ltm pemicu 1 modul muskuloskeletal

14
LTM Pemicu 1 Modul Muskuloskeletal Axial Skeleton Melissa Lenardi, 0906058296 I. Pendahuluan Secara umum, aspek anatomi pada muskuloskeletasl terdiri dari tulang/rangka, sendi, otot, alat gerak dan sistem saraf, serta mekanisme gerak. 1 Rangka terdiri dari rangka aksial (rangka yang membentuk aksis tubuh dan menyokong serta melindungi kepala, leher dan tubuh) dan rangka apendikular (tulang ekstremitas superior dan inferior). Sendi merupakan persambungan dua tulang atau lebih, yang diperkuat oleh lcostaemen dan otot-otot yang melewati sendi tersebut. Pada manusia, terdapat berbagai macam tipe sendi berdasarkan struktur histologi, anatomi dan fungsinya. 1 Otot pada manusia terdapat lebih dari 600 otot yang dibagi berdasarkan fungsi, letak dan kerjanya. 1 Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat dan tepi yang mengontrol dan mengendalikan gerak. Gerakan pada sendi dan otot memiliki bidang dan sumbu tertentu, dan ditentukan berdasarkan posisi anatominya. II. Isi Rangka, secara konvensional dibagi menjadi bagian aksial dan appendiks, seperti terlihat pada tabel 1 Tabel 1. Tulang aksial Dewasa Tengkorak terdiri dari 2 set tulang, tulang kranial yang membentuk kranium sebagai pembungkus otak, serta tulang facial untuk menyangga mata, hidung dan membentuk kerangka rongga mulut. Tulang pendengaran terdiri dari tcostae tulang pada bagian telinga tengah pada tiap telinga untuk menreansmisikan impuls suara. Tulang hioid terletak di atas laring, merupakan kantung suara, dan di bawah mandibula untuk menyangga lidah dan membantu proses menelan. Kolumna vertebralis terdiri dari 26 tulang yang dipisahkan oleh diskus intervertrebral cartilaginous, pada bagian pelvis, beberapa tulang vertebra yang menyatu membentuk sacrum, bagian ujung vertebra yang menyatu membentuk tulang ekor, coccyx. Tulang costae terbentuk dari tulang dan tulang rawan yang menutupi bagian toraks tubuh,terdiri dari 12 pasang tulang costae, sternum dan tulang rawan costalis yang menghubungkan tulang sternum dengan costae.

Upload: melissa-lenardi

Post on 30-Jun-2015

564 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: LTM Pemicu 1 Modul Muskuloskeletal

LTM Pemicu 1 Modul MuskuloskeletalAxial Skeleton

Melissa Lenardi, 0906058296

I. PendahuluanSecara umum, aspek anatomi pada muskuloskeletasl terdiri dari tulang/rangka, sendi, otot, alat gerak dan sistem saraf, serta mekanisme gerak.1 Rangka terdiri dari rangka aksial (rangka yang membentuk aksis tubuh dan menyokong serta melindungi kepala, leher dan tubuh) dan rangka apendikular (tulang ekstremitas superior dan inferior). Sendi merupakan persambungan dua tulang atau lebih, yang diperkuat oleh lcostaemen dan otot-otot yang melewati sendi tersebut. Pada manusia, terdapat berbagai macam tipe sendi berdasarkan struktur histologi, anatomi dan fungsinya. 1 Otot pada manusia terdapat lebih dari 600 otot yang dibagi berdasarkan fungsi, letak dan kerjanya. 1 Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat dan tepi yang mengontrol dan mengendalikan gerak. Gerakan pada sendi dan otot memiliki bidang dan sumbu tertentu, dan ditentukan berdasarkan posisi anatominya.

II. IsiRangka, secara konvensional dibagi menjadi bagian aksial dan appendiks, seperti terlihat pada tabel 1

Tabel 1. Tulang aksial Dewasa

Tengkorak terdiri dari 2 set tulang, tulang kranial yang membentuk kranium sebagai pembungkus otak, serta tulang facial untuk menyangga mata, hidung dan membentuk kerangka rongga mulut. Tulang pendengaran terdiri dari tcostae tulang pada bagian telinga tengah pada tiap telinga untuk menreansmisikan impuls suara. Tulang hioid terletak di atas laring, merupakan kantung suara, dan di bawah mandibula untuk menyangga lidah dan membantu proses menelan. Kolumna vertebralis terdiri dari 26 tulang yang dipisahkan oleh diskus intervertrebral cartilaginous, pada bagian pelvis, beberapa tulang vertebra yang menyatu membentuk sacrum, bagian ujung vertebra yang menyatu membentuk tulang ekor, coccyx. Tulang costae terbentuk dari tulang dan tulang rawan yang menutupi bagian toraks tubuh,terdiri dari 12 pasang tulang costae, sternum dan tulang rawan costalis yang menghubungkan tulang sternum dengan costae.

Gambar 1. Kerangka Manusia (kiri: anterior, kiri: Posterior)

Melissa, 30/11/10,
Rangka dewasa diperkirakan 206 tulang (jumlah ini berbeda tiap orang berdasarkan genetik dan usia) saat lahir, diperkirakan 270 tulang, mengalami osifikasi saat kandungan, dan terus meningkat. Saat remaja, jumlah tulang berkurang karena fusi beberapa tulang.Beberapa orang dewasa memiliki tambahan tulang di daerah sutura, disebut sutural bones, sedangkan tambahan di daerah tendon disebut sesamoid bones, contohnya adalah patella
Page 2: LTM Pemicu 1 Modul Muskuloskeletal

Penulangan mulai terjadi pada minggu ke 4 kehamilan, namun baru mulai terlihat pada minggu je 10. Jaringan tulang berasal dari jaringan mesenkim, membentuk kondroblas dan mengalami osifikasi endokordal membentuk osteon. Osifikasi intramembranosa terjadi pada mesenkim yang langsung membentuk osteon, seperti pada clavicula, tulang wajah, beberapa tulang kranium.

Pembentukan tulang kepala diawali pada minggu keempat hingga beberapa saat setelah kelahiran. Proses ini dipengaruhi oleh aspek kondrocranium, neurocranium, viserocranium/ splanchnocranium.

Tulang memiliki beberapa lubang (cavity), diantaranya cranial cavity (lubang terbesar dengan kapasitas mencapai 1.300-1.350 cc, nasal cavity (terbentuk dari fosa nasal, sehingga terlihat 2 bagian yang disekat oleh septum nasale, 4 set sinus paranasal (pada tulang di sekitar area nasalis), lebih lengkapnya terampir pada tabel 2

Tulang kranial akan menutup dan melindungi otak dan berhiubingan dengan berbagai organ sensoris, terdiri dari 1 os. Frontal, 2 os parietal, 2 os temporal, 1 os occipital, 1 os spenoid, dan 1 os ethmoid.

Os. Frontale merupakan atap anterior kranium, membentuk bagian kepala depan, dan atap rongga hidung, serta merupakan arkus superior orbitalis (rongga mata). Pada awalnya merupakan 2 kompartemen terpisah, pada usia 5-6 th akan berdifusi. Os frontalis juga memiliki sinus-sinus frontalis yang nerhubungan dengan rongga hidung, bersama dengan sinuns paranasal, mengurangi beban tengkorak dan menjadi ruangan yang membantu resonansi proses pembentukan suara.

Os parietale merupakan 2 tulang yang terpisahkan oleh sutura sagitalis dan terletak di sebelah atas membentuk atap cranium, berdekatan dengan os frontale yang terpisahkan oleh sutura koronal, membentuk struktur concave pada bagian dalamnya.

Os temporale merupakan 2 tulang yang membentuk bagian bawah cranium. Tiap tulang temporalis bergabung dengan tulang parietal yang berdekatan, membentuk sutura squamosa. Secara struktural, temporal dapat dibagi menjadi 4 bagian (Bagian Squamosa

—lempengan datar pada bagian samping dan memperlihatkan struktur processus zygomaticum, fossa mandibularis yang akan membentuk sendi temporomandibularis; Bagian Timpani—terdapat meatus akustikus eksternal, atau kanal telinga yang terletak di bagian posterior fossa mandibular, di bagian inferiornya terdapat processus styloid; Bagian Mastoid—terdapat processus mastoid merupakan proyeksi melingkar posterior meatus akustikus eksternus dan foramen mastoid di bagian belakan processus mastoideus; Bagian Petrosus—terlihat pada dasar kranium, merupakan struktur di telinga tengah dan dalam, terdapat kanalis karotid dan foramen jugulare pada sisi medial

Gambar 3. Os Temporale lateral (kiri) dan medial (kanan)

Os Occipitalis membentuk cranial bagian belakang dan merupakan dasar tengkorak. Dengan os parietale membentuk sutura lamboideus. Terdapat foramen magnum tempat lewatnya spinal cord, di bagian lateralnya terdapat kondyl occipitalis, berartikulata dengan Servical 1 (tl Atlas); pada bagian ini, terdapat kanalis hipoglosal di bagian anterolateral. Terdapat kanal condyloid terletak di posterior kondyl occipitalis. External occipitalis protuberance merupakan proyeksi yang menonjol di posterior. Garis nuchal superior merupakan bagian tulang yang melintangi lateral mastoideus occipitalis. Tulang sutura merupakan clusrer kecil ireguler pada daerah sutura lambdois

Os Spenoidale membentuk dasar kranium bagian anterior, memiliki bentuk seperti ngngat, terdapat greater dan lesser wings yang membentuk orbit, bagian yang seperti baji terdapar sinus sphenoidal, depresi seperti pelana yang menonjol disebul sella turtica. Tulang sphenoid berhubungan dengan beberapa foramen (kanalis optikusm

Gambar 2. Pembentukan tulang pada anak usia kehamilan 10 minggu

Melissa, 01/12/10,
Pada tulang occipitalis yang jelas di bawah kulit
Melissa, 02/12/10,
Bagian tengkorak yang terbentuk dari arkus viseral embrionik membentuk mandibula, tulang pendengaran, tulang hyois dan processus di tengkorak
Melissa, 30/11/10,
Bagian tengkorak yang mengalami osifikasi membranosa membetuk tulang pelapis otak dan wajah
Melissa, 30/11/10,
Bagian tengkorak yang mengalami osifikasi endochondral ossification membentuk tulang pelindung otak
Page 3: LTM Pemicu 1 Modul Muskuloskeletal

fissura orbitalis superior, foramen ovale, foramen spinosum, foramen lacerum, dan foramen rotundum.

Gambar 4. Os Spenoidale bagian superior dan posterior

Os Ethmoidale merupakan tulang di sebelah anterior dasar kraniumantara orbital, membentuk atap dari rongga hidung, bagian yang membagi rongga hidung menjadi 2 bagian(2 nasal fossa) adalah perpendicular plate yang berproyeksi ke arah inferior. Sedangkan ke arah superior adalah crista galli sebagai tempat perlekatan dengan meninges, pada kedua dinding lateralnya, terdapar 2 lempengan seperti scroll tulang ethmodidale, di bagian superior dan tengah rongga hidung yang disebut turbinates. Bagian dasar kranium di atas rongga hidung disebut cribriform plate, yang terdapat banyak lubang yang disebut cribriform foramina

Tulang wajah terdiri dari 14 tulang yang tidak bersentuhan dengan otak, berfungsi untuk memberikan bentuk wajah yang khas, menyangga gigi dan tempat melekatnya otot-otot penggerak wajah dan rahang.

Maxilla bersatu di bagian medial membentuk rahang atas yang menyangga gigi atas (insisi, kaninus, premolar, molar yang tertanam dalam dental alveoli di sekitar processus alveolaris). Processus palatina merupakan lempengan horisontal, membentuk bagian lempeng keras yang menjadi atap rongga mulut. Foramen incisibe terdapat di regio anterior lempeng keras di belakang gigi seri. Foramen infraorbital terletak di sebelah bawah, tempat lewatnya saraf dan arteri menuju hidung.

Gambar 7. Tulang Maxilla

Gambar 6. Os Ethmoidale

Gambar 5. Tulang palatina, bagian medial dan posterior

Page 4: LTM Pemicu 1 Modul Muskuloskeletal

Tulang Palatina membentuk huruf L bagian posterior lempeng keras. Lempeng horizontal juga membentuk lempeng keras yang bagian belakangnya juga terdapat foramen palatina mayus, beberapa foramen palatina minus di bagian lebih posterior.

Tulang Zygomatic terletak di sebelah lateral, memanjang ke bagian posterior membentuk processus temporalis yang menyatu dengan processus zigomatikum tulang temporale (membentuk arkus zigomatikum), tulang ini juga membentuk orbitalis.

Tulang lacrimale merupakan pembentuk dinding medial orbitalius bagian anterior dan merupakan tulang terkecul pada wajah. Tiap sisi memiliki sulkus lacrimale (cekungan yang membantu pembentukan kanal nasolakrimale yang terbuka saat menangis)

Konka nasal Inferior merupakan tulang yang rapuh, terproyeksi secara horizontal dan medial, membentuk dinding lateral rongga hidung, meluas ke rongga hidung tepat dibawah konka hidung superior dan tengah (bagian os ethmoidale)

Tulang vimer merupaka tulang yang kurus dan datar yang membentuk bagian bawah septum nasalis, bersama dengan pelat perpendicular (bagian os ethmoidale) menyokong lapisan tulang rawan di bagian anterior dan inferior septum nasale

Gambar 9. Os Mandibulare

Gambar 8. Tulang hyoid

Page 5: LTM Pemicu 1 Modul Muskuloskeletal

Os Mandibulare merupakan tulang terluas dan terkuat dari wajah, melekat dengan sendi temporomandibular, 11nya tulang tengkorak yang dapat digerakkan, dan membentuk struktur tapal kuda. Bagian tengahnya disebut corpus, dan di bagian samping membentuk rasmus, pada bagian margin superior terbentuk processus kondyloid, beratrikulasi dengan fossa mandibular tulang temporalis dan membentuk processus koronoideus sebagai tempat perlekatan muskulus temporalis.

Tulang Hyoid merupakan bagian yang unik dari tengkorak, karena tidak sepenuhnya melekat dengan tulang yang lain, terletak di daerah leher, di bawah mandibula, yang menggantung pada peosesus styloideus tulang temporal dengan muskulus dan lcostaementum stylohyoid. Terdiri dari corpus, cornu minus dan cornu mayus yang berfungsi menyangga lidah dan tempat perlekatan origo beberapa otot.

Tulang pendengaran terdiri dari 3 pasang tulang (malleus “martil”, incus “landasan”, stapes “pelana/sanggurdi”)yang terletak di rongga teling tengah pada bagian petrosus tulang temporal

Columna Vertebralis tersusun dari 33 tulang vertebra yang dipisahkan satu sama yang lain oleh diskus fibrocartilago intervertebralis. Columna vertebralis berdungsi

melindungi medula spinalis menyangga tengkorak, memungkinkan gerakan bipedal, tempat perlekatan berbagai tulang, dan memungkinkan pergerakan tubuh. Terdiri dari (7) servicalis, (12) Thoracalis, (5) lumbalis, (5) sacrum yang menyatu, dan (4) coccygis yang menyatu. Jenis gerakan yang terjadi hanyalah gerakan sedikit. Antar vertrbrae terdapat bagian yang bebas (terbuka, yang disebut foramen intervertebralis sehingga Saraf spinal dapar keluar ke bagian tubuh tertentu. CV juga memiliki 4 lengkungan (lordosis servical, kifosis torakal, lordosis lumbalis, dan kifosis sacral) yang muncul berdasarkan masa kehidupannya.

Vertebra memiliki bentuk umum yang terdapat pada semua regio, yaitu memiliki arcus dan corpus vertebra. Korpus vertebra berfungsi meneruskan berat tubuh karena itu, korpus lumbalis paling besar. Arkus terdiri dari lamina dan pedikel (perpanjangan arkus yang membentuk processus spinosus dan transversus. Tempat perlekatan bertebrae yang satu dengan yang lain adalah facies articularis superior dan inferior. Ketujuh arkus tersebut adalah processus spinosus, 2 processus transversus, 2 processus articularis superior, dan 2 processus articularis inferior

Gambar 10. 3 Tulang pendengaran

Gambar 11. Columna Vertebral

Melissa, 01/12/10,
Pada orang dewasa, terdapat 26 tulang yang dapa digerakkan
Melissa, 01/12/10,
(tulang yang dapat di palpasi di bagian leher atas di bawah porsi lateral, rusak pada cekikan)
Page 6: LTM Pemicu 1 Modul Muskuloskeletal

Gambar 12. Vertebra servicalis

Vertebra servicalis terdiri dari 7 tulang yang fleksibel pada bagian leher, jaringan tulang lebih padat dan lebih kecil dibandingkan vertebra lainnya (kecuali coccygis) dengan korpus yang kotak. Ciri khas vertebra cervicalis adalah terdapatnya foramen transversum pada tiap processus transversus yang merupakan tempat keluar masuknya vaskularisasi. C2-6 memiliki sifat bifid, notched, spinous untuk memperluas bidang perlekatan untuk memperkuat ikatan dengan tengkorak. Tulang atlas/vertebra cervicalis I memiliki corpus vertebra yang sangat hilang dan terdapat tuberculum anterior atlantis dan posterior atlantis, sedangkan axis /vertebra cervicalis II memiliki struktur dens epistrophei/axis dens yang berfungsi menggelengkan kepala.

Gambar 13. Vertebra thoracalis

Vertebra thoracalis terdapat 12 tulang yang berhubungan dengan tulang costae dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan vertebra servicalis, dan semakin ke bawah, semakin besar. Tiap verteba thoracalis memiliki processus spinosus (mengarah oblique downward) dan fovea costalis sebagai daerah persendian dengan tulang. Bentuk corpus torakal bentuknya oval. Ada vertebra torakal bagian korpus dan processus transversus torakal terdapat 3 fovea costalis kecuali T-10, 11, 12.

Page 7: LTM Pemicu 1 Modul Muskuloskeletal

Gambar 14. Vertebra LumbalisVertebra lumbalis terdiri dari 5 tulang dengan bagian korpus yang besar dan tebal, processus spinosus yang tumpul yang merupakan verteba terbesar dengan struktur processus mamilaris dan processus acessorius yang merupakan modifikasi processus transversusyang belum diketahui.

Gambar 15. Os Sacrum dan coccygis

Os Sacrum membentuk fondasi yang kuat dengan penyatuan 4-5 vertebra dikarenakan besarnya fascies auricularius pada bagian lateral untuk mempermudah gerakan terbatas sarcoilias yang menghubungkan os sacrum dengan ileum. Foramina sacralia posterios menjadi tempat lewatnya serabut saraf, canalis sacralis unutuk celah tubular di sacrum yang meneruskan canalis vertebralis. Sepasang foramina sacralia superior berartikulasi dengan L5. Pada bagian ujung, terdapat foramina sacralis anterior.

Os Coccygis berbentuk triangular, terdiri dari 3-5 vertebra. Tulang pertama memiliki dua kronu coccygeal yang dilekatkan ke os sacrum oleh lcostaemen dengan tonjolan arah lateral yang disebut processus transversus.

Gambar 16. Rangka thorax

Costae melekat pada otot dinding tubuh terdiri dari 12 pasang costae yang melekat juga pada vertebra thoracalis. Pada bagian depan 7 pasang costae pertama melekat pada sternum dengan kartilago costal, disebut Iga sejati, sedangkan 3 pasang dibawahnya merupakan iga semu, dan 2 yang terakhir merupakan iga menggantung. Ke 10 costae yang pertama memiliki caput dan tuberculum costae, sedangkan 2 yang terakhir memiliki caput, tetapu tidak memiliki tuberculum costae.

Sternum merupakan tulang yang memanjang dan memipih, terdiri dari manubrium sternii (berartikulasi dengan costae 1 dan 2), corpus sternii (berartikulasi dengan costal cartilago costae ke 2-10), dan processus xyphoideus (melekat pada otot abdomen) yang memiliki tulang rawan.

Melissa, 02/12/10,
Costae pada bagian caput terdapat persendian dengan vertebra (fasies artikularis yang bersendi dengan processus transversus). Rangka apendikuler terdiri dari ekstremitas dan gelang girdle. Pada scapula bagian depan terdapat fossa subscpularis(terdapay musculus scap
Melissa, 02/12/10,
Processus transversus bermodifikasi menjadi processus mamiliarisa dan asesorium. Proses mamilaris dan prosesua asesoriusbelum diketahui fungsinya tetapi hanya untuk keperluan identifikasi. Processus spinosus pada torakal dan servical berguna untuk membatasi hiperekstensi. Fasies artikularris superior pada vertebra servical yaitu miring 45 sehingga bisa melakukan gerakan fleksi dan laterofleksi yang lebih luas. Fasies artikularis superior pada vertebra torakal sehahar bidang frontal sehingga bisa melakukan rotasi dan derakan miring ke kanan dan kiri. Velcostaementum posterius dan lcostaementum anterius. Lrtebrae dilindungi oleh lcostaementum
Page 8: LTM Pemicu 1 Modul Muskuloskeletal

OTOT aksial meliputi otot yang melekat pada bagian aksial yang berperan dalam pembentukan ekspresi wajah, mengunyah, menggerakan bola mata, menggerakan lidah, leher, aktivitas pernapasan, pergerakan dinding abdomen serta sistem pengeluaran.

Gambar 17. Otot wajah superficial

Gambar 18. Otot pembentuk ekspresi wajah

Page 9: LTM Pemicu 1 Modul Muskuloskeletal

Gambar 19. Otot pengunyah

Gambar 20. Otot penggerak bola mata ekstrinsik

Gambar 21. Otot lidah ekstrinsik

Page 10: LTM Pemicu 1 Modul Muskuloskeletal

Gambar 22. Otot leher bagian posterior dan puggung bagian atas

Gambar 23. Otot leher bagian anterior dan lateral

Gambar 24. Otot pernapasan saat diambil dan dihembuskan

Page 11: LTM Pemicu 1 Modul Muskuloskeletal

Gambar 25. Otot-otot abdomina

Page 12: LTM Pemicu 1 Modul Muskuloskeletal

Gambar 26. Otot pengeluaran pelvis

III. Daftar Pustaka1. Dorlan, W.A. Newman. Kamus kedokteran Dorland. Andy Setiawan dkk., penerjemah; Herni

Koesoemawati, penyunting. Ed ke-29. Jakarta: ECG; 2002. Terjemahan dari: Dorland’s Illustrated Medical Dictionary

2. Fuqonita D, Budiman G, Liem IK, Djalal R, dkk. Panduan Praktikum Anatomi untuk mahasiswa fakultas kedokteran.2nd ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2009.

3. Matter F. Van De Fraaf: Human Anatomy. 6th ed. The McGraw-Hill Companies.2001.4. Putz R, PabstR. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia. Indarti Hadinata, penerjemah; Joko Suyono,

penyunting.Ed ke-20. Jakarta: ECG; 1997.