laporan praktikum acetanilide 2

Upload: divia-yannasandy-

Post on 06-Jul-2018

292 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    1/24

    LAPORAN PRAKTIKUM PTK III

    PEMBUATAN ACETANILIDE

    DISUSUN OLEH

    NAMA : KHAIRUN NISA

    NIM : 1513064

    TEKNIK KIMIA POLIMER

    POLITEKNIK STMI JAKARTA

    d.h. SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI

    KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

    Jalan Letjen Soeprapto – 

     Cempaka Putih – 

     Jakarta Pusat

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    2/24

    ACETANILIDE

    A.  Prinsip Percobaan

    Reaksi asetilasi yaitu proses penggantian atom H pada pada NH2 dengan

    gugus asetil yang berasal dari senyawa anhidrida asam asetat.

    B.  Reaksi

    C6H5 NH2 + (CH3CO)2O → C6H5 NHCOCH3 + CH3COOH

    C.  Maksud dan Tujuan

    1. 

    Secara Umuma.  Mempelajari pembuatan acetanilide

     b. 

    Mengetahui sifat-sifat dan kegunaan dari acetanilide

    2.  Secara Khusus

    a.  Untuk mengetahui cara pembuatan acetanilide dari anhidrida asam dan

    aniline

     b.  Untuk mengetahui proses kristalisasi dan herkristalisasi

    c.  Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia dari acetalnilide

    D.  Teori

    Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang

    digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin

    digantikan dengan satu gugus asetil. Asetanilida dapat diperoleh dari asetilasi

    anilin. Amina aromatis primer dapat bereaksi dengan anhidrida asetat

    membentuk larutan monoasetil. Bila pemanasan selama reaksi diperpanjang

    dan kelebihan anhidrida asetat, maka akan menghasilkan bentuk / turunan

    diasetil. Umumnya bentuk diasetil tidak stabil dalam air dan mengalami

    hidrolisis menjadi bentuk monoasetil.

    Asetanilida dapat dibuat dari anilin dan anhidrida asetat. Mekanisme

    reaksinya menyangkut serangan nukleofil oleh anilin pada karbon karbonil

    dari suatu turunan asam. Anilin adalah benzena tersubstitusi yang bereaksi

    lebih mudah daripada benzenanya sendiri. Jadi anilin bereaksi substitusi

    elektrofilik lebih cepat daripada benzena. Hal ini disebabkan karena anilin

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    3/24

    mempunyai gugus NH2  yang merupakan gugus aktivasi. Adanya gugus ini

    menyebabkan cincin lebih terbuka terhadap subsitusi lebih lanjut. Sedangkan

    reaksi dengan nukleofil terhadap anhidrida lebih reaktif.

    1. 

    Bahan Baku Utama

    a.  Aniline (C6H5 NH2) 

    Aniline merupakan senyawa turunan benzene yang dihasilkan

    dari reduksi nitrobenzene berupa cairan jernih dengan rumus molekul

    C6H5 NH2, berat molekul 93,12 g/mol, titik didih normal: 184,4oC.

    Sifat kimia dari anilin yaitu Halogenasi senyawa anilin dengan brom

    dalam larutan sangat encer menghasilkan endapan 2, 4, 6 tribromo

    anilin. Anilin memiliki rumus molekul C6H5 NH2  dengan rumus

     bangun: 

    Proses pembuatan anilin dapat dilakukan melalui berbagai

    macam proses antara lain:

    1)  Aminasi Chlorobenzen

    Pada proses aminasi chlorobenzen menggunakan zat pereaksi

    amoniak cair, dalam fasa cair dengan katalis Tembaga Oxide

    dipanaskan akan menghasilkan 85 - 90 % anilin. Sedangkan katalis

    yang aktif untuk reaksi ini adalah Tembaga Khlorid yang terbentuk

    dari hasil reaksi samping ammonium khlorid dengan Tembaga

    Oxide. Mula - mula amoniak cair dimasukkan ke dalam mixer dan pada saat bersamaan chlorobenzen dimasukkan pula, tekanan di

    dalam mixer adalah 200 atm. Dari mixer campuran chlorobenzen

    dengan amoniak dilewatkan ke preheater kemudian masuk ke

    reaktor dengan suhu reaksi 235 °C dan tekanan 200 atm. Pada

    reaksi ini ammonia cair yang digunakan adalah berlebihan. Dengan

    menggunakan katalis tertentu, reaksi yang terjadi adalah sebagai

     berikut :

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    4/24

    C6H5Cl + 2 NH3  C6H5 NH2+ NH4Cl

    Pada proses aminasi chlorobenzen, hasil yang diperoleh

     berupa nitro anilin dengan yield yang dihasilkan adalah 96%.

    2)  Reduksi Nitrobenzen

    Aniline dapat dibuat dengan cara mereduksi Nitrobenzene

    dengan campuran Fe dan HCl, menurut reaksi sebagai berikut :

    + 6H+ Fe + HCl + 2H2O

    Sifat Fisis Anilin

    1) 

    Berat molekul 93,128 g/mol

    2)  Temperatur kritis 699 K

    3)  Tekanan kritis 53,09 bar

    4) 

    Volume kritis 270 cm3/mol

    5)  Titik lebur 267,13 K

    6)  Titik didih 457,6 K

    7)  Panas penguapan 41,84 kJ/mol

    8)  Speciific gravity 60 F 1,023553

    9) 

    Berupa zat cair seperti minyak

    10) Sukar larut dalam air

    11) 

    Indeks bias 1.58

    Sifat Kimia Anilin

    1)  Larut pada pelarut organik dengan baik, larut pada air dengan

    tingkat kelarutan 3,5 % pada 25 C

    2)  Anilin adalah basa lemah (Kb = 3,8 x 10^ -10)

    3)  Halogenasi senyawa anilin dengan brom dalam larutan sangat

    encer menghasilkan endapan 2, 4, 6 tribromo anilin.

    NO2 

    nitrobenzene

    NH2 

    anilin

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    5/24

    4)  Pemanasan anilin hipoklorid dengan senyawa anilin sedikit

     berlebih pada tekanan sampai 6 atm menghasilkan senyawa

    diphenilamine.

    5) 

    Hidrogenasi katalitik pada fase cair pada suhu 135  –   170oC dan

    tekanan 50  –   500 atm menghasilkan 80% cyclohexamine

    (C6H11 NH2). Sedangkan hidrogenasi anilin pada fase uap dengan

    menggunakan katalis nikel menghasilkan 95% cyclohexamine.

    6) 

     Nitrasi anilin dengan asam nitrat pada sushu -20oC menghasilkan

    mononitroanilin, dan nitrasi anilin dengan nitrogen oksida cair

     pada suhu 0oC menghasilkan 2, 4 dinitrophenol.

    Kegunaan Anilin

    1)  Bahan bakar roket.

    2)  Pembuatan zat warna diazo.

    3) 

    Obat-obatan

    4)  Bahan peledak

    5)  Sebagai bahan plastic

    6) 

    Sebagai bahan pembuat cat

     b.  Anhidrida asam asetat

    Anhidrida asam asetat, adalah salah satu anhidrida asam paling

    sederhana. Rumus kimianya adalah (CH3CO)2O. Anhidrida asetat

    merupakan senyawa yang tidak berwarna, berbentuk

    cair . Massa jenisnya 1,081 gram/mL; titi k lebur -73ºC ; titik

    didih 140 ºC; berat molekul 102,09 gram/mol. Bila dilarutkandalam air akan langsung bereaksi membentuk asam asetat, dan sangat

    larut dalam alkohol dan eter. Merupakan asam yang kuat,

    sehingga uapnya menyebabkan iritasi pada mata apabila

    terhirup akan menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan. Mudah

    terbakar pada Flash pt. – 54ºC . Senyawa ini tidak berwarna dan berbau

    cuka karena reaksinya dengan kelembapan di udara membentuk asam

    asetat. Anhidrida asetat dihasilkan melalui reaksi kondensasi asam

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anhidrida_asam&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Rumus_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Rumus_kimiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anhidrida_asam&action=edit&redlink=1

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    6/24

    asetat.Selain itu, anhidrida asetat juga dihasilkan melalui reaksi asetil

    klorida dengan natrium asetat.

    Anhidrida asetat dihasilkan melalui reaksi kondensasi asam

    asetat, sesuai persamaan reaksi

    25% asam asetat dunia digunakan untuk proses ini. Selain itu,

    anhidrida asetat juga dihasilkan melalui reaksi asetil

    klorida dengan natrium asetat. 

    Sifat Fisis Anhidrida Asam Asetat

    1)  Cairan tidak berwarna (bening)

    2)  Mudah menguap

    3) 

    Berat jenis : 1,08 gr/Ml

    4)  Memiliki titik didih : 139,6oC

    5)  Memiliki titik leleh : -73oC

    6) 

    Memiliki bau yang khas

    Sifat Kimia Anhidrida Asam Asetat

    1)  Mudah larut dalam air

    2)  Hidrolisis anhidrida asam asetat menghasilkan asam karboksilat

    CH3CO)2O + H2O → CH3COOH + CH3COOH

    3)  Bereaksi dengan alcohol dan fenol membentuk ester

    (CH3CO)2O + CH3OH → (CH3)2CO + CH3COOH(CH3CO)2O + OH → C6H5COOCH3 + CH3COOH

    Kegunaan Anhidrida Asam Asetat

    1) 

    Sebagai pelarut

    2)  Untuk membuat selulose asetat

    3)  Untuk membuat berbagai macam ester dan zat warna

    4) 

    Digunakan sebagai zat pengasetilasi

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Reaksi_kondensasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asetil_kloridahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asetil_kloridahttp://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_asetathttp://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Acetic_acid_condensation.svghttp://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_asetathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asetil_kloridahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asetil_kloridahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Reaksi_kondensasi&action=edit&redlink=1

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    7/24

    2.  Bahan Tambahan

    a.  Benzene (sebagai katalis) 

    Benzena merupakan senyawa aromatis yang paling sederhana.

    Rumus umun benzene adalah C6H6.

    Sifat Fisik Benzena

    1)  Zat cair tidak berwarna

    2) 

    Memiliki bau yang khas

    3)  Mudah menguap

    4)  Tidak larut dalam pelarut polar seperti air air, tetapi larut dalam

     pelarut organikseperti eter dan tetraklorometana

    5)  Titik Leleh : 5,5 derajat Celsius

    6)  Titik didih : 80,1derajat Celsius

    7)  Densitas : 0,837

    Sifat Kimia Benzena

    1)  Bersifat kasinogenik (racun) 

    2) 

    Merupakan senyawa nonpolar  

    3)  Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar dengan menghasilkan

     banyak jelaga 

    4)  Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi. 

    (untuk mengetahui beberapa reaksi subtitusi pada benzene)

    5) 

    Sukar Mengalami Adisi

    Benzena bila direaksikan dengan gas hidrogen akan

    mengalami reaksi adisi tetapi reaksi akan berjalan lambat walaupundilakukan pada suhu tinggi dan katalis Ni.

    H2 

    C

    H2 –  C C – H2 

    + 3 H2  Ni

      H2  –  C C –  H2 

    C

    H2 

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    8/24

    6)  Mudah Tersubtitusi

    a)  Halogenasi : C6H6 + Cl2  C6H5C l + HCl

     b) 

    Akilasi dengan katalis FeCl3 : C6H6 + R-Cl C6H5R +

    HCl

    c)   Nitrasi : C6H6 + HNO3 H2SO4  C6H5 NO2  + H2O

    d)  Asilasi: C6H6 + CH3 C Cl AlCl3  C6H5COCH3 + HCl

    O 80C

    Kegunaan Benzena

    1)  Benzena digunakan sebagai pelarut.

    2) 

    Benzena juga digunakan sebagai prekursor dalam pembuatan obat,

     plastik, karet buatan dan pewarna.

    3)  Benzena digunakan untuk menaikkan angka oktana bensin.

    4)  Benzena digunakan sebagai pelarut untuk berbagai jenis zat. Selain

    itu benzena juga digunakan sebagai bahan dasar membuat stirena

    (bahan membuat sejenis karet sintetis) dan nilon – 66.

    3. 

    Produk

    Acetanilide merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang

    digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin

    digantikan dengan satu gugus asetil. Asetinilida berbentuk butiran

     berwarna putih tidak larut dalam minyak parafin dan larut dalam air

    dengan bantuan kloral anhidrat.

    Acetanilide atau sering disebut phenilasetamida mempunyai rumus

    molekul C6H5 NHCOCH3 dan berat molekul 135,16. Acetalnilide didapat

    dari reaksi antara aniline dengan anhidrida asam asetat kemudian

    dikristalisasi lalu diherkristalisasi. Acetalnilide merupakan senyawa yang

    mempunyai rumus molekul C6H9 NO yang digunakan pada pembuatan zat

    celup. 

    Acetalnilide mempuyai rumus bangun :

     NH C CH3

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    9/24

    Sifat Fisik Acetanilide

    a.  Rumus molekul : C6H5 NHCOCH3 

     b. 

    Berat molekul : 135,16 g/gmol

    c. 

    Titik didih normal : 305 oC

    d.  Titik leleh : 114,16 oC

    e. 

    Berat jenis : 1,21 gr/ml

    f.  Suhu kritis : 843,5oC

    g. 

    Titik beku : 114 oC

    h.  Wujud : padat

    i.  Warna : putih

     j. 

    Bentuk : butiran / Kristal

    Sifat Kimia Acetanilide

    a.  Larut dalam pelarut organic

     b. 

    Mudah menguap

    c.  Pirolysis dari asetanilida menghasilkan N-diphenil urea, anilin,

     benzena dan hydrocyanic acid.

    d. 

    Asetanilida merupakan bahan ringan yang stabil dibawah kondisi

     biasa, hydrolisa dengan alkali cair atau dengan larutan asam mineral

    cair dalam kedaan panas akan kembali ke bentuk semula.

    e.  Adisi sodium dalam larutan panas Asetanilida didalam xilena

    menghasilkan N-Sodium derivative.

    C6H5 NHCOCH3 + HOH C6H5 NH2 + CH3COOH

    f.  Bila dipanaskan dengan phospor pentasulfida menghasilka Thio

    Asetanilida ( C6H5 NHC5CH3 ).g.

     

    Bila di treatmen dengan HCl, Asetanilida dalam larutan asam asetat

    menghasilkan 2 garam ( 2 C6H5 NHCOCH3 ).

    h.  Dalam larutan yang memgandung pottasium bicarbonat menghasilkan

     N- bromo asetanilida.

    i.   Nitrasi asetanilida dalam larutan asam asetat menghasilkan p-nitro

    Asetanilida.

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    10/24

      Kegunaan Produk Acetalnilide

    a.  Sebagai bahan baku pembuatan obat –  obatan

     b. 

    Sebagai zat awal penbuatan penicilium

    c. 

    Bahan pembantu dalam industri cat dan karet

    d.  Bahan intermediet pada sulfon dan asetilklorida

    e. 

    Sebagai penstabil peroksida

    4.  Metode Proses

    a.  Pembuatan asetanilida dari asam asetat anhidrid dan aniline 

    Larutan benzen dalam satu bagian anilin dan 1,4 bagian asam

    asetat anhidrat direfluks dalam sebuah kolom yang dilengkapi dengan

     pelindung sampai tidak ada anilin yang tersisa. 

    2 C6H5 NH2 + ( CH2CO )2O → 2C6H5 NHCOCH3 + H2O

    Campuran reaksi disaring, kemudian kristal dipisahkan dari air

     panasnya dengan pendinginan, sedangkan filtratnya direcycle kembali.

    Pemakaian asam asetatanhidrad dapat diganti dengan asetil klorida.

     b.  Pembuatan asetanilida dari asam asetat dan anilin

    Metode ini merupakan metode awal yang masih digunakan

    karena lebih ekonomis. Anilin dan asam asetat berlebih 100 %

    direaksikan dalam sebuah tangki yang dilengkapi dengan pengaduk.

    C6H5 NH2 + CH3COOH →  C6H5 NHCOCH3 + H2O

    Reaksi berlangsung selama 6 jam pada suhu 150oC  –   160oC.

    Produk dalam keadaan panas dikristalisasi dengan menggunakan

    kristalizer.

    c. 

    Pembuatan asetanilida dari ketene dan anilinKetene ( gas ) dicampur kedalam anilin di bawah kondisi yang

    diperkenankan akan menghasilkan asetanilida.

    C6H5 NH2 + H2C=C=O C6H5 NHCOCH3

    d. 

    Pembuatan asetanilida dari asam thioasetat dan aniline

    Asam thioasetat direaksikan dengan anilin dalam keadaan dingin

    akan menghasilkan asetanilida dengan membebaskan H2S.

    C6H5 NH2 + CH3COSH C6H5 NHCOCH3 + H2S

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    11/24

    5.  Operasi Pemisahan Pada Pembuatan Acetanilide

    Pada pembuatan acetanilide operasi pemisahan dilakukan dengan

    kristalisasi. Kristalisasi adalah proses pemisahan zat dari campurannya

     berdasarkan pembentukan bahan padat (kristal). Kristal adalah bahan padat

    dengan susunan molekul tersebut.

    a. 

    Mekanisme Pembentukkan Kristal

    1)  Pembentukan Inti

    Inti kristal adalah partikel-partikel kecil bahkan sangat kecil

    yang dapat terbentuk secara cara memperkecil kristal-kristal yang

    ada dalam alat kristalisasi atau dengan menambahkan benih kristal

    ke dalam larutan lewat jenuh.

    2)  Pertumbuhan Kristal

    Pertumbuhan kristal merupakan gabungan dari dua proses yaitu :

    a)  Transportasi molekul-molekul atau (ion-ion dari bahan yang

    akan di kristalisasikan) dalam larutan kepermukaan kristal

    dengan cara difusi. Proses ini berlangsung semakin cepat jika

    derajat lewat jenuh dalam larutan semakin besar.

     b) 

    Penempatan molekul-molekul atau ion-ion pada kisi kristal.

    Semakin luas total permukaan kristal, semakin banyak bahan

    yang di tempatkan pada kisi kristal persatuan waktu.

     b.  Syarat-syarat Kristalisasi

    1) 

    Larutan harus jenuh

    Larutan yang mengandung jumlah zat berlarut berlebihan

     pada suhu tertentu, sehingga kelebihan itu tidak melarut lagi. Jenuh berarti pelarut telah seimbang zat terlarut atau jika larutan tidak

    dapat lagi melarutkan zat terlarut, artinya konsentrasinya telah

    maksimal kalau larutan jenuh suatu zat padat didinginkan perlahan-

    lahan, sebagian zat terlarut akan mengkristal, dalam arti diperoleh

    larutan super jenuh atau lewat jenuh.

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    12/24

    2)  Larutan harus homogeny

    Partikel-partikel yang sangat kecil tetap tersebar merata

     biarpun didiamkan dalam waktu lama.

    3) 

    Adanya perubahan suhu

    Penurunan suhu secara dratis atau kenaikan suhu secara dratis

    tergantung dari bentuk kristal yang didinginkan.

    c. 

    Metode-metode Kristalisasi

    1)  Pendinginan 

    Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang dratis

    dengan menurunnya temperatur, kondisi lewat jenuh dapat dicapai

    dengan pendinginan larutan panas yang jenuh.

    2)  Pemanasan 

    Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang sedikit

    dengan menurunnya suhu. Kondisi lewat jenuh dapat dicapai

    dengan penguapan sebagian pelarut. 

    3)  Pemanasan dan Pendinginan 

    Metode ini merupakan gabunga dari dua metode diatas.

    Larutan panas yang Jenuh dialirkan kedalam sebuah ruangan yang

    divakumkan. Sebagian pelarut menguap, panas penguapan diambil

    dari larutan itu sendiri, sehingga larutan menjadi dingin dan lewat

     jenuh. Metode ini disebut kristalisasi vakum. 

    4) 

    Penambahan bahan (zat) lain. 

    Untuk pemisahan bahan organic dari larutan seringkali

    ditambahkan suatu garam. Garam ini larut lebih baik daripada bahan padat yang dinginkan sehinga terjadi desakan dan membuat

     baha padat menjadi terkristalisasi.

    d. 

    Proses Kristalisasi Pada Pembekuan (Fase Cair-Padat)

    1)  Dalam keadaan cair atom-atom tidak memiliki susunan teratur dan

    selalu mudah bergerak, temperaturnya relative lebih tinggi dan

    memiliki energi yang cukup untuk mudah bergerak.

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    13/24

    2)  Dengan turunnya temperatur maka energi atom aka semakin

    rendah, makin sulit bergerak dan mulai mengatur kedudukannya

    relatif terhadap atom lain, mulai membentuk inti kristal pada

    tempat yang relative leih tinggi.

    3)  Inti akan menjadi pusat kristalisasi, dengan makin turun

    temperature makin banyak atom yang ikut bergabung dengan inti

    yang sudah ada atau membentuk inti baru.

    e.  Ukuran Kristal

    Ukuran kristal tergantung dari kecepatan pembentukkan inti

    kristal (partikel kristal yang amat kecil, yang terbentuk secara spontan

    akibat dari keadaan larutan yang lewat jenuh) dan pertumbuhan kristal,

    artinya tergantung pada kondisi kristalisasi.

    f. 

    Herkristalisasi

    Herkristalisasi adalah pemurnian suatu zat padat dari

    campuran/pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat

    tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang cocok. Prinsip

    herkristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan

    dimurnikan dengan kelarutan zat pencampur/pencemarnya. Larutan

    yang terjadi dipisahkan satu sama lain, kemudian larutan zat yang

    diinginkan dikristalkan dengan cara menjenuhkannya.

    g.  Langkah-langkah Kristalisasi

    1) 

    Larutan sample zat padat dilarutkan dalam pelarut panas.2)

     

    Bubuhkan sedikit norit.

    3)  Larutan tersebut dijenuhkan kembali.

    4)  Saring kembali dengan pemanas air.

    5) 

    Didinginkan larutan tersebut hingga es mencair.

    6)  Saring kristal tersebut.

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    14/24

    h.  Prinsip Kristalisasi dapat dianalisa melalui sudut pandang yaitu: 

    1)  Kemurnian hasil

    Sebagian besar cairan induk yan terkandung terpisah

    (dipisahkan) dari kristal dengan cara filtrasi dan sentry fungsi,

    sedang sisanya dikeluarkan dengan mencucinya dengan pelarut

    encer. Efekifitas langkah pemurnian tergantung pada ukuran dan

    keseragaman kristal.

    2) 

    Perolehan 

    Pada kebanyakan proses kristalisasi , kristal dan cairan induk

     berada pada waktu yang cukup lama sehingga mencapai

    keseimbangan, dan cairan induk itu jenuh pada suhu akhir proses

    itu. Perolehan dari proses itu dapat dihitung dari konsentrasi

    larutan awal dan kelarutan pada suhu akhir. Selama proses itu

    terjadi penguapan yang cukp besar, kuantitasnya harus diketahui

    atau dapat diperkirakan, oleh karena kuantitas yang terakhir ini

    tetap berada dalam fase zat cair selama berlangsungnya kristalisasi.

    3)  Laju nukleasi 

    Adalah banyaknya partikel baru yang terbentuk persatuan

    waktu persatuan volume magma atau larutan induk bebas zat padat.

     Nukleasi digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu nukleasi palsu,

    nukleasi primer, dan nukleasi sekunder. 

    4)  Laju pertumbuhan 

    Adalah suatu proses difusi, yang dimofikasi oleh pengaruh

     permukaan padat pada tempat pertumbuhan itu berlangsung.

    Molekul-molekul atau ion-ion zat terlarut mencapai muka kristalyang tumbuh itu dengan cara difusi melalui fase zat cair.

    6.  Kelebihan dan Kekurangan Metode Proses

    a. 

    Kelebihan

    1)  Reaksinya sederhana

    2)  Proses reaksi berlangsung cepat karena menggunakan katalis yaitu

    dengan penambahan benzene. 

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    15/24

     b.  Kekurangan

    1)  Hasil yang didapat atau bubuk acetalnilide yang didapatkan dari

     praktikum lebih sedikit

    2) 

    Biayanya lebih mahal karena menggunakan katalis

    7.  Diagram Alir Proses

    E.  Alat dan Bahan

    1.  Alat

    a. Statif h. Pemanas listrik (hitter)

     b. Labu didih i. Klem

    c. Thermometer j. Cooler

    d. Selang k. Saringan pemanase. Corong l. Bunzen

    f. Beaker glass m. Spatel

    g. Pengaduk n. Erlenmeyer

    Bahan

    a. Aniline (sebagai bahan baku)

     b. Benzene (sebagai katalis)

    Pemanasan campuran

    hingga mendidih

    dipemanas listrik

    Pendinginan dalam

     beaker glass yang

     berisi es

    Penjenuhan

    dan Pemisahan

    larutan

    Penyaringan kristal

    dengan kertas saringPengeringan di

    ovenPerhitungan

    Pendinginan hingga

    muncul kristal Herkristalisasi

    dengan karbon

    Pemanasan

    selama 30

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    16/24

    c. Anhidrida asam asetat (sebagai bahan baku)

    d. Es batu

    F. 

    Prosedur

    1.  5 gram anilin dicampurkan dengan 20cm3 benzene. 

    2. 

    Campuran dimasukkan ke dalam labu alas bulat yang memiliki pendingin

    tegak. 

    3. 

    Campuran dalam labu alas bulat dipanaskan di atas pemanas listrik sampai

    mendidih. 

    4.  Larutan anhidrida asam asetat sebanyak 6 gram dimasukkan ke dalam

    cairan yang mendidih sedikit demi sedikit melalui dinding pendingin. 

    5.  Reaksi eksoterm, maka akan terlihat mendidih lebih keras.  

    6.  Jika cairan mendidih terlalu keras, sebaiknya pemanasan dikurangi. 

    7.  Campuran dipanaskan kembali selama 30 menit setelah anhidrida asam

    asetat telah dibubuhkan semua. 

    8.  Cairan yang masih panas dituangkan ke dalam beaker glass yang berisi es

     batu. 

    9. 

    Kristal yang terbentuk diherkristalisasi dengan karbon aktif. 

    10. Dihitung rendemen teoritis dari hasil yang didapatkan 

    G.  Rangkaian Alat

    Gambar : Pemanas dan Penambahan anhidrida asam cuka

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    17/24

     

    Gambar : Penyaringan dan saringan pemanas

    H.  Data Pengamatan

    1.  Anilin

    m = 5 gram 

    ρ  = 1.02 gr/ml

    v =

    ρ =

     = 4,90 ml

    n = 

     = 

     = 0,054 mol

    2. 

    Anhidrida Asam Asetat

    m = 6 gram

    ρ = 1.08 gr/ml

    v = 

    ρ =

     = 5,55 ml

    n = 

     =

     = 0,059 mol

    3. 

    Benzena

    v = 20 cm3 = 20 ml

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    18/24

    4.  Reaksi pembentukan acetanilide

    C6H5 NH2 + (CH3CO)2O → C6H5 NHCOCH3 + CH3COOH

    M 0,054 0,059

    R 0.054 0.054 0.054 0,054

    S -- 0,005 0,054 → mol teoritis 

    Mol Acetanilide teoritis = 0.054 x Mr

    = 0.054 x 135 gr/mol

    = 7.29 gram

    P = (Berat cawan+berat kertas saring+kristal acetanilide) - (berat cawan

    kosong+berat kertas saring)

    = 110,93 gr –  106,805 gr

    = 4,125 gr

    Mol Acetanilide randemen =

     × 100%

    =

     × 100%

    = 56,58% 

    I.  Pembahasan

    Asetilasi didalam praktikum ini merupakan proses substitusi gugs

    atom H dan NH2 pada anilin dengan gugus asetil yang berasal dari gugus

    anhibrida.bahan baku yang digunakan adalah aniline (sebagai katalis tipe

    homogen karena fasenya sama-sama cair yang memberikan reaksi

    alternatif untuk mendapatkan jalan reaksi dengan energi aktivasi yang

    lebih rendah).

    Sintesis asetanilida dilakukan dengan mencampurkan 5gr/5ml

    aniline, 6 gr / 5,55 ml asetat anhidrida, 20 ml benzene kedalam labu alas

     bulat 500 ml yang dilengkapi dengan pendingin.

    Proses selanjutnya yaitu campuran tersebut direfluks selama 30

    menit.proses refluks memiliki dua fungsi yaitu untuk mempecepat reaksi

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    19/24

    karena adanya proses pemanasan,pemanasan akan meningkatkan suhu

    dalam sistem sehingga tumbukan antara molekul akan lebih banyak dan

    cepat yang menyebabkan reaksi berlangsung cepat. Fungsi yang kedua

    yaitu untuk menyempurnakan reaksi. Pada saat pelarut yang digunakan

    mulai menguap maka konsentrasi larutan dalam labu akan meningkat.

    Setelah proses refluks selesai tuangkan larutan sambil diaduk secara

    cepat kedalam beaker glass yang berisi es agar diperoleh kristal

    asetanilida. Tujuan pendinginan dengan air ini agar diperoleh padatan

    kristal asetanilida. Pada proses ini diperoleh kristal berwarna kekuning-

    kuningan yang mengindikasikan adanya pengotor didalamnya, yaitu sisa

    reaktan ataupun hasil samping reaksi.asetanilida yang telah larut kemudian

    ditambahkan karbon aktif. Kemudian larutan dijenuhkan dengan cara

    dipanaskan diatas pemanas kaki tiga. Larutan ini dijenuhkan agar

    memenuhi syarat kristalisasi.lalu setelah jenuh larutan dipisahkan pada

    saat penyaringan panas menggunakan corong yang telah dipanaskan dan

    dilengkapi kertas saring.

    Rekristalisasi dilakukan untuk memurnikan zat yang telah

    didapatkan dimana asetanilida yang diperoleh masih mengandung

     pengotor. Pada proses rekristalisasi kelarutan pengotor lebih kecil daripada

    senyawa yang dimurnikan sehinnga pengotor dapat dipisahkan dengan

    kertas saring pada penyaring panas. Penyaringan dilakukan pada kondisi

     panas agar produk hasil sintestis yang berupa kristal tidak ikut tersaring

    karena larut pada suhu tersebut sehingga hanya tersisa pengotor pada

    kertas saring. Filtrat yang diperoleh kemudian didinginkan dengan pelan-

     pelan dan dimasukan kedalam beaker glass berisi es. Bila selama pendinginan selama 25 menit tidak muncul kristal, maka gores-goreskan

    dinding erlenmeyer untuk merangsang terbentuknya kristal.

    Kristal yang terlah terbentuk disaring menggunakan corong gelas

    dilengkapi kertas saring. Kristal yang diperoleh selanjutnya dikeringkan

    dengan oven pada suhu 1000C selama 5-10 menit untuk menghilangkan

    uap air yang masih terkandung dalam kristal. Kristal asetanilida yang telah

    kering ditimbang untuk mengetahui beratnya.hasil akhir berat kristal

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    20/24

    asetanilida sebesar 4,125 gram sempel yang diperoleh berupa kristal

     berwarna putih salju yang menandakan asetanilida yang diperoleh murni.

    J. 

    Kesimpulan

    1.  Acetanilide pada praktikum ini dibuat dari reaksi antara anilin dengan

    asam asetat anhidrat dan (benzene sebagai katalis). Produknya berupa

    kristal yang dimurnikan dengan kristalisasi. 

    2. 

    Asetilasi merupakan proses substitusi gugus atom H dari NH2 pada

    aniline dengan gugus asetil yang berasal dari gugus anhibrida. 

    3.  Pemurnian kristal asetanilid dilakukan dengan proses herkristalisasi

    dan menggunakan karbon aktif atau norit sebagai pengikat kotoran. 

    4.  Kristal asetanilid yang didapat berwarna putih agak kekuningan, hal ini

    kemungkinan disebabkan oleh adanya pengotor didalam bahan baku

    dan peralatan yang digunakan. Atau proses penyerapan kotoran yang

    kurang sempurna pada saat herkristalisasi. 

    5.  Penggunaan karbon aktif (norit) harus secara tepat dan dalam jumlah

    yang sesuai agar dapat bekerja optimum untuk menarik zat warna dan

    kotoran yang tercampur dalam larutan. 

    6.  Pada penggunaan corong panas , corong harus dalam kondisi yang

     benar-benar panas agar kotoran dan zat warna dapat disaring dengan

    sempurna dan kristal tidak tertinggal di dalam corong. 

    7.  Pemasangan dan penggunaan alat harus secara tepat agar didapat hasil

    yang baik. 

    8.  Hasil rendemen yang diperoleh adalah 56,58 % dimana dihasilkan

    sebanyak 4,125 gram Kristal acetanilide secara praktis dan 7,29 gramsecara teoritis. 

    9.  Asetanilida yang dihasilkan murni karena berwarna putih. Asetanilida

    digunakan sebagai anti piretik (zat penurun panas), zat analgesik. 

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    21/24

    K.  Tugas

    1.  Analisa 5 (lima) kesalahan?

    a.  Pada saat penambahan anhidrida asam asetat, campuran mendidih

    terlalu keras. 

     b.  Pada saat pemanasan jangan sampai terlalu jenuh, karena Kristal

    asetanilide akan larut dalam keadaan panas sehingga akan berakibat

    kristal yg di dapat menjadi sedikit. 

    c.  Kristal yang didapat masih terdapat kotoran hal ini disebabkan

    kurangnya penambahan norit pada saat sebelum pemanasan sehingga

    kotoran-kotoran yang terkandung dalam larutan tidak terikat sempurna

    oleh norit.d.  Pada saat penyaringan kristal masih banyak kristal yang tertinggal di

    erlenmeyer plastik.

    e.  Pada saat pemanasan di oven terlalu lama sehingga banyak kristal yang

    hilang.

    2.  Fungsi masing-masing bahan?

    a. 

    Anilin1)

     

    Bahan bakar roket.

    2)  Pembuatan zat warna diazo.

    3)  Obat-obatan

    4)  Bahan peledak

    5)  Sebagai bahan plastic

    6)  Sebagai bahan pembuat cat

     b. 

    Benzene

    1)  Benzena digunakan sebagai pelarut.

    2)  Benzena juga digunakan sebagai prekursor dalam pembuatan obat,

     plastik, karet buatan dan pewarna.

    3)  Benzena digunakan untuk menaikkan angka oktana bensin.

    4)  Benzena digunakan sebagai pelarut untuk berbagai jenis zat. Selain

    itu benzena juga digunakan sebagai bahan dasar membuat stirena

    (bahan membuat sejenis karet sintetis) dan nilon – 66.

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    22/24

    c.  Anhidrida asam asetat

    1)  Sebagai pelarut

    2) 

    Untuk membuat selulose asetat

    3) 

    Untuk membuat berbagai macam ester dan zat warna

    4)  Digunakan sebagai zat pengasetilasi

    3.  Mekanisme reaksi pembentukan?

    Mekanisme reaksi pembuatan Asetanilida disebut juga dengan reaksi

    asilasi amida yang diberikan oleh Fessenden. Mula –  mula anilin bereaksi

    dengan asam asetat membentuk suatu amida dalam keadaan transisi,

    kemudian diikuti dengan reduksi H2O membentuk asetanilida.

    4.  Mengapa digunakan pendingin tegak? (3 alasan)

    a.  karena uap yang terbentuk akan mengembun kembali sehingga akan

    mengalir ke labu alas bulat sehingga mengurangi konsentrasi senyawa

    yang menghilang akibat pemanasan.

     b.  agar reaksi berjalan sempurna

    c.  karena untuk meminimalis senyawa yang hilang dan diperoleh hasil

    yang maksimal.

    5. 

    Apa fungsi corong pemanas & corong biasa?

    Untuk memisahkan campuran larutan yang memiliki kelarutan yang

     berbeda. Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi. Bedanya: corong

     panas terbuat dari kaca yang tahan terhadap panas, corong biasa tidak

    tahan terhadap panas.

    6.  Apa perbedaan asam asetat anhidrida dengan asam asetat glacial?

    Asam asetat sangat berbeda dengan asetat anhidrida baik dari sifat

    fisik dan kimia, namun keduanya sama-sama dari golongan karboksilat

    hanya saja asetat anhidrida memiliki golongan lebih spesifik lagi yakni

    anhidrida.

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    23/24

     

    Asetat anhidrida merupakan golongan anhidrida yakni mempunyai

    rumus R-CO-O-CO-R’ ,pada asetat anhidrida R dan R’ adalah CH3 

    (metil).

    7.  Dapatkah asam asetat anhidrida diganti dengan asam asetat glacial?

    Asam asetat anhidrida diganti dengan asam asetat glacial. Selain

    dengan asam asetat anhidrida, acetanilide dapat juga didapatkan dengan

    mereaksikan aniline dengan asam asetat glacial.

    8.  Sebutkan dan jelaskan pembuatan acetanilide dari bahan-bahan lain?

    a.  Pembuatan asetanilida dari asam asetat anhidrid dan aniline

    Larutan benzene dalam satu bagian anilin dan 1,4 bagian asam

    asetat anhidrad direfluk dalam sebuah kolom yang dilengkapi dengan

     jaket sampai tidak ada anilin yang tersisa.

    2 C6H5 NH2 + (CH2CO)2O 2C6H5 NHCOCH3 + H2O

    Campuran reaksi disaring, kemudian kristal dipisahkan dari

    air panasnya dengan pendinginan, sedangkan filtratnya direcycle

    kembali. Pemakaian asam asetat anhidrad dapat diganti dengan asetil

    klorida.

     b. 

    Pembuatan asetanilida dari asam asetat dan aniline

    Metode ini merupakan metode awal yang masih digunakan

    karena lebih ekonomis. Anilin dan asam asetat berlebih 100 %

    direaksikan dalam sebuah tangki yang dilengkapi dengan pengaduk.

    C6H5 NH2 + CH3COOH C6H5 NHCOCH3 + H2O

    Reaksi berlangsung selama 6 jam pada suhu 150oC  –   160oC.

    Produk dalam keadaan panas dikristalisasi dengan menggunakan

    kristalizer.

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Acetanilide 2

    24/24

    c.  Pembuatan asetanilida dari ketene dan aniline

    Ketene (gas) dicampur kedalam anilin di bawah kondisi yang

    diperkenankan akan menghasilkan asetanilida.

    C6H5 NH2 + H2C=C=O C6H5 NHCOCH3 

    d.  Pembuatan asetanilida dari asam thioasetat dan aniline

    Asam thioasetat direaksikan dengan anilin dalam keadaan dingin

    akan menghasilkan asetanilida dengan membebaskan H2S.

    C6H5 NH2 + CH3COSH C6H5 NHCOCH3 + H2S

    L. 

    Daftar Pustaka

    Fessenden and Fessenden. 1987. Kimia Organik Jilid II, edisi IV . Jakarta;

    Erlangga.

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27003/4/Chapter%20II.pdf

    http://www.academia.edu/4880656/ASETILASI_PEMBUATAN_ASETALIN

    IDA

    hhtp://www. Asetanilida « Kimiadotcom’s Weblog.htm 

    www.wikipedia.org/wiki/Acetanilide

    Dr.Ir. Lienda Handojo, M.Eng. “Teknologi Kimia”. Pt.Pradnya

    Paramitha,Jakarta.

    Modul praktikum kimia organik.

    http://www.wikipedia.org/wiki/asetanilidahttp://www.wikipedia.org/wiki/asetanilida