bab ii tinjauan pustaka a. nyeri 1. pengertianrepository.ump.ac.id/5935/3/febri risqiono bab...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Nyeri
1. Pengertian
Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang
tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi
kerusakan (Potter & Perry, 2005).
Nyeri akut adalah awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari
intensitasringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan (Wilkinson,
2007).
Definisi lain nyeri akut adalah pengalaman subjektif, sangat pribadi
dipengaruhi oleh pendidikan, budaya, makna situasi dan kognitif (Bonica
& Melzack, 2000).
Karakteristik nyeri akut yaitu lamanya dalam hitungan menit,
ditandai peningkatan tekanan darah, nadi, dan respirasi, respon pasien :
fokus pada nyeri, menyatakan nyeri dengan cara menangis dan mengerang,
tingkah laku menggosok bagian yang nyeri.
Nyeri kronis adalah nyeri yang berlangsung lama, intensitasnya
bervariasi dan biasanya berlangsung lebih dari enam bulan (Potter and
Perry, 2005). Pada klien dengan nyeri kronis sering mengalami periode
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
remisi (gejala hilang sebagian atau keseluruhan) dan eksaserbasi
(keparahan meningkat). Sifat nyeri kronik ini tidak dapat diprediksi yang
membuat klien frustrasi dan sering mengarah pada depresi psikologis.
Nyeri kronis adalah suatu situasi atau keadaan pengalaman nyeri yang
menetap / kontinyu selama beberapa bulan / tahun setelah fase
penyembuhan dari suatu penyakit akut / injuri. Karakteristik nyeri kronis
adalah area nyeri tidak mudah diidentifikasi, intensitas nyeri sukar
diturunkan, rasa nyerinya biasanya meningkat, sifatnya kurang jelas dan
kemungkinan kecil untuk sembuh / hilang (Masjoer, 2000).
Karakteristik nyeri kronis yaitu lamanya sampai hitungan bulan, >6
bulan, fungsi fisiologi bersifat normal, tidak ada keluhan nyeri, tidak ada
aktifitas fisik sebagai respon terhadap nyeri
2. Tipe nyeri
Menurut Hidayat (2008) tipe nyeri dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. berdasarkan intensitas.
Intensitas nyeri seseorang dapat diketahui dari alat-alat
pengkajian yang digunakan.Pada deskripsi verbal tentang nyeri,
individu merupakan penilai terbaik dari nyeri yang dialaminya dan
karenanya harus diminta untuk menggambarkan dan membuat
tingkatannya.Intensitas nyeri didapat diukur dengan menggunakan
skala diantaranya; skala intensitas nyeri deskriptif sederhana, skala
intensitas nyeri numerik 0-10 dan skala analog visual (VAS).Skala
dipergunakan untuk mendeskripsikan intensitas / beratnya rasa nyeri.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
1) Skala intensitas nyeri deskriptif sederhana
Skala intensitas nyeri nyeri deskriptif sederhana ini
menggunakan enam gambar wajah dengan ekspresi yang
berbeda , menampilkan wajah bahagia hingga wajah sedih,
yang dipergunakan untuk mengekspresikan rasa nyeri. Skala
ini dapat dipergunakan mulai anak usia 3 (tiga) tahun.
Tidak ada nyeri 0 - 2
Nyeri ringan 4
Nyeri sedang 6
Nyeri hebat 8
Nyeri sangat hebat 10
2) Skala intensitas nyeri numerik 0-10
Berat ringannya rasa sakit atau nyeri dibuat menjadi terukur
dengan mengobyektifkan pendapat subyektif nyeri. Skala
numerik, digunakan dari 0 hingga 10, nol ( 0 ) merupakan
keadaan tanpa atau bebas nyeri, sedangkan sepuluh (10) , suatu
nyeri yang sangat hebat.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tanpa nyeri nyeri hebat
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
Keterangan :
0 : tidak nyeri
1 – 3 : nyeri ringan
4 – 6 : nyeri sedang
7 – 9 : nyeri berat
10 : nyeri hebat
3) Skala analog visual (VAS)
Skala sejenis yang merupakan garis lurus, tanpa angka.
Bisa bebas mengekspresikan nyeri, ke arah kiri menuju tidak
sakit, arah kanan sakit tidak tertahankan, dengan tengah kira-
kira nyeri yang sedang. Klien diminta menunjukkan posisi
nyeri pada garis antara kedua nilai ekstrem. Bila menunjuk
tengah garis, menunjukkan nyeri sedang.
I_________________________________________I
Tidak ada nyeri Nyeri hebat
b. berdasarkan transmisi.
1) Reseptor nyeri (nosiseptor)
Nosiseptor adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang
berespon hanya pada stimulus yang kuat, secara potensial
merusak. Stimulus tersebut sifatnya mekanik, termal, kimia.
Reseptor nyeri merupakan jaras multi arah yang kompleks.
Serabut saraf ini bercabang sangat dekat dengan asalnya pada
kulit dan mengirimkan cabangnya ke pembuluh darah lokal, se-
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
sel mast, folikel rambut dan kelenjar keringat. Stimulasi serabut
ini menimbulkan pelepasan histamin dari sel-sel mast dan
mengakibatkan vasodilatasi. Serabut kutaneus terletak lebih
kearah sentral dari cabang yang lebih jauh dan berhubungan
dengan rantai simpatis paravertebrata sistem saraf dan dengan
organ internal yang lebih besar. Sebagai akibat hubungan
antara serabut saraf ini, nyeri sering disertai dengan efek
vasomotor, otonom dan viseral. Meski aktivasi yang kuat dari
serabut reseptor nyeri pada kulit yang akan menyebabkan
hubungan viseral dari serabut yang sama, hal sebaliknya juga
terjadi. Stimulasi kuat pada cabang viseral dapat menyebabkan
vasodilatasi dan nyeri pada area tubuh yang berkaitan dengan
serabut tersebut hasilnya disebut nyeri alih.
2) Mediator kimia dari nyeri.
Sejumlah substansi yang mempengaruhi sensitivitas ujung-
ujung saraf atau reseptor nyeri dilepaskan kejaringan
ekstraseluler sebagai akibat dari kerusakan jaringan. Zat kimia
yang meningkatkan transmisi atau persepsi nyeri meliputi
histamin, bradikinin, asetilkolin dan prostaglandin.
Prostaglandin adalah zat kimia yang diduga dapat
meningkatkan sensitivitas reseptor nyeri dengan meningkatkan
efek yang menimbulkan nyeri dari bradikinin. Endorfin dan
enkefalin adalah substansi lain dalam tubuh yang berfungsi
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
sebagai inhibitor terhadap transmisi nyeri. Endorfin dan
enkefalin adalah zat kimia endogen yang terstruktur serupa
dengan opioid. Serabut interneural inhibitori yang mengandung
enkefalin terutama diaktifkan melalui aktivitas dari serabut
perifer nosiseptor, pada tempat yang sama dengan reseptor
nyeri atau nosiseptor dan serabut desenden, berkumpul bersama
dalam suatu sistem yang disebut descending control.
Keberadaan endorfin dan enkefalin membantu menjelaskan
bagaimana orang orang yang berbeda merasakan tingkat nyeri
yang berbeda dari stimuli neyeri yang sama. Kadar endorfin
beragam diantara individu seperti tingkat ansietas seseorang
yang mempengaruhi kadar endorfin. Individu dengan endorfin
yang banyak lebih sedikit merasakan nyeri dan mereka dengan
sedikit endorfin merasakan nyeri lebih besar.
Beberapa tehnik mungkin efektif dalam meredakan nyeri,
paling tidak sebagian karena tehnik tersebut menyebabkan
pelepasan endorfin. Transcutaneus electric nerve stimulation
(TENS) dapat menstimulasi pelepasan endorfin, seperti
penggunaan plasebo, dimana pasien berfikir pengobatannya
bekerja meskipun hal tersebut tidak ada hasilnya. Metode
pereda nyeri lainnya seperti imaginasi terbimbing, dapat
membantu pasien melepaskan endorfin.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
c. Berdasarkan sumber
Rasa nyeri dapat timbul dalam berbagai modalitas bergantung pada
letak reseptor
1) Nyeri somatik superfisial (nyeri kulit)
Rangsang yang dapat menimbulkan rasa nyeri kulit adalah
rangsang nosiseptif yaitu rangsang yang dapat menimbulkan
kerusakan jaringan. Rangsang dapat berupa rangsang mekanis,
listrik, termal atau kimia.
Nyeri kulit biasanya dirasakan sebagai sensasi yang datang
berurutan. Pertama terasa sebagai rasa yang tajam, lokasi
rangsang dapat ditunjukkan dengan tepat, sensasi yang terasa
dapat dijelaskan sesuai dengan rangsang yang diberikan dan
segera hilang bila rangsang dihentikan. Rasa nyeri yang segera
terasa pada saat rangsang diberikan ini disebut fast pain / initial
pain/ nyeri primer. Kemudian disusul dengan nyeri yang
tumpul, lokasi rangsang tidak dapat ditunjukkan dengan tepat,
sensasi rasa kurang dapat diuraikan dengan jelas. Biasanya
terasa sebagai rasa panas, menusuk yang sifatnya difus. Sensasi
tetap terasa beberapa saat sesudah rangsang dihentikan. Nyeri
susulan ini disebut slow pain / delayed pain / nyeri sekunder.
Pada beberapa keadaan patologis tertentu kulit, kepekaan
reseptor nyeri dapat berubah yang menimbulkan hiperalgesia
yaitu;
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
a) Hiperalgesia primer bersifat setempat, pada daerah luka
atau radang, ambang reseptor menurun. Disebabkan
oleh lepasnya histamin, dapat terasa sampai berhari-
hari.
b) Hiperalgesia sekunder, disebabkan oleh rangsangan
nosiseptif yang kuat dan cukup lama yang
menyebabkan impuls menyebar dari daerah rangsang
baik secara horizontal maupun vertikal. Reseptor nyeri
sekitar daerah luka akan terangsang.
2) Nyeri somatik dalam
Reseptor terdapat pada sendi, otot, tendon dan fascia. Agak
sukar melokalisasi tempat asal nyeri somatik dalam karena
dermatom kulit yang ada tepat diatas sklerotom tempat asal
nyeri somatik dalam, tidak disarafi saraf spinal yang sama
dengan sklerotom tersebut. Sensasi nyeri yang terasa umumnya
adalah nyeri tumpul yang sering disertai rasa mual. Hal tersebut
menunjukkan adanya keterlibatan sistem saraf otonom. Rasa
nyeri somatik dalam cenderung menyebar, sehingga lebih sukar
lagi untuk menentukan tempat asal nyeri. Rangsangan adekuat
untuk membangkitkan nyeri somatik dalam adalah rangsangan
mekanik tarikan atau kimia.
Iskemia otot yang disebabkan oleh gangguan peredaran
darah menyebabkan tertumpuknya asam laktat yang
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
merangsang reseptor rasa nyeri somatik dalam. Spasme otot
menyebabkan tarikan cukup kuat dan dalam pada tendon.
3) Nyeri visceral
Lokasi tempat asal nyeri viseral sukar ditentukan karena
jumlah reseptornya hanya sedikit. Sering disertai keterlibatan
sistem saraf otonom dengan adanya rasa mual, berkeringat dan
perubahan tekanan darah. Rangsang adekuatnya adalah
regangan, spasme atau kerutan yang berlebihan pada otot polos,
iskemia dan kimiawi. Biasanya nyeri viseral juga disertai
kerutan otot rangka yang ada didekat viseral yang terkena. Hal
tersebut bertujuan untuk melindungi viseral yang sedang
menderita nyeri.
4) Nyeri alih
Sensasi nyeri atau rasa nyeri somatik dalam atau rasa nyeri
viseral yang terasa didaerah somatik superfisial. Nyeri viseral
mempunyai letak nyeri alih yang khas untuk tiap viseral yang
terkena. Beberapa teori tentang terjadinya nyeri alih adalah;
a) Teori dermatom
Nyeri alih terasa pada kulit yang berasal dari
dermatom yang sama dengan alat viseral yang terkena.
Misalnya nyeri jantung dialihkan ke lengan.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
b) Teori konvergensi
Traktus spinotalamikus lateralis adalah tempat
berkumpulnya serat-serat sensori nyeri, baik dari somatik
maupun dari viseral, yang akan berakhir di thalamus dan
kemudian di relay oleh thalamus ke kortek somatosensorik.
Karena impuls nyeri somatik lebih sering terjadi daripada
impuls nyeri viseral, maka korteks somatosensorik seolah
lebih mengenal nyeri somatik dari pada nyeri viseral.
Karena itu nyeri viseral sering diinterpretasikan
sebagai nyeri oleh korteks.
c) Teori fasilitasi
Impuls nyeri viseral dikatakan merendahkan
ambang rangsang neuro traktus spinothalamikus, yang
menerima sinaps dari serat aferen somatik. Fasilitas
tersebut dengan adanya cabang serat aferen visera yang
bersinap di neuron traktus spinothalamikus tersebut dan
menimbulkan excitatory post synaptic potential (EPSP).
Dengan demikian neuron-neuron traktus spinothalamikus
lateralis yang menerima sinaps ganda tersebut sangat
mudah untuk terbangkit oleh impuls lemah dari aferen
nyeri somatik, pada keadaan biasa tidak terbangkit oleh
impuls lemah tersebut.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
3. Fisiologis nyeri
Menurut Masjoer (2000) untuk memudahkan dalam memahami nyeri,
maka perlu mempelajari 3 komponen fisiologi nyeri, antara lain:
Resepsi : Proses perjalanan nyeri.
Persepsi : Kesadaran seseorang terhadap nyeri.
Adanya stimuli yang mengenai tubuh ( mekanik, termal,
kimia ) akan menyebabkan pelepasan substansi kimia (
histamine, bradikinin, kalium ). Substansi tersebut
menyebabkan nosiseptor bereaksi, apabila nosiseptor
mencapai ambang nyeri maka akan timbul impuls saraf
yang akan dibawa menghantarkan sensasi berupa
sentuhan, getaran, suhu hangat dan tekanan halus.
Reseptor terletak di struktur permukaan.
Reaksi : Respon fisiologis dan perilaku setelah mempersepsikan
nyeri.
Neuroregulator
a. Substansi yang memberikan efek pada transmisi stimulus saraf,
berperan penting pada pengalaman nyeri.
b. Substansi ini ditemukan pada nociceptor yaitu pada akhir saraf
dalam kornu dorsalis medulla spinalis dan pada tempat reseptor
dalam saluran spinotalamik.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
c. Neororegulator ada 2 macam yaitu neurotransmiter dan
neuromodulator.
d. Neurotransmitter mengirimkan impuls elektrik melewati celah
sinaptik antara 2 serabut saraf (Contoh: supstansi P, serotonin,
prostaglandin).
e. Neuromodulator memodifikasi aktivitas saraf dan mengatur
transmisi stimulus saraf tanpa mentransfer secara langsung
sinyal saraf yang melalui synaps (Contoh: endorphin,
bradikinin).
f. Neuromodulator diyakini aktivitasnya secara tidak langsung bisa
meningkatkan atau menurunkan efek sebagai neurotransmitter.
4. Respon Nyeri
a. Respon fisiologis terhadap nyeri
1) Stimulasi Simpatik: ( nyeri ringan, moderat, dan superficial ).
• Dilatasi saluran bronchial dan peningkatan respirasi rate.
• Peningkatan heart rate.
• Vasokontriksi perifer, peningkatan blood pressure.
• Peningkatan nilai gula darah.
• Peningkatan kekuatan otot.
• Dilatasi pupil.
• Penurunan motilitas GI.
2) Stimulus Parasimpatik ( nyeri berat dan dalam ).
• Muka pucat.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
• Otot mengeras.
• Penurunan heart rate dan blood pressure.
• Nafas cepat dan irregular.
• Nausea dan vomitus (mual & muntah).
• Kelelahan dan keletihan.
b. Respon tingkah laku terhadap nyeri
Respon tingkah laku terhadap nyeri dapat mencakup:
1) Pernyataan verbal (mengaduh, menangis, sesak napas,
mendengkur).
2) Ekspresi wajah (meringis, menggeletukkan gigi, menggigit
bibir).
3) Gerakan tubuh (gelisah, imobilisasi, ketegangan otot,
peningkatan gerakan jari dan tangan).
4) Kontak dengan orang lain/ interaksi sosial (menghindari
percakapan, menghindari kontak sosial, penurunan rentang
perhatian, fokus pada aktivitas menghilangkan nyeri.
c. Respon individu terhadap nyeri
Respon tubuh terhadap nyeri ada 3 tahap, yaitu:
1) Tahap aktivasi (activation)
Dimulai saat pertama individu menerima rangsang
nyeri sampai tubuh bereaksi terhadap nyeri yang meliputi :
respon simpato adrenal, respon muskuler, dan respon
emosional.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
2) Tahap Pemantulan (rebound).
Pada tahap ini nyeri sangat hebat tetapi singkat.
Pada tahap ini pula sistem saraf parasimpatis mengambil
alih tugas, sehingga terjadi respon yang berlawanan
terhadap tahap aktivasi.
3) Tahap adaptasi (adaptation).
Saat nyeri berlangsung lama tubuh mencoba untuk
beradaptasi melalui peran endorthins. Reaksi adaptasi tubuh
ini terhadap nyeri dapat berlangsung beberapa jam atau
beberapa hari. Bila nyeri berkepanjangan maka akan
menurunkan sekresi norepineprin sehingga individu merasa
tidak berdaya, tidak berharga dan lesu.
5. Fase Nyeri
Menurut Meinhart dan McCaffery mendiskripsikan 3 fase pengalaman
nyeri:
a. Fase antisipasi, terjadi sebelum nyeri diterima.
Fase ini bukan merupakan fase yang paling penting, karena
fase ini bisa mempengaruhi dua fase lain. Pada fase ini
memungkinkan seseorang belajar tentang nyeri dan upaya untuk
menghilangkan nyeri tersebut. Peran perawat dalam fase ini
sangat penting , terutama dalam memberikan informasi pada
klien.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
b. Fase sensasi, terjadi saat nyeri terasa.
Fase ini terjadi ketika klien merasa nyeri, karena nyeri itu
bersifat subjektif, maka tiap orang dalam menyikapi nyeri juga
berbeda-beda. Toleransi terhadap nyeri juga akan berbeda antara
satu orang dengan yang lain. Orang yang mempunyai tingkat
toleransi tinggi terhadap nyeri tidak akan mengeluh nyeri dengan
stimulus kecil, sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya
rendah akan mudah merasa nyeri dengan stimulus nyeri kecil.
Klien dengan tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri mampu
menahan nyeri tanpa bantuan, sebaliknya orang toleransi terhadap
nyerinya rendah sudah mencari upaya pencegahan nyeri, sebelum
nyeri datang. Keberadaan enkefalin dan endorphin membantu
menjelaskan bagaimana orang yang berbeda merasakan tingkat
nyeri dari stimulus yang sama. Kadar endorphin tiap individu,
individu dengan endorphin tinggi sedikit merasakan nyeri dan
individu dengan sedikit endorphin merasakan nyeri lebih besar.
c. Fase akibat (aftermath)
Fase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau hilang. Pada
fase ini klien masih membutuhkan kontrol dari perawat, karena
nyeri bersifat krisis, sehingga dimungkinkan klien mengalami
gejala pasca nyeri. Apabila klien mengalami episode nyeri
berulang, maka respon akibat (aftermath) dapat menjadi masalah
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
kesehatan yang berat. Perawat berperan dalam membantu
memperoleh kontrol diri untuk meminimalkan rasa takut akan
kemungkinan nyeri berulang.
6. Proses terjadinya nyeri.
Nosiseptor yang diterima reseptor-reseptor di kulit, pembuluh darah,
visera, muskuloskletal dan lain-lain, dapat digambarkan sebagai berikut:
adanya stimulasi yang diterima reseptor kemudian diteruskan menuju
korteks. Dari korteks ini kemudian diteruskan menuju thalamus di otak
dan diteruskan menuju medulla spinalis, yang selanjutnya di teruskan ke
saraf tepi sehingga ada reaksi emosi, psikis dan motorik tanpa ada
modulasi, sedangkan dalam perjalanan hanya kesan sensorik yang
dipersepsikan
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon dan persepsi nyeri
Menurut Potter and Perry (2005) tidak semua orang yang terpajan
terhadap stimulus yang sama mengalami intensitas nyeri yang sama. Suatu
stimulus dapat mengakibatkan nyeri pada suatu waktu, tetapi tidak pada
waktu lain. Faktor-faktor tersebut dapat meningkatkan atau menurunkan
sensitifitas komponen yang berbeda dari sistem nosiseptif. Adapun hal-hal
yang dapat mempengruhi respon dan persepsi nyeri adalah :
1) Usia
Pada anak yang masih kecil mempunyai kesulitan memahami
prosedur tindakan yang menyebabkan nyeri. Anak kecil yang belum
dapat mengucapkan kata-kata juga mengalami kesulitan untuk
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
mengungkapkan secara verbal dan mengekspresikan nyeri kepada
orang tua atau petugas kesehatan. Secara kognitif anak usia todler dan
pra sekolah tidak mampu mengingat penjelasan tentang nyeri atau
mengasosiasikan nyeri sebagai pengalaman yang dapat terjadi
diberbagai situasi.
Pada lansia memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan nyeri
dan dapat mengalami komplikasi dengan keberadaan berbagai
penyakit disertai gejala samar yang mungkin mengenai bagian tubuh
yang sama. Tidak semua lansia mengalami gangguan kognitif.
Namun, ketika seorang lansia mengalami bingung, maka ia akan
mengalami kesulitan untuk mengingat pengalaman nyeri dan memberi
penjelasan yang rinci.
2) Jenis kelamin
Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna
dalam respon terhadap nyeri (Potter and Perry, 2005).
3) Kebudayaan
Beberapa kebudayaan yakin bahwa memperlihatkan nyeri adalah
sesuatu yang alamiah. Kebudayaan yang lain cenderung untuk melatih
perilaku yang tertutup. Clancy dan Mc Vicar (1992), menyatakan
bahwa sosialisasi budaya menentukan perilaku psikologis seseorang.
4) Makna nyeri
Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi
pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
Indicidu akan mempersepsikan nyeri dengan cara yang berbeda-beda,
apabila nyeri tersebut memberi kesan ancaman, suatu kehilangan,
hukuman dan tantangan. Derajat dan kualitas nyeri yang dipersepsikan
klien berhubungan dengan makna nyeri.
5) Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat dihubungkan
dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya pengalihan
dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun (Potter and Perry,
2005).
6) Ansietas
Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas
seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat
menimbulkan suatu perasaan ansietas. Pola bangkitan otonom adalah
sama dalam nyeri dan ansietas (Potter and Perry, 2005).
7) Keletihan
Keletihan meningkatkan persepsi nyeri. Rasa kelelahan
menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan
kemampuan koping. Hal ini dapat menjadi masalah umum pada setiap
individu yang menderita penyakit dalam waktu lama.
8) Pengalaman sebelumnya
Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri. Pengalaman nyeri
sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang.
Apabila individu sejak lama sering mengalami serangkaian episode
nyeri tanpa pernah sembuh atau menderita nyeri yang berat, maka
ansietas atau rasa takut dapat muncul. Apabila individu tidak pernah
merasakan nyeri, maka persepsi pertama nyeri dapat mengganggu
koping terhadap nyeri.
9) Gaya koping
Individu yang memiliki lokus kendali internal mempersepsikan diri
mereka sebagai individu yang dapat mengendalikan lingkungan
mereka dan hasil akhir dari suatu peristiwa, seperti nyeri (Potter and
Perry, 2005). Sebaliknya, individu yang memiliki lokus kendali
eksternal, mempersepsikan faktor-faktor lain didalam lingkungan
mereka.
10) Dukungan keluarga dan social
Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada
anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan,
bantuan dan perlindungan. Walaupun nyeri tetap dirasakan, kehadiran
orang yang dicintai akan meminimalkan kesepian dan ketakutan.
8. Teori-teori tentang nyeri
1) Teori spesifikasi
Teori yang mengemukakan bahwa reseptor dikhususkan untuk
menerima suatu stimulus yang spesifik, yang selanjutnya dihantarkan
melalui serabut A delta dan serabut C di perifer dan traktus
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
spinothalamikus anterolateralis di medulla spinalis menuju ke pusat
nyeri di thalamus. Teori ini tidak mengemukakan komponen
psikologis.
Serat nyeri memasuki medula spinalis melalui radiks dorsalis, naik
turun satu sampai dua segmen, lalu berakhir pada neuron didalam
kornu dorsalis substansia grisea medula spinalis, serat tipe Aᵟ didalam
lamina I dan V serta serat tipe C didalam lamina II-III, suatu area yang
juga dinamai substansia gelatinosa. Kemudian bagian terbesar dari
isyarat ini melintasi satu atau lebih neuron tambahan berserat pendek,
akhirnya memasuki serat panjang yang segera menyeberang ke sisi
medula spinalis berlawanan dan naik ke otak melalu traktus
spinothalamikus anterolateralis. Ketika lintasan nyeri masuk kedalam
otak, mereka terpisah menjadi dua lintasan tersendiri; lintasan nyeri
tusuk hampir seluruhnya terdiri atas serabut kecil jenis A delta dan
lintasan nyeri terbakar hampir seluruhnya terdiri atas serabut C yang
lambat.
2) Teori pola
Teori ini menyatakan bahwa elemen utama pada nyeri adalah pola
informasi sensoris. Pola aksi potensial yang timbul oleh adanya suatu
stimulus timbul pada tingkat saraf perifer dan stimulus tertentu
menimbulkan pola aksi potensial tertentu.Pola aksi potensial untuk
nyeri berbeda dengan pola untuk rasa sentuhan.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
Impuls nyeri disalurkan ke susunan saraf pusat oleh dua sistem
serat.Satu sistem nosiseptor terbentuk oleh serat-serat Aᵟ kecil
bermielin, yang satunya terdiri atas serat C tak bermielin.Kedua
kelompok serat ini berakhir ditanduk dorsal; serat A berakhir di neuro-
neuron lamina I dan V sementara serat C akar dorsal berakhir di
neuron di lamina I dan II. Sebagian akson neuron tanduk dorsal
berakhir di medula spinalis dan batang otak, yang lain masuk ke
sistem anterolateral, termasuk traktus spinothalamikus lateral.
Rangsang nyeri mengaktifkan 3 daerah korteks: SI, SII dan girus
singuli di sisi korteks yang berlawanan dengan rangsangan. Girus
singuli berperan dalam emosi dan girektomi singuli dilaporkan
mengurangi stres yang timbul karena nyeri kronik.
Serat sensorik Aβ yang menyalurkan impuls dari reseptor sentuh
ke susunan saraf pusat, dan sebagian impuls sentuh juga dihantarkan
melalui serat C. Informasi rasa sentuh disalurkan baik melaui jalur
lemniskus maupun jalur anterolateral, sehingga hanya lesi yang sangat
luas saja yang dapat menghilangkan sama sekali sensasi sentuh.
Namun terdapat perbedaan jenis informasi sentuh yang disalurkan di
kedua sistem tersebut. Apabila kolumna dorsalis dirusak, sensasi
getaran dan propriosepsi berkurang, ambang rasa sentuh meningkat
dan jumlah daerah peka sentuh dikulit berkurang, selain itu lokalisasi
sensasi sentuh terganggu.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
3) Teori kontrol pintu gerbang (gate control)
Teori gate control menurut Melzack and Wall tahun 1965,
mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat
oleh mekanisme pertahanan disepanjang sistem saraf pusat (ssp).
Mekanisme pertahanan dapat ditemukan di sel-sel gelatinosa
substansia didalam kornu dorsalis pada medula spinalis thalamus dan
sistem limbik (Clancy dan Mc Vicar, 1992 dalam Potter and Perry,
2005).
Konsep dasarnya menggabungkan teori spesifik dan teori pola
ditambah dengan interaksi antara aferen perifer dan sistem modulasi
yang berbeda di medulla spinalis (subtansia gelatinosa). Selain itu
juga mengemukakan sistem modulasi desenden (dari pusat ke perifer).
Menurut teori ini, aferen terdiri dari dua kelompok serabut, yaitu
kelompok yang berdiameter besar (Aβ) dan serabut berdiameter kecil
(Aᵟ dan C). Kedua kelompok aferen ini berinteraksi dengan substansia
gelatinosa ini berfungsi sebagai modulator (gerbang kontrol) terhadap
Aβ, Aᵟ dan C. Apabila substansia gelatinosa (SG) aktif, gerbang akan
menutup. Sebaliknya apabila SG menurun aktivitasnya, gerbang
membuka. Aktif dan tidaknya SG tergantung pada kelompok aferen
mana yang terangsang. Apabila serabut berdiameter besar terangsang,
SG menjadi aktif dan gerbang menutup.Ini berarti bahwa rangsang
yang menuju pusat melalui transitting cell (T-cell) terhenti atau
menurun. Serabut Aᵟ adalah penghantar rangsang non-nosiseptif
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
(bukan nyeri) misalnya sentuhan, proprioseptif. Apabila kelompok
berdiameter kecil (Aᵟ, C) terangsang, SG akan menurun aktivitasnya
sehingga gerbang membuka. Aᵟ dan C adalah serabut pembawa
rangsang nosiseptif, sehingga kalau serabut ini terangsang, gerbang
akan membuka dan rangsang nyeri akan diteruskan ke pusat.
9. Management Nyeri
a. Management Farmakologi, terdiri atas (Masjoer, 2000):
1) Analgesik non opioids
Termasuk nonsteroidal anti inflamatory drugs ( NSAIDS ),
seperti : Aspirin, acetaminophen, dan ibuprofen. Menurut
American Pain Society, obat-obatan ini bekerja pada saraf perifer
di daerah luka dan menurunkan tingkat/ level inflamasi.
2) Analgesik opioids
Analgesik opioids termasuk opium derivate, seperti morfin
dan kodein. Obat-obat ini bekerja dengan cara mengubah mood,
perhatian, perasaan pasien menjadi lebih baik, dan lebih nyaman
walaupun terdapat nyeri.
3) Analgesik adjuvant.
Analgesik adjuvant adalah terapi pengobatan selain
menggunakan analgesic, tetapi dapat mengurangi tipe-tipe nyeri
kronik. Contohnya Diazepam (Valium) yang dapat menggunakan
rasa nyeri pada saat terjadi spasme otot membantu bisa tidur
nyenyak.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
b. Management non Farmakologi, terdiri atas:
1) Intervensi fisik
Tujuan dari intervensi fisik adalah:
a) Membuat nyaman.
b) Mengurangi disfungsi fisik.
c) Menormalkan respon fisiologis.
d) Mengurangi ketakutan.
2) Cutaneous Stimulation
Yang termasuk cutaneous stimulation:
a) Pemijatan/massage
b) Kompres panas/dingin
c) Asupressure
d) Contralateral Stimulation
3) Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan
pada saat kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot. Splint
ini harus diubah posisinya tiap 30 menit untuk mencegah
terjadinya penyakit baru seperti dicubitus.
4) TENS
Transcutaneous electrice nerve stimulation (TENS) adalah
noninvasive, teknik control nyeri nonalgesic untuk klien
dengan nyeri akut ataupun kronik.
5) Akupuntur
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
Akupuntur telah diterapkan di China dan mendapat
perhatian tinggi dari Amerika Utara. Biasanya digunakan untuk
nyeri akut.
6) Placebo
Placebo adalah salah satu bentuk treatment seperti medikasi
atau tindakan keperawatan yang menghasilkan efek pada klien,
bahwa tindakan yang dilakukan atau yang diberikan perawat
dapat menyembuhkan penyakit.
7) Distraksi
Contoh dari distraksi adalah pada saat klien dipindahkan
dari ruang bedah mungkin tidak merasakan nyeri saat melihat
pertandingan sepak bola di televisi, tapi nyeri akan dirasakan
lagi pada saat pertandingan itu sudah selesai.
8) Hypnosis
Hypnosis digunakan untuk memfokuskan konsentrasi dan
meminimalisir distraksi.
9) Relaksasi
Macam-macam teknik relaksasi : meditasi, yoga, dan
latihan relaksasi progresif. Teknik ini tidak dilakukan pada
pasien yang nyeri akut karena ketidakmampuan berkonsentrasi.
Latihan relaksasi progresif mencakup latihan control nafas,
kontraksi, dan relaksasi otot.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
B. Hernia
1. Pengertian
Kata Hernia berasal dari Bahasa Latin, herniae, yang berarti
penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah
(defek) pada dinding rongga itu, baik secara kongenital maupun didapat,
yang memberi jalan keluar pada setiap alat tubuh selain yang biasa
melalui dinding tersebut (Mansjoer, 2000).
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui annulus inguinalis
internus/lateralis menelusuri kanalis inguinalis dan keluar rongga
abdomen melalui annulus inguinalis externa/medialis (Mansjoer, 2000).
Hernia inguinalis adalah prolaps sebagian usus kedalam annulus
inguinalis di atas kantong skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau
kegagalan menutup yang bersifat congenital (Cecily L. Betz, 2004).
Hernia Inguinalis adalah suatu penonjolan kandungan ruangan
tubuh melalui dinding yang dalam keadaan normal tertutup (Ignatavicus,
2004).
Kesimpulan dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hernia
adalah merupakan penonjolan (protrusi) isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga baik didapat atau kongenital.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
2. Anatomi Fisiologi Hernia
Gambar 2.1 Gambar Hernia Inguinalis
Otot-otot dinding perut dibagi empat yakni musculus rectus
abdominis, musculus, obliqus abdominis internus, musculus transversus
abdominis. Kanalis inguinalis timbul akibat descensus testiculorum,
dimana testis tidak menembus dinding perut melainkan mendorong
dinding ventral perut ke depan. Saluran ini berjalan dari kranio-lateral ke
medio-kaudal, sejajar ligamentum inguinalis, panjangnya : + 4 cm.
(Brunner & Suddarth, 2000)
Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis
internus yag merupakan bagian terbuka dari fasia transversalis dan
aponeurosis muskulus transversus abdominis di medial bawah, di atas
tuberkulum pubikum. Kanal ini dibatasi oleh anulus eksternus. Atap ialah
aponeurosis muskulus ablikus eksternus dan didasarnya terdapat
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
ligamentum inguinal. Kanal berisi tali sperma serta sensitibilitas kulit
regio inguinalis, skrotum dan sebagian kecil kulit, tungkai atas bagian
proksimedial (Martini, 2001).
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang
membatasi anulus internus turut kendur. Pada keadaan itu tekanan intra
abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal.
Sebaiknya bila otot dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis berjalan
lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah
masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Pada orang yang sehat ada
tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis yaitu
kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur muskulus
oblikus internus abdominis yang menutup anulus inguinalis internus
ketika berkontraksi dan adanya fasia transversal yang kuat yang
menutupi triganum hasselbaeh yang umumnya hampir tidak berotot
sehingga adanya gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan
terjadinya hernia inguinalis (Martini, 2001)
3. Klasifikasi Hernia
a. Hernia inguinalis, terdiri dari 2 macam yaitu :
1) Hernia inguinalis indirect atau disebut juga hernia inguinalis
lateralis yaitu hernia yang terjadi melalui cincin inguinal dan
mengikuti saluran spermatik melalui kanalis inguinalis (Lewis,
2003).
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
2) Hernia inguinalis direct yang disebut juga hernia inguinalis
medialis yaitu hernia yang menonjol melalui dinding inguinal
posterior di area yang mengalami kelemahan otot melalui
trigonum hesselbach bukan melalui kanalis, biasanya terjadi
pada lanjut usia (Ignatavicus, 2004).
b) Klasisfikasi Menurut tempat lokasinya
1) Hernia scrotalis
2) Hernia femoralis
3) Hernia umbilikalis
4) Hernia inguinalis
5) Hernia insisional
6) Hernia fragmentika
7) Hernia epigastrika
c) Menurut gejala
1) Hernia Reponsibilis
Penonjolan yang terjadi dan benjolan tersebut dapat
dimasukkan kembali secara normal.
2) Hernia Irreponsibilis
Penonjolan yang terjadi dan tonjolan tersebut tidak
dapat dikembalikan secara manual disertai nyeri tekan.
3) Hernia Inkarserata
Hernia yang tak bisa kembali serta terjadi gangguan
pasase usus dan nyeri hebat
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
4) Henia Strangulata
Nyeri hebat, pembuluh darah terjepit, gangguan
vaskularisasi karena masih ada sisa makanan di usus yang
terdapat penonjolan tersebut maka akan terjadi eksudat cairan.
5) Hernia Richter
Hernia reponsibilis yang turun naik
4. Etiologi Hernia
Penyebab yang memungkinkan terjadinya hernia (Samsuhidayat, 2004) :
1) Hernia inguinalis indirect, terjadi pada suatu kantong
kongenital sisa dan prosesus vaginalis.
2) Kerja otot yang terlalu kuat.
3) Mengangkat beban yang berat
4) Batuk kronik
5) Mengejan sewaktu miksi dan defekasi
Peregangan otot abdomen karena meningkatnya tekanan intra
abdomen seperti obesitas dan kehamilan.
Menurut Black, J, dkk (2002), penyebab hernia inguinalis adalah :
1. Kelemahan otot dinding abdomen.
a. Kelemahan jaringan
b. Adanya daerah yang luas diligamen inguinal
c. Trauma
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
2. Peningkatan tekanan intra abdominal.
a. Obesitas
b. Mengangkat benda berat
c. Mengejan Konstipasi
d. Kehamilan
e. Batuk kronik
3. Faktor resiko : kelainan congenital
5. Patofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami
pertumbuhan tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang
berat, pada saat buang air besar atau batuk yang kuat atau bersin dan
perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan yang
berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu
kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak
cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau
terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan
abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat
kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-
organ selalu selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung
dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan
mengakibatkan kerusakan yang sangat parah, sehingga akhirnya
menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan
dapat menyebabkan ganggren (Oswari, E. 2000).
Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab
yang didapat. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur
karena meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen
dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya. Dalam keadaan relaksasi
otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut kendur.
Pada keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis
inguinalis berjalan lebih vertikal. Bila otot dinding perut berkontraksi
kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup
sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis.
Pada orang dewasa kanalis tersebut sudah tertutup, tetapi karena
kelemahan daerah tersebut maka akan sering menimbulkan hernia yang
disebabkan keadaan peningkatan tekanan intra abdomen (Nettina, 2001).
Hernia pada orang dewasa biasanya terjadi karena usia lanjut,
karena pada umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan
dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses
degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena
daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang
menyebabkan tekanan intra abdominal menibgkat seperti batuk-batuk
kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang-barang berat, mengejan.
Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuhdan keluar
melalui defek tersebut (Jitowiyono, 2012).
Akhirnya menekan dinding rongga yang telah melemas akibat
trauma, hipertropi prostat, asites, kehamilan, obesitas, dan kelainan
kongenital dan dapat terjadi pada semua. Pria lebih banyak dari wanita,
karena adanya perbedaan proses perkembangan alat reproduksi pria dan
wanita semasa janin. Potensial komplikasi terjadi perlengketan antara isi
herniadengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat
dimasukkan kembali. Terjadi penekanan teerhadap cincin hernia, akibat
semakin banyaknya usus yang masuk, cincin hernia menjadi sempit dan
menimbulkan gangguan isi usus. Timbulnya edema bila terjadi obstruksi
usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan kemudian menjadi
nekrosis (Jitowiyono, 2012).
Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut
kembung, konstipasi. Bila inkaserta dibiarkan, maka lama kelamaan akan
timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi
nekrosis. Juga dapat terjadi bukan karena terjepit melainkan ususnya
terputar. Bila isi perut terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis
metabolik, abses. Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang
dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi sederhana hingga perforasi
(lubangnya) usus yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel
atau peritonitis (Jitowiyono, 2012).
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
6. Penatalaksanaan
a. Medis
dilakukan dengan cara pembedahan yaitu :
1) Hernioplasty : tindakan memperkecil annulus inguinalis
internus dengan memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis (syamsuhidayat, 2004).
a) Indikasi
Hernioplasty dilakukan pada pasien yang
mengalami hernia dimana tidak dapat kembali dengan
terapi konservatif.
b) Proses tindakan hernioplasty
Memperkecil angulus internus dengan jahitan
terputus, menutup dan memperkuat fascia transversa
dan memjahitkan pertemuan. Transverses internus
abdominis dan m.oblikuus internus abdominis
keligamentum inguinalis. Ini merupakan metode Basini.
Sedangkan untuk metode Mc Vay yaitu menjahitkan
fascia transversa, m.tranversus abdominis, m.oblikuus
internus abdominis keligamentum Cooper.
2) Herniotomy : pembebasan kantong hernia sampai ke
lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebas kalau ada
perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat
setinggi lalu dipotong.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
3) Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam
abdomen dan menutup celah yang terbuka dengan menjahit
pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus
internus abdominus ke ligamen inguinal.
b. Keperawatan
1) Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia
ditekan secara perlahan menuju abdomen (reposisi),
selanjutnya gunakan alat penyokong.
2) Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan
kompres hangat dan setelah 5 menit di evaluasi kembali.
3) Celana penyangga
4) Istirahat baring
5) Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri,
misalnya Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi
infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah sembelit.
6) Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi,
kemudian makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein
untuk mempercepat sembelit dan mengedan selama BAB,
hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol
yang dapat memperburuk gejala-gejala.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
7. Pathways
Peningkatan tekanan intra abdomen
- Batuk - Bersin – bersin - Mengejan - Mengangkat benda berat
Isi rongga abdomen (usus) melewati dinding inguinal masuk ke kanal inguinal menonjol ke fascia transversalis keluar pada cincin kanal
Kelemahan otot dinding abdomen
- Trauma - Obesitas - Kehamilan - Kelainan kongenital →
kelemahan pada dinding abdomen sejak perkembangan janin
Isi rongga abdomen melewati anulus inguinal
Masuk ke kanal inguinal
- Teraba benjolan - Terdengar bising usus - Nyeri pada benjolan
Terjadi penonjolan keluar
Kurang pengetahuan
Nyeri akut
Obstruksi saluran intestinal
Bendungan vena
Edema
Suplai terhambat
Ischemic
pembedahan
luka insisi pembedahan
pintu masuknya bakteri patogen
cemas
Resiko Infeksi
Defisit self care
Nyeri akut
Gambar 2.2 pathways dan masalah keperawatan pada pre dan post hernioplasty (Oswari, 2000; Nettina, 2001; Jitowiyono, 2012)
Kondisi pasien kotor dan malas
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
8. Tanda dan gejala hernia
Menurut Oswari (2000), tanda dan gejala hernia pada umumnya
pasien mengeluhkan turun berok, burut atau kelingsir atau menyatakan
adanya benjolan di selakanganya/kemaluan, benjolan itu bisa mengecil
atau menghilang, dan bila menangis mengejan waktu defekasi/miksi,
mengangkat benda berat akan timbul kembali. Dapat pula ditemukan rasa
nyeri pada benjolan atau gejala muntah dan mual bila telah ada
komplikasi.
9. Manifestasi Klinik
a. Penonjolan di daerah inguinal
b. Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi.
c. Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti
kram dan distensi abdomen.
d. Terdengar bising usus pada benjolan
e. Kembung
f. Perubahan pola eliminasi BAB
g. Gelisah
h. Dehidrasi
i. Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat
pasien berdiri atau mendorong.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
10. Pemeriksaan Penunjang
a. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam
usus/obstruksi usus.
b. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah
putih (Leukosit : >10.000– 18.000/mm3) dan ketidakseimbangan
elektrolit.
11. Komplikasi
a. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga
isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis
ireponibilis). Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi
usus.
b. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus
yang masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat
menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Keadaan ini disebut
hernia inguinalis lateralis incarcerata.
c. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi
penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut
hernia inguinalis lateralis strangulata.
d. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan
pembuluh darah dan kemudian timbul nekrosis.
e. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung,
muntah dan obstipasi.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
f. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
g. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,
h. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
i. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik,
abses.
12. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
b. Cemas berhubungan dengan krisis situasional, rencana operasi
c. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan
pengobatannya berhubungan dengan kurangnya informasi, tidak
mengetahui sumber-sumber informasi, terbatasnya kognitif pasien.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive, lika post
pembedahan
e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelamahan
13. Rencana Keperawatan Hernia
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil
(NOC)
Rencana dan Intervensi (NIC)
1 Nyeri Akut b/d agen injuri fisik
Setelah dilakukan askep 2x24jam jam terjadi peningkatan kenyamanan dengan KH:
a. Klien melaporkan nyeri berkurang,
Manajemen nyeri :
• Kaji nyeri secara komprehensif ( Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi ).
• Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan.
• Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
skala nyeri 2-3 b. Ekspresi wajah
tenang & dapat istirahat, tidur.
c. V/S dalam batas normal (TD 120/80 mmHg, N: 60-100 x/mnt, RR: 16-20x/mnt).
klien sebelumnya. • Berikan lingkungan yang tenang • Ajarkan teknik non farmakologis
(relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri.
• Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri.
• Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.
• Monitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri.
• Monitor V/S • Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan
gejala efek samping.
2 Cemas berhubungan dengan krisis situasional,rencana operasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam, cemas klien terkontrol dengan
Kriteria Hasil :
a. Ekspresi wajah tampak tenang, rileks dan kooperatif.
b. Mengenali, mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol kecemasan.
c. Menemukan sikap tubuh, ekspresi wajah, isyarat dan tingkat kegiatan yang menggambarkan berkurangnya penderitaan.
Penurunan kecemasan
• Bina hubungan saling percaya dengan pasien.
• Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan (tachicardia, tachypnea, ekspresi cemas non verbal)
• Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepada klien dan perasaan yang mungkin muncul pada saat melakukan tindakan.
• Berusaha memahami keadaan klien • Berikan informasi tentang diagnosa,
prognosis dan tindakan. • Sediakan aktivitas untuk menurunkan
ketegangan • Bantu pasien untuk mengidentifikasi
situasi yang menciptakan cemas. • Tentukan kemampuan pasien untuk
mengambil keputusan • Instruksikan pasien untuk menggunakan
teknik relaksasi. • Kolaborasi untuk
pemberian obata penurun cemas , jika memungkinkan
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
d. Menunjukkan beberapa kemampuan untuk menenangkan diri
Peningkatan Koping
• Hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit
• Hargai dan diskusikan alternatif respon terhadap situasi.
• Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan.
• Sediakan informasi aktual tentang diagnosa, penanganan dan prognosis.
• Sediakan pilihan yang realistis tentang aspek perawatan saat ini.
• Libatkan keluarga atau orang terdekat dengan klien.
• Bantu klien untuk mengidentifikasi penggunaan koping yang efektif.
• Beri penyuluhan tentang prosedur pre operasi dan post operasi.
• Berikan pujian untuk menggunakan sumber koping yang efektif.
3 Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya berhubungan dengan kurangnya informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi, terbatasnya kognitif pasien.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam, pengetahuan klien meningkat. DenganKriteria Hasil
a. Pasien mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit dan pengobatan.
b. Berpartisipasi dalam pengobatan
Peningkatan pengetahuan
• Kaji tingkat pengetahuan tentang proses penyakit.
• Jelaskan proses penyakit • Tentukan kemampuan pasien untuk
mempelajari informasi khusus. • Berikan pengajaran sesuai dengan tingkat
pemahaman pasien, ulangi informasi bila dipelrukan.
• Ikutsertakan keluarga atau anggota keluarga lain.
• Jelaskan tentang program pengobatan dan alternatif pengobatan.
• Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin digunakan untuk mencegah komplikasi.
• Diskusikan tentang terapi dan pilihannya. • Eksplorasi kemungkinan sumber yang
bisa digunakan/mendukung. • Instruksikan kapan harus kepelayanan. • Tanyakan kembali pengetahuan klien
tentang penyakit, prosedur pengobatan.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
4 Risiko infeksi b/d adanya luka operasi, imunitas tubuh menurun, prosedur invasive
Setelah dilakukan askep 2x24jam jam risiko infeksi Terkontrol, dengan Kriteria Hasil :
a. Bebas dari tanda & gejala infeksi
b. Angka lekosit normal (4000 -11.000)
c. Suhu normal ( 36 – 37 c
Kontrol infeksi :
• Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.
• Batasi pengunjung bila perlu dan anjurkan u/ istirahat yang cukup
• Anjurkan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan klien.
• Gunakan sabun anti microba untuk mencuci tangan.
• Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.
• Gunakan baju, masker dan sarung tangan sebagai alat pelindung.
• Pertahankan lingkungan yang aseptik selama pemasangan alat.
• Lakukan perawatan luka sesuai indikasi • Lakukan dresing infus,dan dresing
kateter sesuai indikasi. • Tingkatkan intake nutrisi. & cairan yang
adekuat • Kolaborasi untuk pemberian antibiotik
sesuai program.
Proteksi terhadap infeksi
• Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.
• Monitor hitung granulosit dan WBC. • Monitor kerentanan terhadap infeksi. • Pertahankan teknik aseptik untuk setiap
tindakan. • Inspeksi kulit dan mebran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase. • Inspeksi keadaan luka dan sekitarnya • Monitor perubahan tingkat energi. • Dorong klien untuk meningkatkan
mobilitas dan latihan. • Instruksikan klien untuk minum
antibiotik sesuai program. • Ajarkan keluarga/klien tentang tanda dan
gejala infeksi.dan melaporkan kecurigaan infeksi.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
5 Defisit self care b/d kelemahan, penyakitnya
Setelah dilakukan askep 2x24jam jam klien dan keluarga dapat merawat diri : activity daily living (adl) dengan kritria :
a. kebutuhan klien sehari-hari terpenuhi (makan, berpakaian, toileting, berhias, hygiene, oral higiene)
b. klien bersih dan tidak bau.
Bantuan perawatan diri
• Monitor kemampuan pasien terhadap perawatan diri yang mandiri
• Monitor kebutuhan akan personal hygiene, berpakaian, toileting dan makan, berhias
• Beri bantuan sampai klien mempunyai kemapuan untuk merawat diri
• Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
• Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya
• Pertahankan aktivitas perawatan diri secara rutin
• dorong untuk melakukan secara mandiri tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.
• Berikan reinforcement positif atas usaha yang dilakukan.
Nyeri Akut Pada..., FEBRI RISQIONO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012