanjutan31.

3. Prinsip-Prinsip Latihan Teknik Efisiensi penggunaan waktu, tenaga dan biaya haruslah

menjadi pemikiran dasar bagi setiap perencanaan dan pelaksanaan suatu kegiatan. Demikian pula dalam masalah pembinaan olahraga prestasi, khususnya cabang-cabang olahraga yang membutuhkan keterampilan gerak khusus dalam mengembangkan kepada penguasaan teknik yang lebih tinggi.

Kemampuan teknik yang dimaksudkan disini adalah kemampuan melakukan gerakan-gerakan dasar yang dapat dilakukan dalam berbagai bentuk gerakan sehingga menjadi suatu gerakan yang otomatis yang disebut dengan tingkat keterampilan dalam cabang permainan sepak takraw, khususnya sepak sila. Tujuan latihan teknik tersebut adalah untuk meningkatkan akurasi sepakan, sebagaimana Griwijoyo menyatakan bahwa latihan atau pegembangan keterampilan teknik berarti mengembangkan kemampuan mengkoordinasi fungsi syarat otot, dan hakekatnya adalah ketepatan dan kecermatan gerakan atau hasil gerakan32.

Dalam melakukan latihan sepak sila pada permainan sepak takraw sangat dibutuhkan kemampuan koordinasi antara mata dan kaki, dibarengi dengan banyaknya pengulangan dalam intensitas latihan, sehingga akan menghasilkan tingkat kecermatan dan ketepatan dalam menempatkan bola pada titik sasaran yang diinginkan oleh pelakunya. Oleh karena itu latihan teknik harus mengacu kepada prinsip-prinsip latihan yang benar dan terprogram dengan baik.

Perlu diketahui bahwa kemampuan mengkoordinasi fungsi otot baik tingkat dasar maupun tingkat tinggi adalah reflex bersyarat. Untuk menghasilkan reflex bersyarat dimana Giriwijoyo menjelaskan sebagai berikut : mula-mula diberi penjelasan tentang gerakan yang harus dipelajari/dilatih baik secara oral

Page 15: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Perbandingan Sepak Sila Bola yang digantung                                              Sabri| 95 dan dilempar   

(penjelasan) maupun secara visual (contoh gerakan, slide dan film). Informasi tersebut diterima oleh pusat kesadaran (cortex sensorik) untuk dilakukan analisa dan di identifikasi macam-macam gerakan dasarnya dan urutan rangkaian gerakan-gerakan dasar itu, kemudian dirumuskan menjadi pola gerakan untuk disampaikan ke pusat motorik. Pola gerakan yang sudah dirumuskan itu juga disampaikan ke pusat koordinasi (cerebellum = otak kecil) untuk dilaksanakan oleh ergosistema primer33.

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan suatu tingkat keterampilan gerak merupakan keterpaduan yang kompleks antara fungsi syaraf dan kerja otot, sehingga dalam mempelajari teknik dasar sepak sila dalam permainan sepak takraw tidaklah cukup dengan hanya berpraktek saja dimana siswa harus diajak bekerja sama dalam menganalisa bentuk-bentuk gerakan yang akan dan sedang dipelajari. Siswa yang memiliki pengetahuan dan mengerti cara menganalisa gerakan akan lebih cepat untuk dapat dikembangkan melalui latihan yang intensif dalam menguasai tingkat keterampilan gerak sepak sila dalam permainan sepak takraw.

Selanjutnya harus diingat dalam melakukan latihan teknik jangan sampai mengalami tingkat kelelahan yang tinggi, karena kelelahan akan menurunkan akurasi teknik. Hal ini pun diutarakan oleh Gririwijoyo bahwa ”kelelahan akan menghapus refleks bersyarat yang arus diperoleh dan menurunkan sebanyak 50% refleks bersyarat yang telah lama dikuasainya” dengan demikian prinsip kelelahan harus dipahami dalam menyusun program latihan secara seksama oleh pelatih.

Selain prinsip kelelahan, prinsip lainnya yang penting adalah prinsip intensitas. Perubahan-perubahan fungsi fisiologis yang positif akan terjadi apabila siswa dilatih melalui suatu program latihan yang intensif yang dilandaskan pada prinsip overload dimana secara progresif menambah beban kerja, seperti jumlah pengulangan serta kadar intensitas dari pengulangan tersebut.

Kesan atau hasil dari pada latihan bukanlah sesuatu yang kekal. sekiranya latihan tidak dilakukan secara kontiniu, penurunan dalam prestasi akan berlaku, pada umunya penurunan dalam daya tahan mengambil masa yang lebih singkat berbanding dari pada meningkatkannya. Prestasi fisikal menurun dengan

Page 16: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Volume 03 No. 01 ( Januari - Juni 2011) PRIMARY | 96   

kentara jika latihan tidak dilakukan lebih dari pada 72 jam. Oleh karena itu, terdapat fase transisi selepas sesuatu pertandingan bagi mengekalkan prestasi dan kesegaran atlit34.

4. Latihan mental Kemampuan lain yang juga perlu kita perhatikan adalah

kemampuan psikologis siswa karena dalam suatu proses pembinaan selalu menuntut tingkat kesabaran dan keyakinan dari siswa dalam menguasai suatu gerakan, dimana untuk dapat menguasai suatu tingkatan gerakan memerlukan waktu yang panjang dalam melakukan latihan secara berulang-ulang. Oleh karena itu siswa dituntut untuk melatih kemampuan dalam mengatasi gejala psikis.

Latihan mental adalah latihan yang ditujukan untuk mengembangkan kematangan dan perkembangan emosional siswa. Menghadapi suatu kondisi latihan dan pertandingan dari setiap siswa relatif berbeda-beda. Respons terhadap kondisi tersebut dapat bersifat positif dan negatif, oleh karena itu kematangan dan pengendalian emosi siswa perlu dilatih secara seksama agar siswa memiliki mental yang baik. Bentuk latihan ini dapat berupa tugas-tugas latihan yang padat, uji coba dengan atlet-atlet yang berpengalaman dalam simulasi pertandingan.

Selain ketiga prinsip di atas, prinsip lain yang tidak kala pentingnya dalam memberikan dukungan terhadap peningkatan keterampilan dalam penguasaan teknik sepak sila adalah prinsip psikologis. Kajian psikologis dimaksudkan bahwa latihan harus dapat meningkatkan kondisi mental atau kejiwaan siswa sehingga dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam menghadapi suatu beban latihan. Prinsip-prinsip latihan yang berkaitan dengan aspek psikologis di antaranya adalah sebagai berikut :

a) Prinsip partisipasi aktif

Prinsip ini mengisyaratkan bahwa siswa merupakan subjek yang paling menentukan tercapainya prestasi. Dalam hal ini keterlibatan siswa secara aktif dalam proses penetapan tujuan dan sasaran latihan bersama pelatih sangat dibutuhkan. Peran pelatih bagi siswa adalah membantu siswa dalam latihan yang sudah ditetapkan. Hal ini berarti siswa itu sendiri mempunyai peranan yang menentukan terhadap pencapaian sasaran. Dengan kata lain

Page 17: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Perbandingan Sepak Sila Bola yang digantung                                              Sabri| 97 dan dilempar   

siswa selalu aktif dalam setiap latihan dan menunjukkan keseriusannya untuk mencapai tujuan latihan.

b) Prinsip variasi latihan Latihan dalam jangka waktu yang lama sering

menimbulkan kejenuhan bagi siswa sebagai calon atlet muda, apalagi program latihan yang dilaksanakan bersifat menoton dengan mempergunakan beban yang berat. Oleh karena itu latihan harus dilakukan dengan berbagai variasi dan bentuk-bentuk latihan, sehingga beban berat yang dijalani oleh siswa tidak terasa menjadi beban.

Prestasi fisikal akan meningkat bila berlaku penambahan dalam beban kerja. penambahan beban kerja perlu dilakukan secara progresif setelah badan atau sistem biologi dapat beradaptasi dengan beban kerja yang dikenakan. Penambahan boleh dilakukan dengan memanipulasikan beban pembolehubah-pembolehubah berikut35:

intensiti latihan : kualiti kerja frekuensi latihan : kekerapan latihan jangka/masa : masa yang diambil bagi sesuatu latihan. Peak Performance ialah merupakan hasil langsung dari

adaptasi siswa terhadap berbagai sistem, metode, dan bentuk latihan. Terciptanya peak performance merupakan hasil dari persiapan siswa yang cermat, berdasarkan program latihan yang terorganisasi, direncanakan secara bertahap, objektif, dan berkesinambungan

Melalui latihan yang panjang dan teratur dengan baik akan dapat mingkatkan kualitas penampilan sebagaimana yang dinyatakan oleh Harzuki sebagai berikut bahwa “Faktor yang memungkinkan tercapainya peak performance, yaitu: (-) volume latihan, (-) manipulasi volume dan intensitas latihan, (-) kemam-puan siswa untuk dapat recovery dengan cepat usai latihan/pertandingan, (-) kondisi neuro-muscular yang sempurna atau hampir sempurna, (-) overkompensasi, (-) motivasi, arousal, relaksasi psikologis” 36.

Pada hakikatnya untuk mencapai prestasi tinggi setelah melewati masa pemula dan pembentukan yang baik, dimana latihan akan menjadi efektif dan efesien apabila prinsip-prinsip latihan dan norma/kaidah latihan diterapkan dengan baik.

Page 18: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Volume 03 No. 01 ( Januari - Juni 2011) PRIMARY | 98   

5. Latihan ketepatan (accuracy) Dalam permainan sepak takraw untuk medapatka hasil

permainan yang baik seorang atlet dituntut untuk dapat menempat bola pada tempat-tempat yang menguntungkan, untuk ini perlu melakukan latihan yang menunjang dalam meningkatkan kemampuan untuk menguasai bola dalam permainan. Untuk memulai permainan dimana salah seorang apit harus membuat lambungan bola yang baik sehingga memudahkan bagi tekong untuk melakungan tendangan servis (sepak mula), sehingga tekong akan dapat dengan mudah untuk menempatkan bola ke daerah yang sulit diambil oleh regu lawan.

Didalam pelaksanaan permainan kemampaun seorang siswa dalam melakukan sepak sila dan ketepatan dalam mengarahkan bola akan memiliki mamfaat seperti mengontrol bola, memberikan umpan, servis dan menyebrangkan bola kedaerah lawan. Sebagaimana ungkapan yang dikemukakan oleh Darwis dan Basa bahwa ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan sesuatu gerak ke sasaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan.37

Selanjutnya Darwis dan Basa menjelaskan fungsi dari ketepatan adalah sebagai berikut38 :

a) Prestasi akan lebih baik. b) Gerakan lebih efisien dan efektif. c) Mencegak terjadinya cedera. d) Mempermudah menguasai teknik dan taktik.

Dengan memiliki kemampuan yang baik yang dikenal dengan tingkat kerampilan yang baik seseorang siswa akan lebih mudah penyesuaian dirinya terhadap macam-macam bentuk gerakan yang dibutuhkan dalam mempelari teknik sepak sila pada permainan sepak takraw.

6. Prinsip kesadaran Prinsip latihan didasarkan pada tujuan dan sasaran yang

harus dicapai oleh siswa, baik dalam latihan maupun pertandingan. Dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka siswa harus memiliki kesadaran tentang kemampuan dirinya dan target yang harus dicapai. Oleh karena itu dalam penetapan tujuan dan sasaran harus melibatkan siswa sehingga terdapat kesesuaian antara kemampuan dan sasaran.

Page 19: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Perbandingan Sepak Sila Bola yang digantung                                              Sabri| 99 dan dilempar   

Analisis Gerakan Sepak Sila Bola yang di Gantung dan Bola yang di Lempar

Banyak bentuk dan metode latihan untuk meningkatkan kemampuan passing bola dalam permainan sepak takraw. Metode yang menjadi pokok bahasan penulis yaitu latihan sepak sila bola yang digantung dan bola yang dilempar. Adapun analisis gerakan sepak sila bola yang digantung yaitu pada pelaksanaannya bola dimasukan kedalam keranjang, kemudian digantung dengan memakai tali yang dikaitkan pada sebuah palang, ketinggiannya disesuaikan dengan kemampuan awal siswa, secara perlahan ketinggian gantungan bola dinaikan secara perlahan (bertahap), dengan menambah ketinggian gantungan bola akan memberikan penambahan terhadap tekanan bola saat melakukan latihan sepak sila. Dengan demikian berdasarkan analisis gerak siswa akan mudah dapat melakukan teknik sepak sila serta mengarahkan bola kedaerah yang diinginkan karena jalannya bola dalam bentuk vertikal.

Lain halnya dengan metode latihan sepak sila bola yang dilempar, dimana dalam pelaksanaannya sampel saling bergantian melemparkan bola dan melakukan sepak sila. Yang melakukan lemparan adalah manusia sehingga setiap lemparan tentu tidak sama kecepatan dan arahnya bola sehingga menuntut yang menerima atau pelaku sepak sila harus menyesuaikan gerakannya dengan jalannya bola. Lemparan yang dilakukan dengan mempergunakan perkiraan dari pelaku akan menimbulkan hasil lemparan yang bervariasi sehingga menuntut siswa untuk berpikir dengan lebih baik untuk dapat melakukan sepak sila serta mampu mengarahkannya kearah yang diinginkan. Dengan demikian berdasarkan analisis siswa akan mampu melakukan sepak sila dalam permainan lebih baik karena adanya variasi kedatangan bola sehingga menimbulkan adanya pengalaman baru dari siswa untuk mudah menyesuaikan diri dengan gerakan.

Metode Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mencari jalan pemecahan masalah dengan cara mencari teori dan pengujian teori. Untuk itu diperlukan berbagai cara yang sifatnya ilmiah, sebagaimana dijelaskan oleh Kerlinger dalam Bella yaitu penelitian ilmiah sebagai penelitian yang sistimatis, terkontrol, empiris dan

Page 20: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Volume 03 No. 01 ( Januari - Juni 2011) PRIMARY | 100   

penyelidikan kritis dari proporsi-proporsi hipotesis tentang hubungan yang diperkirakan39. Oleh karena itu penulis dalam penelitian harus memilih jenis penelitian sebagai langkah pendekatan yang sesuai dengan variabel-variabel penelitian.

Mengenai pendekatan penelitian dijelaskan oleh Arikunto bahwa pendekatan penelitian dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung dari sudut pandangannya, walaupun sebenarnya antara jenis yang satu dengan jenis yang lain kadang-kadang saling over lapping, namun dalam pelaksanaannya pendekatan masih dapat dikelompok dalam40 :

a. Jenis pendekatan menurut teknik samplingnya adalah b. Jenis pendekatan menurut timbulnya variabel adalah

Dari kutipan diatas penulis mengambil pendekatan eksprimen sebagai cara atau metode untuk memecahkan masalah dan mencari jawaban atas hipotesis yang diajukan. Penulis anggap bahwa metode eksprimen adalah metode yang paling tepat. Sebagaimana pendapat yang dikemukan oleh Suryabrata yaitu penelitian eksprimen pada umumnya dianggap sebagai penelitian yang memberikan informasi paling mantap baik dipandang dari segi internal validity maupun dari eksternal validity41.

Alasan yang lain penulis gunakan dalam memakai metode penelitian eksprimen karena masalah yang dihadapi adalah mengungkapkan faktor-faktor sebab-akibat sebagaimana Bell mejelaskan bahwa metode eksprimen adalah satu-satunya mentode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis mengenai hubungan sebab dan akibat, dan juga metode eksprimen dapat mewakili pendekatan yang paling sahih dalam pemecahan masalah, baik secara praktis maupun secara teori42.

Dengan mengacu kepada pendapat-pendapat di atas dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu terikat. Yang merupakan variabel bebas adalah latihan sepak sila bola yang digantung dan latihan sepak sila bola dilempar, sedangkan variabel terikat adalah kemampuan passing bola dalam permainan sepak takraw

a. Populasi dan Sampel Populasi merupakan subjek penelitian yang sangat penting,

karena tanpa sabjek yang akan diteliti tidak akan mendapatkan data atau informasi yang diperlukan untuk menguji hipotesis. Sebagaimana Sudjana menjelaskan bahwa populasi itu adalah

Page 21: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Perbandingan Sepak Sila Bola yang digantung                                              Sabri| 101 dan dilempar   

totalitas semua nilai yang mungkin, hal menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif megenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya43.

Sedangkan yang dimaksud sampel menurut Surakhmad adalah penarikan sebagian populasi untuk mewakili dari seluruh populasi44. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh siswa putra kelas X MAN Pandeglang yang berjumlah 73 orang, sedangkan sampel yang diambil sebanyak 30 orang.

b. Hasil Pengolahan Data Setelah data diperoleh langkah selanjutnya adalah

melakukan identifikasi data, pengolahan dan analisis data agar data tersebut memberikan makna atau memberikan arti sebagai pendukung pengujian hipotesis. Untuk mencapai tujuan tersebut menggunakan rumus-rumus statistik yang meliputi pengujian normalitas, homogenitas dan signifikansi sehingga dapat diketahui ada tidaknya mamfaat dari suatu perlakuan.

c. Skor Rata-Rata Simpangan Baku Skor rata-rata dari simpangan baku dari setiap tes dapat

dilihat pada table berikut ini:

Tabel 4.1 Hasil Penghitungan Skor Rata-Rata Dan Simpangan Baku Tes

Passing Bola Dalam Permainan Sepak Takraw

NO KELOMPOK TES RATA-RATA SIMPANGAN BAKU

1 Kelompok A Tes Awal Tes Akhir Hasil Latihan

6,00 9,27 3,27

1,20 1,22 0,96

2 Kelompok B Tes Awal Tes Akhir Hasil Latihan

6,00 12,67 6,67

1,36 0,82 1,05

1. Hasil Pengujian Normalitas Data Setiap Tes

Untuk menguji normalitas data menggunakan uji statistik Lilliefors, hasil pengujian normalitas data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.

Page 22: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Volume 03 No. 01 ( Januari - Juni 2011) PRIMARY | 102   

Tabel 4.2

Hasil Pengujian Normalitas Data Tes Passing Sepak Bola Dalam Permainan Sepak Takraw

Data Hasil Tes Lo Ltabel Hasil

1. Kelompok A Tes awal Tes Akhir

0,133 0,184

0,257 0,257

Normal Normal

2. Kelompok B Tes awal Tes Akhir

0,129 0,208

0,257 0,257

Normal Normal

Dari tabel diatas diperoleh bahwa Lhitung (Lo) lebih kecil

dari Ltabel pada taraf nyata 0,01 yang berarti data tersebut berdistribusi normal 2. Pengujian Homogenitas Data Dari Setiap Tes

Setelah data diuji normalitasnya, langkah selanjutnya melakukan uji homogenitas. Hasil perhitungan homogenitas data dari setiap tes dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Homogenitas Data Tes Passing Bola Dalam

Permainan Sepak Takraw

Periode Tes F hitung F tabel Hasil Tes awal 1,28 3,70 Homogen Tes akhir 2,22 3,70 Homogen

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi F pada

taraf nyata (α) = 0,01 dan dk = n – 1, semua angka F ½ α (V1 dan V2) lebih besar dari perhitungan statistik F. dengan demikian data-data setiap tes tersebut berdistribusi homogen

3. Hasil Pengujian Signifikansi / Uji Beda

Karena data-data dari setiap tes berditribusi normal dan kedua varianna homogen, selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi untuk menetahui ada tidaknya peningkatan yang signifikan setelah sampel mendapat perlakukan. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawa ini.

Page 23: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Perbandingan Sepak Sila Bola yang digantung                                              Sabri| 103 dan dilempar   

Tabel 4.4 Pengujian Signifikansi Peningkatan Hasil Latihan Kelompok A

Dan B

Kelompok Tes thitung ttabel hasil Kelompok A 13,080 1,761 Signifikan Kelompok B 24,707 1,761 Signifikan

Dari tabel diatas diperoleh nilai thitung kelompok A pada

taraf 0,05 berada diluar batasinterval ttabel dengan demikian diketahui adanya perbedaan antara hasil tes awal dengan tes akhir setelah diberikan perlakuan. Hal yang sam juga brlaku pada kelompok B yaitu thitung kelompok B pada taraf nyata 0,05 berada dilaur batas interval dati ttabel, dengan demikian terdapat perbedaan antara tes awal dengan tes akhir setelah dibereikan perlakuan.

Adapun pengujian hipotesis hasil latihan kelompok A dan kelompok B disajikan dalam tabel 4.5 dibawah ini.

Tabel 4.5 Pengujian Signifikansi Perbedaan Hasil Latihan Kelompok A Dan

Kelompok BDalam Permainan Sepak Takraw

Kelompok Tes t hitung t tabel Hasil Kelompok A Kelompok B 9,189 2,048 Signifikan

Berdasarkan data hasil perhitungan diatas maka thitung

ada diluar batas interval ttabel, maka terdpat perbedaan yang signifikan antara hasil latihan kelompok A (latihan sepak sila degan bola digantung) dan hasil kelompok B (latihan sepak sila bola dilempar) sehingga kedua bentuk latihan tersebut memberikan pengaruh yang berbeda, dimana latihan sepak sila bola yang dilempar memberikan pegaruh yan lebih signifikan bila dibandingkan dengan latihan sepak sila bola yang digantung terhadap kemampuan passing bola dalam permainan sepak takraw, oleh karena itu hipotesi yang diajukan dapat diterima Kesimpulan

Page 24: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Volume 03 No. 01 ( Januari - Juni 2011) PRIMARY | 104   

Atas dasar pengolahan data dan analisis data dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Metode latihan sepak sila bola yang digantung memberikan

pangaruh yang signifikan terhadap kemampuan passing dalam permainan sepak takraw.

b. Metode latihan sepak sila bola yang dilempar memberikan pangaruh yang signifikan terhadap kemampuan passing dalam permainan sepak takraw.

c. Berdasarkan data peningkatan hasil latihan dari masing-masing kelompok tersebut menunjukan bahwa metode latihan sepak sila bola yang dilempar dapat memberikan pengaruh yang lebih besar dalam peningkatan kemampuan penguasaan bola dalam melakukan passing bola bila dibandingkan denga metode latihan sepak sila bola yang gantung didalam permainan sepak takraw.

Catatan Akhir:                                                             

1 Dosen Fakultas Tarbiyah dan Adab IAIN “SMH” Banten 2 Depdikbud., 1995. Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. Jakarta :

Depdikbud., p. 2 3 Suranto, Heru. 1994. Pengetahuan Umum Pendidikan Jasmani. Jakata :

Penerbit Universitas Terbuka. p. 28 4 Depdiknas. Kurikulum Pendidikan Jasmani. (Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional, 2003) p.1 5 Depdiknas. Kerangka Dasar Kurikulum 2004. (Jakarta:Dirjen Dikdasmen.

Departemen Pendidikan Nasional Republih Indonesia. 2004) p. 10. 6 Prawirasaputra, Sudrajat. 2000. Dasar-Dasar Kepelatihan. Bandung :

Departemen Pendidikan Nasional, Drjen Dikdasmen, Bagian Proyek Penataran Guru SLTP setara D-III. p. 2

7 Ibid., p. 2 8 Sutarjo, Ajo. 2003. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Serang :

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidkan. Program D II PGSD. p. 102.

9 Mokhlid, Agus. 2004. Pendidikan Jasmani Kelas I SMA. Jakarta : Yudhistira. p. 8

10 Suhud, Muhamad. 1991. Sepak Takraw. Jakarta : Balai Pustaka. p. 13. 11 Bahar, Asril. 1997. Teknik Dasar dan Teknik Khusus Dalam Permainan

Sepak Takraw. Buletin Sepak Takraw. Jakarta : PB PERSETASI, Edisi 3 Maret. p. 37. 12 Usli. 1998. Dasar-Dasar Sepak Takraw dan Peraturan Pertandingan.

Jakarta : CV. Baru. p. 23. 13 Darwis, Ratinus dan Penghulu Basa. 1992. Olahraga pilihan Sepak Takraw.

Jakata : Depdikbud. P2TK. p. 58. 14http://gdesuardiana.blogspot.com/2010/12/teknik-menyepak-dan-

menimang-bola-ada.html 15 Kusyanto, Yanto. 1996. Penuntun Belajar Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan Untuk SMU Kelas III. Bandung : Ganeca Exact. p. 95.

Page 25: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Perbandingan Sepak Sila Bola yang digantung                                              Sabri| 105 dan dilempar   

                                                                                                                                            16 Harsono. op. cit., p. 153. 17 Sajoto, M., 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik

Dalam Olahraga. Semarang : hara Prize. P. 16. 18 Ibid., 102. 19 Harsono. op. cit., p. 100. 20 Ibid., p. 100. 21 Imron, Ali. 1995. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta : PT. Dunia

Pustaka Jaya. pp. 8 – 9. 22 Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Logos Wacana Ilmu.

pp. 60 – 61. 23 Ibid., p. 109. 24 Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik Teori dan Metode.

Jakarta : Dikti Depdikbud., pp. 94-95. 25 Shmidt, Richard A., 1991. Motor Learning Performance. USA : Human

Kinetis Publsher. P. 154. 26 Ibid., p. 155. 27 Ibid., p. 216. 28 Harsono. op. cit., p. 153. 29 Corbin, Charles B., 1980. A. Texbook of Motor Development. Dubuque :

Wm.C.Brown Publisher. P. 101. 30 Harsono. op. cit., p. 100. 31 Yunus, M., 1992. Olahraga Pilihan Bolavoli. Jakarta : Dikti Depdikbuk. p.

68 32 Giriwijoyo, Santoso. 2004. Ilmu Faal Olahraga. Bandung : FPOK UPI

Bandung. p. 240. 33 Ibid., p. 237. 34 http://pjhyperx.blogspot.com/2009/04/prinsip-prinsip-latihan-fizikal.html 35 http://pjhyperx.blogspot.com/2009/04/prinsip-prinsip-latihan-fizikal.html 36 Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini, Kajian Para Pakar.

Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. p. 361. 37 Darwis dan Basa. op. cit., p. 161. 38 Ibid., p. 161. 39 Bella, et. al. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit

Universitas Indonesia (UI Press). p. 2. 40 Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. p. 80. 41 Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta : CV. Rajawali.

p. 43. 42 Bella. op. cit., p. 93. 43 Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung : Tarsito. p. 6 44 Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode

dan Teknik. Bandung : Tarsito. p. 93.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta Bahar, Asril. 1997. Teknik Dasar dan Teknik Khusus Dalam

Permainan Sepak Takraw. Buletin Sepak Takraw. Jakarta : PB PERSETASI, Edisi 3 Maret.

Bella, et. al. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI Press).

Page 26: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Volume 03 No. 01 ( Januari - Juni 2011) PRIMARY | 106   

                                                                                                                                            Corbin, Charles B., 1980. A. Texbook of Motor Development.

Dubuque : Wm.C.Brown Publisher.. Darwis, Ratinus dan Penghulu Basa. 1992. Olahraga pilihan Sepak

Takraw. Jakata : Depdikbud. P2TK. Depdikbud., 1995. Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. Jakarta

: Depdikbud., Depdiknas., 2003. Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta :

Departemen Pendidikan Nasional. Depdiknas., 2004. Kerangka Dasar Kurikulum 2004. Jakarta :

Dirjen Dikdasmen. Departemen Pendidikan Nasional Republih Indonesia.

Giriwijoyo, Santoso. 2004. Ilmu Faal Olahraga. Bandung : FPOK UPI Bandung.

Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini, Kajian Para Pakar. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

http://gdesuardiana.blogspot.com/2010/12/teknik-menyepak-dan-menimang-bola-ada.html

http://pjhyperx.blogspot.com/2009/04/prinsip-prinsip-latihan-fizikal.html

Imron, Ali. 1995. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya.

Kusyanto, Yanto. 1996. Penuntun Belajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Untuk SMU Kelas III. Bandung : Ganeca Exact.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik Teori dan Metode. Jakarta : Dikti Depdikbud.,

Mokhlid, Agus. 2004. Pendidikan Jasmani Kelas I SMA. Jakarta : Yudhistira.

Prawirasaputra, Sudrajat. 2000. Dasar-Dasar Kepelatihan. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional, Drjen Dikdasmen, Bagian Proyek Penataran Guru SLTP setara D-III.

Sajoto, M., 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang : hara Prize.

Shmidt, Richard A., 1991. Motor Learning Performance. USA : Human Kinetis Publsher.

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung : Tarsito. Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. Bandung : Tarsito.

Suhud, Muhamad. 1991. Sepak Takraw. Jakarta : Balai Pustaka. Suranto, Heru. 1994. Pengetahuan Umum Pendidikan Jasmani.

Jakata : Penerbit Universitas Terbuka. Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta : CV.

Rajawali.

Page 27: Sepak Sila Digantung Dan Di Lempar

Perbandingan Sepak Sila Bola yang digantung                                              Sabri| 107 dan dilempar   

                                                                                                                                            Sutarjo, Ajo. 2003. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Serang :

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidkan. Program D II PGSD.

Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Logos Wacana Ilmu.

Usli. 1998. Dasar-Dasar Sepak Takraw dan Peraturan Pertandingan. Jakarta : CV. Baru.

Yunus, M., 1992. Olahraga Pilihan Bolavoli. Jakarta : Dikti Depdikbuk.