laporan observasi kelompok 7a

Upload: fatmawati-mahir

Post on 13-Jul-2015

198 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN RSUD. LABUANG BAJI SISTEM REPRODUKSI

KELOMPOK 4B1102070049 1102070135 1102070151 1102080097 1102090121 1102090023 1102090024 1102090028 1102090118 1102090098 1102090081 1102090053 1102090074 Arisal Marwah Nur Alfianti Raiza Akhirun Nisa Andi Fatmawati Mahir Andi Koneng Pratiwi Wiwi Pratiwi Handayani Sophia Prahasty Zarta Isnaeni Salamiyah Ece Nurreski Wati Dewi Lasimpara Khuzaimah Andi Arwini Puji Novita

Pembimbing : dr. John Theus

LAMPIRAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2011

BUKTI KEIKUTSERTAAN PADA KEGIATAN OBSERVASI LAPANGAN

Tempat Pelaksanaan : RSUD. Labuang Baji Makassar Kelompok Ketua Anggota :7A : Ece Nurreski Wati : 1. Arisal 2. Marwah 3. Nur Alfianti 4. Raiza Akhirun Nisa 5. Andi Fatmawati Mahir 6. Andi Koneng Pratiwi 7. Wiwi Pratiwi Handayani 8. Sophia Prahasty Zarta 9. Isnaeni Salamiyah 10. Ece Nurreski Wati 11. Dewi Lasimpara 12. Khuzaimah 13. Andi Arwini Puji Novita

Makassar,

Desember 2011

Dokter yang bertugas

dr. John Theus

BAB II INTRANATAL CARE II.1 Pendahuluan

A. Pengertian Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin turi) yang dapat hidup didunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. B. Teori Penyebab Persalinan Rangsangan oxytocin Cortisol fetus Pengeluaran prostaglandin Peregangan otot-otot Penurunan kadar progesteron

A. Faktor penting pada suatu proses persalinan 1. Tenaga yang mendorong anak ke luar : his/kontraksi rahim

tenaga mengejan2. Perubahan pada uterus & jalan lahir dlm persalinan 3. Gerakan anak pada persalinan A. His persalinan Nyeri, meskipun fisiologis : Anoksia sel otot Tekanan pada ganglia serviks/SBR Regangan serviks Regangan dan tarikan pada peritoneum : 45-75 detik : 40 50 mmHg : 10 menit sekali s/d 2 menit sekali

Otonom :

Lamanya Intensitas Interval

A. Penyebab pembukaan serviks : 1. Tarikan otot serviks pada pinggir ostium 2. Regangan serviks & SBR oleh isi rahim & air ketuban 3. Ketuban pecah menyebabkan serviks membuka Perubahan pada vagina dan dasar panggul :

Ketuban & bagian depan anak akan menjadi saluran yang dapat dilalui anak. B. Jalannya persalinan secara klinis

Tanda-tanda persalinan sudah dekat :1. Lightening 2. Polakisuria 3. Serviks matang 4. His pendahuluan / his palsu :

3-4 menit sebelum persalinan Nyeri di perut bagian bawah Tidak teratur Pendek Tidak berpengaruh pada serviks

A. Tanda-tanda persalinan : 1. His pembukaan : nyeri melingkar teratur makin lama makin sering

dibawa jalan makin kuat serviks mendatar & membuka 2. Show 3. Ketuban pecah A. Kala I : Kala pembukaan His makin lama makin kuat, interval makin pendek dan lebih lama

Lama :

- primi 12 jam - multi 8 jam

Pegangan klinis : pembukaan 1 cm/jam untuk primi 2 cm/jam untuk multi A. Kala II : His makin kuat, setiap 2-3 menit Lama kontraksi 50-70 detik Ketuban pecah

Ibu mengejan

Akhir kala II Kepala membuka pintu Kepala ke luar pintu

Lama kala :A. Kala III :

- primi + 50 menit - multi + 20 menit

Lama : + 8-10 menit Tanda pelepasan plasenta uterus bundar perdarahan tali pusat memanjang fundus uteri naik

Perdarahan + 250 cc Patologis, kala pendahuluan > 500 cc A. Faktor yang berpengaruh terhadap jalannya persalinan Power - Passage - Passenger a. Power (kekuatan) : Yang mendorong : his & mengejan Menahan : tahan dari jalan lahir

B. Passage Jalan lahir c. Passenger Presentasi & posisi fetus A. Mekanisme persalinan normal Gerakan-gerakan utama anak : 1. Turunnya kepala Turunnya kepala dapat dibagi menjadi:

1.1 Masuknya kepala dalam pintu atas panggul Primigravida : masuknya kepala kedalam pintu atas panggul pada bulan terakhir kehamilan (36 mg) Multigravida : masuknya kepala kedalam pintu atas panggul terjadi pada permulaan persalinan (38 mg)

Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul biasanyadengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksio yang ringan. Masuknya kepala melintasi PAP dapat dalam keadaan : Synclitismus : sutura sagitalis terdapat ditengah-tengah jalan lahir, tepat antara symphisis dengan promontorium Asynclitismus : sutura sagitalis ke depan mendekati symphisis atau agak kebelakang mendekati promontorium.

Asynclitismus posterior kalau sutura sagitalis mendekatisymphisis dan os parietal belakang lebih rendah parietal depan Asynclitismus anterior jika sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang dari os

Asynclitismus anterior lebih menguntungkan dari padaasynclitismus posterior karena ruangan pelvis posterior lebih luas dibandingkan dengan ruangan pelvis di daerah anterior

1.1 Majunya kepala primigravida : majunya kepala setelah masuk kedalam rongga panggul dan biasanya pada kala II Multigravida : majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan

Majunya kepala bersaman dengan gerakan yang lain (fleksi,putaran paksi dalam, dan extensi) 1. Fleksi

Dengan majunya kepala fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar keuntungan fleksi : ukuran kepala lebih kecil melalui jalan lahir Diameter suboccipito bregmatica (9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11cm) Karena anak didorong maju dan mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks, dan dinding panggul.

1. Putaran paksi dalam

Ubun-ubun kecil akan berputar ke depan ke bawah simfisis Mekanisme penyesuaian posisi kepala dengan bentuk jalan lahir (bidang tengah & pintu bawah panggul) Selalu bersamaan dengan majunya kepala Terjadi setelah melewati station 0 (H III)

Sebab-sebab putaran paksi dalam:

Kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterinakibat his Bagian terendah dari kepala mencari tahanan yang paling sedikit (depan atas hiatus genitalis antara m. Levator ani kiri dan kanan)

Ukuran

terbesar

bidang

tengah

panggul

ialah

diameter

anteroposterior

1. Extensi terjadi setelah putaran paksi dalam selesai sebab sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan atas. tertekan pada perineum bekerja dua kekuatan: mendesak kebawah dan tahanan dasar panggul yang menolak keatas.

subocciput yang menjadi pusat pemutaran disebut hypomochlion1. Putaran paksi luar Kepala anak memutar kembali kearah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadicum (sepihak)

Karena ukuran bahu (diameter biacromial) berada dalam diameteranteroposterior dari PBP.

1. Expulsi

Bahu melintasi rongga panggul akan menyesuaikan diri, sehingga di dasar panggul bahu akan berada dalam posisi depan belakang. Dilahirkan bahu depan terlebih dahulu baru kemudian bahu belakang.

Kemudian bayi lahir keseluruhanJanin, masih di dalam uterus dalam posisi yang paling baik untuk dilahirkan, dagu bersandar pada dada, lengan dan kaki dilengkungkan mendekat ke tubuhnya, selama persalinan kepala janin menyesuaikan diri dengan panggul ibu, dan ketika kontraksi uterus mendorong janin ke bawah, kepala janin mulai memutar sampai kepala janin menghadap punggung ibu (putaran paksi dalam), dan bahunya searah sisi ibu. Sewaktu bayi melalui vagina, kepala akan berputar dan berakhir dengan melihat pada sisi paha ibu (putaran paksi luar). Bahu menyesuaikan diri, yang satu ke depan, yang satunya ke arah punggung ibu. Ketika bahu sudah keluar, bagian tubuh yang lain akan keluar dengan mudah. Ini mengakhiri kala II persalinan. A. KALA IV Kala IV adalah pengawasan 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir lengkap untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya pendarahan postpartum. Dimulai setelah plasenta lahir lengkap sampai 2 jam postpartum. B. Pencegahan Sebelum meninggalkan ruang bersalin, harus diperhatikan: Bahwa ibu tersebut dalam kondisi baik, dengan tekanan darah dan nadi normal. Uterus berkontraksi dengan baik dan tidak berisi gumpalan-gumpalan darah. Perineum telah dijahit dan tidak ada perdarahan dari koyakan alat-alat genitalia internal. Plasenta dan membran telah lengkap dan telah diperiksa dengan teliti. Kandung kemih dalam keadaan kosong. Bayi dalam kondisi baik dan telah diperiksa terhadap ada tidaknya malformasi kongenital.

A. Partograf Informasi klinik tentang kemajuan persalinan, asuhan, pengenalan penyulit dan membuat keputusan klinik Data dalam Partograf 1. Informasi Pasien: Isi nama pasien, gravida, para, nomer rumah sakit, tanggal dan waktu masuk serta jam berapa ketuban pecah. 2. Denyut Jantung Janin: Catat setiap setengah jam. 3. Air Ketuban Catat warna air ketuban setiap kali memeriksa vagina:

U : selaput ketuban utuh J : selaput sudah pecah, cairannya jernih M : selaput pecah, cairan dgn mekonium D : selaput pecah, cairan dgn darah K : selaput pecah, cairan tdk ada (kering)

1. Kompresi kepala (molding/molase) : Perubahan bentuk kepala janin 1: sutura (pertemuan dua tulang tengkorak yg tepat/bersesuaian); 2: sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki; 3: sutura tumpang tindih & tidak bisa diperbaiki.

2. Pembukaan ServikDinilai saat melakukan pemeriksaan vagina dan ditandai dengan huruf (X). Mulailah pengisiannya di partograf pada saat pembukaan 4 cm. 3. Garis Waspada Garis yang dimulai saat pembukaan servik 4 cm hingga pembukaan penuh yg diperkirakan 1 cm per jam. 4. Garis Tindakan Paralel dan 4 jam kesebelah kanan dari garis waspada titik

5. Penurunan kepala dinilai melalui palpasi abdominalkepala dibagi menjadi 5 bagian yang bisa dipalpasi diatas simfisis pubis; dicatat dalam bentuk sebuah lingkaran (O) pada setiap melakukan pemeriksaan vagina. Pada 0/5, sinciput (S) berada pada tingkat simfisis pubis.

6. Lamanya(Jam) Lihat lamanya waktu yang telah berlalu sejak permulaan fase aktif persalinan (yang diamati atau diekstrapolasi) 7. Waktunya (pkl) Catat waktu yang sebenarnya. 8. Kontraksi Gambarkan setiap setengah jam; palpasi banyaknya kontraksi selama jangka waktu 10 menit serta lamanya kontraksi dalam hitungan detik Kurang dari 20 detik: Antara 20 dan 40 detik: Lebih dari 40 detik:

9. Oksitosin Catat banyaknya oksitosin per volume cairan IV dalam hitungan tetes per menit setiap 30 menit bila dipakai. 10. Obat yang diberikan Catat semua obat tambahan yang diberikan. 11. Nadi Catat setiap 30 menit dan tandai dgn titik (!). 12. Tekanan Darah Catat setiap 4 jam dan tandai dengan panah. 13. Suhu Catat setiap 2 jam. 14. Protein, acetone dan volumenya Catat setiap kali berkemih. Partograf WHO yang sudah dimodifikasi

II.2 Laporan Kasus A. Identitas Ibu No. Registrasi Nama Umur Alamat Pukul HPHT HTP GPA TBJ : 237270 : Ny. Nurlinda : 22 tahun : Mamajang : 17.00 WITA : -- Februari 2011 : -- November 2011 : GIIPIAO : 2730 gram

Tanggal masuk : 7 Desember 2011

B. Hasil Pemeriksaan Anamnesis

Ny. Nurlinda GIIPIAO, MRS dengan keluhan nyeri perut tembus ke belakang dialami sejak pukul 15.00, disertai pelepasan lendir (+), darah (+), dan air ketuban (-).

Riwayat ANC : 4x, di bidan Injeksi TT : 1x Riwayat HT (-), DM (-), Asma (-), Alergi (-) Riwayat operasi (-), KB (-) Riwayat obstetrik I. 2009, , BB: 2500 gr, PB : 47 cm, PPN, dokter II. Kehamilan sekarang

Pukul 17.00

a. Pemeriksaan Fisis : KU : baik, sadar TD : 110/80 mmHg N : 80x/i P S : 20x/I : 36,8oC

b. Pemeriksan Luar

TFU Situs Punggung Bagian terendah Perlimaan HIS DJJ TBJ 35x78 = 2730 gr Vulva/vagina Portio Ketuban Bagian terdepan UUK Penurunan Panggul

: 35 cm : memanjang : kiri : kepala : 3/5 : 4x10 (30-35) : 140x/i

Gerakan anak (+) dirakan ibu

c. Pemeriksaan Dalam vagina

: Tidak ada kelainan/ tidak ada kelainan : lunak : 4 cm :: kepala : kiri depan : HII : kesan normal

Pelepasan lendir (+), darah (+), air ketuban (-)

d. Diagnosis GIIPIAO gravid aterm inpartu kala I fase aktif e. Tindakan

Observasi HIS DJJ Kemajuan persalinan

LAB Darah, GDS, HbsAG

Pukul 19.00 a. Pemeriksaan Luar KU : ibu ingin meneran HIS : 4 x 10 (40-45)

DJJ : 142 x/i vulva/ vagina : tidak ada kelainan/ tidak ada kelainan Portio UUK Penurunan : melesap : lengkap : pukul 12 : 1/5

a. Pemeriksaan Dalam Vagina

Panggul dalam kesan normal Pelepasan lendir (+), darah (+), air ketuban (+)

a. Diagnosa GIIPIAO gravid aterm inpartu kala II b. Tindakan Pimpin persalinan Pukul 19.15 Dengan HIS yang adekuat dan kekuatan Ibu meneran, lahir bayi BB: 2500 gr, P : 49 cm, Apgar Skor 8/10 Tindakan : PPN Bersihkan jalan nafas Cek TFU Inj Oxytoxin 10 IU/IM Jepit, potong, ikat, rawat

Pukul 19.20 Plasenta lahir, kotiledon, selaput ketuban lahir kesan lengkap, tali pusat putih terpilin, panjang + 50 cm, ruptur perineum grade II, perdarahan + 75 cc Tindakan : lahirkan plasenta dengan cara brand andrew, massase uterus, cek robekan dan perdarahan

2 jam post partum

KU

: baik

TFU Tanda vital

: setinggi pusat

Kontraksi : baik TD : 110/70 mmHg, N: 80x/i P: 20x/i S: 36,5oC

BAB III

POSTNATAL CARE

III.1 Pendahuluan Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas merupakan periode 6 minggu pasca persalinan, disebut juga masa involusi (periode dimana sistem reproduksi wanita postpartum kembali kepada keadaanya seperti sebelum hamil). Di masyarakat Indonesia periode 40 hari. Perubahan pada masa nifas/ pasca persalinan : 1. Uterus Kontraksi uterus meningkat setelah bayi keluar. Hal ini menyebabkan iskemia pada lokasi perlekatan plasenta (placental site) sehingga jaringan perlekatan antara plasenta dan dinding uterus nekrosis dan lepas. Ukuran uterus mengecil kembali (setelah 2 hari pasca persalinan setinggi umbilicus, setelah 2 minggu masuk panggul, setelah 4 minggu kembali pada ukuran sebelum hamil). 2. Serviks Uteri Involusi serviks dan segmen bawah uterus pasca persalinan berbedda dan tidak kembali seperti pada keadaan sebelum hamil. Pada nullipara, ismus segmen bawah uterus memiliki dinding sejajar (UU), kemudian setelah melahirkan (parous), dinding menguncup (VV). Kanalis servikalis juga menjadi lebih besar dan longgar, sehingga ostium uteri ekstrnum tampak tidak lagi berupa titik atau lingkaran kecil (seperti nullipara) tapi berupa garis horizontal agak lebar (disebut parous cervix). Vaskularisasi uterus dan adneksa yang pada keadaan hamil dan persalinan bertambah banyak, kembali berkurang sampai keadaan seperti sebelum hamil. 3. Endometrium Endometrium mengadakan regenerasi cepat, dalam waktu 2-3 hari sisa lapisan desidua telah beregenerasi (lapisan sisi dinding uterus menjadi jaringan endometrium baru, lapisan sisi kavum uteri menjadi nekrotik dan keluar sebagai lokia). Regenerasi endometrium lengkap kembali sampai sekitar minggu ketiga postpartum. Kecuali pada daerah tempat

perlekatan plasenta, terjadi thrombus sehingga regenerasi agak lebih lama, sampai sekitar 6 minggu. 4. Salping/Tuba Fallopi Pada persalinan yang tidak bersih, sering terjadi infeksi ascendens dan menyebabkan salpingitis akut sampai 2 minggu postpartum. Jika terjadi, hal ini sangat menghambat prosess involusi, sering sampai harus dilakukan salpingektomi (dipotong). 5. Darah Lokia Lokia adalah cairan yang mengandung sisa jaringan uterus/bagian nekrotik yang keluar. Sifat lokia berubah menurut tingkat penyembuhan luka. Pada 2 hari pertama lokia berupa darah (lokia rubra atau kruenta), setelah 3-7 hari berwarna merah kuning berisi darah dan lender (lokia sanguinolenta), pada haari ke 7-14 menjadi berwarna kuning dan tidak berdarah lagi (lokia serosa), setelah 2 minggu cairan berubah jadi putih (lokia alba). Lokia normal tidak berbau, jika berbau curigai ada infeksi (lokia purulenta). Bila tidak ada yang keluar disebut lokiostasis. 6. Vagina Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae kembali. 7. Dinding Abdomen Striae dan flabby terjadi pada kehamilan berkurang. 8. Saluran Kemih Kembali normaldalam waktu 2 sampai 8 minggu, tergantung pada: a. Keadaan/status sebelum persalinan b. Lamanya partus kala 2 dilalui c. Besarnya tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan Laktasi Laktasi selama kehamilan tidak terjadi karena reseptor prolaktin diduduki oleh estrogen yang berasal dari plasenta. Pasca persalinan terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna, sehingga aktifitas prolaktin yang juga sedang meningkat dapat mempengaruhi kelenjar mammae untuk menghasilkan air susu. Dengan meningkatnya prolaktin, terjadi produksi air susu, sementara oksitosin menyebabkan kontraksi mammae yang membantu pengeluaran air susu. Oksitosin juga berfungsi meningkatkan kontraksi uterus sehingga membantu involusi. Setelah mencapai tingkat

kontraksi tertentu, kadar prolaktin dan oksitosin menurun kembali, sehingga produksi dan pengeluaran berhenti. Air susu ibu (ASI) menganduk lemak, protein, dan kasein susu. Produksi ASI sekitar 600-700 ml/hari. Sifatnya isotonic dengan plasma. Mengandung protein alfa-laktoalbumin dan beta-laktoglobulin. Colostrums adalah air susu pada masa-masa awal pasca persalinan (5 hari sampai 4 minggu). ASI terdiri dari air, alfa-latoalbumin, laktosa, kasein, asam amino, dan mengandung antobodi terhadap kuman, virus dan jamur. Demikian juga ASI mengandung growth factor yang berguna diantaranya untuk perkembangan mukosa usus. ASI akan melindungi bayi terhadap infeksi dan juga merangsang pertumbuhan bayi yang normal. Antibody yang terkandung dalam air susu adalah imunoglobulin dalam air susu adalah immunoglobulin A (IgA), bersama dengan berbagai sistem komplemen yang terdiri dari makrofag, limfosit, laktoferin, laktoperisidase, lisozim, laktoglobulin, interleukin, sitokin, dan sebagainya. Produksi ASI dirangsang melalui let down reflex yaitu rangsang puting-hipofisis-prolaktin-kelenjar susu. Demikian juga oksitosin akan keluar sebagai hormone yang memompa mioepitel duktus mammaria. Pada saat menyusui mungkin ibu merasakan ngilu/kontraksi di daerah uterus karena pengaruh oksitosin yang meningkat juga terhadap uterus. Penting diperhatikan: 1. Cara menyusukan yang benar, mencegah aspirasi/tersedak 2. Obat-obatan yang mempengaruhi laktasi atau yang disekresi melalui air susu 3. KB pada masa laktasi Segera setelah lahir, hendaknya bayi diletakkan pada dada ibu dan mulai menyusu, meskipun yang keluar hanya sedikit cairan kolostrum namun hal itu sangat bermanfaat juga untuk membiasakan bayi belajar menysu. Hal ini adalah permulaan dari rawa gabunf, yaitu perawatan ibu dan bayi bersama-sama sepanjang hari. Karena hormone prolaktin yang konsentrasinya tinggi pad akhir kehamilan, dan estrogen-progesteron (yang menghambat produksi ASI) turun bersama lahirnya plasenta, maka ASI pun mulai diproduksi.

Ibu menyusui tanpa jadwal tertentu, disesuaikan dengan kebutuhan bayi (on demand). Pemberian air susu ibu (ASI) pada bayi baru lahir: 1. ASI sedini mungkin. Jika ASI belum keluar, bayi tidak usah diberi apaapa, biarkan bayi mengisap payudara ibu sebagai stimulasi keluarnya ASI. Cadangan nutrisi dalam tubuh bayi cukup bulan dapat sampai selama 4 hari pasca persalinan. 2. Hindari penggantian PASI (Pengganti ASI) KECUALI ada indikasi medis, misalnya ASI tidak keluar dan bayi premature dan sebagainya.

3. Tidak boleh diberi ASI hanya pada indikasi medis ketat, misalnya ibupenderita penyakit infeksi tertentu dan bayi belum tertular. Tetapi jika tidak ada PASI, ASI tetap diberikan. Pertimbangan-pertimbangan lain tetap diperhatikan.

III.2 Laporan Kasus A. Identitas Ibu No. registrasi : 237261

Nama Umur GPA Alamat

: Ny. Junni : 30 tahun : GIPOAO : Mamajang : 10 Desember 2011 : 02.00 : GIPOAO gravid 40 minggu inpartu kala II bokong sempurna

Tanggal masuk Jam masuk Diagnosis presentasi

B. Pemeriksaan Fisis

No . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Aspek Penilaian Keadaan Umum Keluhan Tekanan Darah (mmHg) Nadi (x/menit) Pernapasan (x/menit) Suhu (C) Mammae Laktasi Fundus Uteri Perineum Lokia BAK BAB

Hari 1 Baik (-) 100/70 82 20 36,7 Tak/tak +/+ 1 jari bawah pusat Luka jahit baik Kruenta Lancar Belum IVFD RL 28 tpm Cefadroxil 2x500 mg Asam Mefenamat 3x500 mg Sulfaferous 1x1 mg

Hari 2 Baik (-) 110/70 86 20 36,8 Tak/tak +/+ 2 jari bawah pusat Luka jahit baik Kruenta Lancar Belum Cefadroxil 2x500 mg Asam Mefenamat 3x500 mg Sulfaferous 1x1 mg Dulcolax supp II

14

Terapi