kelompok 9 perikan b (repaired) 2 dari dinda

71
GENETIKA IKAN INBREEDING (PERKAWINAN SEDARAH) Disusun oleh : Kelompok 9 Kelas B Ruli Aisyah 230110140091 Ristiana Dewi 230110140099 Darajat Prasetya Wintantra 230110140098 Adinda Kinasih Jacinda 230110140108 Ahmad Abdul Gofur 230110140120 Egi Ramadhan 230110140125 JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Upload: ruli

Post on 10-Feb-2016

248 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

GENETIKA IKAN

INBREEDING

(PERKAWINAN SEDARAH)

Disusun oleh :

Kelompok 9 Kelas B

Ruli Aisyah 230110140091

Ristiana Dewi 230110140099

Darajat Prasetya Wintantra 230110140098

Adinda Kinasih Jacinda 230110140108

Ahmad Abdul Gofur 230110140120

Egi Ramadhan 230110140125

JURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2015

Page 2: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah begitu

banyak melimpahkan karunia dan rahmat-Nya sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya tanpa tantangan yang berarti,

Shalawat teriring salam semoga tetap terlimpah curah kepada panutan alam yakni

Nabi besar Muhammad SAW, kepada para keluarganya, para sahabatnya sampai

kepada kita semua selaku umatnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah dengan segala keterbatasan makalah Inbreeding yang

merupakan salah satu penunjang mata kuliah Genetika Ikan dapat kami

selesaikan, semoga dengan segal keterbatasan ini mampu menjadi acuan atau

panduan untuk lebih mendalami mata kuliah Genetika Ikan khususnya dalam

materi Inbreeding.

Dalam makalah ini masih terdapat begitu banyak kekurangan karena

pengetahuan kami mengenai materinya pun masih belum terlalu jauh serta

keterbatasan sumber. Oleh karena itu segala bentuk kritik dan saran yang sifatnya

membangun untuk kesempurnaan makalah ini sangat kami harapkan.

Jatinangor, 15 Oktober 2015

Penyusun

Kelompok 9

Page 3: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................1

1.2 Tujuan...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Inbreeding............................................................................2

2.2 Kegunaan Inbreeding.............................................................................6

2.3 Perhitungan Inbreeding........................................................................8

2.4 Efek Ukuran Populasi pada Genetik Drift...........................................13

2.5 Mencegah Penurunan dalam Angka Efektif Breeding

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

Page 4: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam akuakultur inbreeding di dikenal dengan istilah perkawinan individu

yang memiliki kekerabatan dekat. Dalam genetika, Inbreeding bertujuan untuk

mendapatkan hewan yang homozygot (yang unggul dalam salah satu sifat,

misalnya mempunyai kemampuan yang tinggi dalam kenaikan berat badan dan

sifat ini menurun). Dalam Inbreeding frekuensi gen, seleksi, genetif drift tidak

mengalami perubahan. Sehingga untuk menghasilkan benih yang baik dan unggul

dilakukan seleksi atau perkawinan silang.

Inbreeding memiliki dampak positif dan negative dalam akuakultur. Dampak

positif dari inbreeding adalah diperoleh benih yang unggul, ketahanan terhadap

penyakit, dan efisiensi pakan yang baik. sedangkan dampak negatif dari

inbreeding yaitu jika terjadi secara tidak terkendali dan tanpa dilandasi

pengetahuan yang baik adalah munculnya sifat – sifat merugikan yang

sebelumnya tertutup sifat dominan (resesif).permasalahan dari inbreeding yang

langsung dirasakan adalah menurunnya kualitas benih. Dalam makalah ini akan

diuraikan lebih jauh lagi mengenai inbreeding dan segala aspek yang terkait

didalamnya.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain :

1. Mengetahui apa itu inbreeding.

2. Mengetahui kegunaan Inbreeding.

3. Mengetahui perhitungan inbreeding.

4. Mengetahui efek jumlah populasi pada inbreeding dan hanyutan genetik.

Page 5: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Inbreeding

Perkawinan sekerabat (inbreeding) adalah program pemulian utama ketiga

yang dapat berdampak pada produktivitas. Inbreeding merupakan salah satu

konsep yang diketahui oleh setiap orang tapi hanya beberapa orang saja yang

benar-benar memahaminya, istilah ini biasanya memunculkan kesan individu

yang cacat dan buruk, dan istilah ini digunakan sebagai gurauan untuk

menjelaskan hakikat sebenarnya dari semua perilaku yang cacat, meskipun

perkawinan sedarah biasanya tidak ada hubungannya dengan masalah ini.

kebanyakan orang sadar tentang perkawinan sedarah karena hukum dan moral

hukum yang menentang perkawinan antar kerabat. 200 tahun yang lalu, ada

hukum yang melarang perkawinan antar kerabat bahkan pada ternak karena

dianggap tidak bermoral dan melawan hukum tuhan dan alam. Tetapi peternak

dengan cepat menemukan bahwa inbreeding adalah salah satu teknik pemuliaan

yang paling penting, tanpa penggunaannya produktivitas pertanian akan menurun

drastis.

Perkawinan sekerabat merupakan perkawinan antara individu yang masih

memiliki keterkaitan (kurang lebih), Inbreeding tidak terlihat secara jelas, dan

tidak dapat dijelaskan. Apapun mengenai kelayakan, pertumbuhan, atau

produktivitas. Inbreeding bukan mengenai baik dan buruk, itu bisa, namun seperti

program pemuliaan lainnya, dapat juga digunakan secara bijaksana atau serakah.

Secara genetika, semua pemuliaan menciptakan homozigositas. Alel yang

terkait dalam individu tersebut melalui satu atau lebih nenek moyang yang sama.

Ketika individu yang bersangkutan melakukan perkawinan, alel yang dihasilkan

dari nenek moyang mereka umumnya dapat dipasangkan. Ini menghasilkan

keturunan yang homozigot pada satu lokus lagi, dan keturunan tersebut

merupakan bawaan. Perkawinan pada individu yang tidak ada keterkaitan juga

bisa menghasilkan keturunan yang homozigot pada satu atau lebih lokus.

Bagaimana kita bisa membedakan homozigot yang dihasilkan oleh inbreeding dan

Page 6: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

3

perkawinan yang bukan inbreeding? Pada umumnya, bagaimana bentuk dari dua

homozigot ini berbeda? Jawabannya adalah 1. Kita tidak bisa membedakan

keduanya. 2. Umumnya, tidak ada perbedaan mereka sama, satu-satunya

perbedaan yaitu binatang yang bersifat homozigot karena memiliki alel yang sama

dengan keturunan sebelumnya. Sedangkan non inbred individu homozigot karena

mereka telah alel yang sama dalam bentuk. Tidak ada cara kimiawi atau fisika

untuk membedakan antara keduanya. Tidak ada cara lain dalam alel .

Tabel 4.8 efek perkawinan sekerabat pada Frekuensi Genotip dan Frekuensi Alel

pada Lokus.

Berikut terjadinya perkawinan pada setiap generasi: AA x AA ; Aa x Aa ; aa x aa.

Generation

Genotypic frequency Allelic frequency

f(AA) f(Aa) f(aa) f(A) f(a)

P1 0,25 0,5 0,25 0,5 0,5

F1 0,375 0,25 0,375 0,5 0,5

F2 0,4375 0,125 0,4375 0,5 0,5

F3 0,46875 0,0625 0,46875 0,5 0,5

F4 0,48437 0,03125 0,48437 0,5 0,5

F5 0,49218 0,015625 0,49218 0,5 0,5

F6 0,49609 0,007812 0,49609 0,5 0,5

F7 0,49804 0,003906 0,49804 0,5 0,5

F8 0,49902 0,001953 0,49902 0,5 0,5

F9 0,9951 0,000976 0,9951 0,5 0,5

F10 0,5 0,0 0,5 0,5 0,5

Page 7: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

4

Karena perbedaan genotipe meningkat, perbedaan fenotip juga bertambah. Perbedaan

genotipe dan fenotipe meningkat karena populasinya terbagi menjadi garis homozigot

terpisah dan itu merubah distribusi normal menjadi distribusibimodal (gambar 4.16).

Jika garis homozigot terpisah menjadi populasi yang berbeda, perbedaan genotipe dan fenotipe

akan berkurang. Jika hal tersebut terjadi frekuensi gen dan perbedaan genetik akan mengalami

perubahan juga.

Mean (B) Mean

Mean Mean (C)

Gambar. 4.16 inbreeding bisa dirubah menjadi dristribusi yang normal (A)

kedalam kurva bimodal (B) presentasi inbreeding meningkatkan homozigot setiap

individu. Peningkatan perbedaan phenotip ini jika inbreeding berlangsung terus-

menerus dan populasinya terpisah menjadi dua garis (C), perbedaan dalam setiap

garis tiba-tiba berkurang.

Jadi apa yang telah diakibatkan oleh inbreeding sehingga mendapat stigma

negatif? Hampir setiap organisme membawa alel-alel resesif merugikan yang

tersembunyi dalam bentuk heterozigot. Jika alel-alel ini muncul, mereka akan

menghasilkan abnormal atau letal fenotip. Individu-individu yang berhubungan

kemungkinan memiliki alel-alel resesif merugikan yang sama. Karena perkawinan

sekerabat menghasilkan ke-homozigot-an dari alel-alel berpasangan yang sama

dari keturunan, sebagian alel-alel resesif yang merusak memiliki kemiripan yang

lebih dan muncul pada individu-individu yang berhubungan daripada individu-

Page 8: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

5

individu yang tidak berhubungan. Kemungkinan meningkatnya alel resesif yang

merugikan disebabkan hubungan antara induk yang meningkat. Hal inilah yang

menyebabkan reputasi buruk pada proses inbreeding.

Tidak ada kepastian bahwa keturunan perkawinan sekerabat akan memiliki

kelainan. Namun, kemungkinan hasil keturunan yang abnormal meningkat ketika

induk memiliki hubungan, dan semakin dekat hubungannya maka semakin besar

kemungkinannya.

Pasangan alel resesif yang merugikan menghasilkan kecenderungan umum

terhadap penurunan kelangsungan hidup, pertahanan hidup, pertumbuhan,

produksi telur dan secara bersamaan meningkatkan persentase kelainan.

Umumnya, semakin besar perkawinan sekerabat, depresi pada produktifitas

semakin berat.

Sudah ada penelitian tentang inbreeding ikan yang relatif sedikit. Beberapa

yang telah dilakukan diantaranya di Rainbow Trout (Calaprice 1969, Aulstad dan

Kittelsen 1971; Bridges 1973, Kincaid 1976A, 1976B, 1983B, Davis 1976;.

Gjerde et al 1983), Salmon Atlantik (Ryman 1970), brook trout (Cooper 1961;

Davis 1976), brown trout (Davis 1976), common carp (Moav dan wohlfarth

1968), T.mossambica (Ch'ang 1971a), channel catfish (Bondari 1984a), zebra

danio (Piron 1978, Mracovčić dan Haley 1979), dan convict cichlids (Winemiller

dan Taylor 1982). Dengan beberapa pengecualian, studi menunjukkan

kecenderungan yang sama, seperti produksi pertumbuhan fenotipe perkawinan

sekerabat tertekan, kelangsungan hidup, dan meningkatkan jumlah kelainan.

Kincaid telah melakukan studi yang paling rinci, dan beberapa hasil nya

ditunjukkan pada Tabel 4.9. Rayman (1970) menemukan bahwa perkawinan

sekerabat salmon Atlantik memiliki tingkat pengembalian secara signifikan lebih

rendah ketika ditebar di perairan alami. Studinya menunjukkan bahwa angka

kematian post hatchery, sebagai produk sampingan dari perkawinan silang,

mungkin menjadi salah satu alasan mengapa sulit untuk memperoleh kembali

sumber daya benih ikan diproduksi.

Tabel 4.9 Depresi Inbreeding pada Rainbow Trout

Page 9: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

6

Fenotip F (%)

12.5 18.5 25.0 37.5 50.0 59.4

Menetas I̶ 4.5

1.7 10.1 I̶ 5.5 9.0

Bertahan hidup I̶ 2.5

I̶ 14.4

I̶ 7.7 I̶ 4.0 I̶ 11.0

77 hari wtb 0.0 I̶ 15.4

I̶ 16.7

I̶ 23.0

I̶ 29.0

91 hari wtb 4.4 I̶ 16.3

I̶ 17.5

I̶ 33.3

I̶ 30.0

105 hari wtb 6.8 I̶ 14.2

I̶ 15.6

I̶ 32.0

I̶ 30.0

126 hari wtb 3.8 I̶ 7.9 I̶ 15.7

I̶ 23.0

I̶ 20.0

150 hari wtb 8.5 I̶ 1.8 I̶ 11.6

I̶ 21.0

I̶ 21.7

1 tahun wt, ♂ I̶ 23.3

I̶ 16.4

I̶ 12.8

I̶ 34.8

1 tahun wt, ♀ I̶ 20.9

I̶ 27.2

I̶ 21.9

I̶ 41.8

2 tahun wt, ♂ I̶ 26.2

I̶ 32.2

I̶ 33.7

I̶ 41.8

2 tahun wt, ♀ I̶ 18.0

I̶ 38.1

I̶ 28.8

I̶ 51.2

Jangka 2 tahun, ♂ I̶ 9.2 I̶ 13.0

I̶ 15.2

I̶ 19.0

Jangka 2 tahun, ♀ I̶ 9.1 I̶ 16.8

I̶ 13.9

I̶ 21.8

Massa telur I̶ 18.1

I̶ 33.9

I̶ 40.3

I̶ 57.0

Persentase yang cacat

I̶ 2.9 I̶ 9.2

Depresi Inbreeding dinyatakan sebagai persen depresi bila dibandingkan

dengan populasi kontrol (F = 0,0). Sebuah nilai positif berarti bahwa kelompok

inbrida adalah lebih baik daripada control.

Kincaid (1976A)

Kincaid (1983B)

Kincaid (1976B)

Penelitian umumnya didasarkan pada tingkat inbreeding di kisaran 25-60,

meskipun Kincaid (1976A) memandang F = 12,5%. Studi masa depan harus

memeriksa tingkat yang lebih rendah dari inbreeding, karena tingkat yang lebih

Page 10: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

7

rendah benar-benar dapat mempertinggi produktivitas. Beberapa hasil Kinchaid

(1976A) ini (Tabel 4.9) menunjukkan bahwa hal ini mungkin benar di rainbow

trout sekitar 18%, di bawah 18%, perkawinan sedarah menghasilkan beberapa

masalah, tetapi di atas 18%, produktivitas tertekan secara signifikan.

2.2 Kegunaan Inbreeding

Perkawinan sekerabat yang dipelajari di ikan secara umum menunjukkan

bahwa perkawinan sekerabat mengurangi produktivitas, jadi bagaimana bisa ini

pernah digunakan untuk meningkatkan populasi? Salah satu penggunaan utama

perkawinan sekerabat adalah dalam sebuah program perkembangbiakan yang

disebut linebreeding. Linebreeding terjadi ketika individu yang menonjol bagus

(biasanya laki-laki) dibawa kembali ke garis untuk kawin dengan keturunan. Ini

dilakukan karena hewan yang luar biasa ini ingin Anda tingkatkan kontribusinya

untuk masing-masing keturunan dan meningkatkan kontribusinya terhadap gen

yang jelek. Dua jenis linebreeding yang ditampilkan pada gambar 4.17.

Mild linebreeding Intense Linebreeding

A x B A x B

C x D A x C

E x G A x D

H x I A x E

A x J G

K

Page 11: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

8

4.17. diagram skema dari dua tipe linebreeding. Tujuan dari keduanya adalah

untuk meningkatkan kontribusi dari individu A untuk genotif keturunan. Sebagai

contoh Mild breeding individu A berkontribusi 53,12% kepada gen K. Dan contoh

intens linebreeding, individu A berkontribusi 93,75% kepada gen G.

Penggunaan utama yang kedua dari perkawinan sekerabat adalah untuk

menciptakan inbreadlines yang akan meng-hibridisasi untuk menghasilkan

hibrida F1 untuk tumbuh. Di sini, dipilih dua atau lebih garis inbread untuk

memperbaiki alel tertentu. Ketika jalur inbread kawin, hibrida akan sama dan akan

seragam, dimana itu merupakan salah satu tujuan dalam cross breeding program.

Perkawinan sekerabat dalam dua atau lebih baris yang diikuti oleh hibridisasi

adalah cara klasik dalam menghasilkan keturunan yang sama untuk tumbuh.

Perkawinan sekerabat juga digunakan oleh banyak peneliti untuk

menghasilkan hewan yang akan digunakan dalam berbagai eksperimen. Dalam

beberapa kasus, para ilmuwan tidak menyadari bahwa mereka menimbulkan

perkawinan sekerabat, tidak mempertimbangkan efek perkawinan sekerabat

terhadap ternaknya, dan tidak menyadari bahwa perkawinan sekerabat mungkin

mengacaukan variabel yang mereka periksa dalam percobaan mereka.

Konsekuensi alami dari perkawinan sekerabat kadang-kadang memberi kejutan

kepada peneliti, lalu mereka menarik kesimpulan yang salah. Salah satu

contohnya adalah sebuah studi yang dilakukan oleh Piron (1978). Ia menghasilkan

perkawinan sekerabat tingkat tinggi kepada zebra danio yang digunakan dalam

toksisitas tes. Perkawinan sekerabat menghasilkan beberapa ikan dengan kelainan

bentuk kerangka, dan hal ini menyebabkan Piron (1978) menyimpulkan bahwa

spesies ini tidak cocok untuk digunakan dalam toksisitas tes. Dihasilkannya

kelainan sebagai hasil dari perkawinan sekerabat adalah bukan alasan yang sah

untuk mencapai kesimpulan akhir ini.

Sampai semua alel resesif yang merugikan diambil, hampir setiap populasi

akan menghasilkan beberapa kelainan sebagai hasil dari perkawinan sekerabat.

Sebagai soal fakta, banyak spesies yang digunakan untuk penelitian biomedis

melakukan perkawinan sekerabat tingkat tinggi untuk menghasilkan populasi

homozigot sehingga semua binatang akan bereaksi dengan cara yang sama untuk

Page 12: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

9

variabel eksperimental. Produksi populasi perkawinan sekerabat untuk penelitian

tersebut meminimalkan variasi individu, dimana merupakan bagian penting dari

total varians dalam percobaan.

Bahkan ketika digunakan secara tidak benar dan ketika perkawinan

sekerabat mengalami depresi, perkawinan sekerabat masih dapat menghasilkan

keturunan yang bagus. Depresi yang terlihat untuk berbagai fenotipe berarti

populasi. Individu yang unggul dapat diproduksi meskipun populasi rata-rata

mungkin menurun. Hewan inbrida yang beredar dapat dinilai sebagai induk

karena mereka berkembang biak untuk banyak fenotipe dan tidak akan menunjang

fenotipe tidak diinginkan.

Genetika inbeeding hampir sama dengan crooss breeding. keduanya

bergantung pada interaksi alel. Perkawinan sekerabat menekan produksi oleh

pasangan determental alel resesif. Dengan demikian, perkawinan sekerabat adalah

pada dasarnya fungsi VD.

2.3 Perhitungan Inbreeding

Nilai-nilai individu Inbreeding dapat dihitung dengan menggunakan teknik

yang disebut analisis jalur. Dalam analisis jalur, anda mengubah sebuah silsilah ke

sebuah diagram alur dan menentukan Inbreeding dari seorang individu dengan

menambahkan perbedaan alur yang memungkinan untuk satu atau lebih nenek

moyang.

Contoh :

Silsilah Diagram jalur

A B

D D

B

G G A

Page 13: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

10

A

E E

C C

Setiap panah dalam diagram alur mewakili gamet dan 50% dari seorang

individu genom. Perhatikan bahwa F tidak digunakan untuk menunjuk seorang

individu; F tidak pernah digunakan karena simbol untuk Inbreeding.

Nilai-nilai individu Inbreeding ditentukan dengan menggunakan rumus

berikut:

Fx = ∑ [(0.5)N (1+FA)]

Dimana Fx adalah inbreeding individu, ∑ merupakan simbol untuk

“jumlah" atau "menambahkan," N adalah jumlah individu yang mengikuti jalur,

dan Fa adalah inbreeding dari nenek moyang bersama. Jika F = 0, menjadi

Fx = ∑ [(0.5)N]

Individu G di silsilah sebelumnya bawaan karena salah satu nenek

moyangnya muncul di kedua sisi ibu dan ayah dari silsilah (definisi dari nenek

moyang yang sama). Individu A adalah nenek moyang dari G. Inbreeding dari G

ditentukan dengan menelusuri jalur dari G ke A. Ketika Anda menelusuri jalur,

apa yang akan Anda lakukan adalah menentukan bagaimana gen A berakhir di G.

Untuk melakukannya, Anda mulai dengan salah satu orang tua G, menelusuri

jalur ke A, dan kemudian menelusuri dari A ke orangtua G lain.

Untuk menghitung FG, jalur dari D ke E , melalui indukan umum:

Indukan umum dari G: A

Jalur dari G ke A: D-A-E

D (1)

G A(2)

Page 14: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

11

E (3)

Disana terdapat 3 individu pada jalur ini, jadi N= 3. Individu A tidak inbred, jadi

Eq. (4.9) dapat dipakai untuk mengkalkulasikan Fg

Fg = (0,5)3 = 0.125

Jika terdapat lebih dari satu indukan umum yang muncul kamu dapat

menambahkan hasilnya pada masing-masing bagian.

Silsilah Path diagram

E

H A J E

C H

J B K C A

K A

C I G B

B D

I A

G D

B

Individu G adalah inbred karenaa keduanya memiliki induk umum. Untuk

mengkalkulasikan FG jejak dari keturunan C ke D, seluruh nenek moyang G.

Indukan umum dari G: A dan B

Jalur diagram G ke A: C-A-D

C(1) A(2)

G

Page 15: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

12

D

Jalur dari G ke B: C-B-D

C(1)

G

D(3) B(2)

Disana terdapat 2 bgian dan semuanya individu , pada bagian ini N= 3 di

keduanya. Individu A dan B tidak inbred, jadi Eq dapat di gunakan untuk

menghitung FG untuk menghitung FG tambahkan dari bagian yang terpisah:

Fg = (0,5)3 + (0,5)3

Fg= 0,25

Untuk menghitung F1, melacak jalur dari G ke H, melalui induk I

Secara umum induk I : C,A, dan B

Jalur dari I ke C: C-G-H

H (3)

I C (2)

G (1)

Jalur dari I ke A: G-D-A-C-H

H (5)

I C (4) A (3)

G (1)

D (2)

Jalur dari I ke B: G-D-B-C-H

Page 16: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

13

H (5)

I C (4)

G (1)

D (2) B (3)

Ada tiga jalur. Ada tiga individu di jalurnya dari I ke C dan lima individu

di jalurnya dari I ke A dan I ke B. Akibatnya, N adalah 3, 5, dan 5, untuk jalur

masing-masing. Seperti sebelumnya, tidak ada induk yang sama yang , sehingga

persamaan. (4.9) dapat digunakan untuk menghitung F1. Untuk menghitung F1,

produk-produk dari tiga jalur terpisah ditambahkan:

F1 = (0,5)3 + (0,5)5 + (0,5)5

F1 = 0,1875

Bahkan mungkin ada lebih dari satu jalur antara individu dan induk yang

sama. Jika ada jalur kedua, Anda hanya menghitung dan menambahkannya ke

total.

Ada satu aturan penting tentang menentukan jalur antara individu dan

induk : Anda tidak dapat menelusuri jalur, yaitu, Anda tidak bisa pergi melalui

individu dua kali dalam jalur yang diberikan. Dengan demikian, Anda tidak dapat

membuat jalur C-D-A-C-G untuk jalur dari I ke A dalam contoh sebelumnya,

karena Anda akan pergi melalui individu G dua kali.

Diagram jalur kedua menggambarkan konsep penting. Perkawinan

sekerabat dapat dikurangi menjadi nol jika dua individu terkait kawin. Individu K

tidak melakukan kawin sekerabat karena K tidak memiliki induk yang sama. Dua

induk K adalah bawaan, tapi karena orang tua K terkait, Fk = 0. Akibatnya, jika

Anda dapat mengidentifikasi individu ikan dan silsilahnya, Anda dapat mencegah

perkawinan sekerabat hanya dengan mengawinkan individu yang tidak

berhubungan. Cara klasik untuk menghilangkan perkawinan sedarah pada hewan

yang akan digunakan untuk pertumbuhan adalah untuk menghasilkan hibrida. Jika

strain atau garis keturunan disimpan murni, hibrida F1 akan selalu memiliki F = 0.

Page 17: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

14

Apakah F itu memiliki nilai rata-rata? F adalah ukuran dari pertambahan

di homozigosit seperti hasil dari perkawinan sekerabat. Dengan demikian, seekor

ikan dengan F=25% dimana 25% lebih banyak homozigot dari pada rata-rata ikan

didalam populasi. F tidak menyatakan tentang tingkat yang tetap dari homozigosit

atau rata-rata populasi. F adalah nilai relatif untuk rata-rata populasi.

Perhitungan individu nilai F memiliki 1 kekurangan yang sangat besar di

budidaya perikanan. Untuk itu, anda harus mengetahui silsilah individu. Informasi

ini memiliki kekurangan, karena lebih banyak tempat penetasan tidak melengkapi

atau tidak dapat untuk memberikan nilai-nilai identifikasi pada setiap individu

ikan. Oleh karena itu, ini tidak mungkin untuk memperhitungkan tingkat individu

dari perkawinan sekerabat untuk ikan yang lebih banyak.

Apakah rata-rata perkawinan sekerabat itu tidak dapat diukur dan dapat

diabaikan? Jawabanya pasti tidak. Anda tidak boleh menentukan silsilah individu

dan perhitungan nilai perkawinan sekerabat untuk individu ikan, tetapi karena

terjadi di beberapa populasi, sangat penting sekali untuk perhitungan rata-rata

perkawinan sekerabat untuk individu di dalam populasi jika kamu dapat

mengaturnya dengan pantas.

2.4 Efek ukuran populasi dalam perkawinan sedarah dan Genetik Drift

Perkawinan sedarah yang tidak disengaja dan hanyutnya genetik tejadi di

populasi hatchery karena ukurannya kecil dan tetutup. Kombinasi ini dengan cepat

mengguncang variasi populasi dan peningkatan perkawinan sedarah, yang akan

menurunkan produktivitas dan menambah biaya produksi. Masalah ini mungin

lebih penting untuk populasi ikan. Ikan yang dibesarkan untuk pakan atau umpan

hidupnya relatif dimanjakan. Pada manajemen hatchery dilakukan segala hal

untuk menjaga agar ikan tetap hidup. Ikan yang ditebar pada air alami pergi dari

lingkungan penetasan yang relatif ringan ke lingkunngan yang sangat keras

dimana kelangsungan hidup lemah. Akibatnya hilanglah varians genetik dan

perkawinan sedarah mungkin dapatmempengaruhi populasi yang ditebar dialam

jauh lebih banyak daripada populasi yang tidak pernah meninggalkan pembenihan

(hatchery).

Page 18: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

15

Secara genetik, populasi ideal adalah populasi yang besar. Sayangnya

(atau untungnya tergantung pada pandangan anda), manajemen hatchery tidak

bisa bekerja dengan populasi yang banyak/besar. Manajemen hatchery harus

bekerja dengan populasi yang sedikit/kecil yang terbatas. Ketika populasi terbatas,

cara yang terbaik untuk menggambarkan hal itu adalah bukan oleh jumlah

populasi tetapi dengan nomor efektif pemuliaan. Nomor efektif pemuliaan

tergantung pada beberapa faktor. Yang sangat penting adalah totall dari individu

hasil pemuliaan, rasio sex, sistem perkawinan, dan varians dari ukuran keluarga.

Ketika tidak ada pilihan yang terjadi , ada dua sistem perkawinan yang bisa

digunakan dalam manajemen hatchery. Perkawinan acak atau perkawinan baik,

perkawinan acak sering digunakan secara eksklusif dalam akuakultur. Angka

efektif perkawinan populasi ketika dikawinkan secara acak dihitung dengan

menggunakan rumus berikut

Ne= 4(♀)(♂)(♀)(♂)

(4.10)

Dimana Ne adalah angka efektif pembiakan, ♀ adalah jumlah betina yang

menghasilkan keturunan yang layak, dan ♂ adalah jumlah jantan yang

menghasilkan keturunn yang layak. Pemeriksaan rumus sebelumnya menunjukan

bahwa Ne dapat meningkat dalam dua cara : meningkatkan jumlah pembiakan

individu atau membawa populasi lebih dekat untuk rasio jenis kelamin 50:50

(gambar 4.18)

Angka efektif pembiakan adalah salah satu konsep penting dalam

pengelolaan populasi,yang memberikan indikasi tentang stabilitas genetik

populasi karena Ne berbanding terbalik dengan perkawinan sedarah dan hanyutan

genetik. Ketika Ne menurun, perkawinan sedarah dan varians dari perubahan

dalam frekuensi gen akibat hanyutan genetik meningkat. Perkawinan sekerabat

yang dihasilkan oleh satu generasi kawin dalam populasi tertutup adalah

F= 12 N e

(4.11)

Page 19: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

16

Perubahan dalam frekuensi gen karena sampling error disebut hanyutan

genetik. Hanyutan genetik mengekspresikan varians dari perubahan frekuensi gen.

Dalam hal ini berbanding terbalik dengan Ne.

Dan itu berbanding terbalik dengan Ne :

σ ∆ q2 =

pq2 N e

Gambar 4.18 angka pembibitan yang efektif yang dihasilkan dengan perkawinan

dari berbagai kombinasi jantan dan betina. angka pembibitan yang efektif dihitung

dengan menggunakan dua asumsi: (1) perkawinan acak yang telah berlaku: (2)

semua induk memberikan kontribusi sama untuk generasi berikutnya.

Dimana σ ∆ q2 adalah variasi dari perubahan frekuensi gen, dan p dan q adalah

frekuensi alel p dan q pada lokus tertentu.

Seperti persilangan, hubungan terbalik antara genetic

Gambar 4.19 Hubungan antara angka pembibitan yang efektif dan persilangan

Sumber. Tare (1986b)

Page 20: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

17

Melayang dan N e artinya bahwa ketika N e menurun, genetik melayang

meningkat. Efek utama dari pergeseran genetik adalah hilangnya beberapa alel

dan fiksasi lain. Alel jarang mudah hilang, tetapi alel lebih umum juga bisa hilang

melalui pergeseran genetik.

Efek keseluruhan dari N e kecil adalah homozigot diproduksi oleh

persilangan dan juga kehilangan alel sebagai akibat dari pergeseran genetik.

Dengan demikian, reduksi N e ireversibel merusak gen dengan menghilangkan alel

dan menciptakan homozigot. Setelah homozigot meningkat melalui persilangan,

alel mungkin akan hilang lebih cepat karena sampel kecil dapat mengumpulkan

jumlah yang tidak proporsional dari ikan yang homozigot pada lokus tertentu.

Akibatnya, ada penurunan kebugaran secara keseluruhan, kelangsungan hidup,

dan produktivitas, ketika populasi menjadi tidak dapat menyesuaikan diri dengan

perubahan lingkungan, karena beberapa potensi genetik yang telah hilang.

Garis pewarisan sifat populasi pembenihan seragam mungkin menjadi

salah satu alasan mengapa sulit untuk membuat populasi mereproduksi dirinya

sendiri di badan air alamiah oleh stocking pembenihan memproduksi ikan. garis

pewarisan sifat seragam mungkin memadai dalam lingkungan terkendali seperti

pembenihan, tetapi mereka merugikan di alam liar di mana lingkungan adalah

apapun tetapi seragam. Ini adalah alasan bahwa tujuan utama dalam peternakan

laut dari salmon adalah untuk mempertahankan lebih banyak keragaman genetik

yang memungkinkan.

Sekali penurunan dalam N e telah menghasilkan persilangan, persilangan

dalam menurunkan masa N e dalam siklus umpan balik positif. Setelah persilangan

telah terjadi, N e menjadi

N ef = N e

1+F

Dimana N ef adalah N e pada populasi inbrida. Dengan demikian,

pembatasan dalam N e dan F cenderung untuk memberi makan satu sama lain, dan

situasi dapat terus memburuk .

Page 21: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

18

Ketika sebuah populasi memiliki N e yang telah direduksi, kenaikan

berikutnya tidak memperbaiki kerusakan yang telah terjadi. Pembatasan dalam N e

sering terjadi selama transfer persediaan dari satu pembenihan ke yang lainnya.

Itu mahal dan sulit untuk membuka populasi besar, begitu banyak pembenihan

dimulai dengan beberapa ikan, terutama jika ikan sangat produktif. Ketika ini

terjadi, populasi dikatakan telah melalui hambatan. penurunanDramatis dari

persediaan dan produktivitas. N e melalui serangkaian generasi adalah sebuah

harmoni artinya dari N e di setiap generasi. Selama t generasi, kelesuruhan N e

dapat ditentukan dari rumus berikut:

1N e overall

= 1t¿ +¿

1N e2

+…+¿ 1

N et )

Dimana N e overall adalah efektif keseluruhan pembibitan, dan N e 1, N e 2, dan

N et adalah N eS di generasi 1, 2, dan t masing-masing. Rumus sebelumnya

menunjukkan bahwa generasi dengan N e terkecil memiliki dampak terbesar pada

keseluruhan N e .

Sebuah hambatan telah berefek tahan lama pada genetika sebuah populasi

genetika . Nei et al (1975) menunjukkan bahwa hambatan mengurangi varians

genetik dan rata-rata heterozigositas, dan tergantung pada N e dari hambatan dan

peningkatan ukuran populasi setelahnya, sebuah populasi mungkin tidak kembali

pulih ini adalah keanekaragaman genetik untuk ratusan generasi mungkin tidak

kembali pulih ini adalah keanekaragaman genetik untuk ratusan generasi, selain

itu juga melalui pengenalan persediaan baru.

Ini memiliki implikasi praktis yang penting untuk pengelolaan persediaan

pembenihan. Jika populasi pembenihan dimulai dengan hanya beberapa individu,

dengan keturunan dari hanya sedikit menumbuhkan, atau populasi hancur oleh

penyakit, peningkatan berikutnya dalam N e hanya menjaga persilangan dan

pergeseran genetik dari semakin buruk; mereka tidak memperbaiki masalah yang

terjadi. Jadi, sangat penting untuk mengetahui N e untuk setiap generasi, baik di

pembenihan dan sebelum persediaan tiba.

Page 22: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

19

N e suatu populasi juga bisa melewati hambatan selama seleksi. Jika Anda

membangun nilai cutoff yang ekstrim, Anda mungkin dapat menghemat lebih

sedikit ikan , dan N e akan berkurang drastis pada populasi yang dipilih. Cara lain

bahwa seleksi dapat membuat hambatan adalah jika ikan yang dipilih berasal dari

hanya sedikit famili. Ikan dari beberapa keluarga bisa menjadi lebih unggul

kepada yang lainnya tersebut baik dikarenakan VA, VD, V1, VG-E, atau VE,, jadi ketika

Anda memilih ikan, Anda mungkin mengurangi N e pada generasi sebelumnya

jika hanya sedikit induk yang dihasilkan populasi yang dipilih. Sementara kedua

jenis hambatan mungkin sama-sama merusak, yang terakhir adalah salah satu

yang tak terlihat karena Anda mungkin tidak akan menyadari bahwa Anda secara

drastis mengurangi N e.

Faktor terakhir yang dapat mengurangi N e adalah ukuran famili. Jika

semua penetas menghasilkan jumlah yang sama dari keturunan, N e dihitung

seperti yang dijelaskan sebelumnya. Namun, produksi gamet dan keturunan

viabilitas sangat bervariasi. Ini memiliki dampak negatif pada N e karena

kontribusi yang tidak sama untuk generasi berikutnya akan menurunkan N e dari

apa yang akan telah memiliki semua penetas membuat kontribusi yang sama.

Ketika ada produksi yang keturunannya tidak sama, N e dalam suatu populasi

dengan perkawinan acak adalah

N eUR = 8(N e)

V k ♂+V k ♀+4

Dimana N eUR adalah N e dengan produksi dengan keturunan yang tidak

sama dan V k ♂ dan V k ♀ adalah varians produksi keturunan jantan dan betina

(ukuran famili), masing-masing. Ukuran keluarga sering berasumsi apa yang

disebut distribusi Poisson. Dalam distribusi Poisson, mean dan varians adalah

sama, sehingga ketika hal ini terjadi, berarti ukuran famili dapat digantikan untuk

varians (Latter 1959).

Hilangnya sengaja varians genetik melalui pengurangan N e dapat sangat

merusak. Varians genetik adalah bahan baku dengan kedua alam dan genetika

bekerja, dan kehilangan adalah merusak karena biasanya ireversibel. Hilangnya

Page 23: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

20

varian genetik dapat menurunkan produktivitas, meningkatkan anomali

perkembangan, dan melakukan perbaikan di masa depan melalui seleksi yang

sulit.

Sebuah penelitian angka telah menyarankan bahwa penurunan N e

memiliki efek buruk pada kandungan gen dari persediaan tempat penetasan

(Allendrof dan Ulter 1979; Allendrof dan Phelps 1980; Ryman dan Stahl 1980;

Tave dan Smitherman 1980; Salib dan Raja 1983; Stahl 1983; Taniguchi et al.

1983). Sebagai contoh, Teichert-Coddington (1983) tidak dapat meningkatkan

laju pertumbuhan di Auburn University (Pantai Gading) strain T. Nilotica dengan

seleksi. Ini mungkin karena penurunan N e selama beberapa alur transfer ini yang

mungkin telah menghilangkan sebagian besar V A untuk meningkatkan

pertumbuhan (Tave dan Smitherman 1980). Leary et al. (1985a) menemukan

frekuensi tinggi dari dua cacat morfologi dan jumlah individu yang sangat besar

yang asimetris pada fenotipe meristic bilateral pada populasi pembenihan ikan

cutthroat trout. Mereka di keadaan jajal ini mengembangkan anomali untuk

pengurangan heterozigositas, sebagai akibat dari pergeseran genetik. Tingkat

penetasan telah menurun di galur Donaldson dari rainbow trout (Hershberger

1985). Hal ini mungkin karena penurunan N e; N e berkurang menjadi sekitar 20 /

generasi selama 40 tahun terakhir. Ini telah menghasilkan perkawinan sedarah

antara 40 dan 60% (Hershberger 1983), dan data elektroforesis dari Allendrof dan

Utter (1979) menunjukkan bahwa pergeseran genetik telah merenggut populasi

banyak alel yang berharga.

Seburuk ini untuk persediaan tempat penetasan yang digunakan dalam

budidaya ikan, dapat punah ketika terjadi pada populasi yang digunakan dalam

budidaya ikan, dapat punah ketika terjadi pada populasi yang digunakan untuk

persediaan media air alamiah. US Fish dan Wildlife Service (1982)

memperingatkan bahwa hilangnya keragaman genetik di persediaan pembiakkan

danau trout yang digunakan untuk persediaan Danau Michigan dan Ontario dapat

menghalangi pemulihan spesies itu. Rasmuson (1981), Ryman (1981), dan

Johansonn (1981) semua khawatir dan menyatakan bahwa praktek manajemen

induk yang mengurangi variasi genetik di persediaan pembiakkan Scandanavian

Page 24: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

21

salmon yang digunakan untuk melengkapi produksi alami. Ryman (1981)

memperingatkan bahwa banyak program manajemen benar-benar dapat

menghancurkan populasi kandungan gen bukannya menyelamatkan mereka.

2.5 Mencegah Penurunan Dalam Angka Efektif Breeding

Bagaimana anda mencegah batasan di N edari menjalankan potensi genetik

populasi pembenihan? Pertama dan terpenting, menjaga N e sebesar mungkin

setiap generasi. Ketika memperoleh induk, Anda harus menentukan, diawal,

silsilah ikan yang anda beli. Anda perlu tahu berapa banyak induk yang digunakan

untuk menghasilkan ikan yang Anda beli. Ini merupakan perhatian penting dalam

akuakultur, karena hal ini menentukan kesuburan ikan. Saya pernah melihat

seseorang memenuhi permintaan untuk yayasan ikan lele dengan pengiriman

2.000 benih yang berasal dari bibit tunggal. N eyang menghasilkan 2000 bibit ikan

lel hanya 2 (kurang jika induk adalah terkait dan bawaan). Bahwa perkawinan

silang pada populasi dasar ini ini akan menghasilkan pada generasi pertama

adalah 25%, tetapi kehilangan banyak alel melalui pergeseran genetik bahkan

lebih merusak.

Berapakah besar Ne seharusnya , untuk mencegah perkawinan sedarah dan

pengendalian genetika ?. Kincaid merekomendasikan bahwa Ne minimal 200

(1976a) dan 500 (1979); Ryman dan Stahl (1989) merekomendasikan bahwa Ne

minimal 60; Organisasi Makanan dan Pertanian dari U.N. (FAO)

merekomendasikan bahwa Ne minimal 50 untuk jangka pendek dan jangka

panjang masa kerja (FAO/UNEP 1981); U.S. Ikan dan Layanan satwa liar 1984

merekomendasikan bahwa Ne minimal 100; dan Tave (1986C) merekomendasikan

Nes antara 263 dan 344 untuk makanan ikan dan populasi ikan yang dijadikan

umpan dan Nes antara 424 dan 685 untuk populasi yang akan ditebar di badan air

alamiah.

Manakah rekomendasi yang benar ? Sayangnya tidak ada satu nomor dari

manajer perusahaan penetasan dapat digunakan untuk mencegah pergeseran

genetika atau perkawinan sedarah dari masalah di persediannya.

Tave(1986B,1986C) diuraikannya prosedur untuk mencegah minimum Nes yang

Page 25: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

22

dapat digunakan untuk mencegah perkawinan sedarah dan pergeseran genetika

terkait masalahnya.

Untuk mengitung Ne yang diperlukan untuk mencegah perkawinan sedarah

untuk mencapai tingkat yang menekan produktivitas, anda membutuhkan 2

potongan informasi. Informasi pertama adalah level perkawinan sedarah dimana

perkawinan sedarah terjadi depresi. Sayangnya , informasi ini tidak ada untuk

ikan; nilai tunggal yang universal mungkin tidak akan pernah ada, karena itu akan

berbeda untuk perbedaan fenotip dan perbedaan populasi.

Kincaid’s(1976A.1976B,1983B) mempelajari tentang rainbow trouth dengan

lengkap, tapi tingkat terkecil perkawinan sedarah itu dia memproduksi hanya

12,5%. . Kincaid(1977) memperkirakan F=18% adalah tingkat di mana

perkawinan depresi menjadi signifikan dalam rainbow trouth. Bagaimanapun,

beberapa dari data Kincaid(1976A) memperlihatkan depresi pada perkawinan

sedarah pada F=12,5%. Data dari hewan yang lain memperlihatkan bahwa depresi

pada perkawinan sedarah bisa terjadi pada perkawinan sedarah (falconer1981).

Karena tidak ada nilai-nilai kritis yang ada pada ikan. Nilai hipotetis harus di

gunakan. Tave(1986) menyarankan menggunakan 5% sebagai nilai konservatif

dan 10% sebagai perkiraan liberal.

Informasi kedua yang diperlukan adalah jumlah generasi yang ingin anda

masukkan ke dalam program perkawinan sedarah sebelum F mencapai nilai kritis.

Setelah itu ditentukan, Anda hanya menghitung nilai konstan minimum Ne yang

akan menghasilkan tingkat kritis perkawinan sedarah dalam jumlah yang

ditentukan dari generasi. Sebagai contoh, jika kamu memilih F=5% sebagai

tingkat kritis Anda dari perkawinan sedarah dan Anda tidak ingin mencapai

tingkat itu sampai generasi 15, Ne dihitung sebagai berikut :

Langkah pertama, hitung F/generasi yang dibutuhkan untuk memproduksi

F=0.05 dari generasi 15

F/generasi = 0.05

15 generasi

F/generasi = 0.0033333/generasi

Page 26: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

23

Langkah kedua, hitung Ne yang di butuhkan untuk memproduksi

F=0.0033333/generasi menggunakan Eq.(4.11)

F = 1

2 Ne

0.0033333 = 1

2 Ne

(0.0033333)(2) = 1

Ne

Ne = 1

(0.0033333)(2)

Ne = 150

Minimum konstan Nes yang memperoduksi F=5% dan F=10% setelah

jumlah generasi di tetapkan yang tercantum dalam tabel 4.10.

Harus seberapa besar Ne untuk mencegah pergeseran genetik? itu jauh

lebih sulit untuk mencegah pergeseran genetik daripada perkawinan sedarah yang

mencapai tingkatan yang menekan produktivitas, karena setiap perubahan

frekuensi gen sebagai akibat dari kesalahan sampling adalah pergeseran genetik.

Jika frekuensi akibat dari perubahan alel 0,500-0,499 sebagai kesalahan hasil

sampling, pergeseran genetik telah terjadi. tapi itu tidak penting, sebagai

hilangnya alel sehingga pertanyaan penting menjadi seberapa besar yang N harus

mencegah hilangnya alel langka (alel dengan frekuensi rendah) akan hilang

dibandingkan dengan frequecies tinggi. jawaban untuk quetion ini tergantung

pada dua keputusan yang Anda harus membuat (1) bagaimana berharga adalah

alel langka

Percakapan Obrolan Berakhir yaitu, bagaimana langka alel akan Anda

mencoba untuk menyimpan (misalnya, f = 0,1 atau 0,01 atau 0,000001); (2) apa

tingkat probabilitas yang diinginkan (misalnya, p = 0,05 berarti bahwa Anda

Page 27: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

24

memiliki probabilitas 95% dari tabungan alel; p = 0,01 berarti bahwa Anda

memiliki probabilitas 99% dari tabungan alel).

Tabel 4.10 nomor pemuliaan yang efektif (N,) yang dibutuhkan untuk

menghasilkan F = 5% dan F = 10% setelah nomor-nomor tertentu generasi

Nomor Generasi Nc

F= 5% F = 10%

1 10 5

2 20 10

3 30 15

4 40 20

5 50 25

6 60 30

7 70 35

8 80 40

9 90 45

10 100 50

20 200 100

30 300 150

40 400 200

50 500 250

60 600 300

70 700 350

80 800 400

90 900 450

100 1000 500

Jika Anda ingin menyimpan salah satu alel paling langka (f = 0,000001)

dan Anda ingin jaminan 100%, Anda akan memerlukan sebuah N, begitu besar

sehingga tidak akan pernah cocok di hatchery a. akibatnya, kompromi harus

dibuat antara apa yang ideal dan apa yang akan menimbulkan masalah. N yang

Anda butuhkan dapat ditentukan dengan menghitung jumlah ikan yang diperlukan

Page 28: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

25

untuk memastikan bahwa alel q, pada frekuensi tertentu, hadir pada probabilitas

yang diberikan. yang probabillity (p) dari tidak menjaga sebuah alel dalam sampel

acak adalah

p = (1,0-q)2Ne

Di mana p adalah probabilitas kehilangan q alel dalam satu sampel (dari

generaion atau pada salah satu transfer induk dari satu stasiun ke yang lain) dan q

adalah frekuensi alel. eksponen adalah 2N, karena ikan yang diploid dan memiliki

2 alel per lokus. Tabel 4.11 menunjukkan probalilites kehilangan alel untuk

berbagai N s pada berbagai frekuensi gen. misalnya, bahwa informasi dalam tabel

4.11 menunjukkan bahwa Anda memerlukan N, 150 untuk menghasilkan ap =

0,04904 untuk alel yang f = 0,01 (probabilitas 4,9% dari kehilangan alel).

probabilitas yang tercantum dalam tabel 4.11 adalah probabilitas kehilangan alel

melalui pergeseran genetik hanya satu generasi atau generasi tunggal atau transfer

ke penetasan lain produk dari probabilitas untuk setiap generasi atau transfer.

misalnya jika Anda mempertahankan N konstan, dari 150 untuk 10 generasi,

probabilitas kehilangan sebuah alel yang f = 0,01 setelah 10 generasi dihitung

sebagai berikut

Langkah 1. menghitung probabilitas kehilangan alel dalam satu generasi

menggunakan Persamaan. (4.16)

p = (1,0-4)

p = (1,0-0,01)

p = 0,04904

Langkah 2. menghitung probabilitas 0f menjaga allela dalam satu generasi.

untuk menghitung probabilitas menjaga allela itu, kurangi kemungkinan

kehilangan allela (p) from1.0;

probabilitas menjaga allela = 1,0-0,04904

probabilitas menjaga allela = 0,95096

Langkah 3. menghitung probabilitas menjaga allela setelah 10 generasi itu

adalah produk dari probabilitas menjaga

Page 29: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

26

Tabel 4.11 probabilitas kehilangan alel melalui pergeseran genetik selama delapan

frekuensi allelia di berbagai Nomor pemuliaan yang efektif (Ne)a

Ne

Frekuensi Alel

0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0.05 0.01 0.001

2 0.06250 0.12960 0.24010 0.40960 0.65610 0.81451 0.96060 0.99601

3 0.01562 0.04666 0.11765 0.26214 0.53144 0.73509 0.94148 0.99402

4 0.00391 0.01680 0.05765 0.16778 0.43047 0.66342 0.92274 0.99203

5 0.00098 0.00605 0.02825 0.10737 0.34868 0.59874 0.90438 0.99004

6 0.00024 0.00218 0.01384 0.06872 0.28243 0.54036 0.88638 0.98807

7 0.00006 0.00078 0.00678 0.04398 0.22877 0.48768 0.86875 0.98609

8 0.00002 0.00028 0.00332 0.02815 0.18530 0.44013 0.85146 0.98412

9 4 x 10-6 0.00010 0.00163 0.01801 0.15009 0.39721 0.83451 0.98215

10 1 x 10-6 0.00004 0.00080 0.01153 0.12158 0.35849 0.81791 0.98019

14 6 x 10-7 0.00005 0.00193 0.05233 0.23783 0.75472 0.97237

15 0.00002 0.00124 0.04239 0.21464 0.73970 0.97943

20 6 x 10-7 0.00013 0.01478 0.12851 0.66897 0.96077

25 0.00001 0.00515 0.07694 0.60501 0.95121

30 2 x 10-6 0.00180 0.04607 0.54716 0.94174

31 1 x 10-6 0.00146 0.04158 0.53627 0.93985

35 0.00063 0.02758 0.49484 0.93236

40 0.00022 0.01652 0.44752 0.92308

45 0.00008 0.00989 0.40473 0.91389

50 0.00003 0.00592 0.36603 0.90479

55 9 x 10-6 0.00354 0.33103 0.89578

60 3 x 10-6 0.00212 0.29938 0.88687

66 9 x 10-7 0.00115 0.26537 0.87628

70 0.00076 0.24487 0.86930

73 0.00046 0.22145 0.86064

80 0.00027 0.22028 0.85208

85 0.00016 0.18113 0.84359

90 0.00010 0.16381 0.83520

95 0.00006 0.14814 0.82688

100 0.00004 0.13398 0.81865

125 3 x 10-6 0.08106 0.77870

135 1 x 10-6 0.06630 0.76328

150 0.04904 0.74071

175 0.02967 0.70456

Page 30: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

27

200 0.01795 0.67019

225 0.01086 0.63748

230 0.00982 0.63114

250 0.00657 0.60638

275 0.00398 0.57679

300 0.00240 0.54865

325 0.00146 0.52188

350 0.00088 0.49641

375 0.00053 0.47219

400 0.00032 0.44925

425 0.00019 0.42723

450 0.00012 0.40639

475 0.00007 0.38656

500 0.00004 0.36770

685 1 x 10-6 0.25393

1498 0.04991

2302 0.00999

6880 1 x 10-6

probabilitas ini adalah probabilitas kehilangan sebuah alel untuk satu generasi.

alel untuk setiap generasi: probabilitas menjaga alel = (0,95096)

probabilitas menjaga alel = 0,60481

Langkah 4. menghitung probabilitas kehilangan allela (p) setelah 10

generasi. caculate probabilitas menjaga allela dari 1,0:

p = 1,0-,60481

p = 0,39519

Sehingga jika Anda mempertahankan N 150 / generasi selama 10 generasi

Anda memiliki probabilitas 60,5% dari menjaga alel yang f = 0,01 setelah 10

generasi, walaupun memiliki probabilitas 95% dari menjaga alel dalam setiap

generasi.

Jika Anda memiliki populasi berfluktuasi, probabilitas keseluruhan

menjaga alel adalah, sekali lagi, produk dari probabilitas untuk setiap contoh

generation.for, apa pobability untuk setiap generasi. misalnya, apa adalah

Page 31: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

28

probabilitas menjaga alel yang f = 0,01 setelah 10 generasi dengan Ns / generasi

berikut ?

`N,s : 230, 100, 200, 50, 30, 200,10, 20,25,230

Langkah 1. menghitung probabilitas kehilangan alel (P) dan probabilitas

menjaga alel yang f = 0,01 untuk setiap generasi:

Ne Kemungkinan kehilangan alel Kemungkinan

mempertahankan alel

Menggunakan Eq. (4,16)

P=(1,0−q)2Ne 1,0 −¿ P

230 P=(1,0−0,01)2(230) ¿ 0,00982 0,99018

100 P=(1,0−0,01)2(100) ¿ 0,13398 0,86602

200 P=(1,0−0,01)2(200) ¿ 0,01795 0,98205

50 P=(1,0−0,01)2(50) ¿ 0,36603 0,63397

30 P=(1,0−0,01)2(30) ¿ 0,54716 0,45284

200 P=(1,0−0,01)2(200) ¿ 0,01795 0,98205

10 P=(1,0−0,01)2(10) ¿ 0,81791 0,18209

20 P=(1,0−0,01)2(20) ¿ 0,66897 0,33103

25 P=(1,0−0,01)2(25) ¿ 0,60501 0,39499

230 P=(1,0−0,01)2(230) ¿ 0,00982 0,99018

Langkah 2. Menghitung kemungkinan mempertahankan alel setelah

generasi ke 10. Hasil dari kemungkinan mempertahankan alel untuk setiap

generasi :

Kemungkinan mempertahankan alel = (0,99018)(0,86602)(0,98205)(0,63379)

(0,45284)(0,98205)(0,18209)(0,33103)

(0,39499)(0,99018)

Kemungkinan mempertahankan alel = 0,00560

Page 32: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

29

Langkah 3. Menghitung kemungkinan kehilangan alel setelah generasi ke

10. Untuk menghitung kemungkinan kehilangan alel (P), yaitu dengan cara 1,0

dikurangi hasil kemungkinan mempertahankan alel :

P = 1,0 – 0,00560

P = 0,99440

Contoh ini dengan jelas menunjukkan dampak yang merugikan bahwa

penurunan Ne dapat menyebabkan genetic drift (pergeseran genetik). Bahkan jika

Ne dikurangi hanya untuk satu generasi, maka bottleneck yang dapat bertahan

lama populasi genetika tersebut.

Misalnya, jika Ne untuk generasi pertama adalah 10, lalu meningkat dan

dipertahankan pada 230 untuk kepentingan 9 generasi, kemungkinan kehilangan

alel ƒ = 0,01 setelah generasi ke-10 adalah

Langkah 1: Menghitung kemungkinan kehilangan alel (P), dan

kemungkinan mempertahankan alel dengan ƒ = 0,01 untuk setiap generasi :

Ne Kemungkinan kehilangan alel Kemungkinan

mempertahankan alel

Menggunakan Eq. (4,16)

P=(1,0−q)2Ne 1,0 −¿ P

10 P=(1,0−0,01)2(10) = 0,81791 0,18209

230 P=(1,0−0,01)2(230) = 0,00982 0,99018

Langkah 2. Menghitung kemungkinan mempertahankan alel setelah

generasi ke 10. Hasil dari kemungkinan mempertahankan alel untuk setiap

generasi :

Kemungkinan mempertahankan alel = (0,18209)(0,99018)

Kemungkinan mempertahankan alel = 0,16661

Page 33: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

30

Langkah 3. Menghitung kemungkinan kehilangan alel setelah generasi ke

10. Untuk menghitung kemungkinan kehilangan alel (P), yaitu dengan cara 1,0

dikurangi hasil kemungkinan mempertahankan alel :

P = 1,0 – 0,16661

P = 0,83339

Kemungkinan keseluruhan kehilangan alel memberikan kemungkinan kehilangan

alel melalui pergeseran genetik setelah beberapa generasi. Jika alel yang benar-

benar kehilangan, maka Ne bisa menjadi salah satu dari alel tersebut dan frekuensi

alel masih akan menjadi nol. Sekali kehilangan, sebuah alel hanya dapat

diperkenalkan kembali oleh mutasi atau dengan impor induk baru. Hal ini

menjelaskan mengapa kemacetan, secara permanen dapat melumpuhkan

perbedaan genetik suatu populasi.

Apakah manajer pembudidaya harus menggunakan beberapa pedoman

NeS untuk mencegah pergeseran genetik dengan menghilangkan alel langka?

Untuk menghitung ini, Anda harus menentukan tiga hal. Yang pertama adalah

frekuensi alel langka yang ingin Anda simpan. Tave (1986) merekomendasikan

bahwa tujuannya harus menjaga alel yang ƒ = 0,01 karena biologi populasi dan

genetika populasi umumnya menganggap bahwa alel yang ƒ ≥ 0,01 berkontribusi

kepada polimorfisme, dan tujuannya adalah untuk menjaga alel lokus polimorfik

di negara polimorfik. Meffe (1986) merekomendasikan bahwa tujuannya harus

untuk menjaga alel yang ƒ = 0,05 karena alel yang langka kemudian akan

berkontribusi sedikit untuk perbedaan genetik secara keseluruhan.

Rekomendasi Meffe (1986) diterima untuk makanan ikan dan ikan umpan

peternakan karena alel langka mungkin tidak mengatur produktivitas peternakan

ikan. di samping itu, alel yang paling langka mungkin hilang selama Proses

domestikasi, dalam hal frekuensi akan meningkat secara dramatis. tapi

rekomendasi Tave (1986) mungkin lebih tepat untuk program permainan ikan dan

laut peternakan, serta bagi mereka yang mempertahankan garis acuan standar,

karena tujuan utama dari program ini adalah genetika konservasi, untuk

berkomunikasi dengan perbedaan genetik Anda harus menyimpan banyak alel

Page 34: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

31

secara praktis. Dalam program tersebut lebih baik untuk berbuat salah pada sisi

konservatif dan aman.

Bagian kedua dari informasi yang diperlukan adalah kemungkinan (P) yang ingin

Anda gunakan (kemungkinan kehilangan alel). Dalam biologi, dua kemungkinan

umumnya digunakan dan diterima: P = 0,05 dan 0,01; P = 0,05 dan 0,01 berarti

bahwa ada kemungkinan 5 dan 1% dari kehilangan alel dan kemungkinan 95 dan

99% dari mempertahankan alel masing-masing.

Bagian ketiga dari informasi yang diperlukan adalah jumlah generasi yang

akan dimasukkan ke dalam program pemuliaan sebelum P mencapai tingkat yang

diinginkan. Setelah Anda menentukan ini, Anda cukup menghitung kembali Ne /

generasi yang diperlukan untuk menghasilkan P yang diinginkan serta

memberikan alel dalam jumlah yang telah ditetapkan generasi.

Misalnya, Anda menginginkan P = 0,01 (kemungkinan 1% dari

kehilangan alel dan kemungkinan 99% dari mempertahankan alel) setelah

generasi ke-10 untuk alel ƒ = 0,01. Apakah Ne / generasi harus dipertahankan

untuk mencapai tujuan ini? jawabannya dihitung sebagai berikut:

q= 0,01; P = 0,01 setelah generasi ke-10

Langkah 1. Menghitung kemungkinan/generasi mempertahankan alel

yang akan menghasilkan kemungkinan 0,99 dari mempertahankan alel tersebut (

P = 0,01) setelah generasi ke 10.

0,99 = (kemungkinan/generasi)10

Kemungkinan/generasi = (0,99)1/10

Kemungkinan/generasi = 0,9989955

Langkah 2 . Menghitung generasi P ( P ) dengan mengurangi yang

kemungkinan dari menjaga alel dari 1.0 :

P = 1.0 – 0.9989955

P = 0.0010045

Page 35: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

32

Langkah 3 . Menghitung tingkat Ne yang diperlukan untuk memproduksi P

= 0.0010045 dengan menggunakan Eq. ( 4.16 ):

P = (1.0−q )2 Ne

0.0010045 = (1.0−q )2 Ne

Formula harus diubah menjadi logaritma untuk memecahkan untuk Ne :

log o.0010045 = log (0.99 )2 Ne

log 0.0010045 = (2N˛) (log 0.99)

log 0.0010045log 0.99

=2 Ne

−2.998037−0.0043648

=2 Ne

2Ne = 686.867

Ne = 686.867

2

Ne = 343.43

Ne dibulatkan menjadi 344

Dalam contoh sebelumnya, anda perlu sebuah konstanta Ne dari

344/generasi untuk menghasilkan P = 0.01 (kemungkinan dari 1 % kehilangan

alel dan beberapa 99 % menjaga alel) setelah 10 generasi untuk sebuah alel yang ƒ

= 0.01. Konstan Nes dibutuhkan untuk menghasilkan P = 0.05 dan 0.01 untuk alel

yang ƒ = 0.05 atau 0.01 setelah berbagai jumlah generasi yang tercantum dalam

tabel 4.12 .

Seperti halnya perkawinan sedarah , tidak ada universal Ne yang dapat

direkomendasikan untuk setiap ikan program pengembangbiakan. Nes yang

tercantum dalam tabel 4.12 harus digunakan hanya sebagai pedoman. Mereka

bukan nilai mutlak. Kebanyakan makanan ikan pembudidaya harus menjaga

konstan Nes diantara 68 dan 90. Sebuah konstanta Ne= 68 sudah cukup untuk

Page 36: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

33

pekerjaan jangka pendek (≤10 generasi), karena Ne akan menghasilkan P= 0.01

untuk sebuah alel yang ƒ = 0.05 setelah 10 generasi. Konstan Ne = 90 harus cukup

untuk long-term bekerja (≥10 generasi , karena itu Ne akan menghasilkan P = 0.01

untuk sebuah alel yang ƒ = 0.05 setelah 100 generasi.

Tabel 4.12 efektif berkembang biak per (Ne) yang diperlukan untuk memproduksi

P = 0.01 dan 0.05 setelah berbagai nomor generasi untuk alel ƒ = 0.05 atau 0.01.

No. generasi ƒ = 0.05 ƒ = 0.01

P = 0.05 P = 0.01 P = 0.05 P = 0.01

1 30 45 150 230

5 45 61 229 309

10 52 68 263 344

15 56 72 283 364

20 59 75 297 378

25 61 77 308 390

30 63 78 318 399

35 64 80 325 406

40 65 81 332 413

45 67 82 338 419

50 68 83 343 424

75 72 87 363 444

100 74 90 377 458

Sumber: After Tave ( 1986c )

Efektif berkembang biak nomor itu dibulatkan ke berikutnya yang lebih

tinggi jumlah keseluruhan.

Standar aquaculturists yang selalu memelihara referensi baris ikan atau

yang ingin melestarikan lebih banyak alel harus mencoba untuk mempertahankan

Nes ini di antara 263 dan 344/generasi. Sebuah konstanta Ne dari 263 sudah cukup

memadai untuk jangka pendek bekerja (≤ 10 setelahnya, karena ini Ne akan

menghasilkan P = 0.005/generasi, dan setelah 10 generasi P akan 0,05. Ne dari

344 adalah lebih tepat untuk jangka panjang bekerja (≥ 10 generasi), karena itu

Page 37: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

34

akan menghasilkan P = 0.001/generasi, dan setelah 10 dan 51 generasi, P = 0,01

dan 0,05 secara berturut-turut, untuk sebuah alel yang ƒ= 0,01.

Efektif berkembang biak nomor seharusnya minimal 424/generasi sebagai ikan

budaya program di mana penduduk akan digunakan untuk program pengelolaan

perikanan laut atau untuk peternakan. Seperti yang disarankan Ne lebih besar bagi

keberhasilan program karena dua alasan: pertama, salah satu tujuan utama, jika

tidak tujuan utama, seharusnya mempertahankan seperti banyak genetik yang

berbeda mungkin. Ikan ini akan dibakar di alam liar, dan tidak ada yang

mengetahui yang alel preadapt ikan untuk berubah lingkungan. Hilangnya genetik

yang berbeda melalui genetik melayang mungkin seorang perdana alasan

mengapa sulit untuk memulihkan sebuah sumber daya alam dengan populasi

produksi penetasan. Kedua, ketika bekerja dengan adanya program program

tersebut, seorang manajer harus memasukkan pembudidayaan suhu tinggi

perencanaan induk ke manajemen, dan 50 generasi yang baik minimum karena itu

akan mencangkup di mana saja dari 50 untuk 200 + tahun. Sebuah konstanta Ne

dari 424/generasi akan menghasilkan P = 0.01 dan 0.05 untuk alel yang ƒ = 0.01

setelah 50 dan 257 generasi, masing masing.

Minimum Ne ideal bagi keberhasilan program adalah 685/generasi karena

itu Ne hampir meyakinkan alel yang ƒ = 0.01 tidak semuanya akan hilang. Sebuah

konstanta Ne dari 685 akan menghasilkan P=1×10−6/generasi, dan setelah 100

generasi P akan 0.0001 untuk alel yang ƒ = 0.01.

Meskipun begitu akan sangat ideal untuk menjaga alel yang rarer dari 0,01

untuk jenis program ini, Ne yang dibutuhkan untuk tujuan ini adalah hampir tidak

dapat diatur. Misalnya, Ne diperlukan untuk mempertahankan sebuah alel yang ƒ

= 0.001 di P = 0,05 untuk satu generasi adalah 1498. Jelas, hal ini tidak praktis

untuk mencoba dan mencegah hilangnya alel banyak rarer dari 0,01.

Tidak mungkin bahwa setiap manajer pembudidayaan dapat menjaga nya

diinginkan minimum Ne dari generasi ke generasi. Fluktuasi dalam Ne karena

penyakit , pemijahan masalah , dll. Akan mengurangi Ne di bawah tingkat yang

diinginkan. Jika tujuan adalah untuk menjaga alel yang ƒ = 0.05, Ne = 30 harus

Page 38: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

35

minimum hambatan, karena itu Ne akan menghasilkan P = 0.05 untuk 1 generasi.

Yang lebih baik tujuannya adalah untuk menjaga hambatan minimum untuk Ne =

45, karena itu Ne akan menghasilkan P = 0.01 untuk 1 generasi. Jika tujuan adalah

untuk menyelamatkan alel yang ƒ = 0.01, Ne = 150 harus menjadi pertimbangan

minimal hambatan, karena itu Ne akan menghasilkan P = 0.05/generasi sebagai

alel yang ƒ = 0.01 . Jika Ne tetes di bawah 150, P akan pergi 0.05/generasi dan

kemungkinan menjaga alel akan turun di bawah 95%/generasi.

Nes yang telah dianjurkan untuk mencegah perkawinan sedarah mencapai tingkat

produktivitas yang menekan dan untuk mencegah genetik melayang dari

kehilangan dapat dikatakan pedoman; mereka tidak akan dianggap sebagai injil.

Nes yang disampaikan didasarkan atas asumsi yang dijelaskan di bagian ini. Kunci

aspek bagian ini adalah prosedur yang digunakan untuk menghasilkan Nes. Jika

anda tahu bagaimana menggunakan prosedur, anda dapat menghasilkan Nes atas

tujuan anda dan anda asumsi tentang apa yang diinginkan.

Apa yang harus dilakukan jika Ne dari populasi tetes pembudidayaan (atau

catatan menunjukkan bahwa itu berkurang sebelumnya) dan mulai produktivitas

lebih rendah? Satu satunya cara untuk memperbaiki seperti masalahnya adalah

untuk memperoleh induk baru. Jika ini dilakukan, memastikan bahwa kamu

mempunyai induk yang tidak melewati hambatan. Namun sesederhana seperti ini

adalah resep, hal ini sering sulit obat untuk menelan. Banyak pengelola

pembudidayaan benci ide membawa induk baru karena mereka takut impor yang

penyakit baru lebih dari mereka takut kepada masalah genetik. Penyakit yang

terlihat dan mudah dipahami, tetapi genetik melayang tidak terlihat. Selain itu,

tambak-tambak yang menyebarkan terancam atau spesies langka sering tak bisa

mengimpor induk baru karena mereka tidak tersedia.

Ketika impor induk baru tidak menunjang, beberapa opsi dapat digunakan

untuk mencegah perkawinan sedarah dan genetik melayang semakin parah. Kalau

opsi pertama adalah untuk meningkatkan Ne sebanyak mungkin; semakin besar

pula Ne lebih baik. Yang biasa hambatan ini adalah fisik keterbatasan ruang pada

pemerintah tambak-tambak dan anggaran. Kebanyakan tambak-tambak cenderung

Page 39: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

36

bertelur seperti banyak ikan saat dimungkinkan, sehingga kadangkala sulit untuk

meningkatkan Ne cara ini.

Kedua adalah pendekatan untuk bertelur aqual yang lebih sex rasio,

memberikan kisaran 50: 50. Efek miring sex rasio di perkawinan sedarah dapat

ditunjukkan oleh hasil tersebut :

F = 1

8(♀) + 1

8(♂)

Di mana (♀ ) adalah jumlah betina yang menghasilkan keturunan dan (♂ )

adalah jumlah jantan yang menghasilkan keturunan.

Ketika berkembang biak populasinya sedang kecil, seks rasio miring bisa

lebih rendah Ne dan meningkatkan perkawinan sedarah secara dramatis

(gambar .4.18). Contoh berikut menunjukkan kenyataan ini:

Populasi 1: 25 betina dan 25 jantan

F = 1

8 (25 )+ 1

8 (25 )

F = 1% generasi

Populasi 2: 250 betina dan 10 jantan

F = 1

8(250)+ 1

8(10)

F = 1,3 % generasi

Populasi 2 memiliki lebih dari 5 kali banyak peternakan individu, tetapi

Ne populasi 1 adalah 50 sementara Ne populasi 2 adalah dlm hati 38,5. sebagai

hasilnya, perkawinan sedarah yang dihasilkan oleh penduduk 2 adalah 30% lebih

besar karena rasio jenis kelamin miring. Tabel 4.13 memberikan F diproduksi

dalam satu generasi dengan berbagai kombinasi dari laki-laki anf perempuan.

Sering kali ada godaan besar untuk menggunakan rasio seks miring karena

produksi fingerling dioptimalkan dalam hal broodfish paling sedikit diperlukan

Page 40: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

37

untuk mencapai kuota produksi fingerling. Bondari (1983b) menunjukkan bahwa

petani lele yang menggunakan teknik pemijahan kolam terbuka dapat condong

rasio jenis kelamin ikan lele broodfish hingga 4 betina: 1 jantan dan tidak

mempengaruhi menggoreng produksi. Produksi ini, namun masalah genetik yang

ada hanya akan bertambah buruk.

Sebagai contoh, jika seorang petani lele membutuhkan 50 telur massa,

perkawinan sedarah yang dihasilkan oleh rasio dua seks

1:1 sex ratio

50 ♀ : 50 ♂

F = 1

8(50)+ 1

8(50)

F = 0.5 % / generation

4 : 1 sex ratio

50 ♀ : 12.5 or 13 ♂

F = 1

8(50)+ 1

8(13)

F = 1.21 % / generation

Pendekatan ketiga untuk memaksimalkan Ne adalah untuk beralih dari

kawin acak untuk keturunan baik kawin. Kawin keturunan baik berbeda dari

perkawinan acak di setiap perempuan meninggalkan satu anak perempuan dan

laki-laki masing-masing daun satu anak untuk digunakan sebagai induk pada

generasi berikut. laki-laki yang menumbuhkan dengan sepuluh perempuan daun

sebanyak anak sebagai laki-laki memunculkan dengan satu perempuan-satu. Putra

dan putri yang dipilih secara acak dari dalam setiap keluarga. Sistem pembibitan

ini dapat melipatgandakan Ne tanpa meningkatkan ukuran populasi Ne dengan

kawin keturunan baik adalah

Ne = 16 (♀ )(♂)

3 (♀ )+(♂ )∨(♀ )+3 (♂ )

Page 41: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

38

Tabel 4.13

Jika ada lebih banyak perempuan, penyebut adalah 3 () + () jika ada lebih

laki-laki, penyebut adalah () + 3 (). Jumlah peternakan efektif peningkatan bila

Anda menggunakan kawin keturunan baik, karena Anda artifisial meningkatkan

variasi genetik dengan memastikan bahwa setiap brooder diwakili pada generasi

berikutnya.

Satu satunya kelemahan untuk keturunan perkawinan adalah bahwa anda

harus mampu mengidentifikasi individu ikan .Meskipun beberapa sistem

menandai telah dirancang (Anon. 1956; Clemens and Sneed 1959; Moav et al.

1960A, 1960B; Groves and Novotny 1965; Monan 1966; Volz and Wheeler 1966;

Everest and Edmundson 1967; Fujihara and 1975; Rinne 1976; Joyce and El-

Ibiary 1977; Welch and Mills 1981), kebanyakan tambak tambak tidak bisa untuk

menandai ikan atau untuk memisahkan famiies sampai mereka dapat ditandai . 

Ketika pengembangbiakan kependudukan tidak dapat diganti atau

meningkat dalam ukuran , satu-satunya cara untuk meningkatkan produktivitas

adalah baik untuk mengubah sex rasio atau untuk beralih ke perkawinan

keturunan .Manfaat diproduksi oleh perubahan sex rasio atau dalam program

Page 42: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

39

pengembangbiakan dapat diukur sebagai efektif efisiensi penduduk berkembang

biak. :

Nb = NeN

di mana Nb adalah efektif berkembang biak efisiensi dan n adalah ukuran

populasi.

Dalam kendala tetap ukuran populasi n, nb memungkinkan anda untuk

menentukan effeciency bahwa sesungguhnya sex rasio atau program

pengembangbiakan memiliki memaksimalkan ne relatif terhadap kelamin lain

rasio program atau berkembang biak.Tokoh 4.20 menunjukkan nb untuk semua

kemungkinan seks rasio untuk kedua acak dan keturunan perkawinan.Misalnya,

jika trout petani menumbuhkan 90 perempuan dan 10 laki laki ikan trout pelangi

oleh perkawinan acak, dia memiliki sebuah nb = 36 %.Dengan menyesuaikan seks

nya rasio 70 untuk perempuan dan 30 laki laki, dia akan menambahkan nb 84

untuk %.Yang 70: 30 sex rasio 2.3 kali lebih efisien dalam memaksimalkan ne,

dan perkawinan sedarah akan hanya % sebagai besar 42.Indeks ini menunjukkan

petani yang ia masih dapat menggunakan sebuah miring sex rasio fot

mengoptimalkan fingerling produksi, tetapi jika ia moderat rasio dia bisa

meningkatkan nya ne, dan itu quantifies peningkatan.

Page 43: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

40

Gambar 4.20

Efisiensi pemuliaan yang efektif juga dapat menginformasikan manajer

pembenihan bahwa ia melakukan pekerjaan yang baik dalam keterbatasan

pembenihan nya. Sebagai contoh, jika kawin acak digunakan, rasio jenis kelamin

55:45 memiliki Nb dari 99%, sehingga beralih ke rasio 50:50 seks untuk

mencapai Nb dari 100% mungkin tidak berharga. The kawin parabola acak

digambarkan dalam Gambar. 4.20 menunjukkan bahwa perubahan dalam rasio

jenis kelamin yang lebih miring dari 60:40 akan menghasilkan perbaikan yang

lebih kecil.

Pemuliaan yang efektif juga memberikan sepotong informasi tambahan

yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan. Efisiensi pemuliaan

yang efektif mengkuantifikasi efek yang diusulkan perubahan rasio jenis kelamin

akan memiliki produksi fingerling. Indeks mengkuantifikasi berapa banyak

perempuan yang lebih sedikit akan melahirkan, sehingga sangat posible untuk

menghitung berapa banyak bibit yang lebih sedikit akan diproduksi. Jika

penurunan ini diterima, maka chage diusulkan dalam rasio jenis kelamin akan

menurunkan produksi fingerling ke tingkat yang tidak dapat diterima, baik

perubahan rasio jenis kelamin dapat moderat rata berat badan perempuan dapat

Page 44: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

41

ditingkatkan sehingga jumlah yang sama telur akan diproduksi. Dengan demikian,

Anda berdua bisa memuaskan kuota produksi fingerling dan juga meningkatkan

genetika populasi.

Gambar 4.20 juga menunjukkan keuntungan dari pengeluaran usaha ekstra

yang terlibat dalam beralih ke silsilah kawin. Rasio 79:21 seks dengan kawin

keturunan baik memiliki Nb besar daripada rasio 50:50 seks dengan kawin acak,

dalam kendala dari ukuran populasi tetap: 102% vs 100%. Dengan demikian,

dalam kendala dari ukuran populasi tetap, penggunaan silsilah kawin dapat

menghasilkan Nb yang lebih besar yang mungkin dapat diproduksi oleh

perkawinan acak. Anda bahkan dapat menghasilkan Nb dari 200% dengan kawin

keturunan baik (50:50 rasio jenis kelamin).

Ingatlah, semua yang penyesuaian rasio jenis kelamin dan program

pemuliaan melakukan i mencegah perkawinan sedarah dan pergeseran genetik

dari semakin buruk. Mereka tidak merekonstruksi gen yang rusak. Jika Anda

memastikan bahwa youre Ne tidak melalui constinctions atau kemacetan,

penyesuaian ini dalam manajemen induk akan membantu menjaga masalah

genetik di cek. Satu-satunya obat untuk masalah yang disebabkan oleh

penyempitan atau hambatan adalah untuk memperoleh induk baru dan baik

menggantikan populasi atau menyeberang dengan indukan baru.

Page 45: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

42

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Inbreeding digunakan untuk menggambarkan berbagai fenomena

yang terkait dengan persilangan antar kerabat dekat yang dapat

meningkatkan homozigositas genotipe. Sehingga seringkali hasil dari

Inbreeding adalah memperlihakan berkurangnya keragaman genetik

sehingga dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan dan peningkatan

kepunahan suatu organisme. Namun, meski demikian, Inbreeding juga

ternyata digunakan untuk meningkatkan populasi. Salah satu penggunaan

utama perkawinan sekerabat adalah dalam sebuah program

perkembangbiakan yang disebut linebreeding. Linebreeding terjadi ketika

individu yang menonjol bagus (biasanya laki-laki) dibawa kembali ke

garis untuk kawin dengan keturunan. . Ini dilakukan karena hewan yang

luar biasa ini ingin Anda tingkatkan kontribusinya untuk masing-masing

keturunan dan meningkatkan kontribusinya terhadap gen yang jelek.

Adapun untuk mengetahui hasilnya, nilai-nilai individu Inbreeding dapat

dihitung dengan menggunakan teknik yang disebut analisis jalur.

Page 46: Kelompok 9 PERIKAN B (Repaired) 2 Dari Dinda

iii

DAFTAR PUSTAKA

Tave, Douglas, 1986. Genetics for Fish Hatchery Managers, ACI Publishing

Company, Inc. West Port. Conecticut.