upaya peningkatan hasil belajar gerak dasar lempar cakram .../upaya... · lempar cakram gaya...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR
LEMPAR CAKRAM GAYA MENYAMPING DENGAN
MEDIA PIRING PLASTIK PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 1 KEDUNGMENJANGAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
OLEH:
SRI SUDARSIH
NIM X4711172
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR
LEMPAR CAKRAM GAYA MENYAMPING DENGAN
MEDIA PIRING PLASTIK PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 1 KEDUNGMENJANGAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
SRI SUDARSIH
NIM X4711172
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama : Sri Sudarsih
NIM : X4711172
Jurusan/Program Studi : JPOK/Penjaskesrek
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “UPAYA PENINGKATAN HASIL
BELAJAR GERAK DASAR LEMPAR CAKRAM GAYA MENYAMPING
DENGAN MEDIA PIRING PLASTIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1
KEDUNGMENJANGAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan,
Sri Sudarsih
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juli 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Waluyo, M.Or Slamet Widodo, S..Pd.M.Or
NIP 19660307 199403 1 002 NIP 19711228 200312 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal : Juli 2012
Tim Penguji Skripsi: ( Tanda Tangan)
Ketua : Sri Santoso Sabarini, S.Pd.M.Or ____________________
Sekretaris : Drs. Sugiyoto, M.Pd. ____________________
Anggota I : Drs. Waluyo, M.Or. ____________________
Anggota II : Slamet Widodo, S.Pd.M.Or ____________________
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Sri Sudarsih. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR
LEMPAR CAKRAM GAYA MENYAMPING DENGAN MEDIA PIRING
PLASTIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KEDUNGMENJANGAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar
lempar cakram gaya menyamping dengan media piring plastik pada siswa kelas V SD
Negeri 1 Kedungmenjangan.
Metode penelitian menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan tahun
pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 11
siswa perempuan. Teknik pengumpulan data melalui tes dan pengukuran keterampilan
gerak dasar lempar cakram dan observasi dari proses pembelajaran. Teknik analisis
data yang digunakan adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif.
Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa modifikasi alat berupa piring plastik dapat
meningkatkan hasil belajar lempar cakram gaya menyamping pada siswa kelas V SD
Negeri 1 Kedungmenjangan. Hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan dari
kondisi awal, siklus I dan siklus II, pada kondisi awal yang termasuk kategori baik
sekali (tuntas) sebanyak 3 siswa (16%), kategori baik (tuntas) sebanyak 1 siswa (5%)
dan kategori cukup (tuntas) sebanyak 6 siswa (32%), dan kategori kurang (belum
tuntas) sebanyak 9 siswa (47%). Pada siklus I yang termasuk dalam kategori baik
sekali (tuntas) sebanyak 4 siswa (21%), kategori baik (tuntas) 1 siswa (5%), kategori
cukup (tuntas) sebanyak 10 siswa (53%), dan kategori kurang (belum tuntas) sebanyak
4 siswa (21%). Pada siklus II yang masuk dalam kategori baik sekali (tuntas) sebanyak
3 siswa (16%), kategori baik (tuntas) sebanyak 2 siswa (10%), kategori cukup (tuntas)
sebanyak 14 siswa (74%), dan dari 19 siswa ternyata 100% tuntas dalam belajar
lempar cakram gaya menyamping.
Simpulan dari hasil penelitian tindakan kelas ini dari kondisi awal sebelum
mendapat perlakuan menunjukkan bahwa dari 19 siswa yang tuntas dalam belajar
hanya 10 siswa (53%). Pada siklus I meningkat menjadi 15 siswa (79%) yang tuntas
dalam belajar. Pada siklus II yang tuntas dalam belajar sebanyak 19 siswa (100%).
Kata kunci: hasil belajar, gerak dasar, lempar cakram, gaya menyamping, piring
plastik, siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Hati suci selalu benar, tetapi gejolak hati selalu mengubah hasrat hati suci.
Orang yang ada dalam hati suci adalah orang yang taqwa dan beriman. Itulah
tantangan hidup.
Tidak ada kekayaan yang melebihi akal, dan tidak ada kemelaratan yang
melebihi kebodohan.
Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan /
diperbuatnya. ( Ali Bin Abi Thalib )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada:
1. Anak-anakku tersayang
2. Semua orang yang telah banyak membantu dalam hidupku
3. Semua teman-temanku senasib dan seperjuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
hidayah serta karunia-Nya, sehingga dapat terselesaikan penyusunan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kendala, tetapi dengan bantuan
berbagai pihak yang telah membantu baik secara fisik, psikis, maupun finansial maka
kendala tersebut dapat diatasi bahkan menjadi kekuatan.
Pada kesempatan yang baik ini, peneliti mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Mulyono, MM, Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. H. Sunardi, M.Kes, Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Bapak Drs. Waluyo, M.Or, selaku Pembimbing I dan Bapak Slamet Widodo, S.Pd.
M.Or, selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam penyusunan skripsi ini..
5. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus memberikan
ilmu dan masukan-masukan kepada peneliti.
6. Bapak Daryanto, S.Pd. Kepala SD Negeri 1 Kedungmenjangan, yang telah
memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
7. Ibu Sundari, selaku kolaborator yang telah banyak memberikan masukan.
8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini,
Peneliti menyadari benar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini
karena memang keterbatasan pengetahuan peneliti. Oleh karena itu tegur sapa dari
pembaca sangat peneliti harapkan sebagai bahan perbaikan pada kesempatan
mendatang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi pembaca.
Surakarta, Juli 2012
Peneliti,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
JUDUL …………………………………………………………………….. i
PENGAJUAN …………………………………………………………….. . ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………………….. iii
PERSETUJUAN …………………………………………………………… iv
PENGESAHAN …………………………………………………………… v
ABSTRAK ………………………………………………………………… vi
MOTTO …………………………………………………………………… vii
PERSEMBAHAN …………………………………………………………. viii
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… . xi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah …………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………….. 3
C. Tujuan Penelitian …………………………………………… 3
D. Manfaat Penelitian …………………………………………. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka……….. .......................................................... 5
1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan……………. 5
2. Belajar …………………………………. .......................... 7
3. Pembelajaran …………………………………………….. 7
4. Hasil Belajar …………. .................................................... 15
5. Gerak Dasar ……………………………………. ............. 16
6. Lempar Cakram …………………………………………. 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
7. Media Pembelajaran …………………………………….. 19
8. Modifikasi Cakram ……………………………………… 20
B. Kerangka Berpikir .................................................................. 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………… . 23
1. Tempat Penelitian ……………………………………….. . 23
2. Waktu Penelitian ………………………………………… . 23
B. Subyek Penelitian …………………………………………… 23
C. Data dan Sumber Data ………………………………………. 24
D. Pengumpulan Data ………………………………………….. 24
E. Uji Validitas Data ……………………………………………. 25
F. Analisis Data ……………………………………………….. 26
G. Indikator Kinerja Penelitian ………………………………… 26
1. Rancangan Siklus I ……………………………………… 29
2. Rancangan Siklus II …………………………………….. 30
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan………………………………………… 31
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus…………………………. 31
1. Kondisi Awal Kemampuan Gerak Dasar Lempar Cakram
Gaya Menyamping dan Ketuntasan Hasil Belajar ……….. 32
2. Pelaksanaan Tindakan I ………………………………….. 33
3. Deskripsi Tindakan II ……………………………………. 34
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus……………………. 47
1. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Dari Kondisi
Awal ke Siklus I ………………………………………. 47
2. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Siklus I
Ke Siklus II …………………………………………….. 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
3. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi
Awal ke Siklus II ………………………………………… 49
D. Pembahasan…………………………………………………… 50
1. Prosentase Peningkatan Hasil Belajar Pada Kondisi
Awal ……………………………………………………. 50
2. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Pada
Siklus I …………………………………………………. 52
3. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar pada
Siklus II ………………………………………………… 53
4. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Dari
Kondisi Awal, SikluS I, dan Siklus II …………………. 54
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ………………………………………………….. 57
B. Implikasi …………………………………………………… 57
C. Saran ………………………………………………………. 58
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 59
LAMPIRAN ………………………………………………………………. 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1 Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan…………………. 23
2 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ………………………….. 25
3 Rencana Presentase Target Pencapaian Siklus ……………….. 30
4 Kondisi Awal Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram
Gaya Menyamping Pada Kondisi Awal……………………….. 32
5 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram Gaya
Menyamping Pada Kondisi Awal………………………………. 38
6 Peningkatan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram
Gaya Menyamping Dari Kondisi Awal Ke Siklus I…………. .. 38
7 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram Gaya
Menyamping Pada Siklus II……………………………………. 45
8 Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Lempar cakram
Gaya Menyamping dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar
Dari Siklus I ke Siklus II ……………………………………….. 45
9 Peningkatan Nilai Hasil Belajar Lempar Cakram Gaya
Menyamping Dari Kondisi Awal ke Siklus II …………………. 45
10 Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal Ke
Siklus I…………………………………………………………. 47
11 Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Dari Siklus I Ke
Siklus II ………………………………………………………… 48
12 Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal
Ke Siklus II…………………………………………………….. 49
13 13. Prosentase Kondisi Awal Hasil Belajar ……………………….. 51
14 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Pada SIklus I …………… 52
15 Ketuntasan Hasil Belajar Pada SIklus II ………………………. 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1 Cara Memegang Cakram………………………………. 17
2 Cara Melakukan Awalan Lempar Cakram Gaya Menyam-
ping …………………………………………………….. 18
3 Selepasnya cakram …………………………………….. 18
4 Serangkaian gerak lempar cakram gaya menyamping…. 18
5 Lapangan lempar cakram ……………………………… 19
6 Alur Kerangka Berpikir ………………………………… 22
7 Desain PTK dalam Penjas dan Kepelatihan Olahraga.. 27
8 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi
Awal ke Siklus I ……………………………………….. 48
9 Prosentase Hasil Belajar Kondisi Awal ……………….. 49
10 Prosentase Hasil Belajar Siklus I ………………………. 50
11 Prosentase Hasil Belajar Siklus II ……………………… 51
12 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal
Ke Siklus I dan Siklus II…………………………………. 52
13 Prosentase Hasil Belajar Siklus II………………………. 54
14 Prosentase Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ………… 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1 Silabus Pembelajaran Kelas V………………………………… 60
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I………………….. 61
3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ………………… 69
4 Hasil Belajar Kognitif Lempar cakram Gaya Menyamping
Siswa Kelas V SDN 1 Kedungmenjangan Kondisi Awal ……. 77
5 Hasil Belajar Afektif Lempar cakram Gaya Menyamping
Siswa Kelas V SDN 1 Kedungmenjangan Kondisi Awal ……. 78
6 Hasil Belajar Psikomotor Lempar cakram Gaya Menyamping
Siswa Kelas V SDN 1 Kedungmenjangan Kondisi Awal ……. 79
7 Rekapitulasi Hasil Belajar Lempar cakram Gaya Menyamping
Awal Siswa Kelas V SDN 1 Kedungmenjangan Kondisi
Awal…………………………………………………………… 80
8 Hasil Belajar Kognitif Lempar cakram Gaya Menyamping
Siswa Kelas V SDN 1 Kedungmenjangan Siklus I ………….. 81
9 Hasil Belajar Afektif Lempar cakram Gaya Menyamping
Siswa Kelas V SDN 1 Kedungmenjangan Siklus I…….. …… 82
10 Hasil Belajar Psikomotor Lempar cakram Gaya Menyamping
Siswa Kelas V SDN 1 Kedungmenjangan Siklus I …………... 83
11 Rekapitulasi Hasil Belajar Kondisi Awal Siswa Kelas V
SDN 1 Kedungmenjangan Kondisi …………………………… 84
12 Hasil Belajar Kognitif Lempar cakram Gaya Menyamping
Siswa Kelas V SDN 1 Kedungmenjangan Siklus II ……………. 85
13 Hasil Belajar Afektif Lempar cakram Gaya Menyamping
Siswa Kelas V SDN 1 Kedungmenjangan Siklus II …………….. 86
14 Hasil Belajar Psikomotor Lempar cakram Gaya Menyamping
Siswa Kelas V SDN 1 Kedungmenjangan Siklus II …………….. 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
15 Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas V
SD Negeri 1 Kedungmenjangan …………………………….. 88
16 Peningkatan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal Ke
Siklus I ………………………………………………………. 89
17 Peningkatan Hasil Belajar Dari Siklus I Ke Siklus II ………… 90
18 Peningkatan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal Ke Siklus II …. 91
19 Dokumen Penelitian ………………………………………….. 92
20 Surat Izin Penelitian…………………………………………… 96
21 Surat Keterangan ……………………………………………… 97
22 Surat Ijin PKM Mahasiswa PPKHB UNS……………… 98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masala
Gerak dasar atletik adalah jalan, lari, lempar, dan lompat dan telah dikenal oleh
bangsa primitif pada jaman prasejarah. Bahkan dapat dikatakan sejak adanya manusia,
gerakan-gerakan itu dikenal.
Pada awalnya manusia melakukan gerakan jalan, lari, lempar, dan lompat
adalah semata-mata hanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam
usaha ini mereka sangat bergantung dari efisiensi jasmaninya, mereka yang kurang
terampil, kurang tahan berjalan, kurang cepat larinya, kurang tangkas melompat atau
melempar akan mati karena kelaparan atau menjadi mangsa binatang buas bahkan
mungkin menjadi korban bencana alam. Jadi sejak jaman prasejarah, manusia telah
menyadari akan manfaat ketahanan berjalan jauh, kecepatan lari, ketangkasan
melompat dan melempar. Dari peristiwa itulah maka atletik dianggap cabang olahraga
yang tertua.
Atletik adalah gabungan dari berbagai jenis olahraga yang secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi jalan, lari, lempar, dan lompat, kata atletik dari bahasa
Yunani yaitu Athlon yang berarti kontes. Atletik merupakan cabang olahraga yang
dilombakan mulai dari olimpiade pertama pada tahun 776 SM. Dijaman sekarang
atletik telah ada induk organisasinya baik ditingkat internasional, regional, dan
nasional, hingga ke daerah. Induk organisasi atletik di tingkat internasional adalah
IAAF (International Athletics Association Federation) dan di Indonesia bernama
PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
Di tingkat sekolah dasar, atletik mulai diperkenalkan tetapi masih pada tahap
latihan gerak dasar saja, belum sampai kepada teknik-teknik yang lebih rumit dan
kompleks, jadi gerak dasar atletik dikenalkan kepada siswa SD dengan tujuan agar
kelak dengan semakin bertambahnya usia dan semakin tumbuh berkembang dan juga
kematangannya maka diharapkan tidak akan menemui kesulitan dalam melakukan
latihan teknik-teknik atletik selanjutnya karena sudah menguasai gerak dasarnya.
Disamping memang di tingkat sekolah dasar sarana dan prasarana belum
memadai, padahal sarana prasarana merupakan salah satu bagian yang strategis dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, lengkap dan tidak lengkapnya
sarana prasarana pembelajaran turut mempengaruhi maksimal dan tidak maksimalnya
ketercapaian tujuan pembelajaran. Sarana yang lengkap bisa memudahkan guru untuk
mengejar target-target tertentu yang menjadi tujuan pembelajaranya. Begitu
sebaliknya, sarana yang tidak lengkap akan menyulitkan bagi guru dalam mencapai
target-target tujuan pembelajaranya.
Hal semacam ini pula yang terjadi pada pembelajaran lempar cakram di SD
Negeri 1 Kedungmenjangan, kondisi nyata di sekolah, media cakram hanya tersedia 2
buah, 1 untuk putri dan 1 untuk putra. Sementara rata-rata siswa di SD Negeri 1
Kedungmenjangan berjumlah 19 – 26 anak, jadi antara jumlah cakram dan jumlah
siswa tidak sebanding. Jelas dari gambaran tersebut bahwa proses pembelajaran
lempar cakram menjadi tidak efektif, dan akibatnya bahwa target kurikulum menjadi
sangat rendah.
Situasi dan kondisi ini sudah berjalan cukup lama dan sekolah sampai saat ini
belum bisa memenuhi sarana cakram tersebut sampai batas yang cukup memadai atau
kondisi ideal, misalnya dengan perbandingan 1 : 2 (1 cakram untuk 2 siswa). Hal ini
bisa dimengerti, karena sekolah mempunyai kebutuhan yang sangat banyak dan
hampir semuanya mempunyai tingkat urgensitas yang tinggi untuk di penuhi oleh
sekolah, sehingga menuntut sekolah untuk menyediakan cakram sesuai dengan
kondisi ideal, merupakan suatu yang tidak realistis dan lebih jauhnya bisa
menimbulkan gejolak dan iklim yang tidak kondusif di sekolah.
Oleh karena itu perlu sebuah pemecahan masalah yang sederhana dan bisa
dilakukan oleh guru. Melihat permasalahan di atas, maka satu pemikiran yang muncul
adalah bahwa perlu adanya sebuah media alternatif modifikatif untuk mengganti
cakram yang memang cukup mahal. Media alternatif modifikatif tersebut harus
bersifat bisa mewakili karakteristik cakram, murah, banyak tersedia atau mudah di
dapat.
Dari beberapa kriteria media alternatif modifikatif untuk mengganti cakram
tersebut nampaknya piring plastik bisa dijadikan media alternatif modifikatif untuk
mengganti cakram. Dari segi bentuk, jelas ada kemiripan dengan bentuk cakram, dari
segi ketersediaan dan harga, maka piring plastik sangat mudah di dapat di pasar-pasar
tradisional dengan harga yang relatif sangat murah.
Dari hasil penilaian sebelum diberi perlakuan pada siswa kelas V SD Negeri 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Kedungmenjangan pada materi gerak dasar lempar cakram gaya menyamping
hasilnya tidak sesuai dengan harapan atau target, yaitu dari 19 siswa, yang nilainya
melampaui KKM sejumlah 7 siswa atau 37%, dan 12 siswa atau 63% mendapat nilai
di bawah KKM. KKM yang telah ditentukan untuk siswa kelas V SD Negeri 1
Kedungmenjangan tahun pelajaran 2011/2012 adalah 70.
Dari permasalahan tersebut di atas maka penulis membuat penelitian tindakan
kelas ini dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Lempar Cakram Gaya
Menyamping Dengan Media Piring Plastik Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1
Kedungmenjangan ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah:
Bagaimanakah penggunaan media piring plastik dapat meningkatkan hasil
belajar lempar cakram gaya menyamping pada siswa kelas V SD Negeri
Kedungmenjangan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang timbul sebagaimana dijelaskan di atas, tujuan
penelitian tindakan kelas ini adalah:
Untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar lempar cakram gaya
menyamping dengan media piring plastik pada siswa kelas V SD Negeri 1
Kedungmenjangan tahun pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan membawa manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Guru penjasorkes SD Negeri 1 Kedungmenjangan
a. Untuk menambah pengalaman dan meningkatkan daya kreasi guru di sekolah
dalam memilih dan mengambangkan media dan modifikasi alat
alat bantu pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternatif pembelajaran yang
akan dilakukan.
c. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara
professional, terutama dalam mengembangkan media dan alat pembelajaran
yang dimodifikasi.
2. Bagi Siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan
a. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, meningkatkan
aktifitas siswa dalam proses pembelajaran dan pada akhirnya mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Siswa lebih berminat dan berani untuk belajar gerak dasar passing bawah
bola voli.
3. Bagi Sekolah SDN 1 Kedungmenjangan
Sebagai bahan masukan/saran untuk mengembangkan strategi belajar mengajar
yang tepat dalam rangka untuk meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil
belajar siswa ataupun mutu lulusan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
a. Pengertian
Ruang lingkup Penjasorkes pada umumnya terletak pada pendidikan yang
bertujuan untuk menggerakan dan menggembangkan aspek psikomotor pada siswa,
dan hal ini sangat penting untuk dipahami oleh setiap guru penjasorkes. Pada
dasarnya pengertian penjasorkes sendiri merupakan terjemahan dari physical
education yang digunakan di Amerika.Sedangkan makna dari penjasorkes sendiri
adalah pendidikan mengenai fisik dan mental seseorang. Jadi arti pendidikan disini
adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam
usaha untuk mendewasakan anak melalui pengajaran dan pelatihan. Dengan
demikian penjasorkes adalah suatu proses aktivitas jasmani, yang dirancang dan
disusn secara sistematis,untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan,
meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan
pembentukan watak serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Selanjutnya beberapa pengertian tentang penjasorkes sendiri yang telah
dikemukakan oleh beberapa ahli ternyata belum ada kesepakatan rumusan yang
sama. Meskipun demikian, dari rumusan-rumusan mengenai penjasorkes terdapat
beberapa kesamaan komponen yang terlibat, dan menjadi dasar serta tujuan
pelaksanaan penjasorkes. Berikut pengertian penjas menurut Adang Suherman
(2000 : 22) dalam Murdo Wahono. Bahwa:
”Pengertian pendidikan jasmani dapat dilihat dari dua sudut pandang,
yaitu pandangan tradisional dan pandangan modern, pandangan tradisional
manusia terdiri dari dua komponen utama yang dapat di pilah–pilah yaitu
jasmani dan rohani (dikotomi). Oleh karena itu, pendidikan jasmani diartikan
sebagai proses pendidikan untuk keselarasan antara tumbuhnya badan dan
perkembangan jiwa. Pandangan modern menganggap manusia sebagai satu
kesatuan yang utuh (holistik). Oleh karena itu, pendidikan jasmani adalah
proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses
pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Selanjutnya pengertian penjasorkes menurut Syarifuddin dan muhadi
(1992 : 04).Bahwa :
”Tujuan umum penjasorkes di sekolah adalah memacu kepada
pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang
selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak
dasar, menanamkan nilai sikap dan membiasakan hidup sehat, memacu
aktivitas sistem peredaran darah, pencernanaan, pernapasan, dan persyarafan.
Penjasorkes dapat pula menanamkan nilai-nilai disiplin, kerjasama,
sportivitas, tenggang rasa, dapat meningkatkan pengetahuan penjasorkes,
menanamkan kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani”.
Oleh karena itu apabila pembelajaran penjasorkes yang dilaksanakan di
sekolah dapat terorganisir dengan baik, akan dapat memberikan sumbangan yang
sangat berarti dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani yang
harmonis maupun dalam rangka menyiapkan siswa secara fisiologis yang
mengarah kepada usaha-usaha keras berguna untuk meningkatkan kemantapan
jasmani dan rohani dalam membantu mengembangkan kemampuan dan
kepribadian yang sangat besar pengaruhnya terhadap penyesuaian diri di dalam
lingkungannya dan dijelaskan bahwa materi yang disajikan dalam pembelajaran
penjasorkes harus menunjang tujuan dalam pengajaran penjasorkes itu sendiri.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penjasorkes adalah suatu
proses perubahan tingkah laku individu atau kelompok dalam usaha pendewasaan
sikap seseorang, melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang dalam hal ini proses
atau aktivitas gerak jasmani itu sendiri.
b. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Tujuan penjasorkesharus berorientasi pada setiap siswa .pendekatn
pemecahan masalah merupakan cara yang baik apabila digunakan dalam
pengajaran atau plajaran pendidikan jasmani.Karena pendekatan ini dapat
meningkatkan partisipasi maksimum,memberikan keleluasasn gerak yang
memadai dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan.
Secara umum tujuan pendidikan jasmani menurut Adang Suherman (2000 :
23) dapat di klasifikasikan ke dalam empat kategori,yaitu :
a. perkembangan fisik.Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan
melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari
berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan
melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillfull).
c. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan
berfikir dengan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang
pendidikan jasmani kedalam lingkungannya sehingga memungkinkan
tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab
siswa.
Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa
dalam menyesuaikan diri pad suatu kelompok atau masyarakat.
2. Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan
aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan banyak tergantung pada proses pembelajaran.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar
merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian
menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang
ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali
pada keadaan semula. Tidak bias diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat,
seperti perubahanakibat kelelahan, sakit, mabuk dan sebagainya. Sedangkan
belajar menurut Moh. Surya (1981:32) definisi belajar adalah suatu nproses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya
dengan lingkungan. Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua pengertian di atas,
bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
3. Pembelajaran
a. Definisi Pembelajaran
Istilah pembelajaran berasal dari kata instruktion, menunjuk pada kegiatan,
yaitu bagaimana peserta didik belajar dan peserta didik mengajar atau dapat
dikatakan proses belajar mengajar. Menurut kamus besar bahasa indonesia (2003:
17) pembelajaran adalah ”proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk
hidup belajar”. Sedangkan pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:
297) adalah sebagai berikut: ”pembelajaran adalah kegiatan secara terprogam
dalam disain intruk-sional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Selanjutnya pengertian
pembelajaran menurut Dewi Salma Prawiradilaga (2007: 136) yaitu ”suatu sistem
yang terdiri atas tujuan pembelajaran, kajian isi/materi ajar, strategi pemelajaran
(metode, media, waktu, sistem penyampaian), serta asesmen belajar”.
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pengertian pembelajaran yaitu upaya yang direncanakan dan dilakukan untuk
memungkinkan terjadinya kegiatan belajar pada diri warga berguna untuk
mencapai tujuan belajar. Dengan melalui kegiatan pembelajaran, pendekatan
pembelajaran merupakan apek yang sangat penting dan mempunyai hubungan
fungsional untuk mencapai tujuan intruksional. Untuk itu seorang guru atau pelatih
harus memilih atau menentukan pendekatan pembelajaran mana yang sesuai untuk
pembelajaran yang tepat dan dapat memberikan peluang untuk terjadinya proses
pembelajaran secara efektif dalam kegiatan iteraksional. Pembelajaran yang tepat
ditentukan berdasarkan analisis terhadap hal-hal tertentu. Dengan demikian
kegiatan pembelajaran dengan sendirinyaharus memperhatikan fektor-faktor
internal dan eksternal yang merupakan faktor yang penting dalam menentukan
pembelajaran.
b. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses mengajar yang dilakukan oleh guru dan
belajar yang dilakukan oleh siswa. Belajar dan mengajar merupakan suatu kegiatan
yang saling berkaitan, yang keduanya tidak dapat dipisahkan dalam proses
pembelajaran.
Belajar merupakan peristiwa atau kejadian yang memberikan pengalaman
belajar bagi siswa atau pembelajar. Yang dimaksud dengan pengalaman belajar,
menurut Rusli Lutan & Adang Suherman (2000:29) adalah, "seperangkat kejadian
yang berisikan aktivitas dan kondisi belajar untuk memberi struktur terhadap
pengalaman siswa dan kejadian tersebut terkait untuk pencapaian tujuan".
Mengajar merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan pengajar untuk
memberikan pengalaman kepada siswa selaku pembelajar. Rusli Lutan (1988:381)
menyatakan bahwa, "mengajar adalah seperangkat kegiatan sengaja oleh
seseorang yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih dari pada
yang diajar". Belajar adalah proses perubahan penampilan atau perilaku potensial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
yang relatif permanen sebagai hasil dari latihan dan pengalaman masa lalu
terhadap situasi tugas tertentu.
Dari batasan di atas dapat dikemukakan bahwa belajar merupakan proses
perubahan yang terjadi pada diri seseorang sebagai hasil belajar. Keterampilan
gerak merupakan perubahan yang diperoleh dari proses belajar motorik. Schmidt
yang dikutip Rusli Lutan (1988:102) menyatakan bahwa, "belajar motorik adalah
seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang
mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam perilaku terampil". Tujuan
utama proses belajar gerak adalah peningkatan keterampilan. Orang dikatakan
memiliki keterampilan jika dirinya terampil melakukan suatu gerakan tertentu
dengan baik. Sugiyanto (1998:289) menyatakan bahwa, "keterampilan gerak dapat
diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas gerak tertentu
dengan baik. Semakin baik penguasaan gerak keterampilan, maka pelaksanaannya
akan semakin efisien”.
Keterampilan gerak dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas gerak tertentu dengan baik. Gerakan yang baik adalah
gerakan yang memiliki kriteria efektif dan efisien. Dalam hal ini Rink seperti
dikutip Rusli Lutan & Adang Suherman (2000:56) menyatakan bahwa,
Ada tiga indikator gerak terampil yaitu,
(1) Efektif artinya sesuai dengan produk yang diinginkan dengan kata lain
product oriented.
(2) Efisien artinya sesuai dengan proses yang seharusnya dilakukan dengan kata
lain process oriented.
(3) Adaptif artinya sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan dimana gerak
tersebut dilakukan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa, pembelajaran
keterampilan merupakan proses yang dilakukan untuk meningkatkan tingkat
efisiensi dan efektifitas dalam melakukan gerak sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
c. Ciri-Ciri Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi
atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa agar terjadi perubahan
pengetahuan atau keterampilan pada diri siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka
dalam pembelajaran terdapat ciri-ciri tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru
mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses belajar dan tujuan
belajar dapat tercapai. Menurut H. J. Gino dkk, (1998: 36) menyatakan, “Ciri-ciri
pembelajaran terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa
yaitu (1) motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) alat bantu belajar, (4) suasana
belajar dan (5) kondisi subyek belajar”.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ciri-ciri pembelajaran
terdiri dari lima macam yaitu, motivasi belajar, bahan belajar, suasana belajar dan
kondisi siswa belajar. Ciri-ciri pembelajaran tersebut harus diperhatikan dalam
proses belajar mengajar. Secara singkat ciri-ciri pembelajaran dijelaskan sebagai
berikut:
1) Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, bila seorang siswa tidak dapat melakukan
tugas pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya untuk menemukan sebab-
sebabnya dan kemudian mendorong siswa tersebut mau melakukan tugas ajar dari
guru. Dengan kata lain siswa tersebut perlu diberi rangsangan agar tumbuh
motivasi pada dirinya.
Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan
bila tidak suka, maka akan berusaha untuk mengelakkan perasaan tidak suka
tersebut. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu
tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan memberikan arah
pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai.
2) Bahan Belajar
Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi belajar
perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan memperhatikan
karakteristik siswa agar dapat diminati siswa.
Bahan pengajaran merupakan segala informasi yang berupa fakta, prinsip
dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan
yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat merangsang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
daya cipta atau yang bersifat menantang agar menumbuhkan dorongan pada diri
siswa untuk menemukan atau memecahkannya masalah yang dihadapi dalam
pembelajaran.
3) Alat Bantu Belajar
Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat alat yang dapat
membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu pembelajaran
adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan
maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru harus berusaha agar
materi yang disampaikan atau disajikan mampu diserap dengan mudah oleh siswa.
Apabila pengajaran disampikan dengan bantuan alat-alat yang menarik, maka
siswa akan merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
4) Suasana Belajar
Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik, apabila terjadi
komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa. Di samping itu juga, adanya
kegairahan dan kegembiraan belajar. Suasana belajar mengajar akan berglangsung
dengan baik, dan isi pelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa, maka tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
5) Kondisi Siswa yang Belajar
Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda, tetapi juga
memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-langkah perkembangan dan memiliki
potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran. Dengan kondisi siswa
yang demikian akan dapat berpengaruh pada partisipasi siswa dalam proses belajar.
Untuk itu, kegiatan pengajaran lebih menekankan pada peranan dan partisipasi
siswa bukan peran guru yang dominan, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator,
motivator dan sebagai pembimbing.
d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Belajar suatu keterampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa suatu
perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J. Gino
dkk (1998: 51) bahwa, “Perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah
pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala
aspek organisme atau pribadi seseorang”.
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk
mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses
pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut
Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) bahwa, “Prinsip-prinsip pembelajaran meliputi
perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan,
tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip-prinsip pembelajaran
meliputi tujuh aspek yaitu perhatian dan motivasi, keterlibatan langsung atau
berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan
individual. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka prinsip-prinsip
pembelajaran tersebut harus diterapkan dalam pembelajaran dengan baik dan
benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran tersebut diuraikan secara
singkat sebagai berikut:
1) Perhatian dan Motivasi Belajar
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai
dengan kebutuhan siswa. H.J. Gino dkk. (1998: 52) menyatakan, “Perhatian siswa
waktu belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar. Belajar dengan penuh
perhatian (konsentrasi) pada materi yang dipelajari akan lebih terkesan lebih
mendalam dan tahan lama pada ingatan”.
Perhatian mempunyai peran penting untuk mencapai hasil belajar yang
optimal. Apabila pelajaran yang diterima siswa dirasakan sebagai kebutuhan, maka
akan membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajarinya. Sedangkan yang
dimaksud motivasi menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) adalah, “Tenaga
yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang”. Dengan motivasi
belajar yang tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dalam belajar. Belajar
yang dilakukan dengan penuh semangat akan dapat mencapai hasil belajar yang
optimal.
2) Keaktifan Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk selalu aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk atif secara fisik, intelektual dan
emosional. Tanpa ada keaktifan dari siswa, maka tidak akan terjadi proses belajar.
Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk. (1998: 52) bahwa, “Dari semua unsur
belajar, boleh dikatakan keaktifan siswalah prinsip yang terpenting, karena belajar
sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa adanya kegiatan tidak mungkin seorang
belajar”.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bermacam-macam bentuknya.
Hal ini sesuai dengan jenis atau masalah yang dipelajari siswa. Menurut S.
Nasution (1988:93) yang dikutip H.J. Gino dkk. (1998: 52) macam-macam
keaktifan belajar siswa antara lain: “Visual activities, oral activities, listening
activities, drawing activities, motor activities, mental activities, emotional
activities”.
Keaktifan-keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut tidak terpisah
satu dengan lainnya. Misalnya dalam keaktifan motoris terkandung keaktifan
mental dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam setiap pelajaran dapat dilakukan
bermacam-macam keaktifan.
3) Keterlibatan Langsung Siswa
Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri siswa. Dalam proses
belajar sangat kompleks. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan organ-
organ siswa mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang
diperolehnya. Dapat dikatakan bahwa, belajar merupakan hasil pengalaman, sebab
pengalaman-pengalaman yang diperoleh itulah yang menentukan kualitas
perubahan tingkah laku siswa. Jadi peristiwa belajar terjadi apabila terjadi
perubahan tingkah laku pada diri siswa.
Belajar adalah tanggungjawab masing-masing siswa, sebab hasil belajar
adalah hasil dari pengalaman yang diperoleh sendiri, bukan pengalaman yang
didapat oleh orang lain. Oleh karena itu, kualitas hasil belajar berbeda-beda antara
siswa satu dengan lainnya tergantung pada pengalaman yang diperoleh dan kondisi
serta kemampuan setiap siswa.
4) Pengulangan Belajar
Salah satu prinsip belajar adalah melakukan pengulangan. Dengan
melakukan pengulangan yang banyak, maka suatu keterampilan atau pengetahuan
akan dikuasai dengan baik. Menurut Davies (1987: 32) yang dikutip Dimyati dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Mudjiono (2006: 52) bahwa, “Penguasaan secara penuh dari setiap langkah
memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. Dari pernyataan inilah
pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran”. Sedangkan Suharno
HP. (1993: 22) berpendapat, “Untuk mengotomatisasikan penguasaan unsur gerak
fisik, teknik, taktik dan keterampilan yang benar atlet harus melakukan latihan
berulang-ulang dengan frekuensi sebanyak-banyaknya secara kontinyu”.
Mengulang materi pelajaran atau suatu keterampilan adalah sangat penting.
Dengan melakukan pengulangan gerakan secara terus menerus, maka gerakan
keterampilan dapat dikuasai dengan secara otomatis. Suatu keterampilan yang
dikuasai dengan baik, maka gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien.
5) Tantangan
Tantangan merupakan salah satu bagian yang penting dalam pembelajaran.
Dengan adanya tantangan maka akan memotivasi siswa untuk memecahkan
permasalahan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk
(1998: 54) bahwa, “Materi yang dipelajari oleh siswa harus mempunyai sifat
merangsang atau menantang. Artinya, materi tersebut mengandung banyak
masalah-masalah yang merangsang untuk dipecahkan. Apabila siswa dapat
mengatasi masalah yang dihadapinya, maka ia akan mendapatkan kepuasan”.
Memberikan tantangan dalam proses belajar mengajar adalah sangat penting.
Dengan adanya tantangan yang harus dihadapi atau dipecahkan siswa dalam
belajar, maka siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk memecahkan
masalah tersebut. Jika siswa mampu memecahkan masalah yang dipelajarinya,
maka siswa akan memperoleh kepuasan dan mencapai hasil belajar yang optimal.
6) Balikan dan Penguatan
Pemberian balikan pada umumnya memberi nilai positif dalam diri siswa,
yaitu mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah lakunya dan meningkatkan
usaha belajarnya. Tingkah laku dan usaha belajar serta penampilan siswa yang
baik, diberi balikan dalam bentuk senyuman ataupun kata-kata pujian yang
merupakan penguatan terhadap tingkah laku dan penampilan siswa.
Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap tingkah laku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Memberi
penguatan dalam kegiatan belajar kelihatannya sederhana sekali, yaitu tanda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa. Namun demikian, penguatan ini
sangat besar manfaatnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
7) Perbedaan Individu
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan
lainnya. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo atau kecepatannya
masing-masing. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain akan
membantu siswa menentukan cara belajar serta sasaran belajar bagi dirinya sendiri.
Manfaat pembelajaran akan lebih berarti jika proses pembelajaran yang diterapkan,
direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi masing-
masing siswa. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka guru harus
memperhatikan perbedaan setiap individu dan dalam membelajarkannya harus
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu.
4. Hasil Belajar
Sesuai dengan definisi belajar menurut para ahli tersebut, maka hasil belajar
merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar yang bersifat
relatif menetap dan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Hasil belajar
dalam pengertiannya banyak berhubungan dengan tujuan pembelajaran. Tipe-tipe
hasil belajar biasanya tercantum dalam tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Hasil
belajar ini bias berupa kemampuan intelektual, sikap maupun kemampuan
psikomotor (skill).
Hasil belajar dapat dikatakan sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki
seorang siswa setelah ia menerima perlakuan dari pengajar atau guru seperti yang
dikemukakan oleh Sudjana. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:22).
Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga
macam hasil belajar mengajar: (1) Keterampian dan kebiasaan, (2). Pengetahuan
dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004:22).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
5. Gerak Dasar
Pada umumnya gerak dasar manusia adalah jalan, lari, lompat, dan lempar
(Aip Syarifudin dan Muhadi, 1992:94). Keterampilan gerak dasar di sekolah dasar
itu dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:
a. Lokomotor, gerak dasar lokomotor merupakan gerak yang dilakukan dari satu
tempat ke tempat lain, seperti: jalan, lari, lompat, dan sebagainya.
b. Non-lokomotor, yaitu merupakan gerak yang dilakukan di tempat seperti:
membungkuk, membalik, meliuk, dan sebagainya.
c. Manipulasi, yaitu merupakan gerak untuk bertindak melakukan sesuatu bentuk
gerak dari anggota badannya secara lebih terampil, seperti menendang,
melempar, menangkap dan sebagainya
Dari pendapat di atas bahwa gerak dasar dalam penelitian ini adalah gerak
dasar yang diterapkan dalam keterampilan olahraga lempar cakram.
6. Lempar Cakram
Lempar cakram adalah salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik
yang menggunakan sebuah benda terbuat dari kayu berbentuk piringan bersabuk
besi, atau bahan lain yang bundar pipih yang dilemparkan.
a. Cara memegang cakram.
Untuk memudahkan memegangnya, cakram diletakkan pada telapak tangan
kiri (bagi pelempar yang tidak kidal) sedangkan telapak tangan kanan diletakkan
diatas tengah cakram, keempat jari agak jarang (terbuka) menutupi pinggiran
cakram (ruas jari yang terakhir menutupi cakram) sedangkan ibu jari bebas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Gambar 1. Cara memegang cakram
Sumber: http://sepriblog.blogspot.com/2012/03/lempar-cakram.html
b. Gaya dalam lempar cakram.
Ada dua gaya dalam lempar cakram, yaitu: (1) gaya menyamping, yaitu
sikap permulaan berdiri miring/menyamping kea rah sektor lemparan, sesaat akan
memulai berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang, sumbu putaran pada kaki
kiri (telapak kaki bagian depan atau ujung) selama berputar lengan kanan selalu
dibelakang, pada posisi melempar badan merendah lengan kanan di belakang,
pandangan kea rah lemparan, setelah cakram lepas dari tangan, kaki kanan
melangkah ke depan berpijak di bekas telapak kaki kiri yang saat itu telah terayun
ke belakang, (2) gaya membelakangi, sikap pertama berdiri membelakangi sektor
lemparan, sesaat akan berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang, pandangan
mulai melirik ke kiri, saat mulai berputar ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu
dan tolakkan kaki kiri itu pula badan meluncur kea rah lemparan, kaki kanan
secepatnya diayun memutar ke kiri untuk berpijak, sesaat kaki kanan mendarat
kaki kiri dengan cepat pula diayun ke kiri untuk berpijak dan terjadilah sikap
lempar, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan segera diayun ke depan dan
kaki kiri diayun ke belakang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Gambar 2. Cara melakukan awalan lempar cakram gaya menyamping
Sumber: http://megachalid.blogspot.com/2011/03/lempar-cakram.html
Gambar 3. Selepasnya cakram
Sumber: http://megachalid.blogspot.com/2011/03/lempar-cakram.html
Gambar 4. Serangkaian gerak lempar cakram awalan menyamping
Sumber: http://megachalid.blogspot.com/2011/03/lempar-cakram.html
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
c. Lapangan lempar cakram
Lapangan lempar cakram untuk melempar berbentuk lingkaran berdiameter
250 cm, permukaan lantai datar tidak licin, terbuat dari semen, aspal, dan lain-lain,
dalam perlombaan resmi lapangan harus dibuat pagar kawat untuk menjamin
keselamatanpetugas, peserta, dan penonton. Bentuk lapangan seperti huruf C,
dengan diameter 7 meter, mulut 3,3 meter. Sektor lemparan dibatasi oleh garis
yang berbentuk sudut 45o di pusat lingkaran.
Gambar 5. Lapangan lempar cakram
Sumber: Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Roji, 2007:103)
7. Media Pembelajaran
a. Hakikat Media Pembelajaran
Agus Kristiyanto (2010:126) menyatakan bahwa media merupakan sarana
pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang
bertujuan untuk membuat tahu siswa, media adalah pembawa pesan yang berasal
dari suatu sumber pesan (dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan.
Hakekat media pembelajaran, sangat penting sehingga harus dijadikan
sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dalam proses pembelajaran dan
sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku siswa. Menurut pendapat Winata
Putra dalam Juaria-blogspot.com (2011:4) bahwa banyak temuan penelitian yang
mengungkapkan keandalan media pembelajaran, diantaranya yang dilakukan oleh
British Audio Visual Association, bahwa rata-rata jumlah informasi yang diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
seseorang melalui indera menunjukkan komposisi sebagai berikut: 75% melalui
indera penglihatan, 13% melalui indera pendengaran, 13% melalui indera sentuhan
dan perabaan serta 6% melalui indera penciuman dan lidah. Dari hasil temuan ini
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan seseorang paling banyak diperoleh melalui
indera penglihatan.
Dari pendapat di atas secara umum dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau
keterampilan pembelajaran sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan proses pembelajaran
dapat berjalan lebih mudah, efisien, menjaga relevansi dengan tujuan belajar dan
dapat membantu konsentrasi. Dengan adanya media pembelajaran sebagai media
antara guru sebagai pengirim informasi dan penerima informasi harus komunikatif.
Adapun manfaat menggunakan media pembelajaran adalah (1) Dapat
mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa, (2) Dapat
mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan wakru, (3) Memungkinkan adanya
interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya, (4) Dapat menanamkan konsep
dasar yang benar, konkret dan realistis, (5) Dapat membangkitkan motivasi dan
rangsangan anak untuk belajar, (6) Dapat membangkitkan keinginan dan minat
guru. Dengan menggunakan media pembelajaran, horizon pengalaman anak
semakin luas, persepsi semakin tajam, (7) Dapat memberikan pengalaman yang
integral atau menyeluruh dari yang konkret sampai hal yang bersifat abstrak.
8. Modifikasi cakram
Cakram yang digunakan dalam pertandingan resmi untuk putra dewasa
adalah berat 2 kilogram, untuk putri 1 kilogram, sedangkan untuk putra remaja
berat 1,5 kilogram, sedangkan diameter untuk cakram putra adalah 219 sampai 221
milimeter, sedangkan diameter untuk putri 180 sampai 182 milimeter.
Spesifikasi cakram yang dijual di tok-toko olahraga adalah didesain untuk
kepentingan lomba resmi, sedangkan untuk ukuran siswa sekolah dasar perlu
kiranya guru membuat modifikasi cakram yang dimaksud, karena secara umum di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
sekolah dasar fasilitas cakram sangat kurang memadai, demikian juga di SD
Negeri 1 Kedungmenjangan, cakram yang ada berjumlah 2 buah.
Berdasarkan kenyataan yang ada di sekolah ini, maka peneliti mengambil
keputusan untuk membuat cakram tiruan yang harganya terjangkau, tidak
membahayakan, dan murah harganya sehingga sekolah mampu untuk
pengadaannya dalam jumlah yang memadai dan proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif.
B. Kerangka Berpikir
Tujuan pembelajaran akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang saling mendukung. Salah satu faktor yang memiliki peran
dalam rangka mencapai tujuan adalah ketepatan mengorganisir peserta didik. Guru
sebagai pemegang kendali di kelas, mempunyai tanggung jawab yang besar. Oleh
karena itu, guru dituntut untuk kreatif mampu mencari model atau metode
pembelajaran yang dapat membawa pengaruh besar pada pola pikir siswa dalam
peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa, yaitu dengan menggunakan variasi
metode pembelajaran, diantaranya dengan strategi pembelajaran penggunaan media
piring plastik.
Penggunaan media piring plastik menarik untuk digunakan, karena dengan
menggunakan piring plastik sebagai pengganti cakram yang standar dapat mengatasi
siswa yang takut menjadi berani karena cakramnya lebih ringan dan tidak
membahayakan.
Penggunaan piring plastik lebih menyenangkan bagi siswa sekolah dasar,
karena cakram cukup ringan dan tidak terlalu keras sehingga siswa tidak akan malas
untuk memegang cakram bahkan jika jatuh mengenai anggota badanpun tidakakan
mencederai. Dengan piring plastik yang harganya rerlatif murah sehingga sekolah
mampu beli dalam jumlah yang relatif banyak, setidaknya sebanding dengan jumlah
siswa sehingga setiap siswa tidak terlalu lama menunggu giliran untuk latihan lempar
cakram. Dengan waktu yang tidak terlalu lama maka siswa akan dapat berlatih secara
klasikal dengan aktif dan dapat menggunakan waktu secara efektif. Dengan strategi ini
diharapkan dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus meningkatkan
efektifitas dan hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Berdasar uraian di atas peneliti berpendapat bahwa keterkaitan siswa akan
sebuah materi yang dipelajari merupakan modal awal mencapai keberhasilan.
Keterkaitan tersebut akan menjadikan sebuah pemicu munculnya hasil yang baik. yaitu
dengan mengarahkan siswa pada sesuatu yang baru, praktis, sesuai pada pengalaman
yang nyata. Apabila dalam diri siswa sudah tertanam motivasi yang besar, maka
dengan sendirinya siswa tersebut akan mudah dan penuh kesadaran melakukan sesuatu
guna mencapai hasil yang diharapkan.
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, guru dituntut menyajikan materi
dan mengelola siswa dalam proses belajar mengajar senantiasa menyenangkan dan
tidak membosankan dengan media dan model pembelajran yang variatif. Penggunaan
media pembelajaran dengan menggunakan modifikasi akan menjadi solusi terbaik bagi
guru agar tercipta proses pembelajaran yang diinginkan. Secara skematis, kerangka
berfikir dapat ditunjukkan dibawah ini.
C.
Gambar 6. Alur Kerangka Berpikir
a. Siswa kurang aktif dan cepat
bosan dengan pelajaran
penjas.
b. Perhatian dan motivasi siswa
sangat rendah
c. Hasil belajar siswa pada
materi lempar cakram rendah
Guru kurang kreatif
dan inovatif dalam
PBM
Kondisi Awal
Siklus I: guru dan peneliti
menyusun bentuk pengajaran
yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan dan
keterampilanlempar cakram,
melalui pembelajaran dengan
media piring plastik
Menerapkan model
pembelajaran dengan
menggunakan media
piring plastik Tindakan
Melalui penggunaan
media piring plastik
dapat meningkatkan
hasil belajar gerak
dasar lempar cakram
gaya menyamping
Siklus II: upaya perbaikan dari
siklus I sehingga meningkatkan
hasil belajar lempar cakram,
melalui pendekatan model
pembelajaran dengan piring
plastik.
Kondisi Akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 1
Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan mulai bulan Mei 2012
sampai bulan Agustus 2012.
Tabel Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
N
o Rencana Kegiatan
Tahun 2012
Apr Mei Jun Jul Ags
1. Persiapan Penelitian
a. Koordinasi peneliti dengan Kepala
Sekolah
b. Diskusi dengan sejawat dan
kolaborator
c. Penyusunan Proposal
d. Menyiapkan perangkat pembelajaran
dan instrumen (lembar observasi)
e. Simulasi pelaksanaan rindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I
b. Siklus II
3. Analisis Data dan Pelaporan
a. Analisis Data
b. Penyusunan Laporan Skripsi
c. Ujian dan revisi
d. Penggandaan dan Pengumpulan
Laporan
B. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan,
Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012. Jumlah
siswa yang diteliti ada 19 Siswa yang terdiri dari 9 Siswa laki-laki dan 10 Siswa
perempuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah:
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang lempar cakram dengan penerapan
pembelajaran pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan semester
genap tahun pelajaran 2011/2012.
2. Guru, sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan
pembelajaran lempar cakram di SD Negeri 1 Kedungmenjangan semester genap
tahun pelajaran 2011/2012.
3. Kolaborator, untuk teman diskusi dalam tahap refleksi dan melihat tingkat
keberhasilan penggunaan media piring plastik pada pembelajaran lempar
cakram siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan semester genap tahun
pelajaran 2011/2012.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah :
a. Siswa, untuk mendapatkan data tentang gerak dasar lempar cakram dengan
penerapan pembelajaran menggunakan piring plastik pada siswa kelas V SD
Negeri 1 Kedungmenjangan.
b. Guru, sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan pembelajaran
servis bawah dengan penerapan pembelajaran menggunakan piring plastik di
SDN 1 Kedungmenjangan tahun pelajaran 2011/2012.
D. Pengumpulan Data
Data penelitian ini dikumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data
meliputi tes dan observasi
1. Tes: digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar lempar cakram yang
dilakukan siswa
2. Observasi: digunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa dan guru selama mengikuti proses pembelajaran lempar cakram dengan
menggunakan piring plastik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Untuk mengumpulkan data penelitian, dilakukan dengan cara menentukan sumber
data terlebih dahulu, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrument
yang digunakan. Teknik pengumpulan data secara lengkap adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data
No Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan Instrumen
1. Siswa Hasil keterampilan
lempar cakram
Tes praktik Tes keterampi-
lan lempar
cakram
2. Guru Kemampuan melaku-
kan rangkaian gerakan
keterampilan lempar
cakram
Praktik dan
unjuk kerja
Melalui lembar
observasi
E. Uji Validitas Data
Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan kesimpulan dan tafsir makna
sebagai hasil penelitian, jadi validitas memegang peranan penting dalam pembuatan
simpulan dalam suatu penelitian.
Menurut Moeloeng (2007:330), trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Dari pernyataan di atas maka untuk menguji validitas dalam penelitian ini
menggunakan teknik trianggulasi data yang diperoleh melalui:
1. Analisis, yaitu dengan melakukan terhadap hasil belajar siswa setelah dilakukan
tindakan dalam penelitian.
2. Observasi, yaitu untuk mendapatkan data kejadian-kejadian yang muncul pada saat
pembelajaran berlangsung.
3. Guru Pamong, yaitu untuk mendapatkan data kejadian-kejadian yang muncul pada
saat pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
F. Analisis Data
Untuk mengukur peningkatan hasil belajar dapat menggunakan indikator
efektifitas belajar, untuk melihat efektif tidaknya sebuah proses pembelajaran bisa
dilihat dari pencapaian hasil pembelajarannya.
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus
dianalisis secara deskriptif statistik dengan menggunakan teknik prosentase untuk
melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Data tersebut untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran lempar cakram awalan
menyamping dengan menggunakan media modifikasi yaitu piring plastik. Hasil
pengamatan dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditetapkan.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa
terhadap materi ajar adalah ketuntasan siswa dalam mempelajari materi. Dengan
criteria siswa yang dinyatakan tuntas belajar jika menguasai materi 65% ke atas atau
mendapat nilai 65.
Untuk mengukur keberhasilan tindakan dalam penelitian maka ditentukan criteria
keberhasilan. Penelitian dinyatakan berhasil jika 80% dari jumlah siswa mencapai batas
criteria ketuntasan minimal (KKM). KKM yang ditentukan adalah harus 65.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini
direncanakan dua siklus, apabila belum berhasil akan dilanjutkan pada siklus
berikutnya. Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model PTK
menurut Kemmis dan Mc Taggart yang menggunakan sistem spiral refleksi yang terdiri
dari beberapa siklus. Dalam model Kemmis dan Mc Taggart dijelaskan bahwa di dalam
satu siklus atau putaran terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planning),
tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Adapun desain
penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart dapat
digambarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Gambar 7. Desain PTK dalam Pendidikan Jasmani dan Kepelatihan Olahraga
Sumber : Penelitian Tindakan Kelas (Agus Kristiyanto, 2010:19).
Jika dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart pada
hakikatnya berupa perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari 4
komponen yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen
yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu pengertian
siklus ini adalah perputaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi.
Gambar di atas tampak bahwa di dalamnya terdapat dua perangkat komponen
yang dapat dikatakan dua siklus. Dalam pelaksanaanya sesungguhnya jumlah siklus
sangat bergantung pada permasalahan yang harus dipecahkan. Apabila permasalahan
terkait dengan materi dan tujuan pembelajaran dengan sendirinya jumlah siklus untuk
setiap mata pelajaran tidak hanya terdiri dari dua siklus, tetapi jauh lebih banyak dari
itu, barangkali lima atau enam siklus.
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam bentuk siklus, apabila belum
berhasil akan dilanjutkan ke siklus berikutnya. Setiap siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, observasi, evaluasi dan refleksi. Setiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan,
setiap pertemuannya 2 x 35 menit.
Secara rinci prosedur penelitian sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
a. Rencana yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki,
meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Perencanaan
tindakan yaitu menyusun rencana tindakan dan penelitian tindakan yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran lempar cakram untuk mencapai tujuan
penelitian. Perencanaan tersebut yaitu dengan membuat rencana pembelajaran
yang menggunakan media piring plastik sebaik mungkin dan dapat dilaksanakan
secara efektif dalam berbagai situasi lapangan. Pada tahap ini juga dipersiapkan
beberapa instrumen penelitian yaitu lembar observasi siswa dan guru, lembar
penilaian, catatan lapangan dan tes hasil belajar/kuis yang digunakan selama
melaksanakan tindakan.
b. Tahap tindakan merupakan tahap apa yang akan dilakukan oleh guru atau
peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.
Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang telah
dibuat. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh guru sendiri sebagai peneliti,
tetapi dalam proses observasi guru dibantu oleh teman sejawat dengan
menggunakan beberapa alat instrument penelitian yaitu tes perbuatan, lembar
observasi, dan catatan lapangan serta kuis/tes hasil belajar siswa. Pelaksanaan
penelitian ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus disajikan dalam dua
pertemuan.
c. Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang
dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap observasi atau pemantauan
merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Adapun fungsi pokok
observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan
rencana tindakan dan untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan
sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan. Observasi
dilakukan untuk mengamati aktivitas perilaku dan keadaan yang berhubungan
dengan pembelajaran.
d. Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau
dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Refleksi adalah kegiatan mengulas
secara kritis tentang perubahan yang terjadi, baik pada siswa, suasana kelas,
maupun peneliti. Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk
memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang
terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Pada tahap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
ini merenungkan kembali apa yang telah dilaksanakan di dalam tindakan.
Apabila hasil dari tindakan tersebut baik, maka tindakan selanjutnya dapat
dilanjutkan, tetapi apabila dalam tindakan itu perlu adanya perbaikan, maka
tindakan tersebut perlu diulangi secara keseluruhan. Dalam tahap refleksi
peneliti mengadakan diskusi dengan observer di setiap akhir tindakan. Diskusi
dilakukan berdasarkan hasil observasi, catatan lapangan. Untuk menyusun
tindakan selanjutnya selain itu juga peneliti merefleksi diri dengan melihat data
observasi apakah kegiatan yang dilakukan telah mengenai sasaran atau belum.
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat dan kolaborator menyusun
skenario pembelajaran yang terdiri dari:
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang
diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran passing atas.
3) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK, lembar pengamatan
pembelajaran passing atas.
4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
aktivitas pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain
sebagai berikut:
1) Menjelaskan kegiatan pembelajaran passing atas menggunakan media piring
plastik.
2) Melakukan pemanasan
3) Membentuk kelompok dalam pembelajaran
4) Melakukan latihan gerak dasar lempar cakram, cara melaksanakan lempar
cakram menggunakan piring plastik dan cara melakukanlempar cakram.
5) Membuat kesimpulan.
6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
7) Melaksanakan pendinginan
c. Pengamatan
Pengamatan tindakan tahap (1) hasil belajar siswa dalam pembelajaran
lempar cakram menggunakan media bantu pembelajaran (2) kemampuan
melakukan gerak dasar lempar cakram (3) aktivitas siswa dalam pembelajaran.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi)
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan
yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada
tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi
pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran penjasorkes. Demikian juga
termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interprestasi, dan analisis,
refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
Persentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada siklus seperti
tertera pada tabel berikut ini.
Tabel 3. Rencana Persentase Target Pencapaian Siklus
Aspek yang
diukur
Persentase Cara Mengukur
Kondisi
awal
Siklus I Siklus II
Hasil belajar
siswa dalam
pembelajaran
lempar cakram
60% 70% 80% Dihitung dari
jumlah siswa
yang dapat men-
capai ketuntasan
belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu dilakukan kegiatan
survei untuk mengetahui keadaan nyata di lapangan. Hasil dari survei awal sebagai
berikut: (1) siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga
tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 11
siswa perempuan. Dilihat dari proses pembelajaran lempar cakram gaya menyamping,
dapat dikatakan proses pembelajaran dalam kategori kurang berhasil atau belum sesuai
harapan, (2) minat siswa dan tingkat ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran
lempar cakram gaya menyamping masih kurang, (3) model pembelajaran lempar
cakram gaya menyamping yang diterapkan masih membosankan siswa. Guru kesulitan
menemukan model dan media pembelajaran yang tepat, guru kurang kreatif dalam
menciptakan sarana pembelajaran. Hal ini mengakibatkan motivasi belajar siswa
menurun, sehingga akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, (4) terbatasnya
sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Hal ini terbukti dengan minimnya halaman
sekolah, keadaan lapangan yang kurang layak dan letaknya cukup jauh dari sekolah,
serta peralatan olahraga yang dimiliki sekolah masih sangat tidak sebanding dengan
jumlah siswa yang ada.
A. Deskripsi Data
Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap sampel yang
telah ditentukan. Data yang dikumpulkan dari hasil tes kemampuan lempar cakram
gaya menyamping dan nilai ketuntasan hasil belajar sebelum diberi perlakuan pada
pembelajaran penjasorkes dengan memodifikasi sarana pembelajaran, setelah diberi
perlakuan pada siklus I dan siklus II. Berikut ini disajikan secara berturut-turut dari
kondisi awal kemampuan gerak dasar lempar cakram gaya menyamping dan nilai
ketuntasan hasil belajar, setelah diberi perlakuan pada siklus I dan siklus II dari
pembelajaran penjasorkes dengan modifikasi sarana pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
1. Kondisi Awal Kemampuan Gerak Dasar Lempar Cakram Gaya Menyamping
dan Ketuntasan Hasil Belajar
Kondisi awal kemampuan gerak dasar lempar cakram gaya menyamping dan
nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan
Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 diketahui melalui observasi dan
tes kemampuan gerakan lempar cakram gaya menyamping yang meliputi tes
gerakan memegang cakram, gerakan melempar cakram, arah Lemparan, dan gerakan
setelah cakram lepas dari tangan. Tes awal kemampuan lempar cakram gaya
menyamping tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah dari siklus I ke siklus II
yang diberikan ada peningkatan terhadap kemampuan gerak dasar lempar cakram
gaya menyamping? Kondisi awal kemampuan lempar cakram gaya menyamping dan
ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan Kecamatan
Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 4. Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram Gaya Menyamping Pada
Kondisi Awal
Kategori Jumlah Siswa
∑ Prosentase
Tuntas 10 53%
Belum Tuntas 9 47%
Jumlah 19 100%
Berdasarkan data kondisi awal kemampuan gerak dasar lempar cakram gaya
menyamping dan nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 yaitu hasil
ketuntasan belajar rata-rata 64. Dihitung melalui deskripsi data awal yang telah
diperoleh tersebut, masing-masing aspek menuju kriteria keberhasilan pembelajaran
kurang. Maka disusun sebuah tindakan untuk mengoptimalkan kualitas
pembelajaran materi gerak dasar lempar cakram gaya menyamping dan nilai
ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan Kecamatan
Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012, dengan memodifikasi alat bantu
pembelajaran berupa piring plastik sebagai pengganti cakram untuk kegiatan
pembelajaran pada materi gerak dasar lempar cakram gaya menyamping.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Pelaksanaan tindakan akan dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, masing-masing siklus
terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi, (4) analisis dan refleksi.
2. Pelaksanaan Tindakan I
Berdasarkan data kondisi awal kemampuan gerak dasar lempar cakram gaya
menyamping dan nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012, maka
prosentase nilai perlu ditingkatkan dengan model pembelajaran yang lebih tepat,
yaitu membuat daya tarik siswa terhadap kegiatan pembelajaran lempar cakram gaya
menyamping sehingga siswa tidak bosan bahkan menjadi senang dalam
melaksanakan pembelajaran dengan cara memodifikasi alat dan sarana
pembelajaran. Pembelajaran dengan memodifikasi alat dan sarana pembelajaran
merupakan bentuk pembelajaran yang dapat mendatangkan daya tarik siswa,
memudahkan dan timbul keberanian sehingga rasa senang akan muncul pada diri
masing-masing siswa. Pada siklus I ini diberikan 2 (dua) bentuk modifikasi alat
bantu pembelajaran. Bentuk modifikasi alat bantu pembelajaran pada siklus I
sebagai berikut: (1) menggunakan piring plastik sebagai pengganti cakram, (2)
menggunakan media tali plastik yang dibentangkan sebagai target cakram.
Pembelajaran gerak dasar lempar cakram gaya menyamping dengan modifikasi alat
bantu pembelajaran siklus I dilakukan selama satu kali pertemuan, yaitu 2 x 35
menit.
a. Rencana Tindakan Siklus I
Kegiatan perencanaan tindakan I bersama kolaborator mendiskusikan rancangan
tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan
pada siklus I termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.
Melalui RPP siklus I tersebut maka disepakati bahwa pelaksanaan tindakan siklus I
diadakan selama dua kali pertemuan. Peneliti bersama kolaborator melakukan
penilaian kemampuan gerak dasar lempar cakram gaya menyamping dan nilai
ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan Kecamatan
Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012. Dari pelaksanaan tes diperoleh hasil yang
masih kurang optimal, karena masih banyak siswa yang nilainya kurang dari KKM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
(70) atau tidak tuntas yaitu sebanyak 9 siswa (47%). Melalui hasil penelitian
tersebut maka peneliti dan kolaborator merancang rencana pelaksanaan tindakan
siklus I sebagai berikut : (1) peneliti dengan kolaborator merancang model
pembelajaran dengan memodifikasi alat bantu dan sarana pembelajaran lempar
cakram gaya menyamping, untuk mengoptimalkan kemampuan gerak dasar lempar
cakram gaya menyamping pada siswa, (2) peneliti dan kolaborator menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) gerakan lempar cakram gaya
menyamping yang terdiri dari cara memegang cakram, awalan melempar, melempar
cakram, arah lemparan, dan gerak ikutan dengan memodifikasi alat berupa piring
plastik dan alat bantu tali raffia yang dibentangkan sebagai sasaran atau target.
Bersama kolaborator menyiapkan alat pembelajaran yang telah dimodifikasi yang
akan digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran gerak dasar lempar cakram
gaya menyamping seperti: piring plastik, rafia, peluit, kapur, bendera kecil, roll
meter, dan cakram, (3) bersama kolaborator menyusun media pembelajaran berupa
tes dan non tes. Instrumen tes untuk menilai hasil belajar siswa.
Peningkatan kemampuan gerakan gerak dasar lempar cakram gaya menyamping
yang dilakukan oleh siswa dan motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran
dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran. Sedangkan instrument non tes dinilai
berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati
aktifitas dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui
formulir penilaian/rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP, (4) bersama
kolaborator menyusun standar penilaian pada penguasaan kemampuan siswa dalam
melakukan gerak dasar lempar cakram gaya menyamping, (5) peneliti dan
kolaborator menentukan lokasi pelaksanaan tindakan I, yakni di halaman sekolah.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Tindakan I dilaksanakan dua kali pertemuan, selama dua minggu yakni pada
hari Senin tanggal 14 Mei dan 28 Mei 2012, di halaman sekolah. Masing-masing
pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini
pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan kolaborator, dan sekaligus melaksanakan
observasi terhadap proses pembelajaran.
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama (Senin, 14 Mei 2012)
adalah praktik gerak gerakan lempar cakram gaya menyamping, yaitu: cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
memegang cakram, cara melempar cakram gaya menyamping, arah cakram, gerak
ikutan. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah : (1) peneliti bersama
kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdoa
kemudian presensi, (2) peneliti bersama kolaborator memberi motivasi kepada siswa
dan menyampaikan materi pembelajaran, (3) peneliti memberikan peregangan,
pemanasan yang lebih dinamis, gerakan dititikberatkan pada gerak lengan, (4)
peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni dorong-
mendorong satu tangan dengan pasangan. Cara pelaksanaan bergantian setelah
tangan kanan kemudian tangan kiri. Sebelum siswa melakukan, peneliti memberikan
contoh terlebih dahulu, (5) siswa diminta untuk melakukan gerakan dorong-
mendorong dengan dua tangan dari posisi berhadapan, kemudian bergantian, (6)
peneliti memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan dasar
yang baru dilakukan serta memberikan kesempatan untuk bertanya bagi yang belum
tahu, (7) peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi yang ke dua yakni
lempar cakram gaya menyamping dengan target bentangan tali (piring plastik harus
melewati di atas tali). Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang
diberikan oleh peneliti, (8) siswa diminta melakukan gerakan lempar cakram gaya
menyamping kearah tali yang diberi batas rumbai-rumbai sebagaimana yang
dicontohkan oleh peneliti, (9) bersama dengan kolaborator memberikan bimbingan
dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang dilakukan serta memberikan
kesempatan bertanya kepada siswa yang masih belum jelas atau masih mengalami
kesulitan, (10) peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi yang ketiga
yakni lempar cakram gaya menyamping. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan
yang dicontohkan oleh peneliti, (11) siswa diminta melakukan gerakan lempar
cakram gaya menyamping secara perseorangan sesuai yang dicontohkan oleh
peneliti, (12) peneliti bersama kolaborator memberikan motivasi kepada siswa agar
dapat melakukan gerakan dasar lempar cakram gaya menyamping dengan sungguh-
sungguh dan benar, (13) para siswa mengulang-ulang gerakan tersebut sampai batas
waktu yang telah ditentukan oleh peneliti, (14) diakhir pertemuan peneliti bersama
kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan
serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan,
(15) pelajaran diakhiri dengan pendinginan, kemudian berdoa dan siswa dihitung
kembali, akhirnya siswa dibubarkan untuk mengikuti pelajaran berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan ke dua (Senin, 21 Mei 2012)
adalah mengulangi materi pada pertemuan I dan melakukan penilaian proses
pembelajaran. Urutan pelaksanaannya adalah: (1) bersama kolaborator menyiapkan
siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdoa, kemudian presensi, (2)
peneliti bersama kolaborator memberi motivasi kepada siswa dan menyampaikan
materi pembelajaran, (3) peneliti dan kolaborator memberikan peregangan dan
pemanasan dengan menggelindingkan cakram, (4) siswa mengulangi pembelajaran
lempar cakram gaya menyamping dengan piring plastik dan media tali plastik, (5)
peneliti bersama kolaborator melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan
praktik yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback)
kepada siswa yang melakukan praktik gerakan lempar cakram gaya menyamping,
serta menyiapkan materi selanjutnya, (6) dengan kolaborator menyiapkan siswa
untuk mengikuti tes akhir siklus I dengan memanggil satu per satu untuk melakukan
lempar cakram gaya menyamping dengan alat bantu pembelajaran yang telah
diajarkan, (7) peneliti bersama kolaborator melakukan tes untuk siklus I, dengan
mencatat dan menilai kualitas pada blangko penilaian yang telah disiapkan, (8)
diakhir pertemuan peneliti bersama kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan, serta memberikan informasi mengenai
pelaksanaan tes kemampuan yang terdiri dari: tes memegang dan awalan lempar
cakram gaya menyamping, gerak melempar cakram, arah cakram, dan gerakan
ikutan dalam bentuk praktik.
Pada pertemuan (Senin 21 Mei 2012), peneliti melakukan tes kemampuan gerak
dasar lempar cakram gaya menyamping pada siklus I. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut: (1) peneliti bersama kolaborator menyiapkan
siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I dengan memanggil satu per satu untuk
melakukan tes kemampuan gerak dasar yang terdiri dari: tes memegang dan awalan
lempar cakram gaya menyamping, gerak melempar cakram, arah cakram, dan
gerakan ikutan dalam bentuk praktik dilakukan berulang-ulang. Peneliti bersama
kolaborator melakukan tes untuk siklus I dengan mencatat hasil tes kemampuan
gerak dasar lempar cakram gaya menyamping dengan menggunakan blangko
penilaian yang telah disiapkan, (2) diakhir pertemuan peneliti dan kolaborator
melakukan evaluasi terhadap hasil tes yang telah dilakukan serta memberi informasi
mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
c. Observasi dan Interprestasi Tindakan I
Observasi dan interprerstasi tindakan I dilakukan selama tindakan I
berlangsung. Peneliti bersama kolaborator melakukan observasi dan interprestasi
tindakan I, adapun pelaksanaan tindakan I yakni: (1) sebelum pembelajaran
berlangsung peneliti dan kolaborator menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran, (2)
sebelum tindakan I dilaksanakan peneliti dan kolaborator melaksanakan pretest
sebagai bahan acuan dalam membandingkan hasil tes awal dengan tes akhir pada
siklus I, (3) peneliti melakukan proses pembelajaran gerak dasar lempar cakram
gaya menyamping, dalam hal ini peneliti mengacu pada alur pembelajaran (sintaks)
pada model pembelajaran, yakni adanya penjelasan materi, unjuk kerja contoh, serta
pelaksanaan instruksi verbal oleh siswa, (4) peneliti mengamati proses pembelajaran
gerak dasar lempar cakram gaya menyamping dengan modifikasi alat bantu
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada siswa kelas V SD
Negeri 1 Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga. Pada pertemuan pertama
(Senin, 14 Mei 2012, selama 2 x 35 menit), peneliti mengajarkan materi gerak dasar
lempar cakram gaya menyamping dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran,
yakni cakram diganti piring plastik dengan target melewati tali yang dibentangkan.
Pada pertemuan ke dua (Senin, 21 Mei 2012, selama 2 x 35 menit) peneliti
memberikan materi yang sama, mengulangi pembelajaran pada pertemuan pertama,
serta mengadakan tes akhir siklus I. Peneliti bersama kolaborator melakukan
penilaian melalui lembar observasi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran gerak dasar lempar cakram gaya
menyamping melalui modifikasi piring plastik dan media tali plastik, (5) Tes ini
digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa
dalam melakukan gerak dasar lempar cakram gaya menyamping setelah diberi
tindakan I.
d. Deskripsi Data Hasil Setelah Tindakan I
Selama pelaksanaan siklus atau tindakan I, maka peneliti melakukan
pengambilan data penelitian. Adapun deskripsi data peningkatan hasil belajar gerak
dasar lempar cakram gaya menyamping dan nilai ketuntasan hasil belajar dengan
memodifikasi alat bantu pembelajaran berupa piring plastik dan tali rafia pada siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran
2011/2012, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 5. Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram Gaya Menyamping Pada
Siklus I
Kategori Jumlah Siwa
∑ Prosentase
Tuntas 15 79%
Belum Tuntas 4 21%
Jumlah 19 100%
Tabel 6. Peningkatan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram Gaya
Menyamping Dari Kondisi Awal ke Siklus I
Kategori Kondisi Awal Prosentase Siklus I Prosentase
Tuntas 10 53% 15 79%
Belum Tuntas 9 47% 4 21%
∑ 19 100% 19 100%
Berdasarkan data peningkatan kemampuan lempar cakram gaya menyamping
dan nilai ketuntasan hasil belajar dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran pada
siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun
pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus I rata-rata meningkat sebesar 3
(5%). Hal ini menunjukkan bahwa, setelah diberi perlakuan pada siklus I
kemampuan gerak dasar lempar cakram gaya menyamping dan ketuntasan belajar
mengalami peningkatan. Perhitungan peningkatan nilai ketuntasan hasil belajar dari
kondisi awal ke siklus I terlampir.
Dalam pelaksanaan tindakan I terdapat kelebihan dan yang dapat digunakan
sebagai tolok ukur keberhasilan tindakan I, adapun kelebihan dalam pelaksanaan
tindakan I diantaranya: (1) siswa merasa tertarik dengan cara yang baru disampaikan
oleh peneliti yang dengan melalui penjelasan kolaborator dan peneliti, penyampaian
materi model inovatif dengan permainan yang kompetitif pada pemanasan dan
modifikasi alat bantu pembelajaran dalam melaksanakan pembelajaran gerak dasar
lempar cakram gaya menyamping, yakni: cara memegang cakram, awalan gaya
menyamping, melempar cakram, dan gerak ikutasn siswa merasa senang dengan
kegiatan belajar dengan modifikasi alat bantu pembelajaran sehingga siswa mudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
melakukan gerakan gerak dasar yang selama ini dianggap sulit, membosankan,
melelahkan, dan malas untuk melakukannya, disamping itu model pelaksanaan
pembelajaran ini dianggap jarang digunakan dalam proses pembelajaran pada materi
yang sama, (2) Siswa mudah dalam menyerap pelaksanaan kegiatan menggunakan
modifikasi karena sangat membantu siswa dalam melakukan lempar cakram gaya
menyamping karena dengan Piring plastik siswa tidak takut sakit sehingga
pelaksanaan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, dan siswa dapat secara
cepat menyesuaikan materi karena sudah melihat gerakan yang diinstruksikan
sebelumnya oleh peneliti. Situasi kelas lebih tertata, sehingga materi yang
disampaikan lebih terarah.
Dalam pelaksanaan tindakan siklus I ini masih terdapat beberapa kelemahan
sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan tindakan I, adapun kelemahan
dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan I tersebut adalah : (1) sebagian besar
siswa belum dapat mempraktikkan gerakan dasar lempar cakram gaya menyamping
dengan baik dan benar, (2) saat melakukan gerak menolak dengan satu tangan
kebanyakan siswa masih belum menolak tetaqpi melempar, hal ini berarti siswa
belum dapat melakukan gerakan yang diharapkan peneliti, (3) masih ada beberapa
siswa yang tidak serius dalam melaksanakan pembelajaran, hal ini dibuktikan
dengan adanya siswa yang melakukan passing dengan gerakan semaunya atau
berlebihan, (4) kurang mampu mencermati contoh pelaksanaan lempar cakram gaya
menyamping melewati tali rafia sehingga siswa belum menunjukkan kualitas
gerakan lempar cakram gaya menyamping yang optimal.
e. Analisis dan Refleksi Tindakan I
Berdasarkan observasi tindakan I tersebut, bersama dengan kolaborator
melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: (1) jumlah dan frekuensi pertemuan
pada siklus atau tindakan I telah menunjukkan hasil yang sesuai, (2) pelaksanaan
proses pembelajaran telah sesuai dengan rencana yang dibuat pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I atau tindakan I, (3) tes awal untuk
mengetahui kemampuan siswa pada awal sebelum mendapatkan tindakan, (4) model
pembelajaran yang ditetapkan oleh peneliti dengan kolaborator mampu mengatur
kondisi kelas, sehingga proses pembelajaran serta transfer materi dapat berlangsung
lebih maksimal, (5) hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus I belum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
menunjukkan hasil yang maksimal, masih ada nilai siswa yang dibawah KKM dan
belum sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu ketuntasan nilai siswa sebesar
80%, sehingga dilanjutkan ke siklus II, (6) kelebihan dan keberhasilan dalam
pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dipertahankan dan ditingkatkan, (7) dalam
mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan
tindakan I, maka disusun langkah antisipatif yakni: a) siswa diminta mengingat
gerakan lempar cakram gaya menyamping sesuai yang telah diajarkan, b) peneliti
bersama kolaborator memberikan reward (penghargaan) bagi siswa yang dapat
melakukan gerak dasar lempar cakram gaya menyamping secara baik dan benar, c)
peneliti tidak hanya berada didepan saja saat memberikan penjelasan kepada siswa.
Peneliti juga selalu memonitor siswa yang berada di bagian belakang, agar mereka
juga ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran, d) peneliti dengan dibantu kolaborator
mengatur jalannya proses pembelajaran.
Bersama kolaborator sepakat menyusun tindakan perbaikan dan membatalkan
sebagian materi yang dianggap sudah dapat dilaksanakan siswa dengan baik.
3. Deskripsi Tindakan II
Tindakan atau siklus II adalah tindak lanjut dari siklus I, dimana dalam
pelaksanaan tindakan pada siklus I rata-rata siswa menunjukkan hasil yang kurang
maksimal dan belum sesuai dengan target yang ditentukan. Pelaksanaan tindakan
atau siklus II mengacu pada pelaksanaan tindakan siklus I, karena merupakan
perbaikan dari tindakan siklus I. Adapun tahapan yang dilakukan pada tindakan II
ini diantaranya adalah:
a. Rencana Tindakan II
Bersama dengan kolaborator peneliti mendiskusikan rencana tindakan atau
siklus II yang akan dilaksanakan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana
tindakan pada siklus II mengacu pada hasil analisis dan refleksi tindakan I yang
termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.
Melalui hasil pengukuran tersebut maka peneliti bersama kolaborator
merancang rencana pelaksanaan siklus II sebagai berikut: (1) peneliti bersama
kolaborator merancang skenario model pembelajaran dengan memodifikasi alat
bantu pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
meningkatkan motivasi siswa serta kemampuan gerak dasar lempar cakram gaya
menyamping. Dengan sistem pembelajaran sebagai berikut: a) peneliti menjelaskan
tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran,
menyiapkan siswa untuk belajar, b) peneliti mendemonstrasikan keterampilan
dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap, c) bersama dengan
kolaborator merencanakan dan memberi bimbingan pembelajaran awal, d)
mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik ?, member
umpan balik, e) peneliti menyiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan,
dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam
kehidupan sehari-hari, (2) dengan kolaborator menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) gerak dasar lempar cakram gaya menyamping yang terdiri dari
gerakan cara pegang cakram, melempar cakram, arah Lemparan, gerak ikutan
dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran berupa piring plastik dan penggunaan
media tali rafia sebagai target. Peneliti bersama kolaborator menyiapkan alat seperti
peluit, tali plastik, piring plastik, bendera kecil, kapur, dan roll meter, (3) bersama
dengan kolaborator peneliti menyusun alat evaluasi berupa tes dan non tes.
Instrumen tes dinilai hasil peningkatan kemampuan hasil belajar siswa dan motivasi
belajar siswa dengan model pembelajaran yang dimodifikasi yaitu alat bantu
pembelajaran dengan menggunakan piring plastik ukuran cakram sebagai pengganti
cakram sebenarnya. Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman
observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa
selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian/rubrik
penilaian siswa yang tercantum dalam RPP, (4) bersama dengan kolaborator
menyusun standar penilaian pada penguasaan kemampuan siswa dalam melakukan
gerak dasar lempar cakram gaya menyamping, (5) bersama dengan kolaborator
menentukan lokasi pelaksanaan siklus II, yakni di halaman sekolah, karena halaman
sekolah tidak cukup dan kurang aman.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Tindakan atau siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan, selama dua minggu
yakni pada hari Senin tanggal 28 dan 4 Juni 2012, di halaman sekolah. Masing-
masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Sesuai dengan RPP pada
siklus II ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator/guru pamong,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
dan sekaligus melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran. Seluruh proses
pembelajaran dalam siklus II ini adalah pengulangan, sebab materi secara dasar telah
diberikan pada siklus sebelumnya.
Materi pada pelaksanaan siklus II, pertemuan pertama (Senin, 4 Juni 2012)
adalah praktik gerak dasar lempar cakram gaya menyamping, yaitu: lempar cakram
gaya menyamping dengan target tali rafia. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut
adalah: (1) bersama kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses
pembelajaran dengan berdoa kemudian presensi, (2) bersama dengan kolaborator
memberi motivasi kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3)
peneliti memberikan peregangan dan pemanasan dengan menitik beratkan kekuatan
lengan, (4) peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni
lempar cakram gaya menyamping ke tali rafia. Siswa diminta memperhatikan
pelaksanaan contoh yang diberikan peneliti, (5) siswa diminta untuk melakukan
gerakan lempar cakram gaya menyamping melewati tali rafia, sesuai dengan contoh
yang diberikan peneliti, (6) peneliti memberikan bimbingan dan evaluasi kepada
siswa tentang gerakan yang dilakukan serta memberikan kesempatan bertanya
kepada yang masih belum jelas atau menemui kesulitan, (7) peneliti bersama
kolaborator menyampaikan penjelasan mengenai materi yang kedua yaitu lempar
cakram gaya menyamping melewati tali rafia sebagaimana yang dicontohkan
peneliti, (8) siswa diminta melakukan gerakan lempar cakram gaya menyamping
melewati tali rafia sesuai contoh dari peneliti, (9) peneliti bersama kolaborator
meberikan bimbingan dan evaluasi terhadap siswa setelah melakukan latihan tentang
lempar cakram gaya menyamping serta memberikan kesempatan pada siswa untuk
bertanya apabila mengalami kesulitan, (10) peneliti menyampaikan penjelasan
mengenai materi yang ke tiga yakni, lempar cakram gaya menyamping. Siswa
diminta untuk memperhatikan contoh pelaksanaan lempar cakram gaya menyamping
satu persatu, (11) siswa diminta melakukan gerakan lempar cakram gaya
menyamping sesuai dengan yang dicontohkan peneliti, (12) bersama dengan
kolaborator memberikan motivasi kepada para siswa agar dapat melakukan gerak
dasar lempar cakram gaya menyamping dengan sungguh-sungguh, (13) siswa
mengulang-ulang gerakan lempar cakram gaya menyamping, (14) diakhir pertemuan
peneliti bersama kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang
telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
disampaikan minggu depan, (15) pelajaran diakhiri dengan berdoa dan siswa
dihitung kembali, kemudian siswa dibubarkan untuk mengikuti pelajaran
selanjutnya.
Materi pada pelaksanaan siklus II, pertemuan ke 2 (Senin, 4 Juni 2012) adalah
melakukan pengulangan materi pada pertemuan pertama dan melakukan penilaian
proses pembelajaran. Urutan pelaksanaan tersebut adalah: (1) peneliti bersama
dengan kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan
berbaris, berdoa, kemudian presensi, (2) peneliti bersama kolaborator memberi
motivasi kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3) peneliti
memberikan peregangan dan pemanasanseperti pertemuan sebelumnya, (4) siswa
melakukan gerakan lempar cakram gaya menyamping dengan menggunakan piring
plastik, (5) peneliti bersama-sama dengan kolaborator melakukan evaluasi serta
mengecek pelaksanaan praktik yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan
balik (feedback) kepada siswa yang melakukan praktik gerak dasar lempar cakram
gaya menyamping, serta menyiapkan materi selanjutnya, (6) peneliti dan kolaborator
menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir siklus II dengan memanggil satu per
satu untuk melakukan gerakan lempar cakram gaya menyamping yang telah
diajarkan, (7) bersama dengan kolaborator melakukan tes untuk siklus II, dengan
mencatat dan menilai kualitas gerakan lempar cakram gaya menyamping pada
blangko penilaian yang telah disiapkan, (8) diakhir pertemuan peneliti bersama
kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan
serta memberikan informasi mengenai pelaksanaan tes kemampuan gerak dasar
lempar cakram gaya menyamping yang meliputi memegang cakram, awalan,
lemparan, arah lemparan, gerak ikutan.
c. Observasi dan Interprestasi Tindakan II
Observasi dan interprestasi siklus atau tindakan II dilakukan selama tindakan II
berlangsung. Dengan kolaborator melakukan observasi dan interprrestasi tindakan
II, adapun pelaksanaan tindakan II yakni: (1) peneliti mengamati proses
pembelajaran gerak dasar lempar cakram gaya menyamping dengan memodifikasi
alat bantu pembelajaran berupa piring plastik pada siswa kelas V SD Negeri 1
Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012, (2) sebelum
pembelajaran berlangsung peneliti dan kolaborator bersangkutan menyusun Rencana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II sebagai pedoman atau acuan dalam proses
pelaksanaan pembelajaran, (3) peneliti melakukan proses pembelajaran gerakan
lempar cakram gaya menyamping, dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur
pembelajaran) pada model pembelajaran, yakni adanya penjelasan materi,
demonstrasi/unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara langsung oleh
siswa, (4) bersama dengan kolaborator memberikan motivasi kepada siswa agar
mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti bersama
kolaborator memberikan contoh gerakan dengan benar. Siswa dengan semangat
melakukan apa yang diperintahkan peneliti. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
proses pembelajaran diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktifitas siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung, yaitu siswa yang senang, bersemangat dan tidak
cepat merasa lelah dan bosan. Dari hasil penilaian siswa yang kurang aktif selama
kegiatan pembelajaran berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa diantara mereka
ada yang kurang menyukai materi, (5) peneliti bersama kolaborator dan siswa selalu
memberikan penghargaan kepada setiap penampilan siswa. Peneliti dan kolaborator
juga memberikan penghargaan berupa pujian, seperti kata “bagus sekali”, “Ya
bagus”, “Contoh yang ini!”, dan lain-lain. Suasana tampak lebih hidup dengan
semangat dan antusiasme siswa yang tinggi, (6) bersama kolaborator melakukan
penilaian melalui lembar observasi, dan tes kemampuan siswa saat melakukan gerak
dasar lempar cakram gaya menyamping dengan tujuan untuk mengetahui seberapa
optimalnya pengaruh modifikasi alat bantu pembelajaran terhadap hasil belajar
lempar cakram gaya menyamping siswa.
d. Deskripsi Data Hasil Setelah Tindakan II.
Selama pelaksanaan siklus atau tindakan II, maka peneliti melakukan
pengambilan data penelitian. Adapun deskripsi data peningkatan hasil belajar gerak
dasar lempar cakram gaya menyamping dan nilai ketuntasan hasil belajar dengan
memodifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun
pelajaran 2011/2012, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 7. Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram Gaya Menyamping Pada
Siklus II.
Kategori Jumlah Siswa
∑ Prosentase
Tuntas 19 100%
Belum Tuntas 0 0%
Jumlah 19 100%
Tabel 8. Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Lempar Cakram Gaya
Menyamping dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus I ke
Siklus II.
Kategori Siklus I Prosentase Siklus II Prosentase
Tuntas 15 79% 19 100%
Belum Tuntas 4 21% 0 0%
∑ 19 100% 19 100%
Berdasarkan data peningkatan nilai hasil belajar dari siklus I ke siklus II
menunjukkan, siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan Kecamatan
Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 rata-rata meningkat sebesar 2 (3%). Hal ini
menunjukkan bahwa, setelah diberi pembelajaran pada siklus II hasil belajar gerak
dasar lempar cakram gaya menyamping dan ketuntasan belajar mengalami
peningkatan. Penghitungan peningkatan nilai ketuntasan hasil belajar siklus I ke
siklus II terlampir.
Disamping itu, jika dilihat dari kondisi awal ke siklus II kemampuan gerakan
dasar dan hasil belajar lempar cakram gaya menyamping mengalami peningkatan.
Peningkatan kemampuan hasil hasil belajar dari kondisi awal ke siklus II disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 9. Peningkatan Nilai Hasil Belajar Lempar Cakram Gaya Menyamping Dari
Kondisi Awal ke Siklus II.
Kategori Kondisi Awal Prosentase Siklus II Prosentase
Tuntas 10 53% 19 100%
Belum Tuntas 9 47% 0 0%
∑ 19 100% 19 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Berdasarkan data peningkatan kemampuan gerak dasar lempar cakram gaya
menyamping dan nilai hasil belajar dari kondisi awal ke siklus II menunjukkan
kemampuan gerak dasar lempar cakram gaya menyamping siswa kelas V SD Negeri
1 Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 rata-rata
peningkatan nilai hasil belajar 5 (8%). Hal ini menunjukkan bahwa, setelah diberi
perlakuan pada siklus II kemampuan gerak dasar lempar cakram gaya menyamping
dan ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan. Penghitungan peningkatan
nilai hasil belajar dari kondisi awal ke siklus II terlampir.
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pelaksanaan tindakan II
berlangsung hasil belajar siswa dapat diidentifikasi. Telah memenuhi target dengan
capaian berhasil atau tuntas lebih dari target pencapaian yang diharapkan.
Dalam pelaksanaan siklus II terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai
tolok ukur keberhasilan pada pelaksanaan siklus II, adapun kelebihan pada
pelaksanaan siklus II diantaranya: (1) sebagian besar siswa telah mampu melakukan
gerak dasar lempar cakram gaya menyamping, yakni dari mulai memegang cakram
dan awalan, menolakkan cakram, arah cakram, dan gerak ikutan setelah melempar
cakram dapat dilakukan dengan baik. Walau ada sebagian kecil (2 siswa) yang
melakukannya kurang baik, (2) dengan bantuan kolaborator, proses transfer materi
kepada siswa berjalan lancar dan menyenangkan. Melalui penguatan pembelajaran
dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran siswa lebih tertarik dan senang
melakukannya, sehingga siswa aktif dalam pembelajaran.
e. Analisis dan Refleksi Siklus/Tindakan II
Berdasarkan observasi tindakan/siklus II tersebut, peneliti bersama kolaborator
melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: (1) jumlah dan frekuensi pertemuan
pada siklus atau tindakan II telah menunjukkan hasil yang sesuai yakni dua kali
pertemuan dengan satu kali pertemuan untuk pengambilan data akhir siklus II, sebab
materi yang diberikan sedikit hanya penguatan pada sebagian siswa sedangkan
sebagian lain adalah penyempurnaan gerakan, (2) pelaksanaan proses pembelajaran
telah sesuai dengan rencana yang dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) siklus II, (3) model pembelajaran dengan memodifikasi yang diterapkan telah
mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses pembelajaran serta transfer materi
dapat berlangsung lebih maksimal, serta penguatan materi yang dilakukan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
siklus II dapat terlaksana dengan baik, (4) melihat hasil yang diperoleh pada siklus II
maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) telah memenuhi target dari rencana target
yang telah ditetapkan, dan dirasa sudah optimal sesuai dengan yang diharapkan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas V SD Negeri 1
Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 dapat
dipaparkan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus I
Perbandingan peningkatan hasil belajar gerak dasar lempar cakram gaya
menyamping pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan Kecamatan
Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus I disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 10. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus I.
Rata-rata Kondisi
Awal Hasil Belajar
Rata-rata Peningkatan
Siklus I Peningkatannya
64 67 3 = 5%
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan hasil
belajar Lempar cakram Gaya Menyamping siswa kelas V SD Negeri 1
Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi
awal ke siklus I sebagai berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Gambar 8. Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus I
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketuntasan hasil belajar
siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun
pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan meskipun masih sangat kecil. Hal ini
dapat dilihat bahwa, ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari kondisi
awal ke siklus I sebesar 2.
2. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Siklus I ke Siklus II
Perbandingan peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 dari siklus I
ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 11. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Dari Siklus I ke Siklus II.
Rata-rata Hasil
Belajar Siklus I
Rata-rata Peningkatan
Siklus II
Peningkatan Hasil
Belajar
67 69 2 = 3%
Kondisi Awal, 64 Siklus I, 67
Peningkatan, 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan
hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan Kecamatan
Purbalingga tahun peljaran 2011/2012 dari siklus I ke siklus II sebagai berikut:
Gambar 9. Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus I ke Siklus II
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketuntasan hasil belajar
lempar cakram gaya menyamping siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan
Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan
meskipun sedikit. Hal ini dapat dilihat bahwa, ketuntasan hasil belajar mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 2.
3. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus II
Perbandingan peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi
awal ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 12. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal ke Siklus II.
Rata-rata Hasil
Belajar Kondisi Awal
Rata-rata Peningkatan
Siklus II
Peningkatan Hasil
Belajar
64 69 5 = 8 %
Siklus I, 67 Siklus II, 69
Peningkatan, 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Lebih jelasnya berikut disajikan grafik perbandingan peningkatan hasil
belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga
tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus II sebagai berikut:
Gambar 10. Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus II
Berdasarkan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa, hasil belajar siswa
kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran
2011/2012 mengalami peningkatan yang cukup. Hal ini dapat dilihat bahwa,
ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari kondisi awal ke siklus II
sebesar 5.
D. Pembahasan
1. Prosentase Peningkatan Hasil Belajar pada Kondisi Awal
Prosentase hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan
Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Kondisi Awal, 64 Siklus II, 69
Peningkatan, 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Tabel 13. Prosentase Kondisi Awal Hasil Belajar.
Rentang
Nilai Kategori Kriteria
Jumlah
Anak Prosentase
> 74 Baik Sekali Tuntas 3 16%
70 – 74 Baik Tuntas 1 5%
65 – 69 Cukup Tuntas 6 32%
< 65 Kurang Tidak Tuntas 9 47%
Jumlah 19 100%
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa, pada kondisi awal
ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan Kecamatan
Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 dengan kategori baik sekali (tuntas)
sebanyak 3 siswa (16%) kategori baik (tuntas) sebanyak 6 siswa (32%), kategori
cukup (tuntas) sebanyak 6 siswa (32%), dan yang masih berada di bawah KKM
atau tidak tuntas sebanyak 9 siswa (47%).
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan hasil
belajar lempar cakram gaya menyamping siswa kelas V SD Negeri 1
Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 pada
kondisi awal sebagai berikut:
Gambar 11. Prosentase Hasil Belajar Kondisi Awal
9 Siswa Kurang, 47
6 Siswa Cukup, 32
1 Siswa Baik, 5
3 siswa baik sekali, 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Pada Siklus I
Prosentase ketuntasan hasil belajar siklus I hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri 1 Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 14. Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Pada Siklus I
Rentang
Nilai Kategori Kriteria
Jumlah
Anak Prosentase
> 74 Baik Sekali Tuntas 4 21%
70 – 74 Baik Tuntas 1 5%
65 – 69 Cukup Tuntas 10 53%
< 65 Kurang Belum Tuntas 4 21%
Jumlah 19 100%
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa, pada siklus I ketuntasan hasil
belajar kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun
pelajaran 2011/2012 dengan kategori baik sekali (tuntas) sebanyak 4 siswa (21%),
kategori baik (tuntas) sebanyak 1 siswa (5%), kategori cukup (tuntas) sebanyak 10
siswa (53%), dan kategori kurang (belum tuntas) sebanyak 4 siswa (21%).
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan hasil
belajar gerak dasar lempar cakram gaya menyamping siswa kelas V SD Negeri 1
Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 pada siklus
I sebagai berikut:
Gambar 12. Prosentase Hasil Belajar Siklus I
4 Siswa Kurang, 21
10 Siswa Cukup, 53
1 Siswa Baik,
5
4 siswa Baik Sekali, 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
3. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus II
Prosentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 15. Ketuntasan Hasil Belajar Pada siklus II.
Rentang
Nilai Kategori Kriteria
Jumlah
Anak Prosentase
> 74 Baik Sekali Tuntas 3 16%
70 – 74 Baik Tuntas 2 10%
65 – 69 Cukup Tuntas 14 74%
< 65 Kurang Belum Tuntas 0 0%
Jumlah 19 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, pada siklus II ketuntasan
hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan Kecamatan
Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 dengan kategori baik sekali (tuntas)
sebanyak 3 siswa (16%), kategori baik (tuntas) sebanyak 2 siswa (10%), kategori
cukup (tuntas) sebanyak 14 siswa (74%), dan kategori kurang (belum tuntas)
sebanyak 0 siswa (0%).
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan
hasil belajar lempar cakram gaya menyamping siswa kelas V SD Negeri 1
Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 pada siklus
II sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Gambar 13. Prosentase Hasil Belajar Siklus II
4. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal, Siklus I
dan Siklus II.
Prosentase peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi
awal ke siklus I dan siklus II disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 14. Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke
Siklus I dan ke Siklus II.
0 siswa Kurang, 0
14 siswa Cukup, 74
2 siswa Baik, 10
3 Siswa Baik Sekali, 16
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
47
21
0
32
53
74
5 5
10
16
21
16
Pe
rse
n
Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Berdasarkan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa, kondisi awal
ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan Kecamatan
Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 yang memiliki kategori baik sekali
(tuntas) sebanyak 3 siswa (16%), kategori baik (tuntas) sejumlah 1 siswa (5%)
kategori cukup (tuntas) sebanyak 6 siswa (32%), kategori kurang (belum tuntas)
sebanyak 9 siswa (47%). Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu yang masuk
dalam kategori baik sekali (tuntas) sebanyak 2 (21), kategori baik sebanyak 1 siswa
(5%) dan kategori cukup (tuntas) sebanyak 10 siswa (53%), dan kategori kurang
(belum tuntas) sebanyak 4 siswa (21%). Pada siklus II yang masuk dalam kategori
baik sekali (tuntas) sebanyak 3 siswa (16%), kategori baik (tuntas) sebanyak 2
siswa (10%), kategori cukup (tuntas) sebanyak 14 siswa (74%). Dari siswa yang
berjumlah 19 ternyata seluruhnya (100%) tuntas dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas V SD Negeri 1
Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 dilaksanakan
dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan,
(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interprestasi, dan (4) analisis dan refleksi.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah
diungkapkan pada Bab IV, diperoleh simpulan yaitu memodifikasi alat bantu
pembelajaran piring plastik dapat mengoptimalkan kemampuan hasil belajar gerak
dasar lempar cakram gaya menyamping pada siswa kelas V SD Negeri 1
Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012.
Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan dari kondisi awal ke
siklus I dan ke siklus II, nilai ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal hanya
menunjukkan 10 siswa dari 19 siswa yang tuntas belajar atau 53%, siklus I sebanyak 15
siswa dari 19 siswa yang tuntas belajar atau 79%, dan pada siklus II siswa yang
berjumlah 19 seluruhnya tuntas dalam belajar (100%).
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses
pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak
guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang digunakan.
Kemampuan guru dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi,
mengelola kelas, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta teknik yang
digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Faktor dari siswa yaitu
minat dan motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, ketersediaan alat/media
pembelajaran yang menarik dapat membantu siswa dalam mengikuti pembelajaran,
sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa, dengan penggunaan
alat bantu dapat meningkatkan hasil belajar siswa (baik proses maupun hasil), sehingga
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru yang ingin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
menggunakan media yang berupa peralatan yang sederhana, mudah diperoleh, dan
murah yang ada di sekitar kita seperti tali, bola plastik, piring plastik, ban bekas atau
yang dapat dibuat sendiri atau alat lain yang dapat digunakan sebagai media alternatif
dalam pembelajaran penjasorkes. Bagi guru mata pelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif
dalam melaksanakan proses pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan
peningkatan hasil belajar gerak dasar yang efektif dan menarik yang membuat siswa
lebih aktif serta menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran penjasorkes yang
pada awalnya membosankan dan melelahkan menjadi pembelajaran yang
menyenangkan.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Bagi siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungmenjangan Kecamatan Purbalingga tahun
pelajaran 2011/2012 hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan keterampilan
dalam mengembangkan materi, meningkatkan disiplin, kerja sama sehingga
kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiring dengan
peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu siswa hendaknya mau
membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritik agar
dapat memperbaiki kualitas belajarnya dan mau menggunakan fasilitas yang dapat
mendukung kelancaran proses pembelajaran.
2. Bagi guru Penjasorkes apabila mengalami kesulitan dalam pembelajaran gerak
dasar tolak peluru gaya menyamping sebaiknya menggunakan alat bantu
pembelajaran berupa bola plastik yang diisi serbuk gergaji atau yang sejenisnya
yang besarnya sama dengan peluru atau yang sejenisnya sebagai solusinya.
3. Bagi sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang sebanding
dengan jumlah siswa dan melengkapi alat yang diperlukan meskipun alat tersebut
adalah hasil modifikasi guru.