laporan kelompok

52
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Sukokerto berada di Kecamatan Sukowono, dengan luas wilayah 351 Ha, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sumber Wringin Kecamatan Sukowono, sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukosari-manis Kecamatan Tamanan Kabupaten Bondowoso, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sukowono Kecamatan Sukowono, sebelah barat berbatasan dengan Desa Mojogemi Kecamatan Sukowono dan Desa Sumber pakem Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso. Desa ini mempunyai topografi dataran 321 Ha, perbukitan 30 Ha. Kondisi geografi desa ini berada pada ketinggian 442 m dari permukaan laut, curah hujan rata-rata pertahun 280 mm, keadaan suhu udara 22 0 C dengan jumlah penduduk 3711 jiwa dengan jumlah keluarga sebanyak 1100 kepala keluarga. Penduduk desa ini sebagian besar memiliki pekerjaan dibidang pertanian yaitu sebagai buruh tani sebesar 715 kepala keluarga (65%), sedangkan dalam sektor peternakan sebanyak 110 kepala keluarga (10%), petani 110 kepala keluarga (10%), PNS 55 kepala keluarga (5%) dan lain-lain 110 kepala keluarga (10%). Pendapatan warga Desa Sukokerto berdasarkan profesi masing-masing sebesar 100-500 ribu 75%, 500 ribu – 1 juta 20%, > 1 juta 5%. Untuk pemanfaatan air bersih 1

Upload: shofie-sabatini-verayunia

Post on 25-Oct-2015

60 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

laporan KKT

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KELOMPOK

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa Sukokerto berada di Kecamatan Sukowono, dengan luas wilayah 351

Ha, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sumber Wringin Kecamatan

Sukowono, sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukosari-manis Kecamatan

Tamanan Kabupaten Bondowoso, sebelah timur berbatasan dengan Desa

Sukowono Kecamatan Sukowono, sebelah barat berbatasan dengan Desa

Mojogemi Kecamatan Sukowono dan Desa Sumber pakem Kecamatan Maesan

Kabupaten Bondowoso. Desa ini mempunyai topografi dataran 321 Ha,

perbukitan 30 Ha. Kondisi geografi desa ini berada pada ketinggian 442 m dari

permukaan laut, curah hujan rata-rata pertahun 280 mm, keadaan suhu udara 220C

dengan jumlah penduduk 3711 jiwa dengan jumlah keluarga sebanyak 1100

kepala keluarga.

Penduduk desa ini sebagian besar memiliki pekerjaan dibidang pertanian

yaitu sebagai buruh tani sebesar 715 kepala keluarga (65%), sedangkan dalam

sektor peternakan sebanyak 110 kepala keluarga (10%), petani 110 kepala

keluarga (10%), PNS 55 kepala keluarga (5%) dan lain-lain 110 kepala keluarga

(10%). Pendapatan warga Desa Sukokerto berdasarkan profesi masing-masing

sebesar 100-500 ribu 75%, 500 ribu – 1 juta 20%, > 1 juta 5%. Untuk

pemanfaatan air bersih digunakan beberapa mata air, 60% menggunakan air

sumur, 30% menggunakan air sumber, 10% menggunakan air sungai. Sedangkan

untuk BAB, 5% menggunakan jamban, 85 % menggunakan sungai, 10% tidak

jelas.

Status kesehatan penduduk Desa Sukokerto berdasarkan data puskesmas

Sukowono tahun 2008, didapatkan data penduduk Desa Sukokerto yang berobat,

wanita (52,4%) lebih banyak dari pria (47,36%), kelompok umur yang terbanyak

usia > 60 tahun (18,62%) dan yang paling sedikit adalah kelompok umur 25-29

tahun (1,38%), dari jenis kunjungan, kunjungan baru (62,07%) lebih banyak dari

kunjungan lama (37,93%), didapatkan juga kasus baru sejumlah 335 kasus, atau

1

Page 2: LAPORAN KELOMPOK

77,01% dari total kasus yang ada, serta dari total 435 kasus, 251 orang

menggunakan kepesertaan umum, 46 orang menggunakan Askessos, 106 orang

Askeskin, 26 sisanya menggunakan jenis kepesertaan yang lain. Data 5 penyakit

yang didapatkan terbanyak adalah ISPA (20,08%), penyakit pada sistem otot dan

jaringan tulang (8,28%), penyakit tekanan darah tinggi (6,11%), diare (5,29%),

thypoid (4,34%).

Di desa ini terdapat fasilitas pendidikan berupa SD Negeri 2 unit, tingkat

pendidikan warga Desa Sukokerto tidak sekolah 19,71%, tidak tamat SD 40,29%,

SD 25%, SMP 5%, SMA 5%, diploma 3%, dan sarjana 2%.

Kondisi perumahan masyarakat Desa Sukokerto menggunakan lantai tanah

10%, lantai semen 0%, lantai plester 70%, lantai keramik 20%. Kriteria dinding

gedek 10%, dinding kayu 30%, dinding semen 60%. Perumahan dengan kondisi

ventilasi berkriteria kurang 70%, cukup 30%.

Pembangunan nasional Indonesia dilakukan secara berkelanjutan dan

menyeluruh berlandaskan pada kemampuan nasional dengan memanfaatkan ilmu

pengetahuan, teknologi dan memadukannya dengan seni untuk mencapai suatu

tujuan yaitu terciptanya masyarakat adil dan makmur yang merata secara materi

dan spiritual berdasarkan Pancasila.

KKT merupakan salah satu perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi

yang berupa pengabdian kepada masyarakat. Dalam hal ini, mahasiswa KK

Universitas Jember dituntut untuk terjun ke masyarakat mengaplikasikan teori-

teori yang diperoleh pada saat perkuliahan ke dalam kehidupan nyata di

masyarakat sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing.

Berbagai tantangan yang dihadapi dalam pembangunan masyarakat desa di

masa yang akan datang semakin berat, mengingat masih adanya kelompok

masyarakat desa yang berada di garis kemiskinan dan masih memerlukan

kepedulian dari semua pihak. Untuk itu, proses pembangunan masyarakat desa

harus dilaksanakan secara terpadu dengan semua pihak.

Desa Sukokerto merupakan salah satu desa di wilayah kecamatan

Sukowono yang berada di bagian utara Kabupaten Jember. Mata pencaharian

2

Page 3: LAPORAN KELOMPOK

masyarakatnya sebagian besar adalah buruh tani, petani, pedagang dan pegawai

negeri. Agama yang dianut masyarakat Desa Sukokerto sebagian besar beragama

Islam, sehingga aktivitas mereka sehari-hari meliputi pengajian-pengajian rutin

yang dilaksanakan hampir di setiap dusun. Sebagian besar lahan di Desa

Sukokerto dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Masyarakat desa seringkali

memanfaatkan pupuk kimia untuk memaksimalkan hasil pertaniannya.

Masyarakat desa Sukokerto mengeluhkan adanya kelangkaan pupuk sehingga

terjadi peningkatan harga. Pemerintah Kabupaten Jember memberikan subsidi

pupuk kimia dalam jumlah yang terbatas.

Berdasarkan kondisi geografis desa yang terletak dipinggir jalan dan

wilayahnya terdiri atas dataran dan perbukitan, maka sangat diperlukan adanya

penambahan tanaman produktif ataupun bibit unggul seperti sengon, rambutan

dan mangga untuk penghijauan lingkungan. Rendahnya pengetahuan masyarakat

khususnya para Perangkat Desa sendiri tentang teknologi komputer melatar

belakangi pelaksanaan pengenalan dan pelatihan komputer pada beberapa

Perangkat Desa. Dengan adanya program ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu

pengetahuan khususnya dibidang teknologi komputer.

Kebiasaan masyarakat Desa Sukokerto yang telah diobservasi, kurang

memperhatikan hidup sehat. Hal ini dapat terlihat dari kurang tersedianya sarana

mandi-cuci-kakus (MCK) dan sistem pembuangan sampah yang tidak memenuhi

syarat. Keadaan ini mencerminkan tingkat pengetahuan tentang kebersihan dan

kesehatan yang kurang.

Sebagian besar masyarakat tidak mengetahui obat-obat kadaluarsa dan cara

meminum obat yang tepat. Mereka cenderung meminum obat tanpa konsultasi

terlebih dahulu pada dokter. Umumnya obat hanya dibeli di toko atau di warung

tanpa mengetahui bagaimana cara penggunaan yang tepat dan apakah obat yang

dibeli masih bisa dikonsumsi atau tidak. Hal ini dapat merugikan bahkan

membahayakan masyarakat. Dengan adanya pengenalan obat-obat kadaluarsa dan

pemahaman mengenai aturan minum obat diharapkan dapat menjadi salah satu

penunjang dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

3

Page 4: LAPORAN KELOMPOK

Upaya pengobatan tradisional dengan obat-obatan tradisional merupakan

salah satu bentuk peran serta masyarakat dan sekaligus merupakan teknologi tepat

guna yang potensial untuk menunjang pembangunan kesehatan. Hal ini

disebabkan antara lain oleh karena pengobatan tradisional telah lebih dulu

dimanfaatkan oleh masyarakat serta bahan-bahannya banyak terdapat diseluruh

pelosok tanah air. Dalam rangka peningkatan dan pemerataan pelayanan

kesehatan masyarakat, obat tradisional perlu dimanfaatkan dengan sebaik-

baiknya, dengan suatu pencanangan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) atau biasa

disebut Apotek Hidup.

Tema diare juga diangkat karena penyakit diare merupakan penyakit yang

sering terjadi pada semua lapisan masyarakat khususnya masyarakat desa.

Menurut catatan WHO hampir 100.000 orang tiap harinya meninggal karena

diare, sehingga penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

masyarakat desa tentang diare dan bagaimana cara mudah dalam

menanggulanginya. Pola hidup bersih dan sehat masyarakat desa Sukokerto yang

masih rendah sangat mendukung terjadinya penyakit ini seperti tidak cuci tangan

sebelum makan, mandi di sungai, buang air besar di sungai. Padahal sungai juga

digunakan untuk tempat cuci baju, alat-alat masak, dan bahkan digunakan untuk

memandikan hewan. Angka kejadian penyakit diare di desa Sukokerto masih

sangat tinggi dimana memiliki korelasi yang erat dengan kebersihan diri dan

lingkungan. Maka sangat perlu dilakukan upaya untuk memberikan pemahaman

kepada masyarakat di desa Sukokerto akan pentingnya perilaku hidup bersih dan

sehat.

Isu chikungunya diangkat untuk menyikapi merebaknya penyakit ini di desa

tetangga. Sehingga diperlukan suatu tindakan promotif dan preventif dalam

rangka meminimalisir penularan yang mungkin terjadi ke Desa Sukokerto.

Meskipun chikungunya sebenarnya bukan merupakan suatu penyakit yang

mematikan, namun tetap saja gejala akibat yang dialami oleh penderita sangat

mengganggu aktivitas, terutama pekerjaan mereka yang sebagian besar adalah

buruh tani harian.

4

Page 5: LAPORAN KELOMPOK

Demikian juga tentang bantuan hidup dasar dan tindakan medis praktis.

Dengan semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, tidak terkecuali di

daerah pedesaaan, meningkat pula angka kejadian kecelakaan, terutama

kecelakaan lalu lintas. Hal ini juga didukung dengan kurangnya sarana rambu-

rambu lalu lintas di daerah Desa Sukokerto. Tindakan medis praktis, diberikan

mengingat banyaknya mitos terhadap penatalaksanaan keadaan sakit tertentu,

yang pada dasarnya malah menambah keadaaan sakit tersebut. Sebagai contoh

adalah penggunaan pasta gigi pada luka bakar, adalah sesuatu yang tidak perlu

dilakukan, cara yang paling baik adalah luka bakar tersebut dibasuh dengan air

yang mengalir dengan tujuan agar panas tidak semakin masuk ke jaringan kulit

yang lebih dalam.

Data 5 penyakit yang didapatkan terbanyak adalah ISPA (20,08%),

penyakit pada sistem otot dan jaringan tulang (8,28%), penyakit tekanan darah

tinggi (6,11%), diare (5,29%), thypoid (4,34%). Berdasarkan data tersebut

didapatkan penyakit jantung menempati urutan ketiga dari 5 macam penyakit

terbanyak yang diderita warga desa Sukokerto setelah ISPA yang berada pada

urutan pertama dan penyakit otot dan tulang yang berada pada urutan kedua.

Dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakat, perlu dilakukan upaya

memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya kesehatan jantung

khususnya hipertensi melalui Tensi Home Care.

Kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari kesehatan manusia

berperan penting dalam peningkatkan kualitas dan produktifitas sumber daya

manusia. Kesehatan gigi bukan hanya upaya pengobatan akan kesakitan yang ada

di masyarakat, tetapi terdiri dari upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit,

pengobatan penyakit, dan rehabilitasi terhadap dampak suatu penyakit. Tahapan

yang mudah dan biaya sedikit adalah tahapan promosi kesehatan dan pencegahan.

Dalam bidang kesehatan gigi dan mulut tahapan ini salah satunya dengan

pengetahuan cara sikat gigi yang baik, tahapan ini sangat baik dilaksanakan pada

usia dini karena kesehatan gigi dan mulut usia dini akan berpengaruh pada

kesehatan gigi dan mulut usia dewasa.

5

Page 6: LAPORAN KELOMPOK

Hasil survey menunjukkan bahwa sebagian besar anak-anak usia dini

mengalami gangguan kesehatan gigi dan mulut terutama di Desa Sukokerto, ini

terbukti dari hasil survey bahwa OH-IS memiliki skor rata-rata 2-3 dan tingginya

DMF-t. Diikuti banyaknya masyarakat Sukokerto (sekitar 70% dari 1100 kepala

keluarga) terdapat kalkulus terutama bagi mereka yang berusia diatas 50 Tahun.

Dan tingginya karies ini juga dipengaruhi oleh karena kesalahan dari pada cara

dan metode menyikat gigi dengan baik dan benar. Meskipun di antara mereka

telah membersihkan giginya rata-rata tiap hari, tetapi tidak tepat waktu

pembersihannya, dimana sikat gigi 2 kali sehari yaitu sesudah makan pagi dan

sebelum tidur malam. Tetapi kenyataannya, masyarakat Desa Sukokerto

membersihkan giginya pada waktu mandi pagi dan sore hari. Jadi tingginya karies

di masyarakat desa sukokerto ini akibat salahnya atau kurangnya informasi

pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut. Penyakit gigi sebenarnya mudah

dicegah yaitu dengan menanamkan kebiasaan atau perilaku pemeliharaan

kesehatan gigi yang baik dan benar.

Karies merupakan salah satu penyakit gigi yang paling umum ditemukan,

termasuk di Desa Sukokerto. Karies gigi tidak hanya dapat dicegah atau setidak-

tidaknya dikurangi, tetapi penurunan angka karies ini harus merupakan tujuan

utama dari setiap program atau kegiatan kesehatan gigi dan kelainan-kelainan lain

di mulut. Masalah tersebutlah yang melatarbelakangi untuk dilaksanakannya

program penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut.

Diharapkan dengan adanya mahasiwa KKT mengadakan program kerjanya

nanti dapat memberikan informasi bagi masyarakat Desa Sukokerto baik yang

tertuju bagi ibu-ibu pengajian, kader posyandu, dan siswa/i sekolah dasar, serta

PAUD melaui berbagai macam metode yang akan digunakan, dan meningkatkan

pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut.

Selain itu, rumah adalah kebutuhan primer dalam hidup manusia. Dalam

bidang teknik sipil rumah merupakan tempat bernaung dari panas dan hujan.

Rumah pula sumber inspirasi bagi penghuninya dan tentunya kondisi rumah

sangat berpengaruh dalam membentuk karakter pribadi seseorang baik segi

psikologis maupun dari segi kesehatan. Kriteria rumah yang memenuhi standart

6

Page 7: LAPORAN KELOMPOK

kenyamanan dan keamanan bagi para anggota keluarganya sangat penting untuk

diketahui. Baik dari segi struktur bangunan, konstruksi rumahnya, bahan

bangunan penyusun rumah itu sendiri, maupun dari tinjauan sudut pandang

kesehatan. Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan rumah yang sesuai dengan

standar kesehatan dan memberikan rasa nyaman bagi penghuni rumah namun

sebisa mungkin diciptakan dalam kondisi yang sederhana. Melihat dari sudut

pandang ekonomi dan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penduduk sekitar,

maka materi kegiatan penyuluhan ini dikemas dalam bentuk yang sederhana dan

mudah dipahami dan tentunya menyesuaikan dengan kondisi baik sosial maupun

segi finansial penduduk desa.

Karena masyarakat Desa Sukokerto kebanyakan kurang menyadari

pentingnya pendidikan bagi masa depan anak-anaknya, maka tingkat buta

aksaranya tergolong tinggi sehingga menjadi tugas kami untuk membantu

pemerintah dalam program Pemberantasan Buta Aksara (PBA) yang menjadi

prioritas pemerintah Kabupaten Jember.

Atas dasar itulah kami sebagai mahasiswa Universitas Jember akan berusaha

semaksimal mungkin untuk menjadi bagian dari masyarakat Desa Sukokerto dan

melaksanakan program-program guna membantu dalam pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat. Partisipasi seluruh masyarakat, Perangkat Desa dan

pihak-pihak yang terkait dengan program ini sangat kami butuhkan agar program

yang telah direncanakan dapat berjalan dengan lancar.

1.2 Permasalahan

Desa Sukokerto Kecamatan Sukowono merupakan suatu wilayah pedesaan

yang tingkat kualitas sumber daya manusianya tergolong rendah, sehingga

pelaksanaan pembangunan belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini

disebabkan oleh banyak hal, antara lain: masih rendahnya kualitas SDM, terlihat

dengan masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, tingkat kesehatan yang

rendah, dan belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.

7

Page 8: LAPORAN KELOMPOK

Berdasarkan hal tersebut diatas maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian secara serius. Permasalahan

yang dihadapi antara lain adalah sebagai berikut :

1.3.1 Bidang Kesehatan

a. Belum terdatanya penyakit, keadaan sanitasi dan pilihan pengobatan

masyarakat Desa Sukokerto.

b. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya dokumen kesehatan

masnyarakat (Akte kelahiran, jaminan kesehatan masyarakat, asuransi

kesehatan masyarakat miskin).

c. Rendahnya pengetahuan tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar

serta waktu yang tepat saat menmbersihkan gigi pada SDN 1 Sukokerto.

d. Rendahnya pengetahuan orang tua mengenai kesehatan gigi dan mulut.

e. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang obat-obatan yang beredar di

pasaran sehingga dapat meningkatkann resiko salah pilih obat.

f. Rendahnya kualitas masyarakat tentang upaya memanfaatkan dan

mengolah tanaman sekitar rumah sebagai obat.

g. Diare sebagai salah satu dari lima masalah kesehatan di Desa Sukokerto.

h. Munculnya penyakit chikungunya di desa tetangga, sehingga diperlukan

tindakan pencegahan penularan.

i. Cukup seringnya kejadian kecelakaan maupun masalah medis yang perlu

penanganan khusus dan tepat.

j. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang status kesehatan jantung

(Tensi Home Care).

k. Pentingnya perawatan payudara pada ibu-ibu muda dan ibu yang

menyusui.

l. Rendahnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan sekitar.

8

Page 9: LAPORAN KELOMPOK

1.3.2 Bidang Pendidikan

a. Kurangnya pemahaman dan semangat belajar siswa-siswi SD Desa

Sukokerto, terutama dalam persiapan ujian akhir nasional (UAN).

b. Kemampuan siswa SD dalam berbahasa Inggris yang masih kurang.

1.3.3 Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi

a. Kurangnya SDM masyarakat pedesaan dalam pengaplikasian komputer

dalam kehidupan sehari-hari.

b. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya membangun rumah

sehat dan sederhana.

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

1. Mendapatkan data yang lengkap untuk penanganan kesehatan masayarakat

Desa Sukokerto

2. Untuk menciptakan ketertiban dan keamanan dalam pengadministrasian

dan penyimpanan data/arsip sehingga mempermudah pengurusan

dokumen-dokumen dimasa mendatang.

3. Memberikan pengetahuan tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut

pada usia dini dan disaat geligi pergantian, cara menyikat gigi yang baik

dan benar, serta waktu yang tepat untuk menggosok gigi.

4. Memberikan pengetahuan kepada orang tua untuk meningkatkan

pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak.

5. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang obat-obatan yang

beredar.

6. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pemanfaatan dan

pengolahan tanaman sekitar rumah sebagai obat.

7. Untuk mengurangi angka kejadian diare.

8. Dapat meminimalisir angka penularan penyakit chikungunya pada

masyarakat Desa Sukokerto.

9

Page 10: LAPORAN KELOMPOK

9. Terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan menghadapi keadaan

gawat darurat dan penanganan medis sehari-hari.

10. Memberikan pengetahuan kepada warga desa tentang status tekanan darah

11. Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya merawat payudara pada

ibu-ibu muda dan ibu yang menyusui.

12. Meningkatkan semangat belajar siswa-siswi SD, khususnya dalam

menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN).

13. Meningkatkan siswa Sekolah Dasar dalam berbahasa Inggris.

14. Untuk meningkatkan SDM masyarakat pedesaan khususnya bagi

perangkat dalam bidang teknologi informasi khususnya komputer.

15. Memberikan pengetahuan akan pentingnya rumah sehat, sehingga warga

masyarakat dapat membangun hunian yang sehat dan sederhana.

1.3.2 Manfaat

1. Bagi mahasiswa

(a). Memperoleh pengalaman berharga dengan terlibat langsung dalam

kehidupan bermasyarakat.

(b). Meningkatkan kedewasaan, kematangan berpikir dan bertindak untuk

memahami serta menyelesaikan berbagai permasalahan masyarakat

dan/atau pemerintah secara komprehensif.

2. Bagi Universitas Jember

(a). Meningkatkan, memperluas dan mempererat kerjasama dengan

masyarakat dan pemerintah.

(b). Sebagai umpan balik pengintegrasian mahasiswa ditengah-tengah

masyarakat dan pemerintah dengan berbagai permasalahan guna

menyempurnakan kurikulum yang lebih sesuai dengan kebutuhan

masyarakat dan pemerintah.

3. Bagi masyarakat dan pemerintah

(a). Menjadi motivator pembangunan di desa.

10

Page 11: LAPORAN KELOMPOK

(b). Memperoleh bantuan tenaga dan pemikiran dalam mengatasi berbagai

permasalahan yang dihadapi.

11

Page 12: LAPORAN KELOMPOK

II. METODE

2.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan Kuliah Kerja Terpadu (KKT) gelombang I Universitas Jember

Kelompok 18 Tahun 2009 dilaksanakan selama 45 hari di Desa Sukokerto

Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember yang terhitung sejak tanggal 3 Februari

sampai dengan 20 Maret 2009. Dalam melaksanakan program KKT ini, tempat

dan waktu kegiatan umumnya menyesuaikan dengan jadwal kegiatan rutin

kelompok dan rencana kegiatan di masyarakat, seperti di balai desa, rumah warga,

sekolah, puskesmas dan lain-lain.

2.2 Khalayak Sasaran

Adapun khalayak sasaran dalam program Kuliah Kerja Terpadu (KKT) ini

secara umum adalah masyarakat Desa Sukokerto yang diantaranya meliputi:

Perangkat Desa, ibu-ibu PKK, kelompok pengajian, tokoh masyarakat, kelompok

pemuda dan anak-anak usia sekolah, siswa SD dan PAUD (Pendidikan Anak Usia

Dini).

2.3 Jenis Kegiatan dan Metode Kegiatan.

Kegiatan Kuliah Kerja Terpadu (KKT) yang dilakukan di Desa Sukokerto

adalah sebagai berikut:

2.3.1. Kegiatan Kelompok

a) Bidang IPTEK

1. Bidang Pendidikan

Try Out UAN SD

Try Out UAN SD merupakan salah satu bentuk kegiatan latihan

ujian dalam rangka mempersiapkan siswa-siswi SD dalam

menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN) sekolah dasar.

Kegiatan ini dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan

lembaga bimbingan yang sudah berpengalaman dalam melakukan

Try Out

12

Page 13: LAPORAN KELOMPOK

Bimbingan belajar siswa SD dan SMP sekitar posko Kuliah Kerja

Terpadu.

Bimbingan belajar ini dilakukan dengan tujuan untuk

meningkatkan semangat belajar putra-putri warga desa Sukokerto

sekitar posko.

2. Bidang Kesehatan

Sensus penyakit, sanitasi dan pengobatan. Sensus ini dilakukan

kepada warga desa Sukokerto sehingga didapatkan data mengenai

gambaran penyakit, sanitasi dan pengobatan secara keseluruhan.

Pengadaan Apotik Hidup

Pengadaan Apotik Hidup di Balai desa dengan tujuan sebagai

media pembelajaran bagi warga dalam memahami begitu

pentingnya pemanfaatan tanaman sekitar untuk pengobatan

berbagai penyakit

Penyuluhan pentingnya dokumen kesehatan masnyarakat

Dokumen kesehatan masnyarakat yang dimaksud berupa Akte

kelahiraan, jaminan kesehatan masyarakat, asuransi kesehatan

masyarakat miskin. Penyuluhan ini meliputi kegunaan dokumen

tersebut dan cara mendapatkanya.

b) Membantu Program Pemerintah

Melakukan sensus Buta Aksara

Kegiatan ini dilakuakan dalam rangka menindak lanjuti kegiatan

keaksaraan yang sudah berlangsung selama ini dan untuk

mengetahui seberapa banyak warga yang tidak bisa baca dan tulis.

c) Bakti Sosial

Melakukan kerja bakti dalam rangka menindak lanjuti menciptakan

lingkungan yang bersih khususnya dalam mencegah peningkatan

pertumbuhan nyamuk pembawa penyakit chikungunya.

13

Page 14: LAPORAN KELOMPOK

2.3.2. Kegiatan Mandiri

a) Bidang Kesehatan

a. Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui sosialisasi

pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA).

b. Penyuluhan tentang obat kepada siswa SD berupa materi macam-

macam sediaan obat, aturan pakai yang benar hingga efek yang

ditimbulkan setelah minum obat. Penyuluhan ini dilakukan dengan

metode ceramah dan diskusi.

c. Penyuluhan mengenai penyakit diare sebagai usaha dalam

pencegahan terjadinya dehidrasi yang nantinya dapat menyebabkan

terjadinya kematian. Materi yang disampaikan dalam penyuluhan

ini adalah penyebab terjadinya diare, cara pencegahan dan cara

tepat dalam mengatasi terjadinya diare. Peyuluhan ini disampaikan

kepada ibu-ibu pengajian di Desa Sukokerto.

d. Penyuluhan tentang Pengetahuan dan Kesadaran kesehatan gigi

mulut dan pelaksanaan sikat gigi bersama di Sekolah Dasar

Sukokerto 01 Desa Sukokerto Kecamatan Sukowono dengan

metode ceramah, demonstrasi dan tanya jawab..

e. Peningkatan pengetahuan pencegahan penyakit gigi dan mulut

melalui metode menyikat gigi dan sikat gigi bersama pada ibu –

ibu pengajian Dusun Krajan, Desa Sukokerto Kecamatan

Sukowono

f. Peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak di

PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Memberikan tambahan ilmu

pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan gigi dan

mulut sejak usia dini, dikarenakan adanya gangguan mulut pada

usia dini akan mempengaruhi kesehatan anak secara umum.

g. Penyuluhan mengenai penyakit chikungunya sebagai usaha

preventif penularan dengan metode ceramah dan tanya jawab.

h. Penyuluhan dan pelatihan mengenai Bantuan Hidup Dasar

sederhana/Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan

14

Page 15: LAPORAN KELOMPOK

tindakan medis praktis, berupa pemberian materi dan

pelatihan/praktek langsung kepada kelompok pemuda di Desa

Sukokerto.

i. Pelayanan Tensi Home Care

Tensi Home Care adalah salah satu bentuk kegiatan pemberian

servis kesehatan berupa pemeriksaan tekanan darah pada kegiatan

posyandu.

j. Penyuluhan Perawatan Payudara pada ibu hamil dan menyusui

Perawatan payudara diberikan kepada ibu-ibu muda atau ibu-ibu

yang sedang menyusui untuk memperlancar ASI.

b) Bidang Pendidikan

Pengenalan dan bimbingan belajar bahasa Inggris siswa SD sekitar

posko Kuliah Kerja Terpadu.

c) Bidang Pemanfaatan IPTEK

a. Peningkatan mutu SDM dengan pelatihan komputer.

Jenis kegiatan yang dilakukan adalah berupa pelatihan baik secara

teori maupun praktik langsung dengan menggunakan komputer.

b. Penyuluhan rumah sehat dan sederhana pada masyarakat desa

Sukokerto, sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat

terhadap pentingnya tentang rumah sehat.

2.4 Kendala dan Pemecahan

Kendala

Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan antara lain:

1. Kurangnya kemampuan berbahasa daerah, khususnya Madura, sehingga

sedikit banyak menghambat penyampaian penyuluhan maupun pelatihan.

Padahal salah satu faktor keberhasilan pemberian penyuluhan atau pelatihan

adalah dari komunikasi yang baik.

2. Perbedaan situasi, kondisi sosial-ekonomi-budaya dan struktur masyarakat

desa dengan perkotaan menyebabkan pelaksana tidak dapat melakukan hal-

hal yang biasa dilakukan di perkotaan. Dalam hal ini adalah ketepatan waktu

15

Page 16: LAPORAN KELOMPOK

kegiatan, jam kerja yang tidak dapat diganggu, sehingga kegiatan yang

rencananya dilakukan pada pagi hari tidak dapat terlaksana karena pekerjaan

msayarakat Desa Sukokerto yang sebagian besar adalah buruh tani harian.

Untuk tempat, cukup sulit untuk mengumpulkan warga dalam satu tempat,

contohnya balai desa. Hal-hal diatas sedikit banyak menyebabkan perubahan

pada beberapa program kerja yang sudah direncanakan sebelumnya.

3. Waktu pelaksanaan yang kurang memadai untuk pelatihan. Meskipun

masalah waktu ini sebenarnya adalah hasil diskusi dengan tokoh pemuda

setempat dalam pelaksanaan program, namun tetap saja hal ini menyebabkan

pemberian materi kurang efektif untuk meningkatkan pemahaman maupun

kegiatan evaluasi peserta.

4. Akibat dari perubahan dari rencana awal, berimbas juga pada tempat

pelaksanaan, yang mana sebenarnya diperlukan tempat untuk memberikan

materi melalui viewer misalnya, namun karena tempat yang kurang

mendukung, hal ini tidak dapat dilakukan.

5. Pelaksana program masih aktif dalam kuliah dan tugas akhir/skripsi sehingga

harus bolak-balik Posko KKT – Kampus yang cukup menghabiskan waktu

dan tenaga.

6. Pelaksana program masih perlu belajar dalam berinteraksi,

menyelenggarakan kegiatan, dan menyusun teknis acara lebih baik lagi, juga

dalam membagi waktu dan disiplin pelaksanaan kegiatan.

Pemecahan

1. Perlu penerjemah dari teman satu posko atau warga setempat yang dapat

berbahasa Indonesia dan Madura.

2. Sehubungan dengan perbedaan situasi, kondisi dan struktur di desa, yang bisa

dilakukan adalah keharusan untuk bisa menyesuaikan diri dengan hal

tersebut, kegiatan harus menyesuaikan khalayak sasaran, sehingga dalam hal

ini jika memang diperlukan, maka perubahan kegiatan dari rencana awal

harus dilakukan untuk mengakomodir kesediaan warga untuk bisa mengikuti

program yang sudah kita tetapkan.

16

Page 17: LAPORAN KELOMPOK

3. Tentu saja kita tidak boleh hanya mengemukakan alasan namun diperlukan

kesadaran dan usaha peningkatan kemampuan dari pelaksana sendiri untuk

bisa lebih baik dalam hal-hal yang dirasakan kurang seperti yang sudah

dikemukakan diatas.

2.5 Rencana Biaya dan Realisasi Biaya KK

1. Alat Tulis Kantor (ATK)

a. Kertas HVS 3 rim @ Rp. 30.000,-

b. Pembuatan dan Penggandaan

Proposal

c. Pembuatan dan Penggandaan

Laporan

d. Ballpoint, pensil, spidol, dll

e. Vandel 15 buah @ Rp.20.000,-

Rp 90.000,-

Rp 50.000,-

Rp 100.000,-

Rp 20.000,-

Rp 300.000,-

2. Transportasi dan Akomodasi Rp 570.000,-

3. Pubdekdok

a. Publikasi dan Dekorasi

b. Dokumentasi

Rp 200.000,-

Rp 100.000,-

4. Kegiatan kelompok

a) Bidang IPTEK

1. Bidang Pendidikan

- Try Out UAN SD

- Bimbingan Belajar

2. Bidang kesehatan

- Sensus penyakit, sanitasi dan pengobatan

- Pengadaan Apotik hidup

- Penyuluhan pentingnya dokumen kesehatan

a) Membantu Program Pemerintah

Sensus Buta Aksara

b) Bakti sosial

Rp 200.000,-

Rp 110.000,-

Rp 80.000,-

Rp 350.000,-

Rp 500.000,-

Rp. 50.000,-

Rp. 100.000,-

17

Page 18: LAPORAN KELOMPOK

Kerja bakti

Total

Rp. 50.000,-

Rp2.930.000,00

5. Kegiatan Mandiri

a.Bidang kesehatan

1. Sosialisasi TOGA

2. Penyuluhan Obat

3. Penyuluhan Diare

4. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut

5. Penyuluhan Chikungunya

6. Workshop P3K

7. Tensi Home Care

8. Perawatan payudara

b. bidang pendidikan

1. Bimbingan belajar Bahasa Inggris

c. bidang IPTEK

1. pelatihan komputer

2. Penyuluhan rumah sehat dan sederhana

Rp 20.000,-

Rp 65.000,-

Rp. 50.000,-

Rp.210.000,-

Rp. 50.000,-

Rp. 50.000,-

Rp. 50.000,-

Rp. 30.000,-

Rp 35.000

Rp.20.000,-

Rp. 70.000,-

Rp 590.000,-

9. Biaya Tak Terduga Rp 300.000,-

TOTAL BIAYA Rp 3.870.000,-

18

Page 19: LAPORAN KELOMPOK

PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan Kelompok

Nama Kegiatan

Tujuan SasaranTempat

KegiatanMetode

Media dan Peralatan

Realisasi Anggaran

Koordinator dan Pelaksana

Hasil

Peningkatan Pemahaman Siswa-siswi SD Menjelang UAN

Peningkatan pengetahuan Siswa-Siswi SD melalui bimbingan Belajar

Peningkatan kesadaran tentang pentingnya kesehatan melalui sensus penyakit

mepersiapkan siswa-siswi SD dalam menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN).

Meningkatkan semangat belajar Siswa-Siswi warga Desa Sukokerto disekitar posko

Mendapatkan gambaran penyakit, sanitasi dan pengobatan secara keseluruan

Siswa-siswi kelas 6 SDN Sukoketo 01, 02

Siswa-Siswi SD Desa Suroketo disekitar posko

Masyarakat Desa Sukokerto

SDN Sukokerto 01, 02

Balai Desa

Rumah warga

Pemberian soal-soal TRY OUT dan lembar jawaban

Pemberian materi dan pembahasan

Survei dari rumah ke rumah

Kertas soal ujian, lembar jawaban, alat-alat tulis

Buku pelajaran dan alat-alat tulis

Formulir survey dan alat-alat tulis

Rp . 60.000.-

Rp. 110.000.-

Rp. 80.000.-

Avid Mujadid

Ria Fella

Fitriyah

Siswa SD peserta TRY OUT memahami tata cara Ujian Nasional.

Siswa peserta bimbingan dapat menyelesaikan 50% dari soal yang diberikan.

80% masyarakat Sukokerto terdata status kesehatannya

19

Page 20: LAPORAN KELOMPOK

Peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan tanaman obat

Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kepemilikan dokumen kesehatan masyarakat

Peningkatan kesadaran tentang pentingnya status pendidikan melalui sensus

Pemahaman tentang pentingnya pemanfaatan tanaman disekitar untuk berbagai penyakit

Meningkatkan kesadaran tentang dokumen kesehatan yang berupa akte kelahiran, jaminan kesehatan masyarakat dan asuaransi kesehatan masyarakat

Mengetahui berapa banyak jumlah warga yang tidak bisa baca dan tulis

Masyarakat Desa Sukokerto (ibu-ibu PKK)

Masyarakat Desa Sukokerto

Masyarakat Desa Sukokerto

Balai Desa Sukokerto

Balai Desa Sukokerto

Rumah masing-masing warga

Penyuluhan kepada masyarakat mengenai tanaman obat

Penyuluhan dan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya kepemilikan dokumen kesehatan masyarakat

Wawancara secara langsung

Brosur dan alat-alat masak

Komputer dan viewer

Formulir survey dan alat-alat tulis

Rp. 350.000.-

Rp. 500.000.-

Rp. 50.000.-

Lunik Rahmawati

Fenty Napitupulu

Fitriyah

50 % Peserta mampu memanfaatkan dan mengolah tanaman sekitar sebagai obat.

Diharapkan dari 10% peserta yang hadir dalam penyuluhan, timbul keinginan untuk mendaftarkan atau mengurus dokumen kesehatan.

80% masyarakat Sukokerto terdata status pendidikannya

20

Page 21: LAPORAN KELOMPOK

pendidikan warga

Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan

Menciptakan lingkungan yang bersihbuang air besar disembarang tempat beralih ke jamban atau WC Wair besar disembarang

Masyarakat Desa Sukokerto

Wilayah desa Sukokerto

Kerja bakti Cangkul, sabit, sapu lidi, tempat sampah

Rp. 50.000.- Rendy Z.S. Wilayah kerja bakti bertambah bersih/lebih bersih dari keadaan sebelumnya

21

Page 22: LAPORAN KELOMPOK

III. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Kegiatan

3.1.1 Hasil Kegiatan Kelompok

a) Pelaksanaan Kegiatan Try Out

Kegiatan Try Out UAN SD diadakan guna meningkatkan pengetahuan

para siswa dan siswi dalam memahami ilmu yang telah diperoleh dari proses

belajar mengajar, sehingga para siswa dapat dengan siap mengerjakan soal-soal

UAN. Kegiatan ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pertama di SDN Sukokerto

01 pada tanggal 1 Maret 2009 dan disambut baik oleh siswa-siswi yang kedua di

SDN Sukokerto 02 pada tanggal 28 Februari 2008. Hasil dari kegiatan Try Out di

SDN 01 dan 02 tersebut tidak jauh berbeda, artinya dari kedua Sekolah dasar

tersebut mempunyai kualitas tingkat pendidikan yang tidak jauh berbeda.

b) Penggunaan Dokumen Kesehatan

Penyuluhan tentang Penggunaan dokumen kesehatan merupakan suatu

informasi kepada masyarakat mengenai prosedur penggunaan ansuransi kesehatan

yang baik dan benar, agar masyarakat tidak mengalami kesulitan mengenai tindak

lanjut pengobatan baik yang bersifat gawat darurat ataupun rawat inap dan rawat

jalan. Kelengkapan surat-surat yang dibutuhkan juga nanti diharapkan tidak

memperlambat dalam proses pegobatan, dan masyarakat diharapkan mengetahui

hak dan kewajibannya. Penyuluhan Tentang Dokumen Dilakukan pada tanggal 10

Maret 2009, kegiatan in dihadiri oleh ketu RT da RW dari masing-masing Dusun.

c) Penyuluhan Pemanfaatan Toga

Penyuluhan tentang Tanaman Obat Keluarga (TOGA) ditujukan kepada

masyarakat Desa Sukokerto terutama Perangkat Desa dalam rangka peningkatan

dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan pada

tanggal 10 Maret 2009 di Balai Desa Sukokerto dan dihadiri oleh bapak dan ibu

Perangkat Desa Sukokerto.

d) Kerja Bakti

Pelaksanaan program kerja bakti dan penanaman bibit merupakan salah

satu program kelompok KKT kelompok 18 Desa Sukokerto Kecamatan

22

Page 23: LAPORAN KELOMPOK

Sukowono Kabupaten Jember. Program kerja bakti ini dilaksanakan dalam 2

periode, pertama adalah pembersihan lingkungan Pemakaman Umum yang

dilakukan bersama dengan warga di dusun Krajan RT 2 RW III dan kerja bakti

yang kedua adalah penanaman bibit mangga, rambutan dan sengon. Bertempat di

lingkungan balai desa, dilakukan bersama dengan Perangkat Desa Sukokerto dan

mahasiswa KKT.

e) Bimbingan Belajar

Pemberian Bimbingan Belajar ini dilakukan setiap hari Senin, Rabu, dan

Jumat dikarenakan antusiasme dari murid-murid yang sangat besar. Bimbingan

Belajar ini dilakukan untuk membantu mengatasi masalah peserta bimbingan

dalam hal pemahaman materi pelajaran sekolah dan juga pekerjaan rumah dari

masing-masing siswa. Kegiatan ini dimulai puku1 l4.30 WIB hingga 16.00 WIB

dan selalu bertempat di balai desa Sukokerto.

f) Sensus Sukokerto

Program ini dilakukan berdasarkan dengan adanya program kecamatan

mahasiswa KKT periode I tahun 2009 tentang penyuluhan dan screning TBC serta

atas permohonan dari pihak Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat untuk

pendataan buta aksara. Program ini telah dilaksanakan di dusun Kojuk RW I, II,

dan III untuk pendataan buta aksara dan dusun kojuk pada keseluruhannya untuk

pendataan tentang kesehatan masyarakat.

3.1.2 Hasil Kegiatan Mandiri

a) Penyuluhan Tentang TOGA

Kegiatan utama yang dilakukan adalah penyuluhan tentang Tanaman Obat

Keluarga (TOGA) yang ditujukan pada ibu-ibu pengajian. Dengan metode yang

sesuai, yaitu penyuluhan disertai diskusi memberikan hasil yang baik yaitu ibu-

ibu lebih mengerti tentang macam-macam TOGA, khasiat, cara penggunannya.

Sementara itu dengan adanya demonstrasi tentang pengolahan salah satu tanaman

obat dan praktek penanaman menjadikan kegiatan penyuluhan menjadi lebih

bermanfaat efektif dan efisien, terutama bagi masyarakat.

23

Page 24: LAPORAN KELOMPOK

b) Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari kesehatan manusia

berperan penting dalam peningkatkan kualitas dan produktifitas sumber daya

manusia. Kesehatan gigi dan mulut bukan hanya upaya pengobatan, tetapi terdiri

dari upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, dan

rehabilitasi terhadap dampak suatu penyakit. Upaya meningkatkan derajat

kesehatan gigi dan mulut dilakukan dengan cara penyuluhan kepada masyarakat

meliputi siswa/siswi Sekolah Dasar Negeri 1 Sukokerto, Orang tua dari siswa

Taman kanak-kanak, dan ibu-ibu pengajian.

c) Pengenalan dan Pelatihan Dasar Komputer

Kegiatan pelatihan Ms word 2003 & Ms word 2007 berjalan lancar

sebagaimana harapan. Peserta pelatihan adalah Perangkat Desa Sukokerto

Kecamatan Sukowono. Pelaksanaan kegiatan pada tanggal 5 Maret 2009, pukul

09.00 – 12.00 WIB di Balai Desa Sukokerto Kecamatan Sukowono.

Kemudian untuk kegiatan pengenalan dan perakitan komputer juga

berjalan lancar sebagaimana harapan. Peserta pelatihan adalah siswa kelas VI

SDN Sukkokerto 02 Kecamatan Sukowono. Pelaksanaan kegiatan pada tanggal 17

Maret 2009, pukul 09.00 – 12.00 WIB di ruang kelas VI SDN Sukokerto 02

Kecamatan Sukowono.

d) Penyuluhan tentang Rumah Sehat dan Sederhana Serta Tentang Jamban Sehat

Kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk mewujudkan rumah yang sesuai

dengan standar kesehatan dan memberikan rasa nyaman bagi penghuni rumah

namun sebisa mungkin diciptakan dalam kondisi yang sederhana. Dengan

kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesehatan sehingga dapat menunjang

kesejahteraan masyarakat. Selain itu, diharapkan dengan adanya program

penyuluhan “Rumah Sehat dan Rumah Sederhana Serta Jamban Sehat” ini

masyarakat semakin sadar akan pentingnya pengaruh kondisi rumah bagi para

penghuninya.

e) Penyuluhan Pencegahan Penyakit Chikungunya

24

Page 25: LAPORAN KELOMPOK

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2009, pukul 18.30 – 21.00 di

pengajian bapak-bapak warga Dusun Krajan Desa Sukokerto dengan peserta

hampir 20 orang. Pemberian materi penyuluhan mulai dari apa itu chikungunya,

penyebabnya, gejala yang harus diwaspadai, pencegahan, pengobatan dan

tindakan pertama jika terjadi kasus.

f) Pelatihan Penatalaksanaan Praktis Cedera Olahraga

Kegiatan ini dilaksanakan dua kali pada tanggal 14 dan 18 Maret 2009

dengan materi berupa muscle cramps, luka, dan fraktur.

g) Asi Eksklusif

Dalam penyuluhan ini para ibu- ibu khususnya ibu menyusui dan ibu

hamil dapat mengetahui bagaimana cara memelihara payudara setelah melahirkan

dan mengetahui pentingnya pemberian ASI, sehingga dengan demikian para ibu –

ibu khususnyua ibu menyusui dan ibu hamil dapat menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

h) Diare dan Penyuluhan Obat

Program ini dilakukan untuk memperkenalkan langsung serangkaian

kegiatan yang telah digagas oleh masing-masing mahasiswa anggota KKT.

Seiring dengan hal tersebut maka lokasi kemudian diputuskan di langgar atau

mushalla Darussholah (lokasi kegiatan penyuluhan Diare-Penyebab dan

Pencegahannya), serta ruang kelas IV SDN Sukokerto I Desa Sukokerto.

i) Pengenalan Bahasa Inggris

Pemberian materi adalah satu bagian dari pendidikan yang tidak dapat

dipisahkan. Pendidikan adalah proses mendidik, mengarahkan, dan membentuk

manusia yang lebih berkualitas daripada sebelumnya. Melalui proses tersebut

diharapkan akan meningkatkan kualitas pendidikan.. Empat metode belajar-

mengajar yang digunakan yaitu metode presentasi, tanya jawab, permainan dan

review. Melalui metode tersebut siswa-siswi diharapkan lebih mudah memahami

materi yang diberikan dan termotivasi untuk belajar.

j) Tensi Home Care

Kegiatan Tensi Home Care ini dilakukan karena kurangnya pemahaman

akan pentingnya menjaga kesehatan jantung, sehingga dibutuhkan suatu kesadaran

25

Page 26: LAPORAN KELOMPOK

dan pengertian agar hal tersebut tidak terabaikan dan tidak dianggap remeh. Atas

dasar itulah peserta KKT kelompok 18 desa Sukokerto melakukan Pengukuran

Tekanan Darah Gratis (Tensi Home Care) dan konsultasi pada bapak-bapak dan

ibu-ibu karena pada usia dewasa terjadi kekebalan tubuh sudah mulai turun

sehingga rentan terkena penyakit terutama penyakit yang menyerang jantung dan

sistem peredaran darah.

3.2 Pembahasan

Kuliah Kerja Terpadu adalah suatu bentuk program intrakurikuler dengan

tujuan utama untuk memberikan pendidikan kepada mahasiswa. Namun, KKT

memiliki manfaat tidak hanya bagi mahasiswa peserta KKT, tetapi juga

masyarakat, pemerintah, dan perguruan tinggi. Pelaksanaan pendidikan ini

memerlukan keterlibatan dan peran masyarakat, terutama masyarakat di lokasi

KKT dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Mahasiswa

sebagai peserta KKT berperan sebagai pemberi informasi, motivasi dan sebagai

aktivator.

Kegiatan mahasiswa KKT di Desa Sukokerto disambut baik oleh warga

setempat terutama kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan yang diprogramkan

oleh mahasiswa peserta KKT. Baik mahasiswa maupun masyarakat setempat

bekerja sama dalam rangka mensukseskan kegiatan yang diprogramkan oleh

mahasiswa peserta KKT. Namun, terdapat beberapa kendala dalam kegiatan

tersebut yaitu kesulitan untuk mencari waktu antara pihak mahasiswa peserta

KKT dengan pihak desa.

kegiatan dibidang kesehatan yaitu penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan

Mulut, Diare, Asi Ekslusif, Cikungunya, Tensi Home Care, BLS, TOGA. Dan

dalam bidang Teknologi yaitu pelatihan Komputer, Rumah Sehat. Dalam bidang

pendidikan juga ada Les Bahasa Inggris merupakan kegiatan mandiri KKT

Kegiatan Kelompok KKT Kelompok 18 Sukokerto meliputi beberapa

kegiatan yaitu TOGA, Penggunaan Dokumen Kesehatan, Try Out, Kerja Bakti,

dan Bimbingan Belajar siswa-siswi SD.

26

Page 27: LAPORAN KELOMPOK

Kegiatan Try Out UAN SD diadakan guna meningkatkan pengetahuan

para siswa dan siswi dalam memahami ilmu yang telah diperoleh dari proses

belajar mengajar, sehingga para siswa dapat dengan siap mengerjakan UAN.

Kegiatan ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pertama di SDN Sukokerto 01

dan kedua di SDN Sukokerto 02. Hasil kegiatan Try Out ternyata masih terdapat

para peserta yang belum bisa mengisi lembar jawaban komputer (LJK), bahkan

tanggal lahir dari para peserta tidak mengetahuinya. Bahkan mekanisme

pengoreksian secara komputerisasi lembar jawaban, sehingga didapatkan banyak

lembar jawaban yang terlipat, kotor, basah dan robek. Meskipun sebelumnya

mahasiswa KKT sudah menjelaskan tata cara pengisian lembar jawaban, hal yang

boleh dilakukan dan juga hal yang dilarang. Setelah itu diberi pengarahan lagi dan

dipersilahkan para peserta mengajukan pertanyaan, selanjutnya dibagikan lembar

jawaban baru. Hasil yang didapatkan 75% peserta Try Out di SDN 01 Sukokerto

dapat mengisi lembar jawaban dengan benar, serta 70% peserta dari SDN 02

Sukokerto juga dapat mengisi lembar jawaban dengan benar. Kegiatan ini dapat

dikatakan berhasil karena indeks keberhasilan sebelumnya 70% para peserta Try

Out dapat mengisi lembar jawaban dengan benar.

Penggunaan Dokumen kesehatan dilakukan melalui penyuluhan, adanya

penyuluhan tersebut dikarenakan banyaknya keluhan dari masyarakat desa

Sukokerto yang ingin berobat mendapatkan kesulitan karena kurangnya

kelengkapan surat-surat yang diperlukan pada saat berobat menggunakan asuransi

kesehatan ataupun yang baru memprosesnya karena tidak biaya pada keadaan

gawat darurat, sehingga tidak diperkenankan untuk berobat dari pihak instansi

kesehatan. Serta kurangnya informasi yang baik dan benar dimasyarakat seperti

alur pengobatan mulai dari puskesmas hingga ke Rumah Sakit Daerah, hak dan

kewajiban dari setiap macam asuransi kesehatan yang dimiliki masing-masing

orang. Pada saat penyuluhan berlangsung diadakan door prize berupa temulawak

Instan bagi peserta yang dapat menjawab pertanyaan yang ajukan oleh mahasiswa

KKT.

Pada saat yang bersamaan dilanjutkan dengan kegiatan penyuluhan

mengenai Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan pelatihan pemanfaatan toga yaitu

27

Page 28: LAPORAN KELOMPOK

pembuatan Temulawak Instan. Peserta menunjukkan antusiasme yang ditunjukkan

dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada penyuluh. Sebaliknya,

peserta juga mampu menjawab pertanyaan yang sesekali dilontarkan oleh

penyuluh untuk mengetahui apakah peserta sudah benar-benar paham atau belum

terhadap materi yang disampaikan.

Kegiatan yang bermanfaat bagi lingkungan di desa Sukokerto yaitu

dilakukannya kerja bakti bersama waga di pemakaman umum dan pada periode

kedua kerja bakti dilakukan bersama dengan penanaman bibit. Hal ini dilakukan

untuk memotivasi masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya kesehatan

lingkungan dan penghijauan, sehingga diharapkan setelah mahasiswa KKT

meninggalkan desa, kegiatan-kegiatan tersebut masih terus dilakukan.

Selain dibidang kesehatan bidang pendidikan juga memerlukan perhatian

khusus. Untuk mengetahui tingkat pendidikan masyarakat sukokerto maka

diperlukan adanya sensus buta aksara agar didapatkan seberapa banyak jumlah

masyarakat sukokerto yang masih buta aksara. Kegiatam ini dilaksanakan pada

minggu ke – 3 februari hingga minggu terakhir. Hasil dari sensus buta aksara

adalah didapatkan sebanyak 14,95 % dari 976 orang yang buta aksara.

Bimbingan belajar diberikan untuk memfasilitasi proses belajar mengajar

para murid yang berada di sekitar balai desa Sukokerto, bimbingan belajar

dilakukan setiap hari Senin, Rabu dan Jumat pada pukul 14.30 WIB-16.00 WIB.

Siswa/siswi yang datang membawa perlengkapan belajar seperti buku pelajaran,

lembar kerja siswa, buku tulis, dan alat-alat tulis, dan lain-lain yang membantu

dalam proses belajar mengajar. Siswa yang datang mengajukan beberapa

pertanyaan dari mata pelajaran yang ada disekolah masing-masing, dimana

menurut mereka belum jelas. Bimbingan belajar ini tidak pernah sepi dari

kunjungan anak-anak dikarenakan antusias yang besar dari para siswa-siswi.

Program tambahan yang diadakan yaitu nonton bersama warga desa

Sukokerto dibagi dua sesi buat anak-anak pada sore hari dan dilanjutkan buat

umum, dan nonton bersama pada saat maulid di desa Sukokerto yang

berhubungan dengan peringatan keagamaan.

28

Page 29: LAPORAN KELOMPOK

Pada dasarnya, masih banyak yang perlu dibenahi di Desa Sukokerto tidak

hanya dibidang kesehatan dan pendidikan, tetapi disegala bidang. Dengan adanya

kegiatan dari mahasiswa KKT tersebut, diharapkan adanya kelanjutan sehingga

pemerataan di segala bidang dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat serta

memberikan manfaat dan perubahan yang bermakna bagi masyarakat desa

Sukokerto.

29

Page 30: LAPORAN KELOMPOK

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dengan diadakannya program Kuliah Kerja Terpadu (KKT) ini,

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa untuk meningkatkan

kemampuan mahasiswa dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

meningkatkan kepekaan, kepedulian dan semangat pengabdian kepada

masyarakat, bangsa dan negara.

Setelah melaksanakan seluruh kegiatan di Desa Sukokerto, maka dapat

disimpulkan bahwa masyarakat Desa Sukokerto masih sangat memerlukan

pembenahan terutama kesehatan dan pendidikan. Peningkatan kesadaran akan

pentingnya kesehatan masih sangat rendah, sehingga masyarakat Desa Sukokerto

menyambut dengan antusias segala bentuk kegiatan dibidang kesehatan formal

maupun non formal, serta dalam bidang pendidikan dimana perlu pembenahan

tentang penggunaan media belajar agar siswa didik lebih aktif dalam

pembelajaran dan penyuluhan tentang pentingnya pendidikan formal agar jumlah

persentase siswa yang belum menempuh Wajib Belajar 9 tahun.

Dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan, diharapkan adanya kelanjutan

sehingga pemerataan di segala bidang dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat

serta memberikan manfaat dan perubahan yang bermakna bagi Desa Sukokerto.

4.2 Saran

Diharapkan untuk pelaksanaan kuliah kerja terpadu berikutnya dapat

dipermudah dalam hal perijinan dan kemudahan dalam meminta bantuan kepada

instansi terkait sehingga program kerja dapat terlaksana mengingat mahasiswa

hanya diberikan waktu lebih kurang satu bulan pengabdian.

30

Page 31: LAPORAN KELOMPOK

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Pencegahan dan penatalaksanaan cedera olahraga. 2009. Diambil dari:

URL: HYPERLINK:

http://fengshuisehatbugar.wordpress.com/2009/03/03/pencegahan-dan-

penatalaksanaan-cedera-olahraga/. (Diakses pada tanggal: 15 Februari

2009)

Anonim. Penyakit chikungunya. 2007. Diambil dari: URL: HYPERLINK:

http://kalyanamitra.or.id/web/index.php?

option=com_content&task=view&id=26&Itemid=1. (Diakses pada

tanggal: 13 maret 2009)

Garrison. Susan J. 1995. Handbook of Physical Medicine and Rehabilitation

Basic. Philadelphia: J.B. Lippincott Company

Irianto. Joko P. Kram Organ Gerak Tubuh. 2009. Diambil dari: URL:

HYPERLINK: www.republika.co.id/105/27922. (Diakses pada tanggal: 13

Maret 2009)

Judarwanto, Widodo. Penatalaksanaan demam chikungunya. 2007. Diambil dari:

URL: HYPERLINK:

http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg1632

4.html. (Diakses pada tanggal: 15 Februari 2009)

Kusrastuti, Rita. Pencegahan dan Penanggulangan Chikungunya. 2003. Diambil

dari: URL: HYPERLINK: http://www.promosikesehatan.com/?

act=news&id=39 (Diakses pada tanggal: 15 Februari 2009)

Prihardadi. Patah Tulang (Fraktur) dan Penanganannya. 2007. Diambil dari: URL:

HYPERLINK: Obi.or.id/index.php. (Diakses pada tanggal: 13 Maret

2009)

Soedarto. 2003. Zoonosis Kedokteran. Surabaya: Airlangga University Press

Soepadi, S. 2008. Risalah Kuliah Ilmu Bedah 1: Patah Tulang (Principles of

Fracture). Jember: SMF Bedah RSUD dr. Soebandi Jember

Staff LPM UNEJ. 2006. Pedoman Kuliah Kerja Mahasiswa Universitas Jember.

Jember: Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Jember

31

Page 32: LAPORAN KELOMPOK

Andlaw, R.J. 1992. Perawatan Gigi Anak. Jakarta: Widya Medika.

Depkes RI. 1999. Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM).

Jakarta: Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.

Direktorat Kesehatan Gigi. 1999. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat.

Departemen Kesehatan RI: Jakarta.

Direktorat Kesehatan Gigi. 1999. Profil Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia

pada Pellita VI. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.

Direktorat Kesehatan Gigi. 2000. Pedoman Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi

dan Mulut di Puskesmas. Departemen Kesehatan RI: Jakarta

Forrest, JO. 1995. Pencegahan Penyakit Mulut. Terjemahan Lilian Yuwono dari

Preventive Dentistry ( 1981). Jakarta: Penerbit Hipokrates.

Itjiningsih. 1995. Anatomi Gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Kidd dan Bechal. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Hipokrates: Jakarta.

Lembaga Pengabdian Masyarakat UNEJ. 2006. Petunjuk Teknis Kuliah Kerja

Mahasiswa dan PTTG. Universitas Jember.

Suwelo, I.S. 1992. Karies Gigi Pada Anak Dengan Pelbagai Faktor Etiologi:

Kajian Pada Anak Usia Prasekolah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Tarigan, Rasinta. 1995. Kesehatan Gigi dan Mulut. EGC:Jakarta.

Unit Riset dan Pendidikan Pepsodent. 2005. Pendidikan Kesehatan Gigi dan

Mulut. Jakarta: PT. Unilever.

Noerbambang, Soufyan Moh dan Takeo Morimura. 1984. Perencanaan dan

Pemeliharaan Sistem Plambing. Jakarta : Pradnya Paramita.

http://www.iptek.net.id/ind/warintek

Universitas Jember. 1998. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: Badan

Penerbit Universitas Jember.

Solihin, Agus. 2007. Kamus Bergambar − Indonesia - Inggris. Jakarta Timur: PT.

Chiptawidya Ilmu.

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Jember. 2006. Pedoman

Kuliah Kerja Mahasiswa Universitas Jember. Jember: LPM – UNEJ.

32

Page 33: LAPORAN KELOMPOK

Shadily, Hassan dan John M. Echols. 1996. Kamus Inggris – Indonesia, An

English – Indonesian Dictionary. Jakarta: PT. Gramedia.

Fathurrahman, Rizal. 2003. Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT. Sentosa Utama.

Adam, Sjamsunir. 1978. Hygiene Perseorangan. Jakarta: Penerbit Bhratara Karya

Aksara.

Anonim, 2000. Pedoman Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di

Puskesmas. Jakarta: Depkes RI.

Anonim, 2000. Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat. Jakarta: Depkes RI.

Itjingningsih W.H, 1995. Anatomi Gigi. Jakarta: EGC.

Kidd dan Bechal. 1991. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Jakarta: Hipokrates.

Kidd, Edwina A.M. 1992. Dasar-dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya.

Judul asli: Essentials of Dental Caries: The Disease and Its Management.

Jakarta: EGC.

Tarigan, Rasinta. 1989. Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: EGC.

Tarigan, Rasinta. 1990. Karies Gigi. Jakarta: Hipokrates.

Houwink. B,et al Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Penerjemah Prof. drg.

Sutatmi Suryo. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada. Gajah Mada

University Press. 1993.

33