pengkajian keperawatan sistem muskuloskeletal
TRANSCRIPT
PENGKAJIAN KEPERAWATAN SISTEM MUSKULOSKELETAL
Riwayat Kesehatan
Pola sehat dan sakit, untuk membantu perawat mengidentifikasi masalah kesehatan aktual atau potensial yang berhubungan dengan sistem muskuloskeletal;
Pola peningkatan dan perlindungan kesehatan, dapat membantu perawat menentukan bagaimana gaya hidup dan perilaku yang mempengaruhi fungsi muskuloskeletal;
Pola peran dan hubungan, untuk membantu perawat menentukan bagaimana masalah tersebut mempengaruhi gambaran diri dan gaya hidup klien.
Data biografis dan demografi
Kaji tempat tinggal klien dan jenis transportasi yang digunakan, dapat membantu untuk memahami energi yang dibutuhkan klien untuk hidup secara mandiri dan tetap menjalani kunjungan secara rutin.
Gali informasi mengenai tipe pekerjaan dan hobi, untuk memberikan pandangan mengenai risiko cedera
Usia dan jenis kelamin, dapat memberikan beberapa masukan mengenai masalah muskuloskeletal yang mungkin terjadi
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan pemeriksaan fisik, diantaranya :
Ketika memeriksa, arahkan perhatian perawat baik pada fungsi maupun strukturnya.
Selama melakukan wawancara, perawat mengevaluasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
Pada pemeriksaan awal, perawat menilai keadaan umum, porposi tubuh dan kemudahannya dalam bergerak
Lakukan pemeriksaan secara sistematik Pemeriksaan harus meliputi inspeksi, palpasi
patokan tulang serta struktur sendi dan jaringan lunak yang berhubungan, pemeriksaan kisaran gerak, dan berbagai manuver khusus untuk menguji gerakan yang spesifik.
Kemudian Kaji :Kondisi kesehatan saat ini (keluhan utama dan manifestasi klinis)
Tinjauan Sistem
E:\MAGISTER_@UMJ\SEMESTER-DUA\PENGKAJIAN KMB I\MUSKULOSKELETAL\SEMINARMuskulo-px KMB.1\keluhan utama dan tinjauan sistem.doc
Secara umum pemeriksaan fisik muskuloskeletal meliputi :
Observasi dari cara berjalan, mobilitas tubuh, postur, pergerakan sendi secara umum dan keseimbangan klien.
Observasi pergerakan dan cara berjalan, kaji tanda-tanda ketidaknyamanan, kekakuan sendi atau kelemahan otot, kurangnya koordinasi, deformitas atau pincang.
TEKHNIK PEMERIKSAAN
Inspeksi :Pada pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, dapat
ditemukan beberapa temuan normal seperti : Sendi berada pada tempatnya; postur tegap; cara
berjalan normal Ekstremitas simetris dan memiliki panjang yang
sama Kelompok otot simetris, tanpa atrofi atau fasikulasi Sendi tidak mengalami eritema, bengkak atau
deformitas Rentang pergerakan normal (aktif dan pasif) pada
semua sendi utama
Palpasi :Pada pemeriksaan fisik dengan cara palpasi,
dapat ditemukan beberapa temuan normal seperti :
Kelompok otot solid, simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat massa atau spasme
Sendi stabil dan tidak terdapat nyeri tekan, tidak terasa panas, krepitus (teraba atau terdengar), sembab atau nodul
Kekuatan otot disemua kelompok otot utama memiliki nilai 5/5
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN FISIK MELIPUTI :
Inspeksi dan palpasi otot Pengkajian otot meliputi evaluasi tonus otot,
massa otot dan kekuatan otot E:\MAGISTER_@UMJ\SEMESTER-DUA\PENGKAJIAN KMB I\MUSKULOSKELETAL\
SEMINARMuskulo-px KMB.1\Pengkajian massa dan kekuatan otot.doc
Inspeksi dan palpasi sendi dan tulang Pengkajian sendi dan tulang meliputi
pengukuran tinggi badan dan panjang ekstremitas klien (lengan dan kaki) dan mengevaluasi karakteristik sendi dan tulang dan rentang gerak sendi
E:\MAGISTER_@UMJ\SEMESTER-DUA\PENGKAJIAN KMB I\MUSKULOSKELETAL\SEMINARMuskulo-px KMB.1\Pengkajian sendi dan tulang.doc
Pengkajian neurovaskuler dalam sistem muskuloskeletal Pengkajian meliputi pemeriksaan : nyeri, palor, denyut nadi,
suhu, pengisian kapiler (capillary refill) secara bilateral, parestesia dan mobilitas sendi yang terkena. Kehilangan sensasi dan perubahan dalam fungsi motorik pada ekstremitas
Pengkajian saraf perifer dalam sistem muskuloskeletal Pengujian pada fungsi dan sensasi saraf di saraf perifer mayor
harus dilakukan dengan menutup mata klien. Sentuhan ringan harus dapat dirasakan jika sensasi normal.
Lakukan pengkajian lebih lanjut seperti pengisian kapiler, warna, denyut nadi dan suhu kulit untuk pengkajian saraf perifer.
Jika ekstremitas klien mengalami imobilisasi dan dipasang gips, bebat atau balutan maka lakukan pengkajian neurovaskuler, observasi pengisian kapiler dan temperatur, pergerakan sendi serta edema.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK :
UJI NON INVASIF : Radiografi (Sinar X) Untuk mendeteksi abnormalitas pada tulang, digunakan
sebagai alat skrining untuk mengetahui adanya masalah. Magnetic Resonance Imaging (MRI) Pemeriksaan menggunakan magnet besar untuk
menghasilkan gambaran yang detail akan jaringan lunak begitu pula pada tulang, digunakan untuk mendeteksi kondisi yang mempengaruhi tendon, ligamen dan otot.
Computed Axial Tomography (CAT) Untuk melihat secara segmental dari area tertentu
membantu dalam mengetahui tumor pada jaringan lunak dan fraktur tulang spinal.
Dual-Energy X-Ray Absorptiometry (DEXA) Untuk mengukur kehilangan tulang dan dianggap uji
standar utama untuk osteoporosis.
UJI INVASIF : Atrosentesis Meliputi aspirasi cairan sendi menggunakan teknik
steril. Medikasi seperti kortison, disuntikkan ke dalam sendi setelah aspirasi cairan.
Artrogram Berguna untuk mengevaluasi robekan pada selaput
sendi seperti robekan pada manset rotator (rotator cuff) pada bahu, robekan meniskal dilutut.
Artroskopi Merupakan prosedur operasi yang memasukkan
teleskop fiberoptik kecil pada sendi, yang dapat memberikan visualisasi dari struktur internal.
Elektromielogram dan Uji Konduksi Saraf (EMG/NCT) Prosedur ini memasukkan elektroda kecil pada jalur
saraf dan menstimulasi saraf untuk menginervasi otot sambil mengukur kontraksi otot.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL :
Nyeri akut/kronis berhubungan dengan agen cedera; distensi jaringan oleh akumulasi cairan, proses inflamasi, destruksi sendi.
Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri, ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas
Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemahaman atau mengingat, kesalahan interpretasi informasi