laporan tutorial kelompok 1 6.3 versi

41
LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 1 Tutor : dr. An Aldia Asrial Florensia G1A112001 Susan Fatika Sari G1A112002 Muhammad Alif Fahren S G1A112003 Andreas Desmon G1A112020 Luzi Intan Aprianda A G1A112021 Miranti Tiara I P G1A112022 Radi Prawira Darma G1A112042 Zuhriya Aryati G1A112047 Nurfazillah G1A112073 Lily Viva Megawati G1A112080 Novi Rosmayanti G1A111049 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI 2014/2015

Upload: radi-prawira-darma

Post on 13-Dec-2015

240 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

semoga bermanfaat

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 1

Tutor : dr. An Aldia Asrial

Florensia G1A112001

Susan Fatika Sari G1A112002

Muhammad Alif Fahren S G1A112003

Andreas Desmon G1A112020

Luzi Intan Aprianda A G1A112021

Miranti Tiara I P G1A112022

Radi Prawira Darma G1A112042

Zuhriya Aryati G1A112047

Nurfazillah G1A112073

Lily Viva Megawati G1A112080

Novi Rosmayanti G1A111049

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2014/2015

Page 2: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

SKENARIO :

A. Identitas

Nama                                                   : Tn. F.

Umur                                                   : 35 tahun

Jenis kelamin                                       : Laki-laki

Status perkawinan                               : Menikah                   

Agama                                                 : Katolik

Pendidikan                                          : SMA

Pekerjaan                                             : Tidak bekerja

Alamat                                                : Sukasari

Kunjungan  I ke Poliklinik Psikiatri    : 19 April  2013

Heteroanamnesis didapatkan : 19 April 2013 dari  Ny.I 36Th ( Istri Pasien)

Kebenaran anamnesis : dapat dipercaya.

 

B. Keluhan Utama

            Sulit tidur, leher sering tegang

 

C. Riwayat Penyakit Sekarang

            Sejak 1 bulan SMRS pasien diberhentikan kerjanya sebagai supir pribadi karena

atasannya pindah keluar kota, semenjak itu pasien mengganggur saja dan hanya mengurus

anaknya yang berusia 1 tahun. Untuk biaya sehari-hari didapatkan dari istri pasien yang

berjualan baju di pasar baru. Karena kondisi tersebut pasien jadi merasa sedih, merasa

bersalah dan harga diri kurang karena merasa seharusnya dia yang mencari nafkah, bukan

istrinya. Sejak itu pasien jadi sering sulit tidur karena memikirkan masa depan anaknya serta

bagaimana menafkahi istrinya, merasa masa depannya akan suram. Pasien tidak ingin

membicarakan keluhan ini kepada istri karena takut malah akan menambah beban kepada

istrinya yang sudah capek untuk mencari uang untuk keluarga.

Sejak 2 minggu SMRS pasien merasakan semangatnya semakin berkurang,

kehilangan minat untuk bekerja dan juga hal-hal yang biasanya membuat pasien senang.

Pasien juga mengatakan bahwa dirinya mengalami penurunan nafsu makan, lambung yang

terasa nyeri.

Sejak 1 minggu SMRS pasien merasa jantungnya jadi berdebar-debar, karena keluhan

tersebut dirinya takut dirinya akan meninggal karena penyakit jantung, kalau naik kendaraan

Page 3: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

umum dirinya takut akan terjadi kecelakaan. Pasien juga jadi sering mengeluh nyeri kepala,

sakit-sakit di badan, lehernya terasa tegang sehingga jadi sering mengeluh kepada istrinya.

Karena keluhan tersebut pasien berobat ke poliklinik penyakit dalam RSJ dan dilakukan

pemeriksaan laboratorium dan EKG untuk mengetahui penyebab penyakitnya. Setelah

diketahui tidak ada masalah dengan pemeriksaannnya pasien dirujuk ke poliklinik psikiatri.

 

Riwayat keluarga

Struktur keluarga yang tinggal serumah sampai pasien berumur 10 tahun :

No Nama Usia L/P Hubungan Sifat

1. Tn. S 33 th L Ayah Tiri Keras, pemarah, otoriter

2. Ny. I 30 th P Ibu kandung Sabar, penurut, pencemas

3. E 12 th P Kakak kandung Keras

4. F 10 th L Pasien Perasa

 

 

Struktur keluarga yang tinggal sermah dengan pasien saat ini :

No Nama Usia L/P Hubungan Sifat

1. Tn .F 35 th L Ayah Tiri Perasa

2. Ny. I 36 th P Ibu kandung Sabar

3. T 1 th L Anak kandung Pasien  

 

 

Pasien dibesarkan dalam lingkungan sosio-kultural batak, dengan status sosial

ekonomi pas-pasan.Ayah pasien seorang pedagang baju keliling, sedangkan ibu tidak

bekerja. Tidak ada hubungan darah antara ayah dan ibu. Ibu lebih dominan dalam mendidik

anaknya dengan sifatnya yang agak cerewet dan penyabar. Ibu bersifat pencemas, lebih

banyak diam dan menurut apa saja yang dikatakan suaminya. Kepada anak-anaknya pun ibu

selalu mengajarkan tidak boleh membantah apapun yang dikatakan ayah. Pasien lebih dekat

dengan ibunya meskipun cenderung banyak dilarang dalam segala aktifitas masa kanak-

kanak. Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga disangkal.

            Kedua orang tua pasien bercerai ketika pasien berusia 11 tahun karena ketidak

harmonisan rumah tangga, pasien ketika itu bingung karena sering melihat kedua orang

tuanya bertengkar dan tidak tahu harus menurut yang mana. Setelah orang tuanya bercerai

Page 4: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

pasien ikut dengan ibunya karena bapaknya pindah ke Medan dan diharapkan dengan ibunya

pasien masih bisa mendapatkan pengasuhan yang lebih baik.

            Ibu kandung pasien menikah lagi setahun setelah itu, pasien bisa menerima ayah

tirinya

 

A. Pemeriksaan fisik

            Keadaan umum            : kesan sakit ringan

            Kesadaran                   : kompos mentis

            Gizi                             : cukup

            Tekanan darah             : 120 / 80 mmHg

            Nadi                            : 88 X / menit

            Respirasi                      : 24 X / menit

            Suhu                            : 36.8 ° C

            Kulit                            : turgor baik

            Kepala                         : tidak ada deformitas

                        Mata                : konjunctiva tak anemis, sklera tak ikterik

                                                  pupil bulat, isokor, diameter 3 mm, RC +/+

                        Hidung            : tak ada kelainan

                        Telinga            : tak ada kelainan

            Leher                           : JVP tak meninggi, kelenjar getah bening tak teraba            

            Thoraks                       : bentuk dan gerak simetris

                        Jantung            : konfigurasi dalam batas normal

                                                  bunyi jantung murni, reguler

                        Paru – paru      : sonor, vesiculer kanan = kiri normal

            Abdomen                    : datar, lembut

                        Hepar / lien      : tak teraba

                        Bising usus      : (+) normal

            Ekstremitas                 : tak ada kelainan

Page 5: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

KLARIFIKASI ISTILAH :

1. Psikiatri : cabang ilmu kedokteran yang mempelajari kesehatan jiwa dan pengaruhnya timbal

balik terhadap fungsi organobiologi tubuh manusia

2. Heteroanamnesis : anamnesis yang dilakukan pada keluarga pasien

3. Sulit Tidur : seseorang susah untuk memasuki tidur, mempertahankan tidur, atau tidak

cukup tidur

4. Cemas : reaksi emosional yang timbul oleh sebab yang tidak jelas dan menyebabkan

rasa tidak nyaman

Page 6: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

IDENTIFIKASI MASALAH :

1. Apakah ada hubungannya antara diberhentikan kerja dengan keluhan sekarang ?

2. Apakah ada hubungan umur dengan keluhan pasien ?

3. Bagaimana fisiologi dari tidur ?

4. Apa saja penyebab sulit tidur ?

5. Mengapa Tn. F mengalami sulit tidur ?

6. Apa saja jenis-jenis gangguan tidur ?

7. Apa saja dampak dari gangguan tidur ?

8. Apa hubungan keluhan utama dengan semangat semakin berkurang, berkurang nafsu

makan dan lambung terasa nyeri ?

9. Makna klinis dari jantung terasa berdebar-debar ?

10. Makna klinis darinya takut meninggal karena sakit jantung dan takut kecelakaan saat

berkendara ?

11. Makna klinis pasien sering mengeluh sakit kepala, sakit-sakit di badan dan leher terasa

tegang ?

12. Apa hubungan riwayat keluarga Tn.F saat berusia 10 tahun dengan keluhannya saat ini ?

13. Apa hubungan riwayat keluarga Tn.F sekarang dengan keluhannya saat ini ?

14. Apa hubungan lingkungan pasien saat dibesarkan dengan keluhannya saat ini ?

15. Makna klinis dari hasil pemeriksaan fisik, lab dan EKG ?

16. Bagaimana alur penegakan diagnosi pada Tn.F ?

17. Apa saja diagnosis banding dari penyakit Tn.F ?

18. Apa yang terjadi pada Tn.F ?

19. Defenisi dari penyakit Tn.F ?

20. Apa saja etiologi penyakit Tn.F ?

21. Bagaimana epidemiologi penyakit Tn.F ?

Page 7: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

22. Bagaimana patofisiologi dan patogenesis penyakit Tn.F ?

23. Apa saja klasifikasi dan manifestasi klinis penyakit Tn.F ?

24. Apa saja faktor Resiko dari penyakit Tn.F ?

25. Bagaimana tatalaksana penyakit Tn.F ?

26. Bagaimana komplikasi penyakit Tn.F ?

27. Bagaimana prognosis penyakit Tn.F ?

Page 8: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

ANALISIS MASALAH :

1. Apakah ada hubungannya antara diberhentikan kerja dengan keluhan sekarang ?

Jawab :

Ada hubungan antara di berhentikan bekerja dengan keluhan yang di alami Tn.F

sekarang. Diberhentikan bekerja merupakan salah satu faktor pemicu ( stressor ) sehingga

terjadi penurunan sensitivitas dari Alfa 2 adrenergik menyebabkan gangguan yang

menyebabkan munculnya depresi.

Sistem neuroendokrin ( hipotalamus,pituitary,dan korteks adrenal ) yang bekerja sama dalam

feedback biologis yang secara penuh berkoneksi dengan sistem limbic dan korteks serebral

menjadi terganggu akibat adanya stressor sehingga terjadi gangguan hormone yang salah

satunya menyebabkan gangguan tidur.

2. Apakah ada hubungan antara umur dengan keluhan dari pasien ?

Jawab :

Kemungkinan tn.F mengalami gangguan depresi. Dalam hal ini, umur berpengaruh.

Umumnya depresi sering terjadi pada dewasa muda dengan rata- rata onsetnya pada usia 20

tahun ke atas. Pada usia sekitar 20 – 50 tahun,merupakan suatu kondisi yang labil dimana

tingkat stress lebih tinggi sehingga terkadang sulit untuk beradaptasi terhadap stressor yang

terjadi di hidupnya.

3. Bagaimana fisiologi dari tidur ?

Jawab :

Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua sistem pada batang otak, yaitu Reticular

Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR). RAS di bagian atas

batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan

kesadaran, memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba, serta emosi dan

proses berfikir. RAS melepaskan katekolamin pada saat sadar, sedangkan pada saat tidur

terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR.

Page 9: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

Tahapan Tidur

Penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat elektro ensefalogram (EEG), elektro

okulogram (EOG), dan elektrokiogram (EMG), diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu non-

rapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM).

a. Tidur NREM

Tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang pendek karena gelombang otak

yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek dari pada gelombang alfa dan beta yang

ditunjukkan orang yang sadar. Tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologi

tubuh. Semua proses metabolisme termasuk tanda-tanda vital, metabolisme, dan kerja otot

melambat.20

Tidur NREM sendiri terbagi atas 4 tahap (I-IV). Tahap I-II disebut sebagai tidur ringan ( light

sleep) dan tahap III-IV disebut sebagai tidur dalam (deep sleep) atau (delta sleep).5

1) Tahap 1 NREM

a) Tahap meliputi tingkat paling dangkal dari tidur

b) Tahap berakhir beberapa menit

c) Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan secara bertahap tanda-

tanda vital dan metabolisme

d) Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti suara

e) Seseorang ketika terbangun merasa seperti telah melamun

2) Tahap 2 NREM

a) Tahap 2 merupakan periode tidur bersuara

b) Kemajuan relaksasi

c) Terbangun masih relatif mudah

d) Tahap berakhir 10 hingga 20 menit

e) Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban

Page 10: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

3) Tahap 3 NREM

a) Tahap 3 meliputi tahap awal dari tidur yang dalam

b) Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak

c) Otot-otot dalam keadaan santai penuh

d) Tanda-tanda vital menurun tapi tetap teratur

e) Tahap berakhir 15 hingga 30 menit

4) Tahap 4 NREM

a) Tahap 4 merupakan tahap tidur terdalam

b) Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur

c) Orang yang kurang tidur akan menghabiskan porsi malam yang seimbang pada

tahap ini

d) Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibanding selama jam terjaga

e) Tahap berakhir kurang lebih 15 hingga 30 menit

f) Tidur sambil berjalan dan anuresis dapat terjadi

b. Tidur REM

Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-30 menit.

Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM, dan sebagian besar mimpi terjadi pada tahap ini.

Otak cenderung aktif selama tidur REM dan metabolismnya meningkat hingga 20%. Tahap

ini individu menjadi sulit untuk dibangunkan atau justru dapat bangun dengan tiba-tiba, tonus

otot terdepresi, sekresi lambung meningkat, dan frekuensi jantung dan pernapasan sering kali

tidak teratur.20

Page 11: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

4. Apa saja peyebab sulit tidur ?

Jawab :

a. Stres atau kecemasan

Didera kegelisahan yang dalam, biasanya karena memikirkan permasalahan yang sedang

dihadapi.

b. Depresi

Depresi selain menyebabkan insomnia, depresi juga bisa menimbulkan keinginan untuk tidur

terus sepanjang waktu karena ingin melepaskan diri dari masalah yang dihadapi. Depresi bisa

menyebabkan insomnia dan sebaliknya insomnia menyebabkan depresi.

c. Kelainan-kelainan kronis

Kelainan tidur (seperti tidur apnea), diabetes, sakit ginjal, artritis, atau peyakit yang

mendadak sering kali menyebabkan kesulitan tidur.

d. Efek samping pengobatan

Pengobatan untuk suatu penyakit juga dapat menjadi penyebab insomnia.

e. Pola makan yang buruk

Mengonsumsi makanan berat saat sebelum tidur bisa menyulitkan untuk tertidur.

f. Kafein, Nikotin, dan Alkohol

Kafein dan nikotin adalah zat stimulan. Alkohol dapat mengacaukan pola tidur.

g. Kurang olahraga

Kurang olahraga juga dapat menjadi faktor sulit tidur yang signifikan.

Penyebab lainnya bias berkaitan dengan kondisi-kondisi spesifik, seperti:

a. Usia lanjut (insomnia lebih sering terjadi pada orang berusia diatas 60 tahun).

b. Wanita hamil

c. Riwayat depresi/penurunan

Page 12: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

Insomnia ringan atau hanya sementara biasanya dipicu oleh:

a. Stres

b. Suasana yang ramai

c. Perbedaan suhu udara

d. Perubahan lingkungan sekitar

e. Masalah jadwal tidur dan bangun tidur yang tidak teratur

f. Efek samping pengobatan

5. Mengapa Tn.F mengalami sulit tidur ?

Jawab :

Etiologi sulit tidur sebenarnya bermacam-macam, namun pada skenario ini

yang dialami Tn.F pada pemeriksaan fisik normal . Oleh karena itu, gejala sulit tidur

bukanlah suatu penyakit namun sebagai gejala dari gangguan mental ataupun spiritual

Tn.F

Yang dialami Tn. F saat ini meliputi kecemasan dan depresi yang diakibatkan

putusnya kerja Tn.F, yang kemudian beban keluarga diberikan kepada istrinya yang

bekerja sendirian, ditambah lagi masa depan anaknya yang menganggu pikiran Tn.F

sehingga Tn.F mengalami sulit tidur.

Sulit tidur yang dialami Tn.F bisa diakibatkan karena peningkatan

neurotransmitter norepinefrin yang dicetuskan ketika Tn.F mengalami cemas atau

depresi sehingga sulit untuk memulai tidur.

6. Apa saja jenis - jenis gangguan tidur ?

Jawab :

Menurut PPDGJ III, gangguan tidur secara garis besar dibagi menjadi dua.

Yaitu dissomnia dan parasomnia. Dissomnia merupakan suatu kondisi psikogenik

primer dengan ciri gangguan utama pada jumlah, kualitas atau waktu tidur yang

terkait faktor emosional. Termasuk dalam golongan ini antara lain adalah insomnia,

hipersomnia dan gangguan jadwal tidur. Parasomnia merupakan peristiwa episodik

Page 13: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

abnormal yang terjadi selama tidur. Termasuk dalam golongan ini adalah

somnabulisme, teror tidur, dan mimpi buruk. Penggolongan gangguan tidur lain

berdasarkan PPDGJ adalah gangguan tidur organik. Gangguan nonpsikogenik

termasuk narkolepsi dan katapleksi, Apneu waktu tidur, gangguan pergerakan

episodik termasuk mioklonus nokturnal dan enuresis.

7. Apa saja dampak dari gangguan tidur ?

Jawab :

Tidur berhubungan dengan kualitas dan kuantitas morbiditas dan mortalitas.

Menurut data epidemiologi, tidur yang kurang dari 6 jam atau tidur yang lebih dari 9

jam perhari erat hubungannya dengan peningkatan mortalitas. Adapun contoh- contoh

yang dapat meningkatkan mortalitas tersebut seperti penyakit jantung dan kanker.

Dampak akibat gangguan tidur pada aspek Mood, meliputi iritabilitas, Mood

yang berubah- rubah dan kendali emosional yang buruk. Dampak pada fungsi

kognitif, meliputi atensi dan konsentrasi yang berkurang. Waktu reaksi yang

melambat kewaspadaan yang berkurang, penurunan fungsi eksekutif ( pengambilan

keputusan, penyelesaian masalah ), gangguan pembelajaran, dan prestasi belajar yang

buruk. Sedangkan dampak gangguan tidur pada aspek perilaku, meliputi

hiperaktivitas, ketidakpatuhan, perilaku membangkang, kendali impuls yang buruk,

peningkatan keinginan untuk mengambil resiko. Gangguan tidur juga dapat

berdampak pada kehidupan berkeluarga, seperti afek negatif pada orang tua, stres

keluarga, gangguan dalam pernikahan, serta masalah sosial lainnya.

8. Apa hubungan keluhan utama dengan semangat semakin berkurang, berkurang

nafsu makan dan lambung terasa nyeri ?

Jawab :

keluhan utama yang dirasakan oleh tn.s disebabkan karna stressor yang sedang dihadapi tn.s

sehingga menyebabkan tn.s sulit tidur dan leher terasa tegang. Jika hal ini terus menerus

terjadi maka akan berdampak pada berkurangnya semangat dan nafsu makan yang dirasakan

oleh tn.s sekarang. Kemudian lambung terasa nyeri yang sering dirasakan tn.s diakibatkan

karena berkurangnya nafsu makan tn.s sehingga menyebabkan lambung kosong, lambung

yang kosong akan meningkatkan asam lambung, kontriksi pembuluh darah disaluran

pencernaan, dan penurunan produksi mukus yang melindungi saluran pencernaan.

Page 14: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

9. Makna klinis jantung bedebar-debar ?

Jawab :

Jantung berdebar-debar

Stresor meningkatkan epineprin/ menurunkan norepineprin vasokonstriksi terjadi

hipoksia di jaringan perifer meningkatkankan CO HR meningkat.

10. Makna klinis dirinya takut meninggal karena sakit jantung dan takut kecelakaan

saat berkendara ?

Jawab :

Keluhan takut meninggal biasanya dialami oleh orang-orang yang mengalami kecemasan.

Keluhan cemas bisa timbul karena ada faktor stres yang akut atau stres yang bersifat kronis

(berkepanjangan). Sebenarnya orang menjadi cemas jika ada sesuatu yang "mengancam"

keseimbangan tubuh dan otaknya, dan mekanisme timbulnya cemas itu adalah sebagai respon

adaptasi tubuh untuk menyiapkan diri melawan ancaman itu. Namun pada beberapa orang,

respon ini menjadi berlebihan bahkan ketika tidak ada ancaman.

Hal ini terjadi karena stres yang lama bisa mengakibatkan perubahan struktur sistem saraf di

otak yang melibatkan sistem neuroendokrin (hubungannya dengan hormon adrenalin dan

hormon stres kortisol) dan sistem saraf otonom (sistem saraf simpatis dan parasimpatis).

Perubahan pada sistem otak inilah yang mengakibatkan walaupun tidak ada hal yang

mengancam tetapi otak mempersepsikan sebagai suatu kecemasan. Intinya ada sistem alarm

yang salah terhadap kondisi lingkungan.

Page 15: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

11. Makna klinis pasien sering mengeluh sakit kepala, sakit-sakit di badan dan leher

terasa tegang ?

Stressor

Hipofisis Anterior

Hipotalamus Perubahan sinyal intraneural &

adrenergik

ACTHSistem saraf

otonomPenurunan

norepinefrin dan seratonin

Korteks adrenal

Peningkatan hormon

glukortioid

Peningkaan stimulasi simoatis

Peningkatan kerja lambung

Tukak Lambung

Sinyal dikirim ke cerebral, sistem

limbik, M. Oblongata dan M.

spinalis

Rasa Sakit

Cemas dan gelisah

Penurunan Hr.

melatonin

Otot kepala dan leher

tegang

Gangguan memori

Peningkatan ion kalsium di

hipokampus

Penurunan endorfin

Penurunan imun

palpitasi

Atrofi hipokampus

Sakit kepala

Infeksi H. pylori

Ulkus tukak

Jantung berdebar

Gangguan tidur

Page 16: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

12. Apa hubungan riwayat keluarga Tn.F saat berusia 10 tahun dengan keluhannya

saat ini?

Jawab:

Sifat dari ayah Tn.F yang keras, pemarah, dan otoriter membuat Tn.F menjadi seseorang

yang perasa, dan dibesarkan dalam lingkungan sosio-kultural batak membuat Tn.F tumbuh

menjadi seseorang yang disiplin dan mempunyai rasa tanggung jawab yang besar.

Dikarenakan Tn.F diberhentikan kerjanya hal ini membuat Tn.F merasa hilang tanggung

jawabnya sebagai kepala keluarga; ditambah yang mencari nafkah istrinya sehingga Tn.F

merasa minder dan tidak punya harga diri. Faktor-faktor inilah menjadi tekanan dalam

kehidupan Tn.F sehingga memicu adanya stress. Dan juga 11 tahun yang lalu orang tua Tn.F

sering bertengkar dan akhirnya bercerai, sehingga memberikan trauma psikologis kepada

Tn.F.

13. Apa hubungan riwayat keluarga Tn.F sekarang dengan keluhan saat ini?

Jawab:

Keluarga Tn.F saat ini dikaruniai oleh satu orang anak berumur 1 tahun, dan seorang istri

yang sifatnya sabar. Adanya Tn.F diberhentikan kerja membuat Tn.F merasa terbebani

mengenai masa depan keluarganya terutama anak Tn.F yang masih butuh banyak biaya. Hal

ini membuat Tn.F menjadi semakin stress karena persoalan tersebut.

14. Apa hubungan lingkungan pasien saat dibesarkan dengan keluhan saat ini ?

Jawab :

Tn.F yang lebih dekat dengan ibunya yang memiliki sifat penyabar sehingga Tn.F memiliki

sifat perasa. Dengan adanya stressor ini ( kehilangan pekerjaan ) membuat Tn.F merasa

bahwa dirinya lepas dari tanggung jawab keluarga.

15. Makna klinis dari pemeriksaan fisik, lab, dan EKG ?

Jawab :

Tidak ditemukannya hasil pemeriksaan fisik, lab, dan Ekg menandakan bahwa keluhan Tn.F

tidak disebabkan oleh kelainan organik. Selain itu, untuk menyingkirkan diagnose banding

pada Tn.F

Page 17: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

16. Alur penegakan diagnosa pada Tn.F ?

Jawab :

1. Anamnesis

Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-

kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dan

dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.

Kategori diagnosis episode depresif ringan (F32.0), sedang (F32.1) dan berat (F32.2)

hanya digunakan untuk episode depresi tunggal (yang pertama). Episode depresif

berikutnya harus diklasifikasi di bawah salah satu diagnosis gangguan depresif berulang

(F33.-)

2. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda Vital

b. Nadi

c. RR

d. Tekanan darah

e. Suhu

3. Pemeriksaan Psikiatri

Page 18: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

a. Deskripsi umum

b. Mood, afek dan perasaan

c. Bicara

d. Gangguan persepsi

e. Pikiran, dll

Page 19: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

4. Pemeriksaan Penunjang

a. Dexamethasone suppression test (DST)

b. Peningkatan kortisol serum

c. Penurunan MHPG urin dan 5-HIAA cairan secebrospinal

d. Uji stimulasi TRH

e. Gangguan tidur

f. Uji tantangan stimulant

17. Apa saja diagnosa banding dari penyakit Tn.F ?

Jawab :

1. Depresi berat

2. Depresi sedang

3. Depresi ringan

4. Anxietas

18. Apa yang tyerjadi pada tn.F ?

Jawab:

tn. F mengalami depresi sedang.

Axis I : F32.11

Axis II : (-)

Axis III : (-)

Axis IV : Masalah Pekerjaan

Axis V : 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, hendaya ringan dalam fungsi,

secara umum masih baik)

Page 20: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

19. Defenisi dari penyakit Tn.F ?

Jawab :

Satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan

gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor,

konsentrasi, anhedonia, kelelahan, putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.

20. Apa saja etiologi penyakit Tn.F ?

Jawab:

1) Faktor organobiologi

Amin biogenic

Norepinefrin

Dopamine

Serotonin

2) Faktor genetik

3) Faktor psikososial

4) Faktor kepribadian

5) Faktor psikodinamik pada depresi

21. Bagaimana epidemiologi penyakit Tn.F ?

Jawab :

Gangguan depresi berat paling sering terjadi, dengan prevalensi seumur hidup sekitar 15

persen. Perempuan dapat mencapai 25 persen. Sekitar 10 persen perawatan primer dan 15

persen dirawat di rumah sakit. Pada anak sekolah didapatkan prevalensi sekitar 2 persen. Pada

usia remaja didapatkan prevalensi 5 persen dari komunitas memiliki gangguan depresif ringan.

Page 21: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

Perempuan dua kali lipat lebih besar disbanding laki-laki. Diduga adanya perbedaan hormone,

pengaruh melahirkan, perbedaan stressor psikososial dan model prilaku yang dipelajari tentang

ketidak berdayaan.

22. Bagaimana patofisiologi dan patogenesis penyakit Tn.F ?

Jawab :

Terjadi penurunan regulasi heterogen neurotransmitter kimiawi: amin

biogenik

Depresi

( norepinefrin,serotonin dan dopamin)

STRESSOR

Jika tidak dapat diadaptasi dengan baik

Gangguan penyesuaian (+) terhadap masalah yang ada

Perubahan faktor biologik pada otak

Perubahan keadaan fisiologis berbagai neurotransmitter dan sistem pemberi

signal intraneuronal

Jika dapat diadaptasi dengan baik

Penyesuaian (+)

Gangguan penyesuaian (-)

Page 22: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

23. Klasifikasi dan manifestasi klinik ?

Jawab:

a. Manifestasi Klinik (Menurut PPDGJ - III)

Gejala Utama :

Afek depresif

Kehilangan minat dan kegembiraan, dan

Berkurangnya energi yang nyata sesudah kerja sedikit saja dan menurunnya aktifitas

Gejala Lainnya:

Konsentrasi dan perhatian berkurang

Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

Tidur terganggu

Nafsu makan berkurang

Klasifikasi (menurut PPDGJ – III)

F32. Episode Depresif :

F32.0 Episode Depresif Ringan

- Sekurang-kurangnya harus ada dua dari 3 gejala utama depresi seperti tersebut diatas

- Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya

- Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya

- Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang – kurangnya sekitar 2 minggu.

- Hanya sedikit kesulitan pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukan.

- Karakter ke lima : F32.00 = Tanpa gejala somatik dan F32.01 dengan gejala somatik

Page 23: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

F32.1 Episode Depresif Sedang

- Sekurang-kurangnya harus ada dua dari 3 gejala utama

- Ditambah sekurang-kurangnya 3 dari gejala lainnya

- Lama seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu

- Mengalami kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah

tangga.

Karakter ke lima : F32.10 = Tanpa gejala somatik

F32.11 dengan gejala somatik.

F32.2 Episode Depresif berat tanpa gejala psikotik

- Semua 3 gejala utama depresi harus ada

- Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa gejala diantaranya

harus berintensitas berat.

- Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka

pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara

rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat

masih dapat dibenarkan.

- Paling sedikit telah berlangsung dua minggu atau gejala amat berat dan onset sangat

cepat.

- Sangat tidak mungkin melakukan pekerjaan atau urusan rumah tangga dan kegiatan

sosial kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

F32.3 Episode Depresif berat dengan gejala psikotik

- Episode depresif berat memenuhi kriteria episode depresi berat tanpa gejala psikotik.

- Waham, halusinasi atau stupor depresif

F32.8 Episode Depresif lainnya

F32.9 Episode Depresif YTT

24. Faktor Resiko Depresi ?

Jawab :

Usia

Page 24: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

Depresi mampu menjadi kronis apabila depresi muncul untuk pertama kalinya pada usia

60 tahun keatas. Berdasarkan hasil studi pasien lanjut usia yang mengalami depresi diikuti

selama 6 tahun, kira – kira 80% tidak sembuh namun terus mengalami depresi atau mengalami

depresi pasang surut.

Status Sosioekonomi

Orang dengan taraf sosioekonomi yang lebih rendah memiliki resiko yang lebih

besar disbanding mereka dengan taraf sosioekonomi yang lebih baik.

Status Pernikahan

Berlangsungnya pernikahan membawa manfaat yang baik bagi kesehatan mental

laki – laki dan perempuan. Pernikahan tidak hanya melegalkan hubungan asmara antara

laki – laki dan perempuan, karena ikatan suami – istri ini juga dipercaya dapat

mengurangi resiko mengalami depresi dan kecemasan. Namun, bagi pasangan suami

istri yang gagal membina hubungan pernikahan atau ditinggalkan pasangan karena

meninggal, justru akan memicu terjadinya depresi.

Jenis Kelamin

Wanita memiliki kecendrungan hampir 2 kali lipat lebih besar untuk mengalami

depresi dibanding pria.

25. TataLaksana Gangguan Suasana Perasaan ?

Jawab :

(Rosani, Selvi dan Hervita Diatri.Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke –

4. 2014. Jakarta: FKUI)

- Psikoterapi

Tujuan tatalaksana:

Keselamatan pasien harus terjamin

Kelengkapan evaluasi diagnostik pasien harus dilaksanakan

Page 25: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

Rencana terapi bukan hanya untuk gejala, tetapi kesehatan jiwa pasien ke depan juga

harus diperhatikan.

Psikoterapi adalah pengobatan terpilih untuk gangguan kepribadian depresif. Pasien

berespon terhadap psikoterapi berorientasi tilikan, dan karena tes realitas pasien adalah baik,

mereka mampu menggali tilikan ke dalam psikodinamika penyakitnya dan memahami

efeknya pada hubungan interpersonal mereka. Terapi kemungkinan berlangsung lama.

Terapi kognitif membantu pasien mengerti manifestasi kognitif dan perasaan rendah diri dan

pesimisme mereka. Jenis psikoterapi lain yang berguna adalah psikoterapi kelompok dan

terapi interpersonal. Beberapa orang berespons terhadap tindakan menolong diri sendiri.

- Farmakoterapi

Obat antidepresi bila dianggap perlu :

Pertimbangkan pemberian antidepresan jika suasana perasaan sedih atau kehilangan minat

menonjol selama 2 minggu dan 4 atau lebih gejala berikut ditemukan:

Kelelahan atau kehilangan tenaga

Konsentrasi kurang

Agitasi atau pelambatan gerak dan pembicaraan

Gangguan tidur, khususnya terbangun dini hari dan tidak bias tidur kembali

Pikiran tentang kematian atau bunuh diri

Rasa bersalah atau menyalahkan diri

Nafsu makan terganggu

Obat antidepresi yang diberikan :

Pada farmakoterapi digunakan obat anti depresan, dimana anti depresan dibagi dalam

beberapa golongan yaitu:

1. Golongan trisiklik, seperti : amitryptylin, imipramine, clomipramine dan opipramol.

2. Golongan tetrasiklik, seperti : maproptiline, mianserin dan amoxapine.

3. Mono-Amine-Oxydase Inhibitor (MAOI) seperti : moclobemide.

4. Antidepresan atipikal, seperti : trazodone, tianeptine dan mirtazepine.

Page 26: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

5. Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor (SSRI), seperti : sertraline, paroxetine,

fluvoxamine, fluxetine dan citalopram.

Mekanisme kerja

Mekanisme kerja obat anti-depresi adalah:

Menghambat “re-uptake aminergic neurotransmitter”

Menghambat penghancuran

Efek samping obat

Efek samping obat anti-depresi dapat berupa:

Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun,

kemampuan kognitif menurun, dll)

Efek antikolinergik (mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi, sinus

takikardia, dl)

Efek anti-adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi)

Efek neurotoksis (tremor halus, gelisah, agitasi, insomania)

Efek samping yang tidak berat (tergantung daya toleransi dari penderita), biasanya

berkurang setelah 2-3 minggu bila tetap diberikan dengan dosis yang sama.

Pada keadaan overdosis/intoksikasi trisiklik dapat timbul “Atropine Toxic Syndrome”

dengan gejala: eksitasi SSP, hipertensi, hiperpireksia, konvulsi, toxic confulsional state

(confusion, delirium, disorientation).

Tindakan untuk keadaan tersebut:

a. Gastric lavage (hemodialisis tidak bermanfaat oleh karena obat trisiklik bersifat “protein

binding” forced dieresis juga tidak bermanfaat oleh karena “renal exrection of tree drug”

rendah)

Page 27: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

b. Diazepam 10 mg (im) untuk mengatasi konvulsi

c. Prostigmine 0,5 – 1,0 mg (im) untuk mengatasi efek anti-kolinergik (dapat diulangi setiap

30-40 menit sampai gejala mereda)

d. Monitoring EKG untuk deteksi kelainan jantung

Pemilihan obat

Pada dasarnya semua obat anti-depresi mempunyai efek primer (efek klinis) yang sama pada

dosis ekivalen, perbedaan terutama pada efek sekunder (efek samping).

Nama obat Antikolinergik SedasiHipotensi

orthostatikKet.

Amitriptyline

Imipramine

Clomipramine

Trazodone

Maprotiline

Mianserin

Amoxapine

Tianeptine

Meclobemide

Sertraline

Paroxetine

Fluvoxamine

fluoxetine

+ + +

+ + +

+ +

+

+

+

+

+ / -

+ / -

+ / -

+ / -

+ / -

+ / -

+ + +

+ +

+ +

+ + +

+ +

+ +

+

+ / -

+ / -

+ / -

+ / -

+ / -

+ / -

+ + +

+ +

+

+

+

+

+ +

+ / -

+

+ / -

+ / -

+ / -

+ / -

+++ = berat

++ = sedang

+ = ringan

+/- = tidak

ada/ minimal

sekali

= non spesifik

serotonin

= spesifik

serotonin

Pemilihan jenis obat anti-depresi tergantung pada toleransi pasien terhadap efek samping

dan penyesuain efek samping terhadap kondisi pasien (usia, penyakit fisik tertentu, jenis

depresi).

Page 28: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

Mengingat profil efek samping, untuk penggunaan pada sindrom depresi ringan dan

sedang yang datang berobat jalan pada fasilitas pelayanan umum kesehatan umum, pemilihan

obat anti depresi sebaiknya mengikuti urutan (step care).

Step 1 : golongan SSRI (sertaline, ect)

Step 2 : golongan trisiklik (Amitriptyline, etc)

Step 3 : golongan tetrasiklik (maprotiline, etc)

golongan “atypical” (trazodone)

golongan MAOI (moclobemide)

Pertama-tama menggunakan golongan SSRI yang efek sampingnya sangat minimal

(meningkatkan kepatuhan minum obat, bisa digunakan pada berbagai kondisi medik), spectrum

efek anti-depresi luas, dan gejala putus obat minimal, serta “lethal dose” yang tinggi (>6000 mg)

sehingga relatif aman.

Bila telah diberikan dengan dosis yang adekuat dalam jangka waktu yang cukup (sekitar

3 bulan) tidak efektif, dapat beralih ke pilihan kedua, golongan trisiklik, yang spektrum anti

depresinya juga luas tetapi efek sampingnya relatif lebih berat.

Bila pilihan kedua belum berhasil, dapat beralih ketiga dengan spectrum anti depresi

yang lebih sempit, dan juga efek samping lebih ringan dibandingkan trisiklik, yang teringan

adalah golongan MAOI.

Disamping itu juga dipertimbangkan bahwa pergantian SSRI ke MAOI membutuhkan

waktu 2-4 minggu istirahat untuk “washout period” guna mencegah timbulnya “serotonin

malignant syndrome”.

Pemberian Dosis :

Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan:

onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu

efek sekunder (efek samping) : sekitar 12-24 jam

waktu paruh : 12-48 jam (pemberian 1-2 kali perhari).

Ada lima proses dalam pengaturan dosis, yaitu:

1. Initiating Dosage (dosis anjuran), untuk mencapai dosis anjuran selama minggu I.

Misalnya amytriptylin 25 mg/hari pada hari I dan II, 50 mg/hari pada hari III dan IV, 100

mg/hari pada hari V dan VI.

Page 29: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

2. Titrating Dosage (dosis optimal), dimulai pada dosis anjuran sampai dosis efektif

kemudian menjadi dosis optimal. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari selama 7 sampai 15

hari (miggu II), kemudian minggu III 200 mg/hari dan minggu IV 300 mg/hari.

3. Stabilizing Dosage (dosis stabil), dosis optimal dipertahankan selama 2-3 bulan.

Misalnya amytriptylin 300 mg/hari (dosis optimal) kemudian diturunkan sampai dosis

pemeliharaan.

4. Maintining Dosage (dosis pemeliharaan), selama 3-6 bulan. Biasanya dosis pemeliharaan

½ dosis optimal. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari.

5. Tapering Dosage (dosis penurunan), selama 1 bulan. Kebalikan dari initiating dosage.

Misalnya amytriptylin 150 mg/hari à 100 mg/hari selama 1 minggu, 100 mg/hari à 75

mg/hari selama 1 minggu, 75 mg/hari à 50 mg/hari selama 1 minggu, 50 mg/hari à 25

mg/hari selama 1 minggu.

Dengan demikian obat anti depresan dapat diberhentikan total. Kalau kemudian sindrom depresi

kambuh lagi, proses dimulai lagi dari awal dan seterusnya.

Pada dosis pemeliharaan dianjurkan dosis tunggal pada malam hari (single dose one hour

before sleep), untuk golongan trisiklik dan tetrasiklik. Untuk golongan SSRI diberikan dosis

tunggal pada pagi hari setelah sarapan.

Pemberian obat anti depresi dapat dilakukan dalam jangka panjang oleh karena

“addiction potential”-nya sangat minimal.

Kegagalan terapi

Kegagalan terapi pada umumnya disebabkan:

Kepatuhan pasien menggunakan obta (compliance), yang dapat hilang oleh karena adanya

efek samping, perlu diberikan edukasi dan informasi

Pengaturan dosis obat belum adekuat

Tidak cukup lama mempertahankan pada dosis minimal

Dalam menilai efek obat terpengaruh oleh presepsi pasien yang tendensi negative,

sehingga penilaian menjadi “bias”.

Page 30: Laporan Tutorial Kelompok 1 6.3 Versi

Kontraindikasi

Kontraindikasi obat anti depresan yaitu:

Penyakit jantung koroner, MCI, khususnya pada usia lanjut

Galukoma, retensi urin, hipertofi prostat, gangguan fungsi hati, epilepsi

Pada penggunaan obat lithium, kelainan fungsi jantung, ginjal dan kelenjar tiroid

Wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan menggunakan TCA, resikoteratogenik besar

(khususnya trimester 1) dan TCA dieksresi melalui ASI.

o ECT; terapi untuk depresi berat.

o Terapi Simptomatik; terapi untuk mengurangi penderitaan pasien dengan berbagai gejala

yang mengganggu kualitas hidupnya.

26. Bagaimana komplikasi penyakit Tn.F ?

Jawab :

Menurunkan kualitas hidup

Mencetuskan dan memperlambat penyembuhan atau memperberat penyakit fisik

Meningkatkan beban ekonomi

27. Bagaimana prognosis penyakit Tn.F ?

Jawab :

Prognosis baik : jika episode ringan, tidak ada gejala psikotik, singkatnya rawat inap, indikator

psikososial meliputi mempunyai teman akrab selama masa remaja, fungsi keluarga stabil, lima tahun

sebelum sakit secara umum funsi social baik. Sebagai tambahan, tidak ada komorbiditas dengan

gangguan psikiatri lain, tidak lebih dari sekali rawat inap dengan depresi berat, onsetnya awal pada usia

lanjut.

Prognosis buruk : depresi berat bersamaan dengan distmik, penyalahgunaan alcohol dan zat lain,

ditemukan gejala gangguan cemas, ada riwayat lebih dari sekali episode depresi sebelumnya.