laporan fitokimia i ekstraksi

Upload: alfiyananur

Post on 02-Jun-2018

949 views

Category:

Documents


36 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    1/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Berbagai jenis bahan terdapat di alam memiliki jenis, bentuk dan

    komposisi yang beragam. Dalam pemanfaatanya, manusia dapat

    mengambil seluruh zat dari bahan tersebut atau dapat mengambil

    beberapa zat yang dibutuhkannya saja dari suatu bahan. Untuk dapat

    mengambil atau memperoleh zat tersebut dapat dilakukan dengan

    berbagai proses, salah satunya yaitu ekstraksi (Ditjen POM, 1986).

    Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari

    suatu campuran berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam

    pelarut yang tidak saling bercampur.Ekstraksi pelarut umumnya

    digunakan untuk memisahkan sejmlah gugus yang diinginkan dan

    mungkin merupakan gugs pengganggu dalam analisis secara

    keseluruhan. Kadang-kadang gugus-gugus pengganggu ini diekstraksi

    secara selektif (Anonim, 2014).

    Proses ekstraksi dapat dibedakan menurut bentuk campurannya

    menjadi dua jenis, yaitu padat-cair dan cair-cair. Zat yang diekstraksi

    dalam ekstraksi padat-cair yaitu berbentuk padatan. Sedangkan pada

    ekstraksi cai-cair, zat yang diekstraksi merupakan bentuk cairan. Ekstraksi

    cair-cair inilah yang biasa disebut ekstraksi pelarut (Ditjen POM, 1995).

    http://dedy21.com/2009/03/11/kelarutan/http://dedy21.com/2009/03/09/resin-penukar-anion/http://dedy21.com/2009/03/09/resin-penukar-anion/http://dedy21.com/2009/03/11/kelarutan/
  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    2/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode

    pemisahan yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah

    pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro ataupun mikro.

    Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan

    perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur ,

    seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasan nya adalah

    zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbada dalam kedua fase

    pelarut (R. Voigt, 1994).

    B. Maksud Dan Tujuan

    1. Maksud

    Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk melakukan

    ekstraksi terhadap tumbuhan daun Jamblang (Syzygium cumini L)

    dengan menggunakan metode ekstraksi perkolasi dan refluks.

    2. Tujuan

    Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendapatkan

    ekstrak daun Jamblang (Syzygium cumini L) dengan menggunakan

    metode ekstraksi perkolasi dan refluks.

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    3/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. UraianTanaman

    1. Deskripsi Tumbuhan

    Salah satu dari sekian banyak tumbuhan yang digunakan

    sebagai obat tradisional adalah tumbuhan jamblang (Eugenia cumini

    Merr merpakan nama dulu dari Syzygium cumini). Tumbuhan ini

    dikenal dengan berbagai macam nama seperti di India dan Malaysia

    dikenal dengan nama jaman, jambul, jambu, jamelong. Di Indonesia

    dikenal sebagai jambulan, jamblang (Jawa Barat), juwet atau duwet

    (Jawa Timur), dan Jambu kaliang (Sumatra Barat) (Arifin, 2006).

    Pohon, tinggi 10-20 m. Tangkai daun 1-3,5 cm; helaian daun

    lebar bulat memanjang atau bulat telur terbalik, dengan pangkal lebar

    berbentuk baji, 7-15 kali 5-9 cm, bagian atas hijau tua, mengkilat,

    sama sekali tidak bertitik tembus cahaya. Malai atau malai rata,

    panjang 5-10 cm; bunga berbau harum. Tabung kelopak lk 0,5 cm

    tingginya, pada pangkal menyempit berbentuk tangkai, bagian atas

    berbentuk corong; pinggir serupa selaput, tidak jelas dan bertaju 4

    pendek, kuning kotor, keunguan. Daun mahkota bebas, berbentuk

    tudung, bulat telur sampai bulat melingkar, panjang 3 mm, segera

    rontok. Benang sari dan tangkai putik lk 0,5 cm panjangnya. Buah

    buni bundar memanjang, sering sedikit membelok, merah tua keungu-

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    4/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    unguan, jarang putih. Apr.-Okt. Terutama dalam keadaan liar di hutan

    jati. Sebagai pohon buah-buahan ditanam dibawah 300 m (Steenis,

    2006).

    2. Klasifikasi Tanaman

    Klasifikasi Tanaman (www.itis.gov)

    Kingdom : Plantae

    Sub kingdom : Tracheobionta

    Superdivisi : Spermatophyta

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Dicotyledoneae

    Sub kelas : Rosidae

    Ordo : Myrtales

    Famili : Myrtaceae

    Genus : Syzygium

    Spesies : Syzygium cumini L.

    3. Morfologi

    Daun tunggal, tebal, tangkai berbatang tebal, tumbuhnya bengkok,

    dan bercabang banyak. Daun tunggal, tebal, tangkai daun 1-3,5 cm.

    Helaian daun lebar bulat memanjang atau bulat telur terbalik,

    pangkal lebar berbentuk baji, tepi rata, pertulangan menyirip,

    permukaan atas mengilap, panjang 7-16 cm, lebar 5-9 cm, warnanya

    hijau. Bunga majemuk bentuk malai dengan cabang yang berjauhan,

    bunga duduk, tumbuh di ketiak daun dan di ujung percabangan,

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    5/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    kelopak bentuk lonceng berwarna hijau muda, mahkota bentuk bulat

    telur, benang sari banyak, berwarna putih, dan baunya harum.

    Buahnya buah buni, lonjong, panjang 2-3 cm, masih muda hijau,

    setelah masak warnanya merah tua keunguan. Biji satu, bentuk

    lonjong, keras, warnanya putih. Berakar tunggang, bercabang-cabang,

    berwarna cokelat muda. Biasanya, buah jamblang yang masak

    dimakan segar. Rasanya agak asam dan sepat. Kulit kayu bisa

    digunakan sebagai zat pewarna (Widyaningrum, 2011)

    4. AnatomiTumbuhan

    Bagian melintang daun Eugenia cumini menunjukkan berikut

    Epidermis : Dua sampai tiga epidermis berlapis. Mesofil: Ini terdiri dari

    isodiametric tipis Sel parenchymatous berdinding yang disekeliling

    dengan butir pati sederhana. Pada areq pertengahan-rib, ikatan

    pembuluh menunjukkan xilem, ke arah epidermis atas dan floem di

    sisi bawah. Butir pati, tetesan minyak, sel tannin dan batu Sel-sel juga

    terlihat (Soni,2011).

    5. Kandungan kimia

    Jamblang mengandung minyak asiri, fenol (methylxanthoxylin),

    alkaloid (jambosine), asam organic, triterpenoid, resin yang berwarna

    merah tua mengandung asam elagat dan tanin (Widyaningrum,2011).

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    6/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    6. Manfaat

    Dapat mengobati batuk kronik, TBC, diare pada anak, nyeri pada

    lambung, sariawan, diabetes melitus dan epilepsi (Widyaningrum,2011).

    B. Ekstraksi

    1. Pengertian Ektraksi

    Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut

    (komponen kimia) dari bahan yang tidak larut (serbuk simplisia) dengan

    pelarut cair. Simplisia yang disari mengandung zat aktif yang dapat

    larut dan zat yang tidak dapat larut. Kandungan kimia yang dapat larut

    berupa metabolit sekunder seperti golongan alkaloid, flavonoid, fenolik

    dan lain-lain (Anonim, 2014).

    Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan

    mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani

    menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir

    semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa

    diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

    ditentukan. Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi

    bahan baku obat secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya

    dipekatkan secara destilasi dengan menggunakan tekanan (Ditjen

    POM, 1995).

    Ekstraksi adalah suatu proses penyarian senyawa kimia yang

    terdapat didalam bahan alam atau berasal dari dalam sel dengan

    menggunakan pelarut dan metode yang tepat. Sedangkan ekstrak

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    7/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    adalah hasil dari proses ekstraksi, bahan yang diekstraksi merupakan

    bahan alam (Ditjen POM, 1986).

    Proses ekstraksi dapat melalui beberapa langkah yaitu (Anonim,

    2014) :

    1. Pengeringan dan perajangan

    Bahan yang akan diekstraksi biasanya dalam bentuk kering dan

    padat sehingga mudah diolah untuk proses selanjutnya. Proses

    pengeringan harus diperhatikan karena setiap sampel memerlukan

    penanganan yang berbeda-beda. Sampel yang mengandung

    senyawa-senyawa termolabil harus terhindar dari sinar matahari

    secara langsung untuk meminimalkan reaksi kimia yang dapat

    diinduksi oleh sinar UV.

    2. Pemilihan pelarut

    Pelarut yang digunakan tergantung pada sifat fisika kimia senyawa

    yang akan diekstraksi. Sifat pelarut yang paling umum digunakan

    adalah sifat kepolarannya yaitu pelarut polar, semipolar dan non

    polar.

    Syarat-syarat pelarut adalah sebagai berikut (Ditjen POM, 1992) :

    1. Kapasitas besar.

    2. Selektif.

    3. Volabilitas cukup rendah (kemudahan menguap/titik didihnya cukup

    rendah). Cara memperoleh penguapannya adalah dengan cara

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    8/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    penguapan diatas penangas air dengan wadah lebar pada

    temperature 60o

    C, destilasi, dan penyulingan vakum.

    4. Harus dapat diregenerasi.

    5. Relative tidak mahal.

    6. Non toksik, non korosif, tidak memberikan kontaminasi serius

    dalam keadaan uap.

    7. Viskositas cukup rendah.

    2. Metode Ektraksi

    Pemilihan metode ekstraksi tergantung bahan yang digunakan,

    bahan yang mengandung mucilago dan bersifat mengembang kuat

    hanya boleh dengan cara maserasi. Sedangkan kulit dan akar

    sebaiknya di perkolasi. untuk bahan yang tahan panas sebaiknya

    diekstrasi dengan cara refluks sedangkan simplisia yang mudah rusak

    karena pemanasan dapat diekstrasi dengan metode soxhlet (Agoes,

    2007).

    Hal-hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan metode ekstraksi

    (Agoes, 2007 ) :

    1. Bentuk atau tekstur bahan yang digunakan.

    2. Kandungan air dari bahan yang diekstrasi.

    3. Jenis senyawa yang akan diekstraksi.

    4. Sifat senyawa yang akan diekstraksi.

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    9/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    Ekstraksi Secara Dingin

    Proses ektraksi secara dingin pada prinsipnya tidak memerlukan

    pemanasan. Hal ini diperuntukkan untuk bahan alam yang mengandung

    komponen kimia yang tidak tahan pemanasan dan bahan alam yang

    mempunyai tekstur yang lunak. Yang termasuk ekstraksi secara dingin

    adalah (Ditjen POM, 1986).

    a. Metode Maserasi

    Maserasi (macerase = mengairi, melunakkan) adalah cara

    ekstraksi yang paling sederhana. Bahan simplisia yang dihaluskan

    sesuai dengan syarat farmakope (umumnya terpotong-potong atau

    berupa serbuk kasar) disatukan dengan bahan pengekstraksi.

    Selanjutnya rendaman tersebut disimpan terlindung dari cahaya

    langsung (mencegah reaksi yang dikatalisis cahaya atau perubahan

    warna) dan dikocok kembali. Waktu lamanya maserasi berbeda-beda,

    masing-masing farmakope mencantumkan 4-10 hari. Menurut

    pengalaman, 5 hari telah memadai, untuk memungkinkan

    berlangsungnya proses yang menjadi dasar dari cara ini (R. Voigt,

    1994).

    Metode ini digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung

    komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak

    mengandung zat yang mudah mengembang seperti benzoin, stiraks

    dan lilin. Penggunaan metode ini misalnya pada sampel yang berupa

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    10/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    daun, contohnya pada penggunaan pelarut eter atau aseton untuk

    melarutkan lemak/lipid (Ditjen POM, 1986).

    Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara

    pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah

    diusahakan. Selain itu, kerusakan pada komponen kimia sangat

    minimal. Adapun kerugian cara maserasi ini adalah pengerjaannya

    lama dan penyariannya kurang sempurna (Ditjen POM, 1986).

    b. Metode Soxhletasi

    Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara

    berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap,

    uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh

    pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan

    selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati

    pipa sifon. Proses ini berlangsung hingga penyarian zat aktif

    sempurna yang ditandai dengan beningnya cairan penyari yang

    melalui pipa sifon atau jika diidentifikasi dengan kromatografi lapis tipis

    tidak memberikan noda lagi. (Ditjen POM, 1986).

    Adapun keuntungan dari proses soxhletasi ini adalah cara ini

    lebih menguntungkan karena uap panas tidak melalui serbuk

    simplisia, tetapi melalui pipa samping. Kerugiannya adalah jumlah

    ekstrak yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan metode

    maserasi (Ditjen POM, 1986).

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    11/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    c. Metode Perkolasi

    Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkanpenyari

    melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsip ekstraksi dengan

    perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana

    silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari

    dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari

    akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampel

    dalam keadaan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh kekuatan

    gaya beratnya sendiri dan tekanan penyari dari cairan di atasnya,

    dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan

    gerakan ke bawah (Ditjen POM, 1986).

    Perkolasi (percolare = penetesan) dilakukan dalam wadah berbentuk

    silinder atau kerucut (perkolator), yang memiliki jalan masuk dan keluar

    yang sesuai (R. Voigt, 1994).

    Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena

    (Ditjen POM, 1986) :

    1. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang

    terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah sehingga

    meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.

    2. Ruangan diantara butir butir serbuk simplisia membentuk saluran

    tempat mengalir cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler

    tersebut, maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan

    batas, sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    12/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    Adapun kerugian dari cara perkolasi ini adalah serbuk kina yang

    mengadung sejumlah besar zat aktif yang larut, tidak baik bila diperkolasi

    dengan alat perkolasi yang sempit, sebab perkolat akan segera menjadi

    pekat dan berhenti mengalir (Ditjen POM, 1986).

    Ekstraksi Secara Panas

    Ekstraksi secara panas dilakukan untuk mengekstraksi komponen

    kimia yang tahan terhadap pemanasan seperti glikosida, saponin dan

    minyak-minyak menguap yang mempunyai titik didih yang tinggi, selain itu

    pemanasan juga diperuntukkan untuk membuka pori-pori sel simplisia

    sehingga pelarut organik mudah masuk ke dalam sel untuk melarutkan

    komponen kimia. Metode ekstraksi yang termasuk cara panas yaitu (Tobo,

    2001).

    a. Metode Refluks

    Metode refluks adalah termasuk metode berkesinambungan

    dimana cairan penyari secara kontinyu menyari komponen kimia

    dalam simplisia cairan penyari dipanaskan sehingga menguap dan

    uap tersebut dikondensasikan oleh pendingin balik, sehingga

    mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan dan jatuh

    kembali ke labu alas bulat sambil menyari simplisia. Proses ini

    berlangsung secara berkesinambungan dan biasanya dilakukan 3 kali

    dalam waktu 4 jam (Ditjen POM, 1986).

    Simplisia yang biasa diekstraksi adalah simplisia yang

    mempunyai komponen kimia yang tahan terhadap pemanasan dan

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    13/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    mempunyai tekstur yang keras seperti akar, batang, buah, biji dan

    herba (Ditjen POM, 1986).

    Keuntungan dari metode ini adalah dapat mencegah kehilangan

    pelarut oleh penguapan selama proses pemanasan jika digunakan

    pelarut yang mudah menguap atau dilakukan ekstraksi jangka

    panjang. Dapat digunakan untuk ekstraksi sampel yang tidak mudah

    rusak dengan adanya pemanasan. Adapun kerugian dari metode ini

    adalah prosesnya sangat lama dan diperlukan alat-alat yang tahan

    terhadap pemanasan (Ditjen POM, 1986).

    b. Metode Destilasi Uap Air

    Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari simplisia

    yang mengandung minyak menguap atau mengandung komponen

    kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal,

    misalnya pada penyarian minyak atsiri yang terkandung dalam

    tanaman Sereh (Cymbopogon nardus). Pada metode ini uap air

    digunakan untuk menyari simplisia dengan adanya pemanasan kecil

    uap air tersebut menguap kembali bersama minyak menguap dan

    dikondensasikan oleh kondensor sehingga terbentuk molekul-molekul

    air yang menetes ke dalam corong pisah penampung yang telah diisi

    air. Penyulingan dilakukan hingga sempurna (Ditjen POM, 1986).

    Prinsip fisik destilasi uap yaitu jika dua cairan tidak bercampur

    digabungkan, tiap cairan bertindak seolah-olah pelarut itu hanya

    sendiri, dan menggunakan tekanan uap. Tekanan uap total dari

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    14/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    campuran yang mendidih sama dengan jumlah tekanan uap parsial,

    yaitu tekanan yang digunakan oleh komponen tunggal, karena

    pendidihan yang dimaksud yaitu tekanan uap total sama dengan

    tekanan atmosfer, titik didih dicapai pada temperatur yang lebih

    rendah daripada jika tiap-tiap cairan berada dalam keadaan murni

    (Ditjen POM, 1986).

    Keuntungan dari destilasi uap ini adalah titik didih dicapai pada

    temperatur yang lebih rendah daripada jika tiap-tiap cairan berada

    dalam keadaan murni. Selain itu, kerusakan zat aktif pada destilasi

    langsung dapat diatasi pada destilasi uap ini. Kerugiannya adalah

    diperlukannya alat yang lebih kompleks dan pengetahuan yang lebih

    banyak sebelum melakukan destilasi uap ini (Ditjen POM, 1986).

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    15/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    BAB III

    METODE KERJA

    A. Alat dan Bahan

    1. Alat

    Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu batang

    pengaduk, corong kaca, mantel pemanas/water bath, seperangkat alat

    refluks, seperangkat alat perkolasi, sendok tanduk, sendok besi, gelas

    kimia, gelas ukur, wadah/botol, toples dan cawan porselin.

    2. Bahan

    Sampel daun jamblang (eugenia cumini L), cairan penyari (etanol

    70 %), tisu, label, alumunium foil, kapas dan kertas saring.

    B. Prosedur Kerja

    1. Perkolasi

    Simplisia atau bahan yang diekstraksi secara perkolasi diserbuk

    dengan derajat halus yang sesuai dan ditimbang kemudian di maserasi

    selama 3 jam, kemudian massa dipindahkan ke dalam perkolator dan

    cairan penyari ditambahkan hingga selapis di atas permukaan bahan,

    didiamkan 24 jam. Setelah itu kran perkolator dibuka dan cairan penyari

    dibiarkan mengalir dengan kecepatan 1 ml permenit. Cairan penyari

    ditambahkan secara kontinu hingga penyarian sempurna. Kemudian

    diukur volume ekstrak cair yang diperoleh.

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    16/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    2. Refluks

    Bahan yang akan diekstraksikan direndam dengan cairan penyari

    dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat pendingin tegak

    (kondensor lurus), kemudian ditempatkan di atas water bath atau

    heating mantel dan diklem dengan kuat Mantel disambungkan ke

    sumber arus listrik kemudian distel pada suhu yang sesuai sampai

    mendidih. Cairan penyari akan menguap, uap tersebut akan

    dikondensasikan oleh pendingin balik sehingga mengalami kondensasi

    menjadi molekulmolekul cairan. Proses ekstraksi berlangsung secara

    berkesinambungan. Lakukan 3 kali dan setiap kali ekstrkasi selama 4

    jam. Kemudian diukur volume ekstrak cair yang diperoleh.

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    17/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    BAB IV

    HASIL PENGAMATAN

    No Pengamatan

    Perkolasi Daun

    Jamblang (Syzyg ium

    cumin iL)

    Refluks Daun

    Jamblang (Syzyg ium

    cumin iL)

    1.

    Bobot sebelum

    diekstraksi (g)50 gram 70 gram

    2. Jumlah cairan penyari 350 ml 500 ml

    3. Jumlah ekstrak cair 300 ml 350 ml

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    18/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    BAB V

    PEMBAHASAN

    Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut (komponen

    kimia) dari bahan yang tidak larut (serbuk simplisia) dengan pelarut cair.

    Simplisia yang disari mengandung zat aktif yang dapat larut dan zat yang

    tidak dapat larut. Kandungan kimia yang dapat larut berupa metabolit

    sekunder seperti golongan alkaloid, flavonoid, fenolik dan lain-lain.

    Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi

    senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan

    pelarut yang sesuai.

    Ada dua cara metode ektraksi yaitu metode panas dan metode dingin.

    Metode panas terdiri atas refluks, soxhleet, destilasi infusa, dan dekokta.

    Metode panas ini baik digunakan untuk memperoleh senyawa lebih cepat

    karena panas akan mempercepat proses kelarutan. Sedangkan cara

    dingin terdiri atas maserasi dan perkolasi, metode ini digunakan untuk

    bahan-bahan yang tidak tahan panas.

    Pada percobaan kali ini dilakukan ekstraksi meggunakan sebuk

    daun Jamblang (Syzygium cumini L) dengan menggunakan metode

    perkolasi dan metode refluks dengan menggunakan cairan penyari etanol.

    Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut yaitu serbuk dimasukkan

    dalam perkolator yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan

    penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan ini

    akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    19/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    jenuh. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat,

    kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya

    kapiler dan daya geseran (friksi).

    Metode perkolasi dipilih karena aliran dari cairan penyari

    menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang

    konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan

    konsentrasi. Sedangkan metode refluks memiliki prinsip yaitu pelarut

    volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan

    didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam

    bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam

    wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung.

    Penggunaan metode refluks dikarenakan metode ini adalah metode

    yang mempercepat reaksi-reaksi senyawa organik sebab pada umumnya

    reaksi-reaksi senyawa organik akan lambat maka campuran reaksi perlu

    dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan

    baik pereaksi maupun hasil reaksi.

    Alasan penggunaan etanol 70% sebagai cairan penyari adalah

    etanol lebih selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20%

    keatas, tidak beracun, netral, absorbsinya baik, etanol dapat bercampur

    dengan air pada segala perbandingan. Etanol merupakan pelarut umum

    yang dapat menarik senyawa-senyawa yang larut dalam pelarut non polar

    hingga polar dan memiliki polaritas sebesar 5,2.

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    20/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    BAB VI

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Dari hasil praktikum ekstraksi yang telah dilakukan, didapatkan

    jumlah ekstrak cair dari metode perkolasi adalah 300 ml dan jumlah

    ekstrak cair dari metode refluks adalah 350 ml.

    B. Saran

    Sebaiknya peralatan yang akan digunakan agar dilengkapi, sehingga

    hasil praktikum yang didapatkan dapat lebih memuaskan.

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    21/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2014. Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia I Farmasi.UMI. Makassar.

    Agoes. Goeswin, 2007, Teknologi Bahan Alam. Penerbit ITB : Bandung.

    Ditjen POM, 1986, Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan RepublikIndonesia, Jakarta.

    Ditjen POM, 1992, Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik.Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

    Dijten POM, 1995, Cara Pembuatan Simplisia.Departemen KesehatanRepublik Indonesia : Jakarta.

    Tobo, Fachruddin, (2001), Buku Pegangan Laboratorium Fitokimia.Laboratorium Fitokimia Jurusan Farmasi UNHAS : Makassar.

    Voigt, Rudolf, 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjah MadaUniversity Press.

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    22/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    LAMPIRAN

    A. Gambar

    1. Metode ekstraksi perkolasi, hasil ektraksi dan ektrak yang telah

    diuapkan menjadi ekstrak kering

    2. Metode ektraksi refluks dan hasil ektrak yang telah dipanaskan

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    23/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    Nunu Alfiyana Nur Sry Ulandary150 2012 0004

    B. Skema Kerja

    1. Metode ektraksi perkolasi

    Ditimbang serbuk sebanyak 200 gram

    Perkolator diberi kapas dan kertas saring

    Dimasukkan serbuk ke dalam gelas kimia

    Ditambahkan etanol lalu dihomogenkan

    Dimasukkan ke dalam perkolator

    Didiamkan selama 3 jam

    Setelah itu kran perkolator dibuka dan cairan penyari dibiarkan mengalir

    dengan kecepatan 1 ml permenit

    Cairan penyari ditambahkan secara kontinyu hingga penyarian

    sempurna.

  • 8/10/2019 Laporan Fitokimia I Ekstraksi

    24/24

    Ekstraksi Tumbuhan Daun Jamblang

    1. Refluks

    Ditimbang serbuk sebanyak 70 gram

    Dimasukkan ke dalam labu alas bulat

    Ditambahkan etanol sebagai pelarut

    Labu alas bulat dipasang dengan dilengkapi dengan alat pendingin

    tegak (kondensor lurus)

    Ditempatkan di atas water bath atau heating mantel dan diklem

    dengan kuat.

    Cairan penyari akan menguap, uap tersebut akan dikondensasikan

    oleh pendingin balik sehingga mengalami kondensasi menjadi

    molekul-molekul cairan.

    Proses ekstraksi berlansung secara berkesinambungan. Lakukan 3

    kali dan setiap kali ektraksi selama 4 jam.