laporan akhir praktikum 2 agung

Upload: agung-andayani

Post on 09-Oct-2015

476 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

analisis fisika kimiaa uyeaaah

TRANSCRIPT

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS FISIKO KIMIAREAKSI- REAKSI PENDAHULUAN GOLONGAN ALKOHOL, FENOL DAN ASAM KARBOKSILAT

KELAS PRAKTIKUM SENIN/10.00-13.00

Disusun Oleh :AGUNG ANDAYANI 260110110042

LABORATORIUM ANALISIS FISIKO KIMIAFAKULTAS FARMASI UNPADJATINANGOR2013

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUMREAKSI-REAKSI PENDAHULUAN GOLONGAN ALKOHOL, FENOL DAN ASAM KARBOKSILATSenin, 16 September 2013

I. PRINSIP DAN REAKSIA. ALKOHOLGolongan alcohol adalah senyawa yang memiliki paling tidak satu gugus hidroksil yang terikat pada rantai alifatik. Prinsip reaksi identifikasi untuk golongan alcohol adalah : Terbentuk ester jika ditambahkan asam karboksilat yang dapat diamati dari aromanya

B. FENOLGolongan Fenol adakah senyawa yang memiliki paling tidak satu gugus hidroksil yang terikat pada cinicn aromatic. Prinsip reaksi identifikasi untuk golongan fenol adalah : Ditambah larutan FeCl3 terbentuk kompleks berwarna Pengkopelan dengan kompleks diazotasi Ditambah Marquis terbentuk kompleks berwarnaC. ASAM KARBOKSILATGolongan asam karboksilat adalah senyawa yang memiliki gugus karboksilat pada rantai alifatik atau aromatic. Prinsip reaksi untuk golongan asam adalah : Asam dapat memerahkan kertas lakmus biru Senyawa asam dapat tersublimasi jika dipanaskan Asam dapat teresterkan dengan alcohol

II. DATA PENGAMATAN DAN REAKSIEtanolTabel Data Pengamatan Identifikasi EtanolNo.ReagensiaPengamatanGambar

1.Esterifikasi1 ml etanol + asam salisilat + 1 tetes asam sulfat kemudian dipanaskan terbentuk larutan dengan bau khas gandapura

1 ml etanol + asam benzoat + 1 tetes asam sulfat kemudian dipanaskan dan terbentuk larutan dengan bau khas pisang

2.K2Cr2O7Terbentuk larutan berwarna biru terang

ReaksiEsterifikasi + CH3CH2OH + H2OAsam benzoate etanol etil benzoate(Fessenden II, 1986).

+ CH3CH2OH + H2O

Asam salisilat etanol etil salisilat(Fessenden II, 1986).

Reaksi Etanol dengan Kalium dikromat

K2Cr2O7 + 4H2SO4 + 3CH3CH2OH K2SO4 + 7H2O + 3CH3CHO ( Svehla, 1985 ) MentolTabel Data Pengamatan Identifikasi MentolNoReagensiaPengamatanGambar

1.OrganoleptisKristal jarum bening beraroma pepermin

2.H2SO4 + VanilinVanilin dilarutkan dengan asam sulfat pekat dan terbentuk larutan berwarna kuning kemudian ditetesi ke dalam mentol dan terbentuk larutan berwarna merah darah yang lama-kelamaan menjadi warna ungu

ReaksiReaksi mentol dengan vanillin sulfat (Svehla, 1985 )

FenolTabel Data Pengamatan Identifikasi FenolNoReagensiaPengamatanGambar

1.FeCl3Terbentuk larutan berwarna hijau kehitaman, terdapat fase minyak

2.p-DABSetelah dilarutkan dengan air terbentuk 2 fase, kemudian ditambahkan p-DAB dan perlahan-lahan terbentuk fase berwarna kuning dan bening

3.MarquisDitambah formalin terbentuk larutan berwarna bening-orange kemudian ditambah asam sulfatpekat terbentuk endapan berwarna pink

4. K2Cr2O7Terbentuk larutan berwarna orange dan terbentuk fase minyak

Reaksi Reaksi Fenol dengan FeCl3 Reaksi fenol dengan K2Cr2O7

(Svehla, 1985 )

NipaginTabel Data Pengamatan Identifikasi NipaginNoReagensiaPengamatanGambar

1.FeCl3Saat zat dilarutkan dengan aquadest tidak larut kemudian dipanaskan dan nipagin larut sempurna. Setelah ditambahkan FeCl3 terbentuk larutan ungu tua

2.HNO3Terbentuk larutan keruh yang disebabkan nipagin tidak larut dalam asam nitrat

ReaksiReaksi Nipagin dengan FeCl3

(Svehla, 1985 )

Reaksi Nipagin dengan HNO3

(Svehla, 1985 )

HidrokinonTabel Data Pengamatan Identifikasi HidrokinonNoReagensiaPengamatanGambar

1.FeCl3Terbentuk larutan berwarna hijau keabu-abuan

2.Pb(CH3COO)2 + NH4OHTerbentuk endapan putih dan larutan berwarna coklat tua

3.NaOHTerbentuk larutan berwarna coklat kehijauan

ReaksiReaksi Hidrokinon dengan FeCl3

(Svehla, 1985 )

Reaksi Hidrokinon dengan NaOH

(Svehla, 1985 )

Asam TartatTabel Data Pengamatan Identifikasi Asam TartatNo.ReagensiaPengamatanGambar

1.

CuSO4

+ NaOHZat setelah dilarutkan air da ditambahkan CuSO4 menghasilkan larutan biru muda

Terbentuk larutan berwarna biru tua

ReaksiReaksi Asam tartat dengan CuSO4

(Svehla, 1985 )

Asam Asetil SalisilatTabel Data Pengamatan Identifikasi AsetosalNo.ReagensiaPengamatanGambar

1.MarquisTerbentuk endapan berwarna pink muda

2.FeCl3Terbentuk larutan berwarna ungu

Reaksi

Asam BenzoatTabel Data Pengamatan Identifikasi Asam BenzoatNo.ReagensiaPengamatanGambar

1.FeCl3Asam benzoate ditambah aquadest terdapat serbuk asam benzoate yang terapung kemudian ditambah FeCl3 terbentuk larutan berwarna jingga kuning

Reaksi

III. PEMBAHASANPada praktikum kali ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi alcohol, fenol dan asam karboksilat dengan prinsip identifikasi yang telah disebutkan diatas. Untuk reaksi identifikasi golongan alcohol yang pertama adalah reaksi identifikasi etanol. Salah satu reaksi yang digunakan untuk mengidentifikasi golongan alkohol adalah reaksi esterifikasi. Reaksi esterifikasi adalah reaksi antara alkohol dan asam karboksilat menghasilkan ester dan air dengan katalis berupa asam. esterifikasi adalah reaksi yang bersifat reversible.Oleh karena itu campuran reaksi adalah suatu campuran kesetimbangan dari pereaksi dan hasil reaksi. Agar ester yang dihasilkan banyak maka reaksi harus didorong kesetimbangan ke arah ester dengan cara menambahkan pereaksi berlebih atau dengan mengeluarkan satu atau kedua hasil reaksi atau dapat pula ditambahkan zat pendehidrasi misalnya asam sulfat H2SO4 . Pada praktikum kali ini sampel yang digunakan adalah etanol, asam salisilat dan asam benzoat dari golongan asam karboksilat dan ditambahkan H2SO4 sebagai katalis dan pendehidrasi. Pertama-tama sediakan dua tabung reaksi . Pada tabung reaksi 1 dilarutkan 1 ml etanol dan ditambahkan asam salisilat sampai larut, kemudian ditambahkan H2SO4 secara perlahan-lahan melewati dinding tabung untuk mencegah penguapan etanol akibat reaksi yang berjalan terlalu cepat akibat penambahan H2SO4 secara langsung. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, H2SO4 merupakan katalisator yang akan mendonorkan H+ untuk berjalannya reaksi dan berfungsi sebagai penghidrasi yang menyerap air agar reaksi tidak begeser ke arah kiri atau terjadi hidrolisis sehingga ester tidak terbentuk. Kedalam tabung 2 ditambahkan asam benzoat, 1 ml etanol dan satu tetes H2SO4, tabung disumbat dengan kapas yang dibalut kain kassa kemudian kedua tabung dipanaskan diatas penangas air yang diletakkan diatas kassa untuk mencegah pemanasan berlebih yang menyebabkan etano2l menguap. Pemanasan ini dilakukan agar reaksi berjalan cepat. Pada saat suhu tinggi menyebabkan molekul molekul memiliki tenaga lebih besar atau sama dengan tenaga aktivasi sehingga mempercepat tumbukan antar molekul yang akan mempercepat reaksi. setelah dipanaskan selama beberapa menit, pada tabung reaksi 1 terbentuk etil salisilat yang memiliki bau khas gandapura, sedangkan tabung reaksi 2 terbentuk etil benzoat yang memiliki bau khas pisang.Reaksi identifikasi etanol yang selanjutnya adalah dengan menggunakan kalium dikromat ( K2Cr2O7 ). Pengujian ini dilakukan dengan cara 1 ml etanol dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan H2SO4 kemudian ditambahkan K2Cr2O7 setelah diamati terbentuk larutan berwarna biru terang. Pada percobaan diperoleh bahwa etanol yang ditambahkan K2Cr2O7 yang merupakan pengoksidasi atau oksidator kuat. setelah pemanasan terjadi perubahan dari warna kuning menjadi warna biru. Ini berarti terjadi reaksi antara alkohol dengan K2Cr2O7. karena K2Cr2O7 adalah oksidator kuat, maka tentunya alkohol dioksidasi.Alkohol terbagi menjadi 3 jenis yaitu alkohol primer, sekunder dan tersier. Strukturnya adalah sebagai berikut:

R-OH

Alkohol primer R R- C- OH

Alkohol sekunder R R- C- OH R Alkohol tersier

Dimana R, R dan R adalah gugus alkil.

Dimana alkohol primer dioksidasi menjadi aldehida kemudian dioksidasi menjadi asam karboksilta. Sedangkan alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton, sedangkan alkohol tersier tidak dapat dioksidasi.Karena etanol merupakan alkohol primer maka tentunya etanol akan dioksidasi menjadi etanal (aldehid) kemudian Asam etanoat.Warna biru yang terbentuk tidak lain adalah perubahan dari K2Cr2O7 yang berwarna kuning menjadi Cr3+ yang berwarna biru .Identifikasi alcohol selanjutnya adalah identifikasi mentol. Secara organoleptis, mentol memiliki bentuk dan aroma yang khas. Mentol berbentuk kristal bening yang aromanya khas seperti pepermin. Tetapi agar data yang diperoleh lebih akurat maka dilakukan uji selanjutnya yaitu uji mentol dengan vanillin dan asam sulfat dengan cara vanillin dilarutkan dengan asam sulfat pekat dan terbentuk larutan berwarna kuning dan setelah vanillin sulfat ditetesi ke dalam etnanol terbntuk pada awalnya larutan berwarna merah muda kemudian lama kelamaan warnanya berubah menjadi ungu.Uji yang dilakukan selanjutnya adalah uji golongan fenol. Fenol adalah kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Senyawa golongan fenol adalah golongan senyawa dengan struktur aromatik dengan mengandung gugus OH pada rantai aromatik. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anionfenoksida C6H5O yang dapat dilarutkan dalam air. Dibandingkan dengan alkoholalifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Uji yang pertama adalah dengan menambahkan larutan FeCl3 kedalam sampel diatas plat tetes kemudian diamati dan terbentuk larutan hijau kehitaman, terdapat fase minyak. Larutan besi ( III ) klorida atau FeCl3 merupakan reagen yang biasa digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan fenol meskipun beberapa enols juga menghasilkan hasil yang positif. Gugus hidroksi ( OH ) yang melekat langsung ke inti aromatic akan terdeteksi oleh FeCl3, tapi reaksi ini tidak akan terjadi terhadap alcohol. Jika posotif fenol maka setelah direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan warna dramatis ungu, biru, merah atau hijau. Uji fenol selanjutnya adalah menggunakan p-DAB atau p-Dimetilaminobenzaldehida dengan cara dibuat larutan zat dalam air, kemudian teteskan di atas plat tetes dan ditambahkan pereaksi p-DAB , amati perubahan yang terjadi. Setelah diamati didapatkan hasil saat fenol dilarutkan dengan air terbentuk 2 fase dengan perbedaan warna yang tidak begitu jelas, kemudian ditambahkan pereaksi p-DAB menghasilkan 2 fase yang perlahan-lahan terlihar 2 warna yakni kuning-bening. P-DAB dibuat dengan melarutkan 0,5 g p-DAB dalam 50 ml larutan yang mengandung 60 bagian volume etanol dan 40 bagian volume 7H2SO4 berasap.Uji Marquis dilakuakn untuk menguji fenol. Reagensia Marquis ini dibuat dengan mencampurkan 1 bagian larutan formaldehid dalam 9 bagian asam sulfat. Berbagai senyawa dengan struktur kimia berbeda memberikan raksi terhadap reagensia ini. Struktur yang cenderung mempertahankan respon terhadap reagensia pada ujung spectrum ungu, dengan urutan yang menurun adalah cincin sulfur ( dengan atau tanpa cincin aromatic ), cincin oksigen ( dengan cincin aromatic ), cincin oksigen atau sulfur luar ( dengan cincin aromatic ) ; senyawa aromatic yang seluruhnyaterdiri dari C, H dan N sehingga terdapat kecenderungan respon terhadap reagen Marquis bergerak secara bertahap kea rah panjang gelombang yang lebih jauh yaitu melalui warna hijau, jingga dan merah karena rasio C, H dan N terhadap gugus lain dalam molekul meningkat. Setelah zat ditambah formalin terbentuk larutan bening orange kemudian setelah ditambah H2SO4 terbentuk endapan merah muda.Uji selanjutnya adalah mereaksikan fenol dengan kalium dikromat ( K2Cr2O7 ) dan dihasilkan larutan berwarna orange. Berbeda dengan alcohol yang mengalami reaksi oksidasi saat ditambahkan K2Cr2O7 dan berubah warna menjadi biru terang, senyawa fenol meskipun mengandung gugus hidroksi tidak mengalami reaksi redoks dengan penambahan K2Cr2O sehingga warna yang dihasilkanpun bukan biru muda atau dapat dikatakan negative terhadap reaksi dengan kalium dikromat.Identifikasi golongan Fenol selanjutnya adalah identifikasi nipagin. Berdasarkan Farmakope III tahun 1979 , nipagin atau metil parabenzoat termasuk golongan fenol monovalent yang berbentuk serbuk halus, putih, tidak berbau, tidak berasa kemudian agak membakar diikuti rasa tebal; kelarutannya larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol ( 95% ) P, dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida. Pengujian nipagin ini dilakukan dengan cara didalam tabung reaksi dibuat larutan zat dengan pemanasan lalu didinginkan. Setelah itu tambahkan larutan FeCl3 dan amati perubahan yang terjadi. Pemansan dilakukan agar nipagin terlarut sempurna karena berdasarkan kelarutannya nipagin ini larut dalam 20 bagian air mendidih kemudian dibiarkan dingin dan ditambahkan FeCl3 dan menghasilkan larutan berwarna ungu tua yang terjadi karena adanya ikatan antara Fe dengan O yang terikat pada cincin benzene. Selain pengujian menggunakan FeCl3, identifikasi napagin dilarutkan menggunakan asam nitrat ( HNO3 ) pekat dan diperoleh hasil larutan keruh diakibatkan nipagin tidak larut dalam HNO3 tetapi larut dalam larutan alkali hidroksida.Uji selajutnya adalah identifikasi hidrokinon. Diihat dari strukturnya, hidrokinon termasuk golongan fenol polivalen karena memiliki dua gugus hidroksi pada posisi para di cincin benzene. Secara organoleptis, hidrokinon berupa serbuk halus yang memiliki warna khas yakni abu-abu. Warna abu-abu ini diperoleh dari warna asal yakni putih yang menjadi gelap karena terkena cahaya. Hidrokuinon adalah zat aktif yang digunakan untuk mengendalikan produksi pigmen yang tidak merata. Zat ini dapat menghambat atau mengurangi produksi melanin. Melanin itu sendiri merupakan pigemn warna kulit gelap kecoklatan. Banyaknya produksi melanin menyebabkan kulit mengalami hiperpigmentasi. Berdasarkan mekanisme kerjanya tersebut, hidrokuinon banyak digunakan dalam kosmetik pemutih, tetapi penggunaan hidrokuinon dalam sediaan kosmetik dilarang oleh pemerintah karena menyebabkan gangguan kesehatan seperti iritasi kulit, kulit menjadi merah, gangguan ginjal, kanker darah dan kanker hati ( Dijten POM RI, 2009 ). Uji identifikasi hidrokinon dapat dilakukan dengan cara mengunakan plat tetes, tambahkan larutan FeCl3 ke dalam sampel dan diamati perubahan yang terjadi. Setelah prosedur tersebut dilakukan, terbentuk larutan berwarna hijau keabu-abuan yang terjadi karena adanya ikatan antara Fe-Cl dengan gugus keton yang terikat pada cincin benzene, yang lama-kelamaan warna berubah menjadi hitam akibat terkena cahaya matahari. Itulah sebabnya beberapa krim pemutih yang mengandung hidrokinon harus disimpan dilemari es dan jangan terkena matahari karena akan berubah warna. Identifikasi selanjutnya dilakukan dengan mereaksikan hidrokinon dengan Pb(CH3COO)2 ( timbal asetat ) dan NH4OH ( ammonium hidroksida ). Pada saat sampel ditetesi dengan timbal nitrat, terbentuk endapan berwarna putih karena adanya reaksi timbal dengan gugus hidroksida dari hidrokinon tetapi setelah ditambahkan ammonium nitrat, endapan tersebut perlahan larut dan terbentuk larutan berwarna coklat tua. Uji yang lain untuk hidrokinon adalah dengan mereaksikannya dengan natrium hidroksida ( NaOH ) dan terbentuk larutan berwarna coklat kehijauan karena adanya reaksi natrium dengan gugus hidroksi yang terikat pada cincin benzene dari hidrokinon.Asam tartat dari golongan asam karboksilat dapat diidentifikasi denga mereaksikannya dengan larutan tembaga ( II ) sulfat dan kemudian dibasakan dengan larutan natrium hidroksida sehingga menghasilkan warna biru muda. Hal ini terjadi karena adanya reaksi oksidasi asam tartat oleh oksidator yang ditambahkan yakni CuSO4 dalam suasana basa yang didapatkan dengan penambahan NaOH. Warna biru dihasilkan dari ion Cu2+ yang mengalami reduksi membentuk Cu (l).Uji selanjutnya adalah identifikasi asam asetil salisilat ( asetosal ) dengan menggunakan pereaksi marquis dan FeCl3. Asam asetil salisilat atau asetosal atau disebut aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan katalis 85% H3PO4 sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus OH dan COOH. Karenanya asam salisilat ini dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda yaitu reaksi asam dan basa. Reaksi dengan anhidrida asam asetat akan menghasilkan aspirin atau asetosal. Uji identifikasi aspirin dengan FeCl3 meghasilkan larutan berwarna ungu. Hal ini terjadi karena adanya gugus fenol dalam asetosal. Seperti yang telah kita katahui, FeCl3 akan bereaksi dengan gugus fenol dan menghasilkan larutan berwarna ungu. Dalam asetosal terdapat asam salisilat yang mengandung gugus fenol dan bereaksi dengan asetosal sehingga terbentuk warna ungu.Saat asam asetil salisilat diuji dengan pereaksi marquis, langkah yang dilakukan adalah dengan menambahkan 1 tetes formaldehid ke dalam sampel dan 3 tetes asam sulfat. Setelah diamati terbentuk endapan berwarna pink muda karena pada asam asetil salisilat ini terdapat gugus fenol yang menyebabkan pereaksi marquis memberikan hasil yang sama dengan pengujian fenol. Berbagai senyawa dengan struktur kimia berbeda memberikan raksi terhadap reagensia ini. Struktur yang cenderung mempertahankan respon terhadap reagensia pada ujung spectrum ungu, dengan urutan yang menurun adalah cincin sulfur ( dengan atau tanpa cincin aromatic ), cincin oksigen ( dengan cincin aromatic ), cincin oksigen atau sulfur luar ( dengan cincin aromatic ) ; senyawa aromatic yang seluruhnyaterdiri dari C, H dan N sehingga terdapat kecenderungan respon terhadap reagen Marquis bergerak secara bertahap kea rah panjang gelombang yang lebih jauh yaitu melalui warna hijau, jingga dan merah karena rasio C, H dan N terhadap gugus lain dalam molekul meningkat. Setelah zat ditambah formalin terbentuk larutan bening orange kemudian setelah ditambah H2SO4 terbentuk endapan merah muda.Asam benzoate diidentifikasi dengan cara meraksikan dengan besi (III) klorida ( FeCl3) dan menghasilkanlarutan berwarna jingga kuning. Sebelum direaksikan dengan asam FeCl3, asam benzoate yang berupa serbuk dilarutkan terlebih dahulu dengan aquadest. Pada saat dilarutkan, terdapat serbuk asam benzoate yang terapung karena tidak larut