laporan diskusi kelompok 17a (kardiorespirasi)

23
MAKALAH TRIGER 2 MODUL 2 Nama Anggota Kelompok 17 A: Zerra Manangsang 0130840269 Selince Ani Wetipo 0130840222 Selfiana Mote 0130840295 Serdani Maria F. Bawotong 0130840304 Sharah 0130840223 Shinta Bella Rahayaan 0130840289 Shinta Widya Dharma 0130840224 Sisera Wambrauw 0130840227 Siwi Indah Sari 0130840228 Stella L. Krey 0130840229 Stenly I. Mandosir 0130840230 Sylvanny da Costa 0130840226 Teminus Kogoya 0130840297 Thresye Anjela Souhuwat 0130840231

Upload: sylvanny-da-costa-part-ii

Post on 09-Jul-2016

34 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Diskusi Kelompok 17A (Kardiorespirasi)

MAKALAH TRIGER 2 MODUL 2

Nama Anggota Kelompok 17 A:

Zerra Manangsang 0130840269

Selince Ani Wetipo 0130840222

Selfiana Mote 0130840295

Serdani Maria F. Bawotong 0130840304

Sharah 0130840223

Shinta Bella Rahayaan 0130840289

Shinta Widya Dharma 0130840224

Sisera Wambrauw 0130840227

Siwi Indah Sari 0130840228

Stella L. Krey 0130840229

Stenly I. Mandosir 0130840230

Sylvanny da Costa 0130840226

Teminus Kogoya 0130840297

Thresye Anjela Souhuwat 0130840231

Tirza L. Bembe 0130840234

Fakultas Kedokteran - Universitas Cenderawasih

2016

Page 2: Laporan Diskusi Kelompok 17A (Kardiorespirasi)

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya

kami dapat menyelesaikan makalah modul 2 Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi dengan

baik dan waktu yang cukup.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah terutama untuk dosen fasilitator

kami. Kiranya tugas modul 2 ini memberikan pelajaran penting dalam menganalisa masalah.

Selama proses penulisan dan penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa kami

tidak terlepas dari kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang

membangun guna menambah dan menjadi tolak ukur kami. Kami berharap analisa tugas

modul 2 ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi proses pembelajaran.

Jayapura, 02 Maret 2016

Penyusun

Kelompok 17A

i

Page 3: Laporan Diskusi Kelompok 17A (Kardiorespirasi)

Daftar Isi

Kata Pengantar...........................................................................................................i

Daftar Isi ..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Skenario.........................................................................................................2

1.3 Kata Sulit ......................................................................................................3

1.4 Kata Kunci ....................................................................................................4

1.5 Daftar Masalah .............................................................................................4

1.6 Hipotesa ........................................................................................................4

1.7 Learning Objectives......................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1Bayi Tidak Bernapas Spontan dan Tidak Menangis ......................................5

2.1.1 Sirkulasi Darah dan Respirasi Pada Janin ............................................ 5

2.1.2 Sirkulasi Darah Setelah Lahir ...............................................................6

2.1.3 Penyebab Bayi Tidak Bernapas Spontan dan Tidak Menangis ............7

2.2 Ibu Bayi Mengalami Tekanan Darah Rendah ...............................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................11

Daftar Pustaka .........................................................................................................12

ii

Page 4: Laporan Diskusi Kelompok 17A (Kardiorespirasi)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung yang memompa dan mempertahankan

aliran darah, arteri, yang mengangkut darah pergi dari jantung,arteriol ,pembuluh kecil

yang menuju pembuluh yang lebih kecil lagi, yaitu kapiler,venul, pembuluh halus yang

menampung isi kapiler, kemudian vena adalah pembuluh darah yang membawa darah

kembali ke jantung. Kapiler adalah tempat berlangsungnya pertukaran antara darah dan

cairan jaringan.

Sistem kardiovaskuler merupakan sistem transportasi dalam tubuh yang berfungsi

menghantarkan berbagai nutrisi , oksigen, air dan elektrolit menuju jaringan tubuh dan

membawa berbagai sisa metabolisme jaringan ke alat ekskresi . Selanjutnya juga

mengangkat panas sebagai hasil proses metabolisme sel keseluruh tubuh serta membawa

berbagai hormon dari kelenjar endokrin ke organ sasaran. Sistem kardiovaskuler (sistem

sirkulasi ) terdiri dari 3 komponen utama : Jantung ( pompa ), Pembuluh darah ( saluran ),

darah (media transport).

Dalam siklus sirkulasi terdapat tiga komponen penting yaitu jantung, pembuluh darah

dan darah. Darah terus-menerus mengaliri sistem sirkulasi dan dari jantung melalui dua

lengkung vaskular (pembuluh darah) terpisah, dengan keduanya berasal dari dan berakhir

di jantung. Sirkulasi paru (pulmonalis) terdiri dari lengkung terturtup pembuluh-

pembuluh yang mengangkut darah antara jantung dan paru. Sirkulasi sistemik adalah

sirkuit pembuluh yang mengangkut darah jantung dan sistem tubuh lain.

Fungsi sirkulasi adalah untuk memenuhi kebutuhan jaringan tubuh untuk mentranspor

zat makanan ke jaringan tubuh, dan untuk mempertahankan lingkungan yang sesuai di

dalam seluruh cairan jaringan tubuh agar sel bisa bertahan hidup dan berfungsi secara

normal.1

Sistem respirasi berperan untuk menukar udara ke permukaan dalam paru - paru.

Udara masuk dan menetap dalam sistem pernapasan dan masuk dalam pernapasan otot

sehingga trakea dapat melakukan penyaringan, penghangatan dan melembabkan udara

yang masuk juga melindungi permukaan organ yang lembut.

1

Page 5: Laporan Diskusi Kelompok 17A (Kardiorespirasi)

Hantaran tekanan menghasilkan udara di paru - paru melalui saluran pernapasan atas.

Sistem ini membantu mengatur pH lingkungan internal dengan menyesuaikan tingkat

pengeluaran karbondioksida pembentuk asam. Homeostasis penting bagi kelangsungan

hidup sel – sel. Sel - sel memerlukan pasokan konstan oksigen yang digunakan untuk

menunjang reaksi kimiawi penghasil energi yang menghasilkan karbondioksida

menghasilkan asam karbonat yang harus selalu di kelola oleh tubuh agar pH di

lingkungan internal dapat dipertahankan.

Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas (paru) dan suatu pompa ventilasi

paru. Pompa ventilasi ini terdiri dari atas dinding dada, otot pernapasan , yang

memperbesar dan memperkecil ukuran rongga dada, pusat pernapasan di otak yang

mengendalikan otot pernapasan, serta jaras dan saraf yang menghubungkan pusat

pernapasan dengan otot pernapasan.

Respirasi adalah keseluruhan proses yang melaksanakan pemindahan pasif O2 dari

atmosfer ke jaringan untuk menunang metabolism sel, serta pemindahan pasif terus-

menerus CO2 yang dihasilkan oleh metabolism dari jaringan ke atmosfer. Sistem

Respirasi berperan dalam homeostatis dengan mempertukarkan O2 dan CO2 antara

atmosfer dan darah. Darah mengangkut O2 dan CO2 antara sistem pernapasan dan

jaringan.2

Fungsi respirasi dapat dibagi menjadi : ventilasi paru yang berarti masuk dan

keluarnya udara antara atmosfer dan alveoli paru, difusi O dan CO antara alveoli dan

darah, pengangkutan O dan CO dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel jaringan

tubuh, serta pengaturan ventilasi dan hal-hal lain dari pernapasan.

1.2 Skenario

IBU DAN BAYINYA

Pagi-pagi di Puskesmas Yapsi, dr Poppy tampak disibukkan oleh seorang pasien.

Pasien kali ini seorang ibu muda berumur 19 tahun sedang hamil sekitar 28-32 minggu.

Ibu datang dengan perdarahan pervaginam dan merasa nyeri di perut bagian bawah,

dengan riwayat jatuh dari motor 1 hari yang lalu. Setelah melakukan pemeriksaan,

didapatkan, didapatkan kalau ibu berada dalam proses persalinan dan dr.Poppy segera

memimpin persalinannya.

2

Page 6: Laporan Diskusi Kelompok 17A (Kardiorespirasi)

Tidak lama kemudian, lahirlah seorang bayi perempuan, namun bayi ini tidak

bernafas spontan dan tidak menangis , sehingga nampak sianosis. Dengan segera

dr.Poppy melakukan tindakan resusitasi untuk menolong bayi tersebut. Tidak lama

kemudian bayi mulai merintih dan sianosisnya mulai berkurang namun karena fisilitas

puskesmas yang kurang memadai sehingga dr.Poppy memutuskan untuk segera merujuk

bayi ini ke RS Yowari.

Saat dr.Poppy sedang disibukkan dangan sang bayi, sejumlah bidan dan perawat

masih bergumul dengan masalah sang ibu dan sang bayi. Perdarahan dari ibu yang baru

melahirkan belum juga teratasi.”Dok, uterusnya tak kunjung kontraksi, perdarahan tak

juga berhenti dan pasien makin lemah, infus sudah terpasang satu jalur” teriak seorang

Bidan.

“Vital sign terakhir berapa?’”Tanya dr.Poppy. “Tekanan darah 70/ palpasi, takikardia

dan takipneu, Dok...” jawab sang Bidan. “Cepat pasang infus satu jalur lagi dan tetesan

guyur. Monitor terus vital signnya, dan segera dirujuk dengan bayinya..” jawab dr.Poppy

1.3 Kata Sulit3

1.3.1 Sianosis : Kebiruan pada kulit, dan penyebabnya adalah hemoglobin

yang tidak mengandung O2 jumlahnya berlebihan dalam

pembuluh darah kulit,terutama dalam kapiler.

1.3.2 Pervaginam : Melalui Vagina

1.3.3 Resusitasi : Usaha dalam memberikan ventilasi yang kuat, serta

pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk

menyalurkan oksigen menuju ke otak, jantung dan alat-alat

vital lainnya.

1.3.4 Palpasi : Metode pemeriksaan di mana penguji merasakan ukuran,

kekuatan, atau letak sesuatu (dari bagian tubuh dimana

penguji ialah praktisi kesehatan).

1.3.5 Takikardia : Denyut jantung yang cepat, biasanya didefinisikan sebagai

lebih besar dari 100 denyut per menit.

1.3.6 Takipneu : Pernapasan abnormal cepat dan dangkal, biasanya

didefinisikan lebih dari hembusan per menit.

3

Page 7: Laporan Diskusi Kelompok 17A (Kardiorespirasi)

1.3.7 Infus : Alat yang dipakai sebagai ganti makanan yang masuk ke

dalam tubuh.

1.3.8 Vital sign : Tanda – tanda vital ( indikasi adanya sesuatu ) yang terdiri

dari pernafasan, tekanan darah, suhu, dan denyut nadi.

1.4 Kata Kunci

1.4.1 Kardiovaskuler

1.4.2 Respirasi

1.5 Daftar Masalah

1.5.1 Bayi tidak bernafas spontan dan tidak menangis

1.5.2 Ibu bayi mengalami tekanan darah rendah

1.6 Hipotesa

1.6.1 Kemungkinan bayi tidak menangis karena megalami perubahan fungsional .

1.6.2 Kemungkinan ibu mengalami tekanan darah rendah akibat perdarahan

pervaginam.

1.7 Learning Objective

1.7.1 Anatomi : Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi

1.7.2 Histologi : Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi

1.7.3 Fisiologi : Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi

1.7.4 Biokimia : Pengangkut oksigen dalam darah

1.7.5Gizi klinik : Zat Gizi pembentukan darah, Protein, Fe, Zn, Cu, B6, B12 & Asam

Folat. Zat antioksi dan Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E,

Karoten,Selenium & Zinc.

4

Page 8: Laporan Diskusi Kelompok 17A (Kardiorespirasi)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bayi Tidak Bernafas Spontan dan Tidak Menangis

Secara normal, bayi akan bernafas spontan dan menangis ketika lahir. Ketika bayi

baru dilahirkan, bayi mengambil napas untuk pertama kalinya melalui perubahan

peredaran darah dan dengan menangis membantu membuka sirkulasi untuk mengirim

oksigen melalui paru-paru. Tangisan bayi yang baru lahir merupakan suatu respon yang

terjadi untuk membantu membuka paru-parunya agar bisa menghirup oksigen. Namun,

kasus yang terjadi pada skenario menunjukkan bahwa bayi yang lahir tidak bernafas

spontan dan tidak menangis sehingga nampak sianosis. Sistem pernapasan merupakan

sistem yang paling tertantang ketika mengalami perubahan dari fase intrauterus menuju

ekstrauterus. Bayi baru lahir harus segera bernapas.

2.1.1 Sirkulasi Darah dan Respirasi pada Janin

Selama kehamilan organ yang berperan dalam respirasi janin sampai janin

lahir adalah plasenta. Selama dalam uterus, janin mendapat O2 dari pertukaran gas

melalui plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi. O2

diserap oleh darah janin dan CO2 dikeluarkan ke dalam sirkulasi ibu melalui dinding

vili dengan cara yang serupa dengan pertukaran O2 dan CO2 di paru.

Namun lapisan-lapisan sel yang membungkus vili lebih tebal dan kurang

permeable dibandingkan dengan membran alveolus paru, dan pertukaran yang terjadi

jauh kurang efisien. Plasenta juga merupakan rute tempat masuknya semua zat

makanan ke janin dan keluarnya zat sisa dari janin ke dalam darah ibu. Lima puluh

lima persen curah jantung janin melewati plasenta. Darah di vena umbilikalis

manusia diperkirakan mengalami saturasi O2 sebesar 80%, dibandingkan dengan

saturasi arteri orang dewasa yang mencapai 90%. Duktus venosus membelokan

sebagian dari darah langsung ke vena cava inferior dan sisanya bercampur dalam

dara porta janin. Darah vena porta dan sistemik janin mengalami saturasi hanya 26 %

dan saturasi darah campuran di vena cava inferior dialirkan secara langsung keatrium

kiri melalui foramen ovale. Sebagian besar dari vena cava superior untuk memasuki

ventril kanan dan di keluarkan ke dalam arteri pulmonalis. Resistensi paru yang

kolaps sangat tinggi dan tekanan di arteri

5

Page 9: Laporan Diskusi Kelompok 17A (Kardiorespirasi)

pulmonalis beberapa mmHg lebih tinggi dari pada tekana di aorta sehingga sebagian

besar darah di arteri pulmonalis lewat melalui duktus arteriosus ke aorta.

Dengan cara ini darah yang relatif tidak mengalami saturasi dari ventrikel

kanan di alihkan kebadan dan bagian bawah tubuh janin, sedangkan kepala janin

menerima darah yang teroksigenasi lebih baik dari pada ventrikel kiri. Dari aorta,

sebagian darah di pompa kedalam arteri umbilikalis dan kembali ke plasenta. Saturasi

O2 darah di aorta bagian bawah dan arteri umbilikalis janin adalah sekitar 60%.4

Sedangkan respirasi pada janin secara normal memiliki resisten yang luar

biasa. Meskipun demikian, saturasi O2 darah ibu dalam plasenta sedemikian rendah

seandainya sel darah merah janin tidak memiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap O2

daripada sel darah merah orang dewasa. Sel drah merah janin mengandung

hemoglobin janin (hemoglobin F), sedangkan sel darah merah orang dewasa

mengandung hemoglobin dewasa (hemoglobin A). Setelah lahir, pembentukan

hemoglobin F normalnya terjadi lagi dan pada usia 4 bulan, 90% hemoglobin dalam

darah merupakan hemoglobin A.5

2.1.2 Sirkulasi Darah Setelah Lahir

Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan

mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna menghantarkan O2 dan mengadakan

sirkulasi melalui tubuh guna menghantarkan O2 ke jaringan untuk membuat sirkulasi

yang baik. Secara normal yang terjadi setelah bayi lahir adalah :

a. penutupan foramen ovale pada atrium jantung.

b. perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.

Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem

pembuluh. O2 menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara

mengurangi atau meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.

Salah peristiwa yang merubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :

Pernapasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan

meningkatkan tekanan pada atrium kanan O2 pada pernapasan ini menimbulkan

relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru.

6

Page 10: Laporan Diskusi Kelompok 17A (Kardiorespirasi)

Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan

tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan

penurunan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.

Pada saat lahir, sirkulasi plasenta terputus dan resistensi perifer tiba-tiba

bertambah. Tekanan di aorta meningkat sehingga melebihi tekanan arteri

pulmonalis, sementara itu karena sirkulasi plasenta terputus, bayi menjadi semakin

asfiksia. Akhirnya, bayi menarik nafas beberapa kali dan paru mengembang.

Tekanan intra pleura yang sangat negatif selama menarik nafas ikut membantu

pengembangan paru, namun beberapa faktor lain yang belum dipahami juga

berperan. Efek menghirup nafas pertama ditambah konstriksi vena umbilikalis,

memeras 100 ml dara dari plasenta,

Duktus arteriosus berkonstriksi dalam beberapa setelah lahir, menyebabkan

penutupan fungsional dan penutupan anatomik permanen terjadi dalam 24 -48 jam

berikutnya akibat penebalan ekstensif tunika intima. Mekanisme yang menyebabkan

penyempitan awal masih belum dipahami, tetapi peningkatan O2 arteri berperan

penting. In utero, kontriksi vasodilator-terutama prostaglandin E2A di duktus cukup

tinggi dan sintesis prostagladin sendiri di hambat oleh inhibisi siklooksigenase saat

lahir.

Pada bayi prematur duktus tidak dapat menutup secara spontan, tetapi

penutupan ini dapat di induksi dengan infus obat yang menghambat siklooksigenase.

Hasil terbaik diperoleh pada pemberian obat sekaligus menghambat COX-1 dan

COX-2.6

2.1.3 Penyebab Bayi Tidak Bernafas Spontan dan Tidak Menangis

Pada skenario ibu muda berusia 19 tahun yang sedang mengandung 28 – 32

minggu, ibu ini mengalami perdarahan pervaginam dan nyeri di bagian bawah perut

(pada bagian abdomen ibu mengalami trauma) sehari setelah jatuh dari motor.

Kondisi perdarahan yang dialami ibu menyebabkan harus melahirkan pada saat itu

juga. Pada kondisi tersebut bayi masih berumur antara 28 – 32 minggu yang

termasuk dalam golongan bayi prematur.

7

Page 11: Laporan Diskusi Kelompok 17A (Kardiorespirasi)

Pada bayi prematur, paru-paru belum berkembang secara sempurna dan produksi

surfaktan oleh sel alveolar tipe dua juga belum memadai untuk mengurangi tegangan

pada permukaan alveolus sampai tingkat yang dapat ditoleransi, sehingga kerja

alveolus menjadi berat. Produksi surfaktan pada bayi biasanya cukup pada minggu

ke-35 untuk memungkinkan bernapas spontan. Kapasitas vital dan kapasitas residual

fungsional paru pada dasarnya kecil, berkaitan dengan ukuran bayi. Selain itu,

sekresi surfaktan ditekan atau bahkan tidak ada.7

Saat lahir, dinding alveoli mula-mula kolaps akibat tekanan permukaan cairan

kental yang memenuhi alveoli. Sistem pernapasan sangat mungkin kurang

berkembang pada bayi Sel-sel penyekresi surfaktan (sel-sel epitel alveolus tipe II)

baru mulai menyekresi surfaktan pada 1 – 3 bulan terakhir kehamilan. Oleh karena

itu, banyak bayi prematur (seperti pada skenario bayi lahir belum cukup bulan) atau

beberapa bayi cukup bulan dilahirkan tanpa kemampuan menyekresi cukup

surfaktan,, yang menyebabkan kecenderungan kolapsnya alveoli.8

Fosfatidilkolin (lestin) mengandung banyak kolin dan terdapat di membran sel

dan membentuk simpanan kolin terbesar dalam tubuh. Kolin penting dalam

transmisi saraf, sebagai zat asetilkolin, dan sebagai simpanan huhusmetil yang labil.

Dipamol Lestitin adalah suatu zat aktif permukaan konstituen utama surfaktan yang

mencegah perlekatan permukaan bagian dalam paru akibat tegangan permukaan.

Surfaktan paru terutama terdiri dari lipid membran dengan beberapa protein dan

karbohidrat.9

Pada kasus ini sirkulasi darah bayi terganggu karena terkena dampak dari

ibunya yang mengalami syok hipovolemik (kondisi ketidakmampuan jantung

memasok darah yang cukup ke seluruh tubuh akibat volume darah yang kurang).

Kurangnya pasokan darah ini umumnya dipicu oleh pendarahan.

2.2 Ibu Bayi Mengalami Tekanan Darah Rendah

Denyut nadi normal manusia adalah antara 60-100 kali/menit. Tekanan nadi adalah

perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan darah dapat terlalu

tinggi (hipertensi jika di atas 140/90 mm Hg), atau terlalu rendah (hipotensi jika di

bawah 100/60 mm Hg). Tekanan darah bergantung pada volume darah dan kemampuan

daya regang pembuluh darah.

8

Page 12: Laporan Diskusi Kelompok 17A (Kardiorespirasi)

Pada skenario ibu ini di berikan cairan infus sebanyak dua jalur karena pendarahan

akibat syok yang terus dialami oleh si ibu dan tekanan darah 70/palpasi yang berarti ibu

ini mengalami tekanan darah yang rendah saat di ukur dengan metode palpasi (karena

sukar untuk menentukan secara pasti kapan denyut pertama teraba atau sukar mentukan

tekanan diastolik dari ibu tersebut dan, hanya dapat ditentukan tekanan sistolik).7

Penurunan volume darah akibat pendarahan (pada ibu dari bayi) menyebabkan

penurunan aliran balik vena,dan curah jantung berkurang.

Frekuensi denyut jantung meningkat, dan pada perdarahan hebat, tekanan darah selalu

menurun. Perubahan tekanan darah bervariasi untuk tiap individu, walaupun jumlah

darah yang hilang sama.

Pemberian larutan elektrolit (pada skenario ibu diberikan infus dua jalur) akibat

dehidrasi yang dialami oleh si ibu, pemberian larutan elektrolit dapat memulihkan syok.

Infus diperlukan untuk menambah volume cairan extrasel dan intrasel yang hilang akibat

pendarahan.Cairan tubuh dan zat-zat terlarut didalamnya berada dalam mobilitas yang

konstan.10

Hemoglobin merupakan protein pembawa oksigen di dalam darah, yang terdiri dari

dua pasang rantai polipetida (globin) dan empat gugus heme yang masing-masing

mengandung sebuah atom besi. Beberapa zat gizi yang berperan dalam sintesis

hemoglobin adalah Protein, Fe, Zn, Cu, B6, B12 & Asam Folat, Zat antioksidan,

Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E, Karoten, Selenium & Zinc.

Besi

Fungsi besi di dalam tubuh,terutam berkaitan dengan pembentukan hemoglobin.besi

mutlak penting baik untuk transfor oksigen ke jaringan,maupun untuk mempertahankan

sistem oksidatif di dalam set jaringan,tanpa besi,kehidupan dapat berhenti dalam

beberapa detik.

Seng

Seng adalah bagian integral dari sebagian besar enzim,salah satu yang penting adalah

karbonik anhidrase,yang khusus terdapat dalam konsentrasi yang tinggi di sel darah

merah.Enzim ini bertanggung jawab pada penggabungan cepat karbon dioksida daridarah

kapiler paru ke dalam alveoli.

9

Page 13: Laporan Diskusi Kelompok 17A (Kardiorespirasi)

Asam askobat (Vitamin C)

Asam karbonat penting untuk mengaktifkan enzim proli hidroksilase,yang

menunjang tahap hidroksilasi dalam pembentukan hidroksiprolin,suatu unsure integral

kolagen.Tanpa asam askorbat,maka serabut kolagen yang terbentuk di semua jaringan

tubuh menjadi cacat dan lemah.Oleh sebab itu,Vitamin ini penting untuk pertumbuhan

dan kekuatan serabut di jaringan subkutan,kartilago,tulang,dan gigi

Vitamin E

Kekurangan vitamin E juga dapat menyebabkan resorpsi janin setelah konsepsi pada

manusia.Akibat efek-efek defisiensi vitamin E,maka vitamin E kadang – kadang juga

di sebut sebagai “ vitamin antisterilitas “.Defisiensi vitamin E mencegah pertumbuhan

yang normal dan sering menyebabkan degenerasi sel tubulus ginjal dan sel

otot.Vitamin E di yakini memainkan peranan perlindungan untuk oksidasi lemak tak

jenuh.bila tidak ada vitamin E,jumlah lemak tak jenuh di dalam sel

berkurang,menimbulkan kelainan struktur dan fungsi dari organel selular seperti

mitokondria,lisosom,dan bahkan membrane sel.11

10

Page 14: Laporan Diskusi Kelompok 17A (Kardiorespirasi)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Bayi tidak bernapas spontan dan tidak menangis karena sirkulasi darah bayi

terganggu akibat terkena dampak dari ibunya yang mengalami syok

hipovolemik (kondisi ketidakmampuan jantung memasok darah yang

mengandung O2 ke seluruh tubuh akibat volume darah yang kurang sehingga

bayi sulit bernapas). Kurangnya pasokan darah ini umumnya dipicu oleh

pendarahan selain itu juga dipengaruhi masih kurangnya produksi surfaktan

dalam alveoli.

2. Tekanan darah ibu rendah akibat pendarahan yang terjadi secara terus

menerus.Tekanan darah rendah pada ibu yang baru melahirkan dapat membuat

kondisi ibu melemah sehingga dibutuhkan penambahan cairan melalui infus

atau juga transfusi darah.

11

Page 15: Laporan Diskusi Kelompok 17A (Kardiorespirasi)

Daftar Pustaka

1. Dorland, W.A. Newman. 2010. Kamus Kedokteran Dorland ed. 31. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran, EGC

2. Ganong, W.F. 2012. Fisiologi Kedokteran ed. 22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran,

EGC, page 609, 649,678

3. Guyton, Arthur C. 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 12. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran, EGC; page 502,556, 111, 1105,

4. Guyton & Hall. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 11. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran, EGC; page 495,557

5. Mescher. L. Anthony. 2014. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas Edisi 12.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC; page 29, 301

6. Robert K. Murray, David A. Bender, Peter J. Kennelly, Victor W, Rodwell, P.

Anthony Weil. 2014. Biokima Harper Edisi 29. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran,

EGC; page 163, 262-263

7. Sherwood, Laurale. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem ed 6. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran, EGC; page 328,378, 403

8. Sobotta, F. Paulsen & J. Waschke. 2014. Atlas Anatomi Manusia: Organ – Organ

Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC; page 30

12