epilepsi fix(1)

25
BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Epilepsi didefinisikan sebagai suatu sindrom yang ditandai oleh gangguan fungsi otak yang bersifat sementara dan paroksismal, yang memberi manifestasi berupa gangguan, atau kehilangan kesadaran, gangguan motorik, sensorik, psikologik, dan sistem otonom, serta bersifat episodik. Defisit memori adalah masalah kognitif yang paling sering terjadi pada pederita epilepsy. Setiap orang punya resiko satu di dalam 50 untuk mendapat epilepsi. Pengguna narkotik dan peminum alkohol punya resiko lebih tinggi. Pengguna narkotik mungkin mendapat seizure pertama karena menggunakan narkotik, tapi selanjutnya mungkin akan terus mendapat seizure walaupun sudah lepas dari narkotik.Di Inggris, satu orang diantara 131 orang mengidap epilepsi. Epilepsi dapat menyerang anak-anak, orang dewasa, para orang tua bahkan bayi yang baru lahir. Angka kejadian epilepsi pada pria lebih tinggi dibandingkan pada wanita, yaitu 1-3% penduduk akan menderita epilepsi seumur hidup. Di Amerika Serikat, satu di antara 100 populasi (1%) penduduk terserang epilepsi, dan kurang lebih 2,5 juta di

Upload: hira-damayanti

Post on 16-Nov-2015

228 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

test

TRANSCRIPT

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

Pendahuluan

Epilepsi didefinisikan sebagai suatu sindrom yang ditandai oleh gangguan fungsi otak yang bersifat sementara dan paroksismal, yang memberi manifestasi berupa gangguan, atau kehilangan kesadaran, gangguan motorik, sensorik, psikologik, dan sistem otonom, serta bersifat episodik. Defisit memori adalah masalah kognitif yang paling sering terjadi pada pederita epilepsy.Setiap orang punya resiko satu di dalam 50 untuk mendapat epilepsi. Pengguna narkotik dan peminum alkohol punya resiko lebih tinggi. Pengguna narkotik mungkin mendapatseizurepertama karena menggunakan narkotik, tapi selanjutnya mungkin akan terus mendapatseizurewalaupun sudah lepas dari narkotik.Di Inggris, satu orang diantara 131 orang mengidap epilepsi.Epilepsi dapat menyerang anak-anak, orang dewasa, para orang tua bahkan bayi yang baru lahir.Angka kejadian epilepsi pada pria lebih tinggi dibandingkan pada wanita, yaitu 1-3% penduduk akan menderita epilepsi seumur hidup. Di Amerika Serikat, satu di antara 100 populasi (1%) penduduk terserang epilepsi, dan kurang lebih 2,5 juta di antaranya telah menjalani pengobatan pada lima tahun terakhir. MenurutWorld Health Organization(WHO) sekira 50 juta penduduk di seluruh dunia mengidap epilepsi (2004 Epilepsy.com).Serangan pertama pada sebagian besar penderita epilepsi telah terjadi semasa anak-anak, sekitar 55 % terjadi sebelum berusia 10 tahun. Untuk meningkatkan penaggulangan epilepsi secara keseluruhan, perlu ditingkatkan penanggulangan epilepsi pada anak-anak dan remaja. Dalam menangani epilepsi perlu diciptakan kerjasama yang baik antara orang tua, pengasuh, dokter, penderita, anggota msyarakat yang bayak hubungannya dengan penderita,misalnya guru di sekolah. Kerjasama yang baik berpengaruh positif terhadap hasil terapi, baik dari segi perkembangan kepribadian, menta, penyesuaian diri terhadap lingkungan, maupun dri segi mencegah kambuhnya serangan.Kepuusan untuk mmulai pengunaan obat-obat anti epilepsi ( OAE ) pada seorang anak penderita epilepsi dapat mempunyai dampak yang besar bagi kehidupannya dala keadan tertentu. Hal itu juga dpat menjadi suatu konfirmasi final untuk diagnosa epilepsi, yang berarti penderita tersebut harus memakai obatsecara terus-menerusdalam jangka waktu yang panjang. Sejumlah penelitian dalam beberapa tahun terakhir ini mengemukakan resiko berulangnya pada anak penderita epilepsi yang berhenti minum OAE secara tiba-tiba begitu mereka bebas serangan.BAB II

PEMBAHASAN

Definisi

Epilepsi merupakan sindrom yang ditandai oleh kejang yang terjadi berulang- ulang. Diagnose ditegakkan bila seseorang mengalami paling tidak dua kali kejang tanpa penyebab (Jastremski, 1988).Epilepsi adalah penyakit serebral kronik dengan karekteristik kejang berulang akibat lepasnya muatan listrik otak yang berlebihan dan bersivat reversibel (Tarwoto, 2007).Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejala yang datang dalam serangan-serangan, berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak, yang bersifat reversibel dengan berbagai etiologi (Arif, 2000).Epilepsi adalah sindroma otak kronis dengan berbagai macam etiologi dengan ciri-ciri timbulnya serangan paroksismal dan berkala akibat lepas muatan listrik neuron-neuron otak secara berlebihan dengan berbagai manifestasi klinik dan laboratorik.Epilepsi adalah suatu gejala atau manifestasi lepasnya muatan listrik yang berlebihan di sel neuron saraf pusat yang dapat menimbulkan hilangnya kesadaran, gerakan involunter, fenomena sensorik abnormal, kenaikan aktivitas otonom dan berbagai gangguan fisik.Epilepsy adalah merupakan sindrom yang ditandai oleh kejang yang terjadi berulang-ulang. Diagnosa ditegakkan paling tidak dua kali kejang tanpa penyebab (Jastremski, 1988).Bangkitan epilepsi adalah manifestasi gangguan otak dengan berbagai gejala klinis, disebabkan oleh lepasnya muatan listrik dari neuron-neuron otak secara berlebihan dan berkala tetapi reversibel dengan berbagai etiologi.Anatomi dan Fisiologi

Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekertja sama dengan baik, diperlukan adanya koordinasi (pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh system saraf, system indra, dan system hormone. System saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh system saraf, yaitu:a. ReseptorAdalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.b. Konduktor (penghantar impuls)Dilakukan oleh system saraf itu sendiri. System saraf terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron.c. EfektorAdalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar (hormone). Otot menanggapi rangsang yang berupa gerakan tubuh, sedangkan hormone menaggapi rangsang dengan meningkatkan/menurunkan aktivitas organ tubuh tertentu. Misalnya: mempercepat/memperlambat denyut jantung, melebarkan/menyempitkan pembuluh darah dan lain sebagainya.1. Sel saraf (Neuron)System saraf tersusun oleh sel-sel saraf atau neuron. Neuron inilah yang berperan dalam menghantarkan impuls (rangsangan). Sebuah sel saraf terdiri dari tiga bagian utama yaitu badan sel, dendrit dan neurit (akson). a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrite dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma. Inti sel berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron). Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi sebagai penyedia energy untuk membawa rangsangan.b. DendritDendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.c. Neurit (akson)Neurit berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel ke sel saraf lain. Neurit dibungkus oleh selubung lemak yang disebut selubung myelin yang terdiri atas perluasan membrane sel Schwann. Selubung ini berfungsi untuk isolator dan pemberi makan sel saraf. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh selubung myelin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.Antara neuron satu dengan neuron berikutnya tidak bersambungan secara langsung tetapi membentuk celah yang sangat sempit. Celah antara ujung neurit suatu dengan neuron dengan dendrite neuron lain tersebut dinamakan sinapsis. Pada bagian sinapsis inilah suatu zat kimia yang disebut neurotransmitter (misalnya asetilkolin) menyeberang untuk membawa impuls dari ujung neurit suatu neuron ke dendrite neuron berikutnya.2. Macam-macam Neuron (Sel Saraf)a. Saraf sensorik Saraf sensorik adalah saraf yang membawa rangsangan (impuls) dari reseptor (indera) ke saraf pusat (otak dan sum-sum tulang belakang).b. Saraf motorikSaraf motorik adalah saraf yang membawa rangsangan (impuls) dari saraf pusat susunan saraf ke efektor (otot dan kelenjar).c. Saraf konektorSaraf konektor adalah saraf yang menghubungkan rangsangan (impuls) dari saraf sensorik ke saraf motorik.3. Macam-macam GerakGerakan merupakan salah satu cara tubuh dalam menanggapi rangsangan. Berdasarkan jalannya rangsangan (impuls) gerakan dibedakan menjadi dua yaitu:a. Gerak sadarGerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Pada gerak sadar ini, gerakan tubuh dikoordinasi oleh otak. Rangsangan yang diterima oleh reseptor (indera) disampaikan ke otak melalui neuron sensorik. Di otak rangsangan tadi diartikan dan diputuskan apa yang akan dilakukan . kemudian otka mengirimkan perintah ke efektor melalui neuron motorik. Otot (efektor) bergerak melaksanakan perintah otak. Skema gerak sadar:Rangsangan (impuls) reseptor (indera) saraf sensorik otak saraf motorik efektor (otot)b. Gerak refleks (tak sadar)Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini tidak melewati otak namun hanya sampai sum-sum tulang belakang. Gerak refleks misalnya terjadi saat kita mengangkat kaki karena menginjak benda runcing, gerakan tangan saat tidak sengaja menjatuhkan buku, gerakan saat menghindari tabrakan.Skema gerak reflkes:Rangsangan (impuls) reseptor (indera) saraf sensorik sum-sum tulang belakang saraf motorik efektor (otot)4. Susunan Sistem Saraf Manusia Di dalam tubuh kita terdapat miliaran sel saraf yang membentuk system saraf. System saraf manusia tersusun dari system saraf pusat dan system saraf tepi.sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sum-sum tulang belakang. Sedangkan system saraf tepi terdiri atas system saraf somatic dan system saraf otonom.A. Sistem saraf pusat

1. OtakOtak merupakan pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di rongga tengkorak dan dibungkus oleh tiga lapis selaput kuat yang disebut meninges. Selaput paling luar disebut durameter, paling dalam adalah piameter dan yang tengah disebut arachnoid. Di antara ketiga selaput tersebut terdapat cairan serebrospinal yang berfungsi untuk mengurangi benturan atau goncangan. Peradangan yang terjadi pada selaput ini dinamakan meningitis. Penyebabnya bisa karena infeksi virus. Otak manusia terbagi menjadi tiga bagian yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum) dan sum-sum lanjutan.a. Otak besar (cerebrum)

Otak besar memiliki permukaan yang berlipat-lipat dan terbagi atas dua belahan. Belahan otak kiri melayani tubuh sebelah kanan dan belahan otak kanan melayani tubuh sebelah kiri. Otak besar terdiri dari dua lapisan. Lapisan luar berwarna kelabu disebut korteks, berisi badan-badan sel saraf. Lapisan dalam berwarna putih berisi serabut-serabut saraf (neurit/akson). Otak besar berfungsi sebagai pusat kegiatan-kegiatan yang disadrai sperti berpikir, mengingat, berbicara, melihat, mendengar dan bergerak.b. Otak kecil (cerebellum)Otak kecil terletak di bawah otak besar bagian belakang. Susunan otak kecil seperti otak besar. Terdiri atas belahan kanan dan kiri, belahan kanan dan kiri otak kecil dihubungkan oleh jembatan Varol. Terbagi menjadi dua lapis sama seperti otak besar yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangn tubuh dan mengkoordinasi kerja oto-otot ketika kita bergerak.c. Sum-sum lanjutanSum-sum lanjutan (medulla oblongata) terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam yang berwarna kelabu karena banyak mengandung badan sel-sel saraf dan lapisan luar berwarna putih karena berisi neurit (akson). Sum-sum lanjutan berfungsi sebagai pusat pengendali pernapasan, menyempitkan pembuluh darah, mengatur denyut jantung, mengatur suhu tubuh dan kegiatan-kegiatan lain yang tidak disadari.2. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)Sumsum tulang belakang terdapat memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas tulang pinggang ke dua . sumsum tulang belakang juga dibungkus oleh selaput meinges. Bila diamati secara melintang, sumsum tulang bbelakang bagian luar tampak berwarna putih (substansi alba) karena banayak mengandung akson (neurit) dan bagian dlam yang berbentuk seperti kupu-kupu, berwana kelabu (substansi grissea) karena banyak mengandung badan sel-sel saraf.Sumsum tulang belakang berfungsi untuk:a) Menghantarkan impuls dari dan ke otakb) Memberi kemungkinan jalan terpendek gerak refleksB. System saraf tepi1. System saraf somaticSystem saraf somatic disebut juga dengan system saraf sadar proses yang dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu dapat memutuskan untuk menggerakkan atau tidak menggerkakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh system ini. System saraf somatic terdiri atas:a) Saraf otak (saraf cranial), saraf otak terdapat pada bagian kepala yang keluar dari otak dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak. Urat saraf ini berjumlah 12 pasang.b) Saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang. Saraf sumsum tulang belakang berfungsi untuk meneruskan impuls dari reseptor ke system saraf pusat juga meneruskan impuls dari system saraf pusat ke semua otot rangka tubuh.

2. System saraf autonom (tak sadar)System saraf autonom merupakan bagian dari susunan saraf tepi yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara otomatis. System saraf autonom mengendalikan kegiatan organ-organ dalam seperti otot perut, pembuluh darah, jantung dan alat-alat reproduksi.Menurut fungsinya, saraf autonom terdiri atas dua macam yaitu:a) System saraf simpatikb) System saraf parasimpatik

System saraf simpatik dan system saraf parasimpatik bekerja secara antagonis (berlawanan) dalam mengendalikan kerja suatu organ. Organ atau kelenjar yang dikendalikan oleh system saraf simpatik dan system saraf parasimpatik disebut pengendalian ganda.Fungsi dari system saraf simpatik adalah sebagai berikut:Mempercepat denyut jantungMemperlebar pembuluh darahMemperlebar bronkusMempertinggi tekanan darahMemperlambat gerak peristaltis

Memperlebar pupilMenghambat sekresi empeduMenurunkan sekresi ludahMeningkatkan sekresi adrenalinSystem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi system saraf simpatik. Misalnya pada system saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada system saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung.

Etiologi

Bila ditinjau dari faktor etiologi, maka sindrom epilepsi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni :1.Epilepsi idiopatik (penyebab tidak diketahui)2.Epilepsi simtomatik (penyebabnya diketahui, misalnya tumor otak, pasca trauma otak, pasca ensefalitis).Epilepsi IdiopatikPada sebagian besar pasien, penyebab epilepsi tidak diketahui dan biasanya pasien tidak menunjukkan manifestasi cacat otak dan juga tidak bodoh. Dengan bertambah majunya pengetahuan serta kemampuan diagnostik, maka golongan idiopatik makin berkurang. Sebagian dari jenis idiopatik disebabkan oleh abnormalitas konstitusional dari fisiologi serebral yang disebabkan oleh interaksi beberapa faktor genetik. Gangguan fisiologis ini melibatkan stabilitas sistem telamik-intralaminar dari substansia kelabu basal da mencakupreticular activating systemdalam sinkronisasi lepas muatan. Sebagai akibatnya dapat terjadi gangguan kesadaran yang berlangsung singkat (absens murni, petit mal), atau lebih lama dan disertai kontraksi otot tonik-klonik (tonik-klonik umum, grand mal).Epilepsi SimtomatikEpilepsi Simtomatik dapat terjadi bila fungsi otak terganggu oleh berbagai kelainan intrakranial atau ekstrakranial. Penyebab intrakranial misalnya anomali kongenital, trauma otak, neoplasma otak, misalnya: gagal jantung, gangguan pernafasan, gangguan metabolisme (hipoglikemia, hiperglikemia, uremia), gangguan keseimbangan elektrolit, intoksikasi obat, gangguan hidrasi (hidrasi, hidrasi lebih).Patofisiologi

Dasar serangan epilepsi ialah gangguan fungsi neuron-neuron otak dan transmisi pada sinaps. Tiap sel hidup, termasuk neuron-neuron otak mempunyai kegiatan listrik yang disebabkan oleh adanya potensial membrane sel. Potensial membrane neuron bergantung pada permeabilitas selektif membrane neuron, yakni membrane sel mudah dilalui oleh ion K dari ruang ekstraseluler ke intraseluler dan kurang sekali oleh ion Ca, Na dan Cl, sehingga di dalam sel terdapat kosentrasi tinggi ion K dan kosentrasi rendah ion Ca, Na, dan Cl, sedangkan keadaan sebaliknya terdapat diruang ekstraseluler. Perbedaan konsentrasi ion-ion inilah yang menimbulkan potensial membran.

Ujung terminal neuron-neuron berhubungan dengan dendrite-dendrit dan badan-badan neuron yang lain, membentuk sinaps dan merubah polarisasi membran neuron berikutnya. Ada dua jenis neurotransmitter, yakni neurotransmitter eksitasi yang memudahkan depolarisasi atau lepas muatan listrik dan neurotransmitter inhibisi yang menimbulkan hiperpolarisasi sehingga sel neuron lebih stabil dan tidak mudah melepaskan listrik. Diantara neurotransmitter-neurotransmitter eksitasi dapat disebut glutamate,aspartat dan asetilkolin sedangkan neurotransmitter inhibisi yang terkenal ialah gamma amino butyric acid (GABA) dan glisin. Jika hasil pengaruh kedua jenis lepas muatan listrik dan terjadi transmisi impuls atau rangsang. Hal ini misalnya terjadi dalam keadaan fisiologik apabila potensial aksi tiba di neuron. Dalam keadaan istirahat, membrane neuron mempunyai potensial listrik tertentu dan berada dalam keadaan polarisasi. Aksi potensial akan mencetuskan depolarisasi membrane neuron dan seluruh sel akan melepas muatan listrik.

Oleh berbagai factor, diantaranya keadaan patologik, dapat merubah atau mengganggu fungsi membaran neuron sehingga membrane mudah dilampaui oleh ion Ca dan Na dari ruangan ekstra ke intra seluler. Influks Ca akan mencetuskan letupan depolarisasi membrane dan lepas muatan listrik berlebihan, tidak teratur dan terkendali. Lepas muatan listrik demikian oleh sejumlah besar neuron secara sinkron merupakan dasar suatu serangan epilepsy. Suatu sifat khas serangan epilepsy ialah bahwa beberapa saat serangan berhenti akibat pengaruh proses inhibisi. Di duga inhibisi ini adalah pengaruh neuron-neuron sekitar sarang epileptic. Selain itu juga system-sistem inhibisi pra dan pasca sinaptik yang menjamin agar neuron-neuron tidak terus-menerus berlepasmuatan memegang peranan. Keadaan lain yang dapat menyebabkan suatu serangan epilepsy terhenti ialah kelelahan neuron-neuron akibat habisnya zat-zat yang penting untuk fungsi otak (Anonim, 2009).BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Riwayat Penyakit Manifestasi klinis epilepsi berpariasi tergantung pada keterbatasan ADL atau aktifitas sehari-hari yang terganggu. Tanyakan faktor presipitasi dan mekanisme koping yang digunakan

Kaji umur, jenis kelamin, dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga

Keluhan utama mencakup :- Kejang- Resiko injuri- Jalan nafas tidak efektif

Pemeriksaan fisik- Amati penampilan umum klien ; yang meliputi keadaan umumdan kesadaran- Kaji TTV klien- Kaji sistem integumen klien yang meliputi kuku, kulit, rambut, dan wajah- Kaji sitem pulmonary- Kaji sistem kardiovaskular- Kaji gastrointestiral- Kaji metabolik- Kaji sistem neurologi- Kaji sistem miskulos keletal- Kaji sistem reproduksi- Data penunjang : Pemeriksaan hematologi dan serologi

Pencitraan CFT

EEG Type kejang

Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan utama yang dapat dijumpai pada klien dengan epilepsi, yaitu :1. Gangguan rasa nyaman : ketakutan sehubungan dengan kemungkinan yang terjadi setelah kejang2. Koping tidak efektif sehubungan dengan stres3. Kurangnya pengetahuan tentang epilepsiPerencanaan Keperawatan DX1 : gangguan rasa nyaman : ketakutan sehubungan dengan kemungkinan yang terjadi setelah kejangTujuan : mengurangi rasa takut terhadap kejang- Dorong klien untuk mematuhi terapi yang dijalani sehingga meningkatkan kesadaran klien dalam menjalani terapi- Kontril kejang dan kerja sama dengan klien dan keluarga untuk mengenali dan menghindari faktor presifikasi- Atur dan anjurkan gaya hidup teratur, reguler seperti diet, latihan, istirahat, aktifitas- Hindari stimulasi fotik

DX2 : Koping tidk efektif sehubungan denganstresTujuan : memperbaiki mekanisme kopingIntervensi keperawatan- Diskusikan dengan klien dan keluarga untuk membantu klien memahami kondisi dan keterbatasan

DX3 : Kurangnya pengetahuan tentang epilepsiTujuan :Intervensi keperawatan- Anjurkan klien untuk selalu memakai atau membawa tanda tertentu yang menjelaskan bahwa klien pasien epilepsi.- Anjurkan Klien untuk selalu merawat kebersihan mulut terutama pasien yang menggunakan fenitoin- Beritahu atau informasikan tentang pengetahuan atau informasi epilepsi

4. Evaluasi Hasil yang diharapkan setelah dilakukan intervensi perawatan, diantaranya :1. Jalan nafas kembali efektif2. Tidak terjadi cedera3. Mempertahan kan kontrol kejanga. Mengikuti program pengobatan dan mengidentifikasi bahaya obatb. Mengidentifikasi bahaya obatc. Dapat menghindari faktor atau situasi yang dapat menimbulakn kejangd. Mengikuti gaya hidup hemat4. Meningkatnya penyesuaian psikososial dengan mendiskusikan perasaan5. Meningkatkan pengetahuan dan pengertian tentang epilepsi6. Bebas dari kejang dan komplikasi status epileptikus