makalah geothermal kelompok 9

Upload: anjar-eko-saputro

Post on 14-Apr-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    1/26

    ENERGI NON KONVENSIONAL ENERGI PANAS BUMI

    ( GEOTHERMAL )

    MAKALAH

    Sebagai Tugas Kelompok

    Mata Kuliah Energi Konvensional dan Non Konvensional

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    MUHAMMAD RIZKY ZEN

    NIM 0610 4041 1390

    ROFFINA

    NIM 0610 4041 1398

    Dosen Pengajar : Ir. Erlinawati, M.T.

    JURUSAN TEKNIK KIMIA

    PROGRAM STUDI DIV TEKNIK ENERGI

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

    PALEMBANG

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    2/26

    2012

    2

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    3/26

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat

    Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat

    terselesaikan. Makalah ini disusun dalam rangka untuk menyempurnakan dari

    diskusi yang telah dilakukan. Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk

    menambah wawasan penulis maupun pembaca.

    Dalam pembuatan makalah ini, Penulis banyak mendapat bantuan baik

    moril maupun materil serta saran dan petunjuk dari berbagai pihak yang secara

    langsung maupun tak langsung telah memberi sumbangannya dalam penyususan

    laporan ini . Untuk itu, Penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada Ibu

    Ir. Erlinawati, M.T. yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan

    makalah ini, dan tak lupa pula kepada teman-teman yang selalu memberikan

    dukungan.

    Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,untuk itu penulis berharap datangnya saran dan keritik yang sifatnya membangun

    dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.

    Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberi manfaat, baik bagi penulis

    maupun bagi orang lain yang membacanya.

    Palembang, 11 Maret 2012

    Penulis

    3

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    4/26

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL.................................................................................. i

    KATA PENGANTAR................................................................................ 2

    DAFTAR ISI............................................................................................... 3

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang........................................................................... 4

    1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 5

    1.3 Tujuan........................................................................................ 5

    1.4 Manfaat...................................................................................... 5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Energi Panas Bumi ( Geothermal ).......................... 6

    2.2 Terjadinya Sistem Panas Bumi.................................................. 6

    2.3 Perhitungan Energi Panas Bumi................................................. 10

    BAB III PEMBAHASAN

    3.1 Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia.................................... 133.2 Teknologi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

    Serta Prinsip Kerjanya............................................................... 14

    3.3 Keuntungan dan Kekurangan dari Energi Panas Bumi............... 19

    3.4 Dampak Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

    Terhadap Lingkungan.................................................................. 21

    BAB IV PENUTUP

    4.1 Kesimpulan ...............................................................................

    22

    4.2 Saran...........................................................................................

    22

    DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 23

    4

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    5/26

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Saat ini panas bumi (geothermal) mulai menjadi perhatian dunia karena

    energi yang dihasilkan dapat dikonversi menjadi energi listrik, selain bebas polusi.

    Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas bumi telah terpasang di

    mancanegara seperti di Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Italia, Swedia, Swiss,

    Jerman, Selandia Baru, Australia, dan Jepang. Amerika saat ini bahkan sedang

    sibuk dengan riset besar mereka di bidang geothermal dengan nama Enhanced

    Geothermal Systems (EGS). EGS diprakarsai oleh US Department of Energy

    (DOE) dan bekerja sama dengan beberapa universitas seperti MIT, Southern

    Methodist University, dan University of Utah. Proyek ini merupakan program

    jangka panjang dimana pada 2050 geothermal merupakan sumber utama tenaga

    listrik Amerika Serikat. Program EGS bertujuan untuk meningkatkan sumber daya

    geothermal, menciptakan teknologi terbaik dan ekonomis, memperpanjang life

    time sumur-sumur produksi, ekspansi sumber daya, menekan harga listrik

    geothermal menjadi seekonomis mungkin, dan keunggulan lingkungan hidup.

    Program EGS telah mulai aktif sejak Desember 2005 yang lalu.

    Panas yang ada di dalam bumi ini berperan besar pada dinamika bumi atau

    proses yang terjadi di planet bumi ini. Panas dapat berpindah secara konduksi,

    konveksi dan radiasi. Perpindahan panas secara konduksi disebabkan interaksi

    atomikatau molekul penyusun bahan tersebut dalam mantel. Perpindahan panas

    secara konveksi diikuti dengan perpindahan massa. Kedua proses inilah yang

    sangat dominan di dalam bumi.

    Pada kedalaman 100-300 km di bawah permukaan bumi, suhu pada mantel

    bumi dapat melelehkan batuan dan membentuk magma yang cair atau cair

    sebagian. Magma yang terkumpul dalam dapur magma dapat naik sebagian

    5

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    6/26

    melalui zona lemah. Penyebaran gunung api di dunia 95% terletak di batas

    lempeng.

    Indonesia yang kaya akan wilayah gunung berapi, memiliki potensi panas

    bumi yang besar untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit tenaga

    listrik. Sekitar 54% potensi panas bumi di dunia berada di wilayah indonesia.

    Dengan potensi yang sangat besar ini (lebih dari 50%), wilayah Indonesia sangat

    cocok untuk menggunakan sumber pembangkit listrik tenaga panas bumi.

    1.2 Rumusan Masalah

    Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai

    berikut :

    1. Bagaimana potensi Energi Panas Bumi (Geothermal) di Indonesia.

    2. Apa saja teknologi sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi beserta

    prinsip kerjanya.

    3. Apa saja keuntungan dan kekurangan energi panas bumi (geothermal).

    4. Bagaimana analisa dampak lingkungan dan resiko eksplorasi.

    1.3 Tujuan

    Adapun tujuan dibuatnya makalah Energi Panas Bumi (Geothermal) ini

    adalah :

    1. Untuk mengetahui potensi Energi Panas Bumi (Geothermal) di Indonesia

    2. Untuk mengetahui teknologi sistem Pembangkit Listerik Tenaga Panas

    Bumi serta prinsip kerjanya.

    3. Untuk mengetahui keuntungan dan kekurangan dari Energi Panas Bumi

    (Geothermal).

    4. Untuk Mengetahui dampak lingkungan dan resiko eksplorasi dari Energi

    Panas Bumi (Geothermal)

    1.4 Manfaat

    6

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    7/26

    Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah dapat

    menambah wawasan bagi penulis dan para pembaca dibidang Energi Panas Bumi

    (Geothermal), pembangkitan tenaga listrik, khususnya PLTP.

    7

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    8/26

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Pengertian Energi Panas Bumi (Geothermal Energy)

    Energi panas bumi, adalah energi panas yang tersimpan dalam batuan di

    bawah permukaan bumi dan fluida yang terkandung didalamnya. Energi panas

    bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. di Italy sejak tahun 1913 dan

    di New Zealand sejak tahun 1958. Pemanfaatan energi panas bumi untuk sektor

    nonlistrik (direct use) telah berlangsung di Iceland sekitar 70 tahun.

    Meningkatnya kebutuhan akan energi serta meningkatnya harga minyak,

    khususnya pada tahun 1973 dan 1979, telah emacu negaranegara lain, termasuk

    Amerika Serikat, untuk mengurangi ketergantungan mereka pada minyak dengan

    cara memanfaatkan energi panas bumi. Saat ini energi panas bumi telah

    dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24 Negara, termasuk Indonesia.

    Disamping itu fluida panas bumi juga dimanfaatkan untuk sektor nonlistrik di 72

    negara, antara lain untuk pemanasan ruangan, pemanasan air, pemanasan rumah

    kaca, pengeringan hasil produk pertanian, pemanasan tanah, pengeringan kayu,

    kertas dll.

    2.2. Terjadinya Sistem Panas Bumi

    Secara garis besar bumi ini terdiri dari tiga lapisan utama (Gambar 2.1),

    yaitu kulit bumi (crust), selubung bumi (mantle) dan inti bumi (core). Kulit bumi

    adalah bagian terluar dari bumi. Ketebalan dari kulit bumi bervariasi, tetapi

    umumnya kulit bumi di bawah suatu daratan (continent) lebih tebal dari yang

    terdapat di bawah suatu lautan. Di bawah suatu daratan ketebalan kulit bumi

    umumnya sekitar 35 kilometer sedangkan di bawah lautan hanya sekitar 5

    kilometer. Batuan yang terdapat pada lapisan ini adalah batuan keras yang

    mempunyai density sekitar 2.7 - 3 gr/cm3.

    8

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    9/26

    Gambar 2.1. Susunan Lapisan BumiDi bawah kulit bumi terdapat suatu lapisan tebal yang disebut

    selubung bumi (mantel) yang diperkirakan mempunyai ketebalan sekitar 2900

    km. Bagian teratas dari selubung bumi juga merupakan batuan keras.

    Bagian terdalam dari bumi adalah inti bumi (core) yang mempunyai

    ketebalan sekitar 3450 kilometer. Lapisan ini mempunyai temperatur dan tekanan

    yang sangat tinggi sehingga lapisan ini berupa lelehan yang sangat panas yang

    diperkirakan mempunyai density sekitar 10.2 - 11.5 gr/cm3. Diperkirakan

    temperatur pada pusat bumi dapat mencapai sekitar 60000F.

    Kulit bumi dan bagian teratas dari selubung bumi kemudian dinamakan

    litosfir (80 - 200 km). Bagian selubung bumi yang terletak tepat di bawah

    litosfir merupakan batuan lunak tapi pekat dan jauh lebih panas. Bagian

    dari selubung bumi ini kemudian dinamakan astenosfer (200 - 300 km). Di

    bawah lapisan ini, yaitu bagian bawah dari selubung bumi terdiri dari

    material-material cair, pekat dan panas, dengan density sekitar 3.3 - 5.7 gr/cm3.

    Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa litosfer sebenarnya bukan

    merupakan permukaan yang utuh, tetapi terdiri dari sejumlah lempeng-lempeng

    tipis dan kaku (Gambar 2.2).

    9

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    10/26

    Gambar 2.2. Lempengan-lempengan Tektonik

    Lempeng-lempeng tersebut merupakan bentangan batuan setebal 64 145

    km yang mengapung di atas astenosfer. Lempeng-lempeng ini bergerak secara

    perlahan-lahan dan menerus. Di beberapa tempat lempeng-lempeng bergerak

    memisah sementara di beberapa tempat lainnya lempeng-lempeng saling

    mendorong dan salah satu diantaranya akan menujam di bawah lempeng

    lainnya (lihat Gambar 2.3). Karena panas di dalam astenosfere dan panas akibat

    gesekan, ujung dari lempengan tersebut hancur meleleh dan mempunyai temperatur

    tinggi (proses magmatisasi).

    Gambar 2.3. Gambaran Pergerakan Lempengan-lempengan Tektonik (Wahl, 1977)

    Adanya material panas pada kedalaman beberapa ribu kilometer

    10

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    11/26

    di bawah permukaan bumi menyebabkan terjadinya aliran panas dari sumber

    panas tersebut hingga ke pemukaan. Hal ini menyebabkan tejadinya perubahan

    temperatur daribawah hingga ke permukaan, dengan gradien temperatur rata-rata

    sebesar 300C/km. Di perbatasan antara dua lempeng (di daerah penujaman)

    harga laju aliran panas umumnya lebih besar dari harga rata-rata tersebut. Hal

    ini menyebabkan gradien temperatur di daerah tersebut menjadi lebih besar dari

    gradien tempetatur rata-rata, sehingga dapat mencapai 70-800C/km, bahkan di

    suatu tempat di Lanzarote (Canary Island) besarnya gradien temperatur sangat

    tinggi sekali hingga besarnya tidak lagi dinyatakan dalam 0C/km tetapi dalam

    0C/cm.

    Pada dasarnya sistem panas bumi terbentuk sebagai hasil perpindahan

    panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi secara konduksi

    dan secara konveksi. Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui

    batuan, sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya

    kontak antara air dengan suatu sumber panas. Perpindahan panas secara konveksi

    pada dasarnya terjadi karena gaya apung (bouyancy). Air karena gaya gravitasi

    selalu mempunyai kecenderungan untuk bergerak kebawah, akan tetapi apabila

    air tersebut kontak dengan suatu sumber panas maka akan terjadi perpindahan

    panas sehingga temperatur air menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan.

    Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atas dan air yang

    lebih dingin bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus

    konveksi.

    Gambar 2.4. Perpindahan Panas Di Bawah Permukaan

    Terjadinya sumber energi panas bumi di Indonesia serta karakteristiknya

    11

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    12/26

    dijelaskan oleh Budihardi (1998) sebagai berikut. Ada tiga lempengan yang

    berinteraksi di Indonesia, yaitu lempeng Pasifik, lempeng India-Australia dan

    lempeng Eurasia. Tumbukan yang terjadi antara ketiga lempeng tektonik tersebut

    telah memberikan peranan yang sangat penting bagi terbentuknya sumber energi

    panas bumi di Indonesia. Tumbukan antara lempeng India-Australia di sebelah

    selatan dan lempeng Eurasia di sebelah utara mengasilkan zona penunjaman

    (subduksi) di kedalaman 160 - 210 km di bawah Pulau Jawa-Nusatenggara

    dan di kedalaman sekitar 100 km (Rocks et. al, 1982) di bawah Pulau Sumatera.

    Hal ini menyebabkan proses magmatisasi di bawah Pulau Sumatera lebih dangkal

    dibandingkan dengan dibawah Pulau Jawa atau Nusatenggara. Karena perbedaan

    kedalaman jenis magma yang dihasilkannya berbeda. Pada kedalaman yang

    lebih besar jenis magma yang dihasilkan akan lebih bersifat basa dan lebih cair

    dengan kandungan gas magmatik yang lebih tinggi sehingga menghasilkan

    erupsi gunung api yang lebih kuat yang pada akhirnya akan menghasilkan

    endapan vulkanik yang lebih tebal dan terhampar luas. Oleh karena itu, reservoir

    panas bumi di Pulau Jawa umumnya lebih dalam dan menempati batuan volkanik,

    sedangkan reservoir panas bumi di Sumatera terdapat di dalam batuan sedimen dan

    ditemukan pada kedalaman yang lebih dangkal.

    2.3. Perhitungan Energi Panas Bumi

    Perkiraan atau penilaian potensi panas bumi pada prinsipnya

    mempergunakandata-data geologi, geofisika, dan geokimia. Analisa-analisa

    kimia memberikanparameter-parameter yang dapat digunakan untuk perkiraan

    potensi panas bumi suatudaerah. Rumus yang ada adalah sangat kasar dan

    merupakan perkiraan garis besar.Diantara rumus yang ada atau sering dipakai

    adalah metode Perry dan metode Bandwell,yang pada umumnya merupakan

    rumus empirik.

    Metode Perry

    12

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    13/26

    pada dasarnya mempergunakan prinsip energi dari panas yanghilang. Rumus

    untuk mendapatkan energi metode Perry adalah sebagai berikut :

    E = D x Dt x P

    Dimana :

    E = Arus energi (Kkal/detik)

    D = Debit air panas (L/det)Dt = perbedaan suhu permukaan air panas dan air

    dingin (oC)

    P = Panas jenis (Kkal/kg)

    Untuk perhitungan ini, data suhu dinyatakan dalam derajat celcius, debit air panas

    dalam satuan liter per detik, sedangkan isi chlorida dalam larutan air panas

    dinyatakan dalam miligram per liter.

    Metode Bandwell

    Rumus yang digunakan untuk mendapatkan energi panas bumi oleh Bandwell

    adalah :

    E = M (h1-h2) Kwh

    Dimana :

    E = energi panas

    M = massa dari waduk uap panas bumi yang terdiri dari cairan dan uap

    h1 = entalphi uap pada t1 (BTU/lb)

    h2 = entalphi uap pada t2 (BTU/lb)

    t1 = suhu waduk uap panas bumi mula-mula (oF)

    t2 = suhu waduk uap panas bumi mendingin (oF)

    Massa dari waduk uap panas bumi (M) sangat tergantung pada :

    13

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    14/26

    - Volume waduk uap panas bumi

    - Persentase uap yang terkandung dalam waduk

    14

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    15/26

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1. Potensi Energi Panas Bumi (Geothermal) di Indonesia

    Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya panas

    bumiyang terbesar di Indonesia. Potensi panas bumi di Jawa Barat mencapai 5411

    MW atau 20% dari total potensi yang dimiliki Indonesia. Sebagian potensi panas

    bumi tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik, seperti :

    PLTP Kamojang didekat Garut, memiliki unit 1,2,3 dengan kapasitas total

    140 MW. Potensi yang masih dapat dikembangkan sekitar 60 MW.

    PLTP Darajat, 60 Km sebelah tenggara Bandung dengan Kapasitas 55

    MW.

    PLTP Gunung Salak di Sukabumi, terdiri dari unit 1,2,3,4,5,6 dengan

    kapasitas total 330 MW.

    PLTP Wayang Windu di Panggalengan dengan Kapasitas 110 MW.

    Walaupun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) hanya mengolah sumberpanas yang tersimpan di reservoir perut bumi, bukan berarti tidak memerlukan

    biaya. Investasi untuk menggali energi panas bumi tidak sedikit karena tergolong

    berteknologi dan berisiko tinggi. Investasi untuk kapasitas di bawah satu MW,

    berkisar US$ 3.000-5.000 per kilowatt (kW). Sementara untuk kapasitas di atas

    satu MW, diperlukan investasi US$1.500-2.500 per kW. Karakter produksi dan

    kualitas produksi akan berbeda dari satu area ke area yang lain. Penurunan

    produksi yang cepat, merupakan karakter produksi yangharus ditanggung oleh

    pengusaha atau pengembang, ditambah kualitas produksi yangkurang baik, dapat

    menimbulkan banyak masalah di pembangkit. Misalnya, kandungan gas yang

    tinggi mengakibatkan investasi lebih besar. Dalam pembangkitan listrik, harga

    jual per kWh yang ditetapkan PLN dinilai terlalu murah sehingga tak sebanding

    dengan biaya eksplorasi dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas

    Bumi (PLTP). Dalam hat ini, PLN tidak bisa disalahkan karena tarif dasar listrik

    yang ditetapkan pemerintah masih di bawah harga komersial, yaitu tujuh sen

    dollar AS per kWh.

    15

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    16/26

    3.2. Teknologi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumiserta Prinsipnya

    Fluida panas bumi yang telah dikeluarkan ke permukaan bumi

    mengandung energi panas yang akan dimanfaatkan untuk menghasilkan

    energi listrik. Hal ini dimungkinkan oleh suatu sistem konversi energi fluida

    panas bumi (geothermal power cycle) yang mengubah energi panas dari fluida

    16

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    17/26

    menjadi energi listrik.

    Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada prinsipnya sama

    seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat

    di permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari

    reservoirpanas bumi. Apbila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap

    tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan

    mengubah energi panasbumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator

    sehingga dihasilkan energi listrik. Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala

    sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih

    dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan

    melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari

    fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian

    dialirkan ke turbin.

    Secara garis besar, Teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat

    dibagi menjadi 3 (tiga), pembagian ini didasarkan pada suhu dan tekanan

    reservoir. Saat ini terdapat tiga macam teknologi pembangkit listrik tenaga panas

    bumi (geothermal power plants), pembagian ini didasarkan pada suhu dan

    tekanan reservoir, yaitu :

    dry steam

    flash steam

    binary cycle

    Ketiga macam teknologi ini pada dasarnya digunakan pada kondisi yang berbeda-

    beda.

    3.2.1. Siklus Uap Kering (Direct Dry Steam Cycle)

    Teknologi ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat panas

    (>235oC), dan air yang tersedia di reservoir amat sedikit jumlahnya. Seperti

    terlihat digambar, cara kerja nya adalah uap dari sumber panas bumi langsung

    17

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    18/26

    masuk ke turbin melalui pipa, kemudian turbin akan memutar generator untuk

    menghasil listrik. Teknologi ini merupakan teknologi yang tertua yang telah

    digunakan pada Lardarello, Italia pada tahun 1904. Jenis ini adalah cocok untuk

    PLTP kapasitas kecil dan untuk kandungan gas yang tinggi. Contoh jenis ini di

    Indonesia adalah PLTP Kamojang 1 x 250 kW dan PLTP Dieng 1 x 2000 Kw.

    Gambar 3.2.1. Dry Steam Power Plant

    Bilamana uap kering tersedia dalam jumlah lebih besar, dapat

    dipergunakan PLTP jenis condensing, dan dipergunakan kondensor dengan

    kelengkapannya seperti menara pendingin dan pompa. Tipe ini adalah sesuai

    untuk kapasitas lebih besar. Contoh adalah PLTP Kamojang 1 x 30 MW dan 2 x

    55 MW, serta PLTP Drajad 1 x55 MW.

    Pembangkitan listrik di PLTP Kamojang pada prinsipnya sama seperti pada

    Gambar3.2.1, karena sumur-sumur di lapangan Kamojang menghasilkan

    uap kering (temperatur di dalam reservoir 2400C). Unit I dengan kapasitas 30

    MW beroperasi pada tanggal 7 Februari 1983. Unit II dan III masing-masingsebesar 55 MW dioperasikan berturut-turut pada tanggal 29 Juli 1987 dan 13

    September 1987, sehingga jumlah daya terpasang PLTP Kamojang seluruhnya

    menjadi 140 MW. Lapangan Kamojang terus dikembangkan. Untuk memenuhi

    kebutuhan uap PLTP Kamojang telah dimanfaatkan produksi uap dari 26

    sumur. Pola pengusahaan panasbumi Kamojang unit 1 s.d unit 3, adalah sebagai

    berikut:

    18

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    19/26

    3.2.2. Flash steam

    Teknologi ini bekerja pada suhu diatas 182oC pada reservoir, cara kerjanya

    adalah bilamana lapangan menghasilkan terutama air panas, perlu dipakai suatu

    separator yang memisahkan air dan uap dengan menyemprotkan cairan ke dalam

    tangki yang bertekanan lebih rendah sehingga cairan tersebut menguap dengan

    cepat menjadi uap yang memutar turbin dan generator akan menghasilkan listrik.

    Air panas yang tidak menjadi uap akan dikembalikan ke reservoir melalui

    injectionwells.

    Contoh ini adalah PLTP Salak dengan 2 x 55 MW.

    Gambar 2.5.2. Flash Steam Power Plant

    3.2.3. Binary Cycle

    Teknologi ini menggunakan suhu uap reservoir yang berkisar antara 107-

    182oC. Cara kerjanya adalah uap panas dialirkan ke salah satu pipa di heat

    exchanger untuk menguapkan cairan di pipa lainnya yang disebut pipa kerja. Pipa

    kerja adalah pipa yang langsung terhubung ke turbin, uap ini akan menggerakan

    turbin yang telah dihubungkan ke generator. Dan hasilnya adalah energi listrik.

    Cairan di pipa kerja memakai cairan yang memiliki titik didih yang rendah seperti

    Iso-butana atau Iso-pentana.

    19

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    20/26

    Gambar 2.5.3. Binary Steam Power Plant

    Keuntungan teknologi binary-cycle adalah dapat dimanfaatkan pada

    sumber panas bumi bersuhu rendah. Selain itu teknologi ini tidak mengeluarkan

    emisi. Karena alasan tersebut teknologi ini diperkirakan akan banyak dipakai

    dimasa depan. Sedangkan teknologi 1 dan 2 diatas menghasilkan emisi

    carbondioksida, nitritoksida dan sulfur, namun 50x lebih rendah dibanding emisi

    yang dihasilkan pembangkit minyak.

    Dua lapangan yang menggunakan siklus konversi energi seperti ini

    adalah Parantuka, Kamchatka Peninsula (USSR) dan Otake (Jepang). Di

    lapangan Lahendong juga terdapat sebuah pembangkit listrik panasbumi siklus

    binari (binary geothermal power plant) berkapasitas 2,5 MW.

    Gambar 4.6. Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Sistem Binary Cycle

    20

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    21/26

    3.3 Keuntungan dan Kekurangan PLTP

    Dalam halaman ini kita akan membahas tentang keuntungan dan

    kekurangan dari energi panas bumi diatas :

    A. Keuntungan PLTP

    Bersih.

    PLTP, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Matahari tidak

    membakar bahan bakar untuk menghasilkan uap panas guna memutar

    turbin. Menghasilkan listrik dengan energi geotermal membantu

    menghemat pemanfaatan bahan bakar fosil yang tidak bisa

    diperbaharui, dan dengan pengurangan pemakaian jenis-jenis bahan

    bakar ini, kita mengurangi emisi yang merusak atmosfir kita.

    Tidak boros lahan.

    Lokal area yang diperlukan untuk membangun PLTP ukurannya per

    MW lebih kecil dibandingkan hampir semua jenis pembangkit

    lain.Instalasi geotermal tidak memerlukan pembendungan sungai atau

    penebangan hutan,dan tidak ada terowongan tambang, lorong-

    lorong,lubang-lubang terbuka,timbunan limbah atau tumpahan minyak.

    Dapat diandalkan.

    PLTP dirancang untuk beroperasi 24 jam sehari sepanjang tahun.Suatu

    pembangkit listrik geotermal terletak diatas sumber bahan

    bakarnya.Hal ini membuatnya resisten terhadap hambatan penghasilan

    listrik yang diakibatkan oleh cuaca dan bencana alam yang bisa

    mengganggu transportasi bahan bakar.

    Fleksibel.

    Suatu PLTP bisa memiliki rancangan moduler, dengan unit tambahan

    dipasang sebagai peningkatan yang diperlukan untuk memenuhi

    permintaan listrik yang meningkat.

    Mengurangi Pengeluaran.

    21

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    22/26

    Uang tidak perlu dikeluarkan untuk mengimpor bahan bakar untuk

    PLTP Bahan bakar geotermal, selalu terdapat dimana pembangkit

    itu berada.

    Pembangunan

    PLTP di lokasi terpencil bisa meningkatkan standar dan kualitas hidup

    dengan cara membawa tenaga listrik ke orang yang bertempat tinggal

    jauh dari sentra populasi yang berlistrik.

    B. Kerugian kerugian PLTP

    PLTP selalu dibangun di daerah lapang Panas Bumi dimana terdapat

    banyak sumber air panas atau uap yang mengeluarkan gas H2S, hal

    ini akan menyebabkan kandungan H2S akan meningkat.Kandungan

    H2S yang bersifat korosit akan dapat menyebabkan peralatan

    peralatan mesin maupun listrik berkarat.

    Ancaman akan adanya hujan asam

    Penurunan stabilitas tanah yang akan berakibat pada bahaya erosidan amblesan (subsidence). Amblesan juga didukung letak

    geomorfologi tapak kegiatan yang berada pada kaldera vulkanik

    dengan patahan sekelilingnya sesuai dengan munculnya kerucut

    resent. Faktor lain yang berpengaruh adalah posisi Bali secara

    regional merupakan daerah rawan gempa bumi. Untuk memantau

    dampak amblesan, maka di tapak kegiatan harus dipasang mikro

    seismograf. Apabila terjadi amblesan maka kegiatan operasional

    PLTP harus dihentikan.

    Menyusut dan menurunnya debit maupun kwalitas sumber mata air

    tanah maupun danau-danau di sekitar area pembangunan yang akan

    menyebabkan gangguan pada kehidupan biota perairan dan

    menurunkan kemampuan tanah untuk menahan air

    22

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    23/26

    Berubahnya tata guna lahan, perubahan dan ancaman kebakaran

    hutan di mana diperlukan waktu antara 30-50 tahun untukmengembalikan fungsi hutan lindung seperti semula

    Terganggunya kelimpahan dan keanekaragaman jenis biota air

    karena diperkirakan akan tercemar zat-zat kimia SO2, C02, CO, NO2

    dan H2S

    3.4 Dampak Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi terhadap Lingkungan

    Dalam pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik terdapat

    berbagai dampak terhadap lingkungan akibat kegiatan-kegiatan yang dilakukan

    pada tahap eksplorasi dan eksploitasi. Dampak-dampak tersebut di antaranya

    adalah :

    Akuisisi lahan

    Gangguan permukaan (flora, fauna, tanah)

    Emisi udara

    Thermal effluents

    Chemical discharge

    Limbah padat

    Penggunaan air

    Dampak-dampak yang dihasilkan dari pemanfaatan energi panas bumi

    sebagai pembangkit listrik dapat diminimalisir dengan manajemen lingkungan

    yang tepat. Salah satu contohnya adalah melakukan pemantauan dampak-dampak

    yang ditimbulkan.

    23

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    24/26

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Berdasarkan uraian tersebut di atas, kiranya dapat disimpulkan bahwa

    1. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi cukup

    menjanjikan. Apalagi kalau diingat bahwa pemanfaatan energi

    panas bumi sebagai sumber penyedia tenaga listrik adalah

    termasuk teknologi yang tidak menimbulkan pencemaran terhadap

    lingkungan, suatu hal yang dewasa ini sangat diperhatikan dalam

    setiap pembangunan dan pemanfaatan teknologi, agar alam masih

    dapat memberikan daya dukungnya bagi kehidupan umat manusia.

    2. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik

    (Power generator) yang menggunakan Panas bumi (Geothermal)

    sebagai energy penggeraknya.

    3. Teknologi PLTP dibedakan menjkadi 3, yaitu : dry steam, flash

    steam, dan binarycycle. Ketiga teknologi ini pada dasarnya

    digunakan pada kondisi yang berbeda beda

    4. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi memiliki

    kelebihan dan kekurangan tersendiri serta adanya dampak yang

    akan ditimbulkan terhadap lingkungan.

    4.2 Saran

    24

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    25/26

    Diharapkan kepada semua komponen Masyarakat dapat mengetahui

    tentang perlunya dipikirkan penambahan energi melalui pemilihan energi

    alternatif yang ramah terhadap lingkungan.

    25

  • 7/29/2019 Makalah Geothermal Kelompok 9

    26/26

    DAFTAR PUSTAKA

    - I G. B. Wijaya Kusuma .Program Studi Teknik Mesin. Fakutas Teknik.

    Universitas Udayana

    - FISIKA ENERGI

    - PLTP Panas Bumi

    - jo-hnz.blog Orang Indonesia PLTP (Geothermal) Bedugul

    - TEKNIK PANAS BUMI oleh Ir. Nenny Miryani Saptadji PH.d ITB

    -Internet Explorer

    - http://geothermal.itb.ac.id/wp-content/uploads/Sekilas_tentang_Panas_Bumi.pdf

    - http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/dasar_fisika_energi/bab7_energi_

    panas_bumi.pdf

    26

    http://joehanes.blog.com/http://geothermal.itb.ac.id/wp-content/uploads/Sekilas_tentang_Panas_Bumi.pdfhttp://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/dasar_fisika_energi/bab7_energi_panas_bumi.pdfhttp://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/dasar_fisika_energi/bab7_energi_panas_bumi.pdfhttp://joehanes.blog.com/http://geothermal.itb.ac.id/wp-content/uploads/Sekilas_tentang_Panas_Bumi.pdfhttp://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/dasar_fisika_energi/bab7_energi_panas_bumi.pdfhttp://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/dasar_fisika_energi/bab7_energi_panas_bumi.pdf