sap ca ovarium

24
PENYULUHAN CA OVARIUM DI RUANG 9 RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG OLEH TIM PKRS

Upload: retnosulistia

Post on 26-Dec-2015

155 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

satuan acara penyuluhan

TRANSCRIPT

Page 1: SAP CA Ovarium

PENYULUHAN

CA OVARIUM

DI RUANG 9 RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG

OLEH

TIM PKRS

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR

MALANG

2015

Page 2: SAP CA Ovarium

LEMBAR PENGESAHAN

PENYULUHAN

CA OVARIUM

di RUANG 9 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh:

Yenita Lidyawati

Lucky Cindy Arnika

Nur Azizah

Retno Sulistia N

Mengetahui,

Kepala Ruang

Sulastri, Amd.Keb

Perseptor Klinik,

Indah Yuniarti, Amd.Kep

Page 3: SAP CA Ovarium
Page 4: SAP CA Ovarium

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul : Ca Ovarium

Sasaran : Pasien, Keluarga pasien, dan Masyarakat

Tempat : Ruang 9 RSSA Malang

Hari/Tanggal : Kamis, 15 Januari 2015

Alokasi Waktu : 30 menit

Media/Sarana : Power point , Laptop , LCD

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

A. Latar Belakang

Kanker ovarium merupakan penyebab kematian utama pada kasus keganasan

ginekologi, dan sampai tahun 1998 kanker ovarium merupakan kanker kelima

tersering yang menyebabkan kematian wanita di Amerika Serikat setelah kanker

paru-paru, kolorektal, payudara, dan pankreas. Insidensinya pada wanita dibawah 50

tahun 5,3 per 100.000 dan meningkat menjadi 41,4 per 100.000 pada wanita di atas

50 tahun (Hurteau, 2001). Di Indonesia kanker ovarium menduduki urutan ke enam

terbanyak dari keganasan pada wanita setelah karsinoma serviks uteri, payudara,

kolorektal, kulit dan limfoma (Djuana, 2001). Pada umumnya kanker ovarium

ditemukan pada stadium lanjut. Tumor membesar dan menyebar keorgan sekitarnya

tanpa keluhan. Itulah sebabnya tumor ini dikenal sebagai penyakit yang tumbuh

diam-diam namun mematikan (silen killer). Kanker ovarium umumnya baru

menimbulkan keluhan apabila telah menyebar kerongga peritoneum, pada keadaan

seperti ini tindakan pembedahan dan terapi adjuvan sering kali tidak menolong.

Penderita akan meninggal karena malnutrisi dan obstruksi usus halus akibat tumor

intraperitoneal (Hurteau ; Djuana, 2001).

Lima belas sampai dua puluh persen tumor ovarium berasal dari sel germinal

dan teratoma matur merupakan kasus terbanyak (±60%). Tumor ganas sel germinal

ovarium merupakan 5% dari kanker ovarium dan banyak terjadi pada wanita muda

dan remaja. Walaupun perjalanan penyakitnya agresif namun umumnya dapat diobati

dengan kemoterapi yang adekuat. Dan walaupun pembedahan memegang peranan

penting dalam mendiagnosis dan sebagai terapi awal, reseksi komplet organ

Page 5: SAP CA Ovarium

reproduksi jarang diperlukan pada wanita – wanita yang ingin mempertahankan

fungsi reproduksinya. Namun begitu peran surgical staging dan pembedahan reduksi

tumor tidak dapat diabaikan. Informasi yang didapat dari patologi-pembedahan dapat

membantu klinisi dalam penggunaan terapi adjuvant (Ghersenson, 1992).

Dalam penanganannya, yang sering digunakan dalam penanganan kanker

ovarium adalah kemoterapi. Kemoterapi adalah tindakan/terapi pemberian senyawa

kimia (obat kanker) untuk mengurangi, menghilangkan atau menghambat

pertumbuhan parasit atau mikroba di tubuh pasien (hospes). Kemoterapi sebagai

salah satu cara terapi kanker dengan menggunakan obat untuk membunuh atau

meinimalkan proliferasi sel kanker. Metode pemberian kemoterapi sangat beragam

dan tentunya mempunyai efek samping yang perlu dipahami oleh penderita dan

petugas kesehatan. Salah satu efek dari kemoterapi adalah anemia atau kurang darah.

Dimana apabila anemia ini tidak ditangani secara tepat maka akan mengakibatkan

kondisi pasien semakin menurun. Sehingga untuk menangani anemia seorang pasien

harus dilakukan transfusi darah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kadar

hemoglobin dalam darah pasien yang biasanya menurun dan juga untuk

meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi secara maksimal ke seluruh tubuh. Oleh

karena itu, berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat pentingnya untuk

meningkatkan pengetahuan masyarakat akan kanker ovarium dan juga

penangannanya serta kemungkinan atau efek samping yang akan terjadi.

B. Tujuan instruksional

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta mampu mengetahui dan

memahami tentang kanker ovarium

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat:

Mengetahui pengertian kanker ovarium

Mengetahui penyebab kanker ovarium

Mengetahui jenis/klasifikasi kanker ovarium

Mengehatui tanda dan gejala kanker ovarium

Mengetahui deteksi dini kanker ovarium

Page 6: SAP CA Ovarium

Mengetahui penanganan kanker ovarium

C. Sub Pokok Bahasan

1. Pengertian kanker ovarium

2. Penyebab kanker ovarium

3. Jenis/klasifikasi kanker ovarium

4. Tanda dan gejala kanker ovarium

5. Deteksi dini kanker ovarium

6. Penanganan kanker ovarium

D. Petugas PelaksanaPembimbing : Sulastri Amd.Keb

1. Moderator : Yenita LidyawatiTugas : Mengatur jalannya penyuluhan

2. Penyaji : Retno Sulistia NingsihTugas : Menyampaikan materi penyuluhan

3. Notulen : Nur AzizahTugas : Mencatat pertanyaan dan menyimpulkan hasil penyuluhan

4. Anggota : Lucky Cindy ArnikaTugas : Membagikan leaflet ke peserta dan menjawab pertanyaan

E. Kegiatan Penyuluhan

TahapWakt

uKegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode Media

Pendahuluan 5

menit

1. Memberi salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan

penyuluhan dan pokok

materi yang akan

disampaikan

1. Menjawab

salam

2. Mendengarkan

dan

memperhatikan

3. Menjawab

pertanyaan

Ceramah

dan

Tanya

Jawab

-

Penyajian 15 Menjelaskan materi: Mendengarkan Ceramah PPT

Page 7: SAP CA Ovarium

menit

Pengertian kanker ovarium

Penyebab kanker ovarium

Jenis/klasifikasi kanker

ovarium

Tanda dan gejala kanker

ovarium

Deteksi dini kanker

ovarium

Penanganan kanker

ovarium

dan

memperhatikan

dan

Tanya

Jawab

Penutup 10

menit

1. Penegasan materi

2. Memberikan kesempatan

kepada peserta untuk

bertanya

3. Meminta peserta untuk

menjelaskan kembali

materi yang telah

disampaikan dengan

singkat menggunakan

bahasa peserta sendiri

4. Memberikan pertanyaan

kepada peserta tentang

materi yang telah

disampaikan

5. Menutup acara dan

mengucapkan salam

1. Mengajukan

pertanyaan

2. Menjawab

pertanyaan yang

diberikan oleh

penyuluh

3. Membalas

salam

Tanya

Jawab

F. Evaluasi

1. Evaluasi Terstruktur

Page 8: SAP CA Ovarium

Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat

penyuluhan

Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan pada SAP

Audien hadir di ruang penyuluhan di ruang 9 RSSA

Jumlah audien yang datang minimal 7 orang

Kesiapan penyuluh termasuk kesiapan modul dan media yang akan digunakan

Kesiapan audien meliputi kesiapan menerima penyuluhan

2. Proses

Berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan perencanaan

Peserta memperhatikan selama kegiatan penyuluhan dilakukan

3. Hasil

Kriteria penilaian yang digunakan adalah, jumlah peserta yang aktif

berpendapat atau yang mampu menjawab pertanyaan dengan tepat, dibagi dengan

jumlah seluruh peserta yang hadir dalam penyuluhan, kemudian hasilnya

dikalikan 100%. Sehingga kriteria hasil yang diharapkan:

Pre : 80% dari keseluruhan jumlah peserta yang hadir mampu memberikan

pendapat mengenai kanker ovarium dan transfusi sesuai dengan kemampuan

masing-masing peserta

Post : 90% dari keseluruhan jumlah peserta yang hadir mampu memberikan

jawaban yang tepat saat diberikan pertanyaan oleh perawat

G. Media

Power point

H. Materi

(terlampir)

Page 9: SAP CA Ovarium

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KANKER OVARIUM

A. Kanker Ovarium

1. Definisi Kanker Ovarium

Kanker ovarium berasal dari sel - sel yang menyusun ovarium yaitu sel epitelial,

sel germinal dan sel stromal. Sel kanker dalam ovarium juga dapat berasal dari

metastasis organ lainnya terutama sel kanker payudara dan kanker kolon tapi tidak dapat

dikatakan sebagai kanker ovarium (Manuaba, 2004).

Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (organ yang berfungsi dalam

produksi sel telur). Kanker ini merupakan 3 – 4 % dari seluruh jenis kanker pada

wanita. Secara umum, kanker ovarium adalah penyakit pada wanita post-menopause,

dengan angka kejadian tertinggi pada usia 65 – 74 tahun.

Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium atau indung telur yang

disebabkan oleh pertumbuhan cepat serta pembelahan yang terjadi dalam satu atau

kedua kelenjar reproduksi ovarium di mana ova atau telur dan hormon pada wanita

dibuat membelah banyak dan cepat serta menyebar hingga ke jaringan bahkan ke organ

lain. Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita berusia 50-70 tahun dan 1

dari 70 wanita, menderita kanker ovarium (Prawirohardjo, 2005).

2. Etiologi

Penyebab kanker ovarium sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Ca mamae

diduga memeliki hubungan terhadap kejadian kanker ovarium pada wanita. Sebaliknya

pada wanita pada wanita yang mengidap Ca ovarium juga mempunyai faktor resiko

mengidap Ca mamae 3-4x lipat. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang

etiologi kanker ovarium, diantaranya:

a) Hipotesis incessant ovulation

Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk

penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang

terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.

b) Hipotesis androgen

Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini

didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor

androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan

epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.

Page 10: SAP CA Ovarium

Penyebab pasti kanker ovarium masih dipertanyakan, beberapa hal yang

diperkirakan sebagai faktor resiko kanker ovarium adalah sebagai berikut:

a) Riwayat keluarga kanker ovarium dan kanker payudara

b) Riwayat keluarga kanker kolon dan kanker endometrial

c) Wanita diatas usia 50 – 75 tahun

d) Wanita yang tidak memiliki anak (nullipara)

e) Wanita yang memiliki anak > 35 tahun

f) Membawa mutasi gen BRCA1 atau BRCA2

g) Sindroma herediter kanker kolorektal nonpolipoid

h) Ras kaucasia > Afrika-Amerika

Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui; namun, diduga bahwa kanker

ovarium berkaitan dengan peristiwa pelepasan sel telur (ovulasi). Adanya kerusakan

berulang pada lapisan permukaan ovarium saat ovulasi menyebabkan perubahan pada

gen yang mengatur pembelahan sel ovarium sehingga terjadi pembelahan sel yang

berlebihan dan ganas.

Kanker ovarium ditemui 60% pada wanita usia sekitar menopause, 30% pada wanita

usia reproduksi, dan 10% pada usia yang lebih muda. Kanker ovarium banyak ditemui

pada orang kulit putih dan orang yang tinggal di Amerika Serikat atau Eropa (jarang

ditemui di India dan Asia). Kanker endometrium dapat terjadi pada wanita mulai usia 15

tahun, namun rata – rata usia penderita adalah 56 tahun. Sebanyak 25% kanker ovarium

ditemui pada kedua ovarium.

Selain berkembang dari sel ovarium sendiri (kanker ovarium primer), kanker

ovarium juga dapat merupakan hasil penyebaran kanker organ lain (kanker ovarium

sekunder) seperti kanker payudara dan kanker saluran cerna. Sebanyak 7% dari

penderita kanker ovarium adalah sekunder dari tempat lain. Terdapat beberapa faktor

risiko yang berperan dalam terjadinya kanker ovarium primer, antara lain:

1. Faktor reproduksi

Riwayat melahirkan anak adalah faktor risiko yang penting. Risiko kanker ovarium

lebih tinggi pada wanita yang tidak pernah melahirkan, wanita dengan menstruasi

pertama pada usia sangat muda, atau wanita dengan menopause terlambat. Riwayat

kehamilan berkaitan dengan penurunan risiko kanker ovarium sebanyak 13 – 19% per 1

kehamilan. Riwayat penggunaan kontrasepsi pil dan riwayat menyusui juga menurunkan

Page 11: SAP CA Ovarium

risiko kanker ovarium. Wanita yang menggunakan kontrasepsi pil selama lebih dari 5

tahun menurunkan risiko kanker ovarium sebanyak 50%.

2. Faktor genetik

Riwayat keluarga juga berperan penting dalam kanker ovarium. Risiko lebih tinggi

pada orang dengan keluarga inti penderita kanker ovarium (risiko sebesar 4 – 5%).

Sebanyak 10 - 20% penderita kanker ovarium memiliki riwayat keluarga positif. Kanker

ovarium yang diturunkan dapat menimbulkan gejala lebih dini, namun memiliki

perjalanan penyakit dan hasil yang lebih baik dibanding kanker ovarium yang tidak

diturunkan. Wanita dengan kanker payudara berisiko menderita kanker ovarium karena

kemiripan kerusakan genetik.

3. Riwayat terapi hormon

Risiko kanker ovarium hampir 2 kali lebih besar pada orang dengan terapi hormon

esterogen atau progestin setelah menopause, tanpa memandang durasi, dosis, sediaan

obat, dan rute pemberian obat.

4. Faktor lain

Konsumsi makanan dengan lemak hewani yang tinggi meningkatkan risiko kanker

ovarium. Penggunaan bedak pada alat kelamin luar dan sekitar dubur juga diduga

berperan dalam terjadinya kanker ovarium. Pada hal ini, bedak berperan sebagai benda

asing yang memicu terjadinya kanker.

5. Jenis Klasifikasi Kanker Ovarium

a) Tumor epitelial

Tumor epitelial ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium, pada umumnya

jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, karsinoma adalah tumor ganas

dari epitelial ovarium (EOC’s : Epitelial ovarium carcinomas) merupakan jenis

tumor yang paling sering ( 85 – 90% ) dan penyebab kematian terbesar dari jenis

kanker ovarium. Gambaran tumor epitelial yang secara mikroskopis tidak jelas

teridentifikasi sebagai kanker dinamakan sebagai tumor bordeline atau tumor yang

berpotensi ganas (LMP tumor : Low Malignat Potential).

Beberapa gambaran EOC dari pemeriksaan mikroskopis berupa serous, mucous,

endometrioid dan sel jernih.

b) Tumor germinal

Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum atau telur, umumnya

tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk keganasan

Page 12: SAP CA Ovarium

sel germinal terutama adalah teratoma, dysgerminoma dan tumor sinus endodermal.

Insiden keganasan tumor germinal terjadi pada usia muda kadang dibawah usia 20

tahun, sebelum era kombinasi kemoterapi harapan hidup satu tahun kanker ovarium

germinal stadium dini hanya mencapai 10 - 19% sekarang ini 90 % pasien kanker

ovarium germinal dapat disembuhkan dengan fertilitas dapat dipertahankan.

c) Tumor stromal

Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang memproduksi

hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang ditemukan, bentuk yang

didapat berupa tumor theca dan tumor sel sartoli-leydig termasuk kanker dengan

derajat keganasan yang rendah.

Stadium kanker ovarium menurut FIGO:

Staging Keterangan

I Tumor terbatas pada ovarium

IA

Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada

pertumbuhan tumor di permukaan ovarium, tidak ada sel tumor di cairan

asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum.

IB

Tumor terbatas pada dua ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada

pertumbuhan tumor pada permukaan ovarium, tidak ada sel tumor di cairan

asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum.

IC

Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan salah satu faktor yaitu

kapsul tumor pecah, pertumbuhan tumor pada permukaan ovarium, ada sel

tumor di cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum.

II Tumor pada satu atau dua ovarium dengan perluasan di pelvis

IIA

Tumor meluas ke uterus dan/atau ke tuba tanpa sel tumor di cairan asites

ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum.

IIB

Tumor meluas ke jaringan/organ pelvis lainnya tanpa sel tumor di cairan

asites ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum.

Page 13: SAP CA Ovarium

IIC

Perluasan di pelvis (IIA atu IIB) dengan sel tumor di cairan asites ataupun

bilasan cairan di rongga peritoneum.

III Tumor pada satu atau dua ovarium disertai dengan perluasan tumor pada

rongga peritoneum di luar pelvis dengan/atau metastasis kelenjar getah

bening regional.

IIIA

Metastasis mikroskopik di luar pelvis.

IIIB

Metastasis makroskopik di luar pelvis dengan besar lesi < 2 cm.

IIIC

Metastasis makroskopik di luar pelvis dengan besar lesi > 2 cm dan/atau

metastasis ke kelenjar getah bening.

IV Metastasis jauh (di luar rongga peritoneum).

Derajat keganasan kanker ovarium

i) Derajat 1 : differensiasi baik

j) Derajat 2 : differensiasi sedang

k) Derajat 3 : differensiasi buruk

Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan lebih

baik

6. Tanda Dan Gejala

Kanker ovarium sulit terdeteksi, hanya sekitar 10 % dari kanker ovarium yang

terdeteksi pada stadium awal, keluhan biasanya nyeri daerah abdomen disertai keluhan–

keluhan:

Pembesaran abdomen akibat penumpukan cairan dalam rongga abdomen (ascites)

Gangguan sistem gastrointestinal; konstipasi, mual, rasa penuh, hilangnya nafsu

makan dll

Gangguan sistem urinaria; inkontinensia uri

Perasaan tidak nyaman pada rongga abdomen dan pelvis

Menstruasi tidak teratur

Lelah

Keluarnya cairan abnormal pervaginam (vaginal discharge)

Nyeri saat berhubungan seksual

Penurunan berat badan

Page 14: SAP CA Ovarium

7. Deteksi Dini Kanker Ovarium

Semakin dini tumor ovarium ditemukan dan mendapat pengobatan harapan hidup

akan semakin baik metode pemeriksaan yang sekarang ini digunakan sebagai penyaring

kanker ovarium adalah:

a) Pemeriksaan pelvik dan rektal : termasuk perabaan uterus dan ovarium untuk

mengetahui bentuk dan ukuran yang abnormal, meskipun pemeriksaan rektovaginal

tidak dapat mendeteksi stadium dini kanker ovarium.

b) Ultrasounografi (USG): Dengan gelombang ultrasound untuk membedakan

gambaran jaringan sehat, kista dan bentuk tumor padat, melalui abdomen ataupun

pervaginam, dimana mampu mendeteksi keganasan dengan keluhan asimtomatik tapi

ketepatan pada stadium dini rendah.

c) Penanda tumor CA-125: Pemeriksaan darah CA-125 digunakan untuk menilai kadar

CA-125 dimana peningkat pada kanker ovarium, wanita dengan kanker ovarium

stadium lanjut terjadi peningkatan CA-125 (>35µ/ml) sekitar 80% walaupun

ketepatan pemeriksaan ini baru mencapai 50 % pada stadium dini, pada wanita

premonopause, kehamilan, endometriosis, fibroid uterine, penyakit ganguan fungsi

hati dan kista ovarium juga terjadi peningkatan kadar CA-125.

8. Penatalaksanaan

Operasi

Radioterapi

Kemoterapi

Kanker ovarium epitelial :

a) Stadium I : Pilihan terapi stadium I dengan derajat diferensiasi baik sampai sedang,

operasi salpingo-ooforektomi bilateral (operasi pengangkatan tuba fallopi dan

ovarium) atau disertai histerektomi abdominal total (pengangkatan uterus) dan

sebagian jaringan abdominal, harapan hidup selama 5 tahun mencapai 90%, pada

stadium I dengan diferensiasi buruk atau stadium Ic pilihan terapi berupa:

- Radioterapi

- Kemoterapi sistemik

- Histerektomi total abdominal dan radioterapi

b) Stadium II: Pilihan terapi utama operasi disertai kemoterapi atau radioterapi, dengan

terapi ajuvan memperpanjang waktu remisi dengan harapan hidup selama 5 tahun

mendekati 80%.

Page 15: SAP CA Ovarium

c) Stadium III dan IV: Sedapat mungkin massa tumor dan daerah metastasis sekitarnya

diangkat (sitoreduktif) berupa pengeluran asites, omentektomi, reseksi daerah

permukaan peritoneal, dan usus, jika masih memungkinkan salpingo-ooforektomi

bilateral dilanjutkan terapi ajuvan kemoterapi dan atau radioterapi.

Kanker ovarium germinal :

a) Disgerminoma: pengangkatan ovarium dan tuba fallopi dimana kanker ditemukan

dilanjutkan radioterapi atau kemoterapi.

b) Tumor sel germinal lainnya: pengangkatan ovarium dan tuba fallopi dilanjutkan

kemoterapi.

Kanker ovarium stromal :

Operasi yang dilanjutkan dengan kemoterapi.

Kombinasi standar sistemik kemoterapi berupa TP (paclitaxel+cisplatin atau

carboplatin), CP (cyclophosphamide+cisplatin), CC (cyclophosphamide+carboplatin).

Page 16: SAP CA Ovarium

DAFTAR PUSTAKA

Djuana A, Rauf S, Manuaba IBGF. 2007. Pengenalan dini kanker ovarium. Makalah ilmiah

PIT XII POGI Palembang.

Ghersenson DM, 2008. Malignant germ cell tumors of ovary clinical features and

management. In: Coppleson DM, Monohan JM, Morrow CP, Tatersal MHN.

Gynecology oncology fundamental principles and clinical practice. 2nd edition.

London: Churchill Livingstone;935

Gruendemann, B. 2006. Keperawatan Perioperatif. Jakarta. ECG.

HTA, Indonesia. 2005. Transfusi Komponen Darah: Indikasi dan Skreening. Dapat diakses di

http://www.scribd.com/document_downloads/direct/53722879?

extension=pdf&ft=1368447238&lt=1368450848&user_id=26586198&uahk=nTShw

+Ye49+fo9gfBxIkziM0PiM

Hurteau JA, Williams SJ. 2007. Ovarian germ cell tumor. In: Rubin SC, Sutton GP. Ovarian

cancer. 2nd edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins,;371-82

Manuaba, I. 2006. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta. EGC.

Otto, S. 2005. Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta. ECG.

Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sastrawinata, sulaiman. 2008. Ginekologi. Bandung : Elstar offset