plasenta previa lapkas

48
2012 PLASENTA PREVIA Kata Pengantar Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul “Plasenta Previa”. Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan di Rumah Sakit dr. R.M Djoelham, Binjai. Dalam pembuatan karya tulis ini, saya mengambil referensi dari literatur dan jaringan internet. Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing saya, dr. Arusta Tarigan, Sp.OG, yang telah memberikan bimbingannya dalam proses penyelesaian karya tulis ini, juga untuk dukungannya baik dalam bentuk moril dalam mencari referensi yang lebih baik. Selain itu, saya juga mengucapkan terimakasih kepada teman saya yang berada dalam satu kelompok kepaniteraan yang sama atas dukungan dan bantuan mereka selama saya menjalani kepaniteraan ini. Pengalaman saya dalam kepaniteraan ini 1

Upload: vino-g-albert

Post on 13-Aug-2015

56 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya

sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul “Plasenta Previa”.

Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam Kepaniteraan

Klinik Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan di Rumah Sakit dr. R.M Djoelham,

Binjai. Dalam pembuatan karya tulis ini, saya mengambil referensi dari literatur dan

jaringan internet.

Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing saya,

dr. Arusta Tarigan, Sp.OG, yang telah memberikan bimbingannya dalam proses

penyelesaian karya tulis ini, juga untuk dukungannya baik dalam bentuk moril dalam

mencari referensi yang lebih baik.

Selain itu, saya juga mengucapkan terimakasih kepada teman saya yang berada

dalam satu kelompok kepaniteraan yang sama atas dukungan dan bantuan mereka selama

saya menjalani kepaniteraan ini. Pengalaman saya dalam kepaniteraan ini akan selalu

menjadi suatu inspirasi yang unik. Saya juga mengucapkan rasa terimakasih yang

mendalam kepada kedua orangtua saya atas bantuan, dukungan baik secara moril maupun

materil, dan kasihnya.

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Penulis

Mustasyar

1

Page 2: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..……….………………………………………………………….1

DAFTAR ISI………….……….…………………………………………………………2

Pendahuluan…..............…………….………………………………………………..

…..3Anatomi……….....

………………………………………………………………………..4

Definisi................................................................................................................................

4Epidemiologi…………………......

…………………………………………………….....5

Faktor Predisposisi............................................................................................................6

Etiologi………………….....………………………………………………………….…..7

Klasifikasi...........................................................................................................................7

Patofisiologi……….....………………………………………………………………….10

Gambaran Klinis……......………………………………………………………………10

Diagnosa…......…………………………………………………………………………..11

Diagnosa Banding............................................................................................................14

Penanganan….....……………………………………………………………………….15

Komplikasi………………......……………………………………………………….….19

Kesimpulan……......…………………………………………………………………….20

DAFTAR PUSTAKA……………..……………………………………………………23

2

Page 3: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

BAB I

PENDAHULUAN

Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai kelainan yang berbahaya.

Perdarahan pada kehamilan muda disebut abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut

perdarahan antepartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan tua adalah 22 minggu.

Frekuensi perdarahan antepartum sendiri sekitar 3% sampai 4% dari semua persalinan.

Sedangkan kejadian perdarahan antepartum di RS lebih tinggi karena menerima rujukan.

Perdarahan antepartum yang bersumber pada kelainan yang secara klinis biasanya tidak

terlampau sukar untuk ditentukan ialah plasenta previa dan solusio plasenta.

Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim

sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Ada beberapa

faktor yang dapat mengakibatkan ibu hamil mengalami plasenta previa, diantaranya yaitu

multiparitas dan umur lanjut (>35tahun), defek vaskularisasi desidua oleh peradangan

dan atrofi, cacat/jaringan parut pada endometrium oleh bekas-bekas pembedahan (sc,

kuret dan lain-lain ), khorion leave persistent, korpus luteum bereaksi terlambat, plasenta

besar pada hamil ganda dan eritroblastosis atau hidrops fetalis serta kebiasaan merokok.

Kejadian plasenta previa bervariasi diberbagai tempat berkisar antara 0,3% sampai 0,6%

dari seluruh persalinan, sedangkan di RS lebih tinggi karena menerima rujukan dari luar.

Selain itu, Archibong El dan Ahmed WSM (1997-2000) di RS Abha Maternity dengan 6

kasus paritas di atas, didapatkan prevalensi meningkat secara bermakna berdasarkan

paritas.

3

Page 4: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

BAB II

ISI

I. ANATOMI

Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal lebih

kurang 2,5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada

kehamilan 16 minggu dengan ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan ke arah

korion.

Letak plasenta biasanya umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas

ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri

lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Di tempat-tempat tertentu

pada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah

kembali. Pada pinggir plasenta di beberapa tempat terdapat suatu ruang vena yang luas

untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller di atas. Darah ibu yang

mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml tiap menit pada kehamilan 20

minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Perubahan-perubahan

terjadi pula pada jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu

lapisan sinsitium dari vili tidak berubah akan tetapi dari lapisan sitotropoblast sel-sel

berkurang dan hanya ditemukan sebagai kelompok-kelompok sel-sel; stroma jonjot

menjadi lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya

lebih besar dan lebih mendekati lapisan trofoblast.

2. DEFINISI

Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim, sehingga dapat

menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (OUI). Plasenta yang ada di depan

jalan lahir, (prae = di depan, vias = jalan), jadi yang dimaksud adalah plasenta yang

implantasinya tidak normal sehingga menutupi seluruh atau sebagian jalan lahir (Ostium

Uteri Internium).

4

Page 5: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

3. EPIDEMIOLOGI

Di Amerika Serikat plasenta previa terjadi pada 0,3-0,5% dari semua kelahiran. Ada

peningkatan risiko sebesar 1,5 sampai 5 kali lipat jika disertai riwayat seksio sesarea

(caesarean delivery). Dengan peningkatan jumlah kelahiran secara seksio sesarea, risiko

ini dapat menjadi sebesar 10%. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kelahiran secara

seksio sesarea sebelumnya tidak meningkatkan jumlah plasenta previa yang terdeteksi

dengan ultrasonography pada trimester kedua.

Bagaimanapun juga, rata-rata perpindahan plasenta yang diamati (observed) pada 28-36

minggu masa gestasi (perkembangan embrio) dapat mengidentifikasi pasien yang lebih

mungkin untuk melahirkan per vagina dengan resolution previa. Dari semua plasenta

previa, frekuensi plasenta previa total (complete) sebesar 20-45%, plasenta previa parsial

sekitar 30%, dan plasenta previa marginal sebesar 25-50%.

Mortalitas/Morbiditas

Faktor-faktor yang mempengaruhi morbiditas dan risiko relatifnya:

1. Perdarahan antepartum: 10

2. Kebutuhan akan histerektomi: 33

3. Transfusi darah: 10

4. Septikemia: 5,5

5

Page 6: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

5. Tromboflebitis: 5

6. Rata-rata mortalitas perinatal yang berhubungan dengan plasenta previa sebesar

2-3%.

7. Mortalitas maternal sebesar 0,03% di Amerika Serikat.

8. Ras

Plasenta previa tidak memiliki predileksi untuk ras tertentu.

9. Jenis Kelamin (Plasenta previa hanya terjadi pada wanita hamil)

10. Usia

Risiko plasenta previa berhubungan dengan usia adalah sebagai berikut:

a. Usia 12-19 tahun – 1%

b. Usia 20-29 tahun – 0,33%

c. Usia 30-39 tahun – 1%

d. Usia di atas 40 tahun – 2%

4. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Melebarkan pertumbuhan plasenta

a. Kehamilan kembar (gemelli)

b. Tumbuh kembang plasenta tipis

2. Kurang suburnya endometrium

a. Malnutrisi ibu hamil

b. Melebarnya plasenta karena gemelli

c. Sering dijumpai pada grandemultipara

3. Terlambat implantasi

a. Endometrium fundus kurang subur

b. Terlambatnya tumbuh kembang hasil konsepsi dalam bentuk blastula yang siap

untuk nidasi.

6

Page 7: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

5. ETIOLOGI

a. Perdarahan (hemorrhaging), jika berhubungan dengan kehamilan (labor), dapat

sekunder ke dilatasi serviks dan gangguan (disruption) implantasi plasenta dari

serviks dan segmen bawah rahim (lower uterine segment). Segmen bawah rahim tidak

mampu berkontraksi dan oleh karenanya tidak dapat menekan/mempersempit

(constrict) pembuluh darah di korpus uterus, menyebabkan perdarahan yang terus-

menerus.

b. Usia lebih dari 35 tahun

c. Multiparitas

d. Pengobatan infertilitas

e. Multiple gestation (larger surface area of the placenta)

f. Erythroblastosis

g. Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya (prior uterine surgery)

h. Keguguran berulang (recurrent abortions)

i. Status sosioekonomi yang rendah

j. Jarak antar kehamilan yang pendek (short interpregnancy interval)

k. Merokok

l. Penggunaan kokain

m. Penyebab lainnya termasuk pemeriksaan dengan jari (digital exam), abruption (pre-

eklampsia, hipertensi kronis, penggunaan kokain, dll) dan penyebab trauma lainnya

(seperti: trauma postcoital).

6. KLASIFIKASI

Klasifikasi plasenta previa tidak didasarkan pada keadaan anatomik melainkan fisiologik.

Sehingga klasifikasinya akan berubah setiap waktu. Umpamanya, plasenta previa total

pada pembukaan 4 cm mungkin akan berubah menjadi plasenta previa pada pembukaan 8

cm.

7

Page 8: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

Beberapa klasifikasi plasenta previa:

a. Menurut de Snoo, berdasarkan pembukaan 4 -5 cm

1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta

menutupi seluruh ostea.

2. Plasenta previa lateralis; bila mana pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan ditutupi

oleh plasenta, dibagi 2 :

i. Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian menutupi ostea bagian

belakang.

ii. Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian menutupi ostea bagian depan.

iii. Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostea yang

ditutupi plasenta.

b. Menurut penulis buku-buku Amerika Serikat :

1. Plasenta previa totalis ; seluruh ostea ditutupi uri.

2. Plasenta previa partialis ; sebagian ditutupi uri.

3. Plasenta letak rendah, pinggir plasenta berada 3-4 cm di atas pinggir pembukaan

Pada periksa dalam tak teraba.

8

Page 9: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

c. Menurut Browne:

1. Tingkat I, Lateral plasenta previa :

Pinggir bawah plasenta berinsersi sampai ke segmen bawah rahim, namun tidak

sampai ke pinggir pembukaan.

2. Tingkat II, Marginal plasenta previa:

Plasenta mencapai pinggir pembukaan (Ostea).

Gejala klinis

a. Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dan

biasanya berulang, darah biasanya berwarna merah segar.

b. Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak janin.

c. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali

bila dilakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga pasien sempat dikirim ke rumah

sakit. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak.

d. Janin biasanya masih baik.

Pemeriksaan in spekulo

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium uteri

eksternum atau dari kelainan cervix dan vagina. Apabila perdarahan berasal dari ostium

uteri eksternum, adanya plasenta harus dicurigai.

Penentuan letak plasenta tidak langsung

Dapat dilakukan dengan radiografi, radiosotop dan ultrasonografi. Akan tetapi pada

pemerikasaan radiografi dan radiosotop, ibu dan janin dihadapkan pada bahaya radiasi

sehingga cara ini ditinggalkan. Sedangkan USG tidak menimbulkan bahaya radiasi dan

rasa nyeri dan cara ini dianggap sangat tepat untuk menentukan letak plasenta.

Penentuan letak plasenta secara langsung

Pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan perdarahan banyak.

Pemeriksaan harus dilakukan di meja operasi. Perabaan forniks. Mulai dari forniks

posterior, apa ada teraba tahanan lunak (bantalan) antara bagian terdepan janin dan jari

9

Page 10: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

kita. Pemeriksaan melalui kanalis servikalis. Jari dimasukkan hati-hati kedalam OUI

untuk meraba adanya jaringan plasenta.

7. PATOFISIOLOGI

Patofisiologi plasenta previa belum jelas. Bahwasanya vaskularisasi yang berkurang, atau

perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan

plasenta previa tidaklah selalu benar, karena tidak nyata dengan jelas bahwa plasenta

previa didapati untuk sebagian besar pada penderita dengan paritas yang tinggi.

Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari

plasenta previa. Pada setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa

penyebabnya ialah plasenta previa sampai kemudian dugaan itu salah.

Kondisi yang multifaktorial telah dipostulatkan berhubungan dengan multipara, gestasi

berkali-kali, umur kehamilan dini, kelahiran dengan sesarea sebelumnya, abortus, dan

mungkin merokok. Berbeda pada pedarahan trimester awal, pada perdarahan trimester

dua dan tiga biasanya sekunder karena implantasi abnormal dari plasenta. Plasenta previa

diawali dengan implantasi embrio (embryonic plate) pada bagian bawah (kauda) uterus.

Dengan melekatnya dan bertumbuhnya plasenta, plasenta yang telah berkembang bisa

menutupi ostium uteri. Hal ini diduga terjadi karena vaskularisasi desidua yang jelek,

inflamasi, atau perubahan atropik.

8. GAMBARAN KLINIK

Tanda dan Gejala

Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa nyeri yang

biasanya baru terlihat setelah kehamilan mendekati akhir trimester kedua atau

sesudahnya. Namun demikian, banyak peristiwa abortus mungkin terjadi akibat lokasi

abnormal plasenta yang sedang tumbuh. Sering perdarahan akibat plasenta previa terjadi

tanpa tanda-tanda peringatan pada wanita hamil yang sebelumnya tampak sehat-sehat

saja. Tidak nyeri dan perdarahan pervaginam berwarna merah terang pada umur

kehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga merupakan tanda utama plasenta

previa.

10

Page 11: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

Ciri-ciri plasenta previa:

- Perdarahan tanpa nyeri

- Perdarahan berulang

- Warna perdarahan merah segar

- Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah

- Timbulnya perlahan-lahan

- Waktu terjadinya saat hamil

- His biasanya tidak ada

- Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi

- Denyut jantung janin ada

- Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina

- Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul

- Presentasi mungkin abnormal

9. DIAGNOSIS

Ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinis dan beberapa pemeriksaan

1. Anamnesis

Gejala pertama yang membawa si sakit ke dokter atau rumah sakit ialah perdarahan

pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut (trimester III). Sifat

perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan berulang

(recurrent). Perdarahan timbul sekonyong-konyong tanpa sebab apapun. Kadang-

kadang perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur ; pagi hari tanpa disadari tempat tidur

sudah penuh darah. Perdarahan cenderung berulang dengan volume yang lebih

banyak sebelumnya.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Semua wanita hamil di luar trimester pertama yang mengalami perdarahan vagina

memerlukan pemeriksaan spekulum diikuti oleh diagnostik ultrasound, jika

sebelumnya tidak ada konfirmasi riwayat plasenta previa.

11

Page 12: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

b. Karena risiko perdarahan yang membahayakan kehidupan (provoking life-

threatening haemorrhage), maka pemeriksaan dengan jari (a digital examination)

mutlak dikontraindikasikan sampai plasenta previa di-exclude, dengan kata lain,

terbukti tidak ada plasenta previa.

c. Monitoring aktivitas uterus mengungkapkan bahwa sekitar 20% pasien memiliki

kontraksi yang bersamaan (concurrent/simultaneous) dengan perdarahan.

3. Pemeriksaan luar

Inspeksi

a. Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau sedikit, darah beku

dan sebagainya

b. Kalau telah berdarah banyak maka ibu kelihatan anemis

Palpasi

a. Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah

b. Sering dijumpai kesalahan letak janin

c. Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala masih

goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas panggul

d. Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah

rahim terutama pada ibu yang kurus.

Pemeriksaan dalam sangat berbahaya sehingga kontraindikasi untuk dilakukan kecuali

fasilitas operasi segera tersedia.

4. Pemeriksaan Laboratorium dan Penunjang

a. Meskipun kejadian coagulopathy jarang ditemukan, hitung darah lengkap dan

trombosit (a complete blood count with platelets) dapat bermanfaat.

b. Profil disseminated intravascular coagulopathy (DIC) dengan prothrombin time

(PT), activated partial thromboplastin time (aPTT), fibrinogen, dan fibrin split

products dapat juga membantu.

12

Page 13: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

Imaging Studies

Studi yang paling bermanfaat dan paling murah adalah menggunakan transvaginal

ultrasonography yang akurasinya (ketepatannya) mencapai 100% dalam

mengidentifikasi plasenta previa.

Sebagai alternatif dapat dipakai transabdominal ultrasonography yang akurasinya

mencapai 95%; meskipun demikian, false-positive dan false-negative dapat berkisar

antara 2% sampai 25%. Translabial sonography juga merupakan alternatif lainnya.

MRI dapat digunakan untuk mengidentifikasi kehamilan yang disertai dengan

plasenta akreta, plasenta inkreta, atau plasenta perkreta. Semua abnormalitas plasenta

invasif ini lebih umum terjadi (misalnya, plasenta akreta terjadi pada 0,2% dari

kehamilan) karena peningkatan pada persalinan sesarea, peningkatan usia ibu

(advancing maternal age), hypertensive disease, merokok, dan kasus plasenta previa.

Meskipun dalam banyak situasi, MRI tidak lagi lebih sensitif dalam mendiagnosis

plasenta akreta dibandingkan dengan ultrasonography, MRI masih lebih unggul

(superior) dalam menegakkan diagnosis posterior plasenta akreta atau lebih invasif

untuk plasenta inkreta dan plasenta perkreta. Untuk wanita dengan risiko tinggi untuk

13

Page 14: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

plasenta akreta, suatu protokol 2 tahap yang pertama menggunakan ultrasonography

dan kemudian MRI untuk kasus-kasus dengan inconclusive ultrasonographic features

dapat menegakkan diagnosis dengan optimal dan akurat.

Tes Lainnya

1. Evaluasi ultrasonografi janin (fetus) bermanfaat untuk mengidentifikasi usia dan berat

perkembangan embrio terakhir (current gestational), kelainan kongenital potensial

(potential congenital anomalies), malpresentation, dan bukti terjadinya fetal growth

restriction. Evaluasi ultrasonografi juga direkomendasikan untuk mengidentifikasi

insersi tali pusat (umbilical cord insertion) dan mengeluarkan/mengeksklusi

(excluding) insersi velamentous.

2. Pemeriksaan dengan spekulum yang steril sebaiknya dilakukan untuk mengevaluasi

ruptur membran pada fetus.

10. DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding plasenta previa antara lain solusio plasenta, vasa previa, laserasi

serviks atau vagina. Perdarahan karena laserasi serviks atau vagina dapat dilihat dengan

inspekulo. Vasa previa, dimana tali pusat berkembang pada tempat abnormal selain di

tengah plasenta, yang menyebabkan pembuluh darah fetus menyilang servix. Vasa previa

merupakan keadaan dimana pembuluh darah umbilikalis janin berinsersi dengan

vilamentosa yakni pada selaput ketuban. Hal ini dapat menyebabkan ruptur pembuluh

darah yang mengancam janin. Pada pemeriksaan dalam vagina diraba pembuluh darah

pada selaput ketuban. Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan inspekulo atau

amnioskopi. Bila sudah terjadi perdarahan maka akan diikuti dengan denyut jantung janin

yang tidak beraturan, deselerasi atau bradikardi, khususnya bila perdarahan terjadi ketika

atau beberapa saat setelah selaput ketuban pecah.

14

Page 15: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

11. PENANGANAN dan TATALAKSANA

Semua pasien dengan perdarahan per vagina pada kehamilan trimester ketiga, dirawat di

rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam keadaan syok karena pendarahan

yang banyak, harus segera diperbaiki keadaan umumnya dengan pemberian infus atau

tranfusi darah.

Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung kepada :

1. Keadaan umum pasien, kadar hb.

2. Jumlah perdarahan yang terjadi.

3. Umur kehamilan/taksiran BB janin.

4. Jenis plasenta previa.

5. Paritas dan kemajuan persalinan.

Kriteria : - Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.

Penatalaksanaan

Medikamentosa

Belum ada medikasi yang spesifik dan bermanfaat untuk pasien dengan plasenta previa.

Tocolysis dapat dipertimbangkan secara hati-hati pada keadaan tertentu. Dukunglah,

besarkanlah hati, dan berilah semangat pada pasien dengan plasenta previa untuk

mempertahankan asupan (intake) zat besi dan asam folat sebagai safety margin terutama

bila terjadi perdarahan.

Sebagai tambahan, tocolytics dapat juga diberikan pada kasus-kasus perdarahan minimal

dan extreme prematurity untuk memberikan kortikosteroid antenatal. Jika terjadi lebih

dari satu episode perdarahan selama gestation (pada perkembangan dan pertumbuhan

normal/viability atau lebih dari 24 minggu), maka dokter sebaiknya menyarankan pasien

untuk mondok di rumah sakit (hospitalization) sampai melahirkan, mengingat ini

berpotensi tinggi untuk terjadi solusio plasenta dan kematian janin (fetal demise).

15

Page 16: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

Tocolytics

a. Manfaat

Mencegah preterm labor atau kontraksi.

b. Nama Obat

Magnesium sulfat.

c. Deskripsi

Suplemen nutrisional pada total parenteral nutrition (hyperalimentation); kofaktor

pada sistem enzim; terlibat dalam transmisi neurochemical dan muscular excitability.

Pada dewasa, 60-180 mEq potassium, 10-30 mEq magnesium, dan 10-40 mEqfosfat

per hari sangatlah penting untuk respon metabolik yang optimum. Berilah secara

intravena (IV) atau intramuskular (IM) untuk profilaksis kejang pada preeklamsia.

Gunakanlah jalur IV untuk onset kerja yang lebih cepat pada eklamsia sejati (true

eclampsia). Hentikanlah pengobatan jika terjadi efek desired. Pengulangan dosis

tergantung dari adanya reflek patela yang berlanjut dan fungsi pernafasan yang

cukup (adequate).

d. Dosis Dewasa

Loading dose: 6g IV di atas/lebih dari 20 menit; lalu 2-4 g/jam diteruskan infusion;

aturlah untuk mengurangi kontraksi; jangan melebihi 4 g/jam.

e. Kontraindikasi

1. Hypersensitivity

2. Heart block

3. Addison disease

4. Myocardial damage (kerusakan otot jantung)

5. Myasthenia gravis

6. Impaired renal function

7. Severe hepatitis (hepatitis berat)

f. Perhatian

1. Monitoring janin amat penting, karena dapat terjadi penurunan rata-rata jantung

janin (fetal heart rate).

16

Page 17: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

2. Keracunan (toxicity) magnesium pada ibu (maternal) dapat terjadi baik pada

ekstrak (infusion) kadar tinggi maupun rendah.

3. Magnesium dapat merubah konduksi jantung, memicu terjadinya heart block pada

pasien yang diberi obat digitalis/stimulan jantung yang kuat.

4. Monitorlah rata-rata pernafasan (respiratory rate), refleks tendon dalam (deep

tendon reflex), dan fungsi ginjal (renal function) saat elektrolit diberikan

/diresepkan parenteral.

5. Berhati-hatilah saat memberikan magnesium karena dapat menimbulkan

hipertensi yang signifikan atau asistol.

6. Jika overdosis, berikanlah calcium gluconate (10-20 mL IV dari 10% solution)

sebagai antidotum untuk hypermagnesemia yang signifikan secara klinis.

Penanganan ekspektatif tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir prematur,

penderita dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis. Upaya

diagnosis dilakukan secara non invasif. Pemantauan klinis dilakukan secara ketat dan

baik.

1. Perdarahan sedikit

2. Belum ada tanda-tanda persalinan

3. Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih.

Rencana Penanganan :

1. Istirahat baring mutlak.

2. Infus D 5% dan elektrolit

3. Spasmolitik. tokolitik, plasentotrofik, roboransia.

MgSO4 4g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam

Nifedipin 3x20 mg/hari

Betamethason 24 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin

4. Periksa Hb, HCT, COT, golongan darah.

5. Pemeriksaan USG.

6. Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi dan denyut jantung janin.

17

Page 18: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

7. Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan pasien ditunggu sampai

kehamilan 37 minggu selanjutnya penanganan secara aktif.

Penanganan aktif

Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan banyak,

harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas janin. Cara

menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa.

Kriteria

1. Umur kehamilan >/ = 37 minggu, BB janin >/ = 2500 gram.

2. Perdarahan banyak 500 cc atau lebih.

3. Ada tanda-tanda persalinan.

4. Keadaan umum pasien tidak baik, ibu anemis Hb < 8 gr%.

Untuk menentukan tindakan selanjutnya SC atau partus pervaginam, dilakukan

pemeriksaan dalam kamar operasi, infusi transfusi darah terpasang.

Sectio Caesarea

Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu,

sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini

tetap dilakukan.

Tujuan seksio sesarea :

a. Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan

menghentikan perdarahan. Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak

vaskularisasi sehingga serviks uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan

mudah robek. Selain itu, bekas tempat implantasi plasenta sering menjadi sumber

perdarahan karena adanya vaskularisasi dan susunan serabut otot dengan korpus

uteri.

b. Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada serviks uteri, jika janin

dilahirkan pervaginam.

18

Page 19: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

Persiapan darah pengganti untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu dan perawatan

lanjut pascabedah termasuk pemantauan perdarahan, infeksi, dan keseimbangan cairan

masuk-keluar.

Indikasi Seksio Sesarea :

1. Plasenta previa totalis.

2. Plasenta previa pada primigravida.

3. Plasenta previa janin letak lintang atau letak sungsang

4. Anak berharga dan fetal distres

5. Plasenta previa lateralis jika :

a. Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak.

b. Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.

c. Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior).

6. Profause bleeding, perdarahan sangat banyak dan mengalir dengan cepat.

Partus pervaginam

Dilakukan pada plasenta previa marginalis atau lateralis pada multipara dan anak sudah

meninggal atau prematur.

1. Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5 cm), ketuban dipecah (amniotomi) jika

his lemah, diberikan oksitosin drips.

2. Bila perdarahan masih terus berlangsung, dilakukan SC.

3. Tindakan versi Braxton-Hicks dengan pemberat untuk menghentikan perdarahan

(kompresi atau tamponade bokong dan kepala janin terhadap plasenta) hanya

dilakukan pada keadaan darurat, anak masih kecil atau sudah mati, dan tidak ada

fasilitas untuk melakukan operasi.

12. KOMPLlKASI

a. Perdarahan dan syok. b. Infeksi.

c. Laserasi serviks. d. Plasenta akreta.

e. Prematuritas atau lahir mati. f. Prolaps tali pusar

g. Prolaps plasenta

19

Page 20: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

BAB III

PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim,

sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (OUI). Plasenta

yang ada di depan jalan lahir, (prae = di depan, vias = jalan), jadi yang di maksud adalah

plasenta yang implantasinya tidak normal sehingga menutupi seluruh atau sebagian jalan

lahir (Ostium Uteri Internium). Dari semua plasenta previa, frekuensi plasenta previa

total (complete) sebesar 20-45%, plasenta previa parsial sekitar 30%, dan plasenta previa

marginal sebesar 25-50%.

Etiologi

1. Perdarahan (haemorrhaging), jika berhubungan dengan kehamilan (labor), dapat

sekunder ke dilatasi serviks dan gangguan (disruption) implantasi plasenta dari

servikas dan segmen bawah rahim (lower uterine segment). Segmen bawah rahim

tidak mampu berkontraksi dan oleh karenanya tidak dapat menekan/mempersempit

(constrict) pembuluh darah di korpus uterus, menyebabkan perdarahan yang terus-

menerus.

2. Usia lebih dari 35 tahun

3. Multiparitas

4. Pengobatan infertilitas

5. Multiple gestation (larger surface area of the placenta)

6. Erythroblastosis

7. Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya (prior uterine surgery)

8. Keguguran berulang (recurrent abortions)

9. Status sosioekonomi yang rendah

10. Jarak antar kehamilan yang pendek (short interpregnancy interval)

11. Merokok

12. Penggunaan kokain

20

Page 21: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

13. Penyebab lainnya termasuk pemeriksaan dengan jari (digital exam), abruption (pre-

eclampsia, hipertensi kronis, penggunaan kokain, dll) dan penyebab trauma lainnya

(seperti: trauma postcoital).

Beberapa klasifikasi plasenta previa :

a. Menurut de Snoo, berdasarkan pembukaan 4 -5 cm

1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta

menutupi seluruh ostea.

2. Plasenta previa lateralis; bila mana pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan

ditutupi oleh plasenta, dibagi 2 :

2.1 Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian menutupi ostea bagian

belakang.

2.2 Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian menutupi ostea bagian

depan.

2.3 Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostea

yang ditutupi plasenta.

b. Menurut penulis buku-buku Amerika Serikat :

1. Plasenta previa totalis ; seluruh ostea ditutupi uri.

2. Plasenta previa partialis ; sebagian ditutupi uri.

3. Plasenta letak rendah, pinggir plasenta berada 3-4 cm di atas pinggir pembukaan

Pada periksa dalam tak teraba.

Ciri-ciri plasenta previa:

1. Perdarahan tanpa nyeri

2. Perdarahan berulang

3. Warna perdarahan merah segar

4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah

5. Timbulnya perlahan-lahan

6. Waktu terjadinya saat hamil

7. His biasanya tidak ada

21

Page 22: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi

9. Denyut jantung janin ada

10. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina

11. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul

12. Presentasi mungkin abnormal

Diagnosis

1. Anamnesis

2. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi

a. Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau sedikit, darah beku

dan sebagainya

b. Kalau telah berdarah banyak maka ibu kelihatan anemis

Palpasi

a. Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah

b. Sering dijumpai kesalahan letak janin

c. Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala masih

goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas panggul

d. Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah rahim

terutama pada ibu yang kurus.

Pemeriksaan dalam sangat berbahaya sehingga kontra indikasi untuk dilakukan

kecuali fasilitas operasi segera tersedia.

3. Pemeriksaan Laboratorium dan Penunjang

a. USG

b. MRI

22

Page 23: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

DAFTAR PUSTAKA

1. Mochtar R, Sinopsis obstetri, Penerbit Buku Kedokteran EGC , Jilid I,Edisi 2,

Jakarta,1998.

2. Sastrawinata S. Ginekologi. 1989. Obstetri dan Ginekologi. Bandung: Fakultas

Kedokteran Universitas Padjajaran-Bandung Percetakan Elstar Offset.

3. http://irwanashari.blogspot.com/2008/01/plasenta-previa.html

4. http://www.litbang.com

5. http://adilla-itsme.blogspot.com/2009/02/plasenta-previa.html

6. images.arikbliz.multiply.multiplycontent.com

7. http://bidansherly.wordpress.com/2009/04/27/tentang-placenta-previa/

8. http://thedoctorwannabe.blogspot.com/2009/10/gambaran-klinik-plasenta-previa.html

9. http://www.klikdokter.com/illness/detail/128

10. http://tonang.staff.uns.ac.id/placenta-previa-plasenta-bisa-pindah/2006/04/12/

11. obstetri-tmhanafiah2.pdf,previa

12. www.nejm.com

23

Page 24: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

STATUS PASIEN

I.Anamnesis Pribadi

Pasien Suami

- Nama : Magdalena M. Yusuf Ihsan

- Umur : 30 tahun 32 tahun

- Pekerjaan : Ibu rumah tangga Wiraswasta

- Agama : Islam Islam

- Pendidikan : SD SMA

- Alamat : Jl. Imam Bonjol, Gg. Rahim Jl. Imam Bonjol, Gg. Rahim

- Tanggal masuk : 18 Mei 2012

- Paritas : 2

II. Anamnesa Penyakit

Keluhan utama : Perdarahan pervaginam

Telaah : Os datang ke Rumah Sakit Djoelham dengan keluhan perdarahan pervaginam.

Os juga mengatakan kencing berlendir dan bercampur dengan darah. Perdarahan

masih banyak dan doek penuh dengan darah. Perdahan yang terjadi tidak

diketahui penyebabnya.

24

Page 25: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

Riwayat menstruasi sebelumnya :

- Menarche : 14 tahun

- Siklus : teratur, 28 hari

- Banyaknya : normal (2-3x ganti pembalut)

- Lamanya : 6-8 hari

Riwayat penggunaan KB : (-)

RPT : (-)

RPO : (-)

HPHT : 23-08-2011

TTP : 30-05-2012

Gravida: 3 Partus: 2 Abortus: 0

G1: Perempuan, 2800 gram, 4 tahun.

G2: Laki-Laki, 3200 gram, 3 tahun.

G3: Hamil ini

III. Status Present

1. Keadaan umum

- Sensorium : compos mentis

- Tekanan Darah : 130/90 mmhg

- Heart Rate : 90x/i reg

- Respiratory Rate : 25x/i reg

- Temp : 36,7 oC

2. Keadaan penyakit

- Anemi : (-)

25

Page 26: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

- Cyanosis : (-)

- Dypsnoe : (-)

- Ikterus : (-)

- Edema : (-)

IV . Status Lokalisata

1. Kepala

- Mata : tidak terlihat anemia

- Telinga : tidak ada kelainan

- Hidung : tidak ada kelainan

- Leher : pembesaran KGB (-)

2. Thoraks

- Inspeksi : simetris fusi formis

- Palpasi : stemp fremitus ka=ki

- Perkusi : sonor di kedua lapangan paru

- Auskultasi : - suara pernafasan vesikuler, suara tambahan (-)

- bunyi jantung 96x/i reg, desah (-)

3. Abdomen

- Inspeksi : perut simetris

- Palpasi :~ L1: TFU 3 jari di bawah pusat

~ L2: Punggung Kanan

~ L3: Belum bisa ditentukan

~ L4: Belum bisa ditentukan

- Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan

- Auskultasi : peristaltik (+), DJJ (+) 154x/i reg

4. Extremitas

- Superior : sianosis (-), ikterus (-)

26

Page 27: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

- Inferior : sianosis (-), edema (-), ikterus (-)

V. Status Ginekologi

- Abdomen : ~ L1: TFU 3 jari di bawah pusat

~ L2: Punggung Kanan

~ L3: Belum bisa ditentukan

~ L4: Belum bisa ditentukan

VI. Pemeriksaan Laboratorium

a. Darah rutin

18 Mei 2012 :

- HB : 11,0 L g/dl

- Leukosit : 8,6 x 103 /ul

- Trombosit : 312 x 103 /ul

b. Urin Rutin

- warna : kuning jernih

- protein : (-)

- reduksi : (-)

- bilirubin : (-)

- sediment: leukosit 0-1/LP,epithel 7-10 /µL

VII. Pemeriksaan Penunjang

USG : - ketuban (+) cukup, gerak (+), kehamilan 20 minggu, janin tunggal, plasenta

terletak di segmen bawah rahim.

VIII. Resume

Anamnesa Penyakit

Keluhan utama : perdarahan pervaginam

27

Page 28: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

Telaah : Os datang ke Rumah Sakit Djoelham dengan keluhan perdarahan

pervaginam. Os juga mengatakan kencing berlendir dan bercampur dengan

darah. Perdarahan masih banyak dan doek penuh dengan darah. Perdarahan

yang terjadi tidak diketahui penyebabnya.

Riwayat menstruasi sebelumnya :

- Menarche : 14tahun

- Siklus : teratur, 28 hari

- Banyaknya : normal (2-3x ganti pembalut)

- Lamanya : 6-8 hari

Riwayat penggunaan KB : (-)

RPT : (-)

RPO : (-)

HPHT : 23 – 08 – 2011

TTP : 30 – 05 – 2012

Gravida: 3 Partus: 2 Abortus: 0

G1: Perempuan, 2800 gram, 4 tahun.

G2: Laki-Laki, 3200 gram, 3 tahun.

G3: Hamil ini

Status Present

5. Keadaan umum

- Sensorium : compos mentis

- tekanan darah : 120/80 mmhg

- heart rate : 90x/i reg

- respiratory rate : 25x/i reg

- temp : 36,5 0C

28

Page 29: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

6. Keadaan penyakit

- anemi : (-)

- cyanosis : (-)

- dypsnoe : (-)

- ikterus : (-)

- edema : (-)

Status Lokalisata

- inspeksi : Tidak ada kelainan

- palpasi : ~ L1: TFU 3 jari di bawah pusat

~ L2: Punggung kanan

~ L3: Belum bisa ditentukan

~ L4: Belum bisa ditentukan

Status Ginekologi

- Abdomen : ~ L1: TFU 3 jari di bawah pusat

~ L2: Punggung Kanan

~ L3: Belum bisa ditentukan

~ L4: Belum bisa ditentukan

Pemeriksaan Laboratorium

a. Darah rutin

18 Mei 2012 :

- HB : 11,0 L g/dl

- Leukosit : 8,6 x 103 /ul

- Trombosit : 312 x 103 /ul

b. Urin Rutin

- warna : kuning jernih

- protein : (-)

- reduksi : (-)

29

Page 30: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

- bilirubin : (-)

- sediment: leukosit 0-1/LP,epithel 7-10 /µL

Pemeriksaan Penunjang

USG : - ketuban (+) cukup, gerak (+), kehamilan 20 minggu, janin tunggal, plasenta

terletak di segmen bawah rahim.

IX. Differential Diagnosis

- Plasenta Previa

- Solutio Plasenta

X. Diagnosa Sementara :

Plasenta Previa

XI. Terapi :

- Bed rest

- IVFD RL 20 gtt/i

- Inj. Cefotaxime 1gr/12jm

- Inj. Kalnex 1amp/8jm

- Premaston 3x1

30

Page 31: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

FOLLOW UP

1 8 Mei 201 2 , 05:30 WIB

- KU : kencing berlendir bercampur darah

- TD : 120/90 mmHg

- HR : 96x/i reg

- RR : 24x/i reg

- Temp: 36,5 0C

- DJJ : 136x/i reg

Terapi :

-bed rest

- IVFD RL 20 gtt/i

- inj cefotaxime 1gr/12jm

- inj kalnex 1amp/8jm

- premaston 3x1

1 9 Mei 201 2 , 0 9:20 WIB

- KU : Mules

- TD : 120/70mmHg

- HR : 80x/i reg

- RR : 24x/i reg

- Temp: 36,5 0C

- DJJ : 151x/i reg

Terapi :

- bed rest

- IVFD RL 20 gtt/i

- inj cefotaxime 1gr/12jm

- inj gentamycine 80 mg/8 Jam

31

Page 32: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

- Tramadole 1 amp/8 Jam

- Metronidazole Drip /8 Jam

20 Mei 201 2 , 13 : 30 WIB

- KU : baik

- TD : 120/70mmHg

- HR : 80x/i reg

- RR : 24x/i reg

- temp : 36,5 0C

Terapi :

- bed rest

- IVFD RL 20 gtt/i

- inj Cefotaxime 1gr/12jm

- inj Gentamycine 80 mg/8 Jam

- Tramadole 1 amp/8 Jam

- Metronidazole Drip /8 Jam

21 Mei 201 2 , 19 : 30 WIB

- KU : baik

- TD : 100/60mmHg

- HR : 80x/i reg

- RR : 24x/i reg

- temp : 36,50

Terapi :

- bed rest

- IVFD RL 20 gtt/i

- inj Cefotaxime 1gr/12jm

- inj Gentamycine 80 mg/8 Jam

- Tramadole 1 amp/8 Jam

- Metronidazole Drip /8 Jam

32

Page 33: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

22 Mei 2012, 09:50 WIB

-KU : baik

-TD : 110/70mmHg

-HR : 78x/i reg

-RR : 20x/i reg

-temp : 36,9 0C

Terapi :

- bed rest

- Ceftriaxone 500 mg

- Asam Mefenamat 500 mg

- Metronidazole

- Vifferon

23 Mei 2012, 09:40 WIB

-KU : baik

-TD : 120/80mmHg

-HR : 80x/i reg

-RR : 24x/i reg

-temp : 36,5 0C

Terapi :

- bed rest

- Ceftriaxone 500 mg

- Asam Mefenamat 500 mg

- Metronidazole

- Vifferon

Anjuran : pasien sudah boleh pulang jam 10.00 WIB

Terapi PBJ :

- Ceftriaxone 500 mg

- Asam Mefenamat 500 mg

33

Page 34: Plasenta Previa Lapkas

2012 PLASENTA PREVIA

- Metronidazole

- Vifferon

34