pedoman no.penyusunan lk blu berdasarkan sap tahun 2012

91
7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012 http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-nopenyusunan-lk-blu-berdasarkan-sap-tahun-2012 1/91  PEDO PEDO PEDO PEDO LAPORAN KEUA LAPORAN KEUA LAPORAN KEUA LAPORAN KEUA (BLU) DI LI (BLU) DI LI (BLU) DI LI (BLU) DI LI BE BE BE BE AN PENYUSUNAN AN PENYUSUNAN AN PENYUSUNAN AN PENYUSUNAN GAN BADAN LAY GAN BADAN LAY GAN BADAN LAY GAN BADAN LAYANAN NAN ANAN NAN NGKUNGAN KEMDIKB GKUNGAN KEMDIKB NGKUNGAN KEMDIKB GKUNGAN KEMDIKB DASARKAN SAP DASARKAN SAP DASARKAN SAP DASARKAN SAP , UMUM UMUM UMUM UMUM D kai.ugm.ac.id

Upload: toko-buku-zeit

Post on 18-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    1/91

    PEDOPEDOPEDOPEDO

    LAPORAN KEUALAPORAN KEUALAPORAN KEUALAPORAN KEUA

    (BLU) DI LI(BLU) DI LI(BLU) DI LI(BLU) DI LI

    BEBEBEBE

    AN PENYUSUNANAN PENYUSUNANAN PENYUSUNANAN PENYUSUNAN

    GAN BADAN LAYGAN BADAN LAYGAN BADAN LAYGAN BADAN LAYANANNANANANNAN

    NGKUNGAN KEMDIKBGKUNGAN KEMDIKBNGKUNGAN KEMDIKBGKUNGAN KEMDIKB

    DASARKAN SAPDASARKAN SAPDASARKAN SAPDASARKAN SAP

    ,

    UMUMUMUMUMUMUMUM

    DDDD

    kai.ugm.ac.id

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    2/91

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    3/91

    DAFTAR ISI

    Hal.

    KATA PENGANTAR .... i

    DAFTAR ISI ...... ii

    Bab I : Pendahuluan................................................................................. ..... 1

    1.1. Latar Belakang... 1

    1.2. Tujuan .... 2

    1.3. Ruang Lingkup ..... 3

    1.4. Dasar Hukum .... 3

    Bab II : Penyusunan Laporan KeuanganBadan Layanan Umum (BLU)... 5

    2.1. Prinsip Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.... 5

    2.2. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan .. 52.3. Penyusunan Laporan Keuangan BLU .. 7

    2.4. Komponen Laporan Keuangan .. 9

    2.4.1. Laporan Realisasi Anggaran .. 9

    2.4.2. Neraca .... 9

    2.4.3. Catatan Atas Laporan Keuangan ... 10

    Bab III : Kebijakan Akuntansi Laporan keuangan Berdasarkan Standar

    Akuntansi Pemerintahan (SAP)....................................................... 11

    3.1. Pendapatan .. 113.2. Aset ... 20

    3.3. Kewajiban ..... 44

    3.4. Ekuitas Dana .... 48

    BAB IV : Penyusunan Laporan Keuangan Sistem Akuntansi Instansi

    (SAI) untuk Satker BLU................................................................... 50

    4.1. Mekanisme dan Tata Cara Konsolidasi .. 50

    4.2. Konversi Akun SAK ke Akun SAP ... 50

    4.3. Penyajian dan Penyampaian Laporan Keuangan . 55

    4.4. Audit dan reviu . 57

    BAB V : Penutup ....................................................................................... 58

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    LAMPIRAN CONTOH LAPORAN KEUANGAN BLU BERDASARKAN SAP ... 59

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    4/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    BAB IPENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Sesuai dengan Pasal 68 dan Pasal 69 Undang-Undang Nomor 1 Tahun

    2004 tentang Perbendaharaan Negara, yang pada prinsipnya mengatur

    bahwa instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberi

    pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan pola pengelolaan

    keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi dan

    efektivitas sebagai Badan Layanan Umum (BLU).

    Dengan pola pengelolaan keuangan BLU, fleksibilitas diberikan dalam

    rangka pelaksanaan anggaran, termasuk pola pengelolaan pendapatan

    dan belanja, pengelolaan kas dan pengadaan barang/jasa. Kepada BLU

    juga diberikan kesempatan untuk memperkerjakan tenaga profesional

    Non-PNS serta kesempatan pemberian imbalan jasa kepada pegawai

    sesuai dengan kontribusinya. Tetapi sebagai pengimbang, BLU

    dikendalikan secara ketat dalam perencanaan dan penganggarannya,

    serta pertanggungjawabannya.

    Dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban, BLU dapat menerapkan

    standar akuntansi industri yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan atau

    standar akuntansi yang ditetapkan oleh Asosiasi Profesi Akuntan

    Indonesia, apabila belum ada standar akuntansi yang mengaturnya.

    Kekayaan BLU merupakan kekayaan yang tidak terpisahkan dari

    kekayaan pemerintah pusat sehingga laporan keuangan yang disajikan

    merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    Kementerian Negara/Lembaga. Laporan Keuangan BLU yang disusun

    berdasarkan SAK menjadi lampiran bagi Laporan Keuangan Kementerian

    Negara/Lembaga, sedangkan untuk tujuan konsolidasian (pengintegrasian)

    Laporan Keuangan BLU ke dalam Laporan Keuangan Kementerian

    Negara/Lembaga perlu dilakukan mapping ke dalam perkiraan

    berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    5/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    Dalam rangka pelaksanaan pengintegrasian Laporan Keuangan BLU

    yang disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

    (PSAK) ke dalam Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga, BLU

    menggunakan sistem akuntansi yang dapat menghasilkan laporan

    keuangan untuk tujuan konsolidasi.

    Laporan Keuangan BLU merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

    Laporan Keuangan kementerian negara/lembaga. Dalam rangka konsolidasi

    Laporan Keuangan satker BLU dengan Laporan Keuangan Kemdikbud. BLU

    menyampaikan Laporan Keuangan sesuai dengan SAP setiap semester dan

    tahunan yang terdiri dari LRA, Neraca (laporan posisi keuangan), dan Catatan

    atas Laporan Keuangan yang dilampiri dengan Laporan Keuangan SAK.

    Permasalahan yang terjadi selama ini dan selalu menjadi temuan oleh BPK

    adalah terkait dengan konsolidasi laporan keuangan BLU berdasarkan SAK ke

    dalam Laporan Keuangan Kemdikbud berdasarkan SAP, sehingga dipandang

    perlu untuk menyusun dan menetapkan pedoman yang mengatur mengenai

    Mekanisme dan Tata Cara konsolidasi Laporan Keuangan BLU dengan

    Laporan Keuangan Kemdikbud.

    Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dan dalam rangka meningkatkan

    kualitas laporan Keuangan Kemdikbud dipandang perlu menetapkan

    Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU di Lingkungan KemdikbudBerdasarkan SAP.

    1.2. Tujuan

    Tujuan Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU Berdasarkan SAP ini

    adalah sebagai berikut :

    a. Sebagai pedoman bagi BLU di lingkungan Kemdikbud dalam melakukan

    penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAP;b. Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan

    ke dalam laporan keuangan kemdikbud.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    6/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    c. Adanya keseragaman perlakuan akuntansi terhadap akun-akun pada

    satker BLU khususnya dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan

    berdasarkan SAK ke laporan keuangan berdasarkan SAP.

    d. Meningkatnya kualitas Laporan Keuangan Kemdikbud.

    1.3. Ruang Lingkup

    Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU Berdasarkan SAP ini

    menguraikan mengenai:

    a. Penyusunan laporan keuangan BLU berdasarkan standar akuntansi

    pemerintahan (SAP).

    b. Kebijakan akuntansi laporan keuangan BLU berdasarkan SAP.

    c. Mekanisme dan tata cara pengkonsolidasian antara LK berdasarkan SAK

    dengan SAP.

    1.4. Dasar Hukum

    a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara;

    b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara;

    c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan,

    Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

    d. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

    Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

    e. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi

    Pemerintah;

    f. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas

    Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Badan

    Layanan Umum;

    g. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 171/PMK.05/2007 Tentang Sistem

    Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

    h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 76/PMK.05/2008 Tentang Pedoman

    Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum;

    i. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16/2008 tentang Sistem

    Akuntansi dan Pelaporan Keuangan di lingkungan Depdiknas;

    j. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2011 tentang

    Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan di Lingkungan Kemdiknas;

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    7/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012

    Tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian Pendidikan dan

    Kebudayaan;

    l. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 086 Tahun 2012

    tentang Unit Akuntansi Keuangan dan Unit Akuntansi Barang Milik Negara

    di Lingkungan Kemdikbud;

    m. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-67/PB/2007

    tentang Tata Cara Pengintegrasian Laporan Keuangan Badan Layanan

    Umum ke Dalam Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    8/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    BAB IIPENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BLU

    2.1. Prinsip Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

    Laporan keuangan disusun sedemikian rupa sehingga menyajikan dengan

    wajar posisi keuangan. Penyajian wajar mensyaratkan penyajian jujur atas

    pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan kriteria standar

    akuntansi pemerintahan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di

    Indonesia.

    2.2. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

    Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang

    perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi

    tujuannya. Berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar

    laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:

    2.2.1. Relevan

    Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang

    termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan

    membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini,

    dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil

    evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan

    keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud

    penggunaannya. Informasi yang relevan:

    a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

    Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau

    mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.

    b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

    Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang

    akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

    c. Tepat waktu

    Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan

    berguna dalam pengambilan keputusan.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    9/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    d. Lengkap

    Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap

    mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat

    mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan

    kendala yang ada. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir

    informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan

    dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut

    dapat dicegah.

    2.2.2. Andal

    Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang

    menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara

    jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika

    hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan

    informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang

    andal memenuhi karakteristik:

    a. Penyajian Jujur

    Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa

    lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat

    diharapkan untuk disajikan.

    b. Dapat Diverifikasi (verifiability)

    Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan

    apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang

    berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda

    jauh.

    c. Netralitas

    Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada

    kebutuhan pihak tertentu.

    2.2.3. Dapat Dibandingkan

    Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar

    periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja

    keuangan serta membandingkan laporan keuangan antar entitas untuk

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    10/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    mengevaluasi posisi keuangan, kinerja dan perubahannya secara relatif.

    Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari

    transaksi dan peristiwa lain yang serupa dilakukan secara konsisten.

    Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika

    dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau

    laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan

    dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara

    internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan

    akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara

    eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan

    kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan

    kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang

    sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periodeterjadinya perubahan.

    2.2.4. Dapat Dipahami

    Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh

    pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan

    dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna

    diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan

    lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna

    untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

    2.2.5. Substansi Mengungguli Bentuk (Substance Over Form)

    Transaksi dan peristiwa lain yang disajikan sesuai dengan substansi dan

    realita ekonomi, bukan berdasarkan aspek formalitasnya.

    2.3. Penyusunan Laporan Keuangan BLU

    Satuan kerja yang ditetapkan sebagai BLU mempunyai kewajiban untuk

    menyusun 2 (dua) laporan keuangan yaitu laporan keuangan berdasarkan SAK

    dan laporan keuangan berdasarkan SAP.

    2.3.1. Penyusunan Laporan Keuangan Sesuai SAK

    2.3.1.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BLU diselenggarakan

    dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan

    oleh Asosiasi Profesi Akuntansi Indonesia.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    11/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    2.3.1.2. Dalam hal tidak terdapat standar akuntansi sebagaimana

    dimaksud pada angka 2.3.1.1, BLU dapat menerapkan

    Standar Akuntansi Industri yang spesifik setelah mendapat

    persetujuan Menteri Keuangan.

    2.3.1.3. Laporan Keuangan BLU yang disusun berdasarkan SAK

    menjadi Lampiran Laporan Keuangan Kemdikbud.

    2.3.1.4. Laporan Keuangan BLU yang disusun berdasarkan SAK,

    terdiri dari:

    a. Laporan Aktivitas;

    b. Neraca;

    c. Laporan Arus Kas;

    d. Catatan atas Laporan Keuangan.

    2.3.2. Penyusunan Laporan Keuangan BLU untuk Konsolidasi2.3.2.1. BLU selaku pengelola kekayaan negara yang tidak

    dipisahkan adalah entitas akuntansi dan wajib menyusun

    laporan keuangan.

    2.3.2.2. Laporan Keuangan BLU sebagaimana dimaksud pada

    angka 2.3.2.1. disusun berdasarkan Standar Akuntansi

    Pemerintahan, dimaksudkan untuk penyusunan Laporan

    Keuangan Kemdikbud yang terdiri dari :

    a. Neraca;b. Laporan Realisasi Anggaran; dan

    c. Catatan atas Laporan Keuangan.

    2.3.2.3. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada angka

    2.3.2.2. disampaikan oleh entitas akuntansi kepada entitas

    pelaporan secara periodik dan berjenjang.

    2.3.2.4. Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan SAP memuat

    pendapatan BLU, belanja yang bersumber dari APBN, dan

    belanja-belanja yang bersumber dari pendapatan BLU.

    2.3.2.5. Dalam rangka menyusun Laporan Realisasi Anggaran

    sebagaimana dimaksud pada angka 2.3.2.4., BLU melakukan

    konversi terhadap pendapatan BLU dan belanja yang

    bersumber dari pendapatan BLU.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    12/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    2.3.2.6. Neraca berdasarkan SAP dihasilkan berdasarkan konversi

    akun Neraca BLU sesuai SAK ke dalam Bagan Akun

    Standar yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

    2.3.2.7. Dokumen sumber yang digunakan untuk membukukan

    pendapatan dan belanja BLU yang bersumber dari

    pendapatan BLU dalam rangka menghasilkan laporan

    keuangan berdasarkan SAP adalah SP3B dan SP2B.

    2.3.2.8. Satker BLU menyampaikan SP3B dan SP2B kepada Kantor

    Pelayanan perbendaharaan Negara (KPPN ) setiap triwulan.

    2.3.2.9. Dokumen sumber yang digunakan untuk melakukan

    konversi Neraca sebagaimana dimaksud pada angka 2.3.2.7.,

    dan membukukan saldo Dana Lancar BLU adalah MP yang

    dilakukan pada saat penyusunan Laporan Keuangansemesteran dan Tahunan.

    2.4. Komponen Laporan Keuangan

    Komponen Laporan keuangan BLU berdasarkan SAP terdiri dari :

    a. Laporan Realisasi Anggaran

    b. Neraca; dan

    c. Catatan atas Laporan Keuangan.

    2.4.1. Laporan Realisasi Anggaran

    Laporan Realisasi Anggaran disusun berdasarkan penggabungan

    Laporan Realisasi Anggaran seluruh entitas akuntansi yang berada di

    bawah satker BLU. Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari Pendapatan

    Negara , Hibah dan Belanja.

    2.4.2. Neraca

    Neraca (laporan posisi keuangan) adalah laporan yang menyajikan

    informasi tentang posisi keuangan BLU pada suatu tanggal tertentu,

    meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas.a. Aset adalah sumber daya yang dikuasai BLU yang timbul dari

    peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan

    akan diperoleh. Manfaat ekonomi masa depan yang terkandung

    dalam aset adalah potensi dari aset tersebut untuk menghasilkan

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    13/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    arus kas masuk kepada BLU melalui penggunaan atau pelepasan

    aset tersebut.

    b. Kewajiban merupakan kewajiban masa kini yang timbul dari

    peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya dimasa depan akan

    mengakibatkan arus keluar dari sumber daya BLU yang

    mengandung manfaat ekonomi.

    c. Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih

    antara aset dan utang pemerintah. Di dalam laporan posisi

    keuangan, ekuitas disubkelompokkan menjadi ekuitas dana lancar,

    dan ekuitas dana investasi.

    2.4.3. Catatan Atas Laporan Keuangan

    Catatan atas laporan keuangan memuat pengungkapan dan penjelasan

    informasi yang disajikan dalam LRA, Neraca, dan Catatan atas Laporan

    Keuangan sehingga pengguna laporan keuangan dapat memperoleh

    pemahaman secara lebih lengkap atas laporan keuangan BLU

    berdasarkan SAP. Informasi dalam catatan atas laporan keuangan

    terutama mencakup informasi singkat tentang BLU, kebijakan akuntansi

    penting yang mendasari penyajian laporan keuangan, serta

    pengungkapan informasi penting dan penjelasan atau rincian atas pos-

    pos laporan keuangan.

    Contoh Laporan Keuangan BLU berdasarkan SAP, sebagaimana

    terlampir dalam pedoman ini.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    14/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    BAB IIIKEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN KEUANGAN

    BERDASARKAN SAP

    3.1. Pendapatan

    Pendapatan adalah semua penerimaan Kas Umum Negara (KUN) yang

    menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan

    menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

    Pendapatan timbul dari aktivitas BLU, seperti pendapatan usaha dari jasa

    layanan pendidikan, perolehan sumbangan/hibah, pendapatan bunga dan

    pendapatan dari penyewaan aset.

    Pendapatan BLU diklasifikasikan menurut sumber penggunaannya, yaitu

    sebagai berikut :a. Pendapatan Usaha dari Jasa Layanan

    b. Pendapatan Hibah

    c. Pendapatan Lainnya

    3.1.1. Pendapatan Usaha Dari Jasa Layanan

    Merupakan pendapatan BLU yang diperoleh sebagai imbalan atas jasa

    yang diserahkan kepada masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsi

    BLU, yaitu jasa pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian

    pada masyarakat (Tridharma Perguruan Tinggi).

    Pendapatan usaha dari jasa layanan BLU meliputi:

    a. Pendapatan Jasa Pendidikan dan Pengajaran, yaitu pendapatan

    yang diperoleh dari dan berhubungan langsung dengan pemberian

    jasa layanan pendidikan dan pengajaran secara reguler, antara lain:

    1) Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dan Uang Praktikum;

    2) Dana Pengembangan

    Dana pengembangan atau uang pangkal adalah uang yang harus

    dibayarkan oleh seseorang ketika yang bersangkutan diterima

    secara resmi sebagai mahasiswa baru.

    3) Pendapatan dari jasa pendidikan dan pengajaran lainnya seperti

    biaya kegiatan mahasiswa baru, hasil penjualan formulir

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    15/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    pendaftaran seleksi mahasiswa baru, biaya wisuda atau yang

    sejenisnya.

    b. Pendapatan dari Kerjasama Pendidikan, Penelitian, dan

    Pengabdian Pada Masyarakat, terdiri dari:

    1) Pendapatan Kerjasama Pendidikan, yaitu pendapatan yangdiperoleh dari pemberian jasa layanan pendidikan dan

    pengajaran yang penyelenggaraannya dilaksanakan atas

    dasar perikatan kerjasama dengan pihak lain seperti

    kerjasama penyelenggaraan pelatihan baik degree maupun

    non-degree.

    2) Pendapatan Kerjasama Penelitian, yaitu pendapatan yang

    diperoleh dari pelaksanaan perikatan kerjasama dengan

    pihak lain untuk layanan penelitian atau pengkajian aspek

    tertentu yang bukan bersifat hibah.

    3) Pendapatan Kerjasama Pengabdian Pada Masyarakat

    (PPM), yaitu pendapatan yang diperoleh dari pelaksanaan

    perikatan kerjasama PPM dengan pihak lain seperti jasa

    perektrutan pegawai, konsultasi dan sebagainya.

    c. Pendapatan Dari Penyelenggaraan Jasa Layanan Masyarakat

    Lainnya.

    Meliputi pendapatan yang diperoleh dari penyelenggaraan jasa

    layanan masyarakat selain yang termasuk kategori a dan b di

    atas, seperti pendapatan dari penyelenggaraan balai/klinik

    kesehatan, jasa konsultasi manajemen, hukum, psikologi, teknik

    dan sebagainya.

    d. Pendapatan hasil penjualan produk dari penyelenggaraan

    pendidikan dan pengajaranmeliputi hasil penjualan produk dari

    kegiatan praktikum, penelitian dan sebagainya seperti hasilpraktikum dan hasil penelitian di bidang perkebunan, peternakan,

    pertanian, kedokteran dan teknologi.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    16/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    3.1.1.1. Pengakuan

    a. Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dan Uang

    Praktikum.

    1) Pendapatan yang diperoleh dari pungutan

    biaya/sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), biaya

    praktikum dan sejenisnya yang diterima di setiap awal

    semester untuk masa satu semester kedepan (uang

    semester) diakui pada saat pengesahan pendapatan

    melalui SP3B /SP2B.

    2) Pada setiap tanggal pelaporan, bagian dari uang semester

    yang jasanya belum diserahkan harus disajikan di laporan

    keuangan sebagai pendapatan diterima dimuka.

    3) Dalam hal terjadi penangguhan pembayaran uang SPPdan Praktikum oleh mahasiswa sedangkan jasa layanan

    telah diserahkan, maka BLU mengakui penyerahan jasa

    layanan tersebut sebagai piutang.

    b. Dana Pengembangan

    Dana pengembangan atau uang pangkal adalah uang yang

    harus dibayarkan oleh seseorang ketika yang bersangkutan

    diterima secara resmi sebagai mahasiswa baru. Pendapatan

    ini diakui pada saat pengesahan pendapatan melalui SP3B /SP2B.

    Hak tagih timbul jika :

    1) calon mahasiswa telah terdaftar secara resmi sebagai

    mahasiswa baru, dan

    2) BLU tidak lagi mempunyai kewajiban untuk

    mengembalikan seluruh atau sebagian dana

    pengembangan tersebut.

    c. Pendapatan dari jasa pendidikan dan pengajaran lainnya

    seperti biaya kegiatan mahasiswa baru, hasil penjualan

    formulir pendaftaran seleksi mahasiswa baru, biaya wisuda

    atau yang sejenisnya diakui pada saat pengesahan

    pendapatan melalui SP3B /SP2B.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    17/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    d. Pendapatan dari kerjasama pendidikan, penelitian, dan

    pengabdian pada masyarakat diakui pada saat pengesahan

    pendapatan melalui SP3B /SP2B atas pendapatan tersebut.

    Hak tagih timbul jika:

    1) telah memenuhi persyaratan penagihan (termin) sesuai

    perikatan kerjasama, atau.

    2) pekerjaan telah diselesaikan dan diserahkan sesuai

    dengan persyaratan perikatan kerjasama.

    e. Pendapatan dari penyelenggaraan jasa layanan masyarakat

    lainnya diakui pada saat pengesahan pendapatan melalui

    SP3B /SP2B dari pendapatan tersebut.

    f. Pendapatan hasil penjualan produk dari penyelenggaraan

    pendidikan dan pengajaran diakui pada saat pengesahanpendapatan melalui SP3B/SP2B dari hasil penjualan produk

    tersebut.

    3.1.1.2. Pengukuran

    a. Pendapatan dari jasa pendidikan dan pengajaran dicatat

    sebesar nilai imbalan jasa layanan yang ditetapkan oleh

    Pimpinan BLU.

    b. Pendapatan dari kerjasama pendidikan, penelitian dan

    pengabdian pada masyarakat dicatat sebesar nilai wajar jasa

    yang diserahkan, yaitu nilai yang ditentukan berdasarkan

    kesepakatan yang tertuang dalam perikatan kerjasama.

    c. Pendapatan dari penyelenggaraan jasa masyarakat lainnya

    dicatat sebesar nilai imbalan jasa yang ditetapkan Pimpinan

    BLU.

    d. Pendapatan hasil penjualan produk dari penyelenggaraan

    pendidikan dan pengajaran dicatat sebesar kas yang

    diterima.

    3.1.1.3. Pengungkapan

    a. Pendapatan dari jasa pendidikan dan pengajaran harus

    diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan tentang:

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    18/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    1) Kebijakan akuntansi pengakuan dan pengukuran

    pendapatan

    2) Rincian jenis dan jumlah pendapatan dari jasa pendidikan

    dan pengajaran yang diakui dalam periode laporan.

    b. Pendapatan dari kerjasama pendidikan, penelitian, dan

    pengabdian pada masyarakat yang harus diungkapkan

    dalam catatan atas laporan keuangan adalah:

    1) Kebijakan akuntansi pengakuan dan pengukuran

    pendapatan

    2) Daftar rincian kerjasama pendidikan, penelitian dan

    pengabdian pada masyarakat yang telah mengikat

    (kontrak) baik untuk kontrak yang belum, sedang, atau

    telah dilaksanakan dalam periode laporan, meliputi mitrakerjasama, jenis pekerjaan, nilai kontrak, dan jangka

    waktu penyelesaian pekerjaan.

    c. Pendapatan dari penyelenggaraan jasa layanan masyarakat

    lainnya harus diungkapkan dalam catatan atas laporan

    keuangan adalah :

    1) Kebijakan akuntansi pengakuan dan pengukuran

    pendapatan

    2) Rincian jenis jasa dan jumlah pendapatan jasanya selamaperiode pelaporan.

    3.1.2. Pendapatan Hibah

    Pendapatan Hibah adalah setiap penerimaan BLU dalam bentuk uang,

    barang, jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah

    yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri atau

    luar negeri, yang atas pendapatan hibah tersebut, BLU mendapat

    manfaat secara langsung yang digunakan untuk mendukung tugas dan

    fungsi BLU.

    Pendapatan hibah yang diterima oleh BLU harus dipastikan jenis dan

    sumbernya, dengan ketentuan sebagai berikut:

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    19/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    a. Apabila sumbernya dari APBN (DIPA satker lain), baik dari satker

    Kemdikbud maupun satker dari Kementerian/Lembaga lain tidak

    boleh diakui/disahkan sebagai pendapatan dan belanja BLU;

    b. Apabila sumbernya dari Pemda, lembaga swasta, individu, dan yang

    lainnya diakui dan disahkan sebagai pendapatan dan belanja BLU.

    c. Penerimaan uang beasiswa yang diterima oleh BLU dari

    Pemda/korporasi/individu dapat diakui sebagai pendapatan hibah

    jika :

    1) pemberi beasiswa tidak menentukan individu penerima

    beasiswanya, dan

    2) BLU harus mengeluarkan sumber daya atau manfaat ekonomi

    yang dimiliki untuk memperoleh dan mengelola beasiswa tersebut.

    (Contoh : Suatu korporasi memberikan sumbangan uang kepada BLUuntuk beasiswa bagi mahasiswa dan menyerahkan sepenuhnya kepada

    BLU untuk menyeleksi dan menentukan penerima beasiswa

    berdasarkan kriteria dan pertimbangan BLU. Atas penerimaan

    sumbangan tersebut BLU melaksanakan kegiatan penyeleksian untuk

    menentukan individu penerima beasiswanya).

    d. Apabila penerimaan uang beasiswa yang diterima oleh BLU dari

    Pemda/korporasi/individu tidak sesuai dengan ketentuan pada huruf

    c di atas, satker BLU mengakui sebagai uang titipan (kewajiban), dan

    yang dicatat sebagai pendapatan hanya yang terkait dengan biaya

    pendidikan (SPP, Dana Penunjang, Biaya Praktikum, dll.,) yang

    diterima oleh BLU.

    3.1.2.1. Pengakuan

    a. Hibah dalam bentuk uang diakui pada saat pengesahan

    pendapatan melalui SP3B /SP2B atas hibah tersebut.

    b. Hibah berbentuk barang atau aset, diakui pada saat hak

    kepemilikan berpindah kepada BLU.

    c. Hibah dalam bentuk jasa diakui pada saat jasa telah selesai

    dilaksanakan.

    d. Hibah dalam bentuk barang/jasa sebagaimana dimaksud

    pada huruf b dan c di atas, harus diikuti dengan melakukan

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    20/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    pengesahan pendapatan dan belanja dengan menerbitkan

    SP3B/SP2B sebagai dasar pengakuan pendapatan dan

    belanja.

    3.1.2.2. Pengukuran

    a. Hibah dalam bentuk uang dicatat sebesar kas yang

    diterima oleh BLU.

    b. Hibah dalam bentuk aset atau jasa dicatat sebesar nilai

    wajar aset atau jasa yang diterima, yaitu nilai yang tertuang

    dalam dokumen hibah.

    c. Jika tidak terdapat bukti andal yang mendukung penetapan

    nilai wajar aset atau jasa hibah, maka aset hibah dicatat

    sebesar nilai yang ditentukan berdasarkan penetapan

    Menteri Keuangan.

    d. Apabila nilai wajar aset dari hibah sebagaimana dimaksud

    pada huruf c di atas, belum diperoleh pada tanggal

    pelaporan, dicatat sebesar taksiran harga pasar dengan

    penetapan Pimpinan BLU.

    e. Jasa hibah dicatat sebesar taksiran harga pasar dengan

    penetapan Pimpinan BLU.

    3.1.2.3. Penyajian dan Pengungkapan

    a. Hibah dalam bentuk uang disajikan dalam laporan realisasi

    anggaran pendapatan dan hibah.

    b. Hal-hal berikut mengenai pendapatan yang berasal dari

    hibah harus diungkapkan dalam catatan atas laporan

    keuangan :

    1) Kebijakan akuntansi pengakuan dan pengukuran

    pendapatan hibah

    2) Rincian perolehan hibah yang meliputi pemberi hibah,

    jenis dan klasifikasi hibah, nilai wajar.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    21/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    3.1.3. Pendapatan Lainnya

    Merupakan pendapatan yang berasal dari sumber yang tidak termasuk

    ke dalam jenis pendapatan di atas, yaitu pendapatan yang diperoleh

    dari aktivitas yang tidak berhubungan langsung dengan tugas dan

    fungsi BLU, seperti penyewaan aset BLU, kerjasama operasi, hasil

    investasi dan hasil penjualan produk dari penyelenggaraan pendidikan

    dan pengajaran dan sebagainya.

    Pendapatan Lainnya meliputi:

    a. Pendapatan dari usaha penyewaan aset BLU yaitu pendapatan

    yang berasal dari penyewaan aset yang dimiliki oleh BLU.

    b. Pendapatan Kerjasama operasi (KSO) yaitu pendapatan

    berkenaan dengan pengelolaan aset BLU oleh pihak ketiga (investor)

    berdasarkan perikatan/perjanjian hukum dimana pihak ketiga diberihak untuk membangun dan mengelola aset BLU selama jangka

    waktu tertentu (masa konsesi), dan pada akhir masa konsesi seluruh

    aset KSO diserahkan kepada BLU (build-operate-transfer).

    Pendapatan yang diperoleh BLU dari perikatan KSO dapat berupa

    bagi hasil atau bagi pendapatan dengan cara tertentu, bergantung

    perikatannya.

    c. Pendapatan hasil investasi meliputi antara lain bunga deposito,

    bunga tabungan, bunga obligasi, dividen dari pemilikan saham ataupendapatan dari penyertaan langsung.

    d. Pendapatan Jasa Giro Rekening BLU/PNBP yaitu pendapatan

    yang diterima oleh BLU berupa bunga yang dihasilkan dari rekening

    giro yang dimiliki oleh BLU.

    3.1.3.1. Pengakuan

    a. Pendapatan dari usaha penyewaan aset BLU:

    1) diakui pada saat pengesahan pendapatan melalui SP3B/

    SP2B dari penyerahan jasa sewa tersebut.

    2) Jika aset BLU disewakan untuk suatu jangka waktu

    tertentu yang melebihi satu periode pelaporan dengan

    basis kontrak pembayaran dimuka, maka pada akhir

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    22/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    periode penerimaan uang sewa tersebut diperlakukan

    sebagai pendapatan diterima dimuka.

    b. Pendapatan kerjasama operasi diakui pada saat

    pengesahan pendapatan melalui SP3B/SP2B dari

    pendapatan tersebut. Sedangkan aset KSO diakui sebagai

    aset BLU pada akhir masa konsesi.

    c. Pendapatan hasil investasi diakui pada saat adanya

    pengesahan pendapatan melalui SP3B /SP2B dari hasil

    investasi tersebut.

    d. Pendapatan jasa giro diakui pada saat pengesahan

    pendapatan melalui SP3B /SP2B dari jasa giro tersebut.

    3.1.3.2. Pengukuran

    a. Pendapatan dari usaha penyewaan aset BLU dicatat

    sebesar nilai imbalan jasa sewa yang diterima.

    b. Pendapatan KSO dicatat sebesar kas yang diterima sesuai

    kesepakatan yang tertuang dalam perikatannya.

    c. Pendapatan hasil investasi dicatat sebesar nilai kas yang

    diterima.

    d. Pendapatan jasa giro dicatat sebesar jumlah yang

    dikreditkan kepada rekening giro BLU.

    3.1.3.3. Pengungkapan

    a. Hal-hal berikut mengenai pendapatan penyewaan aset

    harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan :

    1) Kebijakan akuntansi pengakuan dan pengukuran

    pendapatan penyewaan aset.

    2) Rincian jenis dan nilai tercatat aset yang disewakan,

    harga sewa, jangka waktu dan persyaratan-persyaratan

    mengikat penting lainnya dalam perikatan sewa.

    b. Hal-hal berikut mengenai pendapatan kerjasama operasi

    yang harus diungkapkan dalam catatan atas laporan

    keuangan :

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    23/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    1) Kebijakan akuntansi pengakuan dan pengukuran

    pendapatan kerjasama operasi

    2) Sifat, jenis, jangka waktu kerjasama operasi dan

    persyaratan-persyaratan mengikat penting lainnya dalam

    perikatan kerjasama operasi.

    3.2. Aset

    Aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki dan/atau dikuasai BLU yang

    timbul akibat transaksi atau peristiwa dimasa lalu dan dari mana manfaat

    ekonomi dimasa depan diharapkan dapat diperoleh dan dapat diukur dalam

    satuan uang. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah

    potensi aset tersebut untuk memberikan kontribusi, baik langsung maupun

    tidak langsung, bagi operasional BLU berupa arus kas dan setara kas kepada

    BLU. Aset BLU disajikan di laporan posisi keuangan dengan

    mengklasifikasikannya ke dalam aset lancar dan aset tidak lancar, dan

    disajikan berdasarkan urutan tingkat likuiditasnya.

    3.2.1. Aset Lancar

    Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika memenuhi kriteria

    sebagai berikut :

    a. dalam bentuk kas atau setara kas yang penggunaannya tidakdibatasi,

    b. diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk digunakan atau dijual

    dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan. dimiliki untuk

    diperdagangkan atau untuk tujuan lainnya dalam jangka pendek dan

    diperkirakan akan direalisasi dalam jangka waktu tidak lebih dari 12

    bulan sejak tanggal pelaporan.

    Aset lancar disajikan berdasarkan urutan likuiditas, meliputi antara lain :

    3.2.1.1. Kas Bendahara Pengeluaran

    Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan saldo uang

    persediaan yang belum disetorkan ke kas negara yang

    sumber dananya berasal dari APBN.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    24/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    3.2.1.2. Kas pada BLU

    Kas pada BLU merupakan saldo kas dan setara kas yang

    merupakan selisih antara pendapatan dan belanja yang telah

    dilakukan pengesahan.Kas pada BLU terdiri dari:

    a. Kas - BLU adalah saldo kas yang merupakan selisih antara

    pendapatan dan belanja yang telah dilakukan pengesahan

    dan Memo Penyesuaian yang terkait dengan kas blu.

    b. Setara Kas - BLU adalah bagian dari aset lancar yang

    sangat liquid, yang dapat dikonversi menjadi kas dalam

    jangka waktu sampai dengan 3 (tiga) bulan tanpa

    mengalami perubahan nilai yang signifikan, antara lain:

    1) Deposito berjangka kurang dari 3 (tiga) bulan;

    2) Cek yang baru dapat diuangkan dalam jangka waktukurang dari 3 (tiga) bulan.

    3) Termasuk yang dicatat sebagai Setara Kas BLU

    adalah realisasi belanja yang bersumber dari PNBP yang

    belum disahkan pada tanggal pelaporan.

    3.2.1.3. Kas Lainnya dan Setara Kas

    a. Pengertian

    Kas Lainnya adalah kas yang ada pada BLU selain Kas

    Bendahara Pengeluaran dan Kas pada BLU. Termasuk

    dalam setara kas adalah akun Kas Lainnya di Bendahara

    Pengeluaran yang meliputi antara lain:

    1) Saldo uang LS yang dibayarkan ke bendahara

    pengeluaran yang belum dibayarkan kepada pihak ketiga

    yang berhak/akan disetor ke kas umum Negara.

    2) Dana titipan (bansos/blockgrant) dari APBN atau DIPA

    satker lain;

    3) Pendapatan yang belum disahkan;

    4) Saldo lainnya di rekening yang sumber dananya dari

    APBN.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    25/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    b. Pengakuan

    Kas Lainnya dan Setara Kas diakui pada saat terjadinya

    aliran kas masuk ke BLU

    c. Pengukuran

    1) Kas Lainnya dan setara kas diukur sebesar nilai nominalpada saat diterima;

    2) Kas yang diterima dalam mata uang asing dicatat dalam

    Rupiah sebesar nilai kurs tengah Bank Indonesia pada

    saat diterima;

    3) Saldo kas lainnya dan setara kas dalam mata uang asing

    pada tanggal pelaporan dinyatakan dalam Rupiah

    dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia.

    d. Penyajian dan Pengungkapan

    1) Kas Lainnya dan setara kas yang penggunaannya

    dibatasi disajikan secara terpisah di dalam kelompok kas

    dan setara kas dan diungkapkan alasan pembatasannya

    dalam catatan atas laporan keuangan.

    2) Hal-hal berikut harus diungkapkan dalam catatan atas

    laporan keuangan:

    a) Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam

    menentukan dan menyajikan kas lainnya & setara kas

    b) Rincian kas lainnya dan setara kas

    3.2.1.4. Investasi Jangka Pendek BLU

    a. Pengertian

    Investasi Jangka Pendek BLU adalah investasi yang dapat

    segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki untuk

    jangka waktu dari 3 (tiga) sampai 12 bulan.

    b. Pengakuan

    Investasi jangka pendek BLU diakui pada saat terjadinya

    transaksi perolehan investasi tersebut, dengan melakukan

    Memo Penyesuaian (MP) oleh Pimpinan BLU. MP

    dilakukan dengan mereklasifikasi dari Kas pada BLU ke

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    26/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    Investasi Jangka Pendek dan tidak perlu melakukan

    pengesahan ke KPPN.

    c. Pengukuran

    1) Investasi dalam bentuk deposito berjangka dicatat

    sebesar nilai nominal deposito tersebut.2) Investasi dalam bentuk efek diperdagangkan :

    a) Pada saat perolehan investasi efek diperdagangkan

    dicatat sebesar biaya perolehannya.

    b) Pada tanggal pelaporan, investasi efek

    diperdagangkan disajikan di laporan posisi keuangan

    sebesar nilai wajarnya, yaitu harga efek yang

    bersangkutan pada tanggal laporan.

    d. Penyajian dan Pengungkapan

    1) Investasi jangka pendek BLU disajikan di laporan posisi

    keuangan pada kelompok aset lancar.

    2) Hal-hal berikut mengenai investasi jangka pendek BLU

    harus diungkapkan dalam catatan atas laporan

    keuangan :

    a) Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam

    menyajikan investasi jangka pendek.

    b) Jenis dan jumlah investasi jangka pendek

    berdasarkan nilai perolehan dan nilai wajarnya.

    c) Jumlah penempatan/investasi pada pihak yang

    memiliki hubungan istmewa.

    3.2.1.5. Piutang Dari Kegiatan Operasional BLU dan Piutang Dari

    Kegiatan Non Operasional BLU

    a. Pengertian

    1) Piutang Dari Kegiatan Operasional BLU adalah hak tagih

    kepada pihak lain yang timbul karena adanya

    penyerahan barang atau jasa dalam rangka kegiatan

    operasional BLU misalnya piutang SPP Mahasiswa,

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    27/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    piutang kerjasama pendidikan dan pengajaran, penelitian

    dan pengabdian pada masyarakat.

    2) Piutang Dari Kegiatan Non Operasional BLU adalah hak

    tagih kepada pihak lain yang timbul karena adanya

    penyerahan barang atau jasa di luar kegiatan

    operasional BLU, misalnya piutang bunga, piutang sewa.

    3) Penyisihan piutang tidak tertagih adalah bagian dari

    piutang yang kemungkinan tidak akan dapat ditagih.

    Besarnya nilai Penyisihan piutang tidak tertagih dihitung

    berdasarkan analisis kualitas piutang seperti yang

    tercantum dalam POS Pengelolaan Piutang di

    Lingkungan Kemdikbud.

    b. Pengakuan1) Piutang dari kegiatan operasional BLU dan dari kegiatan

    non operasional BLU diakui pada saat barang, jasa atau

    uang diserahkan tetapi belum menerima pembayaran

    atau pengembalian dari penyerahan tersebut.

    2) Penyisihan kerugian piutang tak tertagih diakui pada saat

    akhir periode pelaporan.

    c. Pengukuran

    1) Piutang disajikan di laporan posisi keuangan sebesarnilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu jumlah

    piutang setelah dikurangi penyisihan kerugian piutang.

    2) Penyisihan kerugian piutang dibentuk sebesar jumlah

    piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih.

    d. Penyajian dan Pengungkapan

    1) Piutang dari kegiatan operasional BLU dan dari kegiatan

    non operasional BLU yang dapat diselesaikan dalam

    jangka waktu tidak lebih dari 1 tahun disajikan di laporan

    posisi keuangan dalam kelompok aset lancar,

    sedangkan piutang dari kegiatan operasional BLU dan

    dari kegiatan non operasional BLU yang jangka waktu

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    28/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    penyelesaiannya lebih dari 1 tahun disajikan di laporan

    posisi keuangan pada kelompok aset lainnya.

    2) Hal-hal berikut mengenai piutang harus diungkapkan

    dalam catatan atas laporan keuangan :

    a) Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam

    menyajikan piutang termasuk kebijakan penyisihan

    dan penghapusan piutang.

    b) Rincian jenis dan jumlah piutang dari kegiatan

    operasional BLU dan dari kegiatan non operasional

    BLU yang memiliki hubungan istimewa.

    c) Rincian jumlah penyisihan kerugian piutang

    berdasarkan penilaian kualitas piutang.

    3.2.1.6. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

    a. Pengertian

    Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran merupakan

    reklasifikasi tagihan penjualan angsuran jangka panjang ke

    dalam piutang jangka pendek, karena Tagihan Penjualan

    Angsuran (TPA) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas)

    bulan setelah tanggal neraca.

    b. Pengakuan

    Seluruh tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo

    dalam kurun waktu satu tahun atau kurang diakui sebagai

    Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran.

    c. Pengukuran

    Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran dicatat

    sebesar nilai nominal yaitu sejumlah tagihan penjualan

    angsuran yang harus diterima dalam waktu satu tahun.

    d. Penyajian dan Pengungkapan

    1) Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran disajikan di

    laporan posisi keuangan dalam kelompok aset lancar.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    29/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    2) Hal-hal berikut mengenai Bagian Lancar Tagihan

    Penjualan Angsuran harus diungkapkan dalam catatan

    atas laporan keuangan:

    a) Dasar dan metode penilaian Bagian Lancar Tagihan

    Penjualan Angsuran termasuk kebijakan penyisihan

    dan penghapusan Bagian lancar TPA.

    b) Rincian jenis dan jumlah Bagian Lancar Tagihan

    Penjualan Angsuran.

    3.2.1.7. Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti

    Rugi (Bagian Lancar TP/TGR)

    a. Pengertian

    Bagian Lancar TP/TGR merupakan reklasifikasi lain-lain

    aset yang berupa TP/TGR ke dalam aset lancar disebabkanadanya TP/TGR jangka panjang yang akan jatuh tempo 12

    (dua belas) bulan setelah tanggal neraca.

    b. Pengakuan

    TP/TGR yang harus diterima dalam waktu satu tahun diakui

    sebagai Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan

    Ganti Rugi.

    c. Pengukuran

    Bagian Lancar TP/TGR dicatat sebesar nilai nominal yaitusejumlah rupiah Tuntutan Ganti Rugi yang akan diterima

    dalam waktu satu tahun.

    d. Penyajian dan Pengungkapan

    1) Bagian Lancar TP/TGR disajikan di laporan posisi

    keuangan dalam kelompok aset lancar.

    2) Hal-hal berikut mengenai Bagian Lancar TP/TGR harus

    diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:

    a) Dasar dan metode penilaian Bagian Lancar TP/TGR

    termasuk kebijakan penyisihan dan penghapusan

    bagian lancar TP/TGR .

    b) Rincian jenis dan jumlah Bagian Lancar TP/TGR.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    30/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    3.2.1.8. Persediaan

    a. Pengertian

    Persediaan adalah aktiva yang berupa:

    1) bahan dan atau perlengkapan untuk digunakan dalam

    penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian

    pada masyarakat, seperti bahan yang digunakan di

    laboratorium, bengkel, studio atau rumah sakit

    pendidikan untuk kegiatan praktikum dan penelitian,

    2) bahan dan perlengkapan untuk digunakan dalam proses

    penyelenggaraan administrasi, seperti kertas, barang

    cetakan dan alat tulis kantor lainnya.

    3) barang atau produk yang tersedia untuk dijual dan dalam

    proses produksi untuk penjualan seperti persediaan hasil

    tanaman atau peternakan (hasil dari aset biolojik)

    tersedia untuk dijual dan persediaan robot pesanan

    dalam proses pengerjaan.

    b. Pengakuan

    1) Persediaan diakui pada saat diterima berdasarkan berita

    acara penerimaan yang sah.

    2) Pengakuan persediaan sebagai beban ditentukan

    berdasarkan inventarisasi fisik (stock opname) secara

    periodik pada setiap tanggal pelaporan keuangan.

    c. Pengukuran

    1) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;

    2) Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan

    memproduksi sendiri;

    3) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti

    donasi/rampasan.

    4) BLU harus menentukan nilai persediaan akhir

    berdasarkan hasil inventarisasi fisik dikalikan dengan

    harga terakhir.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    31/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    d. Penyajian dan Pengungkapan

    1) Persediaan disajikan di laporan posisi keuangan dalam

    kelompok aset lancar.

    2) Hal-hal berikut mengenai persediaan harus diungkapkan

    dalam catatan atas laporan keuangan:

    a) Dasar dan metode penilaian persediaan

    b) Jenis persediaan dan harga perolehannya jika di

    laporan posisi keuangan disajikan secara tergabung.

    c) Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau

    perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan

    masyarakat, barang atau perlengkapan yang

    digunakan dalam proses produksi, barang yang

    disimpan untuk dijual atau diserahkan kepadamasyarakat, dan barang yang masih dalam proses

    produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau

    diserahkan kepada masyarakat

    d) Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi

    rusak atau usang.

    3.2.1.9. Belanja Dibayar Dimuka

    a. Pengertian

    Belanja dibayar dimuka adalah hak yang masih harus

    diterima dari pihak ketiga setelah tanggal neraca, yang

    telah dibayarkan secara penuh dari Rekening Kas Umum

    Negara dan membebani DIPA tahun berjalan tapi

    barang/jasa belum diterima.

    b. Pengakuan

    1) Belanja dibayar dimuka bertambah pada saatpembayaran atau kas diserahkan;

    2) Belanja dibayar dimuka berkurang pada saat barang/jasa

    diterima atau berlalunya waktu.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    32/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    c. Pengukuran

    1) Belanja dibayar dimuka dicatat sebesar kas yang

    dikeluarkan pada saat pembayaran;

    2) Belanja dibayar dimuka yang berkurang dicatat sebesar

    jumlah barang/jasa yang diterima atau jumlah alokasi

    uang muka belanja berdasarkan periode berlalunya

    waktu.

    d. Penyajian dan Pengungkapan

    1) Belanja dibayar dimuka disajikan dalam neraca pada

    kelompok aset lancar apabila manfaat yang akan

    diterima kurang dari 1 (satu) tahun, atau aset lainnya

    apabila manfaat yang akan diterima lebih dari satu

    tahun.

    2) Hal-hal berikut mengenai Belanja dibayar dimuka yang

    harus diungkapkan dalam catatan atas laporan

    keuangan:

    a) Jenis Belanja dibayar dimuka

    b) Jumlah dari masing-masing uang muka belanja

    3.2.1.10. Uang Muka Belanja

    a. Pengertian

    Uang Muka Belanja adalah hak yang masih harus diterima

    dari pihak ketiga setelah tanggal neraca, yang telah

    dibayarkan dari Rekening Kas Umum Negara dan

    membebani DIPA tahun berjalan berupa uang muka/panjar.

    b. Pengakuan

    1) Uang muka belanja bertambah pada saat pembayaran

    atau kas diserahkan;2) Uang muka belanja berkurang pada saat barang/jasa

    diterima atau berlalunya waktu.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    33/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    c. Pengukuran

    1) Uang muka belanja dicatat sebesar kas yang dikeluarkan

    pada saat pembayaran;

    2) Uang muka belanja yang berkurang dicatat sebesar jumlah

    barang/jasa yang diterima atau jumlah alokasi uang muka

    belanja berdasarkan periode berlalunya waktu;

    d. Penyajian dan Pengungkapan

    1) Uang muka belanja disajikan dalam neraca pada

    kelompok aset lancar apabila manfaat yang akan

    diterima kurang dari 1 (satu) tahun, atau aset lainnya

    apabila manfaat yang akan diterima lebih dari satu

    tahun.

    2) Hal-hal berikut mengenai uang muka belanja yang harus

    diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:

    a) Jenis uang muka belanja

    b) Jumlah dari masing-masing uang muka belanja

    3.2.2. Aset Tidak Lancar

    Aset tidak lancar adalah aset yang dikuasai dan digunakan secara

    langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan BLU dan tidak

    memenuhi kriteria sebagai aset lancar.

    Aset tidak lancar disajikan berdasarkan urutan likuiditas, meliputi antara

    lain :

    3.2.2.1. Investasi Jangka Panjang,

    Investasi Jangka Panjang Tidak dicatat di neraca satker BLU

    SAP, tapi dicatat di Bendahara Umum Negara (BUN). Oleh

    sebab itu, satker BLU menyampaikan data investasi jangka

    panjang ke BUN dan diungkapkan dalam CaLK satker BLU.

    3.2.2.2. .............

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    34/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    3.2.2.2. Aset Tetap

    a. Pengertian

    1) Aset Tetap adalah aset berwujud yang dimiliki dan atau

    dikuasai oleh BLU yang mempunyai masa manfaat lebih

    dari 12 bulan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam

    kegiatan BLU.

    2) Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang

    dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang

    diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat

    perolehan atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan,

    jumlah yang diatribusikan ke aset pada saat pertama kali

    diakui.

    3) Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untukmempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yang

    berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam

    suatu transaksi dengan wajar (arm's length transaction).

    b. Pengelompokan Aset Tetap

    Aset tetap BLU dikelompokkan sebagai berikut:

    1) Tanah BLU

    2) Peralatan dan mesin BLU

    3) Gedung dan bangunan BLU4) Jalan, irigasi, dan jaringan BLU

    5) Aset Tetap Lainnya BLU

    6) Konstruksi dalam pengerjaan BLU

    c. Pengakuan

    1) Suatu perolehan aset tetap diakui dan dikelompokkan

    sebagai aset tetap jika memenuhi semua kriteria sebagai

    berikut :

    a) memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun

    b) memiliki nilai atau biaya yang dapat diukur dengan

    andal.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    35/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    c) nilainya memenuhi jumlah batasan biaya yang dapat

    dikapitalisasi sesuai peraturan tentang barang milik

    Negara (BMN).

    d) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal.

    2) Aset tetap yang dibangun sendiri

    a) Aset tetap yang dibangun sendiri diakui sebagai aset

    tetap pada saat aset tersebut telah dalam kondisi siap

    digunakan.

    b) Selama proses pembangunan, biaya yang timbul

    sehubungan dengan pembangunan aset tetap dicatat

    pada pos sementara Konstruksi Dalam Pengerjaan.

    Pada saat pembangunan secara fisik telah selesai

    dan siap untuk digunakan maka seluruh jumlah biayakonstruksi dalam pengerjaan direklasifikasi ke aset

    tetap.

    3) Aset tetap yang diperoleh melalui sewa.

    Suatu aset tetap yang diperoleh melalui sewa diakui

    sebagai aset tetap jika memenuhi salah satu dari kriteria

    sewa pembiayaan sebagai berikut :

    a) Pada akhir masa sewa, kepemilikan aset beralih

    kepada penyewa (lesse)b) Penyewa mempunyai opsi untuk membeli aset pada

    harga yang cukup rendah dibanding nilai wajarnya

    pada saat opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga

    pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi akan

    dilaksanakan.

    c) Masa sewa mencakup sebagian besar (75% atau

    lebih) masa manfaat ekonomi aset tersebut meskipun

    hak milik tidak dialihkan.

    d) Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran

    sewa minimum mendekati nilai wajar aset, yaitu

    mencapai 90% atau lebih nilai wajar aset tersebut.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    36/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    e) Aset sewa memiliki karakteristik khusus dimana hanya

    penyewa yang dapat menggunakanya tanpa

    memerlukan modifikasi material.

    4) Aset hibah

    Aset tetap yang diperoleh dari hibah diakui pada saat

    hak kepemilikan berpindah kepada BLU, yang dibuktikan

    dengan adanya BAST. Pengakuan aset tetap yang

    diperoleh dari hibah, harus diikuti dengan melakukan

    pengesahan pendapatan dan belanja dengan

    menerbitkan SP3B/SP2B sebagai dasar pengakuan

    pendapatan dan belanja.

    5) Pengeluaran setelah perolehan awal

    a) Pengeluaran setelah perolehan suatu aset tetap yangmemperpanjang masa manfaat atau kemungkinan

    besar memberi manfaat keekonomian di masa yang

    akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas,

    mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja,

    diakui dan ditambahkan pada jumlah tercatat aset

    yang bersangkutan (dikapitalisasi).

    b) Pengeluaran setelah perolehan yang tidak

    menimbulkan pertambahan masa manfaat, kapasitas,mutu atau standar kinerja harus diakui sebagai

    belanja pemeliharaan. Misalnya BLU melakukan

    pengecatan seluruh gedungnya dengan biaya Rp.100

    juta. Pengeluaran tersebut harus dicatat sebagai

    belanja pemeliharaan gedung karena pengecatan

    hanya untuk mempertahankan kondisi aset.

    d. Pengukuran

    a) Biaya perolehan.

    Pada saat pengakuan awal, aset tetap dicatat sebesar

    biaya perolehannya. Biaya perolehan aset tetap meliputi

    harga beli atau konstruksinya, termasuk biaya hukum,

    biaya broker dan bea impor, setelah dikurangi diskon

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    37/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    dan potongan lainnya, dan setiap biaya yang dapat

    diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke

    lokasi dan kondisi yang membuat aset tersebut dapat

    digunakan sesuai dengan yang dikehendaki.

    Biaya yang dapat diatribusikan meliputi biaya penyiapan

    lahan/tempat, biaya pengiriman, penyimpanan dan

    bongkar-muat, biaya pemasangan, biaya pengujian dan

    biaya profesional.

    b) Perolehan dengan sewa pembiayaan, pembayaran

    cicilan atau penangguhan pembayaran.

    Jika aset tetap diperoleh dengan cara sewa pembiayaan

    (finance lease), pembayaran cicilan, atau penangguhan

    pembayaran untuk jangka waktu lebih dari satu tahun,maka biaya perolehan aset tersebut harus diukur

    sebesar nilai kini dari seluruh pembayaran dimasa

    depan. Sedangkan bunga yang diperhitungkan harus

    diakui sebagai belanja operasional lainnya selama

    jangka waktu sewa pembiayaan, cicilan atau

    penangguhan pembayaran.

    c) Perolehan dengan pertukaran.

    Jika aset tetap diperoleh melalui pertukaran dengan asetnon moneter atau kombinasi aset moneter dan aset non

    moneter, maka biaya perolehan aset tersebut diukur

    pada nilai wajar aset yang diterima atau aset yang

    diserahkan, mana yang lebih andal.

    Jika transaksi pertukaran tidak memiliki substansi

    komersial, atau nilai wajar aset yang diterima atau aset

    yang diserahkan tidak dapat diukur secara andal, maka

    biaya perolehan aset diukur pada jumlah tercatat aset

    yang diserahkan.

    d) Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi)

    dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    38/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    e. Penyajian dan Pengungkapan

    1) Aset tetap disajikan di laporan posisi keuangan dalam

    kelompok aset tetap dan dirinci berdasarkan jenisnya.

    2) Hal-hal berikut mengenai aset tetap harus diungkapkan

    dalam catatan atas laporan keuangan :

    a) Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam

    menyajikan aset tetap.

    b) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan

    dengan aset tetap.

    c) Rincian aset tetap yang dikelompokkan kedalam aset

    yang dimiliki dan aset sewa.

    d) Mutasi aset tetap lainnya.

    e) Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penurunan nilaipada awal dan akhir periode baik untuk aset tetap

    yang dimiliki maupun aset yang diperoleh dari sewa

    pembiayaan (aset sewa).

    f. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode

    yang menunjukkan penambahan, pelepasan, kerugian

    penurunan nilai, penyusutan, dan perubahan lainnya

    seperti revaluasi dan reklasifikasi, baik untuk aset tetap

    yang dimiliki maupun aset yang diperoleh dari sewapembiayaan (aset sewa).

    g. Keberadaan dan jumlah pembatasan hak milik dan aset

    tetap yang dijaminkan atas utang.

    3.2.2.3. Piutang Jangka Panjang

    Piutang Jangka Panjang adalah hak tagih kepada pihak lain

    yang timbul karena adanya penyerahan barang atau jasa

    dalam rangka kegiatan operasional BLU, atau karena adanya

    penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara

    yang akan dilunasi dalam jangka waktu lebih dari 1 (satu)

    tahun.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    39/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    Piutang jangka panjang terdiri dari Tagihan Penjualan

    Angsuran (TPA) BLU, dan Tagihan Tuntutan

    Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) BLU.

    3.2.2.4. Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) BLU

    a. Pengertian

    TPA BLU menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari

    penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada

    pegawai pemerintah.

    b. Pengakuan

    TPA BLU diakui pada saat penandatanganan kontrak/berita

    acara penjualan aset.

    c. Pengukuran

    Pengukuran TPA BLU setiap akhir periode akuntansi harus

    dilakukan reklasifikasi, dilakukan sebagai berikut:

    1) Dicatat sebagai aset lancar akun Bagian Lancar TPA

    sebesar nilai yang jatuh tempo dalam tahun berjalan dan

    yang akan ditagih dalam 12 (dua belas) bulan setelah

    tanggal neraca;

    2) Dicatat sebagai Piutang Jangka Panjang akun TPA

    terhadap nilai yang akan dilunasi lebih dari 12 (dua

    belas) bulan setelah tanggal neraca.

    d. Penyajian dan Pengungkapan

    1) TPA BLU disajikan di laporan posisi keuangan dalam

    kelompok Piutang Jangka Panjang.

    2) Hal-hal berikut mengenai TPA BLU harus diungkapkan

    dalam catatan atas laporan keuangan:

    a) Dasar dan metode penilaian TPA BLU.

    b) Rincian jenis dan jumlah TPA BLU.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    40/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    3.2.2.5. Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

    (TP/TGR) BLU

    a. Pengertian

    TP/TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap

    bendahara/ pegawai negeri bukan bendahara dengan

    tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian

    yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun

    tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar

    hukum yang dilakukan oleh bendahara/pegawai tersebut

    atas kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.

    b. Pengakuan

    TP/TGR diakui setelah :

    1) Adanya Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak

    (SKTJM), yang menunjukkan bahwa penyelesaian atas

    TGR dilakukan dengan cara damai (diluar pengadilan);

    2) Ada putusan final dari pengadilan untuk TP/TGR yang

    diselesaikan melalui jalur pengadilan.

    c. Pengukuran

    Pengukuran TP/TGR setiap akhir periode akuntansi harus

    dilakukan reklasifikasi berdasarkan Surat Keterangan

    Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM), dilakukan sebagai

    berikut:

    1) Dicatat sebagai aset lancar akun Bagian Lancar TP/TGR

    sebesar nilai yang jatuh tempo dalam tahun berjalan dan

    yang akan ditagih dalam 12 (dua belas) bulan setelah

    tanggal neraca berdasarkan surat ketentuan

    penyelesaian yang telah ditetapkan;

    2) Dicatat sebagai Piutang Jangka Panjang akun Tagihan

    TP/TGR terhadap nilai yang akan dilunasi lebih dari 12

    (dua belas) bulan setelah tanggal neraca.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    41/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    d. Penyajian dan Pengungkapan

    1) TP/TGR disajikan di laporan posisi keuangan dalam

    kelompok Piutang Jangka Panjang.

    2) Hal-hal berikut mengenai TP/TGR harus diungkapkan

    dalam catatan atas laporan keuangan:

    a) Dasar dan metode penilaian TP/TGR .

    b) Rincian jenis dan jumlah TP/TGR.

    3.2.2.6. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-TPA dan Penyisihan

    Piutang Tidak Tertagih-TP/TGR.

    Penyisihan piutang tidak tertagih untuk TPA dan TP/TGR

    dialokasikan berdasarkan bagian dari piutang yang

    kemungkinan tidak akan tertagih. Besarnya nilai Penyisihan

    piutang tidak tertagih dihitung berdasarkan analisis kualitas

    piutang seperti yang tercantum dalam POS Pengelolaan

    Piutang di Lingkungan Kemdikbud.

    3.2.3. Aset Lainnya

    Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi

    jangka panjang, aset tetap, dan piutang jangka panjang.

    3.2.3.1. Kemitraan dengan pihak Ketiga (Kerjasama Operasi/KSO)

    Kemitraan dengan pihak ketiga dibagi menjadi 2 (dua), yaitu

    Bangun, Kelola, Serah (BKS) dan Bangun, Serah, Kelola

    (BSK).

    a. Pengertian

    1) Kerjasama Operasi (KSO) adalah perjanjian antara BLU

    dengan satu pihak lain atau lebih, dimana masing-

    masing sepakat untuk melakukan suatu usaha bersama

    dengan menggunakan aset dan atau hak usaha yang

    dimiliki dan secara bersama menanggung risiko usaha

    tersebut.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    42/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    BLU hanya dapat melaksanakan perjanjian KSO jika

    telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan.

    2) KSO dengan pola Bangun, Kelola, Serah BKS (Build,

    Operate, Transfer BOT) adalah KSO yang dikelola oleh

    investor yang mendanai pembangunan sampai akhir

    masa konsesi. Pada akhir masa konsesi investor

    menyerahkan aset KSO dan pengelolaannya kepada

    pemilik aset.

    3) KSO dengan pola Bangun, Serah, Kelola BSK (Build,

    Transfer, Operate BTO) adalah KSO yang dikelola oleh

    pemilik aset. Pemilik aset menerima aset KSO yang

    dibangun oleh investor saat aset KSO tersebut telah siap

    dioperasikan.4) Aset KSO adalah aset tetap BLU yang digunakan untuk

    menyelenggarakan kegiatan KSO.

    5) Pengelola KSO adalah pihak, yang mengoperasikan aset

    KSO. Pengelola KSO mungkin pemilik aset, mungkin

    juga pihak lain yang ditunjuk.

    6) Masa konsesi adalah jangka waktu dimana investor dan

    pemilik aset terikat dengan perjanjian bagi hasil atau

    bagi pendapatan atau bentuk pembayaran lain yangtercantum di dalam perjanjian KSO.

    b. Pengakuan

    1) Aset tetap BLU yang digunakan untuk diusahakan dalam

    perjanjian KSO diakui sebagai aset KSO pada saat

    perjanjian KSO ditandatangani. Pengakuan sebagai aset

    KSO berakhir pada saat berakhirnya perjanjian KSO.

    2) Pada saat perjanjian KSO dalam pola BKS berakhir, BLU

    mengakui aset yang dibangun oleh investor sebagai aset

    tetap. Perolehan aset tersebut merupakan penghasilan

    BLU.

    3) Dalam perjanjian KSO pola BSK, BLU mengakui aset

    yang dibangun oleh investor sebagai aset KSO pada

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    43/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    saat aset tersebut siap untuk dioperasikan oleh BLU.

    Disisi lain, BLU juga mengakui kewajiban KSO jangka

    panjang. Pembayaran periodik kepada investor selama

    masa konsesi diakui sebagai pelunasan utang beserta

    bunganya.

    c. Pengukuran

    1) Aset tetap BLU yang diserahkan untuk diusahakan

    dalam perjanjian KSO diukur sebesar nilai tercatatnya.

    2) Pada saat perjanjian KSO dalam pola BKS berakhir, aset

    yang diterima oleh BLU dicatat sebesar nilai wajarnya

    berdasarkan penetapan Menteri Keuangan.

    3) Aset yang dibangun dan diserahkan oleh investor

    kepada BLU untuk dioperasikan dalam KSO pola BSKdicatat oleh BLU sebagai aset KSO sebesar nilai

    perolehnnya.

    d. Penyajian dan Pengungkapan

    1) Aset KSO disajikan di laporan posisi keuangan sebagai

    kelompok aset lainnya.

    2) Hal-hal berikut harus diungkapkan dalam catatan atas

    laporan keuangan:

    a) Mengenai perjanjian KSO(1) pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian KSO,

    (2) hak dan kewajiban dari masing-masing partisipan

    KSO berkenaan dengan perjanjian KSO,

    (3) ketentuan tentang perubahan perjanjian KSO, bila

    ada.

    (4) penghitungan atau penentuan hak bagi

    pendapatan/hasil KSO,

    (5) penentuan amortisasi hak bagi pendapatan /hasil

    KSO,

    (6) penghitungan (tambahan) beban atau penghasilan

    KSO yang timbul dari pembayaran bagi

    pendapatan/hasil KSO.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    44/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    b) Mengenai aset KSO

    (1) jenis aset yang membentuk aset KSO,

    (2) penentuan biaya perolehan aset KSO,

    3.2.3.2. Aset Tak Berwujud BLU.

    a. Pengertian

    1) Aset Tak Berwujud adalah Aset non moneter yang dapat

    diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta

    dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau

    menyerahkan barang/jasa, atau disewakan kepada pihak

    lainnya, antara lain lisensi, peranti lunak computer

    (software), hak cipta, film, desain, dll.

    2) Suatu aset tidak berwujud dinyatakan dapatdiidentifikasikan jika:

    a) dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan dari BLU

    dengan cara dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan

    atau ditukarkan melalui suatu kontrak terkait aset atau

    kewajiban secara individual atau secara bersama;

    atau

    b) muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya,

    terlepas apakah hak tersebut dapat dialihkan ataudapat dipisahkan dari BLU atau dari hak dan

    kewajiban lainnya.

    b. Pengakuan

    Aset tidak berwujud diakui jika:

    1) BLU akan memperoleh manfaat ekonomi dimasa depan

    dari aset tersebut; dan

    2) biaya perolehan aset atau nilai aset tersebut dapat

    diukur dengan andal.

    c. Pengukuran

    1) BLU mencatat aset tidak berwujud pada awalnya

    sebesar biaya perolehan.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    45/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    2) Pengeluaran setelah perolehan suatu aset tidak

    berwujud yang menambah manfaat atau kemungkinan

    besar memberi manfaat keekonomian di masa yang

    akan datang, diakui dan ditambahkan pada jumlah

    tercatat aset yang bersangkutan (dikapitalisasi).

    d. Penyajian dan Pengungkapan

    1) Aset tidak berwujud disajikan dalam laporan posisi

    keuangan dalam kelompok aset Lainnya.

    2) BLU harus mengungkapan hal-hal berikut untuk setiap

    kelompok aset tidak berwujud:

    a) Umur manfaat yang digunakan;

    b) Jumlah tercatat bruto ;

    c) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhirperiode yang menunjukkan penambahan, pelepasan,

    amortisasi, dan perubahan lainnya secara terpisah.

    d) Penjelasan, jumlah tercatat dan sisa periode

    amortisasi dari setiap aset tidak berwujud yang

    material bagi laporan keuangan BLU.

    e) Keberadaan dan jumlah tercatat aset tidak berwujud

    yang hak penggunaannya dibatasi

    f) Jumlah komitmen untuk memperoleh aset tidakberwujud.

    3.2.3.3. Dana Yang Dibatasi Penggunaannya

    a. Pengertian

    Dana yang Dibatasi Penggunaannya merupakan kas atau

    dana yang alokasinya hanya akan dimanfaatkan untuk

    membiayai kegiatan tertentu, antara lain : bank garansi,

    dana yang diperuntukan untuk membayar imbalan kerja,

    termasuk dana abadi (endowment fund).

    b. Pengakuan

    Dana yang Dibatasi Penggunaannya diakui pada saat

    pembentukan kas atau dana tersebut;

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    46/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    c. Pengukuran

    Dana yang Dibatasi Penggunaannya dicatat sebesar

    jumlah kas atau dana yang dicadangkan;

    d. Penyajian dan Pengungkapan

    1) Dana yang Dibatasi Penggunaannya disajikan di laporan

    posisi keuangan dalam kelompok aset lainnya.

    2) Hal-hal yang perlu diungkapkan mengenai Dana yang

    Dibatasi Penggunaannya dalam catatan atas laporan

    keuangan adalah:

    a) rincian jenis dan jumlah Dana yang Dibatasi

    Penggunaannya.

    b) Alasan pembatasan dana.

    3.2.3.4. Aset Lain-lain BLU

    a. Pengertian

    Aset Lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat

    dikategorikan ke dalam dan Aset lainnya di atas. Aset lain-

    lain dapat berupa aset tetap BLU yang dihentikan dari

    penggunaan aktif. Di samping itu, piutang macet BLU yang

    dialihkan penagihannya kepada Kementerian Keuangan

    cq. Ditjen Kekayaan Negara juga termasuk dalam kelompokAset Lain-lain.

    b. Pengakuan

    Aset Lain-lain BLU diakui pada saat aset tetap yang

    dihentikan dari penggunaan aktif maupun piutang yang

    macet di reklasifikasi ke aset lain-lain.

    c. Pengukuran

    Aset Lain-lain BLU dicatat sebesar nilai aset tetap yang

    dihentikan dari penggunaannya maupun sebesar nilai

    piutang yang macet.

    d. Penyajian dan Pengungkapan

    1) Aset Lain-lain BLU disajikan di laporan posisi keuangan

    dalam kelompok aset lainnya.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    47/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    2) Hal-hal yang perlu diungkapkan mengenai Aset Lain-lain

    BLU dalam catatan atas laporan keuangan adalah:

    a) rincian jenis dan jumlah aset lain-lain.

    b) proses penghapusan aset lain-lain ke DJKN.

    3.3. KEWAJIBAN

    3.3.1. Definisi

    Kewajiban merupakan kewajiban (obligation)masa kini yang timbul dari

    peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya di masa depan akan

    mengakibatkan arus keluar dari sumber daya BLU yang mengandung

    manfaat ekonomi.

    Kewajiban masa kini berbeda dengan komitmen. Keputusan untuk

    membeli aset dimasa depan tidak dengan sendirinya menimbulkankewajiban kini. Kewajiban biasanya timbul saat aset telah diterima atau

    BLU telah membuat perjanjian (pembelian aset) yang tidak dapat

    dibatalkan

    Kewajiban dapat berupa kewajiban hukum dan kewajiban konstruktif.

    Kewajiban hukum adalah kewajiban yang dipaksakan menurut hukum

    sebagai konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan perundang-

    undangan. Kewajiban konstruktif timbul dari tindakan BLU ketika:

    a. oleh praktik baku masa lalu, kebijakan yang telah dipublikasikan ataupernyataan kini yang cukup spesifik BLU telah memberikan indikasi

    kepada pihak lain bahwa BLU akan menerima tanggung jawab

    tertentu, dan

    b. akibatnya, BLU telah menimbulkan ekspektasi kuat dan sah kepada

    pihak lain bahwa BLU akan melaksanakan tanggung jawab tersebut.

    Penyelesaian kewajiban masa kini biasanya melibatkan pembayaran

    kas dan/atau penyerahan aset lainnya, pemberian jasa, penggantian

    dengan kewajiban lain atau konversi kewajiban menjadi ekuitas.

    3.3.2. Klasifikasi

    Laporan posisi keuangan menyajikan kewajiban dengan

    mengklasifikasikannya ke dalam kewajiban jangka pendek dan

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    48/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    kewajiban jangka panjang. Kriteria untuk mengklasifikasikan kewajiban

    sebagai kewajiban jangka pendek adalah jika kewajiban tersebut

    diharapkan akan diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari satu tahun.

    Semua kewajiban lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai

    kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban jangka panjang.

    Kewajiban jangka pendek antara lain meliputi:

    a. Utang kepada Pihak Ketiga, yaitu utang berasal dari kontrak atau

    perolehan barang/jasa yang sampai dengan tanggal pelaporan

    belum dibayar.

    b. Utang Perhitungan Pihak Ketiga, yaitu kewajiban BLU kepada pihak

    lain yang disebabkan kedudukan BLU sebagai pemotong pajak atau

    pungutan lainnya, seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak

    Pertambahan Nilai (PPN), iuran Askes, Taspen, dan Taperum, dansebagai penerima titipan dana beasiswa.

    c. Biaya yang masih harus dibayar, yaitu biaya-biaya yang telah terjadi

    tetapi belum dibayar sampai tanggal laporan, misalnya utang gaji

    dan utang langganan daya dan jasa.

    d. Pendapatan diterima di muka, yaitu penerimaan kas atau aset

    lainnya dari pihak lain sebagai pembayaran jasa tertentu tetapi BLU

    belum memberikan jasa tersebut kepada pihak lain. Contoh

    pendapatan diterima dimuka adalah pungutan uang SPP danpraktikum yang diterima BLU pada setiap awal semester dan belum

    memberikan jasa pengajaran/praktek.

    e. Uang Muka dari KPPN, yaitu Uang Muka dari Kas Umum Negara

    merupakan utang yang timbul akibat bendahara pengeluaran

    Kementerian/Lembaga/SKPD belum menyetor sisa Uang Persediaan

    (UP) sampai dengan tanggal neraca.

    f. Bagian lancar utang jangka panjang, yaitu bagian dari utang jangka

    panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah

    tanggal laporan.

    g. Utang jangka pendek lainnya, yaitu utang yang akan jatuh tempo

    dalam 12 bulan setelah tanggal laporan yang tidak dapat

    dikelompokkan dalam huruf a sampai f diatas.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    49/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    3.3.3. Prinsip Pengakuan Kewajiban

    Kewajiban diakui di laporan posisi keuangan jika besar

    kemungkinan BLU harus mengeluarkan sumber daya yang

    mengandung manfaat ekonomi yang dikuasainya dimasa depan untuk

    menyelesaikan kewajiban masa kini, dan jumlah yang harus

    diselesaikan dapat diukur secara andal.

    3.3.3.1. Kewajiban Jangka Pendek

    a. Pengakuan

    Kewajiban jangka pendek diakui sebagai berikut :

    1) Utang kepada pihak ketiga diakui pada saat BLU

    menerima barang atau jasa atau memperoleh hak atas

    barang atau jasa.

    2) Utang perhitungan pihak ketiga diakui pada saat BLU

    melakukan pemotongan, pemungutan atau menerima

    dana untuk disetorkan/ dibayarkan kepada pihak lain.

    3) Belanja yang masih harus dibayar diakui pada saat BLU

    menerima manfaat ekonomi dari pihak lain tetapi BLU

    belum melakukan pembayaran atas manfaat yang

    diterima.

    4) Pendapatan diterima dimuka diakui pada saat BLU

    menerima pembayaran dari pihak lain untuk memperoleh

    jasa layanan tetapi BLU belum menyerahkan jasanya

    kepada pihak lain tersebut.

    5) Uang Muka dari KPPN, diakui pada saat bendahara

    pengeluaran menerima UP/TUP dari Kas Umum

    Negara.

    6) Bagian lancar utang jangka panjang, diakui pada saat

    melakukan reklasifikasi pinjaman jangka panjang yang

    akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan

    setelah tanggal neraca pada setiap akhir periode

    akuntansi.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    50/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    b. Pengukuran

    Kewajiban jangka pendek diukur sebesar nilai jatuh

    temponya.

    1) Utang kepada pihak ketiga dan belanja yang harus

    dibayar diukur sebesar jumlah kas atau nilai tunai aset

    lain yang harus diserahkan untuk menyelesaikan utang

    tersebut.

    2) Utang perhitungan pihak pihak ketiga diukur sebesar

    jumlah kas yang diterima BLU untuk diserahkan atau

    disetorkan kepada pihak lain.

    3) Pendapatan diterima dimuka diukur sebesar kas yang

    diterima dari pihak lain

    4) Uang Muka dari KPPN, sebesar saldo uang muka yangbelum disetorkan/dipertanggungjawabkan ke kas negara

    sampai dengan tanggal neraca.

    5) Bagian lancar utang jangka panjang, diukur sebesar

    jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua

    belas) bulan setelah tanggal neraca.

    c. Penyajian Dan Pengungkapan

    Semua kewajiban yang diharapkan akan diselesaikan

    dalam waktu satu tahun atau kurang disajikan di laporan

    posisi keuangan dalam kelompok kewajiban jangka

    pendek, termasuk bagian kewajiban jangka panjang yang

    akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang.

    Hal-hal berikut mengenai kewajiban jangka pendek harus

    diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan :

    1) Rincian saldo kewajiban jangka pendek berdasarkan

    jenisnya;2) Jumlah tunggakan yang disajikan berdasarkan umur

    tunggakan.

  • 7/23/2019 Pedoman No.penyusunan LK BLU Berdasarkan SAP Tahun 2012

    51/91

    P e d o m a n P e n y u s u n a n L a p o r a n K e u a n g a n B L U ( S A P )

    K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2

    3.3.3.2. Kewajiban Jangka Panjang

    a. Pengakuan

    Kewajiban jangka panjang diakui pada saat BLU menerima

    hak dari pihak lain tetapi BLU belum memenuhi kewajiban

    yang timbul kepada pihak lain tersebut,

    b. Pengukuran

    Kewajiban jangka panjang diukur sebesar nilai tunai dari

    seluruh pembayaran dimasa depan.

    c. Penyajian dan Pengungkapan

    Kewajiban jangka panjang disajikan di laporan posisi

    keuangan dalam kelompok kewajiban jangka panjang.

    Hal-hal berikut mengenai kewajiban jangka panjang harus

    diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan :1) Rincian saldo kewajiban jangka panjang berdasarkan

    jeni