crs- pinguecula dan pteregium new
DESCRIPTION
asdTRANSCRIPT
CASE REPORT SESSION
PTERIGIUM DAN PINGUECULA
Disusun Oleh :Hadika Gusti Adora 1010312028
Chika Asdiana 1110312144Prima Indra Dwipa 1110313087
Preseptor :Dr. Andrini Ariesti, Sp. M
ANATOMI KONJUNGTIVA
PTERIGIUM
Adalah lipatan berbentuk sayap pada konjungtiva yang terdiri dari
jaringan fibrovaskular yang telah
menginvasi kornea
EPIDEMIOLOGI PTERIGIUM
• pada daerah yang dekat dengan ekuator• Insiden pterigium pada kedua mata
tertinggi di provinsi Sumbar (9,4%)• >> kelompok umur ≥ 70 tahun (15,9%)
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
• Belum diketahui secara pasti• Sinar UV dalam jangka lama, kekeringan
suatu daerah, proses inflamasi, paparan angin, iritasi mata kronik karena lingkungan kering dan berdebu
PATOGENESIS PTERIGIUM
MANIFESTASI KLINIS
• Lipatan konjungtiva berbentuk segitiga, yang merambat ke kornea
• Pterigium biasanya timbul pada sisi nasal, namun ada juga yang timbul pada sisi temporal.
• Pada awal proses penyakit, pterigium biasanya asimptomatis, namun dapat pula berupa mata yang kering (rasa panas, gatal, atau berairmata) akibat lesi yang mulai berkembang pada permukaan okular.
DERAJAT PTERIGIUM• Derajat 1 : jika pterigium hanya terbatas pada
limbus kornea. • Derajat 2 : jika sudah melewati limbus kornea
tetapi tidak lebih dari 2 mm melewati kornea. • Derajat 3 : sudah melebihi derajat 2 tetapi tidak
melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal (pupil dalam keadaan normal sekitar 3 – 4 mm)
• Derajat 4 : pertumbuhan pterigium melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan
DIAGNOSIS PTERIGIUM
1. Anamnesis2. Pemeriksaan fisik : penebalan, berupa
lipatan segitiga, kaya akan pembuluh darah
3. Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan histopatologi
TATALAKSANA
1. Konservatif2. Operatif :
Bare sclera Simple closure Sliding flap Rotational flap Conjungtival graft Amnion membrane transplantation
KOMPLIKASI
• Astigmatisme• Kemerahan• Iritasi• Bekas luka yang kronis pada konjungtiva
dan kornea