bahan tutorial

29
SKENARIO 3 MJD 2 SKELETAL ANATOMI,EMBRIOLOGI, DAN FUNGSI SISTEM RANGKA DAN PERSENDIAN Sabtu, 26 Juni 2010 http://suarademartha.blogspot.com/2010/06/embriologi- muskuloskeletal.html 1. EMBRIOLOGI MUSKULOSKELETAL EMBRIOGENESIS SISTEM RANGKA Sistem rangka berasal dari lapisan embriogenik mesoderem paraksial, lempeng lateral dan sel-sel kista neuralis. Akhir minggu ke 3, mesoderem paraksial menjadi semacam balok-balok yang disebut somit. Somit terbagi 2 : o Dorsolateral Disebut demomytome, bagian myotome membentuk myoblast, dermatom membentuk dermis o Ventromedial Disebut sklerotom, pada akhir minggu ke 4 akan menjadi sel-sel mesenkim (jaringan penyambung mudigah), kemudian berpindah dan berdiferensiasi menjadi fibroblas, kondroblas, dan osteoblas. 1. Histogenesis Tulang dan Kartilago 1.1. Kartilago o Muncul ketika embrio berumur 5 minggu o Pertumbuhan dimulai dari sel-sel mesenkim yang mengalami kondensasi, berproliferasi, dan berdiferensiasi menjadi condroblast. Condroblast mensekresikan serat-serat kolagen dan subtansi dasar matric sehingga terbentuk condrosit. Selanjutnya condrosit akan terus menerus mengeluarkanmatriks sehingga condrosit yang berdekatan akan saling mendorong sehingga kartilago bertambah panjang. o Sel-sel mesenkim yang letaknya diperifer akan berdiferensiasi menjadi fibroblast. Fibroblast akan membentuk suatu jaringan ikat kolagen, yaitu perichondrium. 1.2. Tulang Pertumbuhan tulang berlangsung dengan 2 cara : o Osifikasi intramembranosa o Osifikasi intrakartilago/ endokondral 1.2.1. Osifikasi Intramembranosa Umumnya pada tulang pipih Osifikasi berlangsung dalam suatu membran yang dibentuk oleh sel-sel mesenkim itu sendiri. Sel-sel mesenkim berdiferensiasi menjadi osteoblast dan mulai mensekresikan matriks dan subtansi interseluler membentuk osteosit. Osteoblast yang terdapat diperifer tulang membentuk lapisan-lapisan yang membuat tulang lebihtebal di bagian perifernya, ditambah lagi dengan aktivitas osteoklas,akibatnya bagian tengah tulang akan berrongga. Pada rongga ini sel-sel mesenkim akanberdiferensiasi menjadi sumsum tulang. 1.2.2. Osifikasi Intrakartilago Umumnya pada tulang panjang Diawali dengan terbentuknya tulang rawan. Pada tingkat selular, sel-sel kartilago akan berubah menjadi osteoblas lalu osteosit

Upload: khalilullah89

Post on 06-Aug-2015

104 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

kedokteran

TRANSCRIPT

Page 1: bahan tutorial

SKENARIO 3 MJD 2 SKELETALANATOMI,EMBRIOLOGI, DAN FUNGSI SISTEM RANGKA DAN

PERSENDIAN

Sabtu, 26 Juni 2010http://suarademartha.blogspot.com/2010/06/embriologi-muskuloskeletal.html

1. EMBRIOLOGI MUSKULOSKELETAL

EMBRIOGENESIS SISTEM RANGKA

Sistem rangka berasal dari lapisan embriogenik mesoderem paraksial, lempeng lateral dan sel-sel kista neuralis. Akhir minggu ke 3, mesoderem paraksial menjadi semacam balok-balok yang disebut somit.

Somit terbagi 2 :o DorsolateralDisebut demomytome, bagian myotome membentuk myoblast, dermatom membentuk dermis o VentromedialDisebut sklerotom, pada akhir minggu ke 4 akan menjadi sel-sel mesenkim (jaringan penyambung mudigah), kemudian berpindah dan berdiferensiasi menjadi fibroblas, kondroblas, dan osteoblas.

1. Histogenesis Tulang dan Kartilago1.1. Kartilagoo Muncul ketika embrio berumur 5 mingguo Pertumbuhan dimulai dari sel-sel mesenkim yang mengalami kondensasi, berproliferasi, dan berdiferensiasi menjadi condroblast. Condroblast mensekresikan serat-serat kolagen dan subtansi dasar matric sehingga terbentuk condrosit. Selanjutnya condrosit akan terus menerus mengeluarkanmatriks sehingga condrosit yang berdekatan akan saling mendorong sehingga kartilago bertambah panjang.o Sel-sel mesenkim yang letaknya diperifer akan berdiferensiasi menjadi fibroblast. Fibroblast akan membentuk suatu jaringan ikat kolagen, yaitu perichondrium. 1.2. Tulang Pertumbuhan tulang berlangsung dengan 2 cara :

o Osifikasi intramembranosao Osifikasi intrakartilago/ endokondral

1.2.1. Osifikasi IntramembranosaUmumnya pada tulang pipihOsifikasi berlangsung dalam suatu membran yang dibentuk oleh sel-sel mesenkim itu sendiri. Sel-sel mesenkim berdiferensiasi menjadi osteoblast dan mulai mensekresikan matriks dan subtansi interseluler membentuk osteosit.Osteoblast yang terdapat diperifer tulang membentuk lapisan-lapisan yang membuat tulang lebihtebal di bagian perifernya, ditambah lagi dengan aktivitas osteoklas,akibatnya bagian tengah tulang akan berrongga. Pada rongga ini sel-sel mesenkim akanberdiferensiasi menjadi sumsum tulang.1.2.2. Osifikasi IntrakartilagoUmumnya pada tulang panjangDiawali dengan terbentuknya tulang rawan. Pada tingkat selular, sel-sel kartilago akan berubah menjadi osteoblas lalu osteositOsifikasi pertama kali terjadi di diafisis (pusat osifikasi primer) pada akhir masa embrionik. Pada diafisis sel-sel kartilago mengalami 3 hal yaitu : hipertropi, kalsifikasi matriks, serta kematian sel-selnya. Selainitu perikondrium akanmengalami vaskularisasi sehinggasel-sel kartilago berubah menjadi osteoblast. Pada waktu lahir sebagian besar diafisis telah mengalami osifikasi,sedangkan epifisis masih berupa kartilago. Osifikasi skunder dilempeng epifisis baru berlangsung pada tahun-tahun pertama usia bayi. 

2. Perkembangan SendiMulai terbentuk pada minggu ke 6 dan akhir mingguke 8 sendiyang terbentuk sudah seperti sendi orang dewasa.Terdapat 3 jenis sendi berdasarkan materi penyusunnya yaitu :o Sendi fibrosa (sutura di kranium)o Sendi kartilago (simfisis pubis)o Sendi sinovial (sendi lutut)

A. Tulang TengkorakTerdiri atas :o Neurokranium (batok pelindung disekitar otak)o Viserokranium (kerangka/tulang wajah)

Page 2: bahan tutorial

1. Neurokraniumo Bagian membranosa terdiri dari tulang-tulang pipih yang melindungi otak sebagai suatu kubah.Berasal dari :o Sel-sel krista neuralis,membentuk atap dan sebagian besar tulang tengkorako Mesoderm paraksial, membentuk daerah oksipital dan posterior rongga matao Bagian kartilaginosa (kondrokranium) membentuk tulang-tulang dasar tengkorak, berasal dari :o Sel-sel krista neuralis, membentuk kondrokranium prekordalo Mesoderm paraksial, membentuk kondrokranium kordal

2. Viserokraniumo Dibentuk oleh 2 lengkung faring pertamao Lengkung pertama : o Bagian dorsal (prosesus maxilaris)Berjalan kedepan dibawah mata (os. Maxilaris, os. Zigomatikum, os. Temporalis)o Bagian ventral (prosesus mandibularis)Melindungi kartilago meckelo Mesenkim sekitar kartilagomeckel memadat, menulang, dan mengalami osifikasi (penulangan) membranosa membentuk mandibulao Ujung dorsal prosesus mandibularis dan lengkung faring ke 2(inkus, maleus,stapes) pada bulan ke 4o Mesenkim untuk pembentukan wajah berasal dari sel-sel krista neuralis.

Korelasi Klinik : 1. Kubah tengkorak gagal terbentuk (kraniolisis) dan jaringan otak yang terpapar amnion mengalamidegenerasi sehingga terjadi anensefali, disebabkan kegagalan neuropore kranial untuk menutup2. Jaringan otak dan selaput otak mengalami herniasi (ensefalokel atau meningokel kranial)3. Penutupan satu atau beberapa sutura secara prematur (kraniosinostosis).  Bentuk tengkorak tergantung pada sutura mana dulu yang menutupo Akrosefali (tengkorak menara, pendek/tinggi) karena penutupan dini sutura koronaliso Skaposefali (tengkorak panjang dan sempit disertai penonjolan frontalis dan oksipitalis) karena penutupan dini sutura sagitaliso Plagiosefali (kraniosinostosis asimetrik) akibat kegagalan penutupan sutura keronalis dan sutura lambdoidea pada satu sisi.

B. Anggota Badano Tunas anggota badan mulai tampak sebagai kantung-kantung pada akhir minggu ke 4o Tunas anggota badan terdiri dari inti mesenkim yang berasal dari lapisan mesoderm lempeng lateral yang dibungkus oleh selapis ektoderm kuboid. Intimesenkim memberi signal kepada ektoderm dinujung badan untuk menebal dan membentuk rigi ektodermal apeks (REA). Proses ini berlangsung pada minggu ke 5.o Minggu ke 6 ujung tunas anggota badan menjadipipih membentuklempeng tangan dan kaki.o Jari-jari tangan dan kaki terbentuk ketika kematian sel di rigi ektodermal apeks memisahkannya menjadi 5 bagian.o Sementara itu mesenkim dalam tunas mulaimemadat membentukmodel kartilago hialin yang pertama yang merupakan bakal tulang anggota badan.o Osifikasi intrakartilago dimulai menjelang akhir masa mudigah.o Pada mingguke 12 kehamilan dari pusat osifikasi primer di diafisis, osifikasi intrakartilago berangsur-angsur meluas kearah ujung model kartilago.o Waktu lahir, diafisis tulang telah menjadi tulang seluruhnya, tapi ujung-ujungnya (epifisis) tetap berupa kartilago pusat osifikasi sekunder untukproses pemanjangan tulang.o Apabila tulang telah mencapai panjangnya yang penuh,lempeng epifisis menghilang dan epifisis bersatu dengan tulang.

Korelasi Klinis : Meromelia : tidak ada satu /beberapa anggota badan Amelia : tidak ada ekstremitas Fokomelia : tidak ada tulang panjang, tangan dan kaki rudimenter menempel dibadan melalui tulang-tulang kecil yang berbentuktidak beraturan Mikromelia : terdapat semua unsur anggota badan tapi sangat pendek Polidaktili : penambahan jumlah jari tangan dan kaki Ektrodaktili : hilangnya 1 jari, bersifat unilateral Sindaktili :jari-jari tangan atau kaki menyatu karena mesenkim gagal membelah pada lempeng tangan atau kaki Lobster claw : celah yang dalam pada telapak tangan atau kaki yang berhubungan dengan sindaktili jari Dislokasi panggul kongenital : tidak berkembangnya asetabulum dan caput

Page 3: bahan tutorial

femuris

C. Kolumna Vertebraliso Berasal dari sel-sel sklerotom yang berpindah posisi mengelilingi medula spinalis dan notokord.o Bagian kaudal masing-masing sklerotom mengalami proliferasi dan memadat serta meluas ke jaringan antara segmen dibawahnya, terjadi perlekatan setengah kaudal sklerotom dengan setengah sefalik sklerotom di bawahnya.o Sel-sel diantara bagian sefalik dan kaudal membentuk diskus invertebralis (cakram antar ruas)

Korelasi Klinis : Skoliosis (vertebrae melengkung ke samping) karena pada proses pembentukan dan penyusunan kembali sklerotom segmen terjadi 2 vertebrae yang berurutan menyatu secara asimetrik atau setengah bagian vertebrae tulang Sindrom Klippel Feil : jumlah vertebrae servikalis kurang sementara vertebrae yang lain menyatu atau bentuknya abnormal. Spina bifida : fusi lengkung-lengkung vertebra tidak sempurna

EMBRIOGENESIS SISTEM MUSKULO

o Berkembang dari mesoderm kecuali otot-otot iris yang terbentuk dari ektoderm piala optiko Otot rangka berasal dari mesoderm paraksialo Otot polos berasal dari mesoderm splankniko Otot jantung berasal dari mesoderm splanknik

Otot tubuh berkembang dari diferensiasi mioblast-mioblastbyang berasal dari :o Mioblast praoptikum untuk otot mata : menjadi otot yang menggerakkan bola matao Mioblast preoksipital untukotot lidaho Otot lengkung faringo Otot pengunyaho Otot wajah (ekspresi)o M. Stilofaringeus, M. Konstriktor faringis superioro Otot instrinsik laring,M. Konstriktor Faringis Medial dan inferioro Miotom somit

Pada minggu ke 5 setiap miotom terbagi menjadi :o Epimer (bagian dorsal yang kecil) menjadiotot erektor spina, otot transversa spinalisDisarafi ramus dorsalis nn spinaliso Hipomer (bagian ventral yang besar) menjadi otot dinding tubuh, otot diafragma, otot anggota gerakDisarafi ramus ventralis nn spinalisDiposkan oleh Suara Demartha   di 20:58

Page 4: bahan tutorial
Page 5: bahan tutorial

KELAINAN

1. CLUB FOOT (CTEV)Adalah suatu deformitas kompleks yang melibatkan semua tulang telapak kaki dengan gambaran kaki bagian depan dalamkeadaan aduksi dan supinasi sedangkan kakibagian belakang equinus dan varus (melengkung kedalam).

2. OSTEOGENESIS IMPERFECTAAdalah suatu keadaan dimana tulang-tulang menjadi rapuh secara abnormal.Patogenesis :o Tulang sangat rapuh sehingga bayi terlahir dengan banyak tulang yang pataho Selama persalinan berlangsung,bisa terjadi traumakepala,perdarahan otak karena tulang tengkorak sangat lunak dan bayi bisa meninggal dalam beberapa hari setelah lahiro Banyak yang bertahan hidup, tetapi fraktur multipel sering kali menyebabkan kelainan bentuk dwarfisme (cebol), jika otak tidak terkena,kesadaran normal.

3. SKOLIOSIS BAWAANAdalah kekengkungan lateral kolumna vertebralis kongenital (osteopatik) umumnya merupakan bagian dari kelainan kongenital tulang belakang. Anomali lainnya mencakup hemivertebrae, wedged vertebrae, fusi vertebrae, dan pada jaringan di sekitarnya sering ditemukan angioma, naevi, rambut yang berlebihan.

Diagnosis :AnamnesisMungkin di ketahui ada riwayat skoliosis dalam keluarga atau keterangan lainnya mengenai kelainan selamakehamilan atau persalinan.

Gambaran klinis :o deformitas punggung yang jelas terkihat atau suatu benjolan pada kurva torakso penonjolan asimetris salah satu panggul pada kurva torakolumbal.

ANATOMI SISTEM RANGKA DAN PERSENDIAN

Sistem rangka adalah suatu sistemorgan yang memberikan dukungan fisik padamakhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik).Fungsi kerangka antara lain:

menahan seluruh bagian-bagian tubuh agar tidak rubuh melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung, dan paru-paru

tempat melekatnya otot-otot 

untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan otot 

tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah 

memberikan bentuk pada bangunan tubuh buah Rangka tubuh manusia.

Skeleton aksial Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan memberikan dukungandan perlindungan pada organ di kepala, leher dan badan.Macam-macam skeleton aksial yaitu:

Tulang tengkorak bagian kepala dan wajah terdiri dari: Tulang-tulang tengkorak merupakan tulang yang menyusun kerangka kepala.Tulang tengkorak tersusun atas 8 buah tulang yang menyusun kepala dan empat belas tulang yang menyusun bagian wajah. tulang tengkorak bagian kepalamerupakan bingkai pelindung dari otak. Sendi yang terdapat diantara tulang-tulang tengkorak merupakan sendi mati yang disebut sutura.

Tulang dadaTulang dada termasuk tulang pipih,terletak di bagian tengah dada. pada sisi kiridan kanan tulang dada terdapat tempat lekatdari rusuk. bersama-sama dengan rusuk,tulang dada memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru dan pembuluh darah besar dari kerusakan Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu:

o Tulang hulu / manubrium. terletak di bagian atas dari tulang dada, tempatmelekatknya tulang rusuk yang pertama dan kedua.

o Tulang badan / gladiolus, terletak dibagian tengah, tempat melekatnya tulangrusuk ke tiga sampai ke tujuh, gabungan tulang rusuk ke delapan sampaisepuluh.c.Tulang taju pedang / xiphoid process, terletak di bagian bawah dari tulangdada. Tulang ini terbentuk dari tulang rawan3.Tulang Rusuk Tulang

Page 6: bahan tutorial

rusuk berbentuk tipis, pipihdan melengkung. bersama-sama dengantulang dada membentuk rongga dadauntuk melindungi jantung dan paru-paru.Tulang rusuk dibedakan atas tiga bagianyaitu:

Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Tulang-tulang rusuk ini pada bagian belakang  berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ujung depannya berhubungandengan tulang dada dengan perantaraan tulang rawan. b.Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk ini memiliki ukuranlebih pendek dibandingkan tulang rusuk sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh tulang rawan yang melekatkannya padasatu titik di tulang dadac.Rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Tulang rusuk ini pada ujung belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang, sedangkan ujung depannya bebas.Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya: melindungi jantung dan paru-paru dari goncangan, melindungi lambung, limpa dan ginjal, dan membantu pernapasan.4.Ruas –Ruas tulang BelakangRuas-ruas tulang belakang disebut juga tulang belakang disusun oleh 33 buah tulang dengan bentuk tidak beraturan. ke 33 buah tulang tersebut terbagai atas 5 bagian yaitu:

1. Tujuh ruas pertama disebut tulang leher. ruas pertama daritulang leher disebut tulang atlas,dan ruas kedua berupa tulang pemutar atau poros. bentuk dari tulang atlas memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan.

2. Dua belas ruas berikutnya membentuk tulang punggung. Ruas-ruas tulang punggung pada bagian kiri dan kanannya merupakan tempat melekatnyatulang rusuk. 

3. Lima ruas berikutnya merupakan tulang pinggang. Ukuran tulang pingganglebih besar dibandingkan tulang punggung. Ruas-ruas tulang pinggangmenahan sebagian besar berat tubuh dan banyak melekat otot-otot.d.Lima ruas tulang kelangkangan (sacrum), yang menyatu, berbentuk segitigaterletak dibawah ruas-ruas tulang pinggang.  

4. Bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang ekor (coccyx),tersusun atas 3 sampai dengan 5 ruas tulang belakang yang menyatu. 

5. Ruas-ruas tulang belakang berfungsi untuk menegakkan badan dan menjagakeseimbangan. menyokong kepala dan tangan, dan tempat melekatnya otot, rusuk dan beberapa organ.

Skeleton apendikular Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari skeleton axial.Skeleton apendikular terdiri dari : 1. Anggota gerak atas (extremitas superior)2. Anggota gerak bawah (extremitas inferior)3. Gelang bahu4. Gelang panggung.5. Bagian akhir dari ruas-ruas tulang belakang seperti sakrum dan tulang coccyx

Tubuh manusia memiliki sistem yang disebut sistem kerangka, yang terdiri dari tulang, yang nomor ke dua ratus enam, 206. Tulang-tulang ini terletak di berbagai bagian tubuh dan membuat kerangka untuk seseorang. Ini membentuk bagian penting dari kehidupan seseorang dan cara mereka menjalani hidup. Tulang adalah bagian yang sangat kuat dari otot-otot tubuh dan dukungan pada mereka, di mana darah mengalir dan ada udara, ada air dan segala macam hal lain yang didukung oleh tulang-tulang ini. Anatomi sistem kerangka bentuk dasar yang semua organ dalam tubuh manusia diatur dan berfungsi dengan benar. Dengan demikian, anatomi dan fisiologi sistem rangka merupakan aspek yang sangat penting tubuh manusia.Penjelasan Untuk Sistem rangkaSistem rangka membentuk dasar dari tubuh manusia. Semua organ-organ, daging, darah, otot, cair dan udara semua terkandung dalam tubuh dan memiliki kestabilan dan kekuatan tertentu karena tulang. The 206 tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Tulang-tulang ini didukung oleh sumsum tulang, yang dihasilkan oleh bentuk energi paling murni di dalam tubuh.Tengkorak adalah tulang pertama yang langsung terlintas dalam pikiran ketika kita berpikir tentang sistem kerangka. Tengkorak berisi dua soket untuk mata, satu socket untuk hidung, satu socket untuk mulut dan dua soket untuk telinga.Lalu ada tulang leher, yang sampai 7 total jumlahnya. Ini menarik sebagai jumlah yang sama tulang hadir dalam leher jerapah! Setelah leher tulang, ada tulang rusuk, yang merupakan bagian penting dari sistem pernapasan dalam arti bahwa ia berisi paru-paru di dalamnya.Melekat pada tulang rusuk adalah dua set tulang untuk lengan. Mereka bergabung bersama di tengah oleh siku. Pada akhir tulang rusuk dan mulai di belakang leher sampai ke daerah pinggul adalah tulang belakang, yang merupakan sekali buat tubuh kita. Frontal bagian dari tulang belakang berisi tulang yang mendukung perut. Panggul tepat di bawah ini adalah menetapkan dan mendukung organ-organ seksual. Belakang panggul tulang pinggul, yang membantu kami duduk dan

Page 7: bahan tutorial

berdiri. Ini adalah melekat pada dua tulang set untuk kaki yang bergabung di bagian lutut. Ini pada gilirannya memiliki dua lebih sendi di pergelangan kaki untuk kaki. Kaki bergabung dengan lima tulang masing-masing selama lima jari kaki. Dengan demikian, tubuh kita terdiri dari sistem kerangka ini.

a. Rangka Aksial

Rangka aksial yang kita sebut juga dengan rangka sumbu tubuh terdiri dari tulang-tulang yang membentuk sumbu tubuh, diantaranya adalah:1). Tulang tengkorak2). Tulang hioid3). Tulang belakang (vertebrae)4). Tulang dada (sternum)5). Tulang rusuk (costa)

1).Tulang tengkorak

Tulang tengkorak berfungsi melindungi otak, organ pendengaran dan organ penglihatan. Hubungan antartulang yang terdapat pada tempurung kepala termasuk jenis suture, yaitu tidak ada gerak.2) Tulang hioidTulang hioid merupakan tulang yang berbentuk seperti huruf U. Terletak di antara laring dan mandibula. Hioid berfungsi sebagai tempat melekatnya beberapa otat mulut dan lidah. Jumlah tulang hioid hanya 1 pada setiap manusia.

3) Tulang belakang (vertebrae)Tulang belakang atau yang disebut dengan vertebrae (baca: vertebre) ber fungsi menyangga berat tubuh. Tulang belakang memungkinkan manusia melakukan berbagai macam posisi dan gerakan, misalnya berdiri, duduk atau berlari.4) Tulang dada (sternum) dan Tulang rusuk (costa)Tulang dada (sternum) dan tulang rusuk (costa) bersama-sama membentuk perisai pelindung bagi organ-organ penting yang terdapat di dada, yaitu paru-paru dan jantung. Tulang rusuk (costa) juga berhubungan dengan tulang belakang (vertebrae).

b. Rangka Apendikuler

Rangka apendikuler merupakan rangka yang menyusun alat gerak. Rangka apendikuler terdiri atas bahu, tulang-tulang tangan, telapak tangan, panggul,

tungkai, dan telapak kaki. Secara umum rangka apendikuler menyusun alat gerak, tangan dan kaki.1). Tulang selangka (Klavikula)Tulang selangka (Klavikula) merupakan tulang leher membentuk bagian depan bahu.2). Tulang belikat (Skapula)Tulang belikat (skapula) terdapat di atas sendi bahu dan merupakan bagian pembentuk bahu.Telapak kaki manusia melengkung dan tidak kaku sehingga berfungsi sebagai pegas ketika4). Tulang pangkal lengan (Humerus), hasta (Ulna), Pengumpil (Radius)Tulang pangkal lengan (Humerus) bersama dengan tulang pengumpil (Radius) dan tulang hasta(Ulna) menyusun lengan atas dan lengan bawah.

5). Tangan dan kakiTulang tangan tersusun atas tulang-tulang pergelangan tangan, telapak tangan dan jari-jari. Jari tangan terdiri dari tiga ruas kecuali ibu jari yang hanya mempunyai dua ruas. Perhatikan gambar tulang penyusun alat gerak bawah

berjalan.3). Tulang panggul (Koksa)Setiap makhluk vertebrata memiliki jumlah tulang panggul (Koksa) 2. 1 bagian terdapat pada bagian kiri dan 1 bagiannya lagi pada bagian kanan. Tulang panggul membentuk tulang gelang panggul yang berfungsi untuk menahan berat tubuh. Sewaktu lahir setiap tulang panggul (Koksa) sebetulnya terdiri dari 3 tulang yaitu ileum, ischium, dan pubis. Namun, setelah dewasa ketiga tulang ini bersatu menjadi tulang panggul (koksa).

HISTOLOGI

3. KARTILAGOPosted on July 18, 2010 by histologi

Sel kartilago terdiri dari kondrosit dan kondroblasl. Serat dan substansi dasar membentuk substansi interselular atau matriks. Matriks merupakan suatu wujud kaku bahkan keras, yang substansi dasarnya terdiri atas proteoglikans yang mengandung kondroitin sulfat untuk kartilago.Kartilago dicirikan oleh suatu matriks ekstraseluler yang kaya akan

Page 8: bahan tutorial

glikosaminoglikan dan proteoglikan. Merupakan jaringan ikat khusus dimana matriks ekstraselnya berkonsistensi padat, sehingga kartilago ini memiliki daya kenyal yang memungkinkan jaringan ini menahan stres mekanik tanpa mengalami distorsi. Fungsi kartilago yang lain ialah menunjang jaringan lunak. Karena permukaannya licin dan berdaya kenyal, maka kartilago merupakan daerah peredam guncangan dan permukaan gesekan bagi sendi.Kolagen,asam hialuronat, proteoglikan dan sejumlah kecil glikoprotein tertentu merupakan makromolekul utama dalam semua jenis matriks kartilago. Kartilago tidak mempunyai pembuluh darah dan mendapatkan makanannya melalui difusi dari kapiler dalam jaringan ikat yang berdekatan (perikondrium) atau melalui cairan sinovial. Pada keadaan tertentu, pembuluh darah menerobos kartilago untuk mengangkut makanan bagi jaringan lain, namun pembuluh ini tidak memasok makanan bagi kartilago.

Kartilago terdiri atas :

1. kondroblas.2. kondrosit.3. substansi interseluler.4. perikondrium.

Kondroblas : fibroblas, keduanya adalah ‘sel bakal’ yang berbentuk oval terletak di pinggir dari kartilago. Kondroblas adalah bakal sel kartilago.

Kondrosit mempunyai inti yang khas berbentuk bundar dengan sebuah nucleus atau dua buah nucleoli. Kondrosit terletak di dalam lacuna ( celah ) berbentuk bulat. Ia disebut juga sel kartilago ( yang kalau berkelompok disebut sel isogen ). Letak chondrocyt di dalam jaringan tulang rawan lebih ke dalam daripada letak chondroblast.

Substansi interseluler terdiri dari komponen fibriler dan substansi dasar, matriks amorf “gel”.

Perikondrium merupakan jaringan pengikat yang membungkus kartilago, terdiri dari sel fibrosit yang gepeng dan diantaranya terdapat serat kolagen.

Kalsifikasi berdasarkan jumlah matriks amorf dan jumlah serabut kolagen terbagi menjadi 3:

1. Kartilago hyalin2. Kartilago elastis3. Kartilago fibrosa

I. KARTILAGO HYALIN

Kartilago hyalin segar berwarna putih kebiruan dan translusen. Pada embrio berfungsi sebagai kerangka sementara hingga secara berangsur-ahgsur hilang diganti dengan tulang. Sedangkan pada mamalia dewasa , kartilago hyalin terdapat di permukaan sendi pada sendi yang dapat bergerak, dinding jalan nafas yang lebih besar (hidung,laring,trakea,bronki), dan ujung ventral iga, tempat berartikulasi dengan sternum, dan pada lempeng epifise.

MatriksKomponen penting dari matriks kartilago adalah kondronektin,sebuah makromolekul yang membantu perlekatan kondrosit pada kolagen matriks. Matriks kartilago yang tepat ,mengelilingi setiap kondrosit banyak mengandung glikosaminoglikan dan sedikit kolagen.

PerikondriumKecuali pada kartilago sendi,semua kartilago hyalin ditutupi oleh selapis jaringan ikat padat,perikondrium, yang esensial bagi pertumbuhan dan pemeliharaan tulang rawan.Terdiri dari dua lapisan : lapisan fibrosa dan lapisan khondrogenik

KondrocytPada tepian kartilago hyalin, kondrosit muda berbentuk lonjong, dengan sumbu panjang paralel dengan permukaan. Lebih ke dalam bentuknya bulat, dan dapat berkelompok hingga 8 sel, kesemuanya adalah hasil dari pembelahan mitosis dari kondrosit. Kelompok demikian disebut dengan kelompok isogen.

Page 9: bahan tutorial

Struktur paling luar dari kartilago Hyalin bagian atas sama dengan dari bawah masing-masing terdapat selaput perikondrium yang kaya fibroblas. Agak ke tengah terdapat kondroblas atau sel kartilago muda dalam kapsula kecil dengan sitoplasma penuh. Makin ke tengah terdapat kondrosit atau sel rawan dewasa dalam berkelompok seperti bagian paling tengah, kondrosit tampak membentuk kelompok dua-dua empat-empat, dan disebut kelompok isogen. Tiap kelompok isogen dikelilingi matriks teritorial dan menampakkan kondrosit dengan sitoplasma tereduksi, sehingga tampak ruang antara sitoplasma dengan kapsula yang disebut lakuna. Antara dua kelompok isogen dipisahkan oleh matriks interteritorial.

II. KARTILAGO ELASTIS

Kartilago elastis terdapat pada aurikula telinga,dinding meatus auditiva eksterna, tuba auditiva (eustachii), epiglotis dan sebagian kerangka larynx. Kartilago elastis segar berwarna kekuningan disebabkan oleh adanya elastin dalam serat-serat elastin. Strukturnya sama dengan kartilago hyalin.

III. KARTILAGO FIBROSA

Merupakan peralihan dari kartilago hyalin ke jaringan pengikat. Ditemukan pada diskus invertebrate, kartilago artikularis, symfisis osseum pubis. Struktur kartilago fibrosa terdiri dari serabut kolagen menutupi matriks ( sebagai anyaman padat ).

Histogenesis Kartilago Hyaline :

A. Mesenkim, jaringan precursor semua jenis tulang rawan.B. Proliferasi mitosis dari sel-sel mesenkim menghasilkan jaringan yang sangat aseluler.C. Khondroblast saling berjauhan oleh pembentukan banyak matriks.D. Multiplikasi sel-sel kartilago mengasilkan kelompok isogen, masing-masing dikelilingi oleh pemadatan matriks territorial ( kapsula ).

Kartilago terbentuk sel mesenkim. Modifikasi pertama yang tampak ialah membulatnya sel-sel mesenkim, yang menarik kembali juluran-julurannya,

membelah dengan cepat, dan mengelompok. Sel-sel yang dibentuk melalui diferensiasi langsung dari sel mesenkim ini disebut Kondroblas. Sintesis dan pelepasan matriks mulai memisahkan kondroblas satu terhadap lainnya. Kejadian diferensiasi kartilago berlangsung dari pusat ke luar, karena nya sel-sel yang lebih di pusat memiliki ciri kondrosit sedangkan sel-sel perifer memiliki ciri kondroblas. Mesenkim superficial bekembang menjadi kondroblas dan fibroblas dari perikondrium.

Pertumbuhan

Pertumbuhan kartilago dapat terjadi melalui 2 proses :- Pertumbuhan interstisial, akibat pembelahan mitosis dari khondrosit-kondrosit yang ada.- dan pertumbuhan aposisil, akibat diferensiasi sel-sel perikondrium.

Pertumbuhan sebenarnya jadi jauh lebih besar daripada sekedar penambahan jumlah sel. Pertumbuhan interstisial penting untuk menambah panjang tulang panjang dan menyediakan model kartilago untuk penulangan endokondral.Pada tulang rawan sendi, saat sel-sel dan matriks dekat permukaan sendi secara berangsur menjadi aus, maka tulang rawan ini harus diganti baru dari dalam, karena tidak ada perikondrium untuk menambah sel-sel baru secara aposisi. Pada kartilago yang ditemukan di tempat lain dari tubuh, pertumbuhan interstisial tidak begitu penting karena matriksnya telah menjadi sangat kaku akibat adanya ikatan silang dari unsur matriks. Tulang rawan kemudian hanya dapat tumbuh melebar melalui aposisi.

4. TULANGPosted on July 18, 2010 by histologi

Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat.

Sel-sel pada tulang adalah :

Page 10: bahan tutorial

Osteoblast : yang mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid. Osteoblast ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid atau silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek.

Osteosit : merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Mempunyai peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara membantu pemberian nutrisi pada tulang.

Osteoklas : sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan merupakan bagian yang penting. Mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast. Osteoklas ini berasal dari deretan sel monosit makrofag.

Sel osteoprogenitor : merupakan sel mesenchimal primitive yang menghasilkan osteoblast selama pertumbuhan tulang dan osteosit pada permukaan dalam jaringan tulang.Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-otot skeletal menempel sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang juga berperan dalam penyimpanan dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang memiliki lapisan luar tulang kompak yang kaku dan padat.Tulang dan kartilago merupakan jaringan penyokong sebagai bagian dari jaringan pengikat tetapi keduanya memiliki perbedaan pokok antara lain :Tulang memiliki system kanalikuler yang menembus seluruh substansi tulang.Tulang memiliki jaringan pembuluh darah untuk nutrisi sel-sel tulang.Tulang hanya dapat tumbuh secara aposisi.Substansi interseluler tulang selalu mengalami pengapuran.

STRUKTUR MAKROSKOPIK

Pada potongan tulang terdapat 2 macam struktur :Substantia spongiosa (berongga)Substantia compacta (padat)Bagian diaphysis tulang panjang yang berbentuk sebagai pipa dindingnya merupakan tulang padat, sedang ujung-ujungnya sebagian besar merupakan tulang berongga yang dilapisi oleh tulang padat yang tipis. Ruangan dari tulang berongga saling berhubungan dan juga dengan rongga sumsum tulang.

JENIS JARINGAN TULANG

Secara histologis tulang dibedakan menjadi 2 komponen utama, yaitu :

Tulang muda/tulang primerTulang dewasa/tulang sekunder

Kedua jenis ini memiliki komponen yang sama, tetapi tulang primer mempunyai serabut-serabut kolagen yang tersusun secara acak, sedang tulang sekunder tersusun secara teratur.

Jaringan Tulang PrimerDalam pembentukan tulang atau juga dalam proses penyembuhan kerusakan tulang, maka tulang yang tumbuh tersebut bersifat muda atau tulang primer yang bersifat sementara karena nantinya akan diganti dengan tulang sekunderJaringan tulang ini berupa anyaman, sehingga disebut sebagai woven bone. Merupakan komponen muda yang tersusun dari serat kolagen yang tidak teratur pada osteoid. Woven bone terbentuk pada saat osteoblast membentuk osteoid secara cepat seperti pada pembentukan tulang bayi dan pada dewasa ketika terjadi pembentukan susunan tulang baru akibat keadaan patologis.Selain tidak teraturnya serabut-serabut kolagen, terdapat ciri lain untuk jaringan tulang primer, yaitu sedikitnya kandungan garam mineral sehingga mudah ditembus oleh sinar-X dan lebih banyak jumlah osteosit kalau dibandingkan dengan jaringan tulang sekunder.Jaringan tulang primer akhirnya akan mengalami remodeling menjadi tulang sekunder (lamellar bone) yang secara fisik lebih kuat dan resilien. Karena itu pada tulang orang dewasa yang sehat itu hanya terdapat lamella saja.Jaringan Tulang SekunderJenis ini biasa terdapat pada kerangka orang dewasa. Dikenal juga sebagai lamellar bone karena jaringan tulang sekunder terdiri dari ikatan paralel kolagen yang tersusun dalam lembaran-lembaran lamella. Ciri khasnya : serabut-serabut kolagen yang tersusun dalam lamellae(lapisan) setebal 3-7μm yang sejajar satu sama lain dan melingkari konsentris saluran di tengah yang dinamakan Canalis Haversi. Dalam Canalis Haversi ini berjalan pembuluh darah, serabut saraf dan diisi oleh jaringan pengikat longgar. Keseluruhan struktur konsentris ini dinamai Systema Haversi atau osteon.

Page 11: bahan tutorial

Sel-sel tulang yang dinamakan osteosit berada di antara lamellae atau kadang-kadang di dalam lamella. Di dalam setiap lamella, serabut-serabut kolagen berjalan sejajar secara spiral meliliti sumbu osteon, tetapi serabut-serabut kolagen yang berada dalam lamellae di dekatnya arahnya menyilang.Di antara masing-masing osteon seringkali terdapat substansi amorf yang merupakan bahan perekat.Susunan lamellae dalam diaphysis mempunyai pola sebagai berikut :Tersusun konsentris membentuk osteon.Lamellae yang tidak tersusun konsentris membentuk systema interstitialis.Lamellae yang malingkari pada permukaan luar membentuk lamellae circumferentialis externa.Lamellae yang melingkari pada permukaan dalam membentuk lamellae circumferentialis interna.PERIOSTEUM

Bagian luar dari jaringan tulang yang diselubungi oleh jaringan pengikat pada fibrosa yang mengandung sedikit sel. Pembuluh darah yang terdapat di bagian periosteum luar akan bercabang-cabang dan menembus ke bagian dalam periosteum yang selanjutnya samapai ke dalam Canalis Volkmanni. Bagian dalam periosteum ini disebut pula lapisan osteogenik karena memiliki potensi membentuk tulang. Oleh karena itu lapisan osteogenik sangat penting dalam proses penyembuhan tulang.

Periosteum dapat melekat pada jaringan tulang karena :

pembuluh-pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang.terdapat serabut Sharpey ( serat kolagen ) yang masuk ke dalam tulang.terdapat serabut elastis yang tidak sebanyak serabut Sharpey.

ENDOSTEUMEndosteum merupakan lapisan sel-sel berbentuk gepeng yang membatasi rongga sumsum tulang dan melanjutkan diri ke seluruh rongga-rongga dalam jaringan tulang termasuk Canalis Haversi dan Canalis Volkmanni. Sebenarnya endosteum berasal dari jaringan sumsum tulang yang berubah potensinya menjadi osteogenik.

KOMPONEN JARINGAN TULANGSepertinya halnya jaringan pengikat pada umumnya, jaringan tulang juga terdiri atas unsur-unsur : sel, substansi dasar, dan komponen fibriler. Dalam jaringan tulang yang sedang tumbuh, seperti telah dijelaskan pada awal pembahasan, dibedakan atas 4 macam sel :

OsteoblasSel ini bertanggung jawab atas pembentukan matriks tulang, oleh karena itu banyak ditemukan pada tulang yang sedang tumbuh. Selnya berbentuk kuboid atau silindris pendek, dengan inti terdapat pada bagian puncak sel dengan kompleks Golgi di bagian basal. Sitoplasma tampak basofil karena banyak mengandung ribonukleoprotein yang menandakan aktif mensintesis protein.Pada pengamatan dengan M.E tampak jelas bahwa sel-sel tersebut memang aktif mensintesis protein, karena banyak terlihat RE dalam sitoplasmanya. Selain itu terlihat pula adanya lisosom.

OsteositMerupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Pada sediaan gosok terlihat bahwa bentuk osteosit yang gepeng mempunyai tonjolan-tonjolan yang bercabang-cabang. Bentuk ini dapat diduga dari bentuk lacuna yang ditempati oleh osteosit bersama tonjolan-tonjolannya dalam canaliculi. Dari pengamatan dengan M.E dapat diungkapkan bahwa kompleks Golgi tidak jelas, walaupun masih terlihat adanya aktivitas sintesis protein dalam sitoplasmanya. Ujung-ujung tonjolan dari osteosit yang berdekatan saling berhubungan melalui gap junction. Hal-hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan adanya pertukaran ion-ion di antara osteosit yang berdekatan.Osteosit yang terlepas dari lacunanya akan mempunyai kemampuan menjadi sel osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu saja dapat berubah menjadi osteosit lagi atau osteoklas.

Osteoklas

Merupakan sel multinukleat raksasa dengan ukuran berkisar antara 20 μm-100μm dengan inti sampai mencapai 50 buah. Sel ini ditemukan untuk pertama kali oleh Köllicker dalam tahun 1873 yang telah menduga bahwa terdapat hubungan sel osteoklas (O) dengan resorpsi tulang. Hal tersebut misalnya dihubungkan dengan

Page 12: bahan tutorial

keberadaan sel-sel osteoklas dalam suatu lekukan jaringan tulang yang dinamakan Lacuna Howship (H). keberadaan osteoklas ini secara khas terlihat dengan adanya microvilli halus yang membentuk batas yang berkerut-kerut (ruffled border). Gambaran ini dapat dilihat dengan mroskop electron. Ruffled border ini dapat mensekresikan beberapa asam organik yang dapat melarutkan komponen mineral pada enzim proteolitik lisosom untuk kemudian bertugas menghancurkan matriks organic. Pada proses persiapan dekalsifikasi (a), osteoklas cenderung menyusut dan memisahkan diri dari permukaan tulang. Relasi yang baik dari osteoklas dan tulang terlihat pada gambar (b). resorpsi osteoklatik berperan pada proses remodeling tulang sebagai respon dari pertumbuhan atau perubahan tekanan mekanikal pada tulang. Osteoklas juga berpartisipasi pada pemeliharaan homeostasis darah jangka panjang.

Selain pendapat di atas, ada sebagian peneliti berpendapat bahwa keberadaan osteoklas merupakan akibat dari penghancuran tulang. Adanya penghancuran tulang osteosit yang terlepas akan bergabung menjadi osteoklas. Tetapi akhir-akhir ini pendapat tersebut sudah banyak ditinggalkan dan beralih pada pendapat bahwa sel-sel osteoklas-lah yang menyebabkan terjadinya penghancuran jaringan tulang.

Sel OsteoprogenitorSel tulang jenis ini bersifat osteogenik, oleh karena itu dinamakan pula sel osteogenik. Sel-sel tersebut berada pada permukaan jaringan tulang pada periosteum bagian dalam dan juga endosteum. Selama pertumbuhan tulang, sel-sel ini akan membelah diri dan mnghasilkan sel osteoblas yang kemudian akan akan membentuk tulang. Sebaliknya pada permukaan dalam dari jaringan tulang tempat terjadinya pengikisan jaringan tulang, sel-sel osteogenik menghasilkan osteoklas.Sel – sel osteogenik selain dapat memberikan osteoblas juga berdiferensiasi menjadi khondroblas yang selanjutnya menjadi sel cartilago. Kejadian ini, misalnya, dapat diamati pada proses penyembuhan patah tulang. Menurut penelitian, diferensiasi ini dipengaruhi oleh lingkungannya, apabila terdapat pembuluh darah maka akan berdiferensiasi menjadi osteoblas, dan apabila tidak ada pembuluh darah akan menjadi khondroblas. Selain itu, terdapat pula penelitian yang menyatakan bahwa sel osteoprogenitor dapat berdiferensiasi menjadi sel osteoklas lebih – lebih pada permukaan dalam dari jaringan tulang.

MATRIKS TULANGBerdasarkan beratnya, matriks tulang yang merupakan substansi interseluler

terdiri dari ± 70% garam anorganik dan 30% matriks organic.95% komponen organic dibentuk dari kolagen, sisanya terdiri dari substansi dasar proteoglycan dan molekul-molekul non kolagen yang tampaknya terlibat dalam pengaturan mineralisasi tulang. Kolagen yang dimiliki oleh tulang adalah kurang lebih setengah dari total kolagen tubuh, strukturnya pun sama dengan kolagen pada jaringan pengikat lainnya. Hampir seluruhnya adalah fiber tipe I. Ruang pada struktur tiga dimensinya yang disebut sebagai hole zones, merupakan tempat bagi deposit mineral.Kontribusi substansi dasar proteoglycan pada tulang memiliki proporsi yang jauh lebih kecil dibandingkan pada kartilago, terutama terdiri atas chondroitin sulphate dan asam hyaluronic. Substansi dasar mengontrol kandungan air dalam tulang, dan kemungkinan terlibat dalam pengaturan pembentukan fiber kolagen.Materi organik non kolagen terdiri dari osteocalcin (Osla protein) yang terlibat dalam pengikatan kalsium selama proses mineralisasi, osteonectin yang berfungsi sebagai jembatan antara kolagen dan komponen mineral, sialoprotein (kaya akan asam salisilat) dan beberapa protein.Matriks anorganik merupakan bahan mineral yang sebagian besar terdiri dari kalsium dan fosfat dalam bentuk kristal-kristal hydroxyapatite. Kristal –kristal tersebut tersusun sepanjang serabut kolagen. Bahan mineral lain : ion sitrat, karbonat, magnesium, natrium, dan potassium.Kekerasan tulang tergantung dari kadar bahan anorganik dalam matriks, sedangkan dalam kekuatannya tergantung dari bahan-bahan organik khususnya serabut kolagen.

MEKANISME KALSIFIKASI DAN RESORPSI TULANG

Proses kalsifikasi tulang yang kompleks belum diketahui secara pasti, namun disini akan dibahas garis besarnya.Kalsifikasi dalam tulang tidak terlepas dari proses metabolisme kalsium dan fosfat. Bahan-bahan mineral yang akan diendapkan semula berada dalam aliran darah. Osteoblas berperan dalam mensekresikan enzim alkali fosfatase. Dalam keadaan biasa, darah dan cairan jaringan mengandung cukup ion fosfat dan kalsium untuk pengendapan kalsium Ca3(PO4)2 apabila terjadi penambahan ion fosfat dan kalsium. Penambahan ion-ion tersebut diperoleh dari pengaruh enzim alkali fosfatase dari osteoblas. Hal tersebut juga dapat diperoleh dari pengaruh hormone parathyreoid dan pemberian vitamin D atau pengaruh makanan yang mengandung garam kalsium tinggi.

Page 13: bahan tutorial

Faktor lain yang harus diperhitungkan yaitu keadaan pH karena kondisi yang agak asam lebih menjurus ke pembentukan garam CaHPO4 daripada Ca3(PO4)2. Karena CaHPO4 lebih mudah larut, maka untuk mengendapkannya dibutuhkan kadar fosfat dan kalsium yang lebih tinggi daripada dalam kondisi alkali untuk mengendapkan Ca3(PO4)2 yang kurang dapat larut.Kenaikan kadar ion kalsium dan fosfat setempat sekitar osteoblast dan khondrosit hipertrofi disebabkan sekresi alkali fosfatase yang akan melepaskan fosfat dari senyawa organik yang ada di sekitarnya.Serabut kolagen yang ada di sekitar osteoblast akan merupakan inti pengendapan, sehingga kristal-kristal kalsium akan tersusun sepanjang serabut.Resorpsi tulang sama pentingnya dengan proses kalsifikasinya, karena tulang akan dapat tumbuh membesar dengan cara menambah jaringan tulang baru dari permukaan luarnya yang dibarengi dengan pengikisan tulang dari permukaan dalamnya.Resorpsi tulang yang sangat erat hubungannya dengan sel-sel osteoklas, mencakup pembersihan garam mineral dan matriks organic yang kebanyakan merupakan kolagen. Dalam kaitannya dengan resorpsi tersebut terdapat 3 kemungkinan :osteoklas bertindak primer dengan cara melepaskan mineral yang disusul dengan depolimerisasi molekul-molekul organic,osteoklas menyebabkan depolimerisasi mukopolisakarida dan glikoprotein sehingga garam mineral yang melekat menjadi bebas,sel osteoklas berpengaruh kepada serabut kolagenRupanya, cara yang paling mudah untuk osteoklas dalam membersihkan garam mineral yaitu dengan menyediakan suasana setempat yang cukup asam pada permukaan kasarnya. Bagaimana cara osteoklas membuat suasana asam belum dapat dijelaskan. Perlu pula dipertimbangkan adanya lisosom dalam sitoplasma osteoklas yang pernah dibuktikan.

PERTUMBUHAN TULANG

Perkembangan tulang pada embrio terjadi melalui dua cara, yaitu osteogenesis desmalis dan osteogenesis enchondralis. Keduanya menyebabkan jaringan pendukung kolagen primitive diganti oleh tulang, atau jaringan kartilago yang selanjutnya akan diganti pula menjadi jaringan tulang. Hasil kedua proses osteogenesis tersebut adalah anyaman tulang yang selanjutnya akan mengalami remodeling oleh proses resorpsi dan aposisi untuk membentuk tulang dewasa yang tersusun dari lamella tulang. Kemudian, resorpsi dan deposisi tulang terjadi pada

rasio yang jauh lebih kecil untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi karena fungsi dan untuk mempengaruhi homeostasis kalsium. Perkembangan tulang ini diatur oleh hormone pertumbuhan, hormone tyroid, dan hormone sex.

Osteogenesis DesmalisNama lain dari penulangan ini yaitu Osteogenesis intramembranosa, karena terjadinya dalam membrane jaringan. Tulang yang terbentuk selanjutnya dinamakan tulang desmal. Yang mengalami penulangan desmal ini yaitu tulang atap tengkorak.Mula-mula jaringan mesenkhim mengalami kondensasi menjadi lembaran jaringan pengikat yang banyak mengandung pembuluh darah. Sel-sel mesenkhimal saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolannya. Dalam substansi interselulernya terbentuk serabut-serabut kolagen halus yang terpendam dalam substansi dasar yang sangat padat.Tanda-tanda pertama yang dapat dilihat adanya pembentukan tulang yaitu matriks yang terwarna eosinofil di antara 2 pembuluh darah yang berdekatan. Oleh karena di daerah yang akan menjadi atap tengkorak tersebut terdapat anyaman pembuluh darah, maka matriks yang terbentuk pun akan berupa anyaman. Tempat perubahan awal tersebut dinamakan Pusat penulangan primer.Pada proses awal ini, sel-sel mesenkhim berdiferensiasi menjadi osteoblas yang memulai sintesis dan sekresi osteoid. Osteoid kemudian bertambah sehingga berbentuk lempeng-lempeng atau trabekulae yang tebal. Sementara itu berlangsung pula sekresi molekul-molekul tropokolagen yang akan membentuk kolagen dan sekresi glikoprotein.Sesudah berlangsungnya sekresi oleh osteoblas tersebut disusul oleh proses pengendapan garam kalsium fosfat pada sebagian dari matriksnya sehingga bersisa sebagai selapis tipis matriks osteoid sekeliling osteoblas.Dengan menebalnya trabekula, beberapa osteoblas akan terbenam dalam matriks yang mengapur sehingga sel tersebut dinamakan osteosit. Antara sel-sel tersebut masih terdapat hubungan melalui tonjolannya yang sekarang terperangkap dalam kanalikuli. Osteoblas yang telah berubah menjadi osteosit akan diganti kedudukannya oleh sel-sel jaringan pengikat di sekitarnya. Dengan berlanjutnya perubahan osteoblas menjadi osteosit maka trabekulae makin menebal, sehingga jaringan pengikat yang memisahkan makin menipis. Pada bagian yang nantinya akan menjadi tulang padat, rongga yang memisahkan trabekulae sangat sempit, sebaliknya pada bagian yang nantinya akan menjadi tulang berongga, jaingan pengikat yang masih ada akan berubah menjadi sumsum tulang yang akan menghasilkan sel-sel darah. Sementara itu, sel-sel osteoprogenitor pada

Page 14: bahan tutorial

permukaan Pusat penulangan mengalami mitosis untuk memproduksi osteoblas lebih lanjut

Osteogenesis EnchondralisAwal dari penulangan enkhondralis ditandai oleh pembesaran khondrosit di tengah-tengah diaphysis yang dinamakan sebagai pusat penulangan primer. Sel – sel khondrosit di daerah pusat penulangan primer mengalami hypertrophy, sehingga matriks kartilago akan terdesak mejadi sekat – sekat tipis. Dalam sitoplasma khondrosit terdapat penimbunan glikogen. Pada saat ini matriks kartilago siap menerima pengendapan garam – garam kalsium yang pada gilirannya akan membawa kemunduran sel – sel kartilago yang terperangkap karena terganggu nutrisinya. Kemunduran sel – sel tersebut akan berakhir dengan kematian., sehingga rongga – rongga yang saling berhubungan sebagai sisa – sisa lacuna. Proses kerusakan ini akan mengurangi kekuatan kerangka kalau tidak diperkuat oleh pembentukan tulang disekelilingnya. Pada saat yang bersamaan, perikhondrium di sekeliling pusat penulangan memiliki potensi osteogenik sehingga di bawahnya terbentuk tulang. Pada hakekatnya pembentukan tulang ini melalui penulangan desmal karena jaringan pengikat berubah menjadi tulang. Tulang yang terbentuk merupakan pipa yang mengelilingi pusat penulangan yang masih berongga – rongga sehingga bertindeak sebagai penopang agar model bentuk kerangka tidak terganggu. Lapisan tipis tulang tersebut dinamakan pipa periosteal.Setelah terbentuknya pipa periosteal, masuklah pembuluh – pembuluh darah dari perikhondrium,yang sekarang dapat dinamakan periosteum, yang selanjutnya menembus masuk kedalam pusat penulangan primer yang tinggal matriks kartilago yang mengalami klasifikasi. Darah membawa sel – sel yang diletakan pada dinding matriks. Sel – sel tersebut memiliki potensi hemopoetik dan osteogenik. Sel – sel yang diletakan pada matriks kartilago akan bertindak sebagai osteoblast. Osteoblas ini akan mensekresikan matriks osteoid dan melapiskan pada matriks kartilago yang mengapur. Selanjutnya trabekula yang terbentuk oleh matriks kartilago yang mengapur dan dilapisi matriks osteoid akan mengalami pengapuran pula sehingga akhirnya jaringan osteoid berubah menjadi jaringan tulang yang masih mengandung matriks kartilago yang mengapur di bagian tengahnya. Pusat penulangan primer yang terjadi dalam diaphysis akan disusun oleh pusat penulangan sekunder yang berlangsung di ujung – ujung model kerangka kartilago.

PERTUMBUHAN MEMANJANG TULANG PIPA

Setelah berlangsung penulangan pada pusat penulangan sekunder di daerah epiphysis, maka teradapatlah sisa – sisa sel khondrosit diantara epiphysis dan diaphysis. Sel – sel tersebut tersusun bederet –deret memanjang sejajar sumbu panjang tulang. Masing – masing deretan sel kartilago dipisahkan oleh matriks tebal kartilago, sedangkan sel –sel kartilago dalam masing – masing deretan dipisahkan oleh matriks tipis. Jaringan kartilago yang memisahkan epiphysis dan diaphysis berbentuk lempeng atau cakram sehingga dinamakan Discus epiphysealis.Sel –sel dalam masing – masing deretan tidak sama penampilannya. Hal ini disebabkan karena ke arah diaphysis sel – sel kartilago berkembang yang sesuai dengan perubahan – perubahan yang terjadi pada pusat penulangan. Karena perubahan sel –sel dalam setiap deret seirama, maka discus tersebut menunjukan gambaran yang dibedakan dalam daerah – daerah perkembangan.

Daerah – daerah perkembangan :

1. Zona Proliferasi : sel kartilago membelah diri menjadi deretan sel – sel gepeng.2. Zona Maturasi : sel kartilago tidak lagi membelah diri,tapi bertambah besar.3. Zona hypertrophy : sel –sel membesar dan bervakuola.4. Zona kalsifikasi : matriks cartílago mengalami kalsifikasi.5. Zona degenerasi : sel – sel cartílago berdegenerasi diikuti oleh terbukanya lacuna sehingga terbentuk trabekula.

Karena masuknya pembuluh darah, maka pada permukaan trabekula di daerah ke arah diaphysis diletakan sel –sel yang akan berubah menjadi osteoblas yang selanjutnya akan melanjutkan penulangan.Dalam proses pertumbuhan discus epiphysealis akan semakin menipis, sehingga akhirnya pada orang yang telah berhenti pertumbuhan memanjangnya sudah tidak deketemukan lagi.

PEMBESARAN DIAMETER TULANG PIPAPertumbuhan tulang pipa selain memanjang melalui discus epiphysealis juga mengalami pertambahan diameter dengan cara pertambahan jeringan tulang melalui penulangan oleh periosteum lapisan dalam yang dibarengi dengan pengikisan jaringan tulang dari permukaan dalamnya.Dengan adanya proses pengikisan jaringan tulang ini, walau pun diameter tulang

Page 15: bahan tutorial

bertambah namun ketebalannya tetap dipertahankan. Hal ini penting,karena tanpa pengikisan,berat tulang akan bertambah terus sehingga mengganggu fungsinya.

PERUBAHAN STRUKTUR JARINGAN TULANGPada mulanya, dari perkembangan trabekula tulang terbentuk semacam sistem harvers yang tidak teratur polanya yang dinamakan sistem Havers primitif. Untuk membentuk sistem Havers dengan pola teratur, perlulah sistem Havers primitif mengalami perubahan sehingga terjadilah tulang sekunder. Perubahan dimulai pada beberapa tempat yang terletak tersebar dalam bentuk rongga – rongga yang disebabkan erosi tulang oleh sel-sel osteoklas. Rongga – rongga tersebut meluas sehingga terbentuk silindris yang memanjang, disusul oleh masuknya pembuluh darah bersama jeringan sumsum tulang kedalam rongga – rongga tersebut. Apabila rongga sudah cukup besar, erosi akan berhenti dalm mulailah pembentukn tulang oleh osteoblas yang diletakan oleh darah pada dinding rongga. Pembentukan tulang berlangsung sebagai lembaran – lembaran yang dimulai dari dinding rongga yang makin lama makin mengecilkan rongga sehingga akhirnya pembuluh darah dikelilingi penuh oleh lembaran – lembaran tulang. Dengan demikian terbentuklah sistem harvers dengan pembuluh darah di tengahnya. Pada perbatasan luar setiap sistem harvers terdapat substansi perekat yang merupakan sisa matriks tulang.Pembentukan sistem Havers tidak berhenti estela proses di atas, namun akan terjadi pula erosi lagi yang diikuti pembentukan sistem harvers baru seperti semula. Proses tersebut terjadi berulang-ulang sehingga pada potongan melintang tulang pipa akan dapat dibedakan beberapa struktur :

1. Sistem Havers yang lama2. Sistem Havers yang sedang dibentuk3. Ruang-ruang karena erosi4. Sisa – sisa sistem harvers sebagai lamela intersitiil.

PERBAIKAN PATAH TULANGJika terjadi patah tulang, maka kerusakan akan menyebabkan perdarahan yang biasanya akan diikuti oleh pembekuan. Kerusakan juga menyebabkan kerusakan matriks dan sel – sel tulang di dekatgaris patah.Awal dari proses perbaikan tulang dimulai dengan pembersihan dari bekuan darah, sisa – sisa sel dan matriks yang rusak. Periosteum dan endosteum disekitar tulang yang patah menanggapi dengan meningkatnya proliferasi fibroblast

sehingga terbentuklah jaringan seluler disekitar garis patah dan di antara ujung – ujung tulang yang terpisah.Pembentukan tulang baru berlangsung melalui penulangan enkhondral dan desmal secara simultan. Untuk penulangan enkhondral didahului dengan terbentuknya kartilago hialin yang berasal dari perubahan jaringan granulasi sebagai hasil proliferasi fibroblast. Celah fragmen tulang sekarang diisi oleh jaringan kartilago yang merupakan kalus. Jaringan tulang baru mengisi celah diantara fragmen tulang membentuk kalus tulang dan menggantikan kalus kartilago. Sel – sel osteoprogenitor dari periosteum dan endosteum akan menjadi osteoblas sehingga di daerah tersebut terjadi penulangan desmal. Penulangan enkhondral berlangsung sebagai trabekula dalam jaringan kartilago yang merupakan jaringan penopang sementara dalam perbaikan patah tulang. Tekanan pada tulang selama proses penyembuhan menyebabkan perbaikan bentuk tulang ke bentuk asalnya sehingga benjolan kalus akhirnya akan lenyap melalui resorpsi.

PERSENDIAN DAN MEMBRANA SYNOVIALISTulang – tulang dihubungkan satu ama lain melalui persendian. Berdasarkan strukturnya terdapat berbagai bentuk sendi yang juga menentukan keluasan gerakan bagian – bagian tulang yang terlibat.

Berdasarkan keluasan gerakannya dibedakan :

1. Synathrosis : gerakan terbatas.2. Diathrosis : gerakan luas.

Karena luasnya gerakan dari diarthrosis maka diantara ujung – ujung tulang berdekatan terdapat rongga yang dinamakan Cavum artikularis. Rongga ini berdinding jaringan ikat padat.

Kapsel pada sendi tersebut terdiri atas dua lapisan, yaitu :

1. Lapisan fibrosa (di sebelah luar)2. Lapisan sinovial (disebelah dalam)

Cairan yang berada di dalam cavum synoviale dihasilkan oleh sel – sel sinovial. Permukaan dalam dari lapisan sinovial biasanya dibatasi oleh sel – sel berbentuk gepeng atau kuboid. Di bawah lapisan ini terdapat jaringan pengikat longgar atau

Page 16: bahan tutorial

padat dan jaringan lemak. Sel –sel membran sinovial berasal dari jaringan mesenkhim yang dipisahkan oleh substansi dasar.

Pemeriksaan Cairan Sendi dan Pemeriksaan Radiologi pada Kelainan Sendi

A. Pemeriksaan Cairan Sendi

Pemeriksaan ini dikenal dengan nama formal yaitu: analisis cairan sinovial, tetapi mempunyai nama lain berupa analisis cairan sendi.1 Pemeriksaan cairan sendi dilakukan untuk membantu mendiagnosis penyebab peradangan, nyeri, dan pembengkakan pada sendi. Cairan sendi diambil menggunakan jarum yang ditusuk ke dalam cairan itu berada (area diantara tulang pada sendi tersebut).1  Cairan sinovial menjadi pelumas dalam sendi. Cairan sinovial akan memberikan nutrisi bagi tulang rawan sehingga tidak dapat aus selama penggunaan (gesekan dalam pergerakan sendi).2

Analisis cairan sendi terdiri dari serangkaian uji yang dilakukan untuk mendeteksi perubahan yang terjadi akibat dari penyakit tertentu. Ada beberapa karakteristik cairan sinovial yang patut dikaji antara lain:

1. Karakteristik fisik1: evaluasi dari penampilan secara umum dari cairan sinovial, meliputi kekentalan (viskositas).  Karakteristik fisik yang normal berupa: cairan bening, berwarna jernih hingga kekuningan, dan kental (viskositas tinggi akibat kandungan asam hialuronat, ketika mengambilnya dengan jarum membentuk ‘string’ beberapa inchi layaknya cairan kental pada umumnya). Perubahan yang terkait pada aspek fisik ini yaitu: cairan keputihan (berawan) disebabkan oleh hadirnya mikroorganisme dan sel darah putih) dan berwarna kemerahan akibat hadirnya sel darah merah. Antara cairan sinovial berawan dan kemerahan dapat terjadi dalam satu spesimen.

2. Karakteristik kimia1: mendeteksi perubahan zat kimia tertentu pada cairan sinovial, meliputi: glukosa (level glukosa di dalam cairan ini lebih rendah daripada level glukosa darah dan dapat menurun lebih signifikan lagi pada inflamasi dan infeksi sendi, protein (kandungan

protein meningkat akibat peradangan infeksi), asam urat yang meningkat (pada Gout).

3. Karakteristik mikroskopik1,2:  menghitung sel-sel yang terdapat pada cairan sinovial (terutama untuk menghitung leukosit) meliputi: hitung leukosit (batas normal yaitu <200 sel / mm3, leukosit yang berlebihan menandakan adanya inflamasi seperti pada Gout dan rheumatoid artritis, neutrofilia menandakan infeksi bakteri, dan eosinifilia menandakan penyakit Lyme), dan melewati cairan sinovial ke sinar polarisasi untuk melihat adanya kristal asam urat (kristal jarum) pada penyakit Gout.

4. Karakteristik infeksius1: menemukan agen infeksius (bakteri atau jamur) dalam cairan sinovial meliputi: pewarnaan gram (untuk melihat tipe agen infeksius), pembiakan, uji kerentanan terhadap antibiotik (sebagai panduan dalam memilih antibiotik), dan uji BTA jika dikhatirkan adanya mikrobakterium.

Analisis cairan sendi dilakukan jika menemukan sesuatu yang mencurigakan di daerah persendian, berupa1: (1) nyeri di daerah persendian, (2) eritema meliputi daerah persendian dan sekitarnya, (3) inflamasi di daerah persendian, dan (4) akumulasi cairan sinovial.

Prosedur dalam pengambilan cairan sinovial dikenal dengan arthrocentesis1,2. Setelah dianastesi lokal, dokter akan melakukan penyuntikan hinga masuk ke tempat cairan sinovial berada (area diantara tulang). Selain untuk mengambil spesimen cairan sinovial, prosedur ini dilakukan juga dalam:

1. Pengambilan cairan sinovial berlebihan untuk mengurangi tekanan yang berlebihan.

2. Injeksi kortikosteroid ke dalam cairan sinovial yang mengalami inflamasi.

Selain hal yang telah dibahas sebelumnya, ada uji bekuan musin terhadap cairan sinovial2. Cairan sinovial ditambahkan dengan asam asetat. Asam asetat akan bereaksi dengan asam hialuronat untuk membentuk presipitasi. Dalam cairan sinovial normal (kadar asam hialuronat optimal) membentuk endapan sementara pada inflamasi sendi dimana asam hialuronat dipecah oleh enzim lisosom sehingga menghasilkan endapan yang tidak begitu memuaskan. Selain itu, kejernihan pada cairan sinovial akan menghilang akibat munculnya zat/sel dalam peradangan.

Page 17: bahan tutorial

B. Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi sebagai pemeriksaan penunjang dibutuhkan untuk melihat struktur yang dicurigai mengalami kelainan.3 Pemeriksaan rontgen merupakan modalitas utama (sekitar 60-70% kelainan muskuloskeletal dapat ditegakkan diagnosis). Berikut penjelasan dari temuan radiologik yang meliputi penyakit pada sendi:

1. Celah sendi3

Pada sendi normal, tulang yang berhubungan tidak bertemu secara langsung. Adanya tulang rawan dan cairan sinovial memberikan gambaran adanya celah di rontgen (tulang rawan dan cairan tidak terlihat pada foto polos). Adanya masalah di dalam tulang rawan dan cairan sinovial berakibat salah satunya hubungan antara tulang mendekat sehingga celah sendi menyempit. Hal ini bisa diakibatkan degenerasi tulang rawan atau cairan sinovial.

2. Osteofit3

Osteofit merupakan penulangan baru akibat kompensasi denerasi tulang rawan. Karena penulangan ini di luar ‘kebiasaan’, hasil dari penulangan ini menjadi tidak teratur, osteofit ini bisa menyebabkan nyeri jika tumbuh dan berinteraksi dengan tulang lain dalam bergerak.

3. Sclerosis subchondral3

Subchondral merupakan lapisan yang berada di bawah tulang rawan. Karena aliran darah yang meningkat menyebabkan penebalan lapisan ini dan bisa membentuk kista subchondral dan meningkatkan tekanan pada tulang dan menyebabkan nyeri.Dapat dilihat foto polos articulatio genu yang normal (atas: AP, bawah: lateral)

Pemeriksaan Fisik dan Radiologi dalam Kelainan Infeksi pada Tulang

DEC 28Posted by 14insaUntuk menegakkan diagnosis kelainan pada tulang, ada beberapa yang dapat dilakukan, salah satunya adalah dengan pemeriksaan fisik. Beberapa kelainan bisa

langsung diketahui hanya dengan pemeriksaan fisik, namun jauh lebih banyak yang bisa dipastikan dengan pemeriksaan penunjang. Beberapa bagian tubuh esensial untuk diketahui, seperti persendian pada daerah bahu, siku, panggul, dan lutut.1

Pada pemeriksaan panggul, inspeksi dimulai dari observasi cara pasien berjalan. Ada dua fase utama dalam berjalan, yaitu stance (ketika kaki berada di atas tanah dan menyangga berat tubuh; 60% dari total siklus) dan swing (ketika kaki bergerak ke depan dan tidak menyangga berat badan; 40% dari total siklus). Hal yang diperhatikan adalah lebar langkah, pergerakan pada pelvis, dan fleksi lutut. Normalnya, pergerakan yang normal ditandai dengan gerakan yang lembut, beritma teratur dan kontinu, serta lebar langkah sekitar 2-4 inci antar tumit. Kelainan pada lebar langkah menunjukkan adanya gangguan cerebellum atau masalah pada tungkai, seperti rakitis. Sedangkan, dislokasi sendi panggul, artritis, atau lemahnya otot-otot abduktor, dapat menyebabkan sendi panggul “jatuh” pada posisi yang berlawanan dan menyebabkan gerakan pincang. Fleksi lutut terjadi ketika posisi stance, kecuali saat tumit menyentuh tanah; kelainan pada proses ini akan mengganggu pola dari langkah dan menyebabkan pergerakan yang abnormal. Jika observasi telah selesai, pemeriksaan dilanjutkan dengan pengamatan DOTS (deformity, open wound, terderness, dan swelling).Setelah proses inspeksi selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah palpasi. Pada pemeriksaan daerah panggul, keluhan utama yang dirasakan praktisi kesehatan adalah lokasinya yang sulit diraba karena posisi anatomis dan etika. Biasanya, untuk memudahkan penilaian, bagian yang dipalpasi adalah daerah yang mudah diraba dan penting untuk diketahui, selain dilakukan dalam posisi berbaring. Pada daerah anterior, daerah yang dipalpasi adalah iliac crest, iliac tubercle, dan anterior superior iliac spine. Sedangkan, pada daerah posterior, daerah yang dipalpasi meliputi posterior superior iliac spine, trochanter mayor, ischial tuberosity, dan sciatic nerve. Setelah melakukan palpasi pada daerah-daerah tersebut, palpasi dilakukan pada daerah inguinal ligament yang memanjang dari daerah anterior superior iliac spine sampai pubic tubercle. Pada daerah tersebut, terdapat nervus femoral, arteri dan vena femoral yang terletak membelah ligamen, dan nodus limfa. Pemeriksaan dilakukan dengan mengangkat kaki dan menyilangkannya di atas lutut, yang biasanya membuat pasien merasa sangat sakit. Jika pasien tidak mampu mengangkat kakinya, pemeriksaan dilakukan dengan palpasi bursa iliopektinal, terletak di bawah ligamen inguinal, namun lebih dalam. Lalu, palpasi dilanjutkan dengan pemeriksaantrochanteric bursa yang terletak di atas trochanter mayor. Ischiogluteal bursatidak akan teraba kecuali jika ada inflamasi pada daerah panggul.

Page 18: bahan tutorial

Palpasi dapat menerangkan banyak hal yang tidak dapat dijelaskan dengan inspeksi saja. Ternerness (dan biasanya diikuti oleh swelling) dan pembengkakan nodus limfa dapat menjadi tanda bahwa ada infeksi yang terjadi di daerah panggul. Pembengkakan di sepanjang ligamen menandakan adanya hernia inguinal atau aneurisme (kondisional).

Pemeriksaan fisik dilanjutkan dengan manuver. Penilaian sendiri difokuskan pada gerakan fleksi, ekstesi, abduksi, adduksi, dan rotasi (internal dan eksternal) dari sendi panggul. Perlu dicatat, pada gerakan fleksi, lutut juga perlu difleksikan untuk mencapai gerakan yang maksimal. Selain itu, ketika melakukan maneuver sendi panggul, perlu fiksasi untuk mencegah terjadinya kesalahan penilaian. Limitasi pada pergerakan lebih sering terjadi akibat infeksi pada daerah sendi alih-alih daerah panggul secara keseluruhan, seperti artritis yang langsung dapat dinilai dengan limitasi rotasi internal.

Sebenarnya, pemeriksaan infeksi pada tulang tidak bisa dinilai hanya dengan pemeriksaan fisik. Perlu ada pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis, diantaranya adalah pemeriksaan radiologi. Dengan pengamatan radiologi, gambaran dalam tulang dapat dinilai secara langsung; hal yang mustahil didapatkan dari pemeriksaan fisik. Pada sistem muskuoskeletal, infeksi dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu pada daerah tulang (osteomielitis), persendian (artritis infeksi), dan jaringan lunak di sekitarnya (selulitis). Infeksi pada tulang beragam, namun secara umum dapat dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu akut dan kronis. Teknik pencitraan sendiri bervariasi dalam spektrum yang luas, meliputi plain film radiography, CT scan, MRI, USG, hingganuclear imaging.2,3

Plain film radiography memberikan gambaran yang jelas pada lesi di tulang, namun kurang sensitif pada jaringan di sekitarnya dan mengakibatkan metode ini kurang disukai untuk pencitraan infeksi. 2,3 CT scan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas pada jaringan lunak di sekitarnya dan sangat populer digunakan pada daerah vertebra, pelvis, dan sternum. 2,3 Akan tetapi, gambaran MRI dinilai sebagai metode terbaik untuk menegakkan diagnosis infeksi pada tulang dengan akurasi hingga 85%. Walaupun CT scan dapat menyediakan gambaran tiga dimensi, gambaran multiplanar MRI menyediakan detail anatomis yang lebih baik dan didukung oleh kontras jaringan lunak yang lebih jelas. 2,3 USG jarang sekali digunakan; sesekali digunakan pada osteomielitis akut dan tidak pada kronis. Nuclear imaging scintigraphy terkadang menimbulkan bias dan tidak terlalu direkomendasikan pada pencitraan infeksi pada tulang, namun sangat sensitif untuk menentukan lokasi infeksi yang terjadi dengan pelabelan leukosit.2,3

Infeksi akut memberikan gambaran pembengkakan lembut pada jaringan ikat dalam atau edema pada jaringan subkutan, tetapi biasanya tidak memberikan gambaran abnormal pada 7-10 hari pertama. Pada 10-14 hari, jaringan inflamasi bermetastasis dan memberikan gambaran lisis pada fokus periosteal. Pada pencitraan radiografi polos, memberikan gambaran yang jelas, berorientasi longitudinal dan margin sklerotik di sekitarnya dengan sedikit atau tanpa jaringan periosteal. Selain itu, juga didapatkan pembengkakan jaringan ikat dalam, reaksi periosteal, kortikal yang tidak teratur, dan demineralisasi.2,3

Jika infeksi akut tidak ditangani dengan baik atau infeksi oleh bakteri tertentu, osteomyelitis akut dapat berkembang menjadi kronis. Penanganannya bukan lagi terbatas pada tulang, melainkan juga jaringan di sekitarnya. Pada osteomielitis kronis, gambarannya berupa tulang yang menebal, tidak teratur, dan lesi sklerotik yang diiringi dengan radiolucencies, elevasi periosteum, dan pengeringan sinus yang kronis.2,3

Tuberkulosis adalah kasus unik dari osteomielitis kronis. Radiografi memberikan gambaran berupa destruksi progresif pada daerah medulla dengan pembentukan abses dan sedikit jaringan periosteal. Jarang sekali berupa infeksi primer dan biasanya merupakan penyebaran hematogen dari paru-paru atau traktus gastrointestinal. Pada anak-anak, predileksi pada segmen metafiseal tulang panjang alih-alih persendian pada orang dewasa.4

FUNGSI RANGKA DAN PERSENDIAN

Fungsi rangka:

Page 19: bahan tutorial

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TULANG DAN SENDI

Page 20: bahan tutorial