laporan pendahuluan marasmus

12
LAPORAN PENDAHULUAN MARASMUS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO Di Susun Oleh 1. Agus Tri Wahyudi P 27220011 160 2. Anggie Yulianti Musyarofah P 27220011 162 3. Ayunda Prita Mutiara P 27220011 163 4. Bayu Muhammad Ikhrom P 27220011 165 5. Budi Sari Dewi P 27220011 166 6. Eko Yulianto P 27220011 170 7. Ertinda Devyta Sari P 27220011 171 8. Fithria Hayu Ambar Sari P 27220011 173 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Upload: sarii

Post on 02-Jan-2016

670 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laporan pendahuluan pada pasien dengan gangguan marasmus

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN MARASMUS

LAPORAN PENDAHULUAN MARASMUS

DI RUANG FLAMBOYAN

RSUD SUKOHARJO

Di Susun Oleh

1. Agus Tri Wahyudi P 27220011 160

2. Anggie Yulianti Musyarofah P 27220011 162

3. Ayunda Prita Mutiara P 27220011 163

4. Bayu Muhammad Ikhrom P 27220011 165

5. Budi Sari Dewi P 27220011 166

6. Eko Yulianto P 27220011 170

7. Ertinda Devyta Sari P 27220011 171

8. Fithria Hayu Ambar Sari P 27220011 173

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

D III BERLANJUT D IV KMB

2013

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN MARASMUS

LAPORAN PENDAHULUAN MARASMUS

DI RUANG FLAMBOYAN

RSUD SUKOHARJO

A. PENGERTIANMarasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori protein

(Suriadi, 2001, hal 196).Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan

kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot.

Zat gizi adalah zat yang diperoleh dari makanan dan digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan, pertahanan dan atau perbaikan. Zat gizi dikelompokkan menjadi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air.

B. ETIOLOGIPenyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi karena:

1. Diet yang tidak cukup2. Kebiasaan makan yang tidak tepat3. Kelainan metabolik4. Malformasi kongenital5. Bayi yang tidak mendapat cukup ASI6. Infeksi7. Kelainan bawaan saluran pencernaan8. Jantung malabsorbsi9. Gangguan metabolik penyakit ginjal menahun10. Gangguan pada saraf pusat

C. PATOFISIOLOGIKurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein,

atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman, 2004, hal 92). Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat dihepar dan ginjal.

Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol, dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN MARASMUS

kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh

PATHWAY MARASMUS

Budaya, pantangan makanan tertentu, Malabsorbsi, Kegagalan melakukan Kemiskinan

Tingkat kepatuhan penduduk yang tinggi, infeksi, sisntesis protein

Keadaan politik social tidak stabil Anoreksia dan kalori

Intake protein dan kalori

Kurang dari kebutuhan tubuih

Kekurangan energy dan protein

Marasmus ( defisiensi kalori ) Perubahan daya tahan tubuh

Keadaan umum lemah

Katabolisme Karbohidrat Resiko infeksi

Glukosa tidak adekuat Diare

Katabolisme lemak: lemak, asam lemak, katabolisme protein:

Gliserol, dan bahan keton asam amino

Hilangnya lemak dibantalan tubuh penurunan asam amino

Turgor kulit menurun & kriput esensial dan albumin

Atrofi ototKerusakan integritas kulit

Keterlambatan pertumbuhan

dan perkembangan

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN MARASMUS

D. MANIFESTASI KLINIKPada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan

berat badan sampai berakibat kurus, dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang dari bantalan pipi, muka bayi dapat tetap nampak relatif normal selama beberapa waktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat kembung dan datar, tetapi atropi otot dengan akibat hipotoni, suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat, mula-mula bayi mungkin rewel, tetapi kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Bayi biasanya konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi mukus dan sedikit.Selain itu manifestasi marasmus adalah sebagai berikut:

1. Badan kurus kering tampak seperti orang tua2. Letargi3. Iritable 4. Kulit keriput (turgor kulit jelek)5. Ubun – ubun cekung pada bayi6. Jaringan subcutan hilang7. Malaise 8. Kelaparan 9. Apatis

E. PENATALAKSANAAN 1. Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kualitas

biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral, dan vitamin.2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit3. Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat4. Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan, pengkajian

antopometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil laboratorium, timbang berat badan, kaji tanda – tanda vital.

Menurut Arisman, 2004, hal 105

1. Komposisi pemberian CRO (Cairan Rehidrasi Oral) sebanyak 70 – 100 cc/kg biasanya cukup untuk mengoreksi dehidrasi.

2. Cara pemberian dimulai sebanyak 5 cc/kg berat badan setiap 30 menit selama 2 jam pertama peroral atau NGT kemudian tingkatkan menjadi 5 – 10 cc/kg BB/jam.

3. Cairan sebanyak itu harus habis dalam 12 jam.4. Pemberian ASI sebaiknya tidak dihentikan ketika pemberian CRO/intravena

diberikan dalam kegiatan rehidrasi.5. Berikan makanan cair yang mengandung 75 – 100 kkal/cc, masing – masing

disebut sebagai F – 75 dan F – 100.

Menurut Nuhsan Lubis:

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN MARASMUS

Penatalaksanaan penderita marasmus yang dirawat di RS dibagi dalam beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap awal 24 – 48 jam pertama merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk menyelamatkan jiwa, antara lain mengoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis dengan pemberian cairan IV. Cairan yang diberikan adalah larutan Darrow – Glukosa atau Ringer – Laktat

dekstrosa 5% Mula – mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4 - 8 jam pertama Kemudian 140 ml sisanya diberikan dalam 16 – 20 jam pertama Kemudian 140 ml sisanya diberikan dalam 16 – 20 jam berikutnya Cairan diberikan 200 ml/kg BB/hari

2. Tahap penyesuaian terhadap pemberian makanan Pada hari – hari pertama jumlah kalori yang diberikan sebanyak 30 – 60

kalori/kg /hari atau rata – rata 50 kalori/kg BB / hari dengan protein 1 – 1,5 gr/ kg BB/ hari

Kemudian dinaikkan bertahap 1 – 2 hari hingga mencapai 150 – 175 kalori/ kg BB/ hari, dengan protein 3 – 5 gr/kg BB /hari

Waktu yang diperlukan untuk mencapai diet TKTP ini lebih kurang 7 – 10 hari.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. Pemeriksaan Fisik

a. Mengukur antropometrib. Mengukur IMT = BB/(TB)2 kg/m2

c. Mengukur ketebalan lipatan kulit lengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dengan menggunakan jangka lengkung (kapiler). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50 % dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki – laki dan 2,5 cm pada perempuan.

d. Status gizi dapat juga diukur dengan Lila untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh.

2. Pemeriksaan LaboratoriumAlbumin, kreatinin, elektrolit, Hb, Ht, transferin

G. KOMPLIKASIKomplikasi yang mungkin terjadi adalah:1. Defisiensi vitamin A2. Infestasi cacing3. Dermatis tuberkulosis4. Bronkopneumonia5. Noma6. Anemia7. Gagal tumbuh serta keterlambatan perkembangan mental dan psikomotor.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN MARASMUS

MARASMUS

A. PENGKAJIAN1) Identitas

a) Identitas Pasienb) Identitas Penanggung Jawab

2) Riwayat Kesehatana) Keluhan Utama

Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan pertumbuhan ( berat badan semakin lama semakin menurun ), bengkak pada kaki, sering diare dan keluhan lain yang menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi.

b) Riwayat Kesehatan SekarangMeliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal,

hospitalisasi dan pembedahan yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh kembang imunisasi, status gizi, (lebih, baik, kurang dan buruk), psikososial, psikososial, interaksi dan lain – lain. Data focus yang perlu dikaji dalam hal ini adalah riwayat pemenuhan kebutuhan anak (riwayat kekurangan protein, dan kalori dalam waktu relative lama).

c) Riwayat Kesehatan KeluargaMeliputi pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan

komunitas, pendidikan, dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dari anggota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien, dll.

d) Pemeriksaan Fisik1. Keadaan Umum2. Status Kesadaran3. Tanda – Tanda Vital (TD, S, RR, N)4. Pengukuran Antopometri (BB, TB/PB, LK, LILA, dan tebal lipatan kulit)5. Kepala dan Wajah (Perubahan rambut : defegmentasi, kusam, kering,

halus, jarang, dan mudah dicabut).Wajah : seperti orang tua karena kehilangan lemak di pipi.

6. Hidung : tanda – tanda gangguan system pernafasan (batuk, sesak nafas, ronchi, retraksi otot intercostals).

7. Dada8. Abdomen9. Kulit : kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement

dermatosis terutama pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popleteal, lutut, ruas jari kaki, paha, dan lipatan paha).

10. Ekstremitas : Edema tungkai11. Genetalia – Urinaria

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN MARASMUS

B. DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa yang mungkin muncul pada anak dengan Marasmus adalah :

1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan yang tidak adekuat, anoreksia, dan diare.

2) Kekurangan volume cairan dan elektrolit b/d penurunan asupan peroral dan peningkatan kehilangan cairan akibat diare.

3) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d asupan kalori dan protein yang tidak adekuat.

C. INTERVENSI KEPERAWATANDx. 1 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan yang tidak

adekuat, anoreksia, dan diare.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan

kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, pasien mendapatkan nutrisi yang adekuat.

KH : Mendapatkan masukkan peroral BB naik sesuai batas usia Nafsu makan meningkat

Intervensi dan Rasional1) Kaji tanda – tanda vital ( suhu, nadi , respirasi )

R/ untuk mengetahui penyimpangan dari keadaan normal2) Monitor input dan output yang tepat dengan meneruskan nutrisi peroral

R/ mengetahui keseimbangan nutrisi3) Timbang BB pasien

R/ memberikan informasi tentang kebutuhan diit / keefektifan terapi4) Anjurkan orang tua untuk membertikan anaknya makan sedikit tapi sering

R/ meningkatkan masukkan nutrisi5) Monitor hasil Lab (Hb)

R/ mengetahui nilai Hb6) Jelaskan pada keluar mengenai pentingnya gizi bagi tubuh

R/ meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai manfaat gizi bagi tubuh7) Kolaborasi pemberian Zinckid

R/ sebagai supplement nutrisi bagi anak

Dx 2. Kekurangan volume cairan dan elektrolit b/d penurunan asupan peroral dan peningkatan kehilangan cairan akibat diare.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal

KH : TTV dalam batas normal (N: 120 – 160x/menit, S: 36,5-37,5oC, RR: kurang dari 40x/menit).Turgor elastic, membrane mukosa bibir lembab, mata tidak cekung.Konsistensi BAB padat, frekuensi sudah berkurang/dalam batas norma.l

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN MARASMUS

Intervensi dan Rasional1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit

R/ penurunan sirkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekatan urine

2) Pantau intake dan outputR/ dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat output tak adekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.

3) Timbang BB setiap hariR/ mendeteksi kehilangan cairan.

4) Anjurkan keluarga untuk member minum banyak (1-2 L/hari)R/ mengganti cairan dan elektrolit yang hilang

5) Kolaborasi : Pemeriksaan laboratorium, serum elektrolit (Na, K, Ca, BUN) Cairan parenteral (IV LINE) sesuai dengan umur Obat – obatan (antisekresi, antispasmotik, dan antibiotic)

R/ koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit, BUN.

Dx 3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d asupan kalori dan protein yang tidak adekuat.

Tujuan : Anak mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia

KH : terjadi peningkatan dalam perilaku personal, social, bahasa, kognitif atau aktivitas motorik sesuai dengan usianya.

Intervensi dan Rasional

1) Ajarkan pada orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok usiaR/ agar anak dapat berkembang sesuai dengan usia

2) Kaji tingkat perkembangan anak dengan Denver IIR/ untuk menentukan tindakan yang tepat bagi anak

3) Berikan kesempatan pada anak yang sakit untuk memenuhi tugas perkembanganR/ agar perkembangan anak tidak terganggu

4) Berikan terapi bermain sesuai dengan umur anakR/ untuk menunjang perkembangan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN MARASMUS

Carpenito, LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada praktik klinik. Edisi 6. EGC: Jakarta

Doengoes, M. 2009. Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi. EGC : JakartaMansjoer, Arief. Et. All. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI: Media

AescullafiusNanda. 2009-2011. Diagnosa Keperawatan. Definisi dan Klasifikasi. Alih Bahasa:

Made Sumarni. EGC: JakartaRobert, Priharjo. 2002. Pengkajian Fisik Keperawatan. Edisi 2. Buku Kedokteran.

EGC: JakartaSmeltzer, Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. EGC: Jakarta