tutorial stoke!!

39
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO E BLOK VI Kelompok 6 Rahmatul Ikbal 04111401009 Keidya Twintananda 04111401022 Ali Zainal Abidin 04111401026 Marini Syuryati 04111401044 Muhammad Aditya Kurniadi 04111401046 Alifvia Nabdakh 04111401047 Nyimas Irina Silvani 04111401057 Gina Sonia Fensilia Yolanda 04111401082

Upload: gunnasundary

Post on 29-Dec-2014

77 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Tutorial Stoke!!

TRANSCRIPT

Page 1: Tutorial Stoke!!

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO E BLOK VI

Kelompok 6

Rahmatul Ikbal 04111401009

Keidya Twintananda 04111401022

Ali Zainal Abidin 04111401026

Marini Syuryati 04111401044

Muhammad Aditya Kurniadi 04111401046

Alifvia Nabdakh 04111401047

Nyimas Irina Silvani 04111401057

Gina Sonia Fensilia Yolanda 04111401082

Robinson 04111401087

Sri Aryasatyani Binti Boonie 04111401088

Muhammad Syahrin Faris Bin Haji Adnan 04111401094

Karthik Sekaran 04111401097

Tutor : dr. Desy Wulan

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UMUM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2011 / 2012

Page 2: Tutorial Stoke!!

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha

Kuasa karena atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya lah kami dapat meyusun laporan skill lab

dinamika kelompok ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Laporan kegiatan ini merupakan tugas setelah melakukan skill lab dinamika kelompok

pendidikan dokter umum fakultas kedokteran Universitas Sriwijaya tahun 2011.

Laporan ini berisikan hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam menjalankan skill lab

dinamika kelompok, sebagai persiapan untuk mengikuti kegiatan tutorial. Di sini kami membahas

sebuah kasus kemudian dipecahkan secara kelompok berdasarkan sistematikanya mulai dari

klarifikasi istilah, identifikasi masalah, menganalisis, meninjau ulang dan menyusun keterkaitan

antar masalah, serta mengidentifikasi topik pembelajaran. Dalam dinamika kelompok ini pula

ditunjuk moderator serta notulis.

Bahan laporan ini kami dapatkan dari hasil diskusi antar anggota kelompok dan bahan ajar

dari dosen-dosen pembimbing.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada Tuhan Yang Maha

Kuasa, orang tua, tutor pembimbing,dr. Ella Amalia, dan para anggota kelompok yang telah

mendukung baik moril maupun materil dalam pembuatan laporan ini. Kami mengakui dalam

penulisan laporan ini terdapat banyak kekurangan.Oleh karena itu, kami memohon maaf dan

mengharapkan kritik serta saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan kami di kesempatan

mendatang.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para.Terima kasih.

Palembang, 2012

Penulis

Page 3: Tutorial Stoke!!

DAFTAR ISI

Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.2 Maksud dan Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Bab II Pembahasan

2.1 Data Tutorial. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.2 Skenario Kasus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.3 Paparan

I. Klarifikasi Istilah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

II. Identifikasi Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

III. Analisis Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

IV. Keterkaitan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

V. Jawaban Analisis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …..

VI. Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

VII. Learning Issues . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . …

VIII. Kerangka Konsep. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Daftar Pustaka. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ......

4

4

5

5

6

7

8

Page 4: Tutorial Stoke!!

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Struktur Jaringan dan Organ Tubuh Manusia II pada semester 2 dari Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk

menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan datang. Penulis memaparkan kasus yang

diberikan mengenai Tuan Kartagena 52 tahun dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya karena

mengalami kelumpuhan separuh badan. Tiba-tiba dia mengalami kehilangan kesadaran disertai kejang-

kejang selama kurang lebih 5 menit. Saat sadar kembali tuan Kartagena terlihat bingung, tidak dapat

menggerakkan tangan kirinya dan sulit berbicara walaupun mengerti perkataan orang lain.

Dari anamnesis, dapat disimpulkan bahwa tuan Kartagena menderita hemiplegia sinistra tipe

sentral akibat sumbatan pada pembuluh darah otak oleh emboli yang berasal dari jantung.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran

diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari skenario ini.

Page 5: Tutorial Stoke!!

BAB II

PEMBAHASAN

TUTORIAL SKENARIO E BLOK VI

2.1 DATA TUTORIAL

Tutor : dr. Desy Wulan

Moderator : Ali Zainal Abidin

Sekretaris Papan : Keidya Twintananda

Sekretaris Meja : i.Sri Aryasatyani Binti Boonie

ii.Alifvia Nabdakh

Hari, Tanggal : Senin, April 2012

Rule Peraturan : 1. Alat komunikasi di nonaktifkan

2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat (aktif)

3. Dilarang makan dan minum

2.2 SKENARIO B BLOK 7

SENIN, 30 APRIL 2012

Tuan Kartagena 52 tahun dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya karena mengalami kelumpuhan

separuh badan. Menurut istrinya, Tuan Kartagena sedang menonton pertandingan badminton di TV

ketika tiba-tiba dia mengalami kehilangan kesadaran disertai kejang-kejang selama kurang lebih 5menit.

Saat sadar kembali tuan Kartagena terlihat bingung, tidak dapat menggerakkan tangan kirinya dan sulit

berbicara walaupun mengerti perkataan orang lain. Penderita sehari-hari bekerja dengan tangan kanan

dan menderita hipertensi ringan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/90, nadi

90x/menit dan aritmia kordis. Pada pemeriksaan neurologis ditemukan paralisis otot muka sebelah kiri,

lengan dan Babinsky test(+). Ditemukan juga hipestesia pada lengan dan tungkai kiri. CT scan kepala

memperlihatkan tanda-tanda stroke iskemik (non-hemorrhagic stroke). Pada pemeriksaan

ekokardiografi ditemukan tanda-tanda lesi fibrotik pada katup mitral dan chorda tendinea di ventrikel

kiri. Dokter menyimpulkan bahwa tuan Kartagena menderita hemiplegia sinistra tipe sentral akibat

Page 6: Tutorial Stoke!!

sumbatan pada pembuluh darah otak oleh emboli yang berasal dari jantung. Selama di rumah sakit

pasien memperlihatkan kemajuan yang memuaskan dan diperbolehkan pulang setelah dirawat selama 4

minggu dan dapat bekerja kembali seperti semula. Menurut dokter proses penyembuhan yang baik ini

terjadi karena keluarga cepat membawa tuan Kartagena ke rumah sakit.

2.3 KLARIFIKASI ISTILAH

1. Kehilangan kesadaran : penangguhan kesadaran sementara yang disebabkan oleh

iskemia serebral umum; pingsan

2. Kejang-kejang : suatu seri gerakan otot yang kuat dan tidak terkontrol yang

datang secara tiba-tiba

3. Hipertensi ringan: tekanan darah arterial tinggi, sistol > 160, diastol > 100

4. Aritmia kordis :irama jantung yang ritmenya tidak tetap atau tidak stabil

5. Pemeriksaan neurologis :pemeriksaan yang berkaitan dengan normal atau

tidaknya keadaan suatu sistem saraf tertentu

6. Paralisis otot :kehilangan / gangguan fungsi motorik pada suatu bagian akibat

lesi pada mekanisme saraf/otot

7. Tonus otot :kontraksi otot yang selalu dipertahankan keberadaanya oleh otot itu

sendiri

8. Refleks bisep :kontraksi otot bisep lengan pada waktu tendon diketuk

9. Babinsky test : Salah satu reflex patologis, yaitu gerakan reflex yang secara

normal (-). Babinsky test (+) menunjukkan adanya lesi pada tractus piramidalis

10. Hipestesia : perasaan kurang pada indra peraba

11. CT Scan : Computer Tomografi ; perekaman gambar tubuh bagian dalam

pada bidang yang telah ditentukan

12. Stroke iskemik : kematian jaringan otak karena kekurangan suplai darah

dan O2

13. Pemeriksaan ekokardiografi : pembuatan rekaman grafik tentang ragam muatan

listrik yang disebabkan oleh kegiatan otot jantung dan dideteksi pada permukaan

tubuh

14. Tanda lesi fibrotic : diskonuitas jaringan patologis atau traumatis atau hilangnya

fungsi suatu bagian akibat adanya pembentukan jaringan fibrosa

15. Hemiplegia sinistra tipe sentral : kelumpuhan bagian sinistra

Page 7: Tutorial Stoke!!

16. Emboli : bentuk jamak untuk embolus, emboli ; massa darah yang membeku atau

benda lain yang terbawa oleh aliran darah dari satu pembuluh darah dan terdorong

ke pembuluh darah yang lebih kecil sehingga menghambat sirkulasi

17. Refleks patellar : kontraksi otot quadriceps dan ekstensi tungkai bila lutut

ditekuk

2.4 IDENTIFIKASI MASALAH

NO

KENYATAAN KESESUAIAN KONSEN

1 Tuan kartagena 52 tahun mengalami kelumpuhan separuh badan ketika ia sedang menonton. TSH VV

2 Beliau tiba-tiba kehilangan kesadaran disertai kejang-kejang kurang lebih 5 menit. TSH VV

3 Saat sadar ia terlihat bingung, tidak dapat menggerakan tangan kiri dan sulit bebicara walaupun mengerti perkataan orang lain.

TSH VV

4 Beliau sehari-hari bekerja dengan menggunakan tangan kanan dan menderita hipertensi ringan TSH V

5 Pemeriksaan fisik TD 160/90, Nadi 90/mnt, aritma kordis. Pemeriksaan neurologis : paralis otot muka kiri, lengan dan tungkai kiri.

TSH VV

6 Tonus otot lengan dan tungkai kiri meninggi, refleks bisep dan patellar meninggi. Babinsky test positif.

TSH VV

7 Hipestesia lengan dan tungkai kiri. CT Scan kepala : tanda-tanda stroke iskemik TSH VV

8 Pemeriksaan ekokardiografi : tanda-tanda lesi fibrotik katup mitral dan chorda tendinea di ventrikel kiri

TSH VV

9 Dokter menyimpulkan ia menderita hemiplegia sinistra tipe sentral akibat sumbatan pembuluh darah otak oleh emboli yang berasal dari jantung

TSH VVV

2.5 ANALISIS MASALAH

1) Tuan Kartagena menderita hemiplegia sistra tipe sentral akibat sumbatan pembuluh

darah otak oleh emboli yang berasal dari jantung

a) Apa penyebab terjadinya emboli?

Jenis yang paling umum hasil dari emboli adalah pembekuan darah. Ketika bekuan darah

terbentuk di dalam pembuluh darah, yang merupakan proses yang disebut trombosis, mereka

dapat membebaskan diri dan perjalanan ke arteri pulmonalis. Arteri paru membawa darah dari

sisi kanan jantung ke paru-paru. Di paru-paru, darah membuang karbondioksida dan

Page 8: Tutorial Stoke!!

mengambil oksigen lebih banyak. Ketika bekuan darah terjebak dalam arteri paru, mereka

mencegah darah dari mengambil oksigen. Ini adalahkeadaan darurat medis yang menyebabkan

gejala mirip dengan serangan jantung.

Zat lain dapat menyebabkan emboli, misalnya:

• Bubbles. Hal ini terkadang terjadi pada penyelam bawah air saat mereka naik, dan sebagai

nitrogen terkompresi gelembung keluar dari solusi. Hal ini disebut "tikungan."Hal ini juga

dapat terjadi selama suntikan cairan atau obat ke dalam pembuluh darahatau arteri, yang

merupakan salah satu alasan mengapa dokter dan perawat menekanudara keluar dari jarum

suntik sebelum pasien.

• Tumor *. Ini mungkin tumbuh dan memblokir aliran darah, atau sepotong tumor bisa pecah

ke dalam aliran darah dan tersangkut di bagian lain dari tubuh.

• Lemak. Hal ini terjadi ketika lemak terpotong di area tubuh. Misalnya, setelah cedera serius

terjadi pada bagian tubuh seperti hati, lemak bisa pecah dan perjalanan melalui aliran darah.

• Tulang fragmen. Sebuah chip tulang dari patah tangan atau kaki dapat menjadibersarang di

arteri.

Emboli dapat terjadi pada arteri manapun, tapi sering terjadi di arteri paru. Hal ini karena

semua darah kembali ke jantung dari tubuh dipompa melalui sistem arteri parupertama.

b) Bagaimana patofisiologi hemiplegia dan mengapa terjadi hanya pada bagian

sinistra?

c) Bagaimana sistem saraf pada orang yang normal?

d) Apa saja sistem saraf yang terlibat pada orang yang menderita hemiplegia?

e) Masalah apa yang terjadi pada jantung sehingga menyebabkan emboli?

f) Dimana letak spesifik terjadinya emboli?

2) Tuan Kartagena 52 thn mengalami kelumpuhan separuh badan dan tiba-tiba ia

mengalami hilang kesadaran dan kejang-kejang kurang lebih 5 menit. Saat ia sadar ia

terlihat bingung, tidak dapat menggerakan tangan kiri dan sulit berbicara.

a) Bagaimana kaitan umur dengan keluhan Tn Kartagena?

Resiko kelumpuhan (stroke) meningkat seiring meningkatnya umur. Perubahan-perubahan

yang menjurus ke aterosklerosis yang merupakan penyebab kelumpuhan (stroke). Pada

umur 30 th, lesi atrosklerosis mulai tampak diarteri-arteri intrakranial. Setelah umur 55th,

resiko stroke menjadi 2 kali lipat setiap dekadenya

b) Apa penyebab kejang-kejang pada kasus dan kerusakan pada bagian apa yang

mengakibatkan kejang?

c) Area otak apa yang terganggu sehingga menyebabkan kehilangan kesadaran?

Page 9: Tutorial Stoke!!

d) Area otak apa yang terganggu sehingga menyebabkan tidak dapat menggerakan

tangan kiri dan sulit berbicara?

Kira-kira seperempat pasien yang mengalami stroke, tekanan darah tinggi membuat salah

satu pembuluh darah pecah, terjadi pendarahan yang akan mengompresi jaringan otak

setempat dan selanjutnya terjadi gangguan fungsi otak. Efek neurologis stroke ditentukan

oleh area otak yang terpengaruh. Salah satu tipe stroke yang paling sering adalah terjadinya

sumbatan pada arteria serebri mediayang mendarahi bagian tengah salah satu hemisfer

otak. Contohnya jika arteri serebri media tersumbat pada sisi kiri otak, orang tersebut

hampir secara total cenderung mengalami demensia karena hilangnya fungsi di pemahaman

bicara Wernickle di hemisfer otak kiri, dan dia juga tidak mampu mengucapkan kata-kata

karena hilangnya area motorik Broca untuk pembentukan kata-kata. Selain itu, hilangnya

fungsi area pengatur saraf motorik pada hemisfer kiri dapat menimbulkan paralisis spastik

di semua atau sebagian besar otot di sisi tubuh otot yang berlawanan.

e) Mengapa ia mengalami kelumpuhan separuh badan setelah kehilangan

kesadaran dan kejang?

Kelumpuhan separuh badan adalah gejala yang sering disebut stroke. Stroke terdiri dari 2

bagian besar, yaitu stroke sumbatan yang diakibatkan tersumbatnya pembuluh nadi yang

membawa darah ke otak dan stroke pendarahan yang diakibatkan oleh pecahnya pembuluh

nadi didaerah otak sehngga darah tidak dapat masuk kedalam otak. Kedua hal ini dapat

mengakibatkan kerusakan bagian dari otak menjadi rusak sehingga mengakibatkan

hilangnya fungsi atau kontrol bagian tubuh yang diatur oleh bagian otak tersebut. Misalnya,

terjadinya kelumpuhan lengan atau tungkai, atau menjadi sulit berbicara. Kerusakan ini

dapat menetap atau sementara, dapat juga sebagian ataupun seluruhnya.

f) Mengapa ia terlihat bingung setelah mengalami kejang-kejang?

g) Bagaimana mekanisme kejang-kejang?

Kejang adalah kontraksi involunter otot atau sekelompok otot secara mendadak dan keras disertai nyeri dan gangguan fungsi, menghasilkan gerakan involunter dan distorsi episode tunggal epilepsi. Dapat pula diartika sebagai kejadian paroksisimal yang disebabkan oleh lepas muatan hipersinkron abnormal dari suatu kumpulan neuron susunan saraf pusat yang diakibatkan oleh suatu kedaan patologik (Dorland).

Kejang dapat merupakan manifestasi dari suatu penyakit mendasar yang membahayakan, misalnya gangguan metabolisme, infeksi intrakrtanium, gejala putus obat, intoksikasi obat, atau ensefalopati hipertensi. Bergantung pada lokasi neuron-neuron fokus kejang ini, kejang dapat bermanifestasi sebagai kombinasi perubahan tingkat kesadaran dan gangguan dalam fungsi motorik, sensorik dan otonom. Istilah kejang bersifat generik, dan dapat digunakan penjelasan lain mengenai kejang. Kejang dapat terjadi hanya sekali atau berulang. Kejang rekuren, spontan dan tidak disebabkan oleh kelainan metabolisme yang terjadi bertahun-tahun disebut epilepsi. Bangkitan motorik generalisata yang menyebabkan hilangnya kesadaran dan kombinasi kontraksi otot tonik-klonik sering disebut kejang. Kejang konvulsi biasanya menimbulkan kontraksi otot rangka yang hebat dan involunter meluas dari satu bagian tubuh ke seluruh tubuh

Page 10: Tutorial Stoke!!

atau mungkin terjadi secara mendadak disertai keterlibatan seluruh tubuh. Status epileptikus adalah suatu kejang berkepanjangan atau serangkaian kejang repetitif tanpa pemulihan kesadaran antariktus.

Kejang tonik-klonik (grand mal) adalah kejang epilepsi yang klasik. Kejang tonik-klonik diawali dengan hilangnya kesadaran dengan cepat. Pasien kehilangan posisi berdirinya, mengalami gerakan tonik kemudian klonik, dan inkotinensia urin dan alvi disertai disfungsi autonom. Jumlah kontraksi secara bertahap berkurang tetapi kekuatannya tidak berubah. Lidah mungkin tergigit karena spasme rahang dan lidah. Keseluruhan kejang berlangsung 3 sampai 5 menit dan diikuti periode tidak sadar yang mungkin berlangsung beberapa menit hingga 30 menit. Setelah sadar pasien mungkin tampak kebingungan, agak stupor, atau bengong. Tahap ini disebut periode pascaiktus. Umumnya pasien tidak dapat mengingat kejadian kejangnya.Efek fisiologik kejang tonik-klonik bergantung pada lama kejang berlangsung. Kejang

tonik-klonik yang berkepanjangan menyebabkan efek neurologik dan kardiorespirasi

yang berat. Efek dini disebabkan oleh meningkatnya katekolamin dalam sirkulasi.

Apabila kejang berlangsung lebih dari 15 menit, maka terjadi deplesi katekolamin yang

mengakibatkan timbulnya efek sekunder atau lambat. Kejang yang berlangsung lebih

dari 30 menit dapat mengakibatkan henti jantung dan nafas

3) Pemeriksaan fisik: TD 160/90, Nadi 90/mnt. Aritmia kordis.

a) Bagaimana tekanan darah yang normal?

Tekanan DarahSistolik (angka

pertama)

Diastolik (angka

kedua)

Darah rendah atau hipotensi Di bawah 90 Di bawah 60

Normal 90 - 120 60 - 80

Pre-hipertensi 120 - 140 80 - 90

Darah

tinggi atau hipertensi (stadium 1)

140 - 160 90 - 100

Darah tinggi

 atau hipertensi (stadium 2 /

berbahaya)

Di atas 160 Di atas 100

b) Apa hubungan aritma kordis dengan kasus?

c) Bagaimana mekanisme aritmia kordis?

4) Pemeriksaan neurologis

Page 11: Tutorial Stoke!!

a) Apa penyebab paralis otot muka sebelah kiri?

Salah satu efek dari stroke adalah kelumpuhan wajah. efek dari stroke tergantung pada

bagian mana dari otak cedera. Karena setiap sisi otak sudah diatur untuk mengendalikan

sisi berlawanan dari tubuh, jika korban stroke menampilkan wajah terkulai di sisi kanan,

yang menunjukkan sisi kiri otak mereka sedang rusak akibat kehilangan darah. Tingkat

keparahan stroke tergantung pada tempat sumbatan atau perdarahan terjadi di dalam otak.

Kelumpuhan wajah terjadi ketika stroke hits daerah yang dikenal sebagai korteks motorik

primer, yang terletak kira-kira pertengahan otak jika dilihat dari depan ke belakang.

b) Bagaimana mekanisme paralis otot muka sebelah kiri?

Paresis N. VII sinistra tipe central, persyarafan nervus kranialis umumnya mendapat

persyarafan bilateral dari hemisfer kanan maupun kiri kecuali nervus VII dan nervus XII.

Nervus VII jika terjadi lesi LMN maka semua otot ipsi lateral akan menjadi lemah

sedangkan apabila yang terkena adalah lesi UMN (lesi pada traktus piramidalis) korteks

motorik, maka hanya setengah dari bagian bawah wajah yang terkena dua kontra lateral

dari lesi. Hal ini dikarenakan sebagian dari nukleus n.VII pada bagian atas mendapat

persyarafan dari kortikobulbular bilateral (UMN).

c) Apa bagian otak dan nervus yang terganggu ketika terjadi refleks bisep dan patellar

meninggi?

d) Mengapa terjadi peninggian reflex bisep dan patellar?

Refleks adalah suatu respons involunter terhadap sebuah stimulus. Secara sederhana

lengkung refleks terdiri dari organ reseptor, neuron aferen, neuron efektor dan organ

efektor. Refleks yang muncul pada orang normal disebut sebagai refleks fisiologis.

Kerusakan pada sistem syaraf dapat menimbulkan refleks yang seharusnya tidak terjadi

atau refleks patologis.

Pemeriksaan reflek fisiologis merupakan satu kesatuan dengan pemeriksaan neurologi lainnya,

dan terutama dilakukan pada kasus-kasus mudah lelah, sulit berjalan, kelemahan/kelumpuhan,

kesemutan, nyeri otot anggota gerak, gangguan trofi otot anggota gerak, nyeri

punggung/pinggang gangguan fungsi otonom.

Pemeriksaan tonus otot

Pemeriksa harus menggunakan kedua tangannya. Pemeriksa menggerakan secara pasif lengan

bawah sendi siku dan tungkai bawah di sendi lutut berulangkali secara perlahan kemudian

secara cepat. Tahanan yang terasa oleh pemeriksa sewaktu menekuk dan meluruskan bagian

anggota tubuh harus dinilai menurun, normal atau meningkat. Tonus yang meningakt dirasakan

dengan tingkat kesulitan dalam menekuk dan meluruskan lengan bawah sendi siku dan tungkai

Page 12: Tutorial Stoke!!

bawah di sendi lutut. Sedangkan jika tonus hilang, tidak terasa ada hambatan waktu menekuk

dan meluruskan lengan bawah sendi siku dan tungkai bawah di sendi lutut.

e) Bagaimana pemeriksaan babinsky +?

1. Meminta klien berbaring dengan tungkai di luruskan

2. Pegang pergelangan kaki supaya kaki tetap pada tempatnya

3. Dengan sebuah benda yang berujung agak runcing, telapak kaki digores dari tumit

menyusur bagian lateral menuju pangkal ibu jari

4. Apabila respon tersebut menunjukkan fleksi plantar semua jari kaki maka,respon

babinski menunjukkan kenormalan, sedangkan apabila respon menunjukkan

dorsifleksi ibu jari dan terbukan nya plantar fleksi jari lainnya.

Refleks babinski atau yang sering disebut ekstensor plantar respon merupakan

salah satu refleks patologis yang ditunjukkan dengan pengembangan serta

ekstensi jari-jari kaki serta elefasi ibu jari dan kaki atas penggoresan telapak kai

bagian lateral.

5) Beliau sehari-hari bekerja dengan tangan kanan dan menderita hipertensi ringan

a) Mengapa kelumpuhan terjadi pada bagian kiri sedangkan dia beraktivitas dengan

menggunakan tangan kanan?

karena terjadi ganguan pada cerebral hemisphere dextra. Otak bagian kanan atau cerebral

hemisphere dextra, adalah bagian otak yang berfikir secara efektif, kualitatif,impulsif,

spiritual, holistic, emosional, artistik, kreatif, subjectiv,imaginatif,dan mengontrol sistem

motorik tubuh bagian sinistra. salah satu efek dari stroke adalah kelumpuhan tangan. efek

dari stroke tergantung padabagian mana dari otak cedera,. Karena setiap sisi otak sudah

diatur untuk mengendalikan sisi berlawanan dari tubuh, jika korban strok emenampilkan

tangan lumpuh di sisi kanan, yang menunjukkan sisi kiri otak mereka sedang rusak akibat

kehilangan darah. Tingkat keparahan stroke tergantung pada tempat sumbatan atau

perdarahan terjadi di dalam otak. Kelumpuhan wajah terjadi ketika stroke hits daerah yang

dikenal sebagai korteks motorik primer, yang terletak kira-kira pertengahan otak jika

dilihat dari depan ke belakang

b) Bagaimana hubungan hipertensi tingan dan stroke?

Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang berat akan menimbulkan stroke. Stroke ini timbul

akibat pecahnya pembuluh darah kecil di dalam otak. Biasanya penderita strok akan

mengalami kelumpuhan pada satu sisi tubuh. Kelumpuhan ini dapat menetap sementara

maupun permanent disertai gangguan kemampuan bicara, penglihatan, keseimbangan

tubuh dan perasaan. Serangan stroke ini merupakan lanjutan dari hipertensi namun bisa

Page 13: Tutorial Stoke!!

juga sebagai pertanda awal adanya serangan darah tinggi.

Sebelum terjadi komplikasi stroke dan kematian jaringan jantung dan sebaiknya perhatikan

kondisi tubuh, terutama bagi yang telah dewasa dan berusia lanjut.

c) Jelaskan jenis-jenis stroke

Ada dua jenis utama stroke:

1. Stroke iskemik

Stroke iskemik terjadi bila pembuluh darah yang memasok darah ke otak tersumbat. Jenis stroke ini yang paling umum (hampir 90% stroke adalah iskemik).

kondisi yang mendasari stroke iskemik adalah penumpukan lemak yang melapisi dinding pembuluh darah (disebut aterosklerosis). Kolesterol, homosistein dan zat lainnya dapat melekat pada dinding arteri, membentuk zat lengket yang disebut plak. Seiring waktu, plak menumpuk. Hal ini sering membuat darah sulit mengalir dengan baik dan menyebabkan bekuan darah (trombus).

Stroke iskemik dibedakan berdasarkan penyebab sumbatan arteri:

Stroke trombotik. Sumbatan disebabkan trombus yang berkembang di dalam arteri otak yang sudah sangat sempit.

Stroke embolik. Sumbatan disebabkan trombus, gelembung udara atau pecahan lemak (emboli) yang terbentuk di bagian tubuh lain seperti jantung dan pembuluh aorta di dada dan leher, yang terbawa aliran darah ke otak. Kelainan jantung yang disebut fibrilasi atrium dapat menciptakan kondisi di mana trombus yang terbentuk di jantung terpompa dan beredar menuju otak.

Page 14: Tutorial Stoke!!

2. Stroke hemoragik.

Stroke hemoragik disebabkan oleh pembuluh darah yang bocor atau pecah di dalam atau di sekitar otak sehingga menghentikan suplai darah ke jaringan otak yang dituju. Selain itu, darah membanjiri dan memampatkan jaringan otak sekitarnya sehingga mengganggu atau mematikan fungsinya.

Dua jenis stroke hemoragik:

Perdarahan intraserebral. Perdarahan intraserebral adalah perdarahan di dalam otak yang disebabkan oleh trauma (cedera otak) atau kelainan pembuluh darah (aneurisma atau angioma). Jika tidak disebabkan oleh salah satu kondisi tersebut, paling sering disebabkan oleh tekanan darah tinggi kronis. Perdarahan intraserebral menyumbang sekitar 10% dari semua stroke, tetapi memiliki persentase tertinggi penyebab kematian akibat stroke.

Perdarahan subarachnoid. Perdarahan subarachnoid adalah perdarahan dalam ruang subarachnoid, ruang di antara lapisan dalam (Pia mater) dan lapisan tengah (arachnoid mater) dari jaringan selaput otak (meninges). Penyebab paling umum adalah pecahnya tonjolan (aneurisma) dalam arteri. Perdarahan subarachnoid adalah kedaruratan medis serius yang dapat menyebabkan cacat permanen atau kematian. Stroke ini juga satu-satunya jenis stroke yang lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.

2.6 RESTRUKTURISASI MASALAH DAN KERANGKA SISTEMATIS

2.7 LEARNING ISSUES

1. Anatomi, histologi, fisiologi jantung

Jantung merupakan bangunan yang berongga berdinding muskuler tebal. Dinding jantung baik

atrium dan ventrikulus terdiri atas 3 lapisan utama yaitu :

a. Endokardium

· Selapis endotel

· Lapisan subendotel

Terdiri dari jaringan ikat dengan sabut-sabut elastis & sel-sel fibroblast.

· Lapisan elastiko muskuler

Banyak sabut elastis & sedikit otot polos.

· Lapisan sub endokardium

- Lapisan dibawah endokardium, menghubungkan endokardium & myokardium.

Page 15: Tutorial Stoke!!

- Tediri dari jaringan ikat longgar dengan pembuluh darah, sabut purkinye +.

b. Myokardium

Anyaman otot jantung tersusun berlapis2, spiral, daya pompa besar.

Intercalated disc.

Pembuluh darah +, sabut-sabut saraf tidak bermyelin +.

c. Epikardium

· Mesotelium: epitel selapis pipih.

· Lapisan sub mesotelium

serabut kolagen & elastis.

· Lapisan sub epikard

jaringan ikat longgar dengan sel lemak, pembuluh darah & saraf, menghubungkan myokard & pericard.

KERANGKA JANTUNG/CARDIAC SKELETON

Adalah struktur penyangga yang merupakan tempat melekatnya sebagian myokard dan katup jantung.

terdiri atas jaringan ikat padat yang berbentuk rumit, dibagi menjadi tiga bentukan:

Annulus fibrosus : berupa dua pasang cincin jaringan ikat yang meruakan tempat melekatnya sabut-sabut otot jantung dan katub.

o 1 pasang mengelilingi aorta dan arteri pulmonalis.

o 1 pasang mengelilingi lubang atrio-ventrikuler yang kemudian akan bergabung dengan septum interventrikularis.

Trigona fibrosa : merupakan jaringan ikat padat diantara 2 pasang annuli fibrosi.

Septum membranacea : Terdapat pada septum interventrikularis bagian atas, strukturnya seperti aponeurosis yang terdiri atas sabut-sabut kolagen yang saling sejajar.

KATUP JANTUNG

a. Atrio-ventricular valve

Merupakan lipatan endokardium yang ditengahnya terdapat kerangka jaringan ikat yang berhubungan dengan annuli fibrosi.

· Disangga oleh corda tendinei yang dihubungkan dengan myokardium oleh muskulus papilaris.

· Lipatan endocard pada sisi atrium lebih tebal dibanding sisi ventrikel.

· Terdiri atas 2 macam katub yang keduanya sulit dibedakan secara mikroskopis:

- valvula tricuspidalis

Page 16: Tutorial Stoke!!

- valvula bicuspidalis

b. Semilunar valve

· Mempunyai kerangka yang berasal dari annuli fibrosi.

· Ujung-ujungnya menebal disebut noduli arantii.

· Terdiri atas katup pulmunal dan katup aorta.

Sebuah jantung memiliki 4 buah ruang berongga. Ukuran jantung sendiri kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Jantung manusia terletak di sebelah kiri bagian dada, di antara paru-paru, terlindungi oleh tulang rusuk. Pada bagian luar terdiri dari otot-otot yang saling berkontraksi. Otot-otot inilah yang berperan penting dalam memompa darah melalui pembuluh arteri.

Bagian dalam jantung terdiri dari 4 buah bilik rongga. Keempat rongga tersebut terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian kanan dan kiri yang dipisahkan oleh dinding otot yang dikenal dengan istilah septum. Pada bagian kanan dan kiri terbagi lagi menjadi 2 bilik. Rongga bilik sebelah atas disebut dengan atrium dan dua bilik bawah yang disebut dengan ventricle yang memiliki peran dalam memompa darah menuju arteri.

Fisiologi jantung

Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah adalah aliran cairan dari daerah bertekana tinggi ke daerah bertekanan rendah. Tekanan yang bertanggung jawab terhadap aliran darah dalam sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi otot ventrikel. Ketika otot berkontraksi darah terdorong dari vebtrikel ke aorta selama periode dimana tekanan ventrikel kiri melebihi tekanan aorta. Bila kedua tekanan menjadi seimbang

Page 17: Tutorial Stoke!!

katup aorta akan menutup dan keluaran dari vebtrikel kiri terhenti. Darah yang telah memasuki aorta akan menaikkan tekanan darah pembuluh darah tersebut. Akibatnya terjadi perbedaan tekanan yang akan mendorong darah secara progresif ke arteri, kapiler, dan ke vena. Darah kemudian kembali ke antrium kanan karena tekanan dalam kamar ini lebih rendah dari tekanan vena. Perbedaan tekanan juga bertanggung jawab terhadap aliran darah dari arteri pulmonalis ke paru dan kembali ke antrium kiri. Perbedaan tekanan dalam sirkulasi pulmonal secara bermakna lebih rendah dari tekanan sirkulasi sitemik karena aliran di pembuluh darah pulmonal lebih rendah.

2. Pembuluh darah

Pembuluh Arteri, Vena, dan Sistem Kapiler

a) Pembuluh darah arteri atau nadi.

Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding tebal dan kaku. Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan aorta yang tugasnya mengangkut oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh. Pembuluh arteri yang asalnya dari bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis yang betugas membawa darah yang terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian tubuh menuju ke paru-paru.

b) Pembuluh darah vena atau balik

Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang bersifat tipis dan elastis. Pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian atas tubuh. Pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian bawah tubuh.

c) Pembuluh darah kapiler

pembuluh darah kapiler adalah ujung yang berada di paling akhir dari pembuluh arteri. Jaringan pembuluh darah kapiler membentuk suatu anyaman rumit di mana setiap mili meter dari suatu jaringan memiliki kurang lebih sekitar 2000 kapiler darah.

3. Anatomi, histologi, fisiologi otak

Otak merupakan pusat koordinasi utama, terletak di rongga kepala dan dilindungi oleh

tempurung kepala.

Page 18: Tutorial Stoke!!

Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi:

1. Cerebrum (Otak Besar)

2. Cerebellum (Otak Kecil)

3. Otak depan

4. Sum-sum lanjutan

5. Otak tengah

 

1. Cerebrum (Otak Besar)

Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang berfungsi sebagai pusat

pengendali kegiatan yang disadari.

Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Keempat

Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus

Occipital dan Lobus Temporal.

Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak

Besar. Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan,

kemampuan gerak, kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi

penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan

kemampuan bahasa secara umum.

Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor

perasaan seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.

Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan

pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.

Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan

rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan

interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata.

Page 19: Tutorial Stoke!!

Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi beberapa area

yang punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

 

 

2. Mesensefalon (otak tengah)

Berfungsi untuk refleks mata, tonus otot dan posisi tubuh

3. Diensefalon (otak depan)

Terbagi dua menjadi :

a) Talamus : berfungsi untuk menerima semua rangsangan

kecuali bau dan meneruskan ke area sensorik area otak besar

b) Hipotalamus : pengaturan suhu dan nutrient, penjagaan

kesadaran dan penumbuhan sikap agresif.

4. Serebrum (otak kecil)

Terbagi dua menjadi kiri dan kanan dan dihubungkan dengan jembatan

varol

5. sum-sum lanjutan

Mengatur denyut jantung, penyempitan pembuluh darah, gerak menelan,

batuk, bersin, bersendawa dan muntah.

 

Page 20: Tutorial Stoke!!

5. Sistem saraf pusat pada otak

6. Sistem Motorik (cortex motorik, vaskularisasi, letak)

Efek Lesi dalam Korteks Motorik atau di dalam Jaras Kotikospinal

Sistem pengatur motorik dapat juga mengalami kerusakan, khususnya oleh

keelainan umum yang diebut stroke. Kelainan ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh

darah sehingga timbul pendarahan dalam otak adanya trombosis dari salah satuarteri

utama yang menyuplai otak. Pada kasus yang kedua menyebabkan hilangnya suplai

darah ke korteks atau traktus kortikospinal tempat pembuluh darah tersebut berjalan

melalui kapsula interna di antara nukleus kaudatus dan putamen.

Pembuangan Korteks Motorik Primer (Area Piramidalis)

Pembuangan sebagian korteks motorik primer area yang mengandung sel-sel

piramidal raksasa Betz menyebabkan berbagai derajat kelumpuhan pada beberapa otot

yang sesuai. Bila nukleus kaudatus yang terletak dibawhnya dan area premotorik serta

area premotorik suplementer di dekatnya tidak rusak, gerakan kasar (gross postural) dan

gerakan “fiksasi” anggota badan dan tetap terjadi, namun pengaturan gerakan voluntar

yang tegas segmen distal anggota badan, khususnya tangan dan jari akan menghilang.

Namun keadaan ini tak berarti bahwa otot-otot tangan dan jari itu tak dapat berkontraksi

menyebabkan agaknya kemampuan mengatur gerakan yang halus hilang. Dari

pengamatan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa area pirasmidalis itu berperan

dalam memulai timbulnya gerakan voluntar dan halus, khususnya pada tangan dan jari.

Kontrol gerak volunter melibatkan komponen yang sangat kompleks. Terdapat banyak

sistem yang saling berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk menghasilkan gerak

volunter. Untuk mendapatkan gambaran tentang system motorik dalam hubungannya

Page 21: Tutorial Stoke!!

dengan sistem gerak volunter, maka pembahasan akan dimulai pada aktivitas sistem

spinal kemudian meningkat pada batang otak dan akhirnya pembahasan pada area

korteks serebri. Selain itu akan dilengkapi pula dengan penjelasan-penjelasan pada area

lain di otak seperti ganglia basal dan serebellum.

Spinal Lower Motor Neuron

Lower Motor Neuron (LMN) sering juga disebut sebagai alpha motor neuron

merupakan bagian yang bertanggungjawab langsung terhadap kerja dari otot yang

dipersarafinya.

Proses aktivitas Lower Motor Neuron dikendalikan melalui 3 sumber input yaitu

ganglia dorsalis, interneuron pada medullaspinalis dan proyeksi dari level yang lebih

tinggi seperti pada batang otak dan korteks serebri.

Stretch Reflex (Refleks Regang)

Refleks merupakan respon yang berlangsung secara singkat dan relatif otomatis

terhadap stimulus. Refleks spinalis menjadi dasar terbentuknya gerakan dimana input

sensoris diperoleh dari serabut dorsalis dan lower motor neuron memberikan jalur

output yang bersifat motorik.

Refleks regang pada prinsipnya bekerja untuk memberikan tahanan pada proses otot

memanjang sehingga otot memungkinkan melakukan penyesuaian terhadap perubahan

beban pada kerja otot tersebut. Aktivitas refleks ini bekerja secara efisien karena tidak

harus melalui mekanisme koordinasi pada korteks.

Penjelasan tentang refleks ini berhubungan dengan aktivitas pada serabut dorsalis Ia

dan II. Serabut dorsalis Ia berhubungan dengan otot intrafusal yang memberikan

informasi tentang panjang otot dan perubahan pemanjanganya. Serabut dorsalis II

terutama untuk memberikan informasi sensoris tentang panjang otot yang konstan.

Salah satu bentuk aktivitas serabut Ia dan II adalah terjadinya monosynaptic reflex yaitu

Refleks regang dari serabut Ia dan II di intrafusal mengeksitasi alpha motor neuron

sehingga terjadi kontraksi ekstrafusal pada otot yang sama (homonymous muscle).

Input sensoris pada serabut Ia juga merupakan sinaps pada inhibitory interneuron Ia

yang memberikan aktivitas inhibisi pada persarafan di otot-otot antagonis.

Page 22: Tutorial Stoke!!

Sebagai contoh informasi sensoris intrafusal otot Biceps melalui serabut Ia

mengaktivasi ekstrafusal pada otot Biceps dan pada jalur yang lain juga mengaktivasi

inhibitory interneuron sehingga menghasilkan aktivitas pada otot Triceps yang berperan

sebagai inhibisi bagi otot Biceps. Hal ini bukan lagi termasuk monosynaptic reflex

tetapi disebut sebagai reciprocal innervation.

Inhibisi serabut Ia sangat berperan terhadap koordinasi pada gerakan volunter dimana

axon corticospinal memiliki koneksi langsung dengan LMN serta secara collateral pada

neuron inhibisi Ia.

Bagian lain yang tidak kalah pentingnya adalah sel Renshaw. Sel Renshaw akan

memberikan umpan balik negatif kepada motor neuron. Peningkatan aktivitas pada

motor neuron akan diikuti oleh peningkatan inhibisi pada sel Renshaw. Hal ini

membantu menstabilkan aktivitas motor neuron sehingga mencegah aktivitas

berlebihan dari motor neuron. Sel Renshaw juga menginhibisi aktivitas interneuron Ia

yang berhubungan dengan otot antagonis.

Golgi Tendon Reflex

Refleks ini meliputi serabut afferen Ib, Inhibitory interneuron Ib, dan Alpha Motor

Neuron. Serabut Ib membawa informasi sensoris dari Golgi Tendon Organs (GTOs)

dimana GTOs ini sangat sensitif terhadap perubahan tonus otot sehingga informasi

tentang kondisi kontraksi otot dapat diperoleh dengan tepat.

Peningkatan aktivitas serabut Ib akan meningkatkan aktivitas inhibisi pada otot yang

sama (homonymous muscle) proses ini disebut dengan autogenic inhibition. Golgi

tendon reflex bersifat polysynaptic, yang berarti melibatkan lebih dari satu sinaps. Hal

tersebut mengakibatkan refleks ini lebih lambat dibandingkan dengan refleks regang.

Akan tetapi aktivitas Golgi tendon reflex dapat menggantikan refleks regang.

Sebagai contoh pada ketukan tendon patella dengan palu refleks akan menghasilkan

reaksi Golgi tendon refleks pada otot Quadriceps yang di inhibisi oleh refleks regang

pada otot hamstring.

Flexion/Withdrawal Reflex

Refleks ini merupakan refleks pertahanan diri terhadap beberapa jenis stimulus seperti

temperatur, nyeri, dll. Sebagai contoh pada saat kaki menginjak duri, maka informasi

Page 23: Tutorial Stoke!!

sensoris akan dihantarkan melalui serabut delta dan C yang mengeksitasi inhibitory

interneuron dan menghasilkan respon fleksi pada tungkai tersebut.

Sebagai pada otot hamstring. Selain itu eksitasi inhibitory interneuron memberikan

aktivasi pada otot Quadriceps (reciprocal inhibition) sebagai inhibisi kontraksi otot

hamstring tersebut. Flexition/withdrawal reflex ini sering disertai terjadinya refleks

pada ekstremitas berlawanan berupa gerakan ekstensi. Hal ini ditujukan untuk

mempertahankan keseimbangan dimana eksitasi dari interneuron juga menghasilkan

respon positif pada alpha motor neuron kontralateral berupa kontraksi otot Quadriceps

di tungkai yang berlawanan.

7. Sistem vaskularisasi jantung dan otak

Sistem Saraf Pusat seperti juga jaringan lainnya, sangat bergantung pada aliran darah yang memadai untuk nutrisi dan pembuangan sisa-sisa metabolismenya. Suplai darah arteri ke otak merupakan suatu jalinan pembuluh-pembuluh darah yang bercabang-cabang, berhubungan erat satu dengan yang lain sehingga dapat menjamin suplai darah yang kuat untuk sel. Suplai darah ini dijamin oleh dua pasang arteri, yaitu arteri vertebralis dan arteri karotis interna,yang cabang-cabangnya beranastomosis membentuk circle of Willis

1.Otak menerima darah yang dipompakan oleh jantung melalui arkus aorta yang mempunyai tiga cabang, yaitu Trunkus brachiocephalic, arteri karotis komunis, dan arteri subklavia sinistra. Trunkus brachiocephalic selanjutya becabang menjadi arteri karotis komunis dextra dan arteri subklavia dextra. Arteri karotis komunis dekstra dan sinistra masing-masing bercabang menjadi arteri karotis interna dan eksterna (dekstra dan sinistra), dan arteri subklavia dekstra dan sinistra

Page 24: Tutorial Stoke!!

masing-masing mempunyai salah satu cabang yaitu arteri vertebralis dekstra dan sinistra.. Cabang-cabang dari arteri-arteri tersebut kemudian akan beranastomosis membentuk sirkulus arteriosus Willisi.

2.Aliran darah ke otak yang melalui arteri vertebralis berserta cabang-cabangnya disebut sistem vertebrobasiler, sedangkan aliran yang melalui arterikarotis interna beserta cabang-cabangnya disebut sistem karotis. Sistem karotis terdiri dari tiga arteri mayor, yaitu arteri karotis komunis, karotis interna, dan karotis extrena

8. Hemiplegia

hemiplegia adalah kerusakan pada seluruh korteks piramidalis sesisi menimbulkan kelumpuhan UMN (Upper Motor Neuron) pada belahan tubuh sisi kontralateral. Pada tahap pertama hemiplegia karena lesi kontralateral sesisi, otot-otot wajah yang berada di atas fisura palpebrale masih dapat digerakkan secara wajar. Pada tahap ini lidah menunjukkan kelumpuhan pada sisi kontralateral. Pada penyumbatan cabang kortikal a.cerebri media terjadi kelumpuhan pada bagian bawah wajah sisi kontralateral, lidah belahan kontralateral, dan otot-otot leher sisi kontralateral. Jika terjadi tumor di sekitar falx cerebri menekan pada kedua sisi korteks piramidalis, maka kedua daerah somatotropik kedua tungkai bisa mengalami gangguan, Dalam hal itu gejala pengiringnya bisa berupa hipestesia atau gangguan berbahasa.v ketidakmampuan untuk menggerakkan sekelompok otot di satu sisi tubuh. Ketika hemiplegia disebabkan oleh stroke, sering melibatkan otot-otot di wajah, lengan dan kaki.v kelumpuhan yang terjadi pada satu sisi anggota gerakv pengendapan lemak yang lama-lama menebal dan menyubat pembuluh darah kemudian mengganggu peredaran darah ke otak. Sehingga menyebabkan kepala kekurangan suplai O2 dan darah.Apabila seseorang mengalami demikian menyebabkan sulit berbicara, mulut merot ke sisi atau samping, mata sulit melihat, kesulitan berfikir, hilang kesadaran dan salah satu sisi muka atau tubuhnya mengalami kelayuan. Kondisi seperti itu jika tidak di atasi dengan baik maka pembuluh nadi bisa pecah, darah keluar mendesak otak dan akan mengakibatkan kelumpuhan.

9. Aritmia cordis

II. KERANGKA KONSEPTUAL

Page 25: Tutorial Stoke!!

Lesi Fibrotik

Pembentukan trombus di jantung

Aritmia KordisEmbolus

Penyumbatan a. meningea media

dextra

Kejang dan Pingsan (sinkop)

Stroke Iskemik dan Infark Miokard di capsula

interna dextra

Hemiplegia sinistra tipe sentral

HipostesiaKerusakan Upper

motor neuron

Babinsky test(+)Refleks biceps dan patellar menininggi

Page 26: Tutorial Stoke!!

III. KESIMPULAN

Page 27: Tutorial Stoke!!

DAFTAR PUSTAKA

Dorland. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC

Guyton, Arthur C. 2007. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : EGC

R. Pabst. 2006. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Jakarta : EGC

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC