de putra pemicu saraf

117
SISTEM SARAF TEPI

Upload: holan

Post on 11-Feb-2016

246 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

saraf jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: De Putra pemicu saraf

SISTEM SARAF TEPI

Page 2: De Putra pemicu saraf
Page 3: De Putra pemicu saraf
Page 4: De Putra pemicu saraf

No Nama saraf Jenis saraf Menuju Fungsi

I OLFAKTORI Sensorik Pusat pembau Berkaitan dengan penciuman

II OPTIK Sensorik Retina mata Berkaitan dengan penglihatan

III OKULOMOTOR Motorik Otot bola mata dan otot kelopak mata

Menggerakan bola mata (kiri dan kanan)Untuk akomodasi dan kontraksi iris

IV TROKLEAR Motorik Oto bola mata Untuk memutar bola mata

V TRIGEMINUSa.OFTALMIKb.MAKSILARc.MANDIBULAR

Campuran Kelopak mata atsa, bola mata, kelenjar lakrimalMukosa hidung, langit-langit rongga mulut, taring, gigi atas, pipi dan kelopak mata bawah.Lidah bagian atas (bukan pengecap), gigi bawah dan rahang bawah.

Membawa impuls yang berkaitan dengan sensai rasa, nyeri, raba dan suhu.

SISTEM SARAF KRANIALIS

Page 5: De Putra pemicu saraf

No Nama saraf Jenis saraf Menuju Fungsi

VI Abdusen Motorik Otot penggerak bolamata Pergerakan rektus lateral

VII Facial Campuran Lidah bagian oengecap anterior Mempengaruhi pergerakan otot-otot rahang, wajah, kepala serta ekskresi kelenjar ludah dan air mata.

VIII Vestibulo koklear Sensorik Koklea telinga, vestibula dan kanal semisirkularis

Berkaitan dengan pendengaran dan keseimbangan.

IX Glosofaring Campuran Lidah pengecap, tonsil langit-langit mulut, kulit telinga

Mempengaruhi pergerakan otot faring dan lidah.

X Vagus Campuran Faring, laring, trakea, bronkus, pulmo, lengkung aorta

Mempengaruhi pergerakan menelan, stimulasi kelenjar lambung, usus, hati dan pankreas.

XI Asesori spinal Motorik Otot sternokleidomastoid dan otot trapezius

Mengkoordinasi gerakan bahu dan leher.

XII Hipoglosus Motorik Otot lidah Berkaitan dengan kegiatan menelan dan berbicara.

Page 6: De Putra pemicu saraf

• Terletak di dalam canalis vertebralis• Seperti tabung silindris dengan sedikit mendatar di

saerah dorso ventral• Panjang 40-45 cm• Diameter 1 cm• Berat sekitar 30gr

MEDULLA SPINALIS

Page 7: De Putra pemicu saraf
Page 8: De Putra pemicu saraf

• Ventralis (anterior)– Terbentuk dari akson

sel cornu anterior yang terletak di substantia grisea medula spinalis

• Dorsalis (posterior)– terjadi hubungan

erat dengan radix ventralis ganglion spinalis (ganglion radix dorsalis)

RADIX

Page 9: De Putra pemicu saraf
Page 10: De Putra pemicu saraf

Jumlah Medula spinalis daerah Menuju8 pasang Servix Kulit kepala, leher dan otot

tangan12 pasang Punggung Organ-organ dalam5 pasang Lumbal/pinggang Paha5 pasang Sakral/kelangkang Otot betis, kaki dan jari kaki1 pasang koksigeal Sekitar tulang ekor

SISTEM SARAF SPINALIS

Page 11: De Putra pemicu saraf
Page 12: De Putra pemicu saraf

TRAKTUS CORDA SPINALIS

Page 13: De Putra pemicu saraf

1. Pleksus cervicalis → mempengaruhi leher, bahu, diafragma.

2. Pleksus brachialis → mempengaruhi bagian tangan.

3. Pleksus lumbo sakralis →mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

PLEKSUS

Page 14: De Putra pemicu saraf

BRACHIALIS PLEXUS

Page 15: De Putra pemicu saraf

BRACHIALIS PLEXUS

Page 16: De Putra pemicu saraf

BRACHIALIS PLEXUS

Page 17: De Putra pemicu saraf

BRACHIALIS PLEXUS

Page 18: De Putra pemicu saraf

LUMBAR PLEXUS

Page 19: De Putra pemicu saraf

LUMBAR PLEXUS

Page 20: De Putra pemicu saraf

• Ganglia adalah kumpulan neuron yang letaknya diluar SSP.

• Ada 2 macam ganglia yaitu:1. Ganglia Kranio-spinal (sensorik) yang terdiri atas saraf

kranial dan saraf spinal. 2. Ganglia Autonom yang berfungsi motorik dan

berhubungan dengan sistim saraf otonom. • Ganglion ini terbagi menjadi 2 yaitu ganglion

simpatis dan parasimpatis

GANGLIA

Page 21: De Putra pemicu saraf
Page 22: De Putra pemicu saraf

• Suatu lapisan yang melingkari akson secara konsentris & terdiri atas lipid & neurokeratin.

• Dalam keadaan segar berwarna putih.• Dengan Mikroskop cahaya terlihat sebagai silinder

yang terputus-putus, karena pada jarak 0,1 – 1,5 mm terdapat celah pada selubung yang dikenal sebagai nodus Ranvier atau pinggetan Ranvier.

• Pada pulasan perak nodus Ranvier terisi endapan perak yang dikenal sebagai palang Ranvier.

SELUBUNG MIELIN

Page 23: De Putra pemicu saraf
Page 24: De Putra pemicu saraf

• Hipotesa pembentukan lamel-lamel mielin teori “Jelly Roll”.

PEMBENTUKAN SELUBUNG MIELIN

Page 25: De Putra pemicu saraf

• Sama seperti pada insulator pada kawat listrik. Arus listrik meloncat dari nodus Ranvier yang satu ke nodus Ranvier berikutnya dengan sangat cepat (saltatory conduction).

• Kecepatan rambat saraf listrik pada saraf yang bermielin jauh lebih cepat dibandingkan dengan saraf tanpa mielin.

FUNGSI SELUBUNG MIELIN

Page 26: De Putra pemicu saraf

Berdasarkan ada atau tidak adanya selubung mielin, serat saraf (akson) di SSP dan SST dibagi menjadi:1. Serat saraf bermielin

Pada SSP mielin dibentuk oleh sel oligodendroglia. Pada SST mielin dibentuk oleh sel schwann.

2. Serat saraf tak bermielinPada SSP serat saraf ini hanya dilingkupi oleh Jaringan ikat (prosesus sitoplasma dari oligodendroglia).Pada SST hanya diselubungi oleh selubung sel schwann.

KLASIFIKASI SELUBUNG MIELIN

Page 27: De Putra pemicu saraf

Schwann cell (small arrow points to nucleus) myelinating a single axon (large arrow points to myelin sheath around axon).Smaller unmyelinated axons(small arrowhead)this image show of myelinated axons(small arrows) many probably myelinated by a single oligodendrocyte. The large arrow points to an adjucent astrcyte nucleus

Page 28: De Putra pemicu saraf

Jaringan ikat yang membungkus saraf tepi adalah:1.Epineurium (jaringan ikat fibrosa)2.Perineurium (Jaringan ikat padat kolagen)3.Endoneurium (Jaringan ikat longgar)

SELUBUNG SARAF TEPI

Page 29: De Putra pemicu saraf

• Bila sel saraf rusak, tidak dapat digantikan kerusakan pada SSP bersifat permanen.

• Bila serat saraf tepi rusak / terpotong regenerasi, disebut reaksi akson.

RESPON NEURON TERHADAP INJURY

Page 30: De Putra pemicu saraf
Page 31: De Putra pemicu saraf
Page 32: De Putra pemicu saraf

UMN LMNKEKUATAN Perese - Paralisis Perese - Paralisis

TONUS Meningkat/Spastik Clonus (+)

Menurun -Flaccid

REFLEK PATOLOGI + -REFLEK FISIOLOGI Meningkat Menurun / hilangATROPI - / disuse atropi +

PERBEDAAN UMN DAN LMN

UMN : Mulai dari korteks serebri – subkorteks – mesencephalon – pons - medula oblongata – funikulus lateralis medula spinalis―→ traktus kortikospinalis

LMN : Mulai dari kornu anterior – radiks – saraf tepi – neuromuscular junction – otot

Page 33: De Putra pemicu saraf

LMN DAN KELAINANNYA

Page 34: De Putra pemicu saraf

NEUROPATI

Page 35: De Putra pemicu saraf

• Keadaan dengan gangguan fungsi dan Struktur pada saraf tepi.• Neuropati saraf tepi adalah proses degenerasi saraf tepi

yang mempersarafi terutama otot bagian distal ekstremitas.

DEFINISI

ETIOLOGI• Kongenital• Inflamasi• Infeksi• Gangguan metabolik• Neoplasma• degenerasi

• Intoksinasi• Alergi• Trauma• Pengaruh suhu• idiopatik• Gangguan vaskuler

Page 36: De Putra pemicu saraf

• Mononeuropati- Gangguan saraf perifer tunggal - Akibat trauma, khususnya akibat tekanan, atau

gangguan suplai darah (vasa nervorum).• Polineuropati

- Gangguan beberapa saraf - Akibatk proses peradangan, metabolik, atau toksik yang

menyebabkan kerusakan dengan pola difus, distal, dan simetris yang biasanya mengenai ekstremitas bawah, sebelum ekstremitas atas.

KLASIFIKASI

Page 37: De Putra pemicu saraf
Page 38: De Putra pemicu saraf

• Paresis simetris– Biasa dimulai dari kedua tungkai lalu menjalar progesif ke atas

• Kesemutan– Dimulai pada ujung jari kaki dan tangan

• Hiperpatia• Hipotensi• Perubahan trofi kulit• Atonia kandung kemih• Diare malam hari• Hiporefleksia atau arefleksia

GAMBARAN KLINIK

Page 39: De Putra pemicu saraf

• EMG– Menentukan tempat lesi ( otot, saraf tepi, kornu

anterior )• Biopsi saraf– Secara histologis, neuropati dibagi menjadi• Gangguan primer di akson• Gangguan di sel schwann (demielinisasi segmental)• Gangguan di jaringan interstitial

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 40: De Putra pemicu saraf

• Kecepatan Hantar Saraf– Menentukan derajat gangguan dan

perkembangan penyakit• Pemeriksaan CSS– Kadar protein meningkat pada Guillain Barre

sindrom– Penentuan jumlah sel, kadar gula dan klorida

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 41: De Putra pemicu saraf

• Pengobatan aktif– Pencegahan terhadap kerusakan lanjut saraf tepi

• Pengobatan selanjutnya– Rehabilitasi pada penderita

• Kortikosteroid– Periarteritis– Sindrom Guillain Barre

• Vitamin– Gangguan metabolik– Defisiensi vitamin

PENATALAKSANAAN

Page 42: De Putra pemicu saraf

• Persenyawaan chelate– Keracunan logam berat

• Non farmakologi– Konseling penting pada penderita neuropati

heriditer– Fisioterapi– Rehabilitasi

PENATALAKSANAAN

Page 43: De Putra pemicu saraf

• Tergantung dari tingkat kerusakan sel saraf– Tingakt neurapraksia• Hambatan dalam hantaran tanpa kehilangan

kontinuitas• Pemulihan terjadi beberapa menit sampai minggu

– Aksonotmesis• Kerusakan pada akson tanpa kerusakan pada pola

andoneurial• Prognosis baik

PROGNOSIS

Page 44: De Putra pemicu saraf

– Neurotmesis• Saraf terputus sebagian atau seluruhnya• Penyambungan saraf menghasilkan perbaikan

sebanyak 50%• Regenerasi dapat dideteksi dengan perkusi

langsung pada saraf yang bersangkutan

PROGNOSIS

Page 45: De Putra pemicu saraf

GUILLAIN BARRE SYNDROME

Page 46: De Putra pemicu saraf

• Kelemahan motorik yang progresif dan arefleksi. Sering disertai gangguan sensorik, otonomik dan abnormalitas batang otak

DEFINISI

Page 47: De Putra pemicu saraf

• 1-1,5 kasus per 100.000 penduduk per tahun.• Penyakit ini menyerang semua umur, tersering dikenai

umur dewasa muda. • Perempuan > laki-laki = 2 : 1, dan lebih banyak terjadi

pada usia muda (umur 4-10 tahun). • Umur termuda yang dilaporkan adalah 3 bulan dan

tertua adalah 95 tahun, dan tidak ada hubungan antara frekuensi penyakit ini dengan suatu musim tertentu.

EPIDEMIOLOGI

Page 48: De Putra pemicu saraf

Beberapa keadaan/penyakit yang mendahului dan mungkin ada hubungannya dengan terjadinya SGB, antara lain:

- Infeksi- Vaksinasi- Pembedahan- Penyakit sistematik: * keganasan * systemic lupus erythematosus * tiroiditis * penyakit Addison- Kehamilan atau dalam masa nifas

ETIOLOGI

Page 49: De Putra pemicu saraf

ETIOLOGI

Page 50: De Putra pemicu saraf

• Adanya infeksi virus ↓ kadar supresor sel-T kadar sel-T, sel-B dan limfosit ↑sel limfosit dan makrofag melakukan infiltrasi ke dalam membran basalis serabut saraf kerusakan mielin dan degenerasi Wallerian inflamasi saraf tepi terutama di daerah radiks saraf.

• Bukti-bukti bahwa imunopatogenesa merupakan mekanisme yang menimbulkan jejas saraf tepi pada sindroma ini adalah:1. Didapatkannya antibodi atau adanya respon kekebalan

seluler terhadap agen infeksious pada saraf tepi.2. Adanya auto antibodi terhadap sistem saraf tepi3. Didapatkannya penimbunan kompleks antigen antibodi

dari peredaran pada pembuluh darah saraf tepi yang menimbulkan proses demyelinisasi saraf tepi.

PATOFISIOLOGI

Page 51: De Putra pemicu saraf

1. Radang polineuropati demyelinasi akut (AIDP)2. Sindroma Miller Fisher (MFS)3. Neuropati aksonal motorik akut (AMAN)4. Neuropati aksonal sensorimotor akut (AMSAN)5. Neuropati panautonomik akut6. Ensefalitis batang otak Bickerstaff’s (BBE)

SUPTIPE SGB

Page 52: De Putra pemicu saraf

• Simetris • Sebelum kelumpuhan timbul, terjadi infeksi ISPA• Diantara masa itu, mulai terjadi kelumpuhan

yang dapat terjadi antara beberapa hari sampai (3-4) minggu

• Paralisis asendens– Distal tungkai proksimal tungkai kedua lengan

leher, wajah dan otot penelan

MANIFESTASI KLINIS

Page 53: De Putra pemicu saraf

• Kelumpuhan simetris tungkai menjalar ke tangan

• Nyeri otot bagian distal• Parestesia bagian distal• Berkurangnya rasa permukaan kulit bagian

distal• Sering didahului dengan demam

TANDA DAN GEJALA

Page 54: De Putra pemicu saraf

Pemeriksaan elektrofisiologi:EMG dan Nerve Conduction Velocity (NCV): Minggu I: terjadi pemanjangan atau hilangnya F-

response (88%), prolong distal latencies (75%), blok pada konduksi (58%) dan penurunan kecepatan konduksi (50%).

Minggu II: terjadi penurunan potensial aksi otot (100%), prolong distal latencies (92%) dan penurunan kecepatan konduksi (84%).

Pemeriksaan radiologi: MRI: Sebaiknya MRI dilakukan pada hari ke 13 setelah timbulnya gejala SGB. Pemeriksaan MRI dengan menggunakan kontras gadolinium memberikan gambaran peningkatan penyerapan kontras di daerah lumbosakral terutama di kauda equina. Sensitivitas pemeriksaan ini pada SGB adalah 83%.

Kriteria diagnosa dari National Institute ofNeurological and Communicative Disorder and Stroke

(NINCDS)

Page 55: De Putra pemicu saraf

• Ciri-ciri kelainan cairan serebrospinal yang kuat menyokong diagnosa:

– Protein CSS. Meningkat setekah gejala 1 minggu atau terjadi peningkatan pada LP serial

– Jumlah sel CSS < 10 MN/mm3– Varian:

o Tidak ada peningkatan protein CSS setelah 1 minggu gejala

o Jumlah sel CSS: 11-50 MN/mm3

Kriteria diagnosa dari National Institute ofNeurological and Communicative Disorder and Stroke

(NINCDS)

Page 56: De Putra pemicu saraf
Page 57: De Putra pemicu saraf

• Medications• Plasma Exchanges• Rehabilitation• Speech Therapy• Physical Therapy• Occupational Therapy• Respiratory Therapy

TERAPI

Page 58: De Putra pemicu saraf

• Dapat menjalar ke N. fasial, bilateral maupun unilateral

• Dapat mengenai otot faring, sehingga sukar menelan

• Dapat mengenai otot pernapasan

KOMPLIKASI

Page 59: De Putra pemicu saraf

• Pada umumnya penderita mempunyai prognosa yang baik tetapi pada sebagian kecil penderita dapat meninggal atau mempunyai gejala sisa. 95% terjadi penyembuhan tanpa gejala sisa dalam waktu 3 bulan bila dengan keadaan antara lain:

– pada pemeriksaan NCV-EMG relatif normal– mendapat terapi plasmaparesis dalam 4 minggu

mulai saat onset– progresifitas penyakit lambat dan pendek– pada penderita berusia 30-60 tahun

PROGNOSIS

Page 60: De Putra pemicu saraf

MIASTENIA GRAVIS

Page 61: De Putra pemicu saraf

1. Suatu penyakit neuromuskuler otoimun yang ditandai kelemahan otot skeletal.

2. Suatu bentuk neuromuscular junction disorder yang paling umum, dan merupakan acquired (diperoleh), predominantly antibody-mediated autoimmune disease.

3. Kelemahan umum dan disfungsi otot-otot, yang disebabkan oleh defective conduction pada the motor end plates.

DEFINISI

Page 62: De Putra pemicu saraf

• Angka kematian 90%• Prevalensi : 14/100.000 populasi dengan

36.000 kasus di AS• P:L = < 40thn : >60thn• P:L = 3:1• Kematian biasanya akibat insufisiensi

pernafasan

EPIDEMIOLOGI

Page 63: De Putra pemicu saraf

• Infeksi• Operasi• Penggunaan obat-obatan tertentu (nifedipine,

verapamil, quinine, procainamide).

ETIOLOGI

Page 64: De Putra pemicu saraf
Page 65: De Putra pemicu saraf
Page 66: De Putra pemicu saraf

• Kelemahan pada otot ekstraokular atau ptosis• Sewaktu-waktu dapat pula timbul kelemahan dari otot masseter sehingga

mulut penderita sukar untuk ditutup• Dapat pula timbul kelemahan dari otot faring, lidah, pallatum molle, dan

laring sehingga timbullah kesukaran menelan dan berbicara• Paresis dari pallatum molle akan menimbulkan suara sengau• Bila penderita minum air, mungkin air itu dapat keluar dari hidungnya

GEJALA KLINIS

Page 67: De Putra pemicu saraf

• Ditegakkan dari :– Riwayat pasien dan pemeriksaan fisik– EMG : penurunan amplitudo unit motorik potensial– Test darah : ditemukan reseptor antibodi asetilkolin– CT atau MRI : untuk mengetahui tumor pada

thymus– edrophonium test edrophonium chloride atau

Tensilon

DIAGNOSIS

Page 68: De Putra pemicu saraf

• Test wartenberg–Pendertia diminta melihat benda yang

letaknya lebih tinggi dari mata. Lambat laun tampak kelopak mata menutup

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 69: De Putra pemicu saraf

• Prostigmin dan tensilon– Untuk mengurangi ptosis

• Neostigmin metilsulfat• Mestinon• Sulfas atropin atau HCL papaverin– Untuk mencegah terjadinya mulas– Diberikan sebelum

TERAPI

Page 70: De Putra pemicu saraf
Page 71: De Putra pemicu saraf

• Bila sudah mengenai otot pernapasan dapat berarti kematian, ditandai dengan sesak napas, dinamakan krisis miastenia gravis

PROGNOSIS

Page 72: De Putra pemicu saraf

RADIKULOPATI

Page 73: De Putra pemicu saraf

• Adalah prolaps diskus intravertebrae.• Radikulopati servikal: prolaps diskus

intervertebralis servikal yang berdegenerasi ke arah belakang dari posisi normalnya dapat menyebabkan penjepitan saraf servikal pada foramen tempat keluarnya saraf

• Etiologi: kompresi radiks, spondilosis, tumor.

DEFINISI

Page 74: De Putra pemicu saraf

RADIKULOPATI

Page 75: De Putra pemicu saraf

• Pada orang muda, diskus tersusun atas fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada lanjut usia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tidak teratur.

• Penonjolan diskus atau kerusakan sendi dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf.

PATOFISIOLOGI

Page 76: De Putra pemicu saraf

• Nyeri leher yang menjalar ke lengan• Kelemahan otot segmental• Hilangnya refleks tendonyang relevan• Gangguan sensorik sermatom

GAMBARAN KLINIS

Page 77: De Putra pemicu saraf
Page 78: De Putra pemicu saraf

• Obat AINS• Relaksan otot• Penggunaan collar neck• Latihan dari ahli fisioterapi• Pembedahan untuk memperlebar foramen

intervertebralis dan atau menghilangkan materi diskus. (pada sebagian kasus)

TERAPI

Page 79: De Putra pemicu saraf

• Protruksi diskus servikalis atau akibat dari spondilitis, dpaat secara simultan menjepit saraf spinalis dan medula spinalis juga mieloradikulopati

• Jika hal ini terjadi pada satu tingkat refleks tendo ekstremitas bawah, tanda lokalisasi yang penting adalah refleks inversi

KOMPLIKASI

Page 80: De Putra pemicu saraf

Poliomielitis

Page 81: De Putra pemicu saraf

• Poliomielitis adalah penyakit infeksi akut yang menyerang SSP. Kerusakan pada motoneuron di medulla spinalis memperlihatkan paralisis. Penyakit ini disebabkan oleh poliovirus.

DEFINISI

Page 82: De Putra pemicu saraf

• Penyakit terjadi pada semua usia, lebih sering pada anak-anak dibanding dewasa.

• Pada populasi yang terisolasi (mis. Eskimo), poliomielitis sama rata pada semua usia.

• Pada kondisi yang padat, higienis dan sanitasi yang buruk, poliovirus mengembangkan dirinya pada populasi tersebut.

EPIDEMIOLOGI

Page 83: De Putra pemicu saraf

• Kuman masuk melalui mulut dan bermultiplikasi di orofaring dan usus• Poliovirus menyebar melalui akson-akson dari saraf

perifer menuju SSP, kemudian melanjutkan ke serat-serat LMN sehingga berkembang di medulla spinalis atau otak. • Sel-sel kornu anterius dari medulla spinalis adalah

yang paling sering terserang.• Beberapa sel yang kehilangan fungsinya mungkin bisa

pulih secara komplit. Inflamasi merupakan kejadian sekunder.

PATOGENESIS

Page 84: De Putra pemicu saraf

Poliomielitis Abortif: tipe yang paling sering timbul. Pasien tampak sakit minor, dengan gejala demam, malaise, sakit kepala, nausea, muntah, konstipasi. Pasien sembuh sendiri dalam beberapa hari.

Poliomielitis Nonparalitik (meningitis aseptik): tambahan seperti gejala diatas, terdapat kaku dan nyeri pada leher serta punggung. Penyakit menetap 2-10 hari, sembuh komplit.

Poliomielitis Paralisik: komplain predominan berupa paralisis karena kerusakan LMN. Bisa juga karena invasi batang otak. Perbaikan maksimal hingga 6 bulan.

Progressive Postpoliomyelitis Muscle Atrophy: kelanjutan dari paralisis dan kerusakan otot setelah pasien mengalami poliomielitis paralitik.

MANIFESTASI KLINIS

Page 85: De Putra pemicu saraf

• Tersedia vaksin hidup (Sabin) dan vaksin yang sudah dilemahkan (Salk).

• Vaksin Sabin:• Keuntungan• Efektif• Imunitas jangka panjang• Melalui oral• Booster berulang tidak dibutuhkan

TERAPI

Page 86: De Putra pemicu saraf

POLIOMIOSITIS

Page 87: De Putra pemicu saraf

• Penyakit otot yang meliputi peradangan dari serat-serat otot

• Dengan ruam kulit (skin rash) "dermatomyositis”

• Sering berkaitan dengan penyakit jaringan penghubung (“connective tissue disorder”) & autoimun

• ♀ > ♂• Usia 30 – 60 tahun

POLIMIOSITIS

Page 88: De Putra pemicu saraf

• Subakut atau kronik• Kelemahan otot bersifat simetris• Didahului nyeri pada otot ekstremitas

proksimal terutama paha & pinggul menyebar keotot bahu dan leher

• Progresif dalam beberapa minggu sampai bulan

POLIMIOSITIS

Page 89: De Putra pemicu saraf

A. Keluhan pokok- Mengenai wanita umur

pertengahan- Sulit berdiri setelah duduk

sulit bersisir- Demam- Lemah badan- Berat badan menurun

- Kelemahan otot-otot proksimal (bahu dan panggul) bilateral

- Kelemahan ekstremitas- Dapat mengenai otot faring,

laring, pernafasan sehingga mengakibatkan disfagi, disfoni, gagal nafas

- Atralgi, mialgi- Jari-jari bengkak

DIAGNOSIS

Tanda penting

Page 90: De Putra pemicu saraf

• Enzim otot (CPK / kreatin fosfokinase / LDH) meningkat

• ANA +• LED meningkat• SGOT/ SGPT meningkat

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Page 91: De Putra pemicu saraf

• Biopsi otot• EMG• Radiologi

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 92: De Putra pemicu saraf

• Hipokalemi• Kardiomiopati• Gagal nafas• Sepsis

KOMPLIKASI

Page 93: De Putra pemicu saraf

• Kurang baik• Umur muda baik• Kematian komplikasi pada paru, ginjal dan

jantung

PROGNOSIS

Page 94: De Putra pemicu saraf

BELL’S PALSY

Page 95: De Putra pemicu saraf

• Adalah suatu kelainan pada saraf wajah yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan tiba-tiba pada otot di satu sisi wajah.

DEFINISI

Page 96: De Putra pemicu saraf

• Penyakit ini lebih sering ditemukan pada usia dewasa, jarang pada anak di bawah umur 2 tahun.

• Biasanya didahului oleh infeksi saluran napas bagian atas yang erat hubungannya dengan cuaca dingin

EPIDEMIOLOGI

Page 97: De Putra pemicu saraf

I) Kongenital 1. Anomali kongenital (sindroma Moebius) 2. Trauma lahir (fraktur tengkorak, perdarahan intrakranial )

II) Didapat 1. Trauma 2. Penyakit tulang tengkorak (osteomielitis) 3. Proses intrakranial (tumor, radang, perdarahan dll.) 4. Proses di leher yang menekan daerah prosesus

stilomastoideus) 5. Infeksi tempat lain (otitis media, herpes zoster dll.) 6. Sindroma paralisis n. fasialis familial

ETIOLOGI

Page 98: De Putra pemicu saraf

• Pada BP terjadi iskemi primer n. fasialis yang disebabkan oleh vasodilatasi pembuluh darah yang terletak antara n. fasialis dan dinding kanalis fasialis.

• Iskemi primer yang terjadi menyebabkan gangguan mikrosirkulasi intraneural yang menimbulkan iskemi sekunder dengan akibat gangguan fungsi n. fasialis

PATOGENESIS

Page 99: De Putra pemicu saraf

• Beberapa jam sebelum terjadinya kelemahan pada otot wajah, penderita bisa merasakan nyeri di belakang telinga.

• Kelemahan otot yang terjadi bisa ringan sampai berat, tetapi selalu pada satu sisi wajah.

• Sisi wajah yang mengalami kelumpuhan menjadi datar dan tanpa ekspresi, tetapi penderita merasa seolah-olah wajahnya terpuntir.

• Jika bagian atas wajah juga terkena, maka penderita akan mengalami kesulitan dalam menutup matanya di sisi yang terkena.

GEJALA

Page 100: De Putra pemicu saraf

GEJALA

Page 101: De Putra pemicu saraf

• Uji kepekaan saraf (nerve excitability test)• Uji konduksi saraf (nerve conduction test) • Elektromiografi

DIAGNOSA

Page 102: De Putra pemicu saraf

- Tumor otak yang menekan saraf - Kerusakan saraf wajah karena infeksi virus

(misalnya sindroma Ramsay Hunt) - Infeksi telinga tengah atau sinus mastoideus- Penyakit Lyme - Patah tulang di dasar tengkorak.

DD

Page 103: De Putra pemicu saraf

• Bed rest• Medikamentosa

– Prednison, tujuannya untuke mengurangi edema dan mempercepat reinervasi

• Fisioterapi

– Sering dikerjakan bersama-sama pemberian prednison, dapat dianjurkan pada stadium akut.

– Tujuan fisioterapi untuk mempertahankan tonus otot yang lumpuh. Cara yang sering digunakan yaitu : mengurut/massage otot wajah selama 5 menit pagi-sore atau dengan faradisasi

PENATALAKSANAAN

Page 104: De Putra pemicu saraf

• Operasi

– Tindakan operatif umumnya tidak dianjurkan pada anak- anak karena dapat menimbulkan komplikasi lokal maupun intrakranial

– Tindakan operatif dilakukan apabila : • tidak terdapat penyembuhan spontan • tidak terdapat perbaikan dengan pengobatan

prednison

PENATALAKSANAAN

Page 105: De Putra pemicu saraf

CARPAL TUNNEL SYNDROME

Page 106: De Putra pemicu saraf
Page 107: De Putra pemicu saraf

• Sindrom ini terjadi akibat kompresi nervus medianus pada pergelangan tangan saat saraf ini melalui terowongan karpal.

• Jenis Kelamin P:L = 3:1

CARPAL TUNNEL SYNDROME

Page 108: De Putra pemicu saraf

• Herediter• Trauma langsung pada pergelangan tangan• Infeksi• Metabolik• Endokrin• Neoplasma• Penyakit kolagen vaskular• Degeneratif • Iatrogenik

ETIOLOGI

Page 109: De Putra pemicu saraf

– Kehamilan– Diabetes melitus– Deformitas lokal, misalnya akibat osteoartritis, fraktur– Arthritis reumatoid– Miksedema– Akromegali– Amiloidosis– Genetik

FAKTOR RISIKO

Page 110: De Putra pemicu saraf

– Nyeri pada tangan atau lengan, terutama pada malam hari, atau saat bekerja

– Pengecilan dan kelemahan otot2 eminensia tenar– Hilangnya sensasi pada tangan, pada distribusi n.

medianus– Parastesia seperti kesemutan pada distribusi

nervus medianus saat dilakukan perkusi pada telapak tangan daerah terowongan (tanda Tinel)

– Kondisi ini sering bilateral.

GAMBARAN KLINIS

Page 111: De Putra pemicu saraf

• Electromyogram• Wrist x-rays• Nerve Conduction Velocity

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 112: De Putra pemicu saraf

• Balut tangan terutama pada malam hari, pada posisi ekstensi parsial pergelangan tangan

• Pemberian diuretik• Injeksi lokal kortikosteroid pada terowongan karpal• Dekompresi nervus medianus pada pergelangan

tangan dengan pembedahan, pada divisi fleksor retinakulum

TERAPI

Page 113: De Putra pemicu saraf

• Gejala sering membaik dengan pengobatan• 50% kasus membutuhkan pembedahan.

PROGNOSIS

Page 114: De Putra pemicu saraf

TARSAL TUNNEL SYNDROME

Page 115: De Putra pemicu saraf

• Neuropati kompresi multifaset dengan rasa sakit dan parestesi yang memancar dari kaki medial dan distal, kadang-kadang, proksimal.

TARSAL TUNNEL SYNDROME

Page 116: De Putra pemicu saraf
Page 117: De Putra pemicu saraf

• Gangguan sensoris yang bervariasi dari nyeri tajam untuk hilangnya sensasi

• Gangguan motorik dengan atrofi dari otot intrinsik, dan abnormalitas gaya berjalan (misalnya, overpronation dan lemas)

• Nyeri tajam, dekat dengan daerah dimana saraf terjepit , cenderung lebih buruk di malam hari.

• Mati rasa

GEJALA