lapsus raja

25
 LAPORAN KASUS RAWAT JALAN VARISELA Patricia Gloria Fernandez S.Ked (1008012009) Pembimbing : dr . Hendrik okan! S".#  dr. $egina %a&a %an'b'l'! S". #! %.Ke

Upload: patricia-gloria-fernandez

Post on 06-Oct-2015

246 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

case report

TRANSCRIPT

Slide 1

LAPORAN KASUS RAWAT JALANVARISELA

Patricia Gloria Fernandez S.Ked(1008012009)Pembimbing: dr. Hendrik Tokan, Sp.A dr. Regina Maya Manubulu, Sp. A, M.Kes

PendahuluanEpidemiologiGambaran KlinisLaporan KasusA. Anamnesis Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis kepada ayah pasien pada hari Jumat, 31 Oktober 2014 pukul 10.30 WITA.Identitas Nama: an. IJYLTanggal Lahir: 31 Januari 2009Umur: 5 tahun 10 bulanJenis Kelamin: Laki-lakiAgama: Kristen ProtestanAnak ke: pertama, tunggalOrang tua:Ayah: Tn. ALMIbu: Ny. AMUmur: 34 tahunUmur: 34 tahunPekerjaan: Perawat Pekerjaan: IRTAlamat: Jln. Mangga lima Kel. Batu Plat, Labat Kupang

Keluhan UtamaBercak merah pada tubuh sejak tadi pagi dan di mulut sejak 1 hari SMRS

Riwayat Penyakit SekarangPasien dibawa orang tua ke poli anak RSU W.Z. Johannes karena muncul bercak merah di badan sejak pagi tadi. Bercak merah disertai rasa gatal. Awalnya muncul bercak di langit-langit dan lidah bersamaan dengan demam 1 hari SMRS. Tidak ada nyeri menelan, batuk, maupun pilek. Menurut ayah pasien, napsu makan pasien menurun sejak 3-4 hari SMRS. Tidak ada mual, maupun muntah. Tidak ada keluhan buang air besar maupun buang air kecil.

Riwayat Penyakit DahuluPenyakit yang pernah diderita pasien sebelumnya adalah, batuk, pilek biasa. Tidak ada riwayat alergi makanan maupun obat.

Riwayat PengobatanPasien belum mengkonsumsi obat-obatan untuk keluhan yang saat ini dialami pasien.Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada anggota keluarga yang sedang mengalami atau memiliki keluhan yang sama dengan pasien. Orang tua tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti diabetes melitus dan ibu memiliki riwayat alergi.Riwayat LingkunganPasien tinggal di rumah bersama ibu dan ayahnya. Satu minggu sebelum mengalami keluhan tersebut, tetangga teman bermain pasien dan 3 orang teman sekelasnya menderita cacar air.Riwayat Kehamilan Ibu pasien G1P1A0, melakukan pemeriksaan kehamilan teratur di tempat praktik dr. Sp.OG, mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali, dan minum suplemen selama hamil. Tidak ada riwayat sakit maupun konsumsi obat-obatan selain suplemen penambah darah.

Riwayat PersalinanPasien lahir cukup bulan, lahir secara spontan pervaginam di rumah sakit dengan bantuan bidan pada tanggal 31 Januari 2009, lahir tidak segera menangis, menangis 2-3 menit setelah lahir. Berat badan lahir 3,2 kg. Riwayat ImunisasiImunisasi Hepatitis 3 kali, DPT 3 kali, BCG sebanyak 1 kali, Polio 4 kali, campak 1 kali dan booster 1 kali.Riwayat Makan dan MinumPasien mendapat ASI eksklusif sampai berusia 8 bulan kemudian dilanjutkan dengan ASI dan MP-ASI sampai 2 tahun. Sejak usia 2 tahun sampai saat ini makan makanan keluarga. Riwayat Tumbuh KembangMengangkat kepala usia 2 bulan.Berbalik 5 bulan.Duduk 6 bulanMerangkak 8 bulanBerdiri 9 bulanBerjalan 11 bulanGigi pertana 7 bulan(Tidak ada gangguan pertumbuhan dan perkembangan)

B.Pemeriksaan FisikDilakukan tanggal 31 Oktober 2014Keadaan umumKesadaran compos mentis, anak aktif dan tampak sakit ringan.Tanda-tanda VitalNadi: 96 kali/menit, Pernapasan: 36 kali/menit, Suhu: 37,2oC,CRT < 2 detik.Status GiziBaik > -2 SD (BB: 18 kg. TB: 113 cm)KulitTidak ikterik, tidak sianosis, turgor baik.Terdapat vesikel di atas kulit kemerahan, pustul, dan krusta bekas garukan di daerah leher, dada, lengan dan perut, yang timbul disertai rasa gatal.

Kepala LeherKepala : Bentuk kepala bulat, ubun-ubun besar dan ubun-ubun kecil sudah menutup.Rambut: Warna hitam, distribusi merata dan tidak mudah tercabut.Wajah: simetrisMata:simetris, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+/+), ptosis (-/-)Telinga: serumen (-/-), daun telinga normal.Hidung: deviasi septum nasi (-/-), sekret (-/-), napas cuping hidung (-/-)Mulut: mukosa bibir lembab, lidah kotor (-/-), tonsil T2/T2 tenang, vesikel kemerahan di palatum dan lidah (+)Leher: pembesaran Kelenjar Getah Bening (-), kaku kuduk (-).

Thorax

Pulmo:Inspeksi: pengembangan dada simetris. Retraksi dinding dada (-/-)Palpasi: vokal fremitus sama kiri dan kananPerkusi: Sonor (+/+)Auskultasi: Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Cor:Inspeksi: ictus cordis tidak terlihatPalpasi: ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistraPerkusi: batas atas ICS 2, batas kanan linea parasternalis dextraAuskultasi: Bunyi jantung 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)

AbdomenInspeksi: tampak datarAuskultasi: bising usus (+) kesan normalPalpasi: hepar dan lien tidak teraba, tidak ada nyeri tekan. Balottment (-)Perkusi: timpani pada 9 regio abdomenGenitaliaLaki-laki, tidak ditemukan kelainan.

Anus Ada anus, tidak ditemukan kelainan.

EkstremitasTidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening di aksila dan inguinal, akral hangat, tonus otot baik, tidak ada edema.

Gambar

C. Diferensial diagnosaVaricellaHerpes zoster generalisataHerpes simpleksSindrom Stevens JohnsonVariola

D. Diagnosis KerjaVaricella

Diskusi Dilaporkan seorang anak laki-laki (an. IJYL) berusia 5 tahun 10 bulan dengan berat badan 18 kg dan tinggi badan 113 cm, datang ke poliklinik anak RSUD Prof. W. Z. Johannes tanggal 31 Oktober 2014, dengan diagnosa Varisela.

AnamnesisPenularannya terutama melalui kontak langsung, droplet atau aerosol dari lesi vesikuler di kulit ataupun melalui sekrest saluran napas, dan jarang melalui kontak tidak langsung.1-3, sehingga perlu ditanyakan riwayat kontak dengan penderita varisela.

Biasanya menyerang anak berumur 5-9 tahun.1,3

Masa inkubasi varisela berlangsung 14-21 hari.

Gejala klinis berupa gejala prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malese, dan nyeri kepala.

Erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel yang khas berbentuk tetesan embun (tear drops), biasanya disertai rasa gatal.

Lesi vesikel juga dapat ditemukan pada mukosa mulut terutama palatum, mukosa hidung, faring, laring, saluran cerna, vagina, dan lainnya.2

Perubahan lesi kulit terjadi hanya dalam waktu 8-12 jam.1 Penyebaran lesi varisela bersifat sentrifugal.1,2

Jika terdapat infeksi sekunder terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional.2

Dari hasil anamnesis pada kasus ini, ditemukan gejala yang mendukung diagnosis varisela yaitu:

Pasien berusia 5 tahun.Ada riwayat kontak dengan penderita varisela yakni tetangga dan teman sekolah. Gejala yang dialami anak adalah demam ringan, bercak merah di badan sejak pagi tadi disertai rasa gatal. Bercak juga muncul di langit-langit dan lidah.II. Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik yang mengarah pada varisela adalah dapat terjadi peningkatan suhu.

Pada pemeriksaan fisik, kulit dapat ditemukan timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel yang khas berbentuk tetesan embun (tear drops), biasanya disertai rasa gatal.

Lesi vesikel juga dapat ditemukan pada mukosa mulut tertama palatum, mukosa hidung, faring, laring, sal cerna, vagina, dan lainnya.2

Perubahan lesi kulit terjadi hanya dalam waktu 8-12 jam.1 Penyebaran lesi varisela bersifat sentrifugal.1,2

Dari hasil pemeriksaan fisik pada kasus ini, ditemukan gejala yang mendukung diagnosis varisela yaitu:

Adanya vesikel di atas kulit kemerahan, pustul, dan krusta di daerah leher, dada, lengan dan perut.

Disertai rasa gatal.

III. Pemeriksaan penunjangPada pemeriksaan darah dapat ditemukan leukopenia pada 72 jam pertama, diikuti oleh limfositosis. Dapat dilakukan pemeriksaan dengan teknik PCR, yakni salah satu metode virologi dengan mendeteksi DNA virus ataupun protein virus VZV.4

Serologi yang dapat digunakan didasarkan pada pemeriksaan serum IgM dan IgG. Teknik lain yakni dengan menggunakan flourescent-antibodi membran antigen assay, dimana pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi antibodi yang terikat oleh VZV.4

Pemeriksaan mikroskopik sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan test Tzank, yakni membuat sediaan hapusan dari specimen yang diambil dari kerokan dasar vesikel baru, yang diwarnai dengan pewarnaan Giemsa. Hasil positif bila ditemukan sel datia berinti banyak.2

Pada kasus ini, tidak dilakukan pemeriksaan penunjang sehingga diagnosis akhir pasien hanya ditegakkan melalui gejala klinis yang diperoleh dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.

IV. PenatalaksanaanPada anak sehat, varisela umumnya ringan dan dapat sembuh sendiri, cukup diberikan pengobatan simtomatik.Pengobatan simtomatik yang dapat diberikan berupa antipiretik, analgesik, untuk menghilangkan gatal dapat diberikan kompres dingin, mandi secara teratur ataupun dengan pemberian antihistamin. Bila terjadi infeksi sekunder dapat diberikan antibiotika salap maupun oral. Pemberian antivirus seperti asiklovir terbukti mampu mengurangi lama demam dan jumlah maksimum lesi yang dapat muncul.1-3

Pada kasus ini, pasien diterapi dengan Salap Acyclovir,Paracetamol syrup bila demam, CTM 1 x 1/3 tab, Vitamin B Kompleks dan vitamin C, dan Bedak Salisil. Telah dilaporkan satu kasus Varisela pada anak laki-laki dengan usia 5 tahun 10 bulan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis. Penatalaksanaan dengan pemberian dengan Salap Acyclovir, Paracetamol syrup bila demam, CTM 1 x 1/3 tab, Vitamin B Komplek dan vitamin C, dan Bedak Salisil. Prognosis pasien adalah baik.

Kesimpulan