css syok._1g

32
CSS: SYOK BY: Deanna Tiu Xu May Dilli Marayuzan Akbar Pratama Muhammad Ramdhani Nurafiqah Balqis Binti Mohd Rasid

Upload: yovanrivanzah

Post on 05-Sep-2015

235 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

anes

TRANSCRIPT

CSS: SYOK

CSS: SYOKBY:Deanna Tiu Xu MayDilli Marayuzan Akbar PratamaMuhammad RamdhaniNurafiqah Balqis Binti Mohd RasidDefinisiSyok adalah suatu sindrom klinik yang terjadi apabila respon fisiologis tubuh untuk meningkatkan perfusi organ tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan.

Terjadi ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan sehingga menyebabkan cellular injury yang akan menyebabkan organ damage sekiranya berlanjutan.Stadium syokklasifikasiHipovolemik syokSyok hipovolemik merupakan tipe syok yang paling umum ditandai dengan penurunan volume intravascular.

Etiologi: muntah-muntah, diare, diuresis, perdarahan internal, luka bakar , asites , trauma perdarahan.Gejala & TandaAnsietasPenurunan KesadaranHipotensiOliguriSyok HipovolemikEkstremitas dingin & pucatTakikardi & TakipnuCapillary refill jelekTekanan nadi Vena leher kolapsSyok kardiogenikSyok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali.

Etiologi: Penyebab syok kardiogenik mempunyai etiologi koroner dan non koroner. Koroner, disebabkan oleh infark miokardium, Sedangkan Non-koroner disebabkan oleh kardiomiopati, kerusakan katup, tamponade jantung, dan disritmia, obat.Gejala dan tandaNyeri dada yang terus menerus, dyspnea and appear pale, apprehensive, and diaphoretic. Mental: somnolence, confusion, and agitation.Nadi : lemah dan cepat, range of 90110 beats/min,Tachypnea, Cheyne-StokesJugular venous distention may be present. Syok obstruktifDisebabkan adanya hambatan yang menghalangi pengisian jantung. (venous return)

Etiologi: cardiac tamponade, pneumothorak, massive pulmonary emboli.Gejala dan tandaTekanan nadi sempitDiaforesisDistensi V. jugularisekstremitas dingin & pucatRales

Syok Anafilaktik

reaksi anafilaksis + hipotensi dengan atau tanpa penurunan kesadaran

reaksi alergi umum dengan efek pada beberapa sistem organReaksi Anafilaktoid Dikelompokkan dalam hipersensitivitas tipe 1 atau reaksi tipe segera (Immediate type reaction).

Mekanisme anafilaksis melalui beberapa fase :

Fase Sensitisasi pembentukan Ig E sampai diikatnya oleh reseptor spesifik pada permukaan mastosit dan basofilFase Aktivasi pemaparan ulang dengan antigen yang samaFase Efektor respon yang kompleks (anafilaksis) sebagai efek mediator yang dilepas mastosit atau basofil dengan aktivitas farmakologik pada organ organ tertentuSyok Septik

infeksi kuman gram negatif/ jamur atau jenis lain yang berada dalam darah (endotoksin)

Faktor predisposisi terjadinya syok septik antara lain : trauma, diabetes, leukemia, granulositopenia berat, penyakit saluran kemih, terapi kortikosteroid, immunosupresan, atau radiasi. Faktor pencetus yang umum meliputi tindakan bedah, manipulasi saluran kemih, saluran empedu atau ginekologi.

penimbunan cairan di sirkulasi mikropembentukan pintasan arterio-venous dan penurunan tahapan vaskular sistemik kebocoran kapiler secara menyeluruh depresi fungsi miokard Menyebab terjadi syok septik dengan tanda :HipovolemiaHipotensi

Syok Neurogenik

kegagalan pusat vasomotor sehingga terjadi hipotensi dan penimbunan darah pada pembuluh tampung (capacitance vessels). Penyebab utamanya adalah trauma medulla spinalis dengan quadriplegia atau paraplegia (syok spinal). terjadinya kegagalan pusat pengaturan vasomotor, sehingga terjadi iskemia jaringan menyeluruh kemudian terjadi hipotensi dan menimbulkan gejala syok.

Patofisiologi

PENATALAKSANAAN SYOKPenanggulangan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk memperbaiki perfusi jaringan, memperbaiki oksigenasi tubuh dan mempertahankan suhu tubuh.

Segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi dengan memperhatikan sirkulasi, jalan nafas, dan respirasi. Tujuan UtamaTujuan utama pengobatan syok ialah melakukan penanganan awal untuk :Menstabilkan kondisi pasien.Memperbaiki volume cairan sirkulasi darahMengefisiensikan sistem sirkulasi darahSetelah pasien stabil, temukan penyebab syok1. Syok HipovolemikTujuan utama menormalkan kembali volume intravaskular dan interstitial. Pengembalian hanya mungkin bila diberikan kombinasi cairan koloid, darah, dan cairan garam seimbang.Infus cairan tetap menjadi pilihan pertama dalam menangani pasien. Penanganan khususBerikan oksigen dengan kecepatan 6-8 liter/menit dengan sungkup atau kanula hidung untuk mengoptimalkan ventilasi dan oksigenisasi

Kendalikan perdarahan yang jelas terlihat dengan tekanan langsung pada tempat perdarahan. Jangan menggunakan tornikuet, karena dapat menyebabkan nekrosis jaringan.

Mulailah akses ke sistem pembuluh darah, sebaiknya dengan dua infus intravena menggunakan kanula atau jarum terbesar (minimum 16 Gauge). Gunakan kateter yang pendek. Darah diambil sebelum pemberian cairan infus untuk pemeriksaan golongan darah atau uji kecocokan (cross match). Pemeriksaan Hb, Ht, dan jika memungkinkan pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit, ureum, kreatinin, pH darah dan elektrolit, faal hemostatis, uji pembekuan.

Kemudian lakukan penggantian cairan :

Larutan elektrolit isotonis digunakan untuk resusitasi awal. Jenis cairan ini dapat mengisi cairan intravascular dalam waktu singkat dan juga menstabilkan volume vascular dengan cara menggantikan kehilangan cairan berikutnya ke dalam ruang interstisial dan intraselular. Segera berikan cairan infus (RL atau NaCl) awalnya dengan kecepatan 1L dalam 15-20 mnt, atau sesuai kelas perkiraan kehilangan cairan dan darah.Berikan paling sedikit 2 liter cairan ini pada 1 jam pertama. Jumlah ini melebihi cairan yang dibutuhkan untuk mengganti kehilangan cairan yang sedang berjalan. Setelah kehilangan cairan dikoreksi, pemberian cairan infus dipertahankan dalam kecepatan 1 liter/6-8 jam. Infus dengan kecepatan yang lebih tinggi mungkin dibutuhkan dalam penatalaksanaan syok akibat perdarahan. Usahakan untuk mengganti 2-3x lipat jumlah cairan yang diperkirakan hilang.

Pantau terus tanda-tanda vital (setiap 15 mnt) dan darah yang hilang. Apabila kondisi pasien membaik, hati-hati agar tidak berlebihan memberi cairan. Nafas pendek dan pipi bengkak merupakan kemungkinan tanda kelebihan pemberian cairan.

Lakukan kateterisasi kandung kemih dan pantau cairan yang masuk dan jumlah urin yang keluar, produksi urin harus diukur dan dicatat.2. Syok KardiogenikSemua pasien syok kardiogenik akibat infark miokard akut sebaiknya dikirim ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kateterisasi angioplasti dan operasi kardiovaskuler.

Letakkan pasien pada posisi telentang, kecuali bila terdapat oedem paru berat.Beri oksigen sebanyak 5-10 L/mnt dengan kanul nasal atau sungkup muka dan ambil darah arteri untuk pemeriksaan analisis gas darah (AGD).Intubasi trachea perlu dipertimbangkan bila terdapat asidosis respiratorik dan hipoksia berat.Lakukan kanulasi tepi vena dengan kateter no.20 dan berikan infuse dekstrosa 5 % perlahan-lahan.Keluarkan darah vena untuk pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, ureum, kreatinin dan enzim-enzim jantung, seperti CPK, LDH dan SGOT

Buat rekaman EKG dan monitor irama jantung.Beri natrium bikarbonat 1-2 ampul (44 mEq/ampul) perlahan-lahan untuk mengoreksi asidosis metabolik (> 5 menit) dan mempertahankan PH darah diatas 7,2. Periksa kembali AGD.Bila klinis maupun radiologist tidak menunjukkan oedem paru, beri cairan garam fisiologis 100 ml perlahan-lahan untuk mengoreksi hipovolemik. Bila terdapat tanda-tanda perbaikan fungsi miokardium, teruskan infuse sehingga syok dapat diatasi. Bila terapi cairan tidak memberi respon yang sesuai berikan dopamine dengan dosis permulaan < 5 gr/kgBB/menit. Dengan dosis ini diharapkan aliran ginjal dan mesenteric meningkat serta memperbanyak produksi urin. Dosis dopamine 5-10gr/kgBB/menit akan menimbulkan efek adrenergic, sedangkan pada dosis > 10 gr/kgBB/menit, dopamine tidak efektif dan yang menonjol adalah efek adrenergic.Bila terjadi oedem paru, beri furosemid dengan dosis 20 mg intravena dan bila tidak menunjukkan perbaikan setelah 30 menit, tingkatkan dosis menjadi 40 mg. Pertimbangkan juga untuk segera memberi salep nitrogliserin 0.5-1 % sebagai vena dilator sentral yang bermanfaat untuk menurunkan preload.3. Syok ObstruktifTension pneumothoraks terjadi bila ada udara yang masuk ke rongga pleura, yang karena suatu mekanisme ventil mencegah aliran keluarnya.Tekanan intrapleural meningkat, menyebabkan paru-paru kolaps. Untuk sementara, tension pneumothoraks dapat diatasi dengan menusukkan jarum ke ruang pleura.Tamponade jantung dapat diatasi dengan menusukkan jarum ke dalam kantung perikardial. Pada emboli pulmonal masif dapat dilakukan pemberian antikoagulan atau trombolitik.4. Syok SeptikMerupakan syok yang disertai adanya infeksi. Pada pasien trauma syok septik bisa terjadi jika pasien datang terlambat beberapa jam ke rumah sakit.Syok septik terutama terjadi pada pasien-pasien dengan luka tembus abdomen dan kontaminasi rongga peritoneum dengan isi usus.Penanggulangannya dengan optimalisasi volume intravaskuler dan pemberian antibiotik, dopamin serta vasopresor.

Penanganan medikamentosa pada syok septic.Terapi cairan Obat-obat inotropikAntibiotik

5. Syok AnafilaktikPenatalaksanaan syok anafilaktik tergantung tingkat keparahan. Namun yang terpenting harus segera dilakukan evaluasi jalan nafas, jantung dan respirasi. Bila ada henti jantung dan respirasi, lakukan resusitasi jantung paru. Terapi awal diberikan setelah diagnosa ditegakkan.

Untuk terapi awal diberikan adrenalin 1:1000 0,3 ml sampai maksimal 0,5 ml s.c atau i.m. Dapat diulang 2-3 kali dengan jarak 15 menit. Pasang tourniquet pada proksimal dari suntikan infiltrasi dengan 0,1-0.2 ml adrenalin 1:1000. Lepaskan tourniquet setiap 10-15 menit. Tempatkan pasien dalam posisi terlentang dengan elevasi ekstermitas bawah (kecuali kalau pasien sesak). Awasi jalan nafas pasien, periksa tanda-tanda vital setiap 15 menit. Bila efek terhadap adrenalin kurang, berikan difenhidramin klorida 1mg/kgBB sampai maksimal 50 mg i.m atau i.v secara perlahan-lahan.Bila terjadi hipotensi segera berikan cairan i.v yang cukup. Bila tidak ada respon, berikan dopamine 400 gr (2 ampul) dalam cairan infuse glukosa 5 % atau RL atau NaCl 0,9 % untuk mempertahankan tekanan darah sistolik 90-100 mmHg.

Bila terjadi bronkospasme persisten berikan oksigen 4-6 liter/menit. Bila tidak terjadi hipotensi berikan aminophilin dosis 0,5-0,9 mg/kgBB/jam. Berikan aerosol 2 agonis tiap 2-4 jam.

Untuk mencegah relaps (reaksi fase lambat), berikan hidrokortison 7-10 mg/kgBB i.v lalu dilanjutkan hidrokortison suntikan 5 mg/kgBB i.v setiap 6 jam sampai 48-72 jam.

Awasi adanya edema laring jika perlu dilakukan trakeostomi. Bila kondisi pasien stabil, berikan terapi supportif dengan cairan selama beberapa hari, pasien harus diawasi karena kemungknan gejala berulang minimal selama 12-24 jam. Kematian dapat terjadi dalam 24 jam pertama.

Prognosis.Syok perlu didiagnosa dan diterapi secara dini, makin dini diketahui dan diberikan terapinya maka makin baik prognosanya.- Kemungkinan untuk selamat dari penderita syok dapat diketahui dengan mengukur kadar laktat darah (konsentrasi laktat dalam darah meningkat > 2 mMol/L), jika konsentrasi laktat naik sampai 3 mMol/L maka kemungkinan untuk selamat turun dari 90% menjadi 10%.

Terima kasih