bab ii tinjauan pustaka 2.1 plasenta previa 2.1.1...

15
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa 2.1.1 Defenisi Plasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae= di depan; vias = jalan). Jadi yang dimaksud ialah plasenta yang implantasinya tidak normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum (Wahyu, 2013). (Fauziyah, 2012) mengatakan bahwa Plasenta Previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi secara abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal) dan oleh karenanya bagian terendah sering kali terkendala memasuki pintu atas panggul (PAP) atau menimbulkan kelainan janin dalam rahim. Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Implantasi plasenta yang normal ialah pada dinding depan, dinding belakang rahim, atau didaerah fundus uteri (Fadlun, 2011). Plasenta previa merupakan implantasi plasenta yang dapat menimbulkan perdarahan yang membahayakan ibu. Darah retroplasenter, merupakan darah sirkulasi janin namun secara tidak langsung perdarahan yang terjadi pada kehamilan harus mendapatkan perhatian khusus (Manuaba, 2010). UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/125/4/CHAPTER II.pdfPlasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae= di

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plasenta Previa

2.1.1 Defenisi

Plasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae= di depan;

vias = jalan). Jadi yang dimaksud ialah plasenta yang implantasinya tidak normal,

rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum (Wahyu,

2013).

(Fauziyah, 2012) mengatakan bahwa Plasenta Previa adalah keadaan dimana

plasenta berimplantasi secara abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga

menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal) dan oleh

karenanya bagian terendah sering kali terkendala memasuki pintu atas panggul (PAP)

atau menimbulkan kelainan janin dalam rahim.

Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen

bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.

Implantasi plasenta yang normal ialah pada dinding depan, dinding belakang rahim,

atau didaerah fundus uteri (Fadlun, 2011).

Plasenta previa merupakan implantasi plasenta yang dapat menimbulkan

perdarahan yang membahayakan ibu. Darah retroplasenter, merupakan darah sirkulasi

janin namun secara tidak langsung perdarahan yang terjadi pada kehamilan harus

mendapatkan perhatian khusus (Manuaba, 2010).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/125/4/CHAPTER II.pdfPlasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae= di

7

2.1.2 Etiologi

Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada beberapa

faktor yang meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa misalnya bekas operasi

rahim (bekas sesaratau operasi mioma, sering mengalami infeksi rahim (radang

panggul), kehamilan ganda, pernah plasenta previa, kelainan bawaan rahim.

Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan yang

endometriumnya kurang baik, misalnya karena atrofi endometrium atau kurang baik

vaskularisasi desidua.

Keadaan ini bisa ditemukan pada :

1. Multipara, terutama jika jarak antara kehamilan pendek

2. Mioma uteri

3. Koretasi yang berulang

4. Umur lanjut

5. Bekas seksio sesarea (Wahyu, 2013).

Letak plasenta biasanya umumnya didepan atau dibelakang dinding uterus,

agak keatas ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologi karena permukaan bagian

atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi.

Ditempat-tempat tertentu pada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar

(sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta di beberapa tempat

terdapat suatu ruang vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang

interviller diatas. Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari

300 ml tiap menit pada kehamlan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada

kehamilan 40 minggu. Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonggot-jonggot

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/125/4/CHAPTER II.pdfPlasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae= di

8

selama kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari vili

tidak berubah akan tetapi dari lapisan sitotropoblast sel-sel berkurang dan hanya

ditemukan sebagai kelompok-kelompok sel-sel; stroma jonjot menjadi lebih padat,

mengandun fogosit—fogosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya lebih besar dan

lebih mendekati lapisan troboplast.

Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa umumnya

terjadi pada triwulan ketiga karena saat itu segmen bawah uterus lebih mengalami

perubahan berkaitan dengan semakin tuanya kehamilan. Implantasi plasenta di

segmen bawah rahim dapat disebabkan :

a. Endometrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi.

b. Endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk mampu

memberikan nutrisi janin.

c. Villi korealis pada korion leave yang persisten (Fauziah, 2012).

2.1.3 Faktor Resiko Plasenta Previa:

Penyebab plasenta previa belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa

faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya plasenta previa yaitu umur,

banyaknya jumlah kehamilan dan persalinan (paritas), hipoplasia endometrium,

korpus luteum bereaksi lambat, tumor-tumor (seperti mioma uteri, polip

endometrium, dan manual plasenta, kehamilan kembar, serta riwayat plasenta previa

sebelumnya.

a. Umur

Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa umur aman untuk

kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Kejadian plasenta previa juga sering

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/125/4/CHAPTER II.pdfPlasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae= di

9

terjadi pada ibu yang berumur diatas 35 tahun karena tumbuh endometrium yang

kurang subur (Fauziyah, 2012).

Ibu dengan usia lebih tua risiko plasenta previa berkembang 3 kali lebih besar

pada perempuan di atas usia 35 tahun dibandingkan pada wanita di bawah usia 20

tahun. Diduga risiko plasenta previa meningkat dengan bertambahnya usia ibu,

terutama setelah usia 35 tahun. Plasenta previa merupakan salah satu penyebab serius

perdarahan pada periode trimester ketiga. Prevalensi plasenta previa meningkat 3 kali

pada usia ibu lebih dari 35 tahun. Plasenta previa dapat terjadi pada usia diatas 35

tahun karena endometrium yang kurang subur dapat meningkatkan kejadian plasenta

previa. Peningkatan usia ibu merupakan faktor risiko plasenta previa, karena sklerosis

pembuluh darah arteri kecil dan arteriole miometrium menyebabkan aliran darah ke

endometrium tidak merata sehingga tumbuh lebih lebar dengan luas permukaan yang

lebih besar, untuk mendapatkan aliran darah yang adekuat. Padaibu yang berusia

muda pun risiko plasenta previa dapat terjadi karena hipoplasia endometrium, dimana

endometrium belum siap menerima hasil konsepsi (Abdat, 2010).

b. Banyaknya jumlah kehamilan dan persalinan (paritas)

Plasenta previa lebih sering pada paritas tinggi dari paritas rendah. Plasenta

previa terjadi 1,3 kali lebih sering pada ibu yang baru sekali melahirkan (primipara).

Paritas 1-3 merupakan paritas lebih dari 3 dapat menyebabkan angka kematian ibu

tinggi (Fauziyah, 2012).

Terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan jumlah paritas, yaitu:

Primipara (seorangwanita yang telah melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali),

Multipara (seorang wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup beberapa kali,

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/125/4/CHAPTER II.pdfPlasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae= di

10

dimana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali), dan Grandemultipara (seorang

wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih dari lima kali) (Manuaba, 2010).

c. Riwayat kehamilan sebelumnya

Persalinan yang dialami oleh ibu dengan persalinan prematur, keguguran,

bekas persalinan berulang dengan jarak pendek, persalinan dengan berat badan lahir

rendah (BBLR), bayi lahir mati, cedera dalam uterus atau jalan lahir yang

ditimbulkan oleh proses kehamilan dan persalinan terdahulu dapat berakibat buruk

pada kehamilan yang sedang dialami (Fauziyah, 2012).

2.1.4 Tanda dan Gejala

1. Perdarahan pervaginam

Darah berwarna merah terang pada umur kehamilan trimester kedua atau awal

trimester ketiga merupakan tanda utama plasenta previa. Perdarahan pertama

biasanya tidak banyak sehingga tidak akan berakibat fatal, tetapi perdarahan

berikutnya hampir selalu lebih banyak dari perdarahan sebelumnya.

2. Tanpa alasan dan tanpa nyeri

Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa nyeri

yang biasanya baru terlihat setelah kehamilan trimester ketiga.

1. Pada ibu

Bergantung keadaan umum dan jumlah darah yang hilang, perdarahan yang

sedikit demi sedikit atau dalam jumlah banyak dengan waktu yang singkat, dapat

menimbulkan anemia sampai syok.

2. Pada janin

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/125/4/CHAPTER II.pdfPlasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae= di

11

Turunnya bagian bawah janin ke dalam Pintu Atas Panggul (PAP) akan

terhalang, tidak jarang terjadi kelainan letak janin dalam rahim, dan dapat

menimbulkan asfiksia sampai kematian janin dalam rahim (Fauziyah, 2012).

2.1.5 Patofisiologi

Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20

minggu saat segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serat menipis.

Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak

mengalami perubahan. Pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks

menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau

karena perobekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan tidak dapat dihindarkan

karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti

pada plasenta letak normal (Wahyu, 2013).

2.1.6 Klasifikasi

Ada beberapa grade dari plasenta previa, yaitu:

1. Plasenta previa totalis, dimana ostium internum tertutup seluruhnya oleh

plasenta.

2. Plasenta previa parsialis, dimana ostium uteri internum sebagian ditutupi oleh

plasenta.

3. Plasenta previa marginalis, dimana bagian tepi dari plasenta berada di pinggir

dari ostium uteri internum.

4. Plasenta letak rendah, dimana plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim,

tetapi tepi dari plasenta tidak mencapai ostium uteri internum, namun berada di

dekatnya (Fauziyah, 2012).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/125/4/CHAPTER II.pdfPlasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae= di

12

Gambar 2.1 Bentuk Letak Plasenta Previa

2.1.7 Diagnosis

1. Anamnesis : adanya perdarahan per vagina berwarna merah segar tanpa rasa

nyeri pada kehamilan lebih 20 minggu dan berlangsung tanpa sebab.

Terutama pada multigravida.

2. Pemeriksaaan luar : sering ditemukan kelainan letak. Bila letak kepala diatas

maka kepala belum masuk pintu atas panggul.

3. Inspekulo: adanya darah dari uteri eksternum

4. USG untuk menentukan letak plasenta: penentuan letak plasenta secara

langsung dengan perabaan langsung melalui kanalis servikalis, tetapi

pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan perdarahan

yang banyak. Oleh karena itu cara ini hanya dilakukan diatas meja operasi.

(Wahyu, 2013).

5. Pemeriksaan Khusus Kebidanan

Letak Rendah Totalis Parsialis Marginalis

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/125/4/CHAPTER II.pdfPlasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae= di

13

a. Pemeriksaan palpasi abdomen, antara lain : janin belum cukup bulan,

tinggi fundus uteri sesuai dengan umur hamil, letak plasenta di segmen

bawah lahir, dijumpai kelainan letak janin dalam rahim dan bagian

terendah masih tinggi.

b. Denyut jantung janin bervariasi dari normal sampai asfiksia dan kematian

dalam rahim.

c. Pemeriksaan dalam, yaitu pemeriksaan dalam dilakukan di atas meja

operasi dan siap untuk segera mengambil tindakan. Tujuan pemeriksaan

dalam untuk menegakkan diagnosa pasti, mempersiapkan tindakan untuk

melakukan operasi persalinan, hasil pemeriksaan dalam teraba plasenta

sekitar ostium internum (Norma, 2013).

2.1.8 Komplikasi

Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan, anemia

karena perdarahan, plasentitis dan endometris pasca persalinan. Pada janin biasanya

terjadi persalinan premature dan komplikasinya seperti afiksia berat.

Perdarahan post partum dan syok, karena kurang kuatnya kontraksi segmen

bawah rahim, infeksi dan trauma dan uterus serviks.

1) Terjadinya infeksi

2) Laserasi serviks

3) Plasenta akreta

4) Prematuritas atau lahir mati pada bayi

5) Prolaps tali pusar

6) Prolaps plasenta (Wahyu, 2013).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/125/4/CHAPTER II.pdfPlasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae= di

14

2.1.9 Penanganan

Penderita dengan plasenta previa datang dengan keluhan adanya perdarahan

pervaginam pada kehamilan trimester kedua dan trimester ketiga. Penatalaksanaan

plasenta previa tergantung dari usia gestasi penderita dimana akan dilakukan

penatalaksanaan aktif yaitu mengakhiri kehamilan, ataupun ekspektatif yaitu

mempertahankan kehamilan selama mungkin.

a. Terapi ekspektatif (pasif)

Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir prematur, penderita dirawat

tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servikalis. Upaya diagnosis

dilakukan secara non invasif. Pemantauan klinis dilakukan secara ketat dan baik.

Syarat syarat terapi ekspektatif :

a. Kehamilan preterm dengan perdarahan yang sedikit kemudian berhenti.

b. Belum ada tanda-tanda inpartu.

c. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal).

d. Janin masih hidup.

b. Terapi aktif

Wanita hamil diatas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan

banyak, harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas janin.

Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa.

1. Sectio caesarea.

Prinsip utama dalam melakukan sectio caesarea adalah untuk menyelamatkan

ibu, sehingga walaupun janin meninggal ataupun tidak mempunyai harapan

hidup, tindakan ini tetap dilakukan.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/125/4/CHAPTER II.pdfPlasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae= di

15

2. Melahirkan pervaginam

Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Penekanan

tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Amniotomi dan akselerasi

Umumnya dilakukan pada plasenta previa lateralis/marginalis dengan

pembukaan > 3 cm serta presentasi kepala. Dengan memecah ketuban,

plasenta akan mengikuti segmen bawah rahim dan ditekan oleh kepala

janin. Jika kontraksi uterus belum ada atau masih lemah, akselerasi

dengan infus oksitosin.

b. Versi Braxton Hicks

Tujuan melakukan versi Braxton Hicks telah melakukan tamponade

plasenta dengan bokong (dan kaki) janin. Versi Braxton Hicks tidak

dilakukan pada janin yang masih hidup.

c. Traksi dengan Cunam Willet

Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian beri beban

secukupnya sampai perdarahan berhenti. Tindakan ini kurang efektif

untuk menekan plasenta dan seringkali menyebabkan perdarahan pada

kulit kepala.

Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang telah meninggal dan

perdarahan tidak aktif.

Plasenta previa dengan perdarahan merupakan keadaan darurat kebidanan

yang memerlukan penanganan yang baik. Bentuk pertolongan pada plasenta previa

adalah:

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/125/4/CHAPTER II.pdfPlasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae= di

16

1. Segera melakukan operasi persalinan untuk dapat menyelamatkan ibu dan

anak untuk mengurangi kesakitan dan kematian.

2. Memecahkan ketuban di atas meja operasi selanjutnya pengawasan untuk

dapat melakukan pertolongan lebih lanjut.

3. Bidan yang menghadapi perdarahan plasenta previa dapat mengambil sikap

melakukan rujukan ke tempat pertolongan yang mempunyai fasilitas yang

cukup (Fauziyah, 2012).

2.2 Hubungan Paritas dan Umur Ibu

2.2.1 Paritas

Menurut (Ilfa,2010), Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh

seorang ibu baik lahir hidup maupun lahir mati. Dan paritas adalah jumlah kehamilan

yang dilahirkan atau jumlah anak yang dimiliki baik dari hasil perkawinan sekarang

atau sebelumnya.

Sedangkan menurut Manuaba (2010) paritas atau para adalah wanita yang

pernah melahirkan dan dibagi menjadi beberapa istilah: Primipara yaitu wanita yang

telah melahirkan sebanyak satu kali. Multipara yaitu wanita yang telah pernah

melahirkan anak hidup beberapa kali, dimana persalinan tersebut tidak lebih dari lima

kali. Grandemultipara yaitu wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih dari lima

kali. Paritas 2-3 merupakan paritas pailing aman ditinjau dari sudut kematian

maternal. Lebih tinggi paritas , lebih tinggi kematian maternal. Risiko pada paritas 1

dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan resiko pada paritas

tinggi dapat dicegah atau dikurangi dengan keluarga berencana (Wiknjosastro,2006).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/125/4/CHAPTER II.pdfPlasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae= di

17

Menurut penelitian Kurniawan (2015), Ibu yang melahirkan di Rumah Sakit

Umum Cut Meutia Kabupatenn Aceh Utara tahun 2012-2013 dengan paritas ≥3

memiliki resiko 7 kali lebih besar untuk mengalami plasenta previa dibandingkan ibu

dengan paritas <3.

Menurut penelitian Lestari (2014), di RSUD Dr. Adjidarmo Rangkasbitung tahun

2011 bahwa ibu yang paritasnya multipara dan grandepara memiliki resiko

mengalami plasenta previa 3 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu primipara.

2.2.2 Umur Ibu

Pada usia yang lebih tua diatas 35 tahun telah terjadi kemunduran fungsi

fisiologi maupun reproduksi secara umum, penurunan daya ingat membuat informasi

yang disampaikan tidak teserap dengan baik, waktu yang dipunyai ibu sedikit karena

kesibukan mengurusi keluarga dan membantu suami mencari nafkah sehingga tambah

lagi apabila ibu tinggal dirumah mertua atau keluarga lain yang membuat banyak

pantangan yang ibu lakukan terutama pantangan makan dan ini tentu mengurangi

kemaksimalan plasenta membentuk dirinya akibatnya akan merugikan bagi bayi.

Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan

persalinan adalah 20-35 tahun. Kematian maternal pada anita hamil dan melahirkan

pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal

yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematiam maternal meningkat kembali sesudah

usia 30-35 tahun (Wiknjosastro, 2006).

Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa umur aman untuk

kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Wanita pada umur kurang dari 20

tahun mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengalami plasenta previa karena

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/125/4/CHAPTER II.pdfPlasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae= di

18

endometrium masih belum matang, dan kejadian plasenta previa juga sering terjadi

pada ibu yang berumur diatas 35 tahun karena tumbuh endometrium yang kurang

subur (Fauziyah, 2012).

Menurut penelitian Kurniawan (2015), Ibu yang melahirkan di Rumah Sakit

Umum Cut Meutia Kabupatenn Aceh Utara tahun 2012 - 2013 yang berusia ≥30

tahun memilik resiko 5 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang melahirkan

pada usia ≤ 30 tahun.

Menurut penelitian Lestari (2014), di RSUD Dr. Adjidarmo Rangkasbitung

tahun 2011 bahwa ibu dengan umur < 20 tahun dan > 35 tahun mempunyai resiko 4

kali lebih besar terjadi plasenta previa, dibandingkan dengan ibu berumur 20-30

tahun.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/125/4/CHAPTER II.pdfPlasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae= di

19

2.3 Kerangka Teori

Sumber:

Fauziyah, 2012, Obstetri Patologi, Nuha Medika, Yogyakarta.

Gambar 2.2 Kerangka Teori

Plasenta Previa

Umur Ibu

Paritas

Plasenta Previa adalah keadaan dimana

plasenta berimplantasi secara abnormal, yaitu

pada segmen bawah rahim sehingga menutupi

sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir

(ostium uteri internal) dan oleh karenanya

bagian terendah sering kali terkendala

memasuki pintu atas panggul (PAP) atau

menimbulkan kelainan janin dalam rahim.

;

Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal

bahwa umur aman untuk kehamilan dan

persalinan adalah 20-35 tahun.

Paritas 1-3 merupakan paritas lebih dari 3

dapat menyebabkan angka kematian ibu tinggi

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/125/4/CHAPTER II.pdfPlasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae= di

20

2.4 Kerangka Konsep

Berdasarkan teori yang mendukung penelitian, maka digambarkan secara

skematis kerangka konsep penelitian sebagai berikut:

Independen Dependen

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel terikat pada penelitian ini adalah plasenta previa, sedangkan variabel

bebas dalam penelitian ini adalah umur ibu dan paritas.

2.5 Hipotesis

1. Ada hubungan antara paritas ibu dan kejadian plsenta previa di Rumah Sakit

Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan.

2. Ada hubungan antara umur ibu dan kejadian plasenta previa di Rumah Sakit

Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan.

Paritas

Umur Ibu

Kejadian

Plasenta Previa

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA