panduan nyeri rssm
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
1/42
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
2/42
DEFINISI
1. Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang diakibatkan adanya kerusakan
jaringan yang sedang atau akan terjadi, atau pengalaman sensorik dan emosional yang
merasakan seolah-olah terjadi kerusakan jaringan. (International Association for the
Study of Pain)2. Nyeri akut adalah nyeri dengan onset segera dan durasi yang terbatas, memiliki
hubungan temporal dan kausal dengan adanya cedera atau penyakit.
3. Nyeri kronik adalah nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang lama. Nyeri kronik
adalah nyeri yang terus ada meskipun telah terjadi proses penyembuhan dan sering
sekali tidak diketahui penyebabnya yang pasti.1
ASESMEN NYERI
1. Anamnesis
2. Anamnesisa. Riwayat penyakit sekarang
i. Onset nyeri: akut atau kronik, traumatik atau non-traumatik.ii. Karakter dan derajat keparahan nyeri: nyeri tumpul, nyeri tajam, rasa
terbakar, tidak nyaman, kesemutan, neuralgia.
iii. ola penjalaran ! penyebaran nyerii". #urasi dan lokasi nyeri
". $ejala lain yang menyertai misalnya kelemahan, baal, kesemutan,
mual!muntah, atau gangguan keseimbangan ! kontrol motorik."i. %aktor yang memperberat dan memperingan
"ii. Kronisitas
"iii. &asil pemeriksaan dan penanganan nyeri sebelumnya, termasuk respons
terapi
i'. $angguan ! kehilangan (ungsi akibat nyeri ! luka
'. enggunaan alat bantu'i. erubahan (ungsi mobilitas, kogniti(, irama tidur, dan akti"itas hidup dasar
)activity of daily living *
'ii. +ingkirkan kemungkinan potensi emergensi pembedahan, seperti adanya
(raktur yang tidak stabil, gejala neurologis progresi( cepat yang
berhubungan dengan sindrom kauda ekuina.
b. Riwayat pembea!an " penyakit a!u#u
$. Riwayat psiko%sosia#
i. iwayat konsumsi alkohol, merokok, atau narkotika
ii. denti(ikasi pengasuh ! perawat utama )primer* pasien
iii. denti(ikasi kondisi tempat tinggal pasien yang berpotensi menimbulkan
eksaserbasi nyeri
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
3/42
i". embatasan !restriksi partisipasi pasien dalam akti"itas sosial yang
berpotensi menimbulkan stres. ertimbangkan juga akti"itas
penggantinya.
". asalah psikiatri )misalnya depresi, cemas, ide ingin bunuh diri* dapat
menimbulkan pengaruh negati( terhadap moti"asi dan kooperasi pasien
dengan program penanganan ! manajemen nyeri ke depannya. ada pasien
dengan masalah psikiatri, diperlukan dukungan psikoterapi !
psiko(armaka.
"i. /idak dapat bekerjanya pasien akibat nyeri dapat menimbulkan stres bagi
pasien ! keluarga.
. Riwayat peker&aan
i. ekerjaan yang melibatkan gerakan berulang dan rutin, seperti
mengangkat benda berat, membungkuk atau memutar0 merupakan
pekerjaan tersering yang berhubungan dengan nyeri punggung.
e. 'bat%obatan an a#ergi
i. #a(tar obat-obatan yang dikonsumsi pasien untuk mengurangi nyeri )suatu
studi menunjukkan bahwa 1 populasi di 3+ mengkonsumsi suplemen !
herbal, dan 45 mengkonsumsi "itamin*ii. 6antumkan juga mengenai dosis, tujuan minum obat, durasi, e(ekti(itas,
dan e(ek samping.
iii. #irekomendasikan untuk mengurangi atau memberhentikan obat-obatan
dengan e(ek samping kogniti( dan (isik.
(. Riwayat ke#uarga
i. 7"aluasi riwayat medis keluarga terutama penyakit genetik.
g. Asesmen sistem organ yang kompre!ensi(
i. 7"aluasi gejala kardio"askular, psikiatri, pulmoner, gastrointestinal,
neurologi, reumatologi, genitourinaria, endokrin, dan muskuloskeletal*
ii. $ejala konstitusional: penurunan berat badan, nyeri malam hari, keringat
malam, dan sebagainya.2
3. Asesmen nyeri
a. 3sesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
4/42
i. ndikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia 8 9 tahun yang
dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang
dirasakannya.
ii. nstruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
dilambangkan dengan angka antara ; 1.• < tidak nyeri
• 1 ; 4 < nyeri ringan )sedikit mengganggu akti"itas sehari-hari*
• ; 5 < nyeri sedang )gangguan nyata terhadap akti"itas sehari-hari*
• = ; 1 < nyeri berat )tidak dapat melakukan akti"itas sehari-hari* 4
Numeric Rating Scale3
b. )ong *aker FA+ES Pain Scalei. ndikasi: ada pasien )dewasa dan anak 8 4 tahun* yang tidak dapat
menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka, gunakan asesmen
ii. nstruksi: pasien diminta untuk menunjuk ! memilih gambar mana yang paling
sesuai dengan yang ia rasakan. /anyakan juga lokasi dan durasi nyeri
• - 1 < sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali
• 2 ; 4 < sedikit nyeri
• ; > < cukup nyeri
• 5 ; = < lumayan nyeri
• ? ; 9 < sangat nyeri
• 1 < amat sangat nyeri )tak tertahankan*
)ong *aker FA+ES Pain Scale4
c. COMFORT scale
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
5/42
i. ndikasi: pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang rawat intensi( ! kamar operasi
! ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric Rating
Scale Wong-Baer !A"#S Pain Scale.
ii. nstruksi: terdapat 9 kategori dengan setiap kategori memiliki skor 1->, dengan
skor total antara 9 ; >.• Kewaspadaan
• Ketenangan
• #istress pernapasan
• enangis
• ergerakan
• /onus otot
• /egangan wajah
• /ekanan darah basal
• #enyut jantung basal
COMFORT Scale5
,ategori Skor -angga# " waktu
Kewaspadaan 1 ; tidur pulas ! nyenyak
2 ; tidur kurang nyenyak 4 ; gelisah
; sadar sepenuhnya dan waspada
> ; hi$er alert
Ketenangan 1 ; tenang
2 ; agak cemas
4 ; cemas ; sangat cemas
> ; panic
#istress
pernapasan
1 ; tidak ada respirasi spontan dan tidak ada batuk
2 ; respirasi spontan dengan sedikit ! tidak ada
respons terhadap "entilasi
4 ; kadang-kadang batuk atau terdapat tahanan
terhadap "entilasi
; sering batuk, terdapat tahanan ! perlawanan
terhadap "entilator
> ; melawan secara akti( terhadap "entilator, batuk terus-menerus ! tersedak
enangis 1 ; bernapas dengan tenang, tidak menangis
2 ; terisak-isak
4 ; meraung
; menangis
> ; berteriak
ergerakan 1 ; tidak ada pergerakan
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
6/42
2 ; kedang-kadang bergerak perlahan
4 ; sering bergerak perlahan
; pergerakan akti( ! gelisah
> ; pergrakan akti( termasuk badan dan kepala
/onus otot 1 ; otot relaks sepenuhnya, tidak ada tonus otot
2 ; penurunan tonus otot
4 ; tonus otot normal ; peningkatan tonus otot dan (leksi jari tangan dan
kaki
> ; kekakuan otot ekstrim dan (leksi jari tangan dan
kaki
/egangan wajah 1 ; otot wajah relaks sepenuhnya
2 ; tonus otot wajah normal, tidak terlihat tegangan
otot wajah yang nyata
4 ; tegangan beberapa otot wajah terlihat nyata
; tegangan hampir di seluruh otot wajah
> ; seluruh otot wajah tegang, meringis/ekanan darah
basal
1 ; tekanan darah di bawah batas normal
2 ; tekanan darah berada di batas normal secara
konsisten
4 ; peningkatan tekanan darah sesekali @1> di atas
batas normal )1-4 kali dalam obser"asi selama 2
menit*
; seringnya peningkatan tekanan darah @1> di atas
batas normal )84 kali dalam obser"asi selama 2
menit*
> ; peningkatan tekanan darah terus-menerus @1>#enyut jantung
basal
1 ; denyut jantung di bawah batas normal
2 ; denyut jantung berada di batas normal secara
konsisten
4 ; peningkatan denyut jantung sesekali @1> di atas
batas normal )1-4 kali dalam obser"asi selama 2
menit*
; seringnya peningkatan denyut jantung @1> di
atas batas normal )84 kali dalam obser"asi selama
2 menit*> ; peningkatan denyut jantung terus-menerus @1>
Skor tota#
d. ada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi sedasi sedang, asesmen
dan penanganan nyeri dilakukan saat pasien menunjukkan respon berupa ekspresi
tubuh atau "erbal akan rasa nyeri.
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
7/42
e. Asesmen u#ang nyeri: dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam
dan menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut:i. Aakukan asesmen nyeri yang komprensi( setiap kali melakukan pemeriksaan
(isik pada pasien
ii. #ilakukan pada: pasien yang mengeluh nyeri, 1 jam setelah tatalaksana nyeri,setiap empat jam )pada pasien yang sadar! bangun*, pasien yang menjalani
prosedur menyakitkan, sebelum trans(er pasien, dan sebelum pasien pulang
dari rumah sakit.
iii. ada pasien yang mengalami nyeri kardiak )jantung*, lakukan asesmen ulang
setiap > menit setelah pemberian nitrat atau obat-obat intra"enai". ada nyeri akut ! kronik, lakukan asesmen ulang tiap 4 menit ; 1 jam setelah
pemberian obat nyeri.5
(. #erajat nyeri yang meningkat hebat secara tiba-tiba, terutama bila sampai
menimbulkan perubahan tanda "ital, merupakan tanda adanya diagnosis medis atau
bedah yang baru )misalnya komplikasi pasca-pembedahan, nyeri neuropatik*.
. /emeriksaan Fisik
a. /emeriksaan umum
i. /anda "ital: tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu tubuh
ii. Bkurlah berat badan dan tinggi badan pasieniii. eriksa apakah terdapat lesi ! luka di kulit seperti jaringan parut akibat
operasi, hiperpigmentasi, ulserasi, tanda bekas jarum suntik i". erhatikan juga adanya ketidaksegarisan tulang )malalignment *, atro(i
otot, (asikulasi, diskolorasi, dan edema.
b. Status menta#
i. Nilai orientasi pasien
ii. Nilai kemampuan mengingat jangka panjang, pendek, dan segera.
iii. Nilai kemampuan kogniti(i". Nilai kondisi emosional pasien, termasuk gejala-gejala depresi, tidak ada
harapan, atau cemas.
$. /emeriksaan seni
i. +elalu periksa kedua sisi untuk menilai kesimetrisan
ii. Nilai dan catat pergerakan akti( semua sendi, perhatikan adanya
keterbatasan gerak, diskinesis, raut wajah meringis, atau asimetris.
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
8/42
iii. Nilai dan catat pergerakan pasi( dari sendi yang terlihat abnormal !
dikeluhkan oleh pasien )saat menilai pergerakan akti(*. erhatikan adanya
limitasi gerak, raut wajah meringis, atau asimetris.
i". alpasi setiap sendi untuk menilai adanya nyeri
". emeriksaan stabilitas sendi untuk mengidenti(ikasi adanya cederaligamen.
. /emeriksaan motorik
i. Nilai dan catat kekuatan motorik pasien dengan menggunakan kriteria di
bawah ini.
Dera&at De(inisi
0 /idak terdapat keterbatasan gerak, mampu melawan tahanan kuat
ampu melawan tahanan ringan
3 ampu bergerak melawan gra"itasi2 ampu bergerak ! bergeser ke kiri dan kanan tetapi tidak mampu
melawan gra"itasi
1 /erdapat kontraksi otot )inspeksi ! palpasi*, tidak menghasilkan
pergerakan
/idak terdapat kontraksi otot
e. /emeriksaan sensorik
i. Aakukan pemeriksaan: sentuhan ringan, nyeri )tusukan jarum- $in $ric *,
getaran, dan suhu.
(. /emeriksaan neuro#ogis #ainnya
i. 7"aluasi ner"us kranial ; C, terutama jika pasien mengeluh nyeri
wajah atau ser"ikal dan sakit kepala
ii. eriksa re(leks otot, nilai adanya asimetris dan klonus. Bntuk
mencetuskan klonus membutuhkan kontraksi 8 otot.
Re(#eks Segmen spina#
*iseps 6>
*rakioraia#is 65
-riseps 6=-enon pate##a A
amstring meia# A>
A$!i##es +1
iii. Nilai adanya re(leks Dabinski dan &o((man )hasil positi( menunjukkan
lesi u$$er motor neuron*
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
9/42
i". Nilai gaya berjalan pasien dan identi(ikasi de(isit serebelum dengan
melakukan tes dismetrik )tes pergerakan jari-ke-hidung, pergerakan tumit-
ke-tibia*, tes disdiadokokinesia, dan tes keseimbangan )omberg dan
omberg modi(ikasi*.
g. /emeriksaan k!usus
i. /erdapat > tanda non-organik pada pasien dengan gejala nyeri tetapi tidak
ditemukan etiologi secara anatomi. ada beberapa pasien dengan > tanda
ini ditemukan mengalami hipokondriasis, histeria, dan depresi.
ii. Kelima tanda ini adalah:
• #istribusi nyeri super(isial atau non-anatomik
• $angguan sensorik atau motorik non-anatomik
• Eerbalisasi berlebihan akan nyeri )o"er-reakti(*
•
eaksi nyeri yang berlebihan saat menjalani tes ! pemeriksaannyeri.
• Keluhan akan nyeri yang tidak konsisten )berpindah-pindah* saat
gerakan yang sama dilakukan pada posisi yang berbeda )distraksi*
0. /emeriksaan E#ektromiogra(i EM45
a. embantu mencari penyebab nyeri akut ! kronik pasien
b. engidenti(ikasi area persara(an ! cedera otot (okal atau di(us yang terkenac. engidenti(ikasi atau menyingkirkan kemungkinan yang berhubungan dengan
rehabilitasi, injeksi, pembedahan, atau terapi obat.
d. embantu menegakkan diagnosise. emeriksaan serial membantu pemantauan pemulihan pasien dan respons
terhadap terapi(. ndikasi: kecurigaan sara( terjepit, mono- ! poli-neuropati, radikulopati.
6. /emeriksaan sensorik kuantitati(
a. emeriksaan sensorik mekanik )tidak nyeri*: getaran b. emeriksaan sensorik mekanik )nyeri*: tusukan jarum, tekanan
c. emeriksaan sensasi suhu )dingin, hangat, panas*
d. emeriksaan sensasi persepsi
7. /emeriksaan raio#ogi
a. Inikasi8
i. pasien nyeri dengan kecurigaan penyakit degenerati( tulang belakang
ii. pasien dengan kecurigaan adanya neoplasma, in(eksi tulang belakang,
penyakit in(lamatorik, dan penyakit "ascular.
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
10/42
iii. asien dengan de(isit neurologis motorik, kolon, kandung kemih, atau
ereksi.i". asien dengan riwayat pembedahan tulang belakang
". $ejala nyeri yang menetap 8 minggu
b. /emi#i!an pemeriksaan raio#ogi: bergantung pada lokasi dan karakteristik
nyeri.
i. %oto polos: untuk skrining inisial pada tulang belakang )(raktur,
ketidaksegarisan "ertebra, spondilolistesis, spondilolisis, neoplasma*ii. : gold standard dalam menge"aluasi tulang belakang )herniasi diskus,
stenosis spinal, osteomyelitis, in(eksi ruang diskus, keganasan, kompresi
tulang belakang, in(eksi*
iii. 6/-scan: e"aluasi trauma tulang belakang, herniasi diskus, stenosis spinal.
i". adionuklida %one-scan: sangat bagus dalam mendeteksi perubahan
metabolisme tulang )mendeteksi osteomyelitis dini, (raktur kompresi yangkecil!minimal, keganasan primer, metastasis tulang*
9. Asesmen psiko#ogi
a. Nilai mood pasien, apakah dalam kondisi cemas, ketakutan, depresi.
b. Nilai adanya gangguan tidur, masalah terkait pekerjaanc. Nilai adanya dukungan sosial, interaksi sosial
FARMA,':'4I '*A- ANA:4ESI,
1. :iokain tempe# Lidocaine patch5 0;
a. Derisi lidokain > )= mg*.
b. ekanisme kerja: memblok akti"itas abnormal di kanal natrium neuronal.$. emberikan e(ek analgesik yang cukup baik ke jaringan lokal, tanpa adanya e(ek
anestesi )baal*, bekrja secara peri(er sehingga tidak ada e(ek samping sistemik
. ndikasi: sangat baik untuk nyeri neuropatik )misalnya neuralgia pasca-herpetik,
neuropati diabetik, neuralgia pasca-pembedahan*, nyeri punggung bawah, nyeri
mio(asial, osteoarthritis
e. 7(ek samping: iritasi kulit ringan pada tempat menempelnya lidokain
(. #osis dan cara penggunaan: dapat memakai hingga 4 $atches di area yang paling
nyeri )kulit harus intak, tidak boleh ada luka terbuka*, dipakai selama F12 jam
dalam periode 2 jam.
2. utectic Mi!ture o" Local #nesthetics $ML#%
a. engandung lidokain 2,> dan prilokain 2,>
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
11/42
b. ndikasi: anestesi topical yang diaplikasikan pada kulit yang intak dan pada
membrane mukosa genital untuk pembedahan minor super(isial dan sebagai pre-
medikasi untuk anestesi in(iltrasi.
$. ekanisme kerja: e(ek anestesi )baal* dengan memblok total kanal natrium sara(
sensorik.. Onset kerjanya bergantung pada jumlah krim yang diberikan. 7(ek anesthesia
lokal pada kulit bertahan selama 2-4 jam dengan ditutupi kassa oklusi( dan
menetap selama 1-2 jam setelah kassa dilepas.
e. Kontraindikasi: methemoglobinemia idiopatik atau kongenital.
(. #osis dan cara penggunaan: oleskan krim 7A3 dengan tebal pada kulit dan
tutuplah dengan kassa oklusi(.
3. /arasetamo#
a. 7(ek analgesik untuk nyeri ringan-sedang dan anti-piretik. #apat dikombinasikandengan opioid untuk memperoleh e(ek anelgesik yang lebih besar.
b. #osis: 1 mg!kgDD!kali dengan pemberian 4- kali sehari. Bntuk dewasa dapat
diberikan dosis 4- kali > mg perhari.
. 'bat Anti%In(#amasi Non%Steroi 'AINS5
a. 7(ek analgesik pada nyeri akut dan kronik dengan intensitas ringan-sedang, anti-
piretik
b. Kontraindikasi: pasien dengan /riad %ranklin )polip hidung, angioedema, dan
urtikaria* karena sering terjadi reaksi ana(ilaktoid.
$. 7(ek samping: gastrointestinal )erosi ! ulkus gaster*, dis(ungsi renal, peningkatan
enGim hati.
. Ketorolak:
i. merupakan satu-satunya O3N+ yang tersedia untuk parenteral. 7(ekti(
untuk nyeri sedang-berat
ii. berman(aat jika terdapat kontraindikasi opioid atau dikombinasikan
dengan opioid untuk mendapat e(ek sinergistik dan meminimalisasi e(ek
samping opioid )depresi pernapasan, sedasi, stasis gastrointestinal*. +angat
baik untuk terapi multi-analgesik.
0. E(ek ana#gesik paa Antiepresan
a. ekanisme kerja: memblok pengambilan kembali norepine(rin dan serotonin
sehingga meningkatkan e(ek neurotransmitter tersebut dan meningkatkan akti"asi
neuron inhibisi nosisepti(.
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
12/42
b. ndikasi: nyeri neuropatik )neuropati #, neuralgia pasca-herpetik, cedera sara(
peri(er, nyeri sentral*
$. 6ontoh obat yang sering dipakai: amitriptilin, imipramine, despiramin: e(ek
antinosisepti( peri(er. #osis: > ; 4 mg, sekali sehari.
6. Anti%kon
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
13/42
(. /itrasi: terbukti meningkatkan toleransi pasien terhadap medikasi, terutama
digunakan pada pasien nyeri kronik dengan riwayat toleransi yang buruk terhadap
pengobatan atau memiliki risiko tinggi jatuh.
>awa# titrasi tramao#/rotoko# -itrasi Dosis inisia# >awa# titrasi Direkomenasikan
untuk
/itrasi 1-hari ' >mg
selama 4 hari
• 2 ' >mg selama 4 hari.
• Naikkan menjadi 4 ' >mg selama 4
hari.
• Aanjutkan dengan ' >mg.
• #apat dinaikkan sampai tercapai e(ek
analgesik yang diinginkan.
• Aanjut usia
• isiko jatuh
• +ensiti"itas
medikasi
/itrasi 15-hari ' 2>mg
selama 4 hari
• 2 ' 2>mg selama 4 hari.
• Naikkan menjadi 4 ' 2>mg selama 4
hari.
• Naikkan menjadi ' 2>mg selama 4
hari.
• Naikkan menjadi 2 ' >mg dan 2 '
2>mg selama 4 hari.
• Naikkan menjadi ' >mg.
• #apat dinaikkan sampai tercapai e(ek
analgesik yang diinginkan.
• Aanjut usia
• isiko jatuh
• +ensiti"itas
medikasi
1. 'pioi
a. erupakan analgesik poten )tergantung-dosis* dan e(eknya dapat ditiadakan oleh
nalokson.
b. 6ontoh opioid yang sering digunakan: mor(in, su(entanil, meperidin.c. #osis opioid disesuaikan pada setiap indi"idu, gunakanlah titrasi.
d. 3diksi terhadap opioid sangat jarang terjadi bila digunakan untuk
penatalaksanaan nyeri akut.
e. 7(ek samping:i. #epresi pernapasan, dapat terjadi pada:
• O"erdosis : pemberian dosis besar, akumulasi akibat pemberian
secara in(us, o$ioid long acting
• emberian sedasi bersamaan )benGodiaGepin, antihistamin,
antiemetik tertentu*
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
14/42
• 3danya kondisi tertentu: gangguan elektrolit, hipo"olemia, uremia,
gangguan respirasi dan peningkatan tekanan intrakranial.
• &%structive slee$ a$noes atau obstruksi jalan na(as intermiten
ii. +edasi: adalah indikator yang baik untuk dan dipantau dengan
menggunakan skor seasi, yaitu:
• < sadar penuh
• 1 < sedasi ringan, kadang mengantuk, mudah dibangunkan
• 2 < sedasi sedang, sering secara konstan mengantuk, mudah
dibangunkan
• 4 < sedasi berat, somnolen, sukar dibangunkan
• + < tidur normal
iii. +istem +ara( usat:
• 7u(oria, halusinasi, miosis, kekakukan otot• emakai 3O : pemberian petidin dapat menimbulkan koma
i". /oksisitas metabolit
• etidin )norpetidin* menimbulkan tremor, t'itching , mioklonus
multi(okal, kejang
• etidin tidak boleh digunakan lebih dari =2 jam untuk
penatalaksanaan nyeri pasca-bedah
• emberian mor(in kronik: menimbulkan gangguan (ungsi ginjal,
terutama pada pasien usia 8 = tahun
". 7(ek kardio"askular :• /ergantung jenis, dosis, dan cara pemberian0 status "olume
intra"ascular0 serta le"el akti"itas simpatetik
• or(in menimbulkan "asodilatasi
• etidin menimbulkan takikardi
"i. $astrointestinal: ual, muntah. /erapi untuk mual dan muntah: hidrasi
dan pantau tekanan darah dengan adekuat, hindari pergerakan berlebihan
pasca-bedah, atasi kecemasan pasien, obat antiemetic.
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
15/42
/erbaningan 'bat%'batan Anti%Emetik
,ategori Metok#oprami Droperio#?
butiro(enon
'nansetron /rok#orpera@in?
(enotia@in
#urasi )jam* -5 )dosis rendah*
2 )dosis tinggi*
?-2 5
7(ek samping:
• 7kstrapiramidal
• 3nti-kolinergik
• +edasi
JJ
-
J
JJ
J
J
-
-
-
J
J
J
#osis )mg* 1 ,2>-,> 12,>
%rekuensi /iap -5 jam /iap -5 jam /iap 12 jam /iap 5-? jam
Ialur pemberian Oral, E, E, Oral, E Oral,
(. emberian Oral:
i. sama e(ekti(nya dnegan pemberian parenteral pada dosis yang sesuai.ii. #igunakan segera setelah pasien dapat mentoleransi medikasi oral.
g. njeksi intramuscular:i. merupakan rute parenteral standar yang sering digunakan.
ii. Namun, injeksi menimbulkan nyeri dan e(ekti(itas penyerapannya tidak
dapat diandalkan.
iii. inari pemberian "ia intramuscular sebisa mungkin.h. njeksi subkutan
i. njeksi intra"ena:
i. ilihan perenteral utama setelah pembedahan major.
ii. #apat digunakan sebagai bolus atau pemberian terus-menerus )melalui
in(us*.
iii. /erdapat risiko depresi pernapasan pada pemberian yang tidak sesuai
dosis.
j. njeksi supraspinal:
i. Aokasi mikroinjeksi terbaik: mesence$halic $eriaueductal gray (PA).ii. ekanisme kerja: memblok respons nosisepti( di otak.
iii. Opioid intraserebro"entrikular digunakan sebagai pereda nyeri pada
pasien kanker.k. njeksi spinal )epidural, intratekal*:
i. +ecara selekti( mengurangi keluarnya neurotransmitter di neuron kornu
dorsalis spinal.ii. +angat e(ekti( sebagai analgesik.
iii. &arus dipantau dengan ketat
l. njeksi eri(er i. emberian opioid secara langsung ke sara( peri(er menimbulkan e(ek
anestesi lokal )pada konsentrasi tinggi*.
ii. +ering digunakan pada: sendi lutut yang mengalami in(lamasi2
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
16/42
MANA>EMEN NYERI A,-
1. Nyeri akut merupakan nyeri yang terjadi F 5 minggu.
2. Aakukan asesmen nyeri: mulai dari anamnesis hingga pemeriksaan penunjang.4. /entukan mekanisme nyeri:
a. Nyeri somatik8
i. #iakibatkan adanya kerusakan jaringan yang menyebabkan pelepasan Gatkima dari sel yang cedera dan memediasi in(lamasi dan nyeri melalui
nosiseptor kulit.ii. Karakteristik: onset cepat, terlokalisasi dengan baik, dan nyeri bersi(at
tajam, menusuk, atau seperti ditikam.
iii. 6ontoh: nyeri akibat laserasi, s$rain, (raktur, dislokasi.
b. Nyeri
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
17/42
iii. Iika langkah 1 dan 2 kurang e(ekti( ! nyeri menjadi sedang-berat, dapat
ditingkatkan menjadi #angka! 3 )ganti dengan opioid kuat dan prn
analgesik dalam kurun waktu 2 jam setelah langkah 1*.
i". enggunaan opioid harus dititrasi. Opioid standar yang sering digunakan
adalah mor(in, kodein.". Iika pasien memiliki kontraindikasi absolut O3N+, dapat diberikan
opioid ringan."i. Iika (ase nyeri akut pasien telah terlewati, lakukan pengurangan dosis
secara bertahap
• ntra"ena: antikon"ulsan, ketamine, O3N+, opioid
• Oral: antikon"ulsan, antidepresan, antihistamin, an'iolytic,
kortikosteroid, anestesi lokal, O3N+, opioid, tramadol.
• ektal )supositoria*: parasetamol, aspirin, opioid, (enotiaGin
• /opical: lidokain patch, 7A3• +ubkutan: opioid, anestesi lokal=
3&Step '(O #nalgesic Ladder )
Keterangan:
• $atch (entanyl tidak boleh digunakan untuk nyeri akut karena tidak sesuai indikasi dan
onset kerjanya lama.
• Bntuk nyeri kronik: pertimbangkan pemberian terapi analgesik adju"ant )misalnya
amitriptilin, gabapentin*.stilah:
• N+3#: non-steroidal anti-inflammatory drug
• +!: slo' release
• N: when reLuired
"ii. Derikut adalah algoritma pemberian opioid intermiten )prn* intra"ena
untuk nyeri akut, dengan syarat:
• &anya digunakan oleh sta( yang telah mendapat instruksi
• /idak sesuai untuk pemberian analgesik secara rutin di ruang rawat
inap biasa
• 7(ek puncak dari dosis intra"ena dapat terjadi selama 1> menit
sehingga semua pasien harus diobser"asi dengan ketat selama (ase
ini.
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
18/42
A#goritma
3&Step '(O #nalgesic Ladder
)
Keterangan:
• $atch (entanyl tidak boleh digunakan untuk nyeri akut karena tidak sesuai indikasi dan
onset kerjanya lama.
• Bntuk nyeri kronik: pertimbangkan pemberian terapi analgesik adju"ant )misalnya
amitriptilin, gabapentin*.
stilah:
• N+3#: non-steroidal anti-inflammatory drug
• +!: slo' release
• N: when reLuired
"iii. Derikut adalah algoritma pemberian opioid intermiten )prn* intra"ena
untuk nyeri akut, dengan syarat:
• &anya digunakan oleh sta( yang telah mendapat instruksi
• /idak sesuai untuk pemberian analgesik secara rutin di ruang rawat
inap biasa
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
19/42
• 7(ek puncak dari dosis intra"ena dapat terjadi selama 1> menit
sehingga semua pasien harus diobser"asi dengan ketat selama (ase
ini.
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
20/42
A#goritma /emberian 'pioi Intermiten Intra
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
21/42
iC. Mana&emen e(ek samping8
opioi
− ual dan muntah: antiemetic
− Konstipasi: berikan stimulant buang air besar, hindari
laksati( yang mengandung serat karena dapat menyebabkan
produksi gas-kembung-kram perut.
− $atal: pertimbangkan untuk mengganti opioid jenis lain,
dapat juga menggunakan antihistamin.
− ioklonus: pertimbangkan untuk mengganti opioid, atau
berikan benGodiaGepine untuk mengatasi mioklonus.
− #epresi pernapasan akibat opioid: berikan nalokson
)campur ,mg nalokson dengan Na6l ,9 sehingga total
"olume mencapai 1ml*. Derikan ,2 mg ),>ml* bolus
setiap menit hingga kecepatan pernapasan meningkat.
#apat diulang jika pasien mendapat terapi opioid jangka
panjang.
• 'AINS:
− $angguan gastrointestinal: berikan ($roton $um$
inhi%itor)
− erdarahan akibat dis(ungsi platelet: pertimbangkan untuk
mengganti O3N+ yang tidak memiliki e(ek terhadap
agregasi platelet.
b. embedahan: injeksi epidural, supraspinal, in(iltrasi anestesi lokal di tempat nyeri.
c. Non-(armakologi:i. Olah raga
ii. mobilisasi
iii. ijati". elaksasi
". +timulasi sara( transkutan elektrik ?
0. Fo##ow%up " asesmen u#ang
a. 3sesmen ulang sebaiknya dilakukan dengan inter"al yang teratur.
b. anduan umum:
i. emberian parenteral: 4 menitii. emberian oral: 5 menit
iii. nter"ensi non-(armakologi: 4-5 menit.
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
22/42
6. /en$ega!an
a. 7dukasi pasien:i. Derikan in(ormasi mengenai kondisi dan penyakit pasien, serta
tatalaksananya.
ii. #iskusikan tujuan dari manajemen nyeri dan man(aatnya untuk pasieniii. Deritahukan bahwa pasien dapat mengubungi tim medis jika memiliki
pertanyaan ! ingin berkonsultasi mengenai kondisinya.i". asien dan keluarga ikut dilibatkan dalam menyusun manajemen nyeri
)termasuk penjadwalan medikasi, pemilihan analgesik, dan jadwal
control*. b. Kepatuhan pasien dalam menjalani manajemen nyeri dengan baik
7. Meikasi saat pasien pu#ang
a. asien dipulangkan segera setelah nyeri dapat teratasi dan dapat berakti"itasseperti biasa ! normal.
b. emilihan medikasi analgesik bergantung pada kondisi pasien.
?. Derikut adalah algoritma asesmen dan manajemen nyeri akut:
A#goritma Asesmen Nyeri Akut7
6asien mengeluhn eri
Nyeri neuropatik
%yeri bersiat menalar,
rasa terbakar,kesemutan, tidak
Nyeri viseral
%yeri bersiat dius,
seperti ditekan bendaberat, nyeri tumpul
Nyeri somatic
%yeri bersiat taam,
menusuk, terlokalisir,seperti ditikam
!entukan mekanisme nyeri;pasien dapat mengalami 4 )
Apakah nyeriberlangsung 4
• Bihat manaemen nyeri
kronik
• 6ertimbangkan untuk
meruuk ke spesialisyang sesuai
6rioritas utama*identi>kasi dan atasi
Apakah etiologi nyeribersiat reversibel?
Asesmen nyeri
Anamnesis danpemeriksaan >sik
ya
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
23/42
A#goritma Mana&emen Nyeri Akut7
tida
tida
ya
Nyeri neuropatik
• Antikonvulsan
• ortikosteroid• =lok neuron
• OAI%S
• Opioid
Antidepresan trisiklik
Nyeri somatic
• 6arasetamol
• Cold packs• ortikosteroid
• Anestesi lokal ;topi3al /
in>ltrasi<
• OAI%S
O ioid
Nyeri viseral
• ortikosteroid
• Anestesi lokal intraspinal• OAI%S
• Opioid
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
24/42
MANA>EMEN NYERI ,R'NI,
1. Aakukan asesmen nyeri:
a. anamnesis dan pemeriksaan (isik )karakteristik nyeri, riwayat manajemen nyeri
sebelumnya*
b. pemeriksaan penunjang: radiologi
c. asesmen (ungsional:i. nilai akti"itas hidup dasar )3#A*, identi(ikasi kecacatan ! disabilitas
ii. buatlah tujuan (ungsional spesi(ik dan rencana perawatan pasien
iii. nilai e(ekti(itas rencana perawatan dan manajemen pengobatan
2. tentukan mekanisme nyeri:
a. manajemen bergantung pada jenis ! klasi(ikasi nyerinya. b. asien sering mengalami 8 1 jenis nyeri.
c. /erbagi menjadi jenis:
i. Nyeri neuropatik8
• disebabkan oleh kerusakan ! dis(ungsi sistem somatosensorik.
• 6ontoh: neuropati #, neuralgia trigeminal, neuralgia pasca-
herpetik.
• Karakteristik: nyeri persisten, rasa terbakar, terdapat penjalaran
nyeri sesuai dengan persara(annya, baal, kesemutan, alodinia.
• %ibromyalgia: gatal, kaku, dan nyeri yang di(us pada
musculoskeletal )bahu, ekstremitas*, nyeri berlangsung selama 8
4bulan
ii. Nyeri otot: tersering adalah nyeri mio(asial• mengenai otot leher, bahu, lengan, punggung bawah, panggul, dan
ekstremitas bawah.
• Nyeri dirasakan akibat dis(ungsi pada 1!lebih jenis otot, berakibat
kelemahan, keterbatasan gerak.
• Diasanya muncul akibat akti"itas pekerjaan yang repetiti"e.
• /atalaksana: mengembalikan (ungsi otot dengan (isioterapi,
identi(ikasi dan manajemen (aktor yang memperberat )postur,
gerakan repetiti"e, (aktor pekerjaan*
iii. Nyeri in(#amasi )dikenal juga dengan istilah nyeri nosisepti(*:
• 6ontoh: artritis, in(eksi, cedera jaringan )luka*, nyeri pasca-operasi
• Karakteristik: pembengkakan, kemerahan, panas pada tempat
nyeri. /erdapat riwayat cedera ! luka.
tida
tida
tida
tida
ya
ya
ya
ya
$anaemeneek
ColloD(up /nilai ulang
Eeksamping
6ilih alternati terapi yang
embali kekotak
Ftentukanmekanisme
G
at
manaemenyeri kronik
rtimbangkanntuk meruuke spesialis
Apakahnyeri 4
$ekanismenyeri
Analgesik
Pencegahan
• Edukasi pasien
• !erapi armakologi
• onsultasi ;ika perlu<
• 6rosedur pembedahan
• %on(armakologi
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
25/42
• /atalaksana: manajemen proses in(lamasi dengan antibiotic !
antirematik, O3N+, kortikosteroid.
i
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
26/42
Ren$ana /erawatan /asien Nyeri ,ronik
1. -etapkan tu&uan
€ erbaiki skor kemampuan (ungsional )3#A* menjadi:MMMM pada tanggal: MMMMMMMMM
€ Kembali ke akti"itas spesi(ik, hobi, olahragaMMMMMMMMMMMM pada tanggal: MMMMMMMMM
a. MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
b. MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
c. MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
€ Kembali ke € kerja terbatas! atau € kerja normal pada tanggal: MMMMMMMMMM
2. /erbaikan tiur goal: MMMMMMM jam!malam, saat ini: MMMMMMMM jam!malam*
€ kuti rencana tidur dasar
a. &indari ka(ein dan tidur siang, relaksasi sebeum tidur, pergi tidur pada jam yang
ditentukan MMMMMMMMMMMMM
€ $unakan medikasi saat mau tidur
a. MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM b. MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
c. MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
3. -ingkatkan akti
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
27/42
ii. asien harus berpartisipasi dalam program latihan untuk meningkatkan
(ungsiiii. #okter dapat mempertimbangkan penekatan peri#aku kogniti( dengan
restorasi (ungsi untuk membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan
(ungsi.• Deritahukan kepada pasien bahwa nyeri kronik adalah masalah
yang rumit dan kompleks. /atalaksana sering mencakup
manajemen stress, latihan (isik, terapi relaksasi, dan sebagainya
• Deritahukan pasien bahwa (ocus dokter adalah manajemen
nyerinya
• 3jaklah pasien untuk berpartisipasi akti( dalam manajemen nyeri
• Derikan medikasi nyeri yang teratur dan terkontrol
• Iadwalkan control pasien secara rutin, jangan biarkan penjadwalan
untuk control dipengaruhi oleh peningkatan le"el nyeri pasien.
• Dekerjasama dengan keluarga untuk memberikan dukungan
kepada pasien
• Dantulah pasien agar dapat kembali bekerja secara bertahap
• 3tasi keengganan pasien untuk bergerak karena takut nyeri.
i". anajemen psikososial )atasi depresi, kecemasan, ketakutan pasien*
b. Mana&emen #e, krim anestesi*
− O3N+, kortikosteroid, opioid
− anestesi regional: blok simpatik, blok epidural ! intratekal,
in(us epidural ! intratekal
− terapi berbasis-stimulasi: akupuntur, stimulasi spinal, pijat
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
28/42
− rehabilitasi (isik: bidai, manipulasi, alat bantu, latihan
mobilisasi, metode ergonomis
− prosedur ablasi: kordomiotomi, ablasi sara( dengan
radio(rekuensi
− terapi lainnya: hypnosis, terapi relaksasi )mengurangi
tegangan otot dan toleransi terhadap nyeri*, terapi perilaku
kogniti( )mengurangi perasaan terancam atau tidak nyaman
karena nyeri kronis*
ii. nyeri otot
• lakukan skrining terhadap patologi medis yang serius, (aktor
psikososial yang dapat menghambat pemulihan
• berikan program latihan secara bertahap, dimulai dari latihan
dasar ! awal dan ditingkatkan secara bertahap.
• ehabilitasi (isik:
− %itness: angkat beban bertahap, kardio"askular,
(leksibilitas, keseimbangan
− mekanik
− pijat, terapi akuatik
• manajemen perilaku:
− stress ! depresi
− teknik relaksasi
− perilaku kogniti(
− ketergantungan obat
− manajemen amarah
• terapi obat:
− analgesik dan sedasi
− antidepressant
− opioid jarang dibutuhkan
iii. nyeri in(#amasi
• control in(lamasi dan atasi penyebabnya
• obat anti-in(lamasi utama: O3N+, kortikosteroid
i
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
29/42
• enanganan e(ekti(: dekompresi dengan pembedahan atau
stabilisasi, bidai, alat bantu.
• edikamentosa kurang e(ekti(. Opioid dapat digunakan untuk
mengatasi nyeri saat terapi lain diaplikasikan.
$. Mana&emen #e
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
30/42
Skor DIRE Diagnosis? Intra$tibi#ity? Risk? E((i$a$y5=
Skor Faktor /en&e#asan
Diagnosis 1 < kondisi kronik ringan dengan temuan objekti( minimal atau tidak adanya
diagnosis medis yang pasti. isalnya: (ibromyalgia, migraine, nyeri punggung
tidak spesi(ik.
2 < kondisi progresi( perlahan dengan nyeri sedang atau kondisi nyeri sedang
menetap dengan temuan objekti( medium. isalnya: nyeri punggung dengan
perubahan degenerati( medium, nyeri neuropatik.
4 < kondisi lanjut dengan nyeri berat dan temuan objekti( nyata. isalnya:
penyakit iskemik "ascular berat, neuropati lanjut, stenosis spinal berat.
Intra$tabi#ity
keter#ibatan
5
1 < pemberian terapi minimal dan pasien terlibat secara minimal dalam
manajemen nyeri
2 < beberapa terapi telah dilakukan tetapi pasien tidak sepenuhnya terlibat dalam
manajemen nyeri, atau terdapat hambatan )(inansial, transportasi, penyakit medis*4 < pasien terlibat sepenuhnya dalam manajemen nyeri tetapi respons terapi tidak
adekuat.
Risiko R5 < jumlah skor J K J J #
sikologi 1 < dis(ungsi kepribadian yang berat atau gangguan jiwa yang mempengaruhi
terapi. isalnya: gangguan kepribadian, gangguan a(ek berat.
2 < gangguan jiwa ! kepribadian medium!sedang. isalnya: depresi, gangguan
cemas.
4 < komunikasi baik. /idak ada dis(ungsi kepribadian atau gangguan jiwa yang
signi(ikan
Kesehatan 1 < penggunaan obat akhir-akhir ini, alkohol berlebihan, penyalahgunaan obat.2 < medikasi untuk mengatasi stress, atau riwayat remisi psiko(armaka
4 < tidak ada riwayat penggunaan obat-obatan.
eliabilitas 1 < banyak masalah: penyalahgunaan obat, bolos kerja ! jadwal control,
komplians buruk 2 < terkadang mengalami kesulitan dalam komplians, tetapi secara keseluruhan
dapat diandalkan
4 < sangat dapat diandalkan )medikasi, jadwal control, dan terapi*
#ukungan
sosial
1 < hidup kacau, dukungan keluarga minimal, sedikit teman dekat, kehilangan
peran dalam kehidupan normal
2 < kurangnya hubungan dengan oral dan kurang berperan dalam sosisl4 < keluarga mendukung, hubungan dekat. /erlibat dalam kerja!sekolah, tidak ada
isolasi sosial
E(ikasi 1 < (ungsi buruk atau pengurangan nyeri minimal meski dengan penggunaan
dosis obat sedang-tinggi
2 < (ungsi meningkat tetapi kurang e(isien )tidak menggunakan opioid dosis
sedang-tinggi*
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
31/42
4 < perbaikan nyeri signi(ikan, (ungsi dan kualitas hidup tercapai dengan dosis
yang stabil.
Skor tota# < # J J J 7
,eterangan8
+kor =-14: tidak sesuai untuk menjalani terapi opioid jangka panjang+kor 1-21: sesuai untuk menjalani terapi opioid jangka panjang
iii. nter"ensi: injeksi spinal, blok sara(, stimulator spinal, in(us intratekal,
injeksi intra-sendi, injeksi epidural
i
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
32/42
A#goritma Asesmen Nyeri ,ronik =
6asien mengeluhn eri
Asesmen nyeri
• Anamnesis
• 6emeriksaan >sik
6emeriksaan ungsi • 6asien dapat mengalami
enis nyeri dan aktoryang mempengaruhiyang beragam
!entukan mekanisme
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
33/42
A#goritma Mana&emen Nyeri ,ronik =
y
y
tida
tida
Algoritma ManajemenNyeri Kronik
Asesmen lainnya
• $asalah pekeraan dan
disabilitas
• Asesmen psikologi dan spiritual
Caktor yang mempengaruhi dan
Atasi etiologi nyerisesuai indikasi
6antau dan observasi
Apakah etiologinyadapat dikoreksi /
Apakah nyeri
kronik?
Nyeri
mekanis/kompresi
• %yeri punggung baDah
• %yeri leher
• %yeri mus3uloskeletal
;bahu, siku<
Nyeri neuropatik
erier ;sindrom nyeri
regional kompleks,neuropati IV,gangguan metabolik<
entral ;6arkinson,
multiple sclerosis,mielopati, nyeri pas3a(stroke, sindrom
Nyeri infamasi
• Artropati inHamasi
;rematoidartritis<
• Ineksi
%yeri pas3a(
Nyeri otot
%yerimioasial
Prinsip level 1
=uatlah ren3ana dan tetapkan tuuan
ehabilitasi >sik dengan tuuan ungsional
$anaemen psikososial dengan tuuan
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
34/42
MANA>EMEN NYERI /ADA /EDIA-RI,
1. re"alensi nyeri yang sering dialami oleh anak adalah: sakit kepala kronik, trauma, sakit
perut dan (aktor psikologi
2. +istem nosisepti( pada anak dapat memberikan respons yang berbeda terhadap kerusakan
jaringan yang sama atau sederajat.4. Neonates lebih sensiti( terhadap stimulus nyeri
. Derikut adalah algoritma manajemen nyeri mendasar pada pediatrik:
A#goritma Mana&emen Nyeri Menasar /aa /eiatrik 1
1. Asesmen nyeri paa anak
2. Diagnosis penyebab primer an sekuner
3. /i#i! terapi yang sesuai
. Imp#ementasi ren$ana mana&emen nyeri
tida
y
ytida
Asesmen hasil
Rencana peraatan
selanjutnya oleh pasien
Manajemen level !
• uuk ke tim
interdisiplin, atau
• uuk ke klinik khusus
manaemen nyeri
!elahmelakukanmanaemenlevel ) dengan
!uuanterpenuhi?
• Cungsi
• enyamanan
Bayanan primer untukmengukur pen3apaian tuuan
dan meninau ulang ren3ana
Manajemen level 1lainnya
• Carmakologi ;skor #IE<
• Intervensi
Manajemen level 1"Nyeri
Manajemen level1"
Manajemenlevel 1"
Manajemen level1"
• %ilai karakteristik nyeri
• Bakukan pemeriksaan medis dan penunang yang
sesuai
• Evaluasi kemungkinan adanya keterlibatanmekanisme nosisepti dan neuropatik
• omponen nosisepti dan neuropatik yang ada saat
ini
• umpulkan geala(geala >sik yang ada
Non#o$at
• ogniti
• Cisik
• perilaku
%$at
• Analgesik
• Analgesik aduvant
• anestesi
=erikan umpan balik mengenai penyebab dan aktor yang mempengaruhi nyeri kepada
orang tua ;dan anak<
=erikan ren3ana manaemen yang rasional dan terintegrasi
Asesmen ulang nyeri pada anak se3ara rutin
Evaluasi eekti>tas ren3ana manaemen nyeri
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
35/42
>. emberian analgesik:
a. *y t!e #aer: pemberian analgesik secara bertahap sesuai dengan le"el nyeri
anak )ringan, sedang, berat*.
i. 3walnya, berikan analgesik ringan-sedang )le"el 1*.
ii. Iika nyeri menetap dengan pemberian analgesik le"el 1, naiklah ke le"el 2
)pemberian analgesik yang lebih poten*.
iii. ada pasien yang mendapat terapi opioid, pemberian parasetamol tetap
diaplikasikan sebagai analgesik adju"ant.i". 3nalgesik adju"ant
• erupakan obat yang memiliki indikasi primer bukan untuk nyeri
tetapi dapat bere(ek analgesik dalam kondisi tertentu.
• ada anak dengan nyeri neuropatik, dapat diberikan analgesik
adju"ant sebagai le"el 1.
• 3nalgesik adju"ant ini lebih spesi(ik dan e(ekti( untuk mengatasi
nyeri neuropatik.
• Kategori:
− 3nalgesik multi-tujuan: antidepressant, agonis adrenergic
al(a-2, kortikosteroid, anestesi topical.
− 3nalgesik untuk nyeri neuropatik: antidepressant,
antikon"ulsan, agonis $3D3, anestesi oral-lokal
− 3nalgesik untuk nyeri musculoskeletal: relaksan otot,
benGodiaGepine, inhibitor osteoklas, radio(armaka.
b. *y t!e $#o$k: mengacu pada waktu pemberian analgesik.i. emberian haruslah teratur, misalnya: setiap -5 jam )disesuaikan dengan
masa kerja obat dan derajat keparahan nyeri pasien*, tidak boleh prn )jika
perlu* kecuali episode nyeri pasien benar-benar intermiten dan tidak dapat
diprediksi.
c. by t!e $!i#: mengacu pada peemberian analgesik yang sesuai dengan kondisi
masing-masing indi"idu.
i. Aakukan monitor dan asesmen nyeri secara teratur
ii. +esuaikan dosis analgesik jika perlu
d. *y t!e mout!: mengacu pada jalur pemberian oral.
i. Obat harus diberikan melalui jalur yang paling sederhana, tidak in"asi"e,
dan e(ekti(0 biasanya per oral.
ii. Karena pasien takut dengan jarum suntik, pasien dapat menyangkal bahwa
mereka mengalami nyeri atau tidak memerlukan pengobatan.
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
36/42
iii. Bntuk mendapatkan e(ek analgesik yang cepat dan langsung, pemberian
parenteral terkadang merupakan jalur yang paling e(isien.i". Opioid kurang poten jika diberikan per oral.
". +ebisa mungkin jangan memberikan obat "ia intramuscular karena nyeri
dan absorbsi obat tidak dapat diandalkan."i. n(us kontinu memiliki keuntungan yang lebih dibandingkan , E, dan
subkutan intermiten, yaitu: tidak nyeri, mencegah terjadinya
penundaan!keterlambatan pemberian obat, memberikan control nyeri yang
kontinu pada anak.
• ndikasi: pasien nyeri di mana pemberian per oral dan opioid
parenteral intermiten tidak memberikan hasil yang memuaskan,
adanya muntah hebat )tidak dapat memberikan obat per oral*
e. Ana#gesik an anestesi regiona#8 epiura# atau spina#i. +angat berguna untuk anak dengan nyeri kanker stadium lanjut yang sulit
diatasi dengan terapi konser"ati(.
ii. &arus dipantau dengan baik
iii. Derikan edukasi dan pelatihan kepada sta(, ketersediaan segera obat-
obatan dan peralatan resusitasi, dan pencatatan akurat mengenai tanda
"ital ! skor nyeri.
(. anajemen nyeri kronik: biasanya memiliki penyebab multipel, dapat melibatkan
komponen nosisepti( dan neuropatik
i. Aakukan anamnesis dan pemeriksaan (isik menyeluruhii. emeriksaan penunjang yang sesuai
iii. 7"aluasi (aktor yang mempengaruhi
i". rogram terapi: kombinasi terapi obat dan non-obat )kogniti(, (isik, dan
perilaku*.
". Aakukan pendekatan multidisiplin
g. Derikut adalah tabel obat-obatan non-opioid yang sering digunakan untuk anak:
'bat%obatan non%opioi
'bat Dosis ,eteranganarasetamol 1-1>mg!kgDD oral, setiap
-5 jam
7(ek antiin(lamasi kecil, e(ek gastrointestinal dan
hematologi minimal
bupro(en >-1mg!kgDD oral, setiap 5-
? jam
7(ek antiin(lamasi. &ati-hati pada pasien dengan
gangguan hepar!renal, riwayat perdarahan
gastrointestinal atau hipertensi.
Naproksen 1-2mg!kgDD!hari oral, 7(ek antiin(lamasi. &ati-hati pada pasien dengan
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
37/42
terbagi dalam 2 dosis dis(ungsi renal. #osis maksimal 1g!hari.
#iklo(enak 1mg!kgDD oral, setiap ?-12
jam
7(ek antiin(lamasi. 7(ek samping sama dengan
ibupro(en dan naproksen. #osis maksimal
>mg!kali.
!. /anuan penggunaan opioi paa anak8
i. ilih rute yang paling sesuai. Bntuk pemberian jangka panjang, pilihlah
jalur oral.ii. ada penggunaan in(us kontinu E, sediakan obat opioid kerja singkat
dengan dosis >-2 dari dosis in(us perjam kontinu prn.
iii. Iika diperlukan 85 kali opioid kerja singkat prn dalam 2 jam, naikkan
dosis in(us E per-jam kontinu sejumlah: total dosis opioid prn yang
diberikan dalam 2 jam dibagi 2. 3lternati( lainnya adalah dengan
menaikkan kecepatan in(us sebesar >.
i". ilih opioid yang sesuai dan dosisnya.
". Iika e(ek analgesik tidak adekuat dan tidak ada toksisitas , tingkatkan
dosis sebesar >.
"i. +aat ta$ering-off atau penghentian obat: pada semua pasien yang
menerima opioid 81 minggu, harus dilakukan ta$ering-off ( untuk
menghindari gejala 'ithdra'al). Kurangi dosis > selama 2 hari, lalu
kurangi sebesar 2> setiap 2 hari. Iika dosis ekui"alen dengan dosis
mor(in oral ),5 mg!kgDD!hari*, opioid dapat dihentikan."ii. eperidin tidak boleh digunakan untuk jangka lama karena dapat
terakumulasi dan menimbulkan mioklonus, hiperre(leks, dan kejang.
i. /erapi alternati( ! tambahan:i. Konseling
ii. anipulasi chiro$ractic
iii. &erbal
6. -erapi non%obat
a. /erapi kogniti(: merupakan terapi yang paling berman(aat dan memiliki e(ek yang besar dalam manajemen nyeri non-obat untuk anak
b. #istraksi terhadap nyeri dengan mengalihkan atensi ke hal lain seperti music,
cahaya, warna, mainan, permen, computer, permainan, (ilm, dan sebagainya.c. /erapi perilaku bertujuan untuk mengurangi perilaku yang dapat meningkatkan
nyeri dan meningkatkan perilaku yang dapat menurunkan nyeri.
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
38/42
d. /erapi relaksasi: dapat berupa mengepalkan dan mengendurkan jari tangan,
menggerakkan kaki sesuai irama, menarik napas dalam.1
-erapi non%obat1
,ogniti( /eri#aku Fisik
• n(ormasi
• ilihan dan control
• #istraksi dan atensi
• &ypnosis
• psikoterapi
• latihan
• terapi relaksasi
• umpan balik positi(
•modi(ikasi gaya hidup ! perilaku
• pijat
• (isioterapi
• stimulasi termal
• stimulasi sensorik
• akupuntur
• /7N+ )transcutaneous
electrical nerve stimulation)
MANA>EMEN NYERI /ADA ,E:'M/', SIA :AN>- 4ERIA-RI51
1. Aanjut usia )lansia* dide(inisikan sebagai orang ; orang yang berusia @ 5> tahun.
2. ada lansia, pre"alensi nyeri dapat meningkat hingga dua kali lipatnya dibandingkan
dewasa muda.
4. enyakit yang sering menyebabkan nyeri pada lansia adalah artritis, kanker, neuralgia
trigeminal, neuralgia pasca-herpetik, reumatika polimialgia, dan penyakit degenerati"e.
. Aokasi yang sering mengalami nyeri: sendi utama ! penyangga tubuh, punggung, tungkai
bawah, dan kaki.>. 3lasan seringnya terjadi manajemen nyeri yang buruk adalah:
a. Kurangnya pelatihan untuk dokter mengenai manajemen nyeri pada geriatric. b. 3sesmen nyeri yang tidak adekuatc. Keengganan dokter untuk meresepkan opioid
5. 3sesmen nyeri pada geriatric yang "alid, reliabel, dan dapat diaplikasikan menggunakan
Functional Pain Scale seperti di bawah ini:
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
39/42
Functional Pain Scale
Ska#a nyeri ,eterangan
/idak nyeri
1 #apat ditoleransi )akti"itas tidak terganggu*
2 #apat ditoleransi )beberapa akti"itas edikit terganggu*
4 /idak dapat ditoleransi )tetapi masih dapat menggunakan telepon, menonton
/E, atau membaca*
/idak dapat ditoleransi )tidak dapat menggunakan telepon, menonton /E,
atau membaca*
> /idak dapat ditoleransi )dan tidak dapat berbicara karena nyeri*
+kor normal ! yang diinginkan : %2
7. Inter-1 dari dosis semula.c. 3nalgesik adju"ant
i. O3N+ dan am(etamin: meningkatkan toleransi opioid dan resolusi nyeri
ii. Nortriptilin, klonaGepam, karbamaGepin, (enitoin, gabapentin, tramadol,
me'iletine: e(ekti( untuk nyeri neuropatik
iii. 3ntikon"ulsan: untuk neuralgia trigeminal.
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
40/42
• $abapentin: neuralgia pasca-herpetik 1-4 ' 1 mg sehari dan
dapat ditingkatkan menjadi 4 mg!hari
9. isiko e(ek samping O3N+ meningkat pada lansia. nsidens perdarahan gastrointestinal
meningkat hampir dua kali lipat pada pasien 8 5> tahun.1. +emua (ase (armakokinetik dipengaruhi oleh penuaan, termasuk absorbsi, distribusi,
metabolisme, dan eliminasi.
11. asien lansia cenderung memerlukan pengurangan dosis analgesik. 3bsorbs sering tidak
teratur karena adanya penundaan waktu transit atau sindrom malabsorbsi.
12. 3mbang batas nyeri sedikit meningkat pada lansia.
14. Aebih disarankan menggunakan obat dengan waktu paruh yang lebih singkat.1. Aakukan monitor ketat jika mengubah atau meningkatkan dosis pengobatan.
1>. 7(ek samping penggunaan opioid yang paling sering dialami: konstipasi.
15. enyebab tersering timbulnya e(ek samping obat: poli(armasi )misalnya pasien
mengkonsumsi analgesik, antidepressant, dan sedasi secara rutin harian.*1=. rinsip dasar terapi (armakologi: mulailah dengan dosis rendah, lalu naikkan perlahan
hingga tercapai dosis yang diinginkan.
1?. Nyeri yang tidak dikontrol dengan baik dapat mengakibatkan:a. enurunan ! keterbatasan mobilitas. ada akhirnya dapat mengarah ke depresi
karena pasien (rustasi dengan keterbatasan mobilitasnya dan menurunnya
kemampuan (ungsional. b. #apat menurunkan sosialisasi, gangguan tidur, bahkan dapat menurunkan
imunitas tubuhc. 6ontrol nyeri yang tidak adekuat dapat menjadi penyebab munculnya agitasi dan
gelisah.
d. #okter cenderung untuk meresepkan obat-obatan yang lebih banyak. oli(armasi
dapat meningkatkan risiko jatuh dan delirium.
19. Deberapa obat yang sebaiknya tidak digunakan )dihindari* pada lansia:a. O3N+: indometasin dan piroksikam )waktu paruh yang panjang dan e(ek
samping gastrointestinal lebih besar*
b. Opioid: pentaGocine, butorphanol )merupakan campuran antagonis dan agonis,cenderung memproduksi e(ek psikotomimetik pada lansia*0 metadon, le"orphanol
)waktu paruh panjang*c. ropo'yphene: neurotoksik
d. 3ntidepresan: tertiary amine tricyclics )e(ek samping antikolinergik*
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
41/42
2. +emua pasien yang mengkonsumsi opioid, sebelumnya harus diberikan kombinasi
preparat senna dan obat pelunak (eses )bulking agents*.21. emilihan analgesik: menggunakan 4-step ladder &O )sama dengan manajemen pada
nyeri akut*.
a. Nyeri ringan-sedang: analgesik non-opioid b. Nyeri sedang: opioid minor, dapat dikombinasikan dnegan O3N+ dan analgesik
adju"ant
c. Nyeri berat: opioid poten22. +atu-satunya perbedaan dalam terapi analgesik ini adalah penyesuaian dosis dan hati-hati
dalam memberikan obat kombinasi
-
8/17/2019 Panduan Nyeri RSSM
42/42
REFERENSI
1. Ioint 6ommission on accreditation o( &ealthcare OrganiGations. ain: current
understanding o( assessment, management, and treatments. National harmaceutical
6ouncil, nc0 21.2. allace +, +taats +. ain medicine and management: just the (acts. c$raw-&ill0
2>.
4. National nstitute o( &ealth arren $rant agnuson 6linical 6enter. ain intensity
instruments: numeric rating scale0 24.
. ong #, haley A. 6linical handbook o( pediatric nursing. 7disi ke-2. +t. Aouis: 6.E.
osby 6ompany0 19?5. h. 4=4.
>. 3mbuel, &amlett K, ar' 6, Dlumer IA. 3ssessing distress in pediatric intensi"e
care en"ironments: the 6O%O/ +cale. I aed sych. 199201=:9>-19.
5. ain management. Pdiakses tanggal 24 %ebruari 212Q. #iunduh dari:www.hospitalsoup.com
=. nstitute (or 6linical +ystems mpro"ement )6+*. &ealth care guideline: assessment and
management o( acute pain. 7disi ke-5. 6+0 2?.
?. ain anagement /ask $roup o( the &ull R 7ast iding 6linical olicy %orum. 3dult
pain management guidelines. N&+0 25.
9. nstitute (or 6linical +ystems mpro"ement )6+*. &ealth care guideline: assessment and
management o( chronic pain. 7disi ke->. 6+0 211.1. 3rgo(( 67, c6leane $. ain management secrets: Luestions you will be asked. 7disi
ke-4. hiladelphia: osby 7lse"ier0 29.
http://www.hospitalsoup.com/http://www.hospitalsoup.com/