laporan praktikum pencelupan 2

Upload: thoha

Post on 07-Jul-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    1/38

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    2/38

    Mampu melakukan proses pencelupan pada kain polyester dengan zat

    warna Dispersi menggunakan metode HT/HP dengan memvariasikan zat

    warna dispersi dan zat pendispersi. Dan mampu membandingkan hasil

    diantaranya.

    Metode thermosol

    Mampu melakukan proses pencelupan pada kain polyester dengan zat

    warna Dispersi menggunakan metode thermosol dengan memvariasikan

    zat anti migrasi, suhu termofiksasi dan zatwaktu termofiksasi. Dan mampu

    membandingkan hasil diantaranya.

     

    II. Teori Dasar

    A. Poliester

    Serat polyester di kembangkan oleh J.R.Whinfield dan J.T Dickson daricalico PrintersAssociation.Serat ini merupakan pengembangan dari

    polyester yang telah di temukan oleh Carothers.

    I.C.I di Inggris memproduksi serat polyester dengan nama Terylene dan

    kemudian du pont di Amerika pada tahun 1953 juga membuat serat

    polyester berdasarkan patent dari Inggris dengan nama Dacron.

    Serat polyester adalah serat sintetik yang dibuat dari molekul polimer

    polyester linier dengan susunan paling sedikit 85 % etilena glikol (HO-CH2-

    CH2-OH) dan asam tereftalat (C6H4(COOH)2) melalui proses polimerisasi

    kondensasi.

    Serat poliester merupakan suatu polimer yang mengandung gugus ester

    dan memiliki keteraturan struktur rantai yang menyebabkan rantai-rantai

    dapat saling berdekatan, sehingga gaya antar rantai polimer poliester dapat

    bekerja membentuk struktur yang teratur.

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    3/38

    Poliester tahan asam lemah meskipun pada suhu mendidih dan tahan

    asam kuat dingin .Poliester tahan basa lemah ,tetapi kurang tahan basa

    kuat .Poliester tahan zat oksidasi ,alcohol keton ,sabun dan zat zat untuk

    pencucian kering polyester larut dalam meta-kresol panas , asam triflouroasetat-orto-khlorofenol ,campuran 7 bagian berat trikhlorofenol dan 10

    bagian fenol dan campuran 2 bagian berat tetrakloro etana dan 3 bagian

    fenol.

      Poliester merupakan serat sintetik yang bersifat hidrofob karena

    terjadi ikatan hidrogen antara gugus – OH dan gugus – COOH dalam

    molekultersebut.Oleh karena itu serat polierter sulit didekati air atau

    zatwarna.Serat ini dibuat dari asam tereftalat dan etilena glikol.

    nHOOC- -COOH + nHO(CH2)2OH

    Asam tereftalat Etilena glikol

     HO – -OC- -COO(CH2)2 – n H + 2(n-1) H2O

      Poliester

      Untuk dapat mendekatkan air terhadap serat yang hidrofob, makakekuatan ikatan hidrogen dalam serat perlu dikurangi. Kenaikan suhu

    dapat memperbesar fibrasi molekul,akibatnya ikatan hidrogen dalam serat

    akan lemah dan air dapat mendekati serat. Disamping sifat hidrofob, faktor

    lain yang menyulitkan pencelupan ialah kerapatan serat poliester yang

    tinggi sekali sehingga sulit untuk dimasuki oleh molekul zat warna.Derajat

    kerapatan ini alan berkurang dengan adanya kenaikan suhu karena

    fibrasinya bertambah dan akibatnya ruang antar molekul makin besar

    pula.Molekul zat warna akan masuk dalam ruang antar molekul .

    Kekuatan polyester pada keadaan kering sama besar dengan kekuatan

    pada keadaan basah. Polyester memiliki mempunyai kristalinitas yang

    tinggi, bersifat hidrofob dan tidak mengandung gugusan-gugusan yang

    aktif, sehingga sukar sekali ditembus oleh molekul-molekul yang berukuran

    besar ataupun tidak bereaksi dengan zat warna anion atau kation. Untuk

    memperoleh hasil celup yang baik maka proses pendahuluan

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    4/38

    (pretreatment) untuk polyester sangat perlu. Penggunaan alkali panas

    waktu proses pencucian polyester sebaiknya dihindari, karena akan

    menyebabkan terkelupasnya permukaan serat tersebut. Polyester juga

    memiliki titik leleh yang tinggi yaitu 280o

    C, juga daya tahan terhadapsobekan maupun gosokan dan elastisitas yang tinggi. Polyester

    kebanyakan hanya dapat dicelup oleh zat warna dispersi.

     

    B. Zat Warna Dis!rsi1.Pengertian Dasar

    Zat warna dispersi adalah zat warna organic yang dibuat secara sintetik.

    Kelarutannya dalam air kecil sekali dan larutan yang terjadi merupakan

    dispersi atau partikel-partikel zat warna yang hanya melayang dalam air.

    Zat warna ini dipakai untuk mencelup atau mewarnai srat-serat tekstil

    sintetik, yang bersifat termoplastik atau hidrofob. Absorbsinya ke dalam

    serat sering disebut “Solid Solution“, yaitu zat padat larut dalam zat padat.

    Dalam hal ini zat warna merupakan zat terlarut dan serat berkisar antara 30

    – 200 mg per garam serat.

     

    Molekul zat warna dispersi relatif kacil, sederhana dan tidak mempunyaigugus pelarut,Karena itu mempunyai katahanan yang tinggi dan warna

    yang cemerlang. Salainitu zat warna dispersi hampir semua mengandung

    gugus-gugus hidroksil dan amina (-OH, -NH2, NHR) yang berfungsi sebagai

    donor atom hydrogen untuk mengadakan interaksi dua kutub atau

    membentuk ikatan hydrogen dengan gugus-gugus karbonil atau gugus

    asetil dari serat.

     2. Struktur Kimia zat warna dispersi

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    5/38

    menurut struktur kimianya zat warna dispersi merupakan senyawa azo,

    antrakuinon dan dipenil amina.

    Beberapa contoh struktur kimia zat warna dispersi, antara lain :

    a.Golongan azo

    Contoh :

     

    Disperse blue 3

     

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    6/38

     

    b .Golongan antrakuinon

     

    Contoh :

     

    Disperse Red 4

     

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    7/38

    c. Golongan difenilamina

     

    Contoh :

     

    CI. Disperse Red 60

     

    3. Klasifikasi zat warna dispersi

    karena molekulnya kecil zat warna dispersi mudah menyublim pada suhu

    tinggi, maka berdasarkan pada sifat ketahanan sublimasinya dapat

    dikelompokan dalam 4 (empat) golongan , yaitu :

     

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    8/38

    a) Golongan I : zat warna dispersi sublimasi rendah, dengan titik leleh

    150 – 180 0C, mempunyai berat molekul yang sangat kecil dan sangat

    mudah digunakan terutama untuk serat asetat.

    b) Golongan II : zat warna dispersi sublimasi cukup, dengan titk

    leleh 180 – 210 0C, mempunyai berat molekul relatif rendah dengan sifat

    pewarnaan yang baik.

    c) Golongan III : zat warna dispersi sublimasi baik, dengan titk leleh 210

    – 230 0C, mempunyai berat molekul yang sedang dengan sifat pewarnaan

    yang cukup.

    d) Golongan IV : zat warna dispersi sublimasi tinggi, dengan titk leleh di

    atas 230 0C, mempunyai berat molekul yang besar akan tetapi sifat

    pewarnaan yang kurang.

     

    4. Sifat-sifat umum zat warna dispersi

    a) Sifat dasar mempunyai berat molekul yang rendah dengan inti

    kromofor, diantaranya : azo, antrakuinon, dan dipenilamina

    b) Meleleh pada temperatur tinggi (lebih besar dari pada 1500C),

    kemudian dapat mengkristal lagi.

    c) Sifat dasar adalah non ionic meskipun mempunyai gugus –OH, -NH2,

    dan gugus –NHR, dansebagainya yang bertindak sebagai gugus pemberi

    (donor) hydrogen untuk mengadakan ikatan dengan serat (gugus karbonil).

    d) Gugus –OH, -NH2, dan gugus fungsional yang sejenis menyebabkan

    zat warna dispersi sedikit larut dalam air (± 0,1 miligram /L), tapi

    mempunyai kejenuhan yang tinggi pada serat pada kondisi pencelupan.

    e) Penambahan zat pendispersi ke dalam larutan celupnya akan

    menyebabkan dispersi yang stabil dalam air.

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    9/38

    f) Secara relatif kerataan penyerapan zat warna dalam sarat adalah

    tinggi (10 – 50 mg/g serat).

    g) Tidak ada perubahan kimia yang disebabkan oleh prosespencelupannya.

    1. 5. Metoda Pencelupan

    Mekanisme pencelupan zat warna dispersi adalah solid solution dimana

    suatu zat padat akan larut dalam zat padat lain. Dalam hal ini, zat warna

    merupakan zat padat yang larut dalam serat.

    Mekanisme lain menjelaskan demikian : zat warna dispersi berpindah dari

    keadaan agregat dalam larutan celup masuk kedalam serat sebagai bentuk

    molekuler. Pigmen zat warna dispersi larut dalam jumlah yang kecil sekali,

    tetapi bagian zat warna yang terlarut tersebut sangat mudah terserap oleh

    bahan. Sedangkan bagian yang tidak larut merupakan timbunan zat warna

    yang sewaktu-waktu akan larut mempertahankan kesetimbangan.

    Bagian zat warna dalam bentuk agregat, pada suatu saat akan terpecahmenjadi terdispersi monomolekuler. Zat warna dispersi dalam bentuk ini

    akan masuk ke dalam serat melalui pori-pori serat. Untuk lebih jelasnya,

    sifat zat warna dispersi dalam larutan celup dapat dilihat pada gambar di

    bawah ini.

     

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    10/38

     

    Pencelupan dimulai dengan adsorpsi zat warna pada permukaan serat,

    selanjutnya terjadi difusi zat warna dari permukaan ke dalam serat.

    Adsorpsi dan difusi zat warna ke dalam serat dapat dipercepat dengan

    menaikkan temperatur proses.

    Dalam air, serat poliester akan memiliki gaya dipol antar serat dimana

    ikatannya digambarkan sebagai berikut:

      Gaya ini terjadi karena atom karbon bermuatan parsial positif (d+)danatom oksigen bermuatan parsial negatif (d–). Gaya dipol akan renggang

    pada saat pemanasan di atas 80oC sehingga zat warna bisa masuk ke

    dalam serat.

    Pada suhu tinggi, rantai-rantai molekul serat pada daerah amorf

    mempunyai mobilitas tinggi dan pori-pori serat mengembang. Kenaikan

    suhu menyebabkan adsorpsi dan difusi zat warna bertambah. Energi rantai

    molekul serat bertambah sehingga mudah bergeser satu sama lain dan

    molekul zat warna dapat masuk ke dalam serat dengan cepat. Masuknya

    zat warna ke dalam serat dibantu pula dengan adanya tekanan tinggi dan

    adanya carier.

    Rantai molekul serat poliester tersusun dengan pola zigzag yang rapi dan

    celah-celah yang akan dimasuki zat warna sangat sempit. Rantai molekul

    sangat sulit untuk mengubah posisinya. Akibatnya molekul zat warna sulit

    menembus serat dan pencelupan akan berjalan sangat lambat bila

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    11/38

    dilakukan tanpa pemanasan dengan suhu tinggi. Zat warna akan

    menempati bagian amorf dan terorientasi dari serat poliester. Pada saat

    pencelupan berlangsung, kedua bagian tersebut masih bergerak sehingga

    zat warna dapat masuk di antara celah-celah rantai molekul denganadanya ikatan antara zat warna dengan serat. Ikatan yang terjadi antara

    serat dengan zat warna mungkin merupakan ikatan fisika, tetapi dapat pula

    merupakan ikatan hidrogen yang terbentuk dari gugusan amina primer

    pada zat warna dengan gugusan asetil pada molekul serat.

     

    ikatan hidrogen

      zat warna dispersi gugus ester

     

    Demikian pula gaya-gaya Dispersi London (Van der Waals) yang dapat

    terjadi dalam pencelupan tersebut, seperti diilustrasikan dalam gambar di

    bawah ini :

     ikatan Van Der Waals

     

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    12/38

    Dalam gambar di atas dimisalkan atom A adalah atom zat warna,

    sedangkan atom B adalah serat poliester. Pada saat atom A mulai

    berdekatan dengan atom B, maka salah satu atom cenderung untuk

    mendekati atom tetangganya. Smapai pada jarak tertentu maka padakedua atom akan terjadi antaraksi, dimana awan elektron I pada atom A

    akan tertarik pada inti atom B, awan elektron II pada atom B akan tertarik

    pada inti atom A, awan elektron I dan awan elektron II saling tolak, dan inti

    atom A akan menolak inti atom B. Antaraksi tersebut akan menghasilkan

    energi tarik-menarik. Interaksi 2 kutub juga mungkin mengambil peranan

    penting dalam mekanisme pencelupannya.

     

    IKATAN DUA KUTUB

     

    Zat warna yang bersifat planar akan lebih mudah terserap daripada zat

    warna yang bukan planar. Hal ini menunjukkan pertentangan terhadap

    teorisolid solution.

     

    Pencelupan dengan Metoda Carrier

    Banyak sekali teori yang menggambarkan peranan zat pengemban dalampencelupan serat polyester ini ,di antaranya adalah teori yang menyatakan

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    13/38

    bahwa zat pengemban bersifat menggelembungkan serat sehingga

    mempermudah di fusi zat warna ke dalam serat.

    Selain itu zat pengemban juga berfungsi membantu kelarutan zat warnasehingga lebih mudah berpenetrasi ke dalamserat.jadi bila fasa larutan

    celup dan fasa serat kita anggap sebagai suatu system, maka zat

    pengemban bekerja dalam keseluruhan sistimtersebut.at pengemban

    bekerja pada fasa serat sebagai zat pelunak (plasticizer) dengan jaln

    merusak stuktur dalam serat untuk sementara . Zat pengemban kemudian

    membawa zat warna ke bagian dalam serat yang telah di lunakkannya

    tadi . Schuler mengajukan suatu teori dasar tentang mekanisme kerja zat

    pengemban dalam pencelupan polyester ,sebagai berikut :

    Dalam satu system terdiri dari air , zat warna , zat pengemban dan serat ,

    maka :

    • !at pen"e#ban$ air dan at warna berada dala# suatu

    %eseti#ban"an pseudo&dina#i% pada per#u%aaan serat

    pol'ester.

    • !at pen"e#ban $ air dan at warna berdi(usi %e dala# serat.• !at pen"e#ban bertinda% seba"ai at peluna% $ den"an

     jalan #en"hilan"%an "a'a&"a'a diantara rantai #ole%ul

    poli#er.

    • Se#entara serat terplastis%an di(usi %e luar dan %e dala#

    serat terjadi lebih cepat dan dala# %eadaan ini terjadilah

    pencelupan.

    • Selanjutn'a bila at pen"e#ban dihilan"%an %e#bali dari

    bahan $ serat a%an %e#bali %e bentu% se#ula 'aitu sulit di

    celup $sehin""a at warna 'an" sudah ada di dala# serat tida%

    %eluar la"i dari dala# serat.

    • )ntu% #en"hilan"%an *#erusa%#elepas%an, carrier setelah

    pe#a%aian *dala# pencelupan, harus dicuci redu%si *reduction

    clearin", den"an larutan %osti% soda dan natriu# hidrosulpit.

    -ea%si 'an" terjadi adalah seba"ai beri%ut

     

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    14/38

    2NaOH + Na2S2O4 + 2H2O 2Na2SO4 + 6Hn

     

    Ikatan yang terjadi antara zat warna dispersi dengan serat adalah ikatanhidrogen.

     

     ZAT PENGEMBAN

    Dalam pencelupan serat hidrofob , seperti polyester stuktur seratnya

    sedemikian kompak sehingga air sulit menembusnya , maka difusi zat

    warna dengan bantuan air saja tak mungkin terjadi .Difusi yang rendah ini

    menyakibatkan daya celup yang rendah pula. Untuk membantu difusi zat

    warna ke dalam serat dapat di pergunakan suatu zat yang dapat

    menggelambungkan serat polyester tersebut dan membantu penyerapan

    zat warna ke dalam serat ,yang di kenal dengan nama zat pengemban

    (Carrier). Zat pengemban adalah zat organik yang dapat

    menggelembungkan memplastiskan serat polyester yang hidrofob.

    Terdapat dua jenis zat pengemban :

    1. Carrier hidrofob$ carrier ini ber(un"si seba"ai at pelu#as

    'an" a%an berpenetrasi %e dala# serat dan #erusa% i%atan

    antar #ole%ul serat sehin""a serat #enjadi plastis $ #udah

    ber"eser.

      Hal tersebut memungkinkan zat warna berpenetrasi (karena ada

    perbedaan Konsentrasi).

    1. Carrier hidrol$ carrier ini a%an berdi(usi %e dala# serat

    ber"abun" %e dala# serat %e dala# serat #enari% air $

    sehin""a serat #en""ele#bun" dan pori&pori #e#bu%a lebih

    besar sehin""a #e#un"%in%an at warna #asu%. /un"si

    lainn'a adalah #ena#bah %elerutan at warna *at warna

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    15/38

    'an" tida% larut tetapi terdispersi ,.Di(usi terjadi %arena

    perbedaan %onsentrasi at warna dala# larutan dan dala#

    serat . ada at warna disperse %onsentrasin'a rendah$ %arena

    at warna tersebut tida% larut. ena#bahan carrier $#en'ebab%an at warna di %elilin"i carrier #enjadi seolah&olah

    larut $ a%ibatn'a terjadi perbedaan %onsentrasi 'an" #a%in

    besar antara at warna dala# larutan den"an di dala# serat

    sehin""a di(usi at warna %e dala# serat berta#bah.

      Grafik berikut memperlihatkan pengaruh carrier terhadap hasil

    penyerapan zat warna disperse pada serat polyester GR

    Grafik Penyerapan Zat Warna Dispersi Oleh Serat Polyester Dengan Dan

    Tanpa Zat Pengemban

     

    TABEL JENIS – JENIS ZAT KIMIA YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAIZAT PENGEMBAN

     

    OOA 5S

    7idro%arbon aro#atic Di (enil $a(talena dan toluene

    /enol

    /enol o&(enil (enol$p&(enil (enol$o&

    %hloro (enol$ p&%hloro(enol$ #&

    %resol

    8hloro aro#atic 9ono$ di$ tri&%hlorobenena $

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    16/38

    %hlorona(talena

    Asa# aro#atic:enoate $ %hlorobenoat dan o&(talat

    5ter aro#atic

    9etilbenoate$but'l

    benoate$di#etil(talat$dietil(talat$d

    i#etil

    tere(talat$di#etiliso(talat$(enilsalisi

    lat

    5ster (os(at ;ripropil dan tributil (os(at

    5ter ao#ati% p&na(til #etal eter

    ersen'awaan –

    persen'awaan aro#atic lain

    Aseto(enon$(enil selosol

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    17/38

    .

    Reduksi clearing berguna untuk memperbaiki tahan gosok, biasanya

    pencucian reduksi dikerjakan pada larutan yang mengandung natriumhidrosulfit, natrium hidroksida dan lissolamin. Oleh karena polyester bersifat

    hidrofob, maka reaksi reduksi tersebut hanya terjadi di permukaan serat

    saja dan tidak akan mereduksi zat warna yang telah terserap kedalam

    serat. Reduksi clearing berguna untuk menghilangkan zat warna yang tidak

    terfiksasi oleh serat. Setelah pencelupan suhu tinggi ini bahan harus dicuci

    baik-baik dengan larutan yang mengandung ditergen.

     

    Beberapa keuntungan dapat diperoleh dengan metode ini, misalnya dapat

    mencelup warna tua tanpa penambahan zat pengemban, mengurangi

    waktu pencelupan dan biaya pencelupan.

     

    PENCELUPAN DENGAN METODE HT/HP

    Pencelupan dengan suhu tinggi selalu disertai dengan tekanan tinggi.

    Tekanan berfungsi untuk menaikkan suhu proses dan membantu difusi zat

    warna ke dalam serat. Pencelupan dilakukan pada mesin tertutup tanpa

    bantuan zat pengemban. Pencelupan metoda ini banyak dilakukan pada

    serat poliester karena dianggap efektif akibat :

    q Perpindahan atau pergerakan rantai molekul serat poliester mulai aktif

    pada suhu tinggi (120-130oC) sehingga memberi ruang bagi molekul-

    molekul zat warna untuk meningkatkan penyerapan zat warna ke dalam

    serat.

    q Kecepatan difusi zat warna dispersi mulai meningkat pada suhu tinggi

    (120-130oC) dan kecepatan penyerapan serta migrasi zat warna menjadi

    lebih besar sehingga akan mempercepat proses.

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    18/38

    q Pencelupan mulai lebih cepat karena kelarutan zat warna dispersi pada

    suhu tinggi (120-130oC) mulai meningkat.

    Beberapa keuntungan penggunaan metoda ini adalah dapat mencelup

    warna tua, hemat bahan, waktu dan biaya proses, adsorbsi lebih cepat,kerataan lebih baik, ketahanan luntur baik, penetrasi lebih baik, dan dapat

    menggunakan zat warna dispersi dengan ketahanan sinar yang lebih baik

    dan sukar menguap tetapi hanya terserap sedikit pada pencelupan di

    bawah temperatur 100oC.

    Setelah dilakukan pencelupan, maka kain harus dicuci reduksi. Proses cuci

    reduksi (Reduction Clearing) menggunakan kostik soda dan natrium

    hidrosulfit yang akan menghasilkan gas hidrogen untuk mereduksi sisa zat

    warna yang tidak mewarnai serat dan menghilangkan sisa zat proses

    lainnya. Reaksinya sebagai berikut :

    NaOH + 2 Na2S204 2 H2O Na2SO4 + 6 Hn

     

    Pemakaian kaustik soda ini hanya untuk mengaktifkan natrium hidrosulfit

    agar menghasilkan gas hidrogen. Kostik soda tidak boleh terlalu banyakkarena ia dapat menghidrolisa permukaan serat poliester dan

    menyebabkan serat ini terkikis, seperti pada proses penurunan berat, yang

    reaksinya sebagai berikut :

     

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    19/38

    Setelah cuci reduksi, bahan selanjutnya dicuci bersih dengan deterjen.

    Tujuannya untuk menghilangkan hasil proses cuci reduksi yaitu garam

    natrium sulfat (Na2SO4).

     

    Pencelupan dengan metode Thermosol

     

    Pencelupan poliester adalah suatu proses pemberian warna pada

    bahan tekstil dan cara mencelupnya kedalam larutan celup. Poliester

    mempunyai kristalinitas yang tinggi yang bersifat hidrofob, akibatnya serat

    poliester tidak dengan mudah dimasuki oleh molekul-molekul zat warnayang besar. Poliester juga tidak mempunyai gugus-gugus kimia yang aktif

    dengan demikian tidak dapat dicelup dengan zat warna anion atau kation.

      Kesulitan ini dapat diatasi dengan ditemukannya zat warna dispersi,

    dalam pencelupannya zat warna dispersi mencelup serat tidak dalam fasa

    larutan, tetapi fasa dispersi. Zat warna dispersi mempunyai afinitas yang

    besar terhadap serat poliester dibandingkan terhadap larutan celup.,

    dengan demikian zat warna dapat bermigrasi kedalam serat dan dapat

    membentuk larutan padat.

      Proses Pencelupan ini merupakan pencelupan secara

    kontinu,dimana fiksasi zat warna di dalam serat dilakukan dengan

    menggunakan panas dari aliran udara panas .

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    20/38

      Proses ini dikembangkan oleh Du Pont pada tahun 1949 , dimana

    zat warna ternyata dapat bermigrasi ke dalam serat dengan adanya panas ,

    sehingga zat warna tersebut akan teradsorpsi oleh serat .Untuk

    pencelupan cara ini diperlukan peralatan khusus yang memungkinkanpengerjaannya dapat dilakukan secara kontinu .

      Dalam proses pencelupan ini terdiri dari empat tahap pengerjaan

    yaitu :

    1. addin" bahan dala# larutan at warna

    2. en"erin"an antara pada suhu 110o?$sela#a 60 deti%

    3. /i%sasi at warna %edala# serat den"an pe#anasan pada

    suhu 210o?$sela#a 60 deti%.

    4. en"erjaan a%hir$ #isaln'a pe#ban"%itan %alau bahann'a

    serat ca#puran $ en'abunan$ pencucian$dan lain seba"ain'a.

     

    Mekanisme Pencelupan Termosol

      Pada pencelupan cara termofikasi pertama-tama zat warna

    berpindah dari larutan celup kepermukaan bahan melalui proses padding

    dan kemudian dilakukan pengeringan pendahuluan

      Menurut Mauric R.fox, masuknya zat warna disperse dari

    permukaan serat kedalam serat kemungkinan peristiwa berikut :

    1. erpindahan %arena persin""un"an *contact trans(er,

      Pada system perpindahan ini umumnya dikenal sebagai system

    adanya larutan dari zat warna yang larut ke bagian rongga molekul serat

    polyester yang padat pula atau lebih dikenal dengan istilah “solid solution”.

    1. erpindahan #elalui #ediu# *9ediu# trans(er,

      Perpindahan melalui medium ini adalah dalam bentuk lelehan zat

    warna .Hal ini disebabkan oleh adanya uap panas yang terabsorpsi

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    21/38

    kemudian menggelembungkan zat warna sampai meleleh dan lelehan zat

    warna ini akan larut kedalam serat polyester yang stuktur polimernya telah

    dibuka oleh pengaruh panas tersebut.

    1. erpindahan at warna #elalui /asa uap *

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    22/38

    O2N N=N N-H O= C – O -C

      H Ikatan hydrogen CH3 

    O H+

      N+

      N=N N i%.antar kutub O=C+

    -O-C-O H+ CH3

    Gambar 2.2.Ikatan zat warna disperse dengan serat polyester

     

     Zat Pendispersi

      Zat warna dispersi merupakan zat warna yang bersifat hidrofob

    yang apabila dilarutkan dalam air tidak akan larut tetapi berbentuk

    gumpalan-gumpalan, maka untuk dapat larut dalam air pada proses

    pencelupannya ditambahkan zat pendispersi. Zat pendispersi adalah

    surfaktan (zat aktif permukaan) yang membantu proses difusi karena zat

    warna didispersikan secara merata diseluruh permukaan kain.

    Penambahan pendispersi pada larutan celup zat warna dispersi bertujuan

    untuk mendispersikan dan menstabilkan zat warna dispersi dalam larutan.

      Zat pendispersi berdasarkan sifatnya terbagi dalam empat

    golongan yaitu tipe anionik, kationik, non ionik dan tipe amfoterik. Zat

    pendispersi yang bersifat anionik akan terpengaruh oleh adanya ion-ion

    logam dalam larutan celupnya. Seperti halnya zat warna yang

    mengandunggugus pelarut dalam molekulnya, zat pendispersi yang

    mengandung gugus SO3Na akan mengalami gaya pendispersinya apabila

    dimasukkan kedalam air yang mengandung ion-ion logam.

      Sifat zat pendispersi anionik ini menyebabakan zat pendispersi

    akan masuk dalam larutan celupyang mengandung ion-ion logam. Ion

    logam akan menggantikan posissi Na+ dan membentuk ikatan komplek

    dengan zat pendispersi menghasilkan struktur molekul zat pendispersi

    menjadi besar, sehingga bis menghasilkan gaya pendispersiannya.

     

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    23/38

     Zat Anti Migrasi

      Pada proses pencelupan system continue sering digunakan zat-zat

    pembantu tekstil yang akan meningkatkan calup zat warna dengankonsentrasi tinggi (viskositas /kekentalan) yang dalam waktu singkat dapat

    terfiksasi kedalam serat .Dimana hasil celupannya sebanding dengan cara

    pencelupan system konvensional. Zat pembantu tekstil

    yang digunakan sebagai pengental pada pencapan dan digunakan pula

    pada larutan pad pecelupan system kontinu berupa zat anti migrasi. Pada

    umumnya jenis polisakarida digunakan sebagai Zat anti migrasi , terutama

    alginat , penggunaanya jelas dengan konsentrasi yang lebih rendah

    daripada penggunaan dalam pencapan karena prases pencelupan

    dibutuhkan viskositas yang lebih rendah , agar mudah berpenetrasi

    kedalam serat selama padding berlangsung .Selama alginate, digunakan

    pula poliakrilat , poliakrilamida dan polietoksilat. Polietoksilat merupakan

    campuran poliglikol dan etilena oksida (propilena oksida).

      Zat anti migrasi dalam larutan padding berfungsi mencegah

    kecenderungan zat warna untuk bermigrasi selama proses pengeringansebelum fiksasi, sehingga diperoleh hasil yang rata.

     

    CH2OH

     

    CHOH Gambar 2.3 zat anti migrasi jenis poliakrilat

     

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    24/38

     

    CH2OH

     

     Zat Pembasah

      Zat pembantu tekstil yang merupakan golongan terpenting dan

    terbesar ialah golongan zat pembasah ,pendispersi,dan pengemulsi. Hal ini

    disebabkan karena pembasahan , pelepasan kotoran ,pendispersian dan

    pengelmusian adalah proses –proses yang penting sekali

    dalamperte%stilan.dari golongan –golongan zat ini ada golongan yang

    hanya memiliki salah satu sifat tersebut diatas , ada 2 sifat tetapi ada pula

    yang memiliki ketiga tersebut diatas , akan tetapi bagaimanapun sifatnya

    yang bermacam-macam itu semua zat zat tersebut memiliki satu sifat yang

    sama,yaitu mereka mempunyai kecenderungan untuk berpusat antar muka

    dan mempunyai kemampuan menurunkan tegangan permukaan.

       Jenis Zat Pembasah

    1. !at a%ti( anion$at a%ti( anion adalah at 'an" terionisasi

    dala# larutan den"an rantai panjan" 'an" #e#bawa #uatan

    ne"ati

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    25/38

     Asam Asetat

     

    Asam asetat merupakan asam yang tergolong asam karboksilat

    berbasa satu (Monobasic Carboxylic Acid) ciri asam karboksilat berbasa

    satu di tandai dengan adanya satu gugus?OO7.Asan asetat anggota ke 2

    dari kelompok asam karboksilat. Pembuatannya bisa dari natrium metanoat

    yang merupakan reaksi dari natrium hidroksida dan karbon monoksida.

    q Stuktur kimia

      Stuktur kimia asam asetat merupakan stuktur paling sederhana dari

    kelompok asam karboksilat setelah asam formiat yaitu CH3COOH.

    q Sifat kimia

      Seperti halnya asam karboksilat , asam tereftalat dapat bereaksi

    membentuk garam , ester dan amida. Asam asetat terurai oleh asam

    sulfat panas menjadi karbondioksida dan hydrogen pada suhu

    100oC.Nilai konstanta disosiasi (k) asam asetat sebesar 1,8 x 10&> dansifatnya korosif.

    q Sifat fisika

      Asam asetat merupakan cairan bening yang mudah terbakar .Titik

    beku asam asetat 16,7oC sedangkan titik didihnya 118,2oC.

     

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    26/38

     

    III. Percobaan

    3.1. Alat-alat yang digunakan Bahan

    Gelas piala 100 cc – Kain polyester

    – Gelas ukur – Zat warna Dispersi (Dispersol yellow

    B-6G dan Dispersol blue -BR)

    – Pipet Volum – Zat pendispersi (Sunsolt YK-DB)

    – Tabung rapid – Asam asetat 30%

    – Termometer – Na2S2O4

    – Pengaduk kaca – NaOH 38oBe

    – Kassa dan bunsen – Teefol

    – Mesin – Carier

    – Setrika

    3.2. Resep dan Fungsi zat

      Resep

    1. -esep pencelupan

    Oran" %e& 1 2 3 4

    !at =arna Dispersi *"ol A, *ow(, 1 1 1 2

    Asa# Asetat 30 *#l, ph >

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    27/38

    !at pendispersi *#l, 0$>

    ?arier *#l, – 0$> 0$> 1

    Suhu 100

    =a%tu *#enit, 30 4>

    Blot 110

    2. -esep ?uci -edu%si

    Na2S2O4 : 2 g/lNaOH 38oBe : 1 cc/l

    Sabun : 0,5 ml/L

    Suhu : 70 oC

    Waktu : 15 menit

    Vlot : 1 : 10

    1. -esep pencucian

    Na2CO3  : 2 g/l

    Teefol : 0,5 g/l

    Waktu : 10 menit

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    28/38

    Suhu : 70o C

     

    Perhitungan Resep

    Orang ke- 1 2 3 4

    !at =arna Dispersi *"ol A,

    *ow(, 14.>2 1 1 2

    Asa# Asetat 30 *#l, ph >

    !at pendispersi *#l, 0.0C2> 0$0C3> 0$0C2

    0$0C14

    >

    ?arier *#l, – 0$0C3> 0$> 0$142

    Suhu 100

    =a%tu *#enit, 30 4>

    Air 14>.2 146$> 14>$6 2136

    :erat :ahan 14$>2" 14$6> 14$>6 14$2

    Pencucian

    aO7 0.14>2 0$146> 0$14>6 32>

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    29/38

    atriu# 7idrosul@t 0.2 0$2 0$2 0$2

    Sabun 0.0C2> 0$0C3> 0$> 0$142

    Suhu C0

    =a%tu *#enit, 1>

    Air 14>.2 146$> 14>$6 142$

     

    Fungsi Zat

      – Zat warna dispersi :

    Memberi warna pada bahan

      – Zat pendispersi :

    Mendispersikan/menyebarkan zat warna dalam larutan celup secara

    merata.

    – Zat Pengemban :

    Mengemban/membawa zat warna masuk ke dalam serat dan memperbaiki

    kelarutan zat warna dalam larutan celup.

      – Asam asetat :

    Memberikan suasana asam (pH 4-5) pada larutan celup.

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    30/38

    – Na2S2O4:

    Menghilangkan zat warna yang tidak terfiksasi dipermukaan serat dan zat

    pengemban yang masih tertinggal di dalam serat pada proses cuci

    reduksi.

    – Natrium Hidroksida :

    Membantu mengaktifkan Natrium hidrosulfit.

    – Sabun :

      Sabun berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa

      zat warna yang masih menempel pada permukaan kain.

    3.3. Cara keja

    3.3.1 Pencelupan

    – Alat-alat yang akan dipakai dibersihkan, berat bahan dan zat-zat

    yang akan digunakan ditimbang

    – Zat warna dispersi dibuat pasta dengan air dingin dan bila perlu

    ditambahkan zat pendispersi, kemudian ditambah air hangat sampai

    terdispersi sempurna.

    – Kedalam gelas porselen, masukan air yang bersuhu 400C sesuai

    vlot yang ditentukan, zat pendispersi, masukan bahan lalu diaduk

    sempurna.

    – Masukan larutan zat warna dan asam asetat setelah pencelupan

    berlangsung 10 menit pada gelas porselen yang telah berisi larutan

     

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    31/38

    – diatas, Pencelupan dilakukan pada suhu dan waktu yang

    ditentukan. Dilanjutkan dengan penurunan suhu menjadi 70oC.

    – Setelah proses tersebut selesai, bahan dicuci, direduksi, dicuci,

    disabun dan dibilas.

     

    3.4. Diagram alir dan Skema Proses

     

    e#buatan larutan celup dan persiapan bahan

     

    Diagram alir :

     

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    32/38

     

    roses -edu%si ?learin"

     

    encucian

     

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    33/38

     

    Skema proses :

    1. Proses Pencelupan

     

    zat pengemban 1000C

    zat

    pendispersi

    Bahan asam asetat

    Zw

    60-700C

    0 10 20 60 ( dalam

    menit )

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    34/38

    2. Proses Reduksi Clearing

     

    3.5. Hasil Percobaan (Sampel)

     

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    35/38

    ".#.$ %ariasi Zat Warna Dis!rsi an Cari!r

    Resep 1 Resep 2 Resep 3 Resep 4

     

    3.5.1 Hasil Evaluasi Tahan Gosok

    orang ke- 1 2 3 4

    %apas 4 4 4 4

    pol'ester 4$> 4$> 4$> 4$>

     

    IV. Diskusi

    Setelah proses pencelupan dilakukan dan melakukan variasi resep, pada

    metode ini terdapat proses cuci reduksi. Cuci reduksi ini dilakukan agar zat

    warna maupun zat pengemban yang hanya terdapat pada permukaan serat

    saja dapat hilang. Terlihat pada kain terdapat perubahan warna setelah

    cuci reduksi karena sesuai resepnya yang memakai zat warna paling

    banyak dengan carier yang seimbang ketuaan warna pun sama antara

    orang ke tiga dan ke empat. Tetapi terlihat perbedaaan yang mencolokpada kain ke dua dan ke tiga, warna yang dihasilkan berbeda

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    36/38

    kecerahannya. Dan antara orang ke satu dan ke dua terlihat orang ke satu

    lebih tua warnanya dibanding orang ke dua. Hal itu bisa terjadi karena

    berbagai kemungkinan diantara lain ;

    – Kain ke satu yang tidak memakai carier bisa lebih tua warnanya

    dibanding kain ke dua karena zat warna yang dipakai yaitu yang jenis

    molekulnya kecil maka zat warna dapat masuk ke dalam serat tanpa

    menggunakan carier.

    – Carier itu mempunyai fungsi membawa zat warna masuk ke dalam

    serat dan memperbaiki larutan celup. Bila zat warna yang jenis molekulnya

    kecil itu pada saat memakai carier memang masuk ke dalam serat tetapi

    apabila carier tersebut terlalu banyak atau sudah mencapai titik jenuhnya

    carier itu dapat membawa zat warna yang sudah berikatan dengan serat

    menjadi migrasi ke fasa larutan kembali.

    – Pada proses cuci reduksi pun dapat berpengaruh pada hasil kain

    yang akan diperoleh, apabila cuci reduksi kurang baik maka kain hasil

    pencelupan pun akan kurang baik. Kain ke satu lebih tua daripada kainkedua bisa saja terjadi karena cuci reduksi yang kurang baik. Cuci reduksi

    akan menghilangkan carier yang ada dalam serat dan menghilangkan zat

    warna yang ada pada permukaan serat dan bila carier masih membawa

    serat dan carier terlepas dari serat maka warna yang terkandung pada

    serat akan lebih sedikit dan ketuaan warna akan lebih rendah. Bila cuci

    reduksi kurang baik pun zat warna yang masih menempel pada permukaan

    serat akan tetap pada permukaan serat maka pada saat hasil pencelupan

    pun dapat terlihat dan mempengaruhi perbandingan ketuaan warna yang

    dihasilkan.

    – Pada proses pencelupan dengan variasi waktu pencelupan pun

    terlihat perbedaan ketuaan warna yang dihasilkan, karena waktu

    pencelupan itu mempengaruhi lamanya proses fiksasi zat warna itu masuk

    ke dalam serat. Maka dari itu, apabila waktu pencelupan lebih sedikit maka

    proses fiksasi masuknya zat warna ke dalam serat pun akan lebih singkat

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    37/38

    yang mengakibatkan ketuaan warna akan berbeda. Bila waktu

    pencelupannya lebih lama maka akan lebih tua warnanya dibandingkan

    warna kain yang proses pencelupannya sebentar. Ini terlihat pada kain ke

    dua dan ke tiga.

    – Perbedaan konsentrasi zat warna pun akan sangat jelas terlihat

    perbedaannya karena semakin banyak konsentrasi zat warna yang dipakai

    pada saat pencelupan maka akan dihasilkan ketuaan warna yang lebih

    baik.

    – Pada hasil evaluasi uji tahan gosok terdapat hasil uji yang sama

    dari kain satu sampai kain dua, yang dapat diartikan bahwa variasi waktu

    pencelupan, konsentrasi zat warna dan penambahan zat pengemban tidak

    mempengaruhi kelunturan terhadap gosokan.

     

    1. V. Kesimpulan

      Zat Warna dispersi adalah zat warna yang mewarnai serat hidrofob(kain polyester), zat warna ini pun sukar larut maka penambahan carier itu

    penting untuk membawa zat warna ke dalam serat. Begitu pula waktu

    pencelupan yang sedikit lebih lama itu dapat memberi warna yang lebih tua

    karena berpengaruh pada proses fiksasi zat warna ke dalam serat.

      Cuci reduksi dapat mempengaruhi dan memperbaiki tahan gosok.

    Reduksi clearing dapat menghilangkan sisa-sisa zat warna yang tidak

    terfiksasi dan menghilangkan carier yang masih terdapat dalam serat.

      Maka hasil pencelupan serat polyester dengan menggunakan zat

    warna dispersi dengan metoda penambahan carier yang optimal itu ada

    pada kain ke empat.

     

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Pencelupan 2

    38/38