laporan pemicu iii
DESCRIPTION
proses industri kimiaTRANSCRIPT
PROSES INDUSTRI KIMIA
LAPORAN PEMICU III
OLEH
Dede Muhammad Taher Hsb - 120405130
Arya Saka Wicaksono - 130405074
Yayang Afandy - 130405084
Ria Eirene - 130405098
Irsa Septiawan - 130405100
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya alam dihasilkan oleh alam yang dapat dimanfaatkan sebesar-
besarnya untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan manusia.
Sumber daya alam dapat dibedakan menjadi sumber daya alam yang dapat diperbaharui
((renewable resources) dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-
renewable resources). Sumber daya alam yang dapat diperbaharui contohnya seperti
sinar matahari, angin, air, udara, gelombang laut , hasil-hasil perkebunan, pertanian,
peternakan hutan dan lain-lain, sedangkan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui seperti minyak dan gas bumi, serta mineral yang cadangannya terbatas di
alam. Sejak tahun 1980-an, Indonesia sebenarnya telah merancang tidak lagi
menjadikan sumber daya alam berbasis minyak dan gas bumi sebagai andalan
pemenuhan kebutuhan energi, dan mulai mencari alternatif sumber energi lain berasal
dari sumber daya hutan, sumber daya air, perkebunan, sumber daya mineral seperti batu
bara dan lain-lain. Untuk mempercepat dan mengoptimalkan pembangunan
perekonomian berbasis sumber daya alam sebagai penggerak kemajuan dan
kemakmuran bangsa, diperlukan pendekatan berbasis teknologi yang dipadukan dengan
karakter khas bangsa Indonesia yang disebut kearifan lokal.
1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui tentang industri kimia organik dan proses pada industri kimia
organik.
2. Mengetahui tentang industri kimia anorganik dan proses pada industri kimia
anorganik.
3. Mengetahui perbedaan antara proses industri kimia organik dengan proses
industri kimia anorganik.
TINJAUAN PUSTAKA
A.INDUSTRI KIMIA
Industri kimia merujuk pada suatu industri yang terlibat dalam produksi zat kimia.
Industri ini mencakup petrokimia, agrokimia, bidang farmasi, cat, dan oleokimia.
Dimana seluruh produk yang dihasilkan menggunakan proses kimia, termasuk reaksi
kimia untuk membentuk suatu zat baru, pemisahan berdasarkan sifat suatu zat tersebut
seperti kelarutan atau muatan ion, distilasi, transformasi oleh panas, serta metode-
metode lainnya.
Dimana dalam industri kimia, bahan yang dipakai sebagian besar dari bahan
mentah yang dimana dapat diperoleh dari penambangan, pertanian, atau dari industri
yang hanya menghasilkan bahan setengah jadi.
Bahan mentah/
Bahan setengah jadi
Limbah
Pada gambar di atas dapat kita jelaskan bahwa dalam suatu industri, seperti
industri kimia memerlukan suatu proses untuk dapat mengolah suatu bahan menjadi
produk.
Penyediaan bahan baku untuk industri kimia berasal dari lingkungan alam yang
dikonversi menjadi bahan intermediet sebagai bahan dasar untuk pembuatan material
lainnya. Ada 4 sumber dari alam, yaitu:
Dari kulit bumi (litosphere)
Dari lautan (hidrosphere)
Dari udara (atsmosphere)
Dari tumbuhan (biosphere)
Bahan baku dari alam di atas dikelompokkan ke dalam renewable dan
nonrenewable. Sumber-sumber renewable dapat diperbaharui dengan sendirinya, seperti
produk dari sumber pertanian, hutan, perikanan, dan hewani. Apabila laju penggunaan
ProsesProduk
material di atas melampaui kapasitas regenerasinya, maka kelompok renewable menjadi
nonrenewable. Sumber nonrenewable berasal dari pembentukan geologi yang
berlangsung sangat sama. Material ini termasuk logam, mineral, dan material organik.
Penggunaan kelompok renewable juga merupakan bahan yang ramah lingkungan.
Limbah dari renewable umumnya dapat diuraikan oleh mikroorganisme
(biodegradable).
B.INDUSTRI KIMIA ORGANIK
Kata ‘kimia’ dapat diartikan sebagai suatu proses dimana sebelum dan sesudah
proses terjadi perubahan ‘identitas kimia’ yang ditandai dengan perubahan unsur-unsur
penyusunnya dan atau perubahan massa molekulnya ataupun struktur molekulnya,
dimana proses tersebut disebut dengan ‘reaksi kimia’. Bahan sebelum terjadinya proses
reaksi kimia disebut dengan ‘reaktan, hasil dari reaksi kimia tersebut disebut dengan
‘produk’, sedangkan proses reaksi kimia yang memisahkan sebelum dan sesudah proses
menggunakan simbol panah, sebagaimana seperti contoh berikut :
Pada reaksi diatas, A dan B merupakan reaktan sedangkan P dan Q merupakan
produk. Dalam hal ini reaktan dan produk terjadi perubahan identitas kimia yang
dapat perubahan struktur, unsur ataupun molekul kimia.
Reaksi kimia adalah suatu reaksi antar senyawa kimia atau unsur kimia yang
melibatkan perubahan struktur dari molekul, yang umumnya berkaitan dengan
pembentukan dan pemutusan ikatan kimia. Berlangsungnya proses tersebut
mempunyai dua kemungkinan yaitu memerlukan energi atau melepaskan energi.
Selain itu beberapa ciri fisik antara lain :
Terbentuknya endapan
Terbentuknya gas
Terjadinya perubahan warna
Terjadinya perubahan suhu atau temperatur
Semua reaksi kimia menyangkut perubahan energi yang diwujudkan dalam
bentuk panas. Kebanyakan reaksi kimia disertai dengan pelepasan panas, meskipun
adapula beberapa reaksi kimia yang menyerap panas. Bahaya dari suatu reaksi kimia
terutama adalah karena proses pelepasan energi yang demikian banyak dan dalam
kecepatan yang sangat tinggi, sehingga tidak terkendalikan dan bersifat destruktif
(merusak) terhadap lingkungan, termasuk operator/orang yang melakukannya.
Banyak kejadian dan kecelakaan di dalam laboraturium sebagai akibat reaksi
kimia yang hebat atau eksplosif (ledakan). Namun kecelakaan tersebut pada
hakikatnya disebabkan oleh kurangnya pengertian atau apresiasi terhadap faktor –
faktor kimia-fisika yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Sifat Dasar Pereaksi
Zat – zat berbeda secara nyata dalam lajunya mereka mengalami perubahan
kimia. Natrium bereaksi sangat cepat dengan air pada temperatur kamar, tetapi
bereaksi lebih lambat dengan metil alkohol dan etil alkohol. Masing – masing reaksi
tersebut bersifat serta merta, artinya perubahan energi bebasnya bernilai negatif.
Selisih kereaktifannya dapat diterangkan dengan perbedaan struktur yang berlainan
dari atom dan molekul bahan yang bereaksi. Jika suatu reaksi melibatkan dua spesi
molekul dengan atom yang sudah terikat oleh ikatan kovalen yang kuat, tabrakan
antara molekul – molekul ini tidak memiliki energi yang cukup untuk memutuskan
ikatan molekulnya, sehingga menjadi sulit bereaksi atau kurang reaktif
.
Temperatur
Laju suatu reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur. Kenaikan laju
reaksi ini dapat diterangkan sebagian sebagai lebih cepatnya molekul – molekul
bergerak kian – kemari pada temperatur yang lebih tinggi dan karenanya molekul
tersebut lebih sering bertabrakan satu sama lain. Pada temperatur yang ditinggikan,
persentase tabrakan yang mengakibatkan reaksi kimia akan lebih besar, karena
semakin banyak molekul yang memiliki kecepatan lebih besar dan karenanya
memiliki energi cukup untuk bereaksi.
Konsentrasi
Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu
pereaksi, atau sebagai laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Oleh karena itu
konsentrasi pereaksi tentu saja dapat mempengaruhi kecepatan dalam reaksi.
Pengadukan
Pengadukan mempengaruhi laju reaksi dari suatu reaksi yang dapat dilihat pada
grafik dibawah ini. Semakin cepat kecepatan stirrer, maka laju reaksi juga akan
meningkat.
Gambar Grafik Pengaruh Pengadukan dengan Laju Reaksi
Katalis
Salah satu cara lain untuk mempercepat laju reaksi adalah dengan menurunkan
energi pengaktifan suatu reaksi. Hal ini dapat dengan menggunakan katalis.
Katalis adalah zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa dirinya mengalami
perubahan kimia secara permanen. Katalis yang berfungsi untuk mempercepat laju
reaksi disebut katalisator. Katalisator dapat dibedakan sebagai berikut:
1. (Katalisator Homogen), adalah katalisator yang mempunyai fasa sama dengan
zat yang dikatalisis. Contohnya adalah besi (III) klorida pada reaksi penguraian
hidrogen peroksida menjadi air dan gas oksigen.
2. (Katalisator Heterogen), adalah katalisator yang mempunyai fasa tidak sama
dengan zat yang dikatalisis. Umumnya katalisator heterogen berupa zat padat.
Banyak proses industri yang menggunakan katalisator heterogen, sehingga
proses dapat berlangsung lebih cepat dan biaya produksi dapat dikurangi.
Penambahan katalis memberikan perubahan yang berarti pada energi aktivasi.
Katalis menyediakan satu rute alternatif bagi reaksi. Rute alternatif ini memliki
energi aktivasi yang rendah. Diagram dibawah ini merupakan gambaran keadaan
energi :
Katalis hanya mempengaruhi laju pencapaian kesetimbangan, bukan posisi
keseimbangan (misal membalikkan reaksi). Katalis tidak menganggu gugat hasil
suatu reaksi kesetimbangan dan konsentrasi reaksi atau massanya setalah reaksi
selesai sama dengan konsentrasi atau massa reaksi sebelum reaksi dilangsungkan.
C.INDUSTRI KIMIA ANORGANIK
Kimia anorganik adalah cabang kimia yang mempelajari sifat dan reaksi senyawa
anorganik. Ini mencakup semua senyawa kimia kecuali yang berupa rantai atau cincin
atom – atom karbon, yang disebut senyawa organik dan dipelajari dalam kimia organik.
Perbedaan antara kedua bidang ilmu ini tidak mutlak dan banyak tumpang tindih,
khususnya dalam subbidang kimia organologam.
Industri kimia anorganik bahan baku proses nya berasal dari sumber daya alam
mineral. Contoh industri kimia anorganik adalah seperti industri semen, industri asam
sulfat, dan industri kaca.
CONTOH INDUSTRI KIMIA ANORGANIK (PEMBUATAN SEMEN)
Semen merupakan bahan bangunan yang digunakan untuk merekat, melapis,
membuat beton, dll. Semen yang terbaik saat ini adalah semen Portland yang ditemukan
tahun 1824 oleh Joseph Aspdin.
Bahan Baku Pembuatan Semen:
1. Batu kapur
Batu kapur merupakan Komponen yang banyak mengandung CaCO3 dengan
sedikit tanah lia, Magnesium Karbonat, Alumina Silikat dan senyawa oksida
lainnya. Senyawa besi dan organik menyebabkan batu kapur berwarna abu-abu
hingga kuning.
2. Tanah Liat
Komponen utama pembentuk tanah liat adalah senyawa Alumina
Silikat.Hidrat Klasifikasi Senyawa alumina silikat berdasarkan kelompok mineral
yang dikandungnya : Kelompok Montmorilonite Meliputi : Monmorilosite,
beidelite, saponite, dan nitronite Kelompok Kaolin Meliputi : kaolinite, dicnite,
nacrite, dan halaysite Kelompok tanah liat beralkali Meliputi : tanah liat mika
(ilite).
3. Pasir Besi dan Pasir Silikat
Bahan ini merupakan Bahan koreksi pada campuran tepung baku (Raw Mix)
Digunakan sebagai pelengkap komponen kimia esensial yang diperlukan untuk
pembuatan semen Pasir Silika digunakan untuk meneikkan kandungan SiO2
Pasir Besi digunakan untuk menaikkan kandungan Fe2O3 dalam Raw Mix.
4. Gypsum ( CaSO4. 2H2O )
Berfungsi sebagai retarder atau memperlambat proses pengerasan dari.semen
Hilangnya kristal air pada gipsum menyebabkan hilangnya atau berkurangnya
sifat gipsum sebagai retarder
PROSES PEMBUATAN SEMEN
Semen dapat dibuat dengan 2 cara Proses Basah Proses Kering Perbedaannya
hanya terletak pada proses penggilingan dan homogenisasi.
a) Quarry :
Bahan tambang berupa batu kapur, batu silika,tanah liat, dan material-
material lain yang mengandung kalsium, silikon,alumunium,dan besi oksida yang
diekstarksi menggunakan drilling dan blasting.
- Penambangan Batu Kapur:
Membuang lapisan atas tanah Pengeboran Membuat lubang dengan bor
untuk tempat Peledakan Blasting ( peledakan ) Dengan teknik electrical
detonation
- Penambangan Batu Silika:
Penambangan silika tidak membutuhkan peledakan karena batuan silika
merupakan butiran yang saling lepas dan tidak terikat satu sama lain.
Penambangan dilakukan dengan pendorongan batu silika menggunakan
dozer ke tepi tebing dan jatuh di loading area.
- Penambangan Tanah Liat:
Penambangan Tanah Liat Dilakukan dengan pengerukan pada lapisan
permukaan tanah dengan excavator yang diawali dengan pembuatan jalan
dengan sistem selokan selang seling.
b) Crushing:
Pemecahan material material hasil penambangan menjadi ukuran yang lebih
kecil dengan menggunakan crusher. Batu kapur dari ukuran < 1 m → < 50 m Batu
silika dari ukuran < 40 cm→ < 200 mm
c) Conveying:
Bahan mentah ditransportasikan dari area penambangan ke lokasi pabrik
untuk diproses lebih lanjut dengan menggunakan belt conveyor.
d) Raw mill (penggilingan bahan baku)
Proses Basah Penggilingan dilakukan dalam raw mill dengan menambahkan
sejumlah air kemudian dihasilkan slurry dengan kadar air 34-38 %.Material-
material ditambah air diumpankan ke dalam raw mill. Karena adanya putaran,
material akan bergerak dari satu kamar ke kamar berikutnya.Pada kamar 1 terjadi
proses pemecahan dan kamar 2/3 terjadi gesekan sehingga campuran bahan
mentah menjadi slurry.
Proses Kering Terjadi di Duodan Mill yang terdiri dari Drying Chamber,
Compt 1, dan Compt 2. Material-material dimasukkan bersamaan dengan
dialirkannnya gas panas yang berasal dari suspension preheater dan menara
pendingin. Pada ruangan pengering terdapat filter yang berfungsi untuk
mengangkut dan menaburkan material sehingga gas panas dan material
berkontaminasi secara merata sehingga efisiensi dapat tercapai. Terjadi pemisahan
material kasar dan halus dalam separator.
e) Homogenisasi:
Proses Basah Slurry dicampur di mixing basin,kemudian slurry dialirkan ke
tabung koreksi; proses pengoreksian. Proses Kering Terjadi di blending silo
dengan sistem aliran corong.
f) Pembakaran/ Pembentukan Clinker:
Pembakaran/ Pembentukan Clinker terjadi di dalam kiln. Kiln adalah alat
berbentuk tabung yang di dalamnya terdapat semburan api. Kiln di design untuk
memaksimalkan efisiensi dari perpindahan panas yang berasal dari pembakaran
bahan bakar.
PEMBENTUKAN CLINKER:
Proses yang terjadi di dalam kiln: Pengeringan Slurry, Pemanasan Awal, Kalsinasi,
Pemijaran, Pendinginan dan Penyimpanan Klinker.
PENGERINGAN SLURRY:
Pengeringan slurry terjadi pada daerah 1/3 panjang kiln dari inlet pada temperatur 100-
500 °C sehingga terjadi pelepasan air bebasdan air terikat untuk mendapatkan padatan
tanah kering.
PEMANASAN AWAL:
Pemanasan Awal terjadi pada daerah 1/3 setelah panjang kiln dari inlet. Selama
pemanasan tidak terjadi perubahan berat dari material tetapi hanya peningkatan suhu
yaitu sekitar 600°C dengan menggunakan preheater.
KALSINASI:
Kalsinasi Penguraian kalsium karbonat menjadi senyawa-senyawa penyusunnya pada
suhu 600 °C.
reaksinya:
CaCO3 → CaO + CO2 MgCO3 → MgO + CO2
PEMIJARAN:
Reaksi antara oksida-oksida yang terdapat dalam material yang membentuk senyawa
hidrolisis yaitu C4AF, C3A, C2S pada suhu 1450° C membentuk Clinker.
PENDINGINAN:
terjadi pendinginan Clinker secara mendadak dengan aliran udara sehingga Clinker
berukuran 1150-1250 gr/liter. Clinker yang keluar dari Cooler bersuhu 150-250° C.
TRANSPORTASI & PENYIMPANAN CLINKER :
Klinker kasar akan jatuh kedalam penggilingan untuk dihaluskan. Kemudian dengan
drag chain, klinker yang telah dihaluskan diangkut menuju silo klinker atau langsung
ke proses cement mill untuk diproses lebih lanjut menjadi semen.
CEMENT MILL:
Merupakan proses penggilingan akhir dimana terjadi pebghalusan clinker-clinker
bersama 5 % gipsum alami atau sintetik. Secara umum, dibagi menjadi 3 proses:
Penggilingan clinker Pencampuran Pendinginan.
Keuntungan dan Kerugian Proses Basah
Kadar alkalisis, klorida,dan sulfat tidak menimbulkan gangguan penyempitan dalam
saluran material masuk kiln. Deposit yang tidak homogen tidak berpengaruh karena
mudah untuk mencampur dan mengoreksinya. Pencampuran dan koreksi slurry lebih
mudah karena berupa larutan. Fluktuasi kadar air tidak berpengaruh pada proses.
Kerugian: Proses basah baik digunakan hanya bila kadar air bahan bakunya cukup
tinggi Pada waktu pembakaran memerlukan banyak panas, sehingga konsumsi bahan
bakar lebih banyak Kiln yang dipakai lebih panjang karena proses pengeringan yang
terjadi dalam kiln menggunakan 22 % panjang kiln.
Keuntungan dan Kerugian Proses Kering
Keuntungan: Kiln yang digunakan relatif pendek Kebutuhan panas lebih rendah.
Kerugian: Rata-rata kapasitas kiln lebih besar Fluktuasi kadar air menganggu
operasi, karena materail lengket di inlet kiln Terjadipenebalan/penyempitan pada
saluran pipa kiln.
Hasil Akhir:
Semen PPC: semen campuran yang menggunakan pozzolan sebagai bahan tambahan
pada campuran terak dan gips dalam proses penggilingan akhir. Sesuai untuk
pengecoran beton massa, dam, irigasi, bangunan tepi laut atau rawa, yang
memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang.
Gambar Proses Pembuatan Semen dengan Proses Kering
D. PERBEDAAN PROSES INDUSTRI KIMIA ORGANIK DAN PROSES INDUSTRI KIMIA ANORGANIK
Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa dari kedua pabrik tersebut dapat kita
ketahui proses yang terjadi. Dari pabrik gula, bahan dasarnya yakni dari tebu yang
dimana bahan dasarnya dari tumbuhan (organik) diamana pada proses yang terjadi tebu
diangkut dengan menggunakan bed convenyor lalu dipress tebu tersebut sehingga
didapatkan sari/air gula dari dalam tebu tersebut. Lalu tahan selanjutnya adalah
purifying/pemurnian dimana air gula yang dari tebu dimurnikan dengan pemanasan dan
penyaringan sehingga terpisahlah kotoran/blondo tersebut. Dan pada tahap akhir adalah
kristalisasi air gula tersebut dimana air gula dipadatkan lalu setelah proses kristalisasi
selesai kemudian dicetak/dihancurkan menjadi butiran kecil lalu di kemas. Berbeda
dengan proses pembuatan semen, dimana bahan bakunya dari senyawa Anorganik yakni
limestone yang diamana bisa kita lihat bahwa ada berbagai tahapan yang dilakukan
mulai dari proses grindling, dan heater.
Dari kedua flowsheet diatas dapat kita simpulkan bahwa dalam pabrik yang
berkaitan dengan senyawa anorganik memerlukan cost yang tinggi, energi yang tinggi
serta dalam pemrosesannya memakan waktu sebelum diproses ke reactor dari pada
pabrik yang berbahan baku/feed-nya adalah senyawa organik namun keuntungan dalam
segi pembuatannya senyawa anorganik cenderung lebih cepat bereaksi dibanding
senyawa organik .