laporan praktikum fitokimia kel vii

Upload: princess-syusandi

Post on 12-Jul-2015

263 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA AHMAD FAZA FARHANI A1004017003 PRIMA PURNAMA1004017040 RULIYANI1004017042 SEPTIANINGSIH1004017044 YUNIAN ISMIANTORO 1004017055 KONVERSI JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2011 BAB I ISOLASI SIMPLISIA Isolasisimplisiaadalahpemisahansuatukandungansimplisauntuk memperoleh zat aktiI yang murni atau yang tidak mengandung zat yang inert. Simplisiaadalahbahanalamiyangdigunakansebagaiobatyangbelum mengalamipengolahanapapunjugadankecualidinyatakanlainsimplisia merupakanbahanyangdikeringkan.Simplisiadapatberupasimplisianabati, simplisia hewani, dan simplisia pelican atau mineral. Simplisianabatiadalahsimplisiayangberupatanamanutuh,bagian tanaman atau eksudat tanaman. Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atauzat-zatbergunayangdihasilkanolehhewandanbelumberupazatkimia murni. Simplisia pelican atau mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelican ataumineralyangbelumdiolahataubelumdiolahdengancarasederhanadan belum berupa zat kimia murni. Deskripsi Simplisia Yang Akan di Isolasi SERAI Nama latin: Andropogon nardus Linn. Nama daerah: Sereh; Sereh seri; Sorani Nama simplisia: Andropogonae Herba Deskripsitanaman:Semaktahunan,batangtidakberkayu,putihkotor.Daun tunggal,bentuklanseet,berpelepah,pangkalpelepahmemelukbatang,warna hijau.Perbungaanbentukmalai,karanganbungaberseludang,warnabunga kuning keputihan. Buah bulat panjang, pipih, warna putih kekuningan. Habitat:Tumbuhliarditepisungaiatautempatynagcukupair,cukupsinar matahari pada dataran rendah 900 m dpl. Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan Kandungan kimia: Minyak atsiri (geraniol, sitronelal, dan eugenolmetileter) Khasiat: AntiinIlamasi; DiaIoretik; Stomakik; Emenagog; Analgesik Perhatiankhususpadasaatperajanganadalahsimplisiatidakboleh dirajang terlaluhalus,karenadapatmerusakdindingsel, sehinggazatyang tidak diinginkan ikut tertarik oleh cairan penyari. ALAT DAN BAHAN O Pisau (pemotong), tabung reaksi, corong,dan pipet O Simplisiaserai(batang),kloroIorm0,05N,asamsulIat2N,pereaksimayer, methanol,logamMg,etanol,FeCl3,pereaksiLiebermanBauchardat,aqua dest. PROSEDUR KER1A a. Pengumpulan SimplisiaO Pengumpulan simplisia yang akan di gunakan O Sortasi si mplisia O Perajangan dengan menggunakan pemotong O Pengeringan (jika diperlukan) b. Uji pendahuluan 1. Pemeriksaan Alkaloid O Sampeldipotong,kemudiandigerusdenganpasirtambahkan2ml CHCl3

O Tambahkan 2 ml Amoniak, masukkan ke dalam tabung reaksi O Saring dengan kertas saring tambahkan 0,5 ml H2SO2 2N O Kocok selama 1 menit terbentuk 2 lapisan a. Lapisanasam1tambahkan2tetespereaksimeyerterbentuk endapan putih b. Lapisanasam2tambahkan1-2tetespereaksibaouchardat terbentuk endapan putih 2. Pemeriksaan FlavonoidO Sampeltambahkan2mlmethanol,kemudiandipanaskanlalusaring dalam keadaan panas O PisahkanIiltratetambahkanHCl(p) danlogamhasilpositiIberwarna merah 3. Pemeriksaan terpen, Ienol, saponin, steroid O 2 gramsampel dalam tabung reaksi tambahkan 2 ml etanol, kemudian panaskan kurang lebih 10 menit O Saringdalamkeadaanpanas,tambahkan2mlCHCL3,kemudian tambahkan 1 ml air a. Lapisan air Lapisan air (1) masukkan tabung reaksi, tambahkan 2 ml air, kocok jikaterbentukbusayangmantapdantidakhilangselamakurang lebih3menitpositiImengandungsaponin.(2)lapisanair tambahkanHCl(p)dan1-2 tetes FeCl3,jika terbentukwarnamerah positiI mengandung Ienol b. Lapisan kloroIorm TambahkanlarutanBouchardat(10tetesasamasetatanhidrat tambahkan2tetesH2SO4(e)makaakanterbentukwarnahijau sampai biru untuk terpen dan warna merah untuk steroid. 4. Pemeriksaan Tanin O 1gramsampeltambahkan5mlairsuling,panaskankuranglebih selama 10 menit, dinginkan kemudian saring O Tambahkan FeCl3 1maka akan terbentukwarnabiru tua atauhijau kehitaman positiI mengandung tannin HASIL DAN PEMBAHASAN Senyawa Kimia Hasil LiteraturHasil PraktikumKeterangan Alkaloid PositiILapisanasam1dan2 terbentuk endapan kuning PositiI FlavonoidPositiIWarna merah lemahPositiI Terpen NegatiIWarna kuning keruhNegatiI Fenol NegatiIWarna kuning pucatNegatiI Saponin PositiIWarna putih kekuninganNegatiI Steroid NegatiIWarna kuning keruhNegatiI Tannin positiIWarna hijau kehitamanPositiI Berdasarkanliteratureyangkamiperolehdaribuku'InventarisTanaman Obat Indonesia (1) jilid 1 dan 2, halaman 22 dan 27, simplisia sereh mengandung alkaloid, Ilavonoid, saponin, minyak atsiri (tannin). Dari hasil praktikum yang dikerjakan diperoleh hasil sebgai berikut: positiI alkaloid,positiIIlavonoid,positiItannin,sedangkanuntuksapnindidapatkan hasil yang negatiI yang berbeda dengan literature hal ini disebabkan karena: 1. Simplisia yang kami periksa masih mengandung zat-zat pengotor/kontaminan 2. Simplisiayangdigunakansudahtidakdalamkeadaansegar(kurangsegar) karenasudahbeberapaharidalampenyimpanan(bukanlangsungdipetikdan diperiksa) 3. Pereaksi yang dugunakan tidakmurni/terjadi kontaminan dengan zat lain atau terjadi reaksi kimia pada saat penyimpanan 4. Kurangnya ketelitian pada saat melakukan percobaan KESIMPULAN Batang serai mengandung alkaloid, Ilavonoid, saponin, dan tannin. Sedangkan pada hasil praktikum diperoleh: O Alkaloid dengan terbentuk endapan kuning O Flavonoid positiI berwarna merah bata O Tannin positiI berwarna hijau kehitaman O Sedangakan saponin negative berwarna putih kekuningan DAFTAR PUSTAKA www.tanamanherbal,worldpress.com InventarisTanamanObatIndonesia(1)jilid1dan2.DepkesRIdan Kesejahteraan RI. Badan Penelitian dan Kesehatan. 2000. Jakarta. BAB II EKSTRAKSI (MASERASI) Ekstraksi adalah kegiatan penarikanzat yang dapat larut dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cairan. O Macam-macam ekstraksi : 1. InIundasi Adalahsediaancairyangdibuatdenganmenyarisimplisiadenganair pada suhu 900selama 15 menit. 2. Maserasi Adalahekstraksidilakukandengancaramerendamserbuksimplisia dalam cairan penyari. 3. Perkolasi Adalahcarapenyarianyangdilakukandenganmengalirkancairan penyarimelalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. 4. Destilasi uap 5. Dekoktasi O Proses ekstraksi 1. Pembuatans erbuk 2. Pembasahan 3. Penyarian 4. Pemekatan O Cairan penyari Cairan penyari yang digunakan dalam proses ekstraksi yaitu air, etanol, air-etanoldaneter.Dalampemilihancairanpenyarijugaharus mempertimbangkan banyak Iaktor yaitu : - Murah danmudahdiperoleh - Stabil secara Iisika dan kimia - Bereaksi netral - Tidak mudah menguap - Tidak mudah terbakar - SelektiI - Tidak mempengaruhi zat berkhasiat - Diperbolehkan dalam peraturan O Macam-macam simplisia- Simplisia lunak : Rimpang, daun, dan akar kelembak - Simplisiakeras : Biji, kulit, kayu, dan kulit akar ALAT DAN BAHAN- Toples,wadahuntukmaserat,batangpengaduk(kayu),saringan,kain/ pembungkus warna gelap, alat Rotary Evaporator - Simplisia segar (batang serai), pelarut (methanol 95), aqua dest, es batu PROSEDUR KER1A 1. Cuci simplisia batang serai 2. Rajang batang serai dengan ukuran kecil 3. Masukanbatangseraikedalamtoples,kemudianrendamdenganmethanol 95 sampai terendam. 4. Tutup toples dengan kertas berwarna coklat 5. Aduk minimal 2 kali dalam sehari 6. Setelah 2 hari pisahkan antara sari dengan ampasnya 7. Masukanma serat kedalam labu 8. Masukkanaquakedalamwaterbathsecukupnya,atursuhuaquadiwaterbath diatas titik didih pelarut 9. Masukkan aqua kedalam akserator dan beries batu 10.Nyalakan speaker evaporator dengan menekan tombol ON pada stop kontak 11.Tekan tombol pengatur untuk memutar labu 12.Tunggusampaiprosesberakhirdancairanpenyarisampaihabis,usahakan tidak terlalu pekat agar memudahkan dalam proses pengambilan ekstrak kental dalam labu HASIL DAN PEMBAHASAN Metodeyangdigunakandalamekstraksibatangseraiadalahmaserasi denganberat285,5gr.Pelarutyangdigunakanmethanol95sebanyak750ml. Tujuandigunakanpelarutmethanoladalahkarenamethanolsangatbaikdalam menarikzataktiI,walaupunpadadasarnyabersiIattoksik(karenatidakuntuk komsumsijaditidakadamasalah).Setelah1minggudimaserasi,kemudiandi saringdiperolehekstrak.Cairanyangdiperolehdarimaserasisebanyak600ml dan di simpan dalam botol coklat. Ekstrakcairyangdiperolehdarimaserasidilakukanprosesrotary (pemekatan)dengan alat rotaryevaporator. Hasil rotaryevaporator sebanyak125 ml. Prinsip kerja alat rotary evaporator adalah penurunan tekanan sehingga pelarut dapatmenguappadasuhudibawahtitikdidihnya.Alatinilebihdisukai karenamampuanmenguapkanpelarutdibawahtitikdidihsehinggazatyang terkandung di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi. Penguapandapatterjadikarenaadanyapemanasanyangdipercepatoleh putarandarilabualasbulatdibantudenganpenurunantekanandenganbantuan pompavakum.Uaplarutanpenyariakannaikkekondensordanmengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labualasbulatpenampungansampel/ekstrakcairyangakandiuapkan dimasukkankedalamlabualasbulat.Waterbathdipanaskanpadasuhu500C (dibawah titikdidih alcohol 95 700 C agar ekstrak tidak rusak). Setelah suhu tercapai labu alas bulat yang telah berisi sampel/ ekstrak serai dipasangdengankuatpadaujungrotoryangmenghubungkankondensor.Aliran airpendingindanpompavakumdijalankan,kemudiantombolrotordiputar keangka4(padaposisi4agarkecepatanputarantidakterlalucepatsehingga ekstrak tidak tumpah/ terpercik keluar). Proses rotary evaporator dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai dengan tidak adalagi pelarut yangmenetes pada labu alas bulat penampung. Setelahselesairotaryterlebihdahuludilakukanpemutarantombolrotor kearahnoldantemperaturepadawaterbathdinolkan.Pompavakumdihentikan. Yang perlu diperhatikan pada saat rotary adalah : 1. Selang air2. Kemampuan alat pompa vakum 3. Tertiburutanpemasangandanpengoperasianjugapelepasanserta penonaktiIan 4. Suhu dan tekanan KESIMPULAN 1. Hasil maserasi batang serai sebanyak 600 ml. 2. Pelarutyangdigunakandalamprosesmaserasiadalahmethanolkarena methanol lebih baik menarik kandungan zat tetapi bersiIat toksik. 3. Prinsiprotaryevaporatoryaitupenurunantekanansehinggapelarutdapat menguap pada suhu dibawah titikdidihnya. DAFTAR PUSTAKA Sediaan galenik.Depkes RI.1986.Jakarta Materia Medika JilidI.Depkes RI.1977.Jakarta www.inIorotarievaporator.htmldiakses 9 November 2010 pukul 18:10 BAB III FRAKSINASI DalammelakukanIraksinasiadaduacara,yaitudenganmenggunakan corong pisah dan kromatograIi kolom. A. Corong Pisah Fraksinasimenggunakancorongpisahmerupakanprosespemisahan suatularutanmenjadiIraksiataubagian-bagiantertentu.Pembagianatau pemisahan ini didasarkan pada bobotjenis dari tiap Iraksi, Iraksi yang berat jenisnya lebih besar akan breada pada lapisan bawah sedangkan Iraksi yang lebih ringan akan berada diatas. Prinsip : W Menggunakan dua penyari yang tidak saling bercampur; W Berdasarkan BJ W Berdasarkan hukum distribusi: H Keterangan : Kd Konstante /koeIisien distribusiC1 Konsentrasi Zat dalam pelarut 1 C2 Konsentrasi Zat dalam pelarut 2 B. KromatograIi Kolom FraksinasimenggunakankromatograIikolommerupakanmetode pemisahan dari senyawa-senyawa lain, prinsipnya adalah memisahkan bahan terlarut menjadi Iraksi-Iraksi dengan aliran Iase yang dialirkan kedalam Iase stasioner(diam).Pelarut(Iasegerak)dibiarkanmengalirmelaluikolom karenaaliranyangdisebabkanolehgayaberatataudidorongdengan tekanan. PadakromatograIikolomprosespemisahandapatberupaadsorpi, partisi atau adsorpsi dan partisi. 1. KromatograIi kolom adsorpsi Prinsip pemisahannya O Adsorpsikomponen/senyawadiantarapermukaanpadatandengan cairan (solid liquid interface) O Agarterjadipemisahandenganbaik,makakomponen-komponen tersebut harus mempunyai aIinitas yang berbeda terhadap absorben dan ada interaksi antara adsorben dengan komponen. O Padawaktukomponen/senyawadalamsampelbergerakturun dalamkolomdibawapelarut(eluen)makaakanterjadipemisahan akibatkecepatanbergerakmasing-masingkomponen/senyawa yang berbeda Faktor yang mempengaruhi O Daya serap adsorben O Ukuran partikel O Polaritas pelarut O Kemampatan adsorben O Suhu dari sistem kromatograIi O PemisahandengancarakromatograIidapatjugadilakukandengan cara khusus seperti : a. KromatograIi kolom kering Pengemasan adsorben dilakukan dengan cara kering Sampel(ekstrakpekat)dikeringkandenganpenambahan adsorben,kemudiandimasukankedalamkolomdiatas adsorben Eluen dialirkan sampai komponen/senyawa terpisah DiamatidengansinarUVuntukmelihatposisi komponen/senyawa Pitakomponen/senyawadipisahkandengancara adsorbendidorongkeluardarikolom,kemudianmaisng-masingpitadipisahkandandiekstraksidenganpelarut yang cocok Untuk memudahkan proses, sering digunakan bahan nilon agar mudah dipotong b. KromatograIi kolom cair vakum Umumnya dilakukan untuk pemisahan/Iraksinasi Eluenyaangdialirkanmelaluiadsorbendenganbantuan pompa vakum, akan melarutkan komponen/senyawa yang akandianalisa,sehinggakomponen/senyawtersebut keluar dari kolom dan ada didalam eluat Pemisahandapatdilakukandenganmengalirkaneluen yangsamaberkali-kali,atausetiapkalieluasidilakukan denganeluenlainyangmempunyaidayaelusidengan polaritas yang berbeda Dengancaraini akandiperolehIraksi-Iraksiyangmasih mengandungbeberapakomponen/senyawa,tetapisudah berkelompok dengan polaritas yang sama. c. KromatograIi cair tekan HampirsamadengnakromatograIikolomyanglain, hanya dibantu dengan tekanan MetodekromatograIicairtekananpreparatiIdigologkan berdasarkan atas kekuatan tekanan 1. KromatograIi cair kilat Tekanan2 bar 30Psi Adsorben yang banyak dipakai silika gel Ukuran partikel 63-200 m Jumlah adsorben 10g (setinggi12 cm) Fungsiuntukpemisahanpendahuluanyaitu pemurnianawalsebelumdigunakanteknikresolusi tinggi 2. KromatograIi cair tekanan rendah Tekanan 5 bar atau 75 Psi Kolombiasanya sudahdikemasolehpabrikdengan berbagaiIasediamataudibuatukuranpartikel40-60 m (silika gel) atau biasa disebut kolom lobar Cuplikan dimasukan dengan penyuntikan Eluen umumnya isokratik BisadilakukanKCTRIasebalikdenganeluen metanol-air 3. KromatograIi cair tekanan menengah/medium Tekanan 5-20 bar 75-300 Psi Kolomlebihpanjangdanlenihlebardiameternya dibadingkanKCTR,dilengkapipompadan kompresor udara Adakolomprakemasataudibuatsendiridengan cara kering atau basah Ukuran partikel adsorben 25-40 m Laju eluen diataur 100 mL/menit Pencucian adsorben dengan urutan pelarut Untukpemurniansenyawabahanalambiasanya dikombinasi dengan kromatograIi kilat 4. KromatogarIi cair tekanan tinggi Tekanan ~ 20bar atau ~ 300 Psi Fase diam mikropartikel Kolom pendek Tekanan tinggi, sehingga laju Iase gerak tinggi Pemurnian senyawa ynang rumit perlu urutan : a. Pemisahan preparatiI b. Pemisahan semi preparatiI c. Pemisahan analitik d. Produk akhir Sistem elusi umumnya isokrtaik KadangdilakukankromatograIiIasebalikterutama untuk senyawa yang sangat polar (mudah larut alam air) Syarat adsorben yang baik 1. Tidak larut dalam Iase gerak 2. Tidak breaksi secara kimia dengan sampel 3. Cukup aktiI sehingga perambatan dapat terjadi 4. Sebaiknya tidak berwarna 5. Memungkinkan terjadinya aliran Iase gerak 6. Reproduksibel 2. KromatograIi kolom partisi O FasediamdanIasegerakberupacairanyangtidaksaling bercampur O Fasediamdisalutkanpadabahanpenyanggasehinggaberupa lapisan tipis pada permukaan penyangga O SenyawayangakandipisahkanakanberpartisiantaraIasegerak danIasediam.KarenaIasediammemberikandaerahyang sangat luas bagi Iase gerak, maka pemisahan berlangsung lebih baik ALAT DAN BAHAN - Corong pisah, gelas ukur, Erlenmeyer, vial - KromatograIikolom,eluen,H2SO4,n-Heksan,NH4OH,Metanol,Aquadest, dan etil asetat PROSEDUR KER1A O Corong Pisah - Cara kerja biasa, dilihat dalam bagan cara kerja Iraksinasi berikut ini : MaseratAsamkan dg H2SO4 (p) 5ml Ektraksi dg n-Heksan 5 ml etil asetat 5 ml kocok 10 menit Ekstrakn-HeksanLapisan air-asam Basakan sampai pH 10 dg NH4OH Ekstraksi dg n-Heksan-Methanol (3:1) (15ml:5ml) kocok 10 menit Ekstrak Non polar (terpenoid/ senyawa Ienol)Fraksi I Ekstrak n-Heksan - methanolLapisan air - asam Keringkan uapkan Uapkan Ekstraksi dg methanol Ekstrak Semi Polar (alkaloid) Fraksi II Ekstrak Polar(Methanol) Alkaloid kuartener& N- Oksida Fraksi III - Semua proses dilakukan dalam corong pisah - Setelah didapat beberapa Iraksi, Irkasi-Iraksi tersebut disimpan dalam vial (simpan dengan tutup rapat dan didalam lemari es) O KromatograIi Kolom - Ekstrak yang telah kering dilarutkan dengan eluen - Kemudian ditempatkan pada kromatograIi kolom - Hasil kromatograIi ditampung dalam vial HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Iraksinasi FraksinasiHasil PengamatanKeterangan 5 mL airCoklat muda Warnamaseratawalnyacoklat kekuningan H2SO4 5 mLCoklat pekat n-heksan 5 mL Etil asetat 5 mL (kocok 10 menit) Fraksi n-heksan Coklat kehitaman Berbusa Kuning lemah Fraksi I (Iraksi non polar) didapat 1 mL n-heksan 15 mL Metanol 5 mL (kocok 10 menit) Fraksi n-heksan metanol Fraksi air asam Coklat muda Berbusa Bening Coklat keruh FraksiII(Iraksisemipolar) didapat3mL Fraksi III (Iraksi polar) didapat 20 mL Padaprosespemisahandengancorongpisahdidapatkan2lapisanyaitu lapisanairasam(bagianbawah)danlapisann-heksandiatas,lapisann-heksan beradadiataskarenaberatjenisnyalebihrendahdaripadaberatjenisair-asam. Pada saat praktiukum didapat didapatkan Iraksi n-heksan hanya sedikit1mL, hal inidimungkinkankarenan-heksanlebihbanyakbercampurdenganlapisanair asamsehinggatidakdapatmemisahdenganbaik,dapatdisebabkanpulakarena pada proses pengocokan tidak waktunya terlalu singkat Hasil KromatograIi Kolom EkstrakFraksi1umlah Coklat kekuninganKuning lemah 7 mL KetikaproesIraksinasidilakukan,ekstrakberwarnacoklatkekuningan, kemudiansetelahdilakukanelusiwarnaIraksinyakuninglemahsehinggasukar untukdiamati,namundenganmembandingkanwarnaIraksidenganeluenyang digunakan barulah hasil Iraksinasinya terlihat. KESIMPULAN 1. Hasil Iraksinasi a. Fraksi I: Fraksi non polar berwarna kuning lemah dengan jumlah1 mL b. Fraksi II: Fraksi semi polar berwarna bening dengan jumlah3 mL c. Fraksi III: Fraksi polar brwarna coklat keruh dengan jumlah20 mL 2. Hasil KromatograIi Kolom Fraksi berwarna kuning lemah dengan jumlah7 Ml DAFTAR PUSTAKA Http//id.wikipedia.org/wiki/Ilavonoid (15-12-10 pukul 19.50 WIB) Http//id.wikipedia.org/wiki/Ienol/alkaloid (15-12-10 pukul 19.50 WIB) Http//nadjeel.wordpres.com/2009/12/02/terIenoid(15-12-10 pukul 20:10 WIB) BAB IV KROMATOGRAFI KromatograIiadalahpemisahansuatuzatyangmempunyaikeuntungan pelaksanaan yang lebih sederhana, waktu singkat, dan mempunyai kepekaan yang tinggi dan kemampuan pemisahan yang tinggi. TeknikkromatograIimembutuhkanzatterlarutterdistribusidiantaradua Iase, yaitu : 1. FasegerakadalahIaseyangmembawazatterlarutmelaluimediahingga terpisah dari zat terlarut lainnya, yang terelusi lebih awal atau lebih akhir. Zat terlarutdibawamelaluimediapemisaholehaliransuatupelarutberbentuk cairan atau gas. 2. FasediamadalahIaseyangbertindaksebagaizatpenjerap,contohalumina, silica gel, dan resin penukar ion, atau dapat bertindakmelarutkan zat terlarut sehingga terjadi partisi antara Iase diam dan Iase gerak. Sedangkan untuk prinsip kerja pada kromatograIi dibagi menjadi dua macam yaitu : 1. Partisi(cair-cair)adalahmekanismepemisahanyangutamadalam kromatograIilapistipis,kromatograIigas,dankromatograIikertas. Pemisahanzat melalui partisi biasanya Iase diam berupa cairan hidroIil yang terIiksasi pada pengembang padat. 2. Absorbsi (cair-padat) adalah untuk pemisahan zat melalui absorbsi digunakan Iase diam berupa anorganik dan organik padat.Keuntungan dari kromatograIi planar adalah sebagai berikut : 1. BentukterbukadarikromatograIiplanarsehinggapelaksanaannyalebih mudah dan lebih murah dibandingkan kromatograIi kolom2. Peralatannyalebihsederhanasehinggapelaksaannyadapatsetiapsaatdan cepat3. KLT dan KK banyak digunakan untuk maksud analitik4. IdentiIikasipemisahankomponendapatdilakukandenganperakasiwarna Iluoresensi, radiasi, lampu UV 5. Dapatdilakukandenganelusidenganmenarik(ascending)ataumenurun (descending) atau dengan cara elusi dua dimensi6. Ketepatanpenentuankadrarakanlebihbaikkarenakomponenyang ditentukan merupakan noda yang tidak bergerak ALAT DAN BAHAN O Lampu UV, chamber, pipa kapiler, plat silica gel O Fraksi-Iraksi dan eluen yang terdiri dari : - Fraksi I : Terpen 1 & 2 N- heksan- Fraksi II : Falvonoid 1 &2 N- heksan Metanol - Fraksi III : Alkaloid 1 & 2 Iraksi 2 & 3 PROSEDUR KER1A 1. Fraksi-Iraksi yang ada masing-masing diambil dengan pipa kapiler 2. Totolkan pada plat silica gel lalu diamkan hingga mengering 3. Kemudianmasukkankedalambejanaatau cemberyangsudahjenuhdengan eluen sampai silica gel sedikit terendam, tutup cember 4. Biarkan sampai eluen merambat naik hingga garis batas 5. Setelah itu di angkat dan biarkan mengering 6. LakukanpendeteksianyaitudengandisinariolehsinarlampuUVuntuk melihatbercakyangtimbuldansetiapbercakyangtimbulatauterdeteksidi lingkari7. Amati warna yang ditimbulkan 8. Hitung harga RI dengan rumus Jarak titik pusat spot noda dari titik awal (X) Jarak garis depan dari titik awal (Y) RI HASIL DAN PEMBAHASAN T1T2 F1F2 TERPENFLAVONOID A1 A2 ALKALOID Harga RIuntuk Terpen : T1 RI 1.3/ 4 0.325 T2 RI 1 2.5/ 3.9 0.64 RI 2 3.2/ 3.9 0.82 Harga RIuntuk Flavonoid :F1 RI 3.1/ 3.9 0.97 F2 RI 0/ 4 0 Harga RI untuk Alkaloid : A1 RI14/ 4 1 RI2 0.5/ 4 0.125 A2 RI1 tidak ada bercak terlihat RI2,1 1.9/ 4 0.475 RI2.2 3.8/ 4 0.95

Berdasarkanliteratureyangdiperoleh(BABI),simplisiayangkami pergunakanyaitubatangseraimengandungalkaloiddanIlavonoidtidak mengandungterpen,tetapidarihasilpraktikumyangkamikerjakandtperoleh hargaRIuntukterpensertatidakdiperolehhargaRIuntukIlavonoid2(bercak beradapadatitikawalpenotolan)danalkaloid2(tidakterdapatbercak).Banyak Iactor yang dapat menyebabkan hal ini dapat terjadi yaitu : - Penotolan yang tidak sempurna - Pengaruh suhu - Pengaruh penyimpanan yang terlalu lama ( 1bulan) Ket : terdapat 2 bercak Ket : terdapat 2 bercak Ket :khusus untuk alkaloid penotolan 2x (Iraksi 2&3) - Daya serap yang kurang - Eluenyangdigunakanbersamaandengankelompoklain,sehingga memungkinkanterjadinyakontaminasi/tercampurnyazatpadasaat perendaman pada eluen) KESIMPULAN - Harga RI untuk ekstrak batang serai adalah sebagai berikut : O Terpen 1 0.325Terpen 2 0.64 & 0.82 ( terdapat 2 bercak) O Flavonoid 1 0.97 Flavonoid 2 0 (bwecak terdapat pada titik awal penotolan) O Alkaloid 1 1 & 0.125 (2 penotolan) Alkaloid 2 Iraksi 2 tidak ada bercak Iraksi 3 0.475 & 0.95 (terdapat 2 bercak) - UntukhargaRIadayangtidaksesuaidengandenganliteratureseharusnya mengandung alkaloid dan Ilavonoid dan tidakmengandung terpen tetapi pada pada saat praktikum diperoleh harga RI untuk terpen dan tidak diperoleh harga RI untuk alkaloid 2 serta Ilavonoid 2. DAFTAR PUSTAKA Analisis obat secara kromatograIi & mikroskopi.ITB.1985.Bandung