laporan praktikum egdp 2

Upload: fauziwitcky

Post on 02-Jun-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    1/30

    LAPORAN PRAKTIKUMEVALUASI GIZI DALAM PENGOLAHAN PANGAN

    ACARA II

    KERUSAKAN VITAMIN SELAMA PENGOLAHAN

    OLEH :

    NAMA : BAIQ NENENG PUTERI SANTIKA

    NIM : J1A012016

    KELOMPOK : XIV

    PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI

    UNIVERSITAS MATARAM

    2014

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    2/30

    HALAMAN PENGESAHAN

    Mataram, 5 Mei 2014

    Mengetahui,

    Co.Ass Evaluasi Gizi Dalam Pengolahan Pangan Praktikan,

    Muhammad Husni Baiq NenengPuteri SantikaC1C 011 056 J1A 012 016

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    3/30

    ACARA IKERUSAKAN VITAMIN SELAMA PENGOLAHAN

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Vitamin merupakan mikro komponen yang memiliki fungsional tertentu

    yang diperlukan oleh tubuh manusia, senyawa organik berantai pendek yang

    tidak menghasilkan energi, dan tidak berfungsi untuk membangun struktur tubuh

    tetapi sangat diperlukan oleh tubuh manusia. Vitamin diperlukan oleh tubuh

    untuk pertumbuhan normal, pemeliharaan kesehatan dan kebugaran,

    metabolisme, serta untuk menjalankan fungsi-fungsi tubuh (sebagai koenzim).

    Vitamin dalam bahan pangan dapat berada dalam bentuk yang berbeda

    termasuk di dalam bentuk provitamin atau precursor (senyawa yang dapat

    diubah dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif). Provitamin yang telah diserap

    oleh tubuh akan segera mengalami perubahan kimia menjadi satu atau lebih

    bentuk yag aktif.

    Secara biokimiawi vitamin C atau asam askorbat merupakan koenzim

    atau askorbat kofaktor pada berbagai reaksi biokimia tubuh. Vitamin C berperan

    membantu enzim dalam melakukan fungsinya dan juga berperan sebagai

    antioksidan. Vitamin C juga penting untuk membentuk kolagen, serat, struktur

    protein. Kolagen dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi serta untuk

    membentuk jaringan bekas luka. Vitamin ini juga dapat meningkatkan ketahanan

    tubuh terhadap infeksi dan vitamin ini mudah rusak oleh oksidasi pada saat

    pemanasan, maka dalam memasak sebaiknya menggunakan waktu yang tidak

    terlalu lama. Oleh karena itu, praktikum ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh

    tingkat kemasakan terhadap kadar vitamin C dalam buah-buahan dan

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    4/30

    mempelajari pengaruh pengolahan (pemanasan) terhadap kadar vitamin C dalam

    buah-buahan.

    Tujuan Praktikum

    Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

    1. Mempelajari pengaruh tingkat kemasakan terhadap kadar vitamin C dalam

    buah-buahan.

    2. Mempelajari pengaruh pengolahan (pemanasan) terhadap kadar vitamin C

    dalam buah-buahan.

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    5/30

    TINJAUAN PUSTAKA

    Vitamin C dalam larutan sangat sensitif bila bersentuhan dengan udara

    (oksidasi), mudah rusak oleh alkali, besi dan garamgaram tembaga,

    pemanasan pada suhu tinggi, enzim oksidasi,udara bebas dan cahaya. Vitamin

    C tidak stabil dalam larutan alkali tetapi cukup stabil dalam larutan asam. Vitamin

    C tahan dalam media asam, tetapi hilang dengan cepat ketika enzim dipanaskan

    dalam media netral dan basa. Sifatsifat tersebut disebabkan adanya struktur

    enediol yang berkonjugasi dengan gugus karbonil dalam cincin lakton

    ( Rahayu,2010 )

    Pemeraman untuk beberapa buah tertentu akan cenderung menurunkan

    kandungan vitamin C seperti pada tomat dimana tomat yang langsung dipetik

    memiliki kadar asam askorbat 25mg/100g sedangkan tomat yang diperam hanya

    mengandung 18-19mg/100gasam askorbat. Walaupun ada juga yang mengalami

    kenaikan saat pemeraman dilakukan lebih lama seperti pisang yang kadar asam

    askorbatnya naik 2 kali lipat setelah pemeraman. Pada suhu kamar, penurunan

    kadar vitamin C paling cepat, hal ini disebabkan karena pada suhu kamar kondisi

    lingkungan tidak dapat dikendalikan seperti adanya panas dan oksigen sehingga

    proses pemasakan buah berjalan dengan sempurna ( Rachmawati,2009 )

    Dalam mengkonsumsi sayuran diperlukan proses perebusan terlebih

    dahulu. Proses ini dilakukan untuk melunakkan bahan makanan sehingga mudah

    dicerna tubuh. Proses perebusan ini akan membawa pengaruh pada vitamin -

    vitamin yang larut dalam air, khususnya vitamin C. vitamin C merupakan vitamin

    yang mudah rusak oleh oksidasi pada saat pemanasan, maka dalam memasak

    sebaiknya menggunakan waktu yang tidak terlalu lama. Pemanasan dengan

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    6/30

    menggunakan panas yang tinggi dapat merusakkan struktur makanan

    (Ahmad,1996 )

    Vitamin C sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk mempertahankan daya

    tahan tubuh, mencegah turunnya daya ingat, sumber antioksidan yang berguna

    untuk mencegah kerusakan yang diakibatkan radikal bebas, racun kima dan

    polusi. Vitamin ini juga penting dalam sintesis kolagen. Defisiensi vitamin C

    menyebabkan sintesa kolagen terganggu dan akibatnya akan timbul penyakit

    skorbut. Di Indonesia kebutuhan vitamin C berkisar antara 20-30 mg/hari bagi

    anak-anak maupun dewasa, sedangkan untuk ibu hamil dan menyusui perlu

    tambahan sejumlah 20 mg/hari ( Robert, 1987).

    Enzim askorbat oksidase merusak vitamin C dengan cara mempercepat

    perubahan vitamin C menjadi asam dehidroaskorbat. Asam ini merupakan

    bentuk yang sangat labil sehingga mengalami perubahan lebih lanjut menjadi L-

    diketogulonat. Pada bentuk ini sudah tidak mempunyai keaktifan vitamin C lagi.

    Semakin lama waktu yang digunakan untuk merebus, semakin rendah kadar

    vitamin C yang terukur dari bahan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama

    waktu yang digunakan maka semakin banyak vitamin C yang teroksidasi pada

    daun bahan (Andarwulan,1992)

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    7/30

    PELAKSANAAN PRAKTIKUM

    Waktu dan Tempat Praktikum

    Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, 23 Mei 2014 di Laboratorium

    Kimia dan Biokimia Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri

    Universitas Mataram.

    Alat dan Bahan

    Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan

    analitik, kertas saring, gelas ukur, corong, labu ukur, desikator, botol timbang,

    alat buret, gelas arloji, mortal, pipet volume, pipet gondok, tabung semprot, bulb,

    sendok, wajan, sutil, pisau, kompor, piring, oven, batang pengaduk, erlenmeyer,

    tissue, mortar,

    Prosedur Kerja

    a. Penentuan Kadar Vitamin C dengan Metode Iodium

    1. Disiapkan pisang kepok dalam kondisi mentah, matang optimal dan lewat

    matang

    2. Diberikan perlakuan sebagai berikut :

    - Tanpa perlakuan

    - Direbus selama 15 menit

    - Digoreng selama 5 menit

    - Dikeringkan dengan cabinet dryer / oven selama 1 jam pada suhu 700C

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    8/30

    3. Ditimbang sebanyak 10 gram

    4. Dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dan diencerkan hingga tanda

    batas lalu di gojog

    5. Dipipet filtratnya sebanyak 25 ml dan dimasukkan dalam erlenmeyer 100

    ml

    6. ditambahkan beberapa tetes amilum 1 %

    7. Dititrasi dengan larutan iodium 0,01 N

    8. Dihitung kadar vitamin C

    b. Penentuan Kadar Air

    1. Ditimbang sampel sebanyak 2 gram dan dimasukkan dalam botol

    timbang

    2. Dimasukkan kedalam oven dan dikeringkan selama 3-5 jam

    3. Didinginkan dalam eksikator dan ditimbang

    4. Dipanaskan kembali dalam oven selama 30 menit

    5. Didinginkan kembali dalam eksikator dan ditimbang

    6. Diulang langkah ke 4 dan 5 sampai berat konstan

    7. Dihitung kadar air sampel.

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    9/30

    HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

    Hasil Pengamatan

    Tabel 2.1. Hasil Pengamatan Kadar Vitamin C Pada Pisang

    Sampel PerlakuanBerat Sampel

    (gr)

    Hasil Titrasi

    (mL)FP

    Kadar Vitamin C

    ( % )

    Pisang Kepok

    Mentah

    Tanpa Perlakuan 10,02 0,6 4 21.08

    Direbus 10,02 0,6 4 21,08

    Digoreng 10,01 0,6 4 21,098

    Dikeringkan 10,00 0,2 4 7,04

    Pisang Kepok

    Matang

    Optimal

    Tanpa Perlakuan 10,02 1,0 4 35,13

    Direbus 10,01 0,4 4 14,04

    Digoreng 10,01 0,7 4 24,61

    Dikeringkan 10,02 0,9 4 31,61

    Pisang Kepok

    Kelewat

    Matang

    Tanpa Perlakuan 10,12 0,9 4 31,30

    Direbus 10,01 0,5 4 17,58

    Digoreng 10,18 0,9 4 31,11

    Dikeringkan 10,02 0,5 4 17,56

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    10/30

    Tabel 2.2. Hasil Pengamatan Kadar Air pada Pisang

    Sampel Perlakuan

    Berat botol

    timbang

    (gr)

    Berat botol

    timbang + sampel

    (gr)

    Berat akhir

    (gr)

    Kadar air

    (%)

    wb db Tp

    Pisang

    Kepok

    Mentah

    Tanpa

    Perlakuan25,9556 27,9046 26,6848 4,371 4,571 95,628

    Direbus 27,3845 29,3773 28,1184 4,285 4,477 95,714

    Digoreng 23,3234 25,3320 24,3416 3,909 4,068 96,090

    Dikeringkan 26,6747 28,6748 27,4411 4,302 4,495 95,697

    Pisang

    Kepok

    Matang

    Optimal

    Tanpa

    Perlakuan26,3870 28,4162 27,1725 4,376 4,577 95,62

    Direbus 27,4388 29,5095 28,2371 4,311 4,506 95,688

    Digoreng 25,9366 27,9346 26,8424 3,909 4,068 96,090

    Dikeringkan 26,5503 28,5448 27,2958 4,375 4,575 95,624

    Pisang

    Kepok

    Kelewat

    Matang

    Tanpa

    Perlakuan33,1379 35,1574 33,8183 3,808 3,959 96,191

    Direbus 26,5216 28,6014 27,2033 4,888 5,139 95,111

    Digoreng 25,2515 27,3282 26,0432 4,702 4,934 95,297

    Dikeringkan 26,9861 28,9945 27,6131 4,764 5,002 95,235

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    11/30

    Hasil Perhitungan

    Hasil perhitungan kadar vitamin C pada pisang

    Pisang kepok mentah

    Tanpa perlakuan

    Kadar Vitamin C (mg/100 gram bahan) %10088,0

    W

    FPT

    %10002,10

    488,06,0

    %08,21

    Direbus

    Kadar Vitamin C (mg/100 gram bahan) %10088,0

    W

    FPT

    %10002,10

    488,06,0

    %08,21

    Digoreng

    Kadar Vitamin C (mg/100 gram bahan) %10088,0

    W

    FPT

    %10001,10

    488,06,0

    %098,21

    Dikeringkan

    Kadar Vitamin C (mg/100 gram bahan) %10088,0

    W

    FPT

    %10000,10

    488,02,0

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    12/30

    %04,7

    Pisang kepok matang optimal

    Tanpa perlakuan

    Kadar Vitamin C (mg/100 gram bahan) %10088,0

    W

    FPT

    %10002,10

    488,00,1

    %13,35

    Direbus

    Kadar Vitamin C (mg/100 gram bahan) %10088,0

    W

    FPT

    %10001,10

    488,04,0

    %06,14

    Digoreng

    Kadar Vitamin C (mg/100 gram bahan) %10088,0

    W

    FPT

    %10001,10

    488,07,0

    %61,24

    Dikeringkan

    Kadar Vitamin C (mg/100 gram bahan) %10088,0

    W

    FPT

    %10002,10

    488,09,0

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    13/30

    %61,31

    Pisang kepok kelewat matang

    Tanpa perlakuan

    Kadar Vitamin C (mg/100 gram bahan) %10088,0

    W

    FPT

    %10012,10

    488,09,0

    %30,31

    Direbus

    Kadar Vitamin C (mg/100 gram bahan) %10088,0

    W

    FPT

    %10001,10

    488,05,0

    %58,17

    Digoreng

    Kadar Vitamin C (mg/100 gram bahan) %10088,0

    W

    FPT

    %10018,10

    488,09,0

    %11,31

    Dikeringkan

    Kadar Vitamin C (mg/100 gram bahan) %10088,0

    W

    FPT

    %10002,10

    488,05,0

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    14/30

    %56,17

    Hasil perhitungan kadar air pada pisang

    Pisang kepok mentah

    Tanpa perlakuan

    213 WWW

    6848,269046,27

    2198,1 gr

    % kadar air wet basis(wb) = %1001

    3

    W

    W

    %1009046,27

    2198,1

    %371,4

    % kadar air dry basis(db) = %1002

    3

    W

    W

    %1006848,26

    2198,1

    %571,4

    % total padatan = %1001

    2

    W

    W

    %1009046,27

    6848,26

    %628,95

    Direbus

    213 WWW

    1184,283773,29

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    15/30

    2589,1 gr

    % kadar air wet basis(wb)= %1001

    3

    W

    W

    %1003773,29

    2589,1

    %285,4

    % kadar air dry basis(db) = %100

    2

    3

    W

    W

    %1001184,28

    2589,1

    %477,4

    % total padatan = %1001

    2

    W

    W

    %1003773,291184,28

    %714,95

    Digoreng

    213 WWW

    3416,243320,25

    9904,0 gr

    % kadar air wet basis(wb)= %1001

    3

    W

    W

    %1003320,25

    9904,0

    %909,3

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    16/30

    % kadar air dry basis(db) = %1002

    3

    W

    W

    %1003416,24

    9904,0

    %068,4

    % total padatan= %1001

    2

    W

    W

    %1003320,253416,24

    %090,96

    Dikeringkan

    213 WWW

    4411,276748,28

    2337,1 gr

    % kadar air wet basis(wb)= %1001

    3

    W

    W

    %1006748,28

    2337,1

    %302,4

    % kadar air dry basis(db) = %1002

    3

    W

    W

    %1004411,27

    2337,1

    %495,4

    % total padatan= %1001

    2

    W

    W

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    17/30

    %1006748,28

    4411,27

    %697,95

    Pisang kepok matang optimal

    Tanpa perlakuan

    213 WWW

    1725,274162,28

    2437,1 gr

    % kadar air wet basis(wb) = %1001

    3

    W

    W

    %1004162,28

    2437,1

    %376,4

    % kadar air dry basis(db) = %1002

    3

    W

    W

    %1001725,27

    2437,1

    %577,4

    % total padatan= %1001

    2

    W

    W

    %1004162,28

    1725,27

    %62,95

    Direbus

    213 WWW

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    18/30

    2371,285095,29

    2724,1 gr

    % kadar air wet basis(wb)= %1001

    3

    W

    W

    %1005095,29

    2724,1

    %311,4

    % kadar air dry basis(db) = %1002

    3

    W

    W

    %1002371,28

    2724,1

    %506,4

    % total padatan = %100

    1

    2

    W

    W

    %1005095,29

    2371,28

    %688,95

    Digoreng

    213 WWW

    8424,269346,27

    0922,1 gr

    % kadar air wet basis(wb)= %1001

    3

    W

    W

    %1009346,27

    0922,1

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    19/30

    %909,3

    % kadar air dry basis(db) = %1002

    3

    W

    W

    %1008424,26

    0922,1

    %068,4

    % total padatan = %100

    1

    2

    W

    W

    %1009346,27

    8424,26

    %090,96

    Dikeringkan

    213 WWW

    2958,275448,28

    249,1 gr

    % kadar air wet basis(wb)= %1001

    3

    W

    W

    %1005448,28

    249,1

    %375,4

    % kadar air dry basis(db) = %1002

    3

    W

    W

    %1002958,27

    249,1

    %575,4

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    20/30

    % total padatan = %1001

    2

    W

    W

    %1005448,28

    2958,27

    %624,95

    Pisang kepok kelewat matang

    Tanpa perlakuan

    213 WWW

    8183,331574,35

    3391,1 gr

    % kadar air wet basis(wb) = %1001

    3

    W

    W

    %1001574,35

    3391,1

    %808,3

    % kadar air dry basis(db) = %1002

    3

    W

    W

    %1008183,33

    3391,1

    %959,3

    % total padatan = %1001

    2

    W

    W

    %1001574,35

    8183,33

    %1911,96

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    21/30

    Direbus

    213 WWW

    2033,276014,28

    3981,1 gr

    % kadar air wet basis(wb)= %1001

    3

    W

    W

    %1006014,28

    3981,1

    %888,4

    % kadar air dry basis(db) = %1002

    3

    W

    W

    %1002033,27

    3981,1

    %139,5

    % total padatan = %1001

    2

    W

    W

    %1006014,28

    2033,27

    %111,95

    Digoreng

    213 WWW

    0432,263282,27

    285,1 gr

    % kadar air wet basis(wb)= %100

    1

    3

    W

    W

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    22/30

    %1003282,27

    285,1

    %702,4

    % kadar air dry basis(db) = %1002

    3

    W

    W

    %1000432,26

    285,1

    %934,4

    % total padatan = %1001

    2

    W

    W

    %1003282,27

    0432,26

    %297,95

    Dikeringkan

    213 WWW

    6131,279945,28

    3814,1 gr

    % kadar air wet basis(wb)= %1001

    3

    W

    W

    %1009945,28

    3814,1

    %764,4

    % kadar air dry basis(db) = %1002

    3

    W

    W

    %1006131,27

    3814,1

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    23/30

    %002,5

    % total padatan = %1001

    2

    W

    W

    %1009945,28

    6131,27

    %235,95

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    24/30

    PEMBAHASAN

    Vitamin merupakan mikro komponen yang memiliki fungsional tertentu

    yang diperlukan oleh tubuh manusia, senyawa organik berantai pendek yang

    tidak menghasilkan energi, dan tidak berfungsi untuk membangun struktur tubuh

    tetapi sangat diperlukan oleh tubuh manusia. Vitamin diperlukan oleh tubuh

    untuk pertumbuhan normal, pemeliharaan kesehatan dan kebugaran,

    metabolism, serta untuk menjalankan fungsi-fungsi tubuh (sebagai koenzim).

    Vitamin dalam bahan pangan dapat berada dalam bentuk yang berbeda

    termasuk di dalam bentuk provitamin atau precursor (senyawa yang dapat

    diubah dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif). Provitamin yang telah diserap

    oleh tubuh akan segera mengalami perubahan kimia menjadi satu atau lebih

    bentuk yang aktif ( Winarno,1992 )

    Vitamin C atau asam askorbat merupakan koenzim atau askorbat

    kofaktor pada berbagai reaksi biokimia tubuh. Vitamin C juga penting untuk

    membentuk kolagen, serat, struktur protein. Kolagen dibutuhkan untuk

    pembentukan tulang dan gigi serta untuk membentuk jaringan bekas luka.

    Vitamin ini juga dapat meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi. Vitamin C

    merupakan komponen yang larut dalam air, Vitamin ini dapat disebut fress

    vitamins karena sumber utamanya berasal dari bahan-bahan segar ( buah dan

    sayur ). Vitamin C mempunyai rumus empiris C6H8O6 dan dalam bentuk murni

    merupakan kristal putih, tidak berwarna, tidak berbau dan mencair pada suhu

    190-1920C. Senyawa ini bersifat reduktor kuat dan bersifat asam dan vitamin C

    stabil jika berada dalam kristal tapi mudah rusak apabila dalam bentuk larutan

    terutama jika mengandung ion logam dan kadar oksigen yang cukup tinggi.

    Vitamin ini dikenal sebagai asam askorbat yang memilki struktur seperti

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    25/30

    komponen karbohidrat dengan sifat asam dan pereduksinya. Vitamin ini stabil

    dalam keadaan kering, tetapi mudah mengalami kerusakan akibat oleh oksidasi

    dalam suasana basa. Fungsi dan manfaat yang di dapat dari vitamin C yaitu

    merupakan sumber antioksidan dengan menangkap radikal bebas peroksida

    sehingga membrane sel dapat terlindungi, penting dalam pembentukan kolagen,

    mempercepat penyembuhan luka, mencegah turunnya daya ingat, mencegah

    kanker dan penyakit jantung, mengontrol tekanan darah, memperbaiki kulit,

    mencegah diabetes.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan vitamin C meliputi suhu, pH,

    oksigen, katalis logam, sinar, enzim, konsentrasi awal vitamin C, dan rasio asam

    askorbat dan asam dehidroaskorbat. Kerusakan vitamin C dapat diminimalisasi

    dengan pengemasan dan pengendalian suhu pemasakan. Sumber vitamin C

    sebagian besar diperoleh dari buah-buahan dan sayuran segar. Angka asupan

    vitamin C yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO)

    menetapkan hanya cukup 500mg per hari.

    Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar vitamin C dengan

    menggunakan sampel pisang kepok mentah tanpa perlakuan didapatkan kadar

    vitamin C yaitu 21,08 %, pada perlakuan yang direbus yaitu 21,08 %, perlakuan

    yang digoreng 21,098 %, serta dikeringkan 7,04 %. Rendahnya kadar vitamin C

    pada perlakuan pisang kepok mentah yang dikeringkan karena pisang kepok

    tersebut dikeringkan pada oven selama 24 jam yang menyebabkan hilangnya

    vitamin C karena pengaruh pemanasan pada oven yang terlalu lama, suhu pada

    proses pengolahan dan ketersediaan gas oksigen. Sampel pisang kepok

    matang optimal tanpa perlakuan didapatkan kadar vitamin C 35,13 %, pada

    perlakuan direbus 14,04 %, penggorengan 24,61 % dan dikeringkan 31,61 %.

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    26/30

    Rendahnya kadar vitamin C pada pisang kepok matang optimal dengan

    perlakuan direbus karena tergantung dari teknik pengolahan yang digunakan dan

    proses blanching pada air panas dan diperhatikan suhu airnya, karena suhu air

    dapat mempengaruhi kenaikan aktivitas enzim yang ada dalam bahan. Dan yang

    terakhir kadar vitamin C pada sampel pisang kepok lewat matang tanpa

    perlakuan yaitu 31,30 %, perlakuan yang direbus 17,58%, perlakuan yang

    digoreng 31,11 % dan dikeringkan 17,56 %. Rendahnya kadar vitamin C pada

    perlakuan yang dikeringkan karena pengaruh pengeringan pada oven yang

    terlalu lama dan suhu yang digunakan serta pisang yang digunakan telah lewat

    matangsehingga berkurang kadar vitamin C-nya. Dari semua sampel pisang

    kepok yang digunakan pisang kepok matang optimal yang terjaga atau baik

    kadar vitamin C-nya karena pengaruh keadaan pisang seperti segar atau

    tidaknya, dan umur pisang yang digunakan.

    Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air

    tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom

    oksigen.Air bersifat tidakberwarna,tidakberasa dan tidakberbau pada kondisi

    standar, yaitu padatekanan 100 kPa (1 bar) andtemperatur 273,15 K (0 C). Zat

    kimia ini merupakan suatupelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk

    melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam,

    beberapa jenisgas dan banyak macammolekul organik.Air adalah pelarut yang

    kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut

    dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat

    hidrofilik (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air

    (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat hidrofobik (takut-air).

    Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut

    http://id.wikipedia.org/wiki/Rumus_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Molekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Atomhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_kovalenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Warnahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rasa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tekananhttp://id.wikipedia.org/wiki/Temperaturhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pelaruthttp://id.wikipedia.org/wiki/Garam_%28kimia%29http://id.wikipedia.org/wiki/Gulahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gashttp://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_organikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_organikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gashttp://id.wikipedia.org/wiki/Asamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gulahttp://id.wikipedia.org/wiki/Garam_%28kimia%29http://id.wikipedia.org/wiki/Pelaruthttp://id.wikipedia.org/wiki/Temperaturhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tekananhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bauhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rasa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Warnahttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_kovalenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Atomhttp://id.wikipedia.org/wiki/Molekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rumus_kimia
  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    27/30

    menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol)

    antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-

    menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan

    mengendap dalam air.

    Kadar air merupakan salah satu sifat fisik dari bahan yang menunjukan

    banyaknya air yang terkandung di dalam bahan. Kadar air biasanya dinyatakan

    dengan persentase berat air terhadap bahan basah atau dalam gram air untuk

    setiap 100 gram bahan yang disebut dengan kadar air basis basah (bb). Berat

    bahan kering atau padatan adalah berat bahan setelah mengalami pemanasan

    beberapa waktu tertentu sehingga beratnya tetap (konstan). Kadar air

    merupakan perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan

    pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka kadar airnya akan

    mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara di sekitarnya. Kadar air

    bahan ini disebut dengan kadar air seimbang. Setiap kelembaban relatif tertentu

    dapat menghasilkan kadar air seimbang tertentu pula.

    Kadar air basis basah adalah persentase kandungan air suatu bahan,

    sedangkan kadar air bahan basis kering adalah berat bahan setelah mengalami

    pemanasan (pengeringan) dalam waktu tertentu sampai mencapai berat konstan.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air bahan pangan diantaranya adalah

    daya simpan bahan; air terikat dan air bebas; kadar air basis basah dan kadar air

    basis kering; aktivitas air; kelembaban mutlak dan kelembaban relatif serta sifat

    fisik dari bahan.

    Berdasarkan hasil pengamatan kadar air pada sampel pisang kepok

    mentah tanpa perlakuan didapat wet basis(wb) 4,371, dry basis (db) 4,571 dan

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    28/30

    total padatan 95,628, perlakuan direbus didapat wet basis(wb) 4,285, dry basis

    (db) 4,477 dan total padatan 95,714, perlakuan digoreng didapat wet basis(wb)

    3,909, dry basis (db) 4,068 dan total padatan 96,090, perlakuan di keringkan

    didapat wet basis (wb) 4,302, dry basis (db) 4,495 dan total padatan 95,697.

    Kadar air pada sampel pisang kepok matang optimal didapat wet basis (wb)

    4,376, dry basis (db) 4,577 dan total padatan 95,62, perlakuan direbus didapat

    wet basis(wb) 4,311, dry basis (db) 4,506 dan total padatan 95,688, perlakuan

    digoreng didapat wet basis (wb) 3,909, dry basis (db) 4,068 dan total padatan

    96,090, perlakuan di keringkan didapat wet basis(wb) 4,375, dry basis(db) 4,575

    dan total padatan 95,624. Kadar air pada sampel pisang kepok lewat matang

    didapat wet basis (wb) 3,808, dry basis (db) 3,959 dan total padatan 96,191,

    perlakuan direbus didapat wet basis (wb) 4,888, dry basis (db) 5,139 dan total

    padatan 95,111, perlakuan digoreng didapat wet basis(wb) 4,702, dry basis(db)

    4,934 dan total padatan 95,297, perlakuan di keringkan didapat wet basis (wb)

    4,764, dry basis (db) 5,002 dan total padatan 95,235. Dari hasil pengamatan

    pisang kepok lewat matang yang mempunyai wet basis (wb) yang tinggi

    dibandingkan dengan sampel pisang kepok mentah dan matang optimal, ini

    disebabkan karena keadaan pisang yang lembek yang menyebabkan kadar air

    dari pisang tersebut tinggi.

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    29/30

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa

    kesimpulan yaitu :

    1. Vitamin C atau asam askorbat merupakan koenzim atau askorbat

    kofaktor pada berbagai reaksi biokimia tubuh

    2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan vitamin C meliputi suhu,

    pH, oksigen, katalis logam, sinar, enzim, konsentrasi awal vitamin C,

    dan rasio asam askorbat dan asam dehidroaskorbat.

    3. Wet basis(wb) yang tertinggi yaitu pada sampel pisang kepok mentah

    tanpa perlakuan sebesar 4,371.

    4. Dry basis (db) yang tertinggi yaitu pada sampel pisang kepok lewat

    matang yang direbus sebesar 5,139.

    5. Total padatan (tp) yang tertinggi yaitu pada sampel pisang kepok

    lewat matang tanpa perlakuan sebesar 96,191

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Egdp 2

    30/30

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahmad Jaelani. 1996. Ilmu Gizi. Jakarta : Dian Rakyat.

    Andarwulan,Nuri. 1992. Kimia Vitamin.Diterbitkan atas kerja sama dengan PAU

    Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

    Rachmawati .2009. Pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap kandungan vitamin C .

    Gramedia. Jakarta

    Rahayu.2010. Perbandingan kadar vitamin dan mineral dalam buah segar. UI Press. Jakarta

    Robert,E.O. 1987. Pengetahuan Gizi.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

    Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta