laporan diskusi film
TRANSCRIPT
5/15/2018 Laporan Diskusi Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-diskusi-film 1/12
1
BAB I
PEMBAHASAN
FILM REVIEW “ 21 GRAMS”
SINOPSIS
21 gram adalah film yang mengangkat cerita tentang nilai – nilai kehidupan dan kematian.
Paul Rivers menderita penyakit jantung yang sudah parah dan memerlukan transplantasi
jantung segera. Ia diperkirakan tidak dapat hidup lama. Ia dan istrinya mengunjungi klinik
fertilitas (fertility center) dalam usahanya untuk mendapatkan keturunan meski dalam kondisi
yang cukup sulit. Ia akhirnya memperoleh organ jantung dari seorang pria yang meniggal
bersama kedua putrinya dalam sebuah kecelakaan mobil. Janda si donor yang terguncang
oleh kecelakaan tersebut kemudian menerima kunjungan yang mengejutkan dari Paul, si
penerima organ dari almarhum suaminya, sekaligus mengurangi jaring – jaring yang
kompleks antara kekecewaan, penderitaan, rasa bersalah, dan balas dendam yang
menimbulkan konflik.
SCRIPT – Frgment 1
Mary & Paul Rivers have been married for long time. They are trying to have a baby because
Paul suffers from a heart condition and he doesn’t have much time left. But Mary does not
get pregnant and decide to visit a medical center specialized in reproduction and fertility. A
doctor examines her and this scene takes place :
Doctor – All right. You can get dressed now
Your fallopian tubes are severely damaged. It, uh, looks like you had some kind of an
infection...that,uh, wasn’t taken care of properly. We can try surgery, but I have to tell you, I
think, uh, the probabilities are pretty slim. Look. Excuse me for asking this, but it’s important
that you tell me the truth.
Have you ever had an abortion?
Mary – Yes
Doctor – Any Reason?
Mary – I had separated from my husband when i got pregnant, and I..
Doctor – No. I meant a medical reason.
Mary – My husband dying.
Doctor – I’msorry?
Mary – Paul, my husband, he’s dying, and I want to have this baby.
5/15/2018 Laporan Diskusi Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-diskusi-film 2/12
2
Doctor – We can operate then anf hope you get pregnant within three or four months.
SCRIPT – FRAGMENT 2
Afew days letter, the couple attends to the clinic in order to talk to the doctor and arrange the
surgery that will allow Mary to become pregnant. At this moment, this scene takes place :
Doctor – Okay, now, we can schedule the surgery. I could get you in as early as Monday.
Yeah. 9:00 a.m?
Paul – What’s the percentage chance Mary will get pregnant?
Doctor – Well, I can’t offer you a real number on that. Um, you know, there’s the damage
from the abortion that wasn’t handled properly..the blockage..
Paul – What abortion? What abortion, Mary?
Mary – I can explain.
Paul – Explain what?
Mary – There is an explanation.
Paul – All taht drama about artificial insemination...Kids names... You got pictures of our
friend’s babies all over the place. Why? So you can flush it down the fucking toilet?
We’ve been a fraud for a long time, Mary
Mary – Oh yeah? Why didn’t you tell me that when you were sick, huh? Or did you expect
one of your girlfriends to come and take care of you?
Paul – You came back because you wanted to. Don’t blame me for that.
Mary – I came back to take care of you because I love you.
Paul – Or because you were feeling lonely.
I’m sorry, I’m sorry. I can’t keep going like this. The insemination, the child..
It’s like we’re trying to put a Band-Aid on something that’s just been bled dry. It’s fin iehed.
Mary -But it..it isn’t finished if we give it a chance and have this baby.
Paul – When we could have, you didn’t want to
Mary – We were separated, god damn it! It’s different now!
Paul - Yes, it’s different
Mary – We gonna go? You only know how to think about yourself
Panduan pertanyaan menggunakan Seven Step Method:
1. Clarification of terms and context related to case
Klarifikasi istilah dan faktor-faktor kontekstual
2. What is (are) the ethical problem(s) in this case?
Permasalahan etik apa(saja)kah yang ada pada kasus ini?
5/15/2018 Laporan Diskusi Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-diskusi-film 3/12
3
3. Why are they considered as ethical problems? What values/norms/principles are
at stake?
Mengapa masalah tersebut dianggap sebagai masalah etik? Nilai-nilai/norma/prinsip-
prinsip apakah yang dipertaruhkan di sini?
4. How do you see the problems from different viewpoints (from different persons
involved)? Which values/norms/principles are considered by each person/party
for this problem?
Bagaimana Anda melihat masalah tersebut dari sudut pandang individu-individu (atau
pihak) yang terlibat di dalamnya? Nilai-nilai/norma/prinsip-prinsip apakah yang
dipertimbangkan oleh masing-masing individu tersebut?
5. What psycho-socio-cultural aspects should we carefully consider in this
particular context?
Aspek psikologis, sosial, budaya, agama, apakah yang perlu kita pertimbangkan pada
kasus ini?
6. Are there any legal aspects to consider in this case?
Apakah ada aspek legal yang harus dipertimbangkan dalam kasus ini?
7. What are the alternatives in problem solving for these problems?
Apa saja alternatif pemecahan masalah untuk masalah ini?
5/15/2018 Laporan Diskusi Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-diskusi-film 4/12
4
PEMBAHASAN PERTANYAAN :
1. Klarifikasi istilah dan faktor-faktor kontekstual
a. Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari
suatu tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan
dan kondisi tertentu (Samil, 2001).
b. Inseminasi buatan adalah peletakan sperma ke vagina wanita. Sperma tersebut
diletakkan di follicle ovarian (intrafollicular insemination), uterus (intrauterine
insemination-IUI), cervix (intracervical insemination-ICI), atau tube fallopian
(intratubal) wanita dengan menggunakan cara buatan dan bukan dengan kopulasi
alami (Toelihere, 1985).
c. Aborsi adalah menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal
dengan istilah “abortus” adalah berakhirnya kehamilan sebelum usia 20 minggu
kehamilan atau berat bayi kurang dari 500 g (ketika janin belum dapat hidup di
luar kandungan). Proses abortus dapat berlangsung secara :
1. Spontan / alamiah (terjadi secara alami, tanpa tindakan apapun)
2. Buatan / sengaja (aborsi yang dilakukan secara sengaja),
3. Terapeutik / medis (aborsi yang dilakukan atas indikasi medik karena
terdapatnya suatu permasalahan atau komplikasi) (Hanafiah, 2008).
2. Permasalahan etik apa(saja)kah yang ada pada kasus ini?
- Mary melakukan aborsi dengan sengaja tanpa indikasi medis yg jelas
- Mary menggugurkan kandungannya tanpa sepengetahuan suaminya, Paul.
- Dokter menanyakan alasan Mary melakukan aborsi
- Dokter tidak menjaga privasi pasien, karena secara tidak sengaja mengatakan
informasi tentang pasien kepada keluarga pasien (suami). Sedangkan, pasien
sendiri belum memberikan izin untuk memberitahukan informasi tersebut kepada
suaminya.
- Paul ingin mengetahui lebih jauh tentang pendonor jantungnya.
- Mary ingin mendapatkan anak dengan cara melakukan inseminasi buatan
3. Mengapa masalah tersebut dianggap sebagai masalah etik? Nilai-
nilai/norma/prinsip-prinsip apakah yang dipertaruhkan di sini?
5/15/2018 Laporan Diskusi Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-diskusi-film 5/12
5
- Mary melanggar hak dasar manusia, yaitu hak hidup bayinya dengan melakukan
aborsi. Prinsip etika yang dipertaruhkan adalah autonomi Mary untuk memilih
apakah Mary akan melanjutkan kehamilannya, atau menggugurkannya, dan
prinsip etika nonmaleficence Mary untuk mencegah kehamilan karena pada saat
Mary hamil sedang berpisah dengan suaminya, dan Mary tidak dapat merawat
bayinya sendirian.
- Mary menggugurkan kandungannya tanpa sepengetahuan suaminya, Paul. Dalam
hal ini, Mary melanggar autonomi Paul karena Paul merupakan ayah dari bayi
tersebut, sehingga Paul memiliki hak untuk mempertahankan kelangsungan hidup
bayi tersebut.
- Dokter melanggar prinsip etika, yaitu privacy and confidentiality, hal itu
dibuktikan dengan sikap dokter yang memberikan informasi mengenai aborsi
yang dianggap rahasia oleh pasien yang dianggap rahasia oleh pasien kepada
suaminya. Sesuai dengan yang tertera pada KODEKI di Indonesia bahwa dokter
harus meminta persetujuan pasien terlebih dahulu untuk menginformasikan hal
mengenai pasien kepada orang lain baik itu keluarga pasien sendiri.
- Paul ingin mengetahui lebih jauh siapa pendonor jantungnya. Dalam hal ini, Paul
memiliki autonomi, yaitu hak untuk mendapatkan informasi tentang siapa
pendonor jantungnya. Tetapi dalam film ini, terlihat bahwa Paul terlalu jauh
dalam mencari infromasi tentang pendonor, sehingga Paul mengalami konfilk
batin pada dirinya sendiri yang menyebabkan munculnya perasaan bersalah dan
balas budi yang berlebihan.
- Inseminasi buatan dalam peraturan Etik dan Hukum Reproduksi buatan
diperbolehkan selama menggunakan sel telur dan sperma suami yang
bersangkutan. Alasan Mary melakukan inseminasi buatan, dikarenakan suaminya
mengidap penyakit parah. Paul dan Mary ingin melanjutkan keturunan, tetapi
kondisi lain Paul tidak memungkinkan untuk melakukan hubungan seksual secara
aktif.
4. Bagaimana Anda melihat masalah tersebut dari sudut pandang individu-
individu (atau pihak) yang terlibat di dalamnya? Nilai-nilai/norma/prinsip-
prinsip apakah yang dipertimbangkan oleh masing-masing individu tersebut?
a. Mary :
5/15/2018 Laporan Diskusi Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-diskusi-film 6/12
6
- tetap melakukan aborsi karena merasa tidak bisa merawat anaknya seorang
diri, dan ingin menjadi ibu dari seorang anak, tapi disisi lain kondisi suami
Mary tidak memungkinkan untuk melakukan kopulasi.
- tetap melakukan inseminasi karena Mary menginginkan menjadi seorang
wanita yang sempurna, serta ingin mempertahankan garis keturunannya.
b. Paul :
- Paul berhak untuk mengetahui tentang kehamilan istrinya dan berhak untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bayinya.
- Paul sebagai donor recipient , berkeinginan untuk mengetahui siapakah
pendonor jantungnya, tetapi seharusnya tidak melibatkan perasaannya lebih
jauh, dengan merasa bersalah atau hutang budi.
- Paul sebaiknya tidak mengetahui pendonor jantungnya, karena akan
menimbulkan rasa bersalah dan hutang budi pada pendonor dan keluarganya,
dan juga melanggar aspek etik transplantasi.
c. Dokter :
- Dokter seharusnya meminta persetujuan pasien terlebih dahulu untuk
menginformasikan hal mengenai pasien kepada orang lain baik itu keluarga
pasien sendiri, sesuai yang tertera pada KODEKI.
5. Aspek psikologis, sosial, budaya, agama, apakah yang perlu kita pertimbangkan
pada kasus ini?
a. Aspek psikologis :
- Mary merasa tertekan saat mengetahui kehamilannya, sedangkan posisi Mary
sudah berpisah dengan Paul, suaminya. Mary merasa tidak dapat
membesarkan bayinya tanpa suami, sehingga Mary terpaksa melakukan
aborsi.
- Paul merasa bersalah dan berhutang budi pada keluarga pendonor, sehingga
pada akhirnya Paul depresi dan melakukan bunuh diri.
b. Aspek agama :
- Mary melanggar kehendak Tuhan yang menitipkan bayi tersebut kepadanya,
tetapi Mary malah menggugurkan kandungannya.
- Mary dan Paul menginginkan memiliki keturunan tidak dengan jalan
semestinya, yaitu dengan kopulasi yang alami
5/15/2018 Laporan Diskusi Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-diskusi-film 7/12
7
6. Apakah ada aspek legal yang harus dipertimbangkan dalam kasus ini?
Aborsi :
1. Dalam KUHP secara rinci terdapat pasal-pasal yang mengancam pelaku abortus
ilegal sebagai berkut :
a. Wanita yang sengaja menggugurkan kandungan atau menyuruh orang lain
melakukannya (KUHP pasal 346, hukuman maksimum 4 tahun).
b. Seseorang yang menggugurkan kandungan wanita tanpa seijinnya (KUHP
pasal 347, hukuman maksimum 12 tahun dan bila wanita itu meninggal,
hukuman maksimum 15 tahun).
c. Seorang yang menggugurkan kandungan wanita dengan seijin wanita tersebut
(KUHP pasal 348, hukuman maksimum 5 tahun 6 bulan dan bila wanita itu
meninggal, hukuman maksimum 7 tahun).
d. Dokter, Bidan atau Juru Obat yang melakukan kejahatan di atas (KUHP pasal
349, hukuman ditambah sepertiganya dan pencabutan hak pekerjaannya).
2. Dalam pasal 80 UU Kesehatan tercantum, bahwa “Barang siapa dengan sengaja
melakukan tindakan medis tertentu terhadap ibu hamil yang tidak dalam keadaan
darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin yang dikandungnya,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan pidana denda paling
banyak Rp.500.000.000,- (limaratus juta rupiah)”.
3. Menurut UU Kesehatan, no 36 th 2009 masalah aborsi diatur sebagai berikut :
Pasal 75 :
(1) Setiap org dilarang melakukan aborsi
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dpt dikecualikan berdasarkan
:
a. indikasi kedaruratan medis yg dideteksi sejak usia dini kehmlan, baik yang
mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yg menderita penyakit genetik berat
dan/atau cacat bawaan, maupun yg tdk dpt diperbaiki shg menyulitkan
bayi tsb hdp diluar kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yg dpt menyebabkan trauma psikologis bagi
korban perkosaan.
(3) Tindakan sebgmn dimaksud pd ayat (2) hy dpt dilakukan stlh melalui
konseling dan/atau penasehatan pra tindakan & diakhiri dgn konseling pasca
tind, yg di lakukan oleh konselor yg kompeten & berwenang.
5/15/2018 Laporan Diskusi Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-diskusi-film 8/12
8
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis & perkosaan,
sebgmn dimaksud pd ayat (2) & ayat (3) diatur dgn Peraturan Pemerintah.
Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dlm psl 75 hy dpt dilakukan :
a. Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hpht, kecuali
dalam hal kedaruratan medis.
b. Oleh tenaga kesehatan yg memiliki ketrampilan & kewenangan yg memiliki
sertifikat yg ditetapkan oleh Menteri.
c. Dengan persetujuan ibu hamil yg bersangkutan.
d. Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan.
e. Penyedia layanan kesehatan yg memenuhi syarat yg ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 77
Pemerintah wajib menlindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana
dimaksud dlm psl 75 ayat (2) dan (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak
bertanggungjawab serta bertentangan dengan norma Agama dan ketentuan-
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Transplantasi :
1. Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1981, tentang Bedah Mayat Klinis dan
Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia.
Pokok – pokok peraturan tersebut, adalah : (Hanafiah, 2008)
Pasal 10
Transplantasi alat untuk jaringan tubuh manusia dilakukan dengan memperhatikan
ketentuan – ketentuan sebagai dimaksud dalam Pasal 2 Huruf a dan Huruf b, yaitu
harus dengan persetujuan tertulis penderita dan / keluarganya yang trdekat setelah
penderita meninggal dunia.
Pasal 14
Pengambilan alat atau jaringan tubuh manusia untuk keperluan transplantasi atau
bank mata dari korban kecelakaan yang meninggal dunia, dilakukan dengan
pernyataan tertulis keluarga terdekat.
Pasal 15
Sebelum persetujuan tentang transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia
diberikan oleh calon donor hidup, calon donor yang bersngkutan terlebih dahulu
diberitahu oleh dokter yang merawatnya, termasuk dokter konsultan mengenai
sifat operasi, akibat – akibat dan kemungkinan – kemungkinan yang dapat terjadi.
5/15/2018 Laporan Diskusi Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-diskusi-film 9/12
9
Dokter yang merawatnya harus yakin benar bahwa calon donor yang bersangkutan
telah menyadari sepenuhnya arti dari pemberitahuan tersebut.
Pasal 16
Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas suatu
kompensasi material apapun sebgai imbalan transplantasi.
Pasal 17
Dilarang memperjual – belikan alat atau jaringan tubuh manusia.
Pasal 18
Dilarang mengirim dan menerima alat dan jaringan tubuh manusia dalam semua
bentuk dari luar negri.
2. Undang-undang Kesehatan no 36 tahun 2009
Pasal 64
(1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan melalui
transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh, implan obat dan/atau alat kesehatan,
bedah plastik dan rekonstruksi, serta penggunaan sel puncak.
(2) Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada
ayat(1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk
dikomersialkan.
(3) Organ dan/atau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun.
Pasal 65
(1) Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.
(2) Pengambilan organ dan/atau jaringan tubuh dari seorang donor harus
memperhatikan kesehatan pendonor yang bersangkutan dan mendapat persetujuan
pendonor dan/atau ahli waris atau keluarganya.
(3) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi organ
dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 66
Transplantasi sel, baik yang berasal dari manusia maupun dari hewan, hanya dapat
dilakukan apabila telah terbukti keamanan dan kemanfaatannya.
Pasal 123
5/15/2018 Laporan Diskusi Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-diskusi-film 10/12
10
(1) Pada tubuh yang telah terbukti mati batang otak dapat dilakukan tindakan
pemanfaatan organ sebagai donor untuk kepentingan transplantasi organ.
(2) Tindakan pemanfaatan organ donor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penentuan kematian dan pemanfaatan organ
donor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan
Menteri.
Pasal 192
Setiap orang yang dengan sengaja memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh
dengan dalih apa pun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (3) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
7. Apa saja alternatif pemecahan masalah untuk masalah ini?
- Dokter memberikan informasi kepada Mary dan Paul tentang inseminasi tentang
apakah itu inseminasi, bagaimana prosedurnya dan apa kelebihan kekurangan dari
melakukan prosedur inseminasi, berapa financial yang dibutuhkan nanti dan
seperti apa hasil yang akan diharapkan.
- Sebagai dokter seharusnya tidak memberitahukan informasi yang dianggap
rahasia oleh pasien kepada keluarganya (suami) karena hal tersebut selain
melanggar etika kerahasiaan juga bisa menyebabkan konflik rumah tangga dari
pasien sendiri
- Mary membicarakan kembali bersama suaminya, Paul tentang akan dilakukanya
inseminasi atau tidak setelah Mary dan Paul mendapatkan informasi secara
lengkap yang dibutuhkan dari dokter.
- Mary dan suaminya Paul menemui kenselor untuk bisa membicarakan lebih lanjut
yang harus mereka lakukan bila kedaan paul nanti bertambah buruk sedangkan
Mary dan Paul ingin melanjutkan keturunan mereka, dan membicarakan juga
tentang aborsi yang pernah dilakukan oleh Mary karena hal tersebut mungkin
akan menyebabkan konflik rumah tangga di kemudian hari nanti.
- Paul yang merupakan recipient donor memang berhak mendapatkan dan
mengetahui informasi tentang pendonor jantungnya, namun hal tersebut
5/15/2018 Laporan Diskusi Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-diskusi-film 11/12
11
diperbolehkan asalkan tidak melewati batas dan tidak menyebabkan pertentangan
batin dan emosi yang berkelanjutan.
5/15/2018 Laporan Diskusi Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-diskusi-film 12/12
12
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, Jusuf. 2008. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran
EGC : Jakarta.
Samil, Ratna Suprapti. 2001. Etika Kedokteran Indonesia. Yayasan Bina Pusataka Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta.
Toelihere, M.R. 1985. Inseminasi Buatan. Edisi ke-2. Angkasa : Bandung.