asuhan keperawatan plasenta previa

Upload: fitriani-nassyam

Post on 14-Apr-2018

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    1/21

    Tugas kelompok

    Dosen pembimbing: Patmawati, S.Kep., Ns., M.Kep.

    KEPERAWATAN MATERNITAS

    Plasenta Previa

    Oleh:

    KELOMPOK II

    Muh. Aswar Anas

    Adnan Sumaila

    Fitriani 023

    Khairun Nisa

    Ina Angriani

    A. ArnidaEnita

    PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

    FAKULTAS ILMU KESEHATAN

    UIN ALAUDDIN MAKASSAR

    2013

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    2/21

    KATA PENGANTAR

    Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala inayah dan

    kenikmatan yang senantiasa dicurahkan-Nya pada penulis berupa kesehatan,

    kekuatan, serta kesempatan sehingga makalah ini dapat selesai dengan semestinya.

    Tidak lupa penulis kirimkan shalawat dan salam beriringan dengan ucapan terima

    kasih yang tiada terhingga kepada Baginda Rasulullah SAW karena atas segala

    pengorbanan yang telah dilakukannya beserta para sahabat, sehingga kini kita mampu

    mengkaji alam ini lebih tinggi dari gunung tertinggi, lebih dalam dari lautan terdalam,

    serta lebih jauh dari batas pandangan mata.

    Adapun tulisan ilmiah ini berisikan materi tentang Plasenta Previa yang

    bertujuan sebagai bahan bacaan, semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

    Dalam makalah ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam

    penulisannya. Oleh karena itu, mohon kiranya kritik dan saran yang bersifat

    membangun dari pembimbing dan pembaca guna untuk kesempurnaan pada

    pembuatan makalah penulis selanjutnya.

    Makassar, September 2013

    Penulis,

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    3/21

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL i

    KATA PENGANTAR ii

    DAFTAR ISI iii

    I. KONSEP MEDIS PLASENTA PREVIA .3

    A. Defenisi .3B. Etiologi 4C. Patofisiologi 5D. Manifestasi Klinis 5E. Pemeriksaan Penunjang 6F. Komplikasi .6G. Penatalaksanaan 7H. Pencegahan .9I. Prognosis .9

    II. KONSEP KEPERAWATAN PLASENTA PREVIA 11A. Pengkajian 11B. Diagnosa 11C. Intervensi 12D. Evaluasi 14

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    4/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangPerdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang

    berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut sebagai abortus sedangkan

    perdarahan pada kehamilan tua disebut perdarahan anterpartum. Batas teoritis

    antara kehamilan muda dengan kehamilan tua adalah 22 minggu mengingatkemungkinan hidup janin di luar uterus. Perdarahan anterpartum biasanya

    berbatas pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu tapi tidak

    jarang terjadi pula pada usia kandungan kurang dari 22 minggu dengan patologis

    yang sama. Perdarahan saat kehamilan setelah 22 minggu biasanya lebih

    berbahaya dan lebih banyak daripada kehamilan sebelum 22 minggu. Oleh

    karena itu perlu penanganan yang cukup berbeda. Perdarahan antepartum yang

    berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan perdarahan

    yang tidak bersumber pada kelainan plasenta umpamanya kelainan serviks

    biasanya tidak seberapa berbahaya. Pada setiap perdarahan anterpartum pertama-

    tama harus selalu dipikirkan bahwa hal itu bersumber pada kelainan plasenta.

    Perdarahan anterpartum yang bersumber dari kelainan plasenta yang secara klinis

    biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya ialah plasenta previa serta

    perdarahan yang belum jelas sumbernya. Perdarahan anterpartum terjadi kira-kira

    3 % dari semua persalinan yang terbagi atas plasenta previa, solusio plasenta dan

    perdarahan yang belum jelas penyebabnya.

    Perdarahan antepartum pada umumnya terjadi pada triwulan tiga atau

    setelah usia kehamilan, namun beberapa penderita mengalami perdarahan

    sedikit-sedikit kemungkinan tidak akan tergesa-gesa datang untuk mendapatkan

    pertolongan karena disangka sebagai tanda permulaan persalinan biasa. Baru

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    5/21

    setelah perdarahan yang berlangsung banyak, mereka datang untuk mendapatkan

    pertolongan. Setiap perdarahan pada kehamilan lebih dari 22 minggu yang lebih

    banyak pada permulaan persalinan biasanya harus lebih dianggap sebagai

    perdarahan anterpartum apapun penyebabnya, penderita harus segera dibawah ke

    rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk transfusi darah dan operasi. Perdarahan

    anterpartum diharapkan penanganan yang adekuat dan cepat dari segi medisnya

    maupun dari aspek keperawatannya yang sangat membantu dalam penyelamatan

    ibu dan janinnya. Oleh karena itu, maka penulis mengangkat Plasenta Previa

    yang merupakan salah satu kelainan perdarahan antepartum sebagai bahan

    bacaan sehingga mahasiswa keperawatan mampu memberikan tindakan yang

    sebaik-baiknya pada klien nantinya.

    B. Rumusan MasalahAdapun masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai

    berikut:

    1. Bagaimana konsep medis plasenta previa ?2. Bagaimana konsep keperawatan plasenta previa ?

    C. Tujuan PenulisanAdapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui konsep medis plasenta previa.2. Untuk mengetahui konsep keperawatan plasenta previa.

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    6/21

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. KONSEP MEDIS PLASENTA PREVIA1. Defenisi

    a. Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu padasegmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh

    pembukaan jalan lahir (Mansjoer, 2001).b. Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada

    segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh

    pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal, plasenta terletak di bagian

    atas uterus (Setiawati, 2011).

    c. Plasenta previa adalah plasenta dengan implantasi di sekitar segmenbawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri

    internum (Setiawati, 2011).

    d. Plasenta previa adalah suatu kehamilan di mana plasenta berimplantasiabormal pada segmen bawah rahim, menutupi atau tidak menutupi ostium

    uteri internum (Setiawati, 2011).

    e. Plasenta previa adalah lokasi abnormal plasenta di segmen bawah uterus,yang sebagian atau keseluruhannya menutupi pembukaan jalan lahir.

    Ketika kehamilan maju, ibu rentang terhadap perdarahan yang sangat

    hebat (Setiawati, 2011).

    f. Plasenta previa adalah suatu kehamilan di mana plasenta berimplantasiabnormal pada segmen bawah rahim (SBR), menutup atau tidak menutupi

    ostium uteri internum (OUI), sedangkan kehamilan itu sudah viable atau

    mampu hidup di luar rahim sekitar usia kehamilan > 20 minggu atau berat

    janin > 500 gram (Setiawati, 2011).

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    7/21

    Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa plasenta previa

    adalah plasenta yang letaknya abnormal atau berimplantasi abnormal

    terhadap segmen bawah rahim yang menutupi sebagian atau seluruh

    pembukaan jalan rahim. Pada keadaan normal, plasenta terletak pada korpus

    uteri (Setiawati, 2011).

    Menurut Kenneth J. Leveno, dkk (2009), plasenta previa

    diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:

    a. Plasenta previa totalis, yaitu pada ostium serviks internus seluruhnyaditutupi oleh plasenta.

    b. Plasenta previa partialis, yaitu pada ostium internus sebagian ditutupi olehplasenta.

    c. Plasenta previa marginalis, yaitu tepi plasenta berada di pinggir ostiumd. Plasenta letak rendah, yaitu plasenta tertanam di segmen bawah uterus

    sedemikian sehingga tepi plasenta sebenarnya tidak mencapai ostium

    internus tetapi berada didekatnya.

    2. EtiologiEtiologi plasenta previa masih belum diketahui pasti. Frekuensi

    plasenta previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua, bekas

    seksio sesaria, bekas aborsi, kelainan janin, dan leiomyoma uteri (Mansjoer,

    2001).

    Menurut Barbara R. Stright (2004), faktor-faktor predisposisi

    penyebab terjadinya plasenta previa adalah:

    a. Multiparitas (80% klien yang menderita adalah multipara)b. Usia ibu lanjut (lebih dari 35 tahun pada 33% kasus)c. Kehamilan multipeld. Riwayat kelahiran sesar sebelumnyae. Insisi uterusf. Riwayat plasenta previa sebelumnya (insidennya adalah 12 kali lebih besar

    pada wanita dengan riwayat plasenta sebelumnya).

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    8/21

    3. PatofisiologiPerdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan

    20 minggu saat segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta

    menipis. Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus

    lebih banyak mengalami perubahan. Pelebaran segmen bawah uterus dan

    pembukaan serviks menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta

    dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta.

    Pendarahan tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot

    segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti pada plasenta letak normal

    (Mansjoer, 2001).

    4. Manifestasi KlinisTanda utama pada wanita yang mengalami plasenta previa adalah

    perdarahan berwarna merah terang per vaginam yang tidak menimbulkan

    nyeri selama trimester kedua atu ketiga. Perdarahan dapat berawal dari

    perdarahan bercak-bercak, atau dapat berawal dengan perdarahan masif. Yang

    sering, terjadi perdarahan yang tidak terkendali tidak akan terjadi pada

    episode perdarahan yang pertama. Kenyataannya, terdapat beberapa episode

    perdarahan sebelum terjadi kehilangan darah yang sangat membutuhkan

    intervensi cepat dan langsung serta terminasi kehamilan. Uterus biasanya akan

    tetap terasa lunak pada wanita ynag mengalami plasenta previa (Reeder, dkk,

    2011).

    Menurut Arif Mansjoer (2001), manifestaasi klinis plasenta previa

    adalah:

    a. Pada anamnesis, terdapat perdarahan jalan lahir berwarna merah segartanpa rasa nyeri, tanpa sebab, terutama pada multigravida pada kehamilan

    setelah 20 minggu.

    b. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan:

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    9/21

    1)Pemeriksaan luar : bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintuatas panggul, ada kalainan letak janin.

    2)Pemeriksaan inspekulo : pendarahan berasal dari ostium uterieksternum.

    5. Pemeriksaan PenunjangMenurut Arif Mansjoer (2001), pemeriksaan penunjang plasenta

    previa adalah:

    a. USG (Ultrasonography)USG untuk diagnosis pasti, yaitu menentukan letak plasenta. Dapat

    mengungkapkan posisi rendah berbaring placenta tapi apakah placenta

    melapisi cervik tidak biasa diungkapkan.

    b. Sinar XMenampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-

    bagian tubuh janin.

    c. Pemeriksaan laboratoriumHemoglobin dan hematokrit menurun. Faktor pembekuan pada umumnya

    di dalam batas normal.

    d. Pengkajian vaginalPengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda

    jika memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik

    sesuadah 34 minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan

    ganda (double setup procedure). Double setup adalah pemeriksaan steril

    pada vagina yang dilakukan di ruang operasi dengan kesiapan staf dan alat

    untuk efek kelahiran secara cesar.

    e. AmniocentesisJika 35 36 minggu kehamilan tercapai, panduan ultrasound pada

    amniocentesis untuk menaksir kematangan paru-paru (rasio lecithin /

    spingomyelin [LS] atau kehadiran phosphatidygliserol) yang dijamin.

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    10/21

    Kelahiran segera dengan operasi direkomendasikan jika paru-paru fetal

    sudah mature.

    6. KomplikasiKomplikasi yang dapat terjadi pada ibu adalah terjadinya perdarahan

    hingga syok, anemia karena perdarahan, plasentitis, dan endometritis pasca

    persalinan. Pada janin biasanya terjadi persalinan premature dan komplikasi

    seperti asfiksia berat (Mansjoer, 2001).

    Menurut Sharon J. Reeder, dkk (2011), komplikasi plasenta previa

    adalah:

    a. Hemoragib. Syok hipovolemikc. Trombositopeniad. Anemiae. Hemoragi pascapartumf. Ruptur uterus

    7. Penatalaksanaana. Penatalaksanaan medis

    Letak plasenta, jumlah perdarahan, dan usia gestasi janin

    merupakan faktor penentu dilakukannya intervensi medis. Tujuan

    penatalaksanaan media adalah untuk memastikan kelahiran bayi yang

    aterm tanpa komplikasi yang akan terjadi pada ibu dan bayinya.

    Penatalaksanaan konservatif merupak tindakan yang tepat ketika janin

    belum matur (menurut berat atu usia kehamilan < 36 minggu) dan

    perdarahan yang terjadi tidak berlebihan. Pada beberapa keadaan tertentu,

    tirah baring dan pengamatan ketat terhadap kesejahteraan ibu dan janinnya

    seringkali dapat mengehentikan perdarahan dan memberikan waktu yang

    cukup bagi janin untuk matur. Untuk memperpanjang usia gestasi pada

    pasien yang mengalami perdarahan pada trimester ketiga dan persalinan

    preterm, tokolisis dengan magnesium sulfat, terbutalin, atau ritodrin dapat

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    11/21

    diberikan. Perencanaan persalinan dapat dilakukan ketika immaturitas janin

    telah dipastikan dengan amniosentesis, biasanya pada gestasi minggu ke-36

    sampai minggu ke-3. Apabila janin telah memiliki ukuran dan usia gestasi

    yang cukup, apabila persalinan telah dimulai, atau apabila perdarahan telah

    cukup mengancam kesejahteraan wanita atau janin, pelahiran dapat

    dimulai. Pada keadaan darurat, pelahiran harus dilakukan tanpa melihat

    usia gestasi janin (Reeder, dkk, 2011).

    Pada semua kasus plasenta previa total atau pada lebih dari 30 %

    kasus plasenta previa sebagian, kelahiran sesaria adalah pelahiran yang

    dipilih. Prosedur kelahiran sesarea dilakukan dengan memakai anestesi

    inhalasi umum dan ringan. Persalinan per vaginam seringkali dapat

    dilakukan pada pada plasenta letak rendah, khusunya apabila bayi kecil dan

    serviks telah membuka sebagian. Pada beberapa keadaan ini, ahli obsetrik

    dapat meilih untuk memecahkan ketuban dengan harapan bahwa bagian

    terendah janin dapat memasuki panggul dan dapat mengontrol perdarahan

    dengan cara menekan area plasenta yang telah mengalami pemisahan

    (Reeder, dkk, 2011).

    b. Penatalaksanaan keperawatanTindakan penatalaksanaannya harus dilakukan dirumah sakit dengan

    fasilitas operasi. Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk:

    1)Tirah baring total dengan menghadap ke kiri, tidak melakuukansanggama, menghindari peningkatan tekanan rongga perut ( missal

    batuk, mengedan karena sulit buangg air besar. Pasang infus cairan

    NaCl fisiologis bila tidak memungkinkan.

    2)Beri cairan peroral dan pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasiensecara teratur tiap lima belas menit untuk mendeteksi adanya hipotensi

    atau shock akibat pendarahan. pantau pula bjj dan pergerakan janin.bila

    terjadi renjatan, segera lakukan resuitasi cairan dan transfuse darah. bila

    tidak teratasi upayakkan penyelamatan optimal. bila teratasi perhatika

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    12/21

    usia kehamilan. penaganan dirumah sakit dilakukan berdasarkan usia

    kehamilan bila terdapat renjatan usia gestasi dibawah tiga puluh tuju

    minggu taksiran berat janin dibawah 2500 gram maka :

    a)Bila pendarahan sedikit, rawat sampai usia kehamilan 37 minggu,lalu lakukan mobilisasi bertahap. Beri kortikostiroid 12 mg intravena

    perhari selam 3 hari sesuai indikasi.

    b)Bila pendarahan berulang, lakukan PDMO. Bila ada kontraksi,tangani seperti persalinan preterm. Penentuan letak plasenta secara

    langsung baru dikerjakan bila fasilitas lain tidak ada dan dilakukan

    dalam keadaan siap operasi, disebut pemeriksaan dalam di atas meja

    operasi (PDMO). Caranya sebagai berikut :

    Perabaaan formiks. Hanya bermakna bila janin presentasi kepala.

    Sambil mendorong sedikit kepala janin kearah pintu atas panggul,

    perlahan-lahan raba seluruh formiks dengan jari. Perabaan lunak bila

    antara jari dan kepala terdapat plasenta.

    Pemeriksaan melalui kanalis servikalis, setelah pada perabaan

    formiks dicurigai adanya plasenta previa. Bila kanalis servikalis telah

    terbuka, perlahan-lahan masukkan jari telunjuk kedalam kanalis

    servikalis untuk meraba kotiledon plasenta. Jangan sekali-sekali

    berusaha menyusuri pinggir plasenta seterusnya karena mungkin

    plasenta akan terlepas dari insersinya.

    Bila tidak ada renjatan, usia gestasi 37 minggu atau lebih,

    taksiran berat janin 2500 gr atau lebih, lakukan PDMO. Bila ternyata

    plasenta previa, lakukan persalinan perabdominan. Bila bukan, usahakan

    partus per vagina (Mansjoer, 2001).

    8. PencegahanTidak ada cara untuk mencegah plasenta previa karena penyebab pasti

    dari plasenta previa belum diketahui. Yang harus dilakukan adalah mencoba

    menghindari faktor resiko terjadinya plasenta previa (Writer).

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    13/21

    9. PrognosisSampai beberapa tahun belakangan ini, plasenta previa dikaitkan

    dengan angka mortalitas ibu yang mencapai 10 %. Diagnosis dini dan metode

    penatalaksanaan yang semakin canggih telah dapat mengurangi gambaran ini.

    Walaupun demikian, plasenta previa tetap menciptakan masalah kesehatan

    bagi klien dan janin. Dua masalah utama bagi wanita yang mengalami

    plasenta previa adalah perdarahan dan sumbatan pada jalan lahir. Wanita juga

    beresiko tinggi mengalami hemoragi pascapartum, anemia, dan infeksi. Bagi

    janin, perhatian yang paling signifikan adalah prematuritas. Dalam uterus,

    janin dapat terganggu karena hipoksia yang diakibatkan oleh penurunan suplai

    oksigen karena adanya pemisahan plasenta. Retardasi pertumbuhan intrauterus

    dapat terjadi sebagai konsekuensi penurunan sirkulasindarah ke janin

    (Reeder,dkk, 2011).

    Dan dengan penanggulangan yang baik, kematian ibu akibat plasenta

    previa rendah sekali, atau tidak ada sama sekali (Mansjoer, 2001).

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    14/21

    B. KONSEP KEPERAWATAN PLASENTA PREVIA1. Pengkajian

    a. Sirkulasi1)Anamnesa

    Terjadi perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu

    berlangsung tanpa nyeri terjadi secara tiba-tiba, tanpa sebab yang jelas

    dan perdarahan dapat berlangsung berulang.

    2)InpeksiPada inspeksi dapat dijumpai perdarahan pervagina darah berwarna

    merah terang, encer sampai meggumpal, pada perdarahan yang banyak

    ibu tampak pucat dan anemis.

    b. Seksualitas1)Palpasi abdomen

    Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul.

    Apabila presentasi kepala, biasanya kepala masih terapung di pintu atas

    panggul. Tidak jarang terjadi kelainan letak janin, seperti letak lintang

    atau letak sungsang.

    2)UltrasonogramPenentuan letak plasenta dengan cara ini ternyata sangat tepat tidak

    dapat menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan janin dan tidak

    menimbulkan rasa nyeri.

    c. Pemeriksaan in spekuloPemeriksaan bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari

    osteum uteri eksternum dari kelainan serviks dan vagina.

    2. Diagnosaa. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan komplikasi perdarahan

    pada awal masa kehamilan.

    b. Risiko infeksi berhubungan dengan kekurangan volume cairan yangberlebihan.

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    15/21

    c. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenaiperubahan fisiologis dalam sistem reproduksi klien.

    d. Duka cita berhubungan dengan keguguran aktual atau keguguran yangakan terjadi.

    3. Intervensia. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan komplikasi perdarahan

    pada awal masa kehamilan.

    Tujuan : volume cairan homeostatis.

    Kriteria hasil : 1) Tanda vital normal

    1)Klien tampak tenangIntervensi :

    1)Ambil darah, periksa golongan, dan lakukan cross check.Rasional : Untuk memastikan kompabilitas darah.

    2)Catat jumlah pembalut yang digunakan, perhatikan kuantitas, kualitas,dan konsistensi drainase.

    Rasional : Untuk mengkaji kehilangan darah.

    3)Awasi asupan dan haluaran cairanRasional : Untuk mengkaji hidrasi.

    4)Jelaskan kemungkinan prosedur medis atau prosedur pembedahan yangmungkin dibutuhkan

    Rasional : Untuk mempersiapkan klien dan memberikan informasi yang

    tepat.

    b. Risiko infeksi berhubungan dengan kekurangan volume cairan yangberlebihan.

    Tujuan : Tidak terjadi infeksi.

    Kriteria hasil : Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi.

    Intervensi :

    1) Berikan health education pada klien tentang kebersihan perineumRasional : Untuk mencegah timbulnya infeksi.

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    16/21

    2) Hindari penggunaan tampon untuk mengendalikan perdarahanRasional : Untuk mencegah infeksi karena penggunaan tampon dapat

    menjadi media tumbuh mikroorganaisme.

    3) Sarankan peningkatan asupan cairan atau berikan cairan parenteralsesuai program.

    Rasional : Untuk mempertahankan keseimbangan cairan.

    4) Kolaborasi pemberian antibiotik dan obat alagetik sesuai program.Rasional : Untuk mencegah infeksi dan memastikan kenyamanan klien.

    c. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenaiperubahan fisiologis dalam sistem reproduksi klien.

    Tujuan : Ansietas klien berkurang dan dapat diatasi.

    Kriteria hasil : Klien tampak tenang dan mampu menyebutkan tanda-tanda

    bahaya pada awal masa kehamilan dan tindakan yang harus

    dilakukan.

    Intervensi :

    1) Berikan petunjuk pada klien mengenai tanda-tanda bahaya pada awalmasa kehamilan dan tindakan yang sessuai indikasi.

    Rasional : Untuk mewaspadakan klien untuk segera mengambil

    tindakan yang tepat.

    2) Pertahankan tirah baring dan atau pembatasan aktivitas fisik.Rasional : Untuk memastikan keselamatan ibu dan anak.

    3) Pantau tanda-tanda vital janin sesuai indikasi.Rasional : Untuk mengkaji keselamatan dan kesejahteraan janin.

    4) Berikan health education pada klien tentang patofisiologi penyakit danpenatalaksanaannya.

    Rasional : Untuk memberikan informasi mengenai penyakit klien.

    5) Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaannya.Rasional : Klien dan keluarganya akan mersa tenang dan dapat mengurangi

    rasa cemas.

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    17/21

    d. Duka cita berhubungan dengan keguguran aktual atau keguguran yangakan terjadi.

    Tujuaan : Klien dapat mengatasi duka cita yang dialaminya.

    Kriteria hasil : 1)Klien mampu mencurahkan perasaannya mengenai rasa

    berduka, marah, dan menyalahkan dirinya.

    2)Klien menunjukkan pemahaman mengenai kemungkinan

    keguguran.

    Intervensi :

    1) Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaanberduka, marah, dan meyalahkan diri.

    Rasional : Untuk mendukung proses berduka.

    2) Berikan kesempatan pada klien untuk berada bersama dengan anggotakeluarga yang mendukung klien.

    Rasional : untuk mendukung klien dan dengan keberadaan keluarga,

    rasa berduka klien dapat berkurang.

    3) Berikan informasi berdasarkan fakta mengenai aborsi dan kemungkinankapasitas sistem reproduksi yang akan datang.

    Rasional : Untuk memberikan informasi yang akurat.

    4) Lakukan rujukan untuk melakuykan konselong genetik sesuaikeperluan.

    Rasional : Untuk memberikan informasi guna keputusan yang tepat

    mengenai kehamilan yang akan datang.

    4. Evaluasia. Volume cairan klien homeostatis ditandai dengan tanda-tanda vital klien

    normal.

    b. Tidak terjadi infeksi ditandai dengan tanda vital klien normal dan tidakditemukan tanda infeksi.

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    18/21

    c. Ansietas klien berkurang dan dapat diatasi ditandai dengan klien tampaktenang dan mampu menyebutkan tanda-tanda bahaya pada awal masa

    kehamilan dan tindakan yang harus dilakukan.

    d. Klien mampu mengatasi duka citanya ditandai dengan klien mampumencurahkan perasaannya mengenai rasa berduka, marah, dan

    menyalahkan dirinya serta mampu menunjukkan pemahaman mengenai

    kemungkinan keguguran.

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    19/21

    BAB III

    PENUTUP

    A. KesimpulanPlasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal atau

    berimplantasi abnormal terhadap segmen bawah rahim yang menutupi sebagian

    atau seluruh pembukaan jalan rahim. Pada keadaan normal, plasenta terletak

    pada korpus uteri. Penyebab plasenta previa belum diketahui secara pasti, tetapi

    faktor predisposinya adalah meliputi usia ibu lanjut (lebih dari 3 tahun pada 33%

    kasus), multiparitas, kehamilan multipel, riwayat kelahiran sesar sebelumnya,

    insisi uterus, dan riwayat plasenta previa sebelumnya (insidennya adalah 12 kali

    lebih besar pada wanita dengan riwayat plasenta sebelumnya). Gejalanya berupa

    perdarahan per vaginam merah teran dan tidak terasa nyeri, abdomen lembek,

    tidak keras, relaksasi di anatara kontraksi, jika ada, serta DJJ stabil dan dalam

    batas normal.

    Untuk mediagnosis penyakit ini, jenis pemeriksaan yang dapat

    dilakukan adalah USG, sinar X, isotop scanning, amniocentesis, dan pengkajian

    vaginal. Ketika plasenta previa telah terjadi dan tidak ditangani dengan baik,

    maka dapat terjadi komplikasi. Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu adalah

    terjadinya pendarahan hingga syok akibat pendarahan, anemia karena

    pendarahan, plasentitis, dan endometritis pasca persalinan. Pada janin biasanya

    terjadi persalinan premature dan komplikasi seperti asfiksia berat. Dan jika

    penanganannya baik, kematian ibu akibat plasenta previa rendah sekali atau

    bahkan tidak ada sama sekali.B. Saran

    Adapun saran penulis terhadap pembaca yaitu agar semakin

    memperluas wawasannya mengenai penyakit-penyakit maternal sehingga mampu

    memberikan tindakan yang sebaik-baiknya pada klien nantinya dengan bekal

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    20/21

    pemahaman tentang berbagai penyakit yang telah dipelajari di mata perkuliahan

    ini, khususnya untuk penderita plasenta previa.

  • 7/27/2019 Asuhan Keperawatan Plasenta Previa

    21/21

    DAFTAR PUSTAKA

    Hamilton, Persis Mary. 1995.Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jakarta:

    EGC.

    Leveno, Kenneth J, dkk. 2009. Obsetri William: Panduan Ringkas. Jakarta: EGC.

    Mansjoer, Arif, dkk. 2001.Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aeusclapius.

    Reeder, Sharon J, dkk. 2011. Keperawatan Maternitas: Kesehatan wanita, Bayi &

    Keluarga. Jakarta: EGC.

    Setiawati, Dewi. 2011. Buku Saku Dasar-dasar Obsetri. Makassar: Alauddin

    University Press.

    Stright, Barbara R. Panduan Belajar: Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir. Jakarta:

    EGC.