laporan praktikum ipa 2 kapilaritas
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM IPA 2
“ Pengaruh Volume Batang terhadap Debit Transportasi Zat Cair
pada Tanaman Pacar Air ’’
Disusun oleh :
KELOMPOK 4
1. Isna Amanatul Hayati (12312241008)
2. Vini Rahayu (12312241012)
3. Muhammad Labib Ridlo (12312241015)
4. Robiyatul Abdawiyah (12312241021)
5. Purnamasari Pragusta (12312241029)
6. Wulan Sari Ningsih (12312241044)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
A. TUJUAN
Mengetahui pengaruh volume batang terhadap debit transportasi zat cair pada tanaman
pacar air
B. DASAR TEORI
a) Transportasi dan penyerapan zat pada tumbuhan
Pada umumnya, air dan zat-zat hara tanah diserap melalui akar. Sebagian zat yang
lain terutama gas O2 dan CO2, diserap melalui daun. Selanjutnya, zat-zat tersebut
akan dibawa ke daun karena daun merupakan pusat aktivitas penyusunan zat-zat
yang dibutuhkan tumbuhan. Berikut susunan sel-sel jaringan akar dan daun sebagai
organ penyerapan zat.
Sumber : http://files/pengabdian/suyitno-aloysius-drs-ms/pengayaan-materi-
penyerapan-pada-tumbuhan-bagi-siswa-sma-5.pdf
Pada umumnya, air dan zat-zat hara tanah diserap melalui akar. Sebagian zat
yang lain terutama gas O2 dan CO2, diserap melalui daun. Selanjutnya, zat-zat
tersebut akan dibawa ke daun karena daun merupakan pusat aktivitas penyusunan zat-
zat yang dibutuhkan tumbuhan. Bagaimanakah penyerapan dan pengangkutan zat
tersebut terjadi ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu memahami
bagaimana susunan sel-sel jaringan akar
dan daun sebagai organ penyerapan zat.
Penyerapan Zat
a. Alat penyerapan
Sumber:
http:// files/pengabdian/suyitno-aloysius-drs-ms/pengayaan-materi-penyerapan-pada-
tumbuhan-bagi-siswa-sma-5.pdf
Pada tumbuhan darat, sebagian besar air dan zat hara diserap dari tanah melalui
akarnya. Zat yang lain seperti O2 dan CO2 banyak diserab melalui daun, terutama
melalui mulut-mulut daun (stomata). tanaman dapat dipupuk lewat daun dengan
menggunakan pupuk daun. Pada daun terdapat celah-celah atau pori yang dapat
menjadi pintu masuknya zat-zat, sekaligus merupakan pintu pelepasan zat-zat. Dengan
demikian, daun merupakan alat pertukaran zat. Untuk memahami bagaimana zat-zat
diserap melalui akar dan daun, coba perhatitkan susunan jaringan akar dan daun
berikut ini. Pada daerah dekat ujung akar terdapat rambut-rambut akar. Rambut akar
terbentuk dari sel-sel epidermis akar yang memanjang kearah luar. Sel yang
memanjang ini akan memperluas bidang penyerapan sehingga lebih banyak zat akan
terserap.
b. Cara Penyerapan Zat
Cukup sulit untuk memahami bagaimana zat-zat diserap oleh tumbuhan. Pada hewan
dan manusia, cara penyerapan terjadi dengan sangat nyata, sedangkan pada tumbuhan
tidak demikian. Dengan mudah kita menyerap minuman dari botol dengan sedotan,
atau menghisap udara dengan alat pernafasan kita. Menyerap zat berarti menggerakkan
zat dari luar tubuh masuk ke dalam tubuh. Untuk proses itu dibutuhkan tenaga.
Bagaimana akar tumbuhan menyerap air dan zat-zat hara dari tanah ? Terdapat tiga
cara zat dibawa atau diserap tanaman, yaitu : akar tumbuhan menyerap air dan zat-zat
hara dari tanah ? Terdapat tiga cara zat dibawa atau diserap tanaman, yaitu :
1) Difusi sederhana
2) Khusus untuk difusi air lewat membran disebut osmosis
3) Difusi dengan fasilitas Transpor aktif
1) Peristiwa Difusi zat
Tumbuhan tidak dapat membangkitkan tenaga hisap untuk menyerap air masuk ke
jaringan akar. Tumbuhan juga tidak memiliki kemampuan memilih zat yang diserap.
Berbagai zat yang larut dalam air tanah dan dapat menembus dinding dan membran sel
rambut akar akan dapat terserap, bahkan zat-zat racun sekalipun. Misal, zat-zat
insektisida, logam berat dan obat-obat kimia lainnya. Karena itu kita lebih baik tidak
mengkonsumsi sayuran yang terkena limbah industri. Penyerapan zat pada tumbuhan
bersifat pasifdan aktif. Pada penyerapan pasif, masuknya air ke dalam air digerakkan
oleh banyak faktor, meliputi
1) Beda suhu. Setiap zat cenderung dalam keadaan bergerak. Tenaga gerak semakin besar
pada suhu yang semakin tinggi, sehingga gerak zat akan semakin cepat. Coba
perhatikan saat kita memanaskan air. Molekul air akan bergerak semakin cepat bila
akan semakin panas. Adanya gerakan zat ini dapat menjadi salah satu pendorong
masuknya zat ke dalam akar.
2) Beda konsentrasi. Bila kita membuka botol minyak wangi, apa yang terjadi? Bau
minyak wangi akan segera menyebar ke luar, bukan ? Hal ini terjadi karena
konsentrasi zat minyak wangi dalam botol sangat tinggi, sebaliknya keadaan di luar
botol. Adanya perbedaan konsentrasi zat antara botol dan diluar botol, mendorong zat
minyak wangi menyebar ke luar. Dengan kata lain, perbedaan konsentrasi zat
membangkitkan tenaga gerak suatu zat.
3) Beda tekanan. Pergerakan zat juga terjadi karena adanya beda tekanan antara dua
daerah. Misalnya, antara daerah di sekitar akar (rizhosfir) dengan keadaan di dalam sel
/ jaringan.
4) Zat-zat adsorptif (permukaannya mudah mengikat zat). Adanya daya ikat permukaan
partikel zat menyebabkan gerak zat dihambat.
1. difusi
Secara umum, gerak zat menyebar dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke daerah
dengan konsentrasi yang lebih rendah, atau dari daerah bertekana tinggi ke daerah
yang tekanannya lebih rendah, disebut difusi.Suatu zat juga akan bergerak menyebar
karena terjadinya perbedaan tekanan atau suhu. Bagaimana terjadinya angin ? Angin
merupakan udara yang bergerak. Udara bergerak dari daerah bertekanan kuat ke
daerah bertekanan lemah, dari daerah dingin ke daerah yang lebih panas. Zat juga akan
bergerak menyebar dari daerah berkonsentrasi lebih besar (lebih pekat) ke daerah yang
konsentrasinya lebih rendah. Jadi, pada dasarnya setiap zat akan bergerak bila terjadi
perbedaan suhu, tekanan atau konsentrasi. Agar akar dapat menyerap zat maka air
tanah atau larutan tanah harus mencapai daerah rizhosfer. Ada dua faktor penting
yangmemungkinkan akar memperoleh air dan hara tanah, yaitu : (1) intersepsi akar
atau adanya kontak dengan akar (2) Adanya aliran massa (mass flow) dalam tanah,
yaitu aliran air (zat) yang terjadi melalui prinsip difusi.
2. osmosis
Air yang masuk ke dalam akar akan mengisi ruang-ruang antar sel atau masuk ke
dalam sel. Air dapat masuk ke dalam sel-sel akar setelah air menembus dinding dan
membran sel. Air yang bergerak menembus membran sel inilah yang disebut osmosis.
Dengan kata lain, osmosis adalah difusi air menembus membran sel. Faktor – Faktor
Berpengaruh Terdapat dua (2) faktor penting yang menetukan transpor zat melewati
membran, terkait dengan keluar masuknya zat dari dan ke sel. Kedua faktor adalah :
Faktor perbedaan (gradien) kondisi fisik luar dengan dalam sel (jaringan). (Perbedaan
sistem di luar dan di dalam sel). Perbedaan yang menjadi sumber tenaga penggerak
(energi kinetik) zat, yaitu meliputi :
1) gradien kandungan air (beda potensial air)
2) gradien suhu
3) gradien kelembaban
4) gradien tekanan
5) gradien konsentrasi zat yang terlarut dalam air
b. Permeabilitas membran terhadap zat-zat. Zat-zat yang keluar masuk dari dan ke sel
akar atau daun dapat berupa :
1) Gas-gas : Uap H2O, O2, CO2, H2S, N2, dst
2) Air
3) Ion-ion, yaitu kation (ion positip) dan anion (ion negatif)
Tumbuhan menyerap ke tiga bentuk zat tersebut. Karena sifat ketiganya
berbeda, maka permeabilitas membran terhadap zat-zaat tersebut juga
berbeda. Karena itu cara penyerapannya berbeda.
(sumber: modernjumb.blogspot.com)
Gambar penampang lintang akar. Rambut-rambut akar terletak di lapisan terluar dari
kulit akar. Di sebelah dalamnya masih terdapat beberapa lapis sel sebelum mencapai
bagian kayunya. Dapatkah masuknya air menembus jaringan kentang menjelaskan
cara masuknya air menembus kulit akar.
3) Transpor Aktif
Penyerapan ion-ion adalah paling sulit, karena permeabilitas membran terhadap
ion adalah paling rendah. Walaupun molekul sukrosa jauh lebih besar, namun lebihmu
dah menembus membran, sehingga lebih mudah diserap atau diangkut.
Jadi, penyerapan zat pada tumbuhan dapat dilakukan melalui : 1) akar (terutama
rambut-rambut akar), 2) daun (terutama stomata) atau 3) permukaan tubuh tanaman
terutama yang belum mengalami penebalan. Zat-zat dari luar tubuh masuk masuk ke
dalam tubuh secara difusi sedeerhana, difusi dengan fasilitasi dan transpor aktif
Setelah zat-zat menembus masuk ke dalam jaringan akar, selanjutnya akan
diangkut menuju daun untuk diolah menjadi berbagai zat yang dibutuhkan dalam
tubuh seperti lemak, protein, vitamin dan zat-zat penting lainnya. Pengangkutan zat
pada tumbuhan berlangsung melalui dua cara, yakni :
1) di luar pembuluh angkut (ekstravaskuler)
2) di dalam pembuluh angkut (vaskuler)
Pengangkutan ekstravaskuler berlangsung dalam dua cara, yakni :
1) Simplastik
2) Apoplastik
Pada pengangkutan simplastik, air bergerak menembus sel ke sel, dari sitoplasma ke
sitoplasma sel yang lain. Sedang pengangkutan apoplastik, air bergerak merambat
melalui ruang-ruang antar sel.
(sumber: modernjumb.blogspot.com)
Pengangkutan Vaskuler Pengangkutan zat secara fasikuler terjadi melalui
pembuluh kayu (xilem) dan pembuluh kulit (floem). Pengangkutan air dari akar
kebatang terjadi melalui pembuluh kayu, membentuk aliran air (benang air). Setelah
mencapai daun, sebagian dimanfaatkan oleh sel-sel daun untuk memasak makananm.
Sebagian air dan garam mineral yang lain dipindah ke floem, menyatu dengan aliran
sukrosa (asimilat). Pada tumbuhan dikotil, bagian xilem berada di bagian kayu,
sedangkan floemnya berada di bagian kulit dekat kambium. Pada monokotil seperti
jagungdan tebu, xilem dan floem bersatu membentuk satu berkas angkutan. Letaknya
tersebar. Sedang pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tubuh yang lain
dilakukan melalui pembuluh kulit (pembuluh tapis) dan membentuk aliran asimilat.
Selain asimilat, melalui floem juga diangkut bermacam-macam. zat organik lain,
hormon dan juga ion-ion atau garam mineral yang berasal dari xilem Faktor-faktor
Pengangkutan dalam xilem. Ada banyak faktor yang mempeengaruhi pengangutan air
atau larutan tanah dalam xilem. Faktor tersebutmeliputi faktor internal dan eksternal
atau kesatuan sistem antara sistem tanah-jaringan – udara. Faktor internal meliputi
tekanan akar, daya kapilaritas dan daya hisap daun.
1) Daya tekan akar. Bila batang pisang dipotong, maka air akan keluar melalui
permukaan potongan batangnya. Air terdorong ke luar karena adanya tekanan akar.
Karena itu, tekanan akar menjadi salah satu pendorong masuknya air dari tanah ke
dalam akar.
2) Daya hisap daun. Melalui daun akan terjadi pelepasan uap air yang disebut transpirasi.
Karena air dalam tubuh tumbuhan membentuk benang air, maka lepasnya molekul air
pada daun akan diikuti naiknya air pada akar dan batang. Selanjutnya air dari tanah
juga akan terserap masuk ke akar.
3) Daya kapilaritas.Diameter xilem adalah sangat kecil sehingga menghasilkan daya
kapilaritas air didalam xilem. Daya kapiler ini berbanding terbalik dengan jari-jarinya.
Dengan demikian, pada buluh yang semakin kecil akan menghasilkan daya kapilaritas
semakin besar. Daya kapilaritas didukung oleh dua kekuatan pada air, yaitu daya
kohesi dan adhesi.
Keterangan :
P = tekanan (bar / joule)
γ= Tegangan muka
r = jari-jari
Pengaruh gaya adesi dan kohesi pada kapilaritas
Cairan akan naik dalam tabung kapiler jika membasahi tabung yaitu ketika gaya
adesi lebih besar dari gaya kohesi, hal ini disebabkan karena gaya tegangan permukaan
total sepanjang dinding tabung bekerja ke atas.ketinggian maksimum yang dapat
dicapai cairan adalah ketika gaya tegangan permukaan sama atau setara dengan berat
cairan yang berada dalam pipa. Dan turun jika tidak membasahi tabung yaitu ketika
gaya kohesi lebih besar dari gaya adesi.
Ketika cairan yang turun dalam tabung maka sudut kontak yang terbentuk
umumnya lebih kecil dari 90 derajat. Dan ketika cairan yang naik dalam tabung sudut
kontak yang terbentuk lebih besar dari 90 derajat.
*Sudut kontak adalah sudut yang terbentuk oleh lengkungan.
*Kohesi adalah gaya tarik menarik antar molekul dalam zat yang sejenis.
*Adesi adalah gara tarik menarik antar molekul yang tidas sejenis.
a) Daya kohesi air. Antar molekul air terjadi saling ikat yang menyebabkan air akan
membentuk seperti benang air. Bila salah satu bagian air bergerak menyusup ke
ruang-ruang antar sel, maka akan diikuti oleh bagian air yang lain.
b) Daya adhesi air. Air dapat merambat melalui benda yang dilewatinya, karena air
memiliki daya ikat terhadap permukaan bendalain. Daya adhesi air akan tergantung
dari sifat benda yang dilalui. Daya ikat air terhadap benda lain ini disebut daya
adhesi. Ingat,minyak dapat merambat melalui sumbu, demikian pula air dapat
merambat melalui dinding sel akar yang dilewatinya.
4) Tingkat bukaan stomata. Derajat bukaan stomata akan menentukan daya hantar
(konduktivitas) gas-gas melewatinya (pertukaran zat). Buka tutupnya stomata
dipengaruhi oleh banyak faktor, meliputi faktor klimatik, edafik, gasgas di udara (O2,
CO2) dan faktor-faktor internal seperti fotosintesis, asam abskisat (ABA = suatu
hormon), kondisi cairan tubuh, dsb. Hal ini terkait langsung dengan laju transpirasi.
Faktor eksternal :
Faktor-faktor eksternal penting meliputi :
(1) Faktor klimatik, meliputi suhu udara, kelembaban, cahaya (intensitas & lama
pencahayaan), kecepatan angin
(2) Faktor edafik, terutama kelembaban (kadar air tanah) dan suhu tanah
Keadaan di dalam jaringan dandi luar jaringan secara sistemik akan menentukan
terbentuknya beda (gradien) potensial air antara tanah-jaringan-udara. Beda potensial
air ini menjadi salah satu pendorong aliran air (water stream) mulai dari penyerapan –
pengangkutan – pelepasan (transpirasi). Pengaturan atau kontrol laju pelepasan air
dilakukan tumbuhan dengan cara mengatur tingkat bukaan stomata.
Sifat pengangkutan di Floem
1. Terjadi dalam dua arah secara bersamaan (bidirectional transport)
2. Mengangkut asimilat berupa gula sukrosa, bukan berupa glukosa
3. Selain sukrosa, melalui floem diangkut pula ion-ion, air, asam-asam organik, asam
amino dan juga hormon tumbuhan.
4. Banyak teori tentang transpor dalam floem, di antaranya adalah teori aliran massa
(mass flow, bulk flow), yang terjadi karenaadanya perbedaan (gradien) sukrosa
antara bagiandaun – batang dan akar. Teori ini sangat dikenal dengan teori Munk
b) FLUIDA STATIS
Teori Singkat :
Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau sering disebut Zat Alir. Fluida dapat
mencakup zat cair atau gas.
Zat cair : adalah Fluida yang non kompresibel (tidak dapat ditekan) artinya tidak
berubah volumenya jika mendapat tekanan.
Gas : adalah fluida yang kompresibel, artinya dapat ditekan. Bagian fisika yang
mempelajari tekanan tekanandan gaya-gaya dalam zat cair disebut: Hidrolika atau
Mekanika Fluida yang dapatdibedakan dalam :
a) Hidrostatika : Mempelajari tentang gaya maupun tekanan di dalam zat cair yang
diam.
b) Hidrodinamika : Mempelajari gaya-gaya maupun tekanan di dalam zat cair yang
bergerak (mekanika fluida bergerak
Pengaruh Kohesi & Adhesi Terhadap
Permukaan Fluida
Air : Permukaannya cekung, pada pipa kapiler permukaannya lebih tinggi, karena
adhesinya lebih kuat dari kohesinya sendiri.
Sudut Kontak
Sudut kontak yaitu sudut yang dibatasi oleh 2 bidang batas dinding tabung dan
permukaan zat
cair. Dinding tabung : sebagai bidang batas antara zat cair dan tabung. Permukaan zat
Bila zat cair tersebut air dan dindingnya gelas maka :Karena adhesinya lebih besar
dari kohesi. Bila zat cair tersebut air raksa, maka : Karena kohesinya lebih besar dari
adhesi.
Tegangan Permukaan
Sebagai akibat dari adanya kohesi zat cair dan adhesi antara zat cair-udara diluar
permukaannya, maka pada permukaan zat cair selalu terjadi tegangan yang disebut
tegangan permukaan.
Hukum Pascal
"Tekanan yang bekerja pada fluida di dalam ruang tertutup akan diteruskan oleh
fluida tersebut ke segala arah dengan sama besar".
Contoh alat yang berdasarkan hukum Pascal adalah : Pompa Hidrolik.
Perhatikan gambar bejana berhubungan dibawah ini.
Permukaan fluida pada kedua kaki bejana berhubungan sama tinggi. Bila kaki I yang
luas penampangnya A1 mendapat gaya F1 dan kaki II yang luas penampangnya A2
mendapat gaya F2 maka menurut Hukum Pascal harus berlaku :P1 = P2
Hukum Utama Hidrostatis "Tekanan hidrostatis pada sembarang titikyang terletak
pada bidang mendatar di dalam sejenis zat cair yang dalam keadaan setimbang
adalah sama" .
c) Pacar Air
PACAR AIR/ IMPATIENS BALSAMINA LINN
Kerajaan :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo :Ericales
Famili :Balsaminaceae
Genus :Impatiens
Spesies :I. balsamina
Bunga Pacar air (Impatiens balsamina ) adalah tanaman yang berasal
dari Asia Selatan dan Asia Tenggara. Tanaman ini diperkenalkan di Amerika pada
abad ke-19. Tanaman ini adalah tanaman tahunan atau dua tahunan dan memiliki
bunga yang berwarna putih, merah, ungu atau merah jambu. Bentuk bunganya
menyerupai bunga anggrek yang kecil. Tinggi tanaman ini bisa mencapai satu meter
dengan batangnya yang tebal dan daunnya yang bergerigi tepinya.
(sumber: tanamanherbal.wordpress.com)
1. Nama Lokal :
Sumatera: Lahine, paruinai, Jawa: pacar cai, pacar banyu; Kimhong (Jakarta),
Nusatenggara: pacar foya, pacar aik; Sulawesi: Tilang-gele duluku, kolendingi
unggaagu; Bunga jabelu, giabebe, gofu, laka gofu, bunga taho, ; inai anyer.
(Maluku); Feng xian hum (China).
2. Habitat:
Tumbuh di pekarangan rumah pada ketinggian 1-900 m
3. Familia : Balsaminaceae
Berupa terna berbatang basah, bercabang, dengan daun tunggal, bentuk lanset
memanjang pinggir bergerigi warna hijair muda tanpa daun penumpu. Bunga
berwarna cerah, ada beberapa macam wama, seperti merah, oranye, ungu, putih, dll.,
ada yang “engkel” dan ada yang “dobel”. Buahnya buah kendaga, bila masak akan
membuka menjadi 5 bagian yang terpilin. Biasanya ditanam sebagai tanaman hias
dengan tinggi 30-80 cm.
4. Deskripsi tanaman
Herba tegak, batangnya berair, tinggi 0,3-0,8 m. Daun berbentuk mata tombak,
sampai pangkal bergerigi tajam, ukuran 6-15 kali 2-3 cm. Bunga bertangkai terdiri
atas 1-3 buah, kelopak samping 2 mm berbentuk corong miring menyerupai taji
sepanjang 20 mm. Bermahkota 5 lembar, 4 berbentuk jantung terbalik berkuku dan
yang kelima lepas. Buah berbentuk elips, pecah menurut ruang secara tiba-tiba.
5. Morfologi
a. Batang
(sumber: nursamawiah.blogspot.com)
Pacar air merupakan tanaman terna berbatang basah (Herbacceus) , lunak,
bulat (terres) , bercabang,warna hijau kekuningan. Pacar air biasanya ditanam
sebagai tanaman hias dengan tinggi 30-80 cm. arah tumbuhnya tegak ( Erectus) ,
percabangannya monopodial.
b. Daun
(sumber: nursamawiah.blogspot.com)
Bentuk daun lanset memanjang (Lanceolottus oblongus), pinggirnya bergerigi
(Serratus), ujung meruncing (Accuminatus), tulang daun menyirip (Penninerfis).
Warna daun hijau muda tanpa daun penumpu, jika ada daun penumpu bentuknya
kelenjar. Bagian bawah membentuk roset akar. Tulang daun menyirip. Luas daunnya
sekitar 2 sampai 4 inchi. Pangkal daun bergerigi tajam, runcing.
c. Akar
Terna ini berakar serabut (Radix adventica)
(sumber: modernjumb.blogspot.com)
d. Buah
(sumber: nursamawiah.blogspot.com)
Bakal buah menumpang, beruang 4-5. Dalam satu ruangan tersebut terdapat
dua atau lebih bakal biji. Buah membuka kenyal dan termasuk buah batu dengan 5
inti. Bentuk buah elliptis, pecah menurut ruang secara kenyal. Benihnya
endospermic. embrio akan mengalami diferensiasi.
e. Bunga
(sumber: nursamawiah.blogspot.com)
Tanaman ini memiliki aneka macam warana bunga. ada yang putih, merah,
ungu, kuning, jingga, dll. Jika pacar air yang berbeda warna disilangkan, maka akan
terbentuk keturunan yang beraneka ragam.
C. HIPOTESIS
Semakin kecil volume batang, semakin besar debit transportasi zat cair pada
tanaman pacar air
D. METODOLOGI PRAKTIKUM
a. Tempat : Laboratorium ipa 2
Waktu : Selasa, 18 Februari 2014
b. Alat
1. Beker glass
2. Silet
3. Stop watch
4. Penggaris
Bahan :
1. Pewarna Eosin
2. Tanaman pacar air
3. air
c. Variabel-variabel
- Variabel Kontrol : Volume larutan, jenis larutan, jenis tumbuhan
- Variabel Bebas : Volume batang
- Variabel Terikat : Debit transportasi zat cair
E. LANGKAH PERCOBAAN
Mengamati larutan eosin pada beker glass
Mengamati bagian batang tanaman pacar air selama 60 menit
Memasukan potongan batang tanaman pacar air kedalam beker glas yang telah diisi dengan larutan eosin sebanyak 100 ml
Memotong dua ruas bagian bawah batng kemudian mengukur volume batang masing-masing ruas
Menyiapkan tiga buah tanaman pacar air dengan volume batang yang berbeda, kemudian cuci bagian akarnya
F. DATA HASIL PENGAMATAN
No Tinngi ruas
batang (cm)
Diameter
ruas (cm)
Volume
ruas(cm3)
Volume
batang
(cm3)
Volume zat
cair yang
tertransport
(cm3)
Debet
aíran yang
Masuk
Batang
(cm3/jam)
Tinggi air
yang
masuk
batang
(cm) 1 2 1 2 1 2
1 4,3 4,3 1,2 1,1 4,86 4,08 8,94 1 1 0,88
2 3 3 0,9 0,1 1,91 1,16 3,07 5 5 7,81
3 3,2 3,2 0,7 0,6 1,23 0,9 2,13 4 4 10,53
G. ANALISIS DATA
1) Batang A
Ruas 1
Diketahui : 𝑡 = 4,3 𝑐𝑚 𝑑 = 1,2 𝑐𝑚 𝑟 = 0,6 𝑐𝑚
Ditanya : Volume ruas ?
Jawab : 𝑉 = 𝜋𝑟2t
𝑉 = 3,14 𝑥 0,62 x 4,3
V = 4,86 cm3
Ruas 2
Diketahui : 𝑡 = 4,3 𝑐𝑚 𝑑 = 1,1 𝑐𝑚 𝑟 = 0,55 𝑐𝑚
Ditanya : Volume ruas ?
Jawab : 𝑉 = 𝜋𝑟2t
𝑉 = 3,14 𝑥 0,552 x 4,3
V = 4,08 cm3
Volume batang A = Volume ruas 1 + Volume ruas 2
= 4,86 cm3 + 4,08 cm3
= 8,94 cm3
Debet aíran yang Masuk Batang (cm3/jam)
Diketahui : Volume zat cair yang tertransport (v) = 1cm3
Waktu (t) = 1 jam
Ditanya : Debet aíran yang Masuk Batang (cm3/jam)
Debet =v
t
=1
1
= 1 cm3/jam
Tinggi air yang masuk batang
ℎ =v
πr2
ℎ =1
1,13
= 0,88 𝑐𝑚
2) Batang B
Ruas 1
Diketahui : 𝑡 = 3 𝑐𝑚 𝑑 = 0,9 𝑐𝑚 𝑟 = 0,45 𝑐𝑚
Ditanya : Volume ruas ?
Jawab : 𝑉 = 𝜋𝑟2t
𝑉 = 3,14 𝑥 0,452 x 3
V = 1,91 cm3
Ruas 2
Diketahui : 𝑡 = 3 𝑐𝑚 𝑑 = 0,1 𝑐𝑚 𝑟 = 0,05 𝑐𝑚
Ditanya : Volume ruas ?
Jawab : 𝑉 = 𝜋𝑟2t
𝑉 = 3,14 𝑥 0,052 x 3
V = 1,16 cm3
Volume batang A = Volume ruas 1 + Volume ruas 2
= 1,91 cm3 + 1,16 cm3
= 3,07 cm3
Debet aíran yang Masuk Batang (cm3/jam)
Diketahui : Volume zat cair yang tertransport (v) =5cm3
Waktu (t) = 1 jam
Ditanya : Debet aíran yang Masuk Batang (cm3/jam)
Debet =v
t
=5
1
= 5 cm3/jam
Tinggi air yang masuk batang
ℎ =v
πr2
ℎ =5
0,64= 7,81 𝑐𝑚
3) Batang C
Ruas 1
Diketahui : 𝑡 = 3,2 𝑐𝑚 𝑑 = 0,7 𝑐𝑚 𝑟 = 0,35 𝑐𝑚
Ditanya : Volume ruas ?
Jawab : 𝑉 = 𝜋𝑟2t
𝑉 = 3,14 𝑥 0,352 x 3,2
V = 1,23 cm3
Ruas 2
Diketahui : 𝑡 = 3,2 𝑐𝑚 𝑑 = 0,6 𝑐𝑚 𝑟 = 0,3 𝑐𝑚
Ditanya : Volume ruas ?
Jawab : 𝑉 = 𝜋𝑟2t
𝑉 = 3,14 𝑥 0,32 x 3,2
V = 0,90 cm3
Volume batang A = Volume ruas 1 + Volume ruas 2
= 1,23 cm3 + 1,16 cm3
= 2,13 cm3
Debet aíran yang Masuk Batang (cm3/jam)
Diketahui : Volume zat cair yang tertransport (v) =5cm3
Waktu (t) = 1 jam
Ditanya : Debet aíran yang Masuk Batang (cm3/jam)
Debet =v
t
=5
1
= 5 cm3/jam
Tinggi air yang masuk batang
ℎ =v
πr2
ℎ =4
0,38= 10,53 𝑐𝑚
H. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang berjudul “pengaruh volume batang terhadap debit
transportasi zat cair pada tanaman pacar air” alasaan praktikan memilih judul ini
adalah untuk membuktikan bahwa IPA saling terintegrasi. Pada percobaan ini
praktikan ingin menghubungkan antara fisika dengan biologi yaitu tekanan zat cair
dengan system transport pada tmbuhan pacar air. Percobaan mempunyai tujuan yaitu
mahasiswa dapat mengetahui pengaruh volume batang terhadap debit transportasi zat
cair pada tanaman pacar air. Pada percobaan ini alat dan bahan yang digunakan oleh
praktikan yaitu beker glass 3 buah, silet, stop watch, penggaris, pewarna Eosin,
tanaman pacar air serta air.
Langkah kerja yang digunakan oleh praktikan saat percobaan adalah yang
pertama menyiapkan tiga buah tanaman pacar air dengan volume batang yang
berbeda, kemudian mencuci bagian akarnya. Selanjutnya memotong dua ruas bagian
bawah batang kemudian mengukur volume batang masing-masing ruas. Setelah itu,
memasukan potongan batang tanaman pacar air kedalam beker glas yang telah diisi
dengan larutan eosin sebanyak 100 ml. Kemudian mengamati bagian batang tanaman
pacar air selama 60 menit. Dan mengamati larutan eosin pada beker glass.
Pada percobaan ini praktikan melakukan tiga pengamatan dengan
menggunakan tiga variasi volumen batang yang berbeda.
1. Volume batang A
Pada percobaan ini praktikan menghitung volume batang pacar air yaitu dengan
menghitung tinggi batang dan diameter batang pacar air. Karena dalam percobaan
pacar air yang beruas ruas dan setiap ruasnya besarnya berbeda praktikan
menghitungnya tiap-tiap ruasnya. ruas pertama dan kedua tingginya secara berturut-
turut yaitu 4,3 cm, 4,3 cm. Dan diameter tiap-tiap ruas berturut-turut yaitu sebesar 1,2
cm dan 1,1 cm. Untuk menghitung debitnya yaitu menggunakan persamaan : =v
t dari
persamaan ini praktikan ingin mengetahui dalam waktu satu jam berapa banyak air
yang akan diserap batang. waktu itu sendiri hanya sebagai patokan dalam pengamatan
bahwa pada waktu satu jam batang pacar air dengan volume 8,94 cm3 mampu
menyerap air 1 cm3 pada pengamatan ini praktiakan tidak bisa melihat seberapa tinggi
air itu diserap batang tanaman pacar air maka dari itu praktikan mengukurnya
menggunakan gelas ukur dengan menuangkan sisa air yang ada didalam bekerglass.
Namun karena tujuan praktikan adalah menghitung tinggi zat cair yang diserap
praktiakan menggunakan persamaan ℎ =v
πr2 agar mengetahui tinggi dari zat cair yang
diserap. Sehingga diperoleh hasil = 0,88 𝑐𝑚
2. Volume batang B
Pada percobaan ini praktikan menghitung volume batang pacar air yaitu dengan
menghitung tinggi batang dan diameter batang pacar air. Karena dalam percobaan pacar
air yang beruas ruas dan setiap ruasnya besarnya berbeda praktikan menghitungnya tiap-
tiap ruasnya. ruas pertama dan kedua tingginya secara berturut-turut yaitu 3 cm, 3 cm.
Dan diameter tiap-tiap ruas berturut-turut yaitu sebesar 0,9 cm dan 0,7 cm.
Untuk menghitung debitnya yaitu menggunakan persamaan : =v
t pada persamaan
menghasilkan debit praktikan ingin mengetahui dalam waktu satu jam berapa banyak air
yang akan diserap batang. waktu itu sendiri hanya sebagai patokan dalam pengamatan
bahwa pada waktu satu jam batang pacar air dengan volumen 3,07 cm3 mampu menyerap
air 5 cm3. Pada pengamatan ini praktiakan tidak bisa melihat seberapa tinggi air itu
diserap batang tanaman pacar air maka dari itu praktikan mengukurnya menggunakan
gelas ukur dengan menuangkan sisa air yang ada didalam bekerglass. Namun karena
tujuan praktikan adalah menghitung tinggi zat cair yang diserap praktiakan menggunakan
persamaan ℎ =v
πr2agar mengetahui tinggi dari zat cair yang diserap. Diperoleh hasil
perhitungan sebesar 7,81 𝑐𝑚.
Pada volume batang B tidak sesuai dengan teori karena pada saat percobaan ada
kesalahan dari praktikan. Pada batang B batang tercelup secara keseluruhan pada
bekerglass hal ini yang menyebabkan volume air yang diserap batang pacar air B lebih
banyak dari pada batang pacar air C. Seharusnya menurut teori volume batang pacar air
yang lebih kecil kapilaritasnya semakin besar debit transportasinya juga besar. Pada
percabaan dengan pacar air B ini pula walupun volume air yang diserap lebih banyak
namun tinggi air dari hasil perhitungan lebih banyak pada batang pacar air C. Hal ini
disebabkan karena air yang masuk kedalam batang akan mengisi ruang-rung antar sel atau
mengisi sel pada hampir seluruh permukaan sel karena tercelup.
3. Volume batang C
Pada percobaan ini praktikan menghitung volume batang pacar air yaitu dengan
menghitung tinggi batang dan diameter batang pacar air. Karena dalam percobaan pacar
air yang beruas ruas dan setiap ruasnya besarnya berbeda praktikan menghitungnya tiap-
tiap ruasnya. ruas pertama dan kedua tingginya secara berturut-turut yaitu 3,2 cm, 3,2 cm.
Dan diameter tiap-tiap ruas berturut-turut yaitu sebesar 0,7 cm dan 0,6 cm.
Seperti pada batang A dan B pada batang C juga untuk menghitung debitnya yaitu
sama dengan menggunakan persamaan : =v
t . Praktikan ingin mengetahui dalam waktu
satu jam berapa banyak air yang akan diserap batang. waktu itu sendiri hanya sebagai
patokan dalam pengamatan bahwa pada waktu satu jam batang pacar air dengan volume
2,13 cm3 mampu menyerap air 4 cm3 . Pada pengamatan ini praktiakan tidak bisa melihat
seberapa tinggi air itu diserap batang tanaman pacar air maka dari itu praktikan
mengukurnya menggunakan gelas ukur dengan menuangkan sisa air yang ada didalam
bekerglass. Namun karena tujuan praktikan adalah menghitung tinggi zat cair yang
diserap praktiakan menggunakan persamaan ℎ =v
πr2agar mengetahui tinggi dari zat cair
yang diserap. Diperoleh hasil perhitungan sebesar 10,53 𝑐𝑚.
Pada percobaan kali ini praktikan ingin mengetahui bagaimana volume batang
mempengaruhi debit transportasi pada tanaman pacar air. Kenapa menggunakan pacar air
praktikan memilih pacar air sebab batang pacar air bersifat transparan dan dapat mudah
digunakan untuk mengetahui bagaimana proses menyerapnya air yang akan praktikan
amati dan menggunakan larutan pewarna merah sehingga lebih mudah untuk diamati.
selain itu permasalahan yang lain dalam percobaan ini yaitu praktikan cukup lama
mengamati menyerapnya zat cair kedalam sel-sel pada batang atau ruang-ruang dalam
sel, awalnya praktikan menggunakan waktu sebagai variabel kontrolnya yaitu 20 menit
namun pergerakan terserapnya zat cair masih belum nampak akhirnya digunakan
variabel waktu yang dikontrolnya yaitu 60 menit atau 1 jam. Berdasarkan teori yang
praktikan peroleh hal ini kemungkinan dapat terjadi karena pada saat pemotongan
batang, berkas pembuluh angkut terisi oleh udara. Hal tersebut dapat terjadi karena pada
saat pemotongan batang ada sebagian batang yang terdedah muncul dipermukaan air.
Sehingga ada sebagian udara yang masuk pada pembuluh angkut. Masuknya udara pada
pembuluh angkut menyebabkan terganggunya pengangkutan air pada xilem, sehinga
waktu pengangkutan air juga relatif lebih lama.
Seperti yang kita tahu tumbuhan adalah organisme autotrof dan ciri-ciri dari
makhluk hidup salah satunya adalah membutuhkan nutrisi atau asupan makanan.
Tumbuhan atau tanaman mnyerap air dan mineral. Pada umumnya, air dan zat-zat hara
tanah diserap melalui akar. Sebagian zat yang lain terutama gas O2 dan CO2, diserap
melalui daun. Selanjutnya, zat-zat tersebut akan dibawa ke daun karena daun merupakan
pusat aktivitas penyusunan zat-zat yang dibutuhkan tumbuhan. Berikut susunan sel-sel
jaringan akar dan daun sebagai organ penyerapan zat.
Sumber : (sumber: modernjumb.blogspot.com)
Pada tumbuhan darat, sebagian besar air dan zat hara diserap dari tanah melalui
akarnya. Zat yang lain seperti O2 dan CO2 banyak diserab melalui daun, terutama
melalui mulut-mulut daun (stomata). zat-zat diserap melalui akar dan daun. Pada daerah
dekat ujung akar terdapat rambut-rambut akar. Rambut akar terbentuk dari sel-sel
epidermis akar yang memanjang kearah luar. Sel yang memanjang ini akan memperluas
bidang penyerapan sehingga lebih banyak zat akan terserap. Berdasarkan kajian teori
yang praktikan dapatkan menyerap zat berarti menggerakkan zat dari luar tubuh masuk
ke dalam tubuh. Untuk proses itu dibutuhkan tenaga. Terdapat tiga cara zat dibawa atau
diserap tanaman, yaitu : akar tumbuhan menyerap air dan zat-zat hara dari tanah.
1. Peristiwa Kapilaritas pada Tumbuhan Pacar Air dan Hubungannya dengan Kohesi
dan Adhesi
Dari hasil pengamatan praktikan mengetahui jika volume batang mempengaruhi
debit transportasi zat cair pada tanaman pacar air. Air yang diberi perwarna bergarak
naik. Penyebab fenomena ini dapat dijelaskan bahwa air yang telah diberi pewarna
tersebut dapat naik ke bagian batang yang kedudukannya lebih tinggi karena ada kohesi
antar molekul air dan adhesi antara molekul air dan komponen sel xilem atau bisa disebut
juga dengan kapilaritas. Berdasarkan teori kapilaritas yaitu masuknya zat cair melalui
celah-celah sempit atau pipa rambut. Celah-celah sempit atau pipa rambut ini sering
disebut pipa kapiler. Gejala kapilaritas disebabkan adanya gaya adhesi atau kohesi antara
zat cair dengan dinding celah itu. Kapilaritas merupakan peristiwa naik atau turunnya zat
cair pada bahan yang terdiri atas beberapa pembuluh halus akibat gaya adhesi atau
kohesi.
Pengaruh gaya kohesi dan gaya adesi pada kapilaritas yaitu cairan akan naik dalam
tabung kapiler jika membasahi tabung yaitu ketika gaya adesi lebih besar dari gaya
kohesi, hal ini disebabkan karena gaya tegangan permukaan total sepanjang dinding
tabung bekerja ke atas. Mengapa dikatakan tabung sebab batang pada percobaan ini
memiliki volume dan secara sistematis dapat dikatakan seperti tabung. ketinggian
maksimum yang dapat dicapai cairan adalah ketika gaya tegangan permukaan sama atau
setara dengan berat cairan yang berada dalam pipa. Dan turun jika tidak membasahi
tabung yaitu ketika gaya kohesi lebih besar dari gaya adesi. Selain itu apabila adhesi
lebih besar dari kohesi maka dapat menyebabkan cairan dapat naik ke atas oleh tegangan
permukaan yang arahnya keatas sampai batas keseimbangan gaya ke atas dengan gaya
berat cairan tercapai. Air dapat naik dalam pembuluh pipa kapiler dikarenakan adhesi,
sehingga praktikan dapat mengetahui volume zat cair yang tertransport ke batang. . Hal
ini diperkuat dengan literatur yang praktikan peroleh bahwa Jika zat cair dimasukkan ke
dalam suatu pipa kapiler, permukaan zat cair tersebut akan melengkung. Permukaan
melengkung zat cair di dalam pipa disebut meniskus. Sehingga, pada tumbuhan pacar air,
zat cair membentuk meniskus cekung. Maka, kenaikan air dari tanah menuju daun adalah
karena adanya kapilaritas, yang salah satunya dipengaruhi oleh gaya tarik-menarik
kohesi dan adhesi.
Kohesi air akibat pengikatan hidrogen memungkinkan penarikan suatu kolom
getah dari bagian atas tanpa memisahkan air. Molekul air yang keluar dari xilem pada
daun akan menarik molekul air di sebelahnya, dan tarikan ini akan diteruskan, molekul
demi molekul, menuju ke bawah sampai ke seluruh kolom air pada xilem. Adhesi
molekul air yang kuat (kembali melalui ikatan hidrogen) ke dinding hidrofilik sel-sel
xilem juga membantu melawan gravitasi. Diameter yang sangat kecil dari trakeid dan
unsur pembuluh ikut memberi kontribusi terhadap peran penting yang dimainkan oleh
adhesi dalam mengatasi gaya tarik ke bawah akibat gravitasi.
Tarikan ke atas pada getah yang kohesif tersebut akan menimbulkan tegangan di
dalam xilem. Tekanan akan menyebabkan pembuluh elastis membengkak, akan tetapi
tegangan akan menarik dinding pembuluh itu ke arah dalam. Sehingga, diameter batang
akan megalami penyusutan. Namun, praktikan tidak mengamati dan mengukurnya.
Karena, percobaan dilakukan di dalam ruangan, sehingga penyusutan diameter tidak
begitu terlihat signifikan, seperti pada literatur, dijelaskan bahwa penyusutan dapat
diukur karena penurunan diameter batang pada hari yang panas (luar ruangan). Adanya
cincin dinding sekunder mencegah pembuluh xilem tidak kempes. Tarikan transpirasi
akan menempatkan xilem berada di bawah tegangan di sapanjang saluran tersebut
sampai ke ujung akar. Tegangan ini akan menurunkan potensial air pada xilem akar
hingga mencapai keadaan di mana air mengalir secara pasif dari tanah, melewati koteks
akar, dan masuk ke dalam stele. (Campbell, 2003).
Ketika cairan yang turun dalam tabung maka sudut kontak yang terbentuk
umumnya lebih kecil dari 90 derajat. Dan ketika cairan yang naik dalam tabung sudut
kontak yang terbentuk lebih besar dari 90 derajat. Sudut kontak adalah sudut yang
terbentuk oleh lengkungan. Kohesi adalah gaya tarik menarik antar molekul dalam zat
yang sejenis. Dan adesi adalah gara tarik menarik antar molekul yang tidas sejenik. Pada
tumbuhan air naik melalui batang, dahan ,ranting akibat ranting kapiler. Naiknya air
melalui akar pada tumbuhan
(sumber: modernjumb.blogspot.com)
Berdasarkan teori penyerapan zat pada tumbuhan dapat dilakukan melalui : 1) akar
(terutama rambut-rambut akar), 2) daun (terutama stomata) atau 3) permukaan tubuh tanaman
terutama yang belum mengalami penebalan. Zat-zat dari luar tubuh masuk ke dalam tubuh
secara difusi sederhana, difusi dengan fasilitasi dan transpor aktif. Setelah zat-zat menembus
masuk ke dalam jaringan akar, selanjutnya akan diangkut menuju daun untuk diolah menjadi
berbagai zat yang dibutuhkan dalam tubuh seperti lemak, protein, vitamin dan zat-zat penting
lainnya. Pengangkutan zat pada tumbuhan berlangsung melalui dua cara, yakni :
di luar pembuluh angkut (ekstravaskuler)
di dalam pembuluh angkut (vaskuler)
Pada monokotil seperti pacar air, xilem dan floem bersatu membentuk satu berkas
angkutan. Letaknya tersebar. Sedang pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke bagian
tubuh yang lain dilakukan melalui pembuluh kulit (pembuluh tapis) dan membentuk aliran
asimilat. Selain asimilat, melalui floem juga diangkut bermacam-macam zat organik lain,
hormon dan juga ion-ion atau garam mineral yang berasal dari xilem. Ada banyak faktor
yang mempeengaruhi pengangutan air atau larutan tanah dalam xilem. Faktor tersebut
meliputi faktor internal dan eksternal atau kesatuan sistem antara sistem tanah- jaringan –
udara. Faktor internal meliputi tekanan akar, daya kapilaritas dan daya hisap daun.
Daya tekan akar. Bila batang pisang dipotong, maka air akan keluar melalui
permukaan potongan batangnya. Air terdorong ke luar karena adanya tekanan akar.
Karena itu, tekanan akar menjadi salah satu pendorong masuknya air dari tanah ke
dalam akar.
Daya hisap daun. Melalui daun akan terjadi pelepasan uap air yang disebut
transpirasi. Karena air dalam tubuh tumbuhan membentuk benang air, maka
lepasnya molekul air pada daun akan diikuti naiknya air pada akar dan batang.
Selanjutnya air dari tanah juga akan terserap masuk ke akar.
Daya kapilaritas. Diameter xilem adalah sangat kecil sehingga menghasilkan daya
kapilaritas air didalam xilem. Daya kapiler ini berbanding terbalik dengan jari-
jarinya. Dengan demikian, pada buluh yang semakin kecil akan menghasilkan daya
kapilaritas semakin besar. Daya kapilaritas didukung oleh dua kekuatan pada air,
yaitu daya kohesi dan adhesi.
Keterangan :
P = tekanan (bar / joule)
γ= Tegangan muka
r = jari-jari
Daya kapilaritas didukung oleh dua kekuatan pada air, yaitu daya kohesi dan adhesi.
Faktor – Faktor Berpengaruh Terdapat dua (2) faktor penting yang menetukan transpor
zat melewati membran, terkait dengan keluar masuknya zat dari dan ke sel. Kedua faktor
adalah :
Faktor perbedaan (gradien) kondisi fisik luar dengan dalam sel (jaringan). (Perbedaan
sistem di luar dan di dalam sel). Perbedaan yang menjadi sumber tenaga penggerak
(energi kinetik) zat, yaitu meliputi :
1) gradien kandungan air (beda potensial air)
2) gradien suhu
3) gradien kelembaban
4) gradien tekanan
5) gradien konsentrasi zat yang terlarut dalam air
Permeabilitas membran terhadap zat-zat. Zat-zat yang keluar masuk dari dan ke sel
akar atau daun dapat berupa :
1) Gas-gas : Uap H2O, O2, CO2, H2S, N2, dst
2) Air
3) Ion-ion, yaitu kation (ion positip) dan anion (ion negatif)
Tumbuhan menyerap ke tiga bentuk zat tersebut. Karena sifat ketiganya berbeda, maka
permeabilitas membran terhadap zat-zaat tersebut juga berbeda. Karena itu cara
penyerapannya berbeda.
Selain itu, air yang diserap tumbuhan sebagian kecil digunakan untuk proses
metabolisme dan dipertahankan di dalam sel untuk membentuk turgor sel, namun sebagian
besar akan dilepaskan kembali ke atmosfer. Hilangnya air ke atmosfer dapat terjadi
melalui proses transpirasi, gutasi, sekresi, dan perdarahan. Transpirasi adalah hilangnya air
dalam bentuk uap dari batang dan daun tumbuhan hidup. Jumlah yang mengalami
penguapan dari batang sangatlah sedikit, kehilangan air terbesar dari proses transpirasi
terjadi melalui daun.
2. Debit Zat Cair yang Masuk
Pada percobaan ini, praktikan mencoba mengaplikasikan prinsip fluida dan
viskositas pada fisika, bahwa Suatu fluida yang bergerak akan mengalami gesekan internal
yang disebut sebagai viskositas. Hal ini terjadi baik dalam gas maupun cairan yang terjadi
karena perbedaan lapisan fluida saat bergerak relatif satu sama lain. Pada cairan
disebabkan karena gaya kohesi antar molekul sedangkan pada gas terjadi karena tumbukan
antar molekul.
Bila fluida tidak memiliki viskositas, maka fluida akan mengalir melalui pipa
tanpa diberi gaya. Karena viskositas, perbedaan tekanan di ujung pipa diperlukan untuk
menjaga aliran fluida konstan. Semakin rendah viskositas suatu zat cair, semakin mudah
suatu zat melewati pipa kapiler. Hal ini seperti pada literatur yang diperoleh praktikan
bahwa sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga
pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk
mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida.
Namun tetap saja kapilaritas berbeda dengan efek bejana berhubungan. Pada efek
bejana berhubungan, tinggi permukaan zat cair selalu sama pada berbagai pipa. Pada
kapilaritas, tinggi permukaan zat cair bergantung pada ukuran rongga pipa. Kapilaritas
pembuluh dipengaruhi oleh jenis fluida cair yang melewati pembuluh, jenis, dan diameter
pembuluh. Adanya interaksi antara jenis fluida cair dengan jenis pembuluh menghasilkan
daya adhesi dan kohesi yang diekspresikan oleh sudut kontak. Makin kecil diameter
pembuluh maka selisih tinggi antara permukaan-permukaan fluida cair akan semakin
besar.
Hal inilah yang membuktikan hasil percobaan praktikan sudah sesuai dengan teori.
Yaitu pada batang pacar air yang memiliki volume batang kecil daya kapilaritasnya besar
dan debit traansportasinya juga besar karena diameter xylem sangat kecil sehingga
menghasilkan daya kapilaritas dan daya kapilaritas berbanding terbalik dengan jari-
jarinya. Semakin kecil jari-jari semakin besar daya kapilaritasnya begitu pula sebaliknya.
Air yang masuk ke dalam akar akan mengisi ruang-ruang antar sel atau masuk ke dalam
sel. Air dapat masuk ke dalam sel-sel akar setelah air menembus dinding dan membran
sel. Air yang bergerak menembus membran sel inilah yang disebut osmosis. Dengan kata
lain, osmosis adalah difusi air menembus membran sel. Selain itu daya kapiler juga
mempengaruhi. Pada percabaan ini air yang masuk kedalam batang pacar air akan
mengisi ruang-ruang antar sel hal ini yang menyebabkan volume air yang diserap lebih
besar dari volume batang pacar air yang sebenarnya dan berbeda jika dilihat dari tinggi air
yang diserap batang. Berikut ini grafik percobaan antara volume batang dengan debit
transportasi zat cair :
0
1
2
3
4
5
6
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
De
bit
tra
nsp
ort
asi
zat
cair
(cm
3/j
am)
Volume batang (cm3)
grafik percobaan antara volume batang dengan debit transportasi zat cair
I. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang praktikan lakukan dapat disimpulkan:
Pada batang pacar air yang memiliki volume batang kecil daya kapilaritasnya besar dan
debit traansportasinya juga besar karena diameter xylem sangat kecil sehingga
menghasilkan daya kapilaritas dan daya kapilaritas berbanding terbalik dengan jari-
jarinya. Semakin kecil jari-jari semakin besar daya kapilaritasnya begitu pula
sebaliknya.
J. DAFTAR PUSTAKA
Brodersen, Roark, Pittermann. 2012. The Physiology Implication Of Primary Xilem
Organization In Two Ferns. Jurnal Plant, Cell and Environment 2012.
Doi:10.1111/j.1365-3040.2012.02524.x Diakses 13 November 2013
Charloq dan Hot Setiado. 2005. Analisis Stress Air terhadap Pertumbuhan Karet
Unggul (Hevea brasiliensis Muell. Arg). Jurnal komunikasi penelitian Vol. 17 (6),
2005, hal. 52. Diakses 13 November 2013
Dwidjoseputro, D, Prof. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Garmedia.
Gardner, F.P., R. E. Pearce., & R. I. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Jakarta: UI press.
Lakitan, Benyamin. 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Mudakir, Imam. 2006. Fisiologi Tanaman. Jember : Universitas Jember Press
Rahayu, Yuni Sri, dkk. 2008. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Surabaya:
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA Unesa.
Salisbury, B. Frank. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung : ITB Press.
K. LAMPIRAN