laporan fitokimia i

14
MAKALAH FITOKIMIA I “TANAMAN HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L)) SEBAGAI PENAMBAH DAYA INGAT” DISUSUN OLEH : 1. Syinta Septiriani (066113203) 2. Lia Puspita Sari (066113208) 3. Miranda Achmad (066113221) 4. Nur Fatihah Ulfah (066113214) 5. Gestariady Wahyu D (066113228) PROGRAM STUDI FARMASI

Upload: liapuspita

Post on 08-Jul-2016

143 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

MAKALAH FITOKIMIA I TANAMAN HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L))

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Fitokimia i

MAKALAH FITOKIMIA I “TANAMAN HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L))

SEBAGAI PENAMBAH DAYA INGAT”

DISUSUN OLEH :

1. Syinta Septiriani (066113203)

2. Lia Puspita Sari (066113208)

3. Miranda Achmad (066113221)

4. Nur Fatihah Ulfah (066113214)

5. Gestariady Wahyu D (066113228)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2015

Page 2: Laporan Fitokimia i

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

1. Mempelajari cara pembuatan simplisia nabati dari beberapa macam tumbuhan obat.

2. Melatih keterampilan dalam pembuatan simplisia nabati.

1.2 Dasar Teori

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah

dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia

pelikan (mineral).

Tanaman pegagan merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di perkebunan,

ladang, tepi jalan, maupun kebun. Tanaman ini berasal dari Asia Tropik, tersebar di Asia

Tenggara, termasuk Indonesia, India, Cina, Jepang, dan Australia kemudian menyebar ke

berbagai negara-negara lain. Oleh karenanya, pegagan mudah dijumpai dan mudah

tumbuh di berbagai tempat di Indonesia.

Centella asiatica merupakan tanaman herba tahunan, tanpa batang tetapi dengan

rimpang pendek dan stolon-stolon yang melata, panjang 10-80 cm. Daun tunggal,

tersusun dalam roset yang terdiri dari 2-10 daun, kadang-kadang agak berambut, tangkai

daun panjang sampai 50 mm, helai daun berbentuk ginjal, lebar, dan bundar dengan garis

tengah 1-7 cm, pinggir daun beringgit sampai beringgit-bergerigi, terutama ke arah

pangkal daun. Perbungaan berupa payung tunggal atau 3-5 bersama-sama keluar dari

ketiak daun kelopak, gagang perbungaan 5-50 mm, lebih pendek dari tangkai daun.

Bunga umumnya 3, yang ditengah duduk, yang disamping bergagang pendek, daun

pelindung 2, panjang 3-4 mm, bentuk bundar telur, tajuk berwarna merah lembayung,

panjang 1-1,5 mm, lebar sampai 0,75 mm. buah pipih, lebar lebih kurang 7mm dan tinggi

lebih kurang 3 mm, berlekuk dua, jelas berusuk, berwarna kuning kecoklatan, berdinding

agak tebal.

Dalam kalangan ilmiah pegagan mempunyai nama Centella asiatica dengan

susunan klasifikasi sebagai berikut.

Divisi               : Spermatophyta

Sub-divisi        : Angiospermae

Page 3: Laporan Fitokimia i

Kelas               : Dicotyledonae

Ordo                : Umbillales

Famili              : Umbilliferae (Apiaceae)

Genus              : Centella

Spesie              : Centella asiatica (L.) Urban, Hydrocotyle asiatica Linn.

Nama umum    : pegagan, daun kaki kuda, antanan

Kandungan kimia herba pegagan antara lain glikosida triterpenoid, utamanya

asiatikosida dan asam asiatikat .Menurut Chassaud (1971) dan Perry (1980), herba

pegagan mengandung asiatikosida, madekasosida, asam asiatikat, asam madekasat,

brahmosida, takunosida, isotakunosida.

Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali

dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa

tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat

memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan.

Pegagan (Centella asiatica) merupakan salah satu tanaman dari famili

Umbeliferae yang sejak dulu telah digunakan sebagai obat kulit dan sebagai lalapan yang

dikonsumsi dalam bentuk segar maupun direbus (van Steenis, 1997). Tanaman ini juga

digunakan untuk meningkatkan ketahanan tubuh (panjang umur), membersihkan darah,

dan memperbaiki gangguan pencernaan. Pegagan mempunyai rasa manis dan bersifat

sejuk, dengan kandungan bahan kimia yang terdapat di dalamnya adalah asiatikosida,

madekosida, brahmosida, tannin, resin, pectin, gula, vitamin B, garam mineral seperti

kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, fosfor, minyak atsiri, pektin dan asam amino.

Efek farmakologis pegagan di antaranya ialah anti infeksi, anti racun, penurun

panas, peluruh air seni, anti lepra, dan anti sipilis. Daun pegagan berguna juga sebagai

astrigensia dan tonikum. Pegagan juga dikenal untuk revitalitas tubuh dan otak yang lelah

serta untuk kesuburan wanita. Di Australia, pegagan digunakan sebagai anti pikun dan

stress (Januwati dan Yusron, 1994).

Page 4: Laporan Fitokimia i

BAB II

METODE KERJA

2.1 Alat dan Bahan

A. Alat

1. Ayakan

2. Baskom

3. Blender

4. Kain hitam

5. Nampan

6. Pisau

B. Bahan

1. Air

2. Herba pegagan

2.2 Cara Kerja

Cara Pembuatan Simplisia

a. Pengumpulan bahan baku

Herba pegagan diperoleh dari BALITRO. Tanaman herba yang kita gunakan

untuk dijadikan simplisia adalah tanaman herba yang tidak terlalu tua.

b.  Sortasi Basah

Penyortiran segar dilakukan setelah selesai pengumpulan bahan baku dengan

tujuan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing, bahan yang

tua dengan yang muda atau bahan yang ukurannya lebih besar atau lebih kecil. 

c. Pencucian

Pencucian bertujuan menghilang-kan kotoran-kotoran dan mengurangi mikroba-

mikroba yang melekat pada bahan.Pencucian harus segera di-lakukan setelah

sortasi basah karena dapat mempengaruhi mutu bahan. Pen-cucian menggunakan

air bersih yang mengalir dari kran air.

d. Pengeringan

Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan dengan

cara mengurangi kadar air, sehingga proses pem-busukan dapat terhambat. 

Dengan demikian dapat dihasilkan simplisia terstandar, tidak mudah rusak dan

Page 5: Laporan Fitokimia i

tahan disimpan dalam waktu yang lama. Pengeringan dilakukan dibawah sinar

matahari langsung pada pukul 6:00 – 11.00 WIB selama 2 hari dan simplisia

yang akan dikeringkan ditutupi dengan kain berwarna hitam.

e. Sortasi Kering

Penyortiran dilakukan bertujuan untuk memisahkan benda-benda asing yang

terdapat pada simplisia, misalnya akar-akar, pasir, kotoran unggas atau benda

asing lainnya. 

f. Penyerbukan

Setelah sortasi kering simplisia yang sudah jadi dibagi menjadi dua yaitu berupa

rajangan dan serbuk. Penyerbukan dilakukan dengan menggunakan blender dan

diayak agar mendapatkan serbuk yang halus.

g. Penyimpanan

Penyimpanan simplisia dapat di-lakukan  di ruang biasa (suhu kamar) ataupun di

ruang ber AC. Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya cukup kering

dan ber-ventilasi. 

Page 6: Laporan Fitokimia i

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

3.2 Data Perhitungan

a. Susut Pengeringan ¿berat awal−berat akhir

berat awal

= 1−0,35 kg

1 kg x 100 %

= 0,65 %

b. Rendemen =berat akhirberat awal x 100 %

= 0,35 kg

1 x 100 %

= 0,35 %

c. Dosis pemakaian

Tanaman segar = 1000 gram

Serbuk simplisia= 150 gram

1 genggam = 15 gram

1 kg. X = 150 gram

X= 150.15 g

1000 = 2,25 gram ~ 1 sdt

3.3 Pembahasan

Perlakuan Bobot (kg)

Bahan Awal 1,5 kg

Sortasi Basah 1 kg

Sortasi Kering 0,35 kg

Page 7: Laporan Fitokimia i

Untuk pembuatan simplisia golongan alkaloid kali ini, kelompok kami menggunakan

herba pegagan sebagai sampel. Tumbuhan ini diperoleh dari BALITRO dan menggunakan

daun yang tidak terlalu tua. Bagian yang digunakan untuk dijadikan simplisia yaitu dari daun

hingga akarnya.

Pegagan merupakan tumbuhan yang cukup cepat saat dikeringkan. Pengeringan di sini

kita menggunakan oven dengan lama waktu pengeringan yaitu sekitar 3-4 jam. Karena

apabila terlalu lama dapat merusak kandungann alkaloid nya atau herba akan gosong.

Untuk metode ekstraksi, pegagan dapat diekstraksi dengan menggunakan metode

maserasi menggunakan variasi pelarut etanol 70% dan air. Maserat yang diperoleh kemudian

dipekatkan dengan rotavapor untuk memperoleh rendemen ekstrak.

Ekstrak air dan etanol daun berbentuk sangat kental dengan warna coklat kehitam-

hitaman, akan tetapi ekstrak etanol 70% warnanya lebih gelap daripada ekstrak air . Dalam

pembuatan ekstrak pegagan maka akan didapatkan rendemen. Rendemen dari pembuatan

ekstrak pegagan menggunakan pelarut air dan etanol 70%.

Pegagan atau kaki kuda (Centella asiatica L.) merupakan tumbuh pada tegalan,

padang rumput, tepi selokan dan pinggir jalan, merupakan tumbuhan herba tahunan yang

menjalar dan berkembang dengan stolon. Khasiat pegagan adalah sebagai anti lupa, memberi

umur panjang, adaptogenik, anti-pyretik, anti spasmodik, aphrodisiak, astringent, pem-bersih

darah (keracunan logam), diuretik, nervine, sedative, menyembuhkan penyakit lepra, luka

luar seperti habis melahirkan dan psoriasis (terbakar) (Winarto dan Surbakti, 2003).

Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh di daerah tropis dan

berbunga sepanjang tahun. Bentuk daunnya bulat seperti ginjal manusia, batangnya lunak dan

beruas, serta menjalar hingga mencapai satu meter. Pada tiap ruas tumbuh akar dan daun

dengan tangkai daun panjang sekitar 5–15 cm dan akar berwarna putih, dengan rimpang

pendek dan stolon yang merayap dengan panjang 10–80 cmTinggi tanaman berkisar antara

5,39–13,3 cm, dengan jumlah daun berkisar antara 5– 8,7 untuk tanaman induk dan 2–5 daun

pada anakannya (Bermawie et al.,2008).

Pegagan yang simplisianya dikenal dengan sebutan Centella Herba memiliki

kandungan asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic

acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol, centelloside, carotenoids, hydrocotylin,

vellarine, tanin serta garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi.

Diduga glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside merupakan antilepra dan

penyembuh luka yang sangat luar biasa. Zat vellarine yang ada memberikan rasa pahit.

Page 8: Laporan Fitokimia i

Kegunaan herba pegagan antara lain, daunnya sangat baik untuk menyembuhkan luka

kecil, sebagai peluruh air kemih yang lembut, peluruh keringat pada penderita keracunan

jengkol, juga dapat sebagai peluruh demam, peluruh getah empedu, wasir, keputihan, batu

ginjal, sariawan, dan sebagainya (Perry,1980).

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa tanaman yang

mengandung alkaloid dan berkhasiat sebagai tanaman obat untuk penyembuhan beberapa

penyakit seperti anti lupa, memberi umur panjang, adaptogenik, anti-pyretik, anti spasmodik,

aphrodisiak, astringent, pem-bersih darah (keracunan logam), diuretik, nervine, sedative,

menyembuhkan penyakit lepra, luka luar seperti habis melahirkan dan psoriasis (terbakar).

Kebanyakan pegagan dikonsumsi segar untuk lalapan, tetapi ada yang dikeringkan

untuk dijadikan teh, diambil ekstraknya untuk dibuat kapsul atau diolah menjadi krem, salep,

obat jerawat, maupun body lotion.

Page 9: Laporan Fitokimia i

DAFTAR PUSTAKA

Bermawie, N., S. Purwiyanti, dan Mardiana. 2008. Keragaan sifat morfologi, hasil dan mutu

plasma nutfah pegagan (Centella asiatica (L.) Urban.). Bul. Littro. XIX (1): 1- 17.

Januwati, M. dan M. Yusron. 2004. Standard Operasional, Budidaya Pegagan, Lidah Buaya,

Sambiloto dan Kumis Kucing. Circular No. 9. Bogor. Balittro. hal. 1-6.

Perry, L.M., 1980, Medicinal Plants of East and Southeast Asia, Martinus Nijjhoff Publisher,

Dordrecht-Boston-Lancaster.

Sastrapradja, S., 1982, Tumbuh-tumbuhan Obat, 26, Lembaga Biologi Nasional - LIPI, Bogor.

Suhartatik,,S.E., 1989, Pengaruh Infusa Daun Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban. )

terhadap Daya Larut Batu Ginjal Kalsium, Skripsi, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta

Winarto, W.P. dan Surbakti. 2003. Khasiat dan Manfaat Pegagan. Tanaman Penambah Daya

Ingat. Agromedia Pustaka, 64 p

Page 10: Laporan Fitokimia i

LAMPIRAN

Gambar 1. Pengumpulan bahan baku Gambar 2. Sortasi basah

Gambar 3. Pencucian Gambar 4. Penyimpanan