laporan pendahulua peritonitis
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Laporan Pendahulua Peritonitis
1/12
LAPORAN PENDAHULUAN
PERITONITIS
A. PENGERTIAN
Peritonitis adalah inflamasi peritoneum, lapisan membrane serosa rongga
abdomen dan meliputi visera yang merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi
dalam bentuk akut maupun kronik / kumpulan tanda dan gejala, diantaranya nyeri tekan
dan nyeri lepas pada palpasi, defans muscular dan tanda – tanda umum inflamasi.
( Santosa, Budi. !!"#
Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum suatu membrane yang melapisi
rongga abdomen. Peritonitis biasanya terjadi akibat masuknya bakteri dari saluran cerna
atau organ$organ abdomen ke dalam ruang perotonium melalui perforasi usus atau
rupturnya suatu organ. (%or&in, !!"#.
Peritonitis adalah inflamasi dari peritoneum yang biasanya di akibatkan oleh
infeksi bakteri, organisme yang berasal dari penyakit saluran pencernaan atau pada
organ$organ reproduktif internal &anita (Baugman dan 'ackley, !!#.
Peritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi pada selaput
organ perut (peritonieum#. Peritonitis merupakan suatu kega&at daruratan yang
biasanya disertai dengan bakterecemia atau sepsis. )kut peritonitis sering menular dan
sering dikaitkan dengan perforasi viskus (secondary peritonitis#. )pabila tidak
ditemukan sumber infeksi pada intraabdominal, peritonitis diketagori sebagai primary
peritonitis. (*auci et al, !!"#.
B. ETIOLOGI
+enurut Smelter dan Bare (!!"#, penyebab dari peritonitis antara lain -
a. nfeksi bakteri -
rganisme berasal dari penyakit saluran gastrointestinal atau pada &anita dari organ
reproduktif internal. Bakteri paling umum yang terkait adalah 0. coli, klebsiella,
proteus, dan pseudomonas.
b. Sumber eksternal seperti cedera atau trauma (misal luka tembak atau luka tusuk#
atau inflamasi yang luas yang berasal dari organ diluar peritoneum seperti ginjal.
c. Penyakit gastrointestinal - appendicitis, ulkus perforasi, divertikulitis dan perforasi
usus, trauma abdomen (luka tusuk atau tembak# trauma tumpul (kecelakaan # atau
pembedahan gastrointestinal.
d. Proses bedah abdominal dan dialisis peritoneal.
-
8/16/2019 Laporan Pendahulua Peritonitis
2/12
C. KLASIFIKASI
Berdasarkan pathogenesis peritonitis dapat di klasifikasikan sebagai berikut-
a. Peritonitis bacterial primer
)kibat kontaminasi bacterial secara hematogen pada cavum peritoneum dan tidak
ditemukan focus infeksi dalam abdomen. Penyebabnya bersifat monomikrobial,
biasanya 0.coli, Streotokokus atau Pneumococus, peritonitis ini dibagi menjadi dua
yaitu-
Spesifik - Seperti 1uberculosa.
2on$spesifik - Pneumonia non tuberculosis dan tonsillitis.
*actor yang beresiko pada peritonitis ini adalah malnutrisi, keganasan intra
abdomen, imunosupresi dan splenektomi. 3elompok resiko tinggi adalah dengan
sindrom nefrotik, gagal ginjal kronik, lupus eritematosus sistemik, dan sirosis
hepatis dengan asites. b. Peritonitis bacterial akut sekunder(supurative#
Peritonitis yang mengikuti suatu infeksi akaut atau perforasi traktus
gastrointestinal atau tractus urinarius. Pada umumnya organisme tunggal tidak akan
menyebabkan peritonitis yang fatal. Bakteri anaerob, khususnya spesies bacteroides
dapat memperbesar pengaruh bakteri aerob dalam menimbulkan infeksi. 4uas dan
lama kontaminasi suatu bakteri juga dapat memperberat peritonitis. 3uman dapat
berasal-
4uka trauma atau penetrasi, yang memba&a kuman dari luar masuk ke
dalam cavum peritoneal.
Perforasi organ$organ dalam perut. Seperti di akibatkan oleh bahan kimia.
Perforasi usus sehingga feces keluar dari usus. 3omplikasi dari proses
inflamasi organ$organ intra abdominal, misalnya appendicitis.
c. Peritonitis 1ersier
Peritonitis ini terjadi akibat timbulnya abses atau flagmon dengan atau tanpa fistula.
5ang disebabkan oleh jamur, peritonitis yang sumber kumannya tidak dapat
ditemukan. Seperti disebabkan oleh iritan langsung, seperti misalnya empedu, getahlambung, getah pancreas, dan urine.
d. Peritonitis bentuk lain
D. PATOFISIOLOGI
6isebabkan oleh kebocoren dari organ abdomen kedalam rongga abdomen bisanya
sebagai akibat dari inflamasi,infeksi,iskemia, trauma atau perforasi tumor. 1erjadi
proliferasi bacterial, yang menimbulkan edema jaringan, dan dalam &aktu yang singkat
terjadi eksudasi cairan. cairan dalam peritoneal menjadi keruh dengan peningkatan
protein, sel darah putih, debris seluler dan darah. 7espon segera dari saluran usus adalah
-
8/16/2019 Laporan Pendahulua Peritonitis
3/12
hipermotilitas, diikut oleh oleh ileus pralitik, disertai akumudasi udara dan cairan dalam
usus.
Peritonitis menyebabkan penurunan aktivitas fibrinolitik intra abdomen
(meningkatkan aktivitas inhibitor activator plasminogen# dan sekuestrasi fibrin dengan
adanya pembentukan jajaring pengikat. Produksi eksudat fibrin merupakan mekanisme
terpenting dari system pertahanan tubuh, sengan cara ini akan terikat bakteri dalam
jumlah yang sangat banyak diantara matrika fibrin. Pembentukan abses pada peritonitis
pada prinsipnya merupakan mekanisme tubuh yang melibatkan substansi pembentuk
abses dan kuman$kuman itu sendiri untuk menciptakan kondisi abdomen yang steril.
Pada keadaan jumlah kuman yang sangat banyak, tubuh sudah tidak mampu
mengeliminasi kuman dan berusaha mengendalikan penyebaran kuman dengan
membentuk kompartemen yang dikenal sebagai abses.
+asuknya bakteri dalam jumlah besar ini bisa berasal dari berbagai sumber. 5ang
paling sering ialah kontaminasi bakteri transien akibat penyakit visceral atau intervensi
bedah yang merusak keadaan abdomen. Selain jumlah bakteri transien yang terlalu
banyak di dalam rongga abdomen, peritonitis juga terjadi karena virulensi kuman yang
tinggi hingga mengganggu proses fagositosis dan pembunuhan bakteri dengan neutrofil.
3eadaan makin buruk jika infeksinya disertai dengan pertumbuhan bakteri lain atau
jamur.
F. MANIFESTASI KLINIS
+enurut %or&in (!!"#, gambaran klinis pada penderita peritonitis adalah sebagai
berikut -
a. 2yeri terutama diatas daerah yang meradang.
b. Peningkatan kecepatan denyut jantung akibat hipovolemia karena perpindahan
cairan kedalam peritoneum.
-
8/16/2019 Laporan Pendahulua Peritonitis
4/12
c. +ual dan muntah.
d. )bdomen yang kaku.
e. leus paralitik (paralisis saluran cerna akibat respon neurogenik atau otot terhadap
trauma atau peradangan# muncul pada a&al peritonitis.
f. 1anda$tanda umum peradangan misalnya demam, peningkatan sel darah putih dan
takikardia.
g. 7asa sakit pada daerah abdomen
h. 6ehidrasi
i. 4emas
j. 2yeri tekan pada daerah abdomen
k. Bising usus berkurang atau menghilang
l. 2afas dangkal
m. 1ekanan darah menurun
n. 2adi kecil dan cepat
o. Berkeringat dingin
p. Pekak hati menghilang
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
8. 1est laboratorium
a# 4eukositosis
Pada peritonitis tuberculosa cairan peritoneal mengandung banyak protein (lebih
dari 9 gram/8!! ml# dan banyak limfosit, basil tuberkel diidentifikasi dengan
kultur. Biopsi peritoneum per kutan atau secara laparoskopi memperlihatkan
granuloma tuberkuloma yang khas, dan merupakan dasar diagnosa sebelum hasil
pembiakan didapat.
b# 'ematokrit meningkat
c# )sidosis metabolic (dari hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien peritonitis
didapatkan P' :;.98, P%:
. =. 7ay
6ari tes = 7ay didapat-
-
8/16/2019 Laporan Pendahulua Peritonitis
5/12
*oto polos abdomen 9 posisi (anterior, posterior, lateral#, didapatkan-
8. lleus merupakan penemuan yang tak khas pada peritonitis.
. >sus halus dan usus besar dilatasi.
9. >dara bebas dalam rongga abdomen terlihat pada kasus perforasi.
9. ?ambaran 7adiologis
Pemeriksaan radiologis merupakan pemeriksaan penunjang untuk pertimbangan
dalam memperkirakan pasien dengan abdomen akut. Pada peritonitis dilakukan foto
polos abdomen 9 posisi, yaitu -
8. 1iduran terlentang (supine#, sinar dari arah vertikal dengan proyeksi
anteroposterior.
. 6uduk atau setengah duduk atau berdiri kalau memungkinkan, dengan sinar dari
arah horiontal proyeksi anteroposterior.
9. 1iduran miring ke kiri (left lateral decubitus : 446#, dengan sinar horiontal
proyeksi anteroposterior.
Sebaiknya pemotretan dibuat dengan memakai kaset film yang dapat mencakup seluruh
abdomen beserta dindingnya. Perlu disiapkan ukuran kaset dan film ukuran 9@A
-
8/16/2019 Laporan Pendahulua Peritonitis
6/12
H. PENATALAKSANAAN
+enurut 2etina (!!"#, penatalaksanaan pada peritonitis adalah sebagai berikut -
a. Penggantian cairan, koloid dan elektrolit merupakan focus utama dari
penatalaksanaan medik.
b. )nalgesik untuk nyeri, antiemetik untuk mual dan muntah.
c. ntubasi dan penghisap usus untuk menghilangkan distensi abdomen.
d. 1erapi oksigen dengan nasal kanul atau masker untuk memperbaiki fungsi ventilasi.
e. 3adang dilakukan intubasi jalan napas dan bantuan ventilator juga diperlukan.
f. 1herapi antibiotik masif (sepsis merupakan penyebab kematian utama#.
g. 1indakan pembedahan diarahkan pada eksisi ( appendks #, reseksi , memperbaiki
(perforasi #, dan drainase ( abses #.
h. Pada sepsis yang luas perlu dibuat diversi fekal
I. KOMPLIKASI
3omplikasi dapat terjadi pada peritonitis bakterial akut sekunder, dimana komplikasi
tersebut dapat dibagi menjadi komplikasi dini dan lanjut, yaitu-
8. 3omplikasi dini.
8. Septikemia dan syok septic.
. Syok hipovolemik.
9. Sepsis intra abdomen rekuren yang tidak dapat dikontrol dengan kegagalan
multisystem.
-
8/16/2019 Laporan Pendahulua Peritonitis
7/12
-
8/16/2019 Laporan Pendahulua Peritonitis
8/12
3lien mengalami takikardi karena mediator inflamasi dan hipovelemia vaskular
karena anoreksia dan vomit. 6idapatkan irama jantung irregular akibat pasien
syok (neurogenik, hipovolemik atau septik#, akral - dingin, basah, dan pucat.
c# Sistem Persarafan (B9#
3lien dengan peritonitis tidak mengalami gangguan pada otak namun hanya
mengalami penurunan kesadaran.
d# Sistem Perkemihan (B
-
8/16/2019 Laporan Pendahulua Peritonitis
9/12
7encana 3epera&atan -
8# 3aji ulang keluhan nyeri pasien meliputi intensitas, karakteristik, lokasi.
7/ Perubahan lokasi, intensitas nyeri menggambarkan ke arah komplikasi. 2yeri
cenderung menjadi menetap, lebih hebat dan menyebar ke seluruh abdomen
sehingga mempercepat proses peradangan. 2yeri dapat terlokalisasi bila terjadi
abses.
# bservasi tanda$tanda vital
7/ 2yeri hebat ditandai dengan peningkatan 16 dan nadi.
9# )jarkan tehnik relaksasi yang sesuai dan anjurkan pasien untuk
melakukannya bila nyeri timbul.
7/ 7elaksasi mempermudah istrahat dan memperbaiki respon terhadap nyeri.
-
8/16/2019 Laporan Pendahulua Peritonitis
10/12
9. 'ipertermi berhubungan dengan proses peradangan.
1ujuan - setelah dilakukan tindakan kepera&atan selama A< jam diharapkan suhu
tubuh tidak panas lagi
3riteria 'asil - Suhu tubuh dalam rentang normal ( 9C$9;,@o %#
3ulit tidak kemerahan
0kspresi &ajah rileks
7encana 3epera&atan -
8. Pantau tanda$tanda vital terutama suhu
7/ 1anda$tanda vital merupakan aluan untuk mengetahui keadaan umum
pasien terutama suhu tubuhnya
. Beri pasien banyak minum air (8@!!$!!! cc/hari#
7/ 6engan minum banyak air diharapkan cairan yang hilang dapat diganti9. Beri pasien kompres air hangat atau air dingin
7/ 6engan kompres akan terjadi perpindahan panas secara konduksi dan
kompres hangat akan mendilatasi pembuluh darah
ntuk mengurangi demam umumnya lebih besar dari 9,@$
mengurangi respon hipertermi
@. Pantau suhu lingkungan
7/ Suhu ruangan harus dirubah agar dapat membantu mempertahankan suhu
pasien
C. 3olaborasi dalam pemberian obat antipiretik dan antibiotik
7/ Pemberian oabt antibiotik unuk mencegah infeksi pemberian obat
antipiretik untuk penurunan panas
ntuk mengembalikan keteraturan pola defekasi klien
. )tur &aktu yang tepat untuk defekasi klien seperti sesudah makan
>ntuk memfasilitasi refleks defekasi
9. Berikan cakupan nutrisi berserat sesuai dengan indikasi
7/ 2utrisi serat tinggi untuk melancarkan eliminasi fekal
ntuk melunakkan eliminasi feses
-
8/16/2019 Laporan Pendahulua Peritonitis
11/12
@. Pemberian laksatif atau enema sesuai indikasi
7/ >ntuk melunakkan feses
@. 7esiko infeksi berhubungan dengan kemungkinan ruptur, adanya eksudat fibrosa.
1ujuan - Setelah diberikan asuhan kepera&atan selama 9A < jam diharapkan resiko
infeksi berkurang.
3riteria hasil -
8. 1idak ada purulent sputum
. Pembuangan purulent
9. 3etidakstabilan suhu7encana 3epera&atan -
8. +onitor kerentanan terhadap infeksi
7/ +enga&asi kerentanan terhadap penyebaran infeksi
. nstruksikan pengunjung untuk mencuci tangan saat memasuki dan keluar dari
ruangan pasien
7/ +eminta pengunjung mencuci tangan agar tidak ada mikroorganisme yang
tertinggal di tangan
9. ?unakan sarung tangan sesuai mandat
7/ +enggunakan sarung tangan untuk melindungi tangan dari cairan dan hal lain
yang dapat menjadi media penularan penyakit
-
8/16/2019 Laporan Pendahulua Peritonitis
12/12
Daftar Pustaka
ohnson, +arion et all. !!". o&a ntervention Project 2ursing utcomes %lassification
(2%#. St. 4ouis - +osby nc.
Brunner G Suddarth. !!". Keperawatan Medikal Bedah. akarta - 0?%.
%arpenito, 4ynda uall.!!. Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi
Keperawatan. akarta - 0?%
Pearce, 0velyn %.!!". Anatomi Fisiologi untuk Paramedis. akarta - Penerbit P1.
?ramedia.
Santosa, Budi. !!". Panduan 6iagnosa 3epera&atan 2anda. akarta- Prima +edika.
)ndra. !!". Peritonitis Pedih dan Sulit 6iobati. &&&.majalah$farmacia.com. 6esember
!!".
Brunner / Sudart. 1eAbook of +edical Surgical 2ursing *ifth edition B. 4ippincott
%ompany. Philadelphia. !!".