c0nt0h lapkas obs_letak sungsang

Upload: augie-joltuwu-new

Post on 04-Apr-2018

261 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    1/27

    PENDAHULUAN

    Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala

    di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak

    sungsang yakni : presentasi bokong, presentasi bokong kaki sempurna, presentasi bokong

    kaki tidak sempurna, dan presentasi kaki. Pada presentasi kaki bagian paling rendah adalah

    satu atau dua kaki. 1

    Insiden letak sungsang ditemukan

    kira-kira 2-4% dari seluruh kehamilan, dimana presentasi sungsang pada primigravida sekitar

    38,31 %. Insiden pada presentasi bokong (frank breech) sekitar 59-70%, pada presentasi

    bokong kaki sempurna (complete breech) 5-10% dan presentasi bokong kaki tidak sempurna

    (incomplete breech) sekitar 10-30%. Mortalitas perinatal pada letak sungsang 13 kali

    dibandingkan presentasi kepala dan morbiditas perinatal 5-7 kali dibandingkan presentasi

    kepala.1,2,3

    Terjadinya letak sungsang dapat dipengaruhi oleh usia kehamilan dan proses adaptasi

    janin dalam uterus, dimana terdapat 25% dari persalinan sebelum usia kehamilan 28

    minggu, 7% persalinan yang terjadi pada minggu ke 32 dan terjadi pada 1-3% persalinan

    1

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    2/27

    yang aterm. Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsangdiantaranya adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa,

    dan panggul sempit. Kadang-kadang letak sungsang disebabkan karena kelainan uterus dan

    kelainan bentuk uterus. Plasenta yang terletak di daerah kornu fundus uteri dapat pula

    menyebabkan letak sungsang karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus1,4

    Diagnosis letak sungsang dapat dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik

    (pemeriksaan luar dan dalam), foto rontgen dan ultrasonografik. Pemeriksaan luar dimana di

    bagian fundus uteri dapat teraba bagian janin yang keras, bulat dan melenting yakni kepala

    dan pada bagian bawah uterus dapat teraba bokong yang bulat tidak dapat digerakkan

    semudah kepala. Dapat juga dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentukkan presentasi

    janin, pada presentasi bokong ditandai dengan adanya os sacrum, kedua tuber ossis ischii

    dan anus. Sedangkan pada presentasi kaki dapat diraba tumit. Pada presentasi bokong kaki

    sempurna, kedua kaki dapat diraba di samping bokong sedangkan pada presentasi bokong

    kaki tidak sempurna hanya teraba satu kaki di samping bokong. Wanita dengan kehamilan

    sungsang juga sering mengeluh terasa penuh pada perut bagian atas dan gerakan terasa lebih

    banyak pada bagian bawah. Pada pemeriksaan denyut jantung janin lebih sering ditemukan

    setinggi atau lebih tinggi dari umbilikus. 1,5

    Penanganan persalinan pada letak sungsang dapat dibagi atas persalinan secara

    pervaginam dan seksio sesarea.

    1. Pervaginam, terdiri dari:

    1. Persalinan spontan (Spontaneous Breech) dimana janin dliahirkan dengan

    kekuatan dan tenaga ibu. Disebut juga cara (Bracht)

    2

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    3/27

    2 Manual aid (Partial Breech Extraction, Assisted Breech Delivery) yaitu janin

    dilahirkan sebagian dengan tenaga ibu sebagian dengan tenaga penolong.

    3 Ekstraksi sunsang (Total Breech Extraction), janin dilahirkan seluruhnya dengan

    tenaga penolong.

    2. Seksio sesarea

    Seksio sesarea adalah pembedahan untuk Suatu persalinan buatan, dimana janin dan

    plasenta dilahirkan melalui suatu insisi dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim

    dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram.1,2

    Indikasi dilakukan seksio sesarea adalah :

    1. Jika panggul sempit, sehingga besar anak tidak proporsional dengan ukuran

    panggul ibu (disporsi).

    2. Pada kasus sudah terjadi gawat janin akibat terinfeksi, misalnya, kasus ketuban

    pecah dini ( KPD) sehingga bayi terendam cairan ketuban yang busuk, atau bayi

    ikut memikul demam tinggi. Bisa juga akibat ibu mengalami eklamsia

    (keracunan kehamilan), sehingga bayi ikut terpengaruh akibat penderitaan ibu.

    Kondisi bayi bayi seperti ini termasuk gawat biasanya jika dokter menilai

    denyut jantung bayi lebih cepat dari biasa termasuk jika terjadi lilitan tali pusat

    pada leher bayi.

    3. Pada kasus plasenta terletak di bawah ( plasenta previa ). Biasanya plasenta

    melekat di bagian tengah rahim.

    4. Pada kasus kalainan letak. Jika posisi anak dalam kandungan letaknya berisiko

    untuk dilahirkan pervaginam. Misalnyafootling presentation.

    3

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    4/27

    5. Jika terjadi kontraksi yang lemah dan tidak terkoordinasi. Hal ini menyebabkan

    tidak ada lagi kekuatan untuk mendorong bayi keluar dari rahim ( incoordinate

    uterine action ).

    6. Jika ibu menderita preeklamsia, yaitu jika selama kehamilan muncul gejala darah

    tinggi, ada protein dalam air seni, penglihatan kabur dan juga melihat bayangan

    ganda. Pada eklamsia timbul gejala yang lebih berat lagi, yakni selain gejala

    preeklamsia tersebut ibu mulai kejang kejang tak sadarkan diri.

    7. Jika yang pernah di seksio sesarea sebelumnya maka pada persalinan berikut

    umumnya juga harus di seksio karena takut terjadi robekan rahim.

    Kehamilan lewat waktu (serotinus) atau disebut juga kehamilan postterm adalah

    kehamilan yang berlangsung lebih dari perkiraan taksiran persalinan yang dihitung dari hari

    pertama haid terahir (HPHT) dimana usia kehamilannya te lah melebihi 42 minggu

    (>294hari)6,7,8,9. Jumlah kejadiannya sekitar 10% dari kehamilan.

    Beberapa factor penyebab kehamilan lewat waktu yaitu kesalahan dalam

    penanggalan (HPHT), primigravida, riwayat kehamilan lewat bulan, jenis kelamin laki-laki

    juga merupakan predisposisi, factor genetic juga dapat mempengaruhi, faktor hormonal yaitu

    kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga

    kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang.6 Selain itu menyebabkan kadar estrogen tidak

    cukup untuk pembentukan prostaglandin yang berperan dalam menimbulkan kontraksi

    uterus.9

    4

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    5/27

    Untuk mengetahui kehamilan lewat waktu harus diketahui umur kehamilan dengan

    tepat. Selain dari haid, penentuan umur kehamilan dapat dibantu secara klinis dengan

    mengevaluasi kembali umur kehamilan dari saat pertama kali ibu datang. Makin awal

    pemeriksaan kehamilan dilakukan, umur kehamilan makin mendekati kebenaran,

    menanyakan kapan terasa pergerakan anak atau pengukuran fundus uteri secara serial.

    Pemeriksaan USG sangat membantu taksiran umur kehamilan dan lebih akurat dilakukan

    sebelum timester ke-2. Di Indonesia, diagnosis kehamilan lewat waktu sangat sulit karena

    kebanyakan ibu tidak mengetahui tanggal haid terakhir dengan tepat. Diagnosis yang baik

    hanya dapat dibuat kalau pasien memeriksakan diri sejak permulaan kehamilan.

    8

    Kehamilan lewat waktu merupakan salah satu kehamilan yang berisiko tinggi dapat

    terjadi komplikasi pada ibu dan janin. Resiko kehamilan lewat waktu antara lain adalah

    gangguan pertumbuhan janin dan gawat janin. Resiko gawat janin dapat terjadi 3 kali dari

    pada kehamilan aterm. Kulit janin akan menjadi keriput, lemak dibawah kulit akan menipis,

    rambut dan kuku memanjang dan cairan ketuban akan berkurang.akibat kekurangan oksigen

    akan terjadi gawat janin yang menyebabkan janin buang air besar dalam rahim yang akan

    mewainai cairan ketuban menjadi hijau pekat. Pada saat janin lahir dapat terjadi aspirasi

    (cairan terhisap ke dalam saluran napas). Resiko pada ibu antara lain distosia karena aksi

    uterus yang tidak terkoordinir dan janin besar.

    Berikut ini akan dilaporkan kasus seksio sesarea atas indikasi letak sungsang dengan

    presentasi bokong dengan kehamilan lewat waktu.

    5

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    6/27

    LAPORAN KASUS

    IDENTITAS

    Nama : Ny. L. W

    Umur : 21 tahun

    Pendidikan : SMA

    Pekerjaan : IRT

    Alamat : Liwutung, Mitra

    Suku : Minahasa

    Bangsa : Indonesia

    Agama : Kristen Protestan

    TTL : Manado, 05-04-1990

    Nama suami : Tn. T.W

    Pendidikan suami : SMA

    Pekerjaan suami : Wiraswasta

    MRS : 23-02-2012 jam 12.00 WITA

    ANAMNESIS

    Anamnesis utama

    Anamnesis utama diberikan oleh penderita

    Keluhan utama

    Nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan

    Riwayat penyakit sekarang

    - Nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan (+)

    - Pelepasan lendir campur darah (-)

    - Pelepasan air dari jalan lahir (-)

    6

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    7/27

    - Pergerakan janin (+) saat masuk rumah sakit

    - Riwayat gemelli (-)

    - Buang air besar dan air kecil biasa.

    Riwayat penyakit dahulu

    Riwayat penyakit jantung, pemyakit paru, hati, ginjal, kencing manis, darah tinggi disangkal

    penderita.

    Anamnesis kebidanan

    Riwayat penyakit sekarang

    Riwayat muntah pada kehamilan tidak ada, penglihatan terganggu tidak ada, sakit kepala

    tidak ada, pusing tidak ada, buang air besar dan buang air kecil biasa.

    Penderita tidak menghisap rokok dan minum minuman beralkohol.

    Pemeriksaan antenatal

    PAN 3x Puskesmas Liwutung dan 1x di poliklinik RSUP Prof dr. R.D Kandou.

    Riwayat haid

    Haid pertama dialami pada usia 12 tahun dengan siklus teratur dan lamanya haid tiap siklus 4

    hari. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tanggal 02-05-2011. Taksiran Tanggal Partus

    (TTP) tanggal 09-02-2012.

    Riwayat keluarga

    Penderita menikah 1 kali, pernikahan dengan suami sekarang sudah 7 bulan. Ini adalah

    kehamilan yang pertama.

    Riwayat persalinan terdahulu

    Penderita baru pertama kali hamil

    7

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    8/27

    Keluarga Berencana

    Penderita sesudah melahirkan rencananya akan ikut KB suntik.

    PEMERIKSAAN FISIK

    Pemeriksaan Fisik Umum

    Status Praesens

    - Keadaan Umum : Cukup

    - Kesadaran : Compos mentis.

    - Tekanan darah : 120/80 mmHg

    - Nadi : 84 x/m.

    - Pernapasan : 20 x/m.

    - Suhu badan : 36,7 0C.

    Berat badan : 55 kg.

    Tinggi badan : 144 cm.

    Gizi : Cukup.

    Kepala

    Kepala berbentuk simetris. Kedua konjungtiva tidak anemis, kedua sklera tidak ikterik.

    Telinga berbentuk normal dan tidak ada sekret yang keluar dari liang telinga. Hidung

    berbentuk normal dengan kedua septum intak, tidak ada sekret yang keluar dari hidung. Pada

    gigi tidak ditemukan adanya epulis. Tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis.

    Leher

    Tidak ditemukan adanya struma gravidarum

    8

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    9/27

    Dada

    Bentuk simetris normal.

    Jantung

    Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdengar bising jantung.

    Paru-paru

    Tidak ditemukan adanya ronki dan wheezing di kedua lapangan paru.

    Abdomen

    Hepar dan lien tidak teraba

    Anggota gerak

    Tidak ditemukan adanya edema pada kedua tungkai. Varises tidak ada.

    Refleks

    Refleks fisiologis positif normal, tidak terdapat refleks patologis.

    Kulit

    Turgor normal.

    Status Obstetri

    Pemeriksaan Luar

    - Tinggi fundus uteri : 32 cm.

    - TBBA : 3255g

    - Letak janin : Letak Sungsang Punggung Kanan

    - Bunyi jantung janin : (+) 13 12 13.

    - His : 6-7 // 20-25

    9

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    10/27

    Pemeriksaan Dalam

    Portio tebal lunak, arah axial, pembukaan (-), PP Bokong H1

    Pemeriksaan Laboratorium

    - Hb : 13.2 gr/dl

    - Leukosit : 23.900 /mm3

    - Trombosit : 301.000/mm3

    - GDS : 77 mg/dL

    Pemeriksaan USG :

    Hasil USG tanggal 23 Febuary 2012 dengan kesan hamil 40-41 minggu dengan letak

    sungsang. Plasenta inplantasi diFundus uteri gr II-III.

    RESUME MASUK

    G1P0A0, 21 tahun MRS tanggal 23 febuary 2012 dengan keluhan utama nyeri perut bagian

    bawah ingin melahirkan. Nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan dirasakan teratur.

    Pelepasan lendir campur darah (-). Pergerakan anak (+) dirasakan saat masuk rumah sakit.

    RPD (-). BAK/BAB biasa. HPHT 02-05-2011, TTP 09-02-2012.

    Status Praesens : KU: Cukup; Kes: CM; T: 120/80 mmHg; N: 84 x/mnt;

    R: 20 x/mnt; SB: 36.7 0C.

    Status Obstetri : TFU: 32 cm; Letak sungsang punggung kanan

    BJA: 13 12 13; His: 6-7 // 20-25

    Pemeriksaan Dalam : Portio tebal lunak, arah axial, pembukaan (-), PP Bokong H1

    10

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    11/27

    Pemeriksaan laboratorium :

    - Hb : 13.2 gr/dl

    - Leukosit : 23.900 /mm3

    - Trombosit : 301.000/mm3

    - GDS : 77 mg/dL

    Diagnosa :

    G1P0A0, 21 tahun, hamil 41-42 minggu, belum inpartu, Janin intra uterin tunggal hidup letak

    sungsang.

    Sikap :

    - MRS

    - Seksio sesarea

    - Konseling, informed consent

    - Sedia donor, setuju operasi

    - Lab, USG, NST, EKG

    - Obs T,N,R,S, His, BJJ

    - Lapor konsulen, advice : setuju seksio sesarea tanggal 27 Febuari 2012

    11

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    12/27

    FOLLOW UP

    Tanggal 23-02-2012

    Ny. L.W / 21 Tahun / R n B

    S : Keluhan: (-)

    O : KU: Cukup; Kes: CM

    Status Praesens:

    T: 110/70 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36,6 0C

    His : - TFU :32cm BJJ: 13-12-13

    A : G1 P0 A0 21tahun hamil 41-42 minggu, belum inpartuJanin intra uterin tunggal hidup letak sungsang

    P : Seksio serarea tanggal 27-2-2012

    Obs. T, N, R, S, His, BJJ

    Tanggal 24-02-2012

    Ny. L.W / 21 Tahun / R n B

    S : Keluhan: (-)

    O : KU: Cukup; Kes: CM

    Status Praesens:

    T: 120/70 mmHg; N: 80 x/mnt; R: 24 x/mnt; SB: 36,6 0C

    His : - TFU :32cm BJJ: 12-12-11

    A : G1 P0 A0 21tahun hamil 41-42 minggu, belum inpartu

    Janin intra uterin tunggal hidup letak sungsang

    P : Seksio serarea tanggal 27-2-2012

    Obs. T, N, R, S, His, BJJ

    Tanggal 25-02-2012

    Ny. L.W / 21 Tahun / R n B

    S : Keluhan: (-)

    O : KU: Cukup; Kes: CM

    12

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    13/27

    Status Praesens:

    T: 130/80 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36,6 0C

    His : - TFU :32cm BJJ: (+) 12-12-11

    Letak sungsang punggung kanan

    A : G1 P0 A0 21tahun hamil 41-42 minggu, belum inpartu

    Janin intra uterin tunggal hidup letak sungsang

    P : Seksio serarea tanggal 27-2-2012

    Obs. T, N, R, S, His, BJJ

    NST

    Tanggal 26-02-2012

    Ny. L.W / 21 Tahun / R n B

    S : Keluhan: (-)

    O : KU: Cukup; Kes: CM

    Status Praesens:

    T: 110/70 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36,6 0C

    His : - TFU :32cm BJJ: (+) 12-12-112

    A : G1 P0 A0 21tahun hamil 41-42 minggu, belum inpartu

    Janin intra uterin tunggal hidup letak sungsangP : Seksio serarea tanggal 27-2-2012

    Obs. T, N, R, S, His, BJJ

    Tanggal 27 02 2012

    Jam 08.00

    Pasien didorong ke IBS

    Jam 09.00

    Operasi dimulai, dilakukan Sectio Caesarea Transperitonealis Profunda (SCTP)

    Jam 09.05

    Lahir bayi laki-laki, BBL: 3100 gr, PBL: 46 cm, AS: 6-8. Berat plasenta 500 gram.

    13

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    14/27

    Jam 10.15

    Operasi selesai.

    Keadaan umum postoperasi:

    T: 110/80 mmHg; N: 88 x/mnt; R: 20 x/mnt S:36,5

    Kontraksi uterus baik.

    Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat

    Perdarahan : 500 cc.

    Diuresis : 150 cc.

    LAPORAN OPERASI

    Penderita ditidurkan terlentang di atas meja operasi. Dilakukan tindakan asepsis dan

    antisepsis dengan povidon iodine pada daerah abdomen dan sekitarnya, kemudian ditutup

    dengan doek steril kecuali pada daerah lapangan operasi. Dalam general anastesi dilakukan

    insisi linea mediana inferior kenudian diperdalam lapis demi lapis secara tajam dan tumpul

    sampai fascia. Fascia diinsisi kecil kemudian dijepit dengan 2 kocher dan diperlebar ke atas

    dan ke bawah. Otot rectus abdominus secara tumpul. Setelah tampak peritoneum, peritoneum

    dijepit dengan dua pinset, setelah yakin tidak ada usus yang terjepit diantaranya, peritoneum

    digunting kecil dan diperlebar ke atas dan ke bawah. Tampak uterus gravidarum, identifikasi

    plica vesico uterina, plica digunting kecil. Vesica urinaria disisihkan dan dilindungi dengan

    haak abdomen. Identifikasi segmen bawah rahim (SBR). SBR diinsisi secara semilunar, dan

    diperdalam secara tumpul dengan klem bengkok sampai menembus cavum uteri. Selanjutnya

    14

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    15/27

    keluar cairan ketuban slight meconium, jumlahnya sedikit. Identifikasi bayi, bayi dilahirkan

    dengan menarik kaki. Jam 09.05 lahir bayi laki-laki berat badan lahir 3100 gr, PBL 46 cm,

    AS 6-8. Sementara jalan napas bayi dibersihkan, tali pusat dijepit dengan 2 klem dan

    digunting diantaranya. Bayi diserahkan kepada sejawat neonati untuk perawatan selanjutnya.

    Luka insisi di SBR dijepit dengan beberapa ringtang. Plasenta dilahirkan secara manual.

    Cavum uteri dibersihkan dari sisa-sisa plasenta dan pendarahan. Luka SBR dijahit dua lapis

    secara simpul dan jelujur dengan Catgut. Kontrol pendarahan (-). Dilakukan

    reperitonealisasi, kontrol pendarahan ulang (-). Eksplorasi kedua tuba dan ovarium baik,

    uterus bentuk arcuatus Cavum abdomen dibersihkan dari sisa-sisa pembekuan darah.

    Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis, peritoneum dijahit secara jelujur dengan plain, otot

    dijahit secara simpul dengan catgut, fascia dijahit secara jelujur dengan daxon no.1. Otot

    dijahit secara simpul dengan plain catgut, kulit dijahit secara subkutikuler dengan zeide.

    Luka operasi dibersihkan dan ditutupi dengan kasa betadin. Operasi selesai.

    KU post operasi : T: 110/80 mmHg; N: 88 x/mnt; R: 20 x/mnt S:36,5

    Kontraksi uterus baik.

    Perdarahan: Kurang lebih 500 cc.

    Diuresis: 150 cc.

    Instruksi pasca bedah :

    - IVFD Ringer Lactate (RL) : NaCl = 2:2 20 gtt/menit

    - Antibiotika : Ceftriaxone inj 2x1gr IV

    - Metronidazole 2x500 m drips 13.30 wita

    - Pitocin drips 3x1 amp

    - Vitamin C 250 mg (1 ml) inj. 2x1 ampul i.v

    15

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    16/27

    - Kaltrofen 1x2 tab supp

    - Cek Hb @ 2jam dan 6 jam post operasi

    Pemeriksaan Laboratorium Post Operasi :

    2 jam post operasi :

    - Hb : 13,2 gr/dl

    - Leukosit : 23.900 /mm3

    - Trombosit : 301.000/mm3

    6 jam post operasi :

    - Hb : 10,3 gr/dl

    - Leukosit : 15.600 /mm3

    - Trombosit : 224.000/mm3

    OBSERVASI MASA NIFAS

    28 febuari 2012

    Ny. L.W / 21 thn/ Irina D bawah

    S : Keluhan: (-)

    O : KU: Cukup; Kes: CM

    Status Praesens:

    T: 110/70 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36,6 0C

    Status Puerpuralis:

    Payudara: Laktasi -/- ; Tanda-tanda infeksi: -/-

    Luka operasi kering, terawat.

    TFU: 2 jari di bawah pusat; Kontraksi uterus baik.

    Lokia: Rubra

    BAB (-)/ BAK (+)

    16

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    17/27

    A : P1A0 21 tahun post SCTP atas indikasi letak sungsang hari I

    Lahir bayi laki-laki BBL 3100 gr, PBL 46 cm, AS 6 8

    P : Asi on demand

    Antibiotika : Ceftriaxone inj. 2x1gr i.v;

    Metronidazole inj.2x 0.5 gr i.v

    Vitamin C 250 mg (1 ml) ampul inj. 1x1

    Rawat Luka

    29 febuari 2012

    Ny. L.W / 21 thn/ Irina D bawah

    S : Keluhan: (-)

    O : KU: Cukup; Kes: CM

    Status Praesens:

    T: 110/70 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36,6 0C

    Status Puerpuralis:

    Payudara: Laktasi -/- ; Tanda-tanda infeksi: -/-

    Luka operasi kering, terawat.

    TFU: 2 jari di bawah pusat; Kontraksi uterus baik.

    Lokia: Rubra

    BAB (-)/ BAK (+)

    A : P1A0 21 tahun post SCTP atas indikasi letak sungsang hari 2

    Lahir bayi laki-laki BBL 3100 gr, PBL 46 cm, AS 6 8

    P : Asi on demand

    Diet bubur biasa

    Antibiotika : Cefadroxyl inj. 3x1gr i.v;

    Sulfa Ferrosus 3x1 tab

    Metronidazole 3x1 tab

    Vitamin C 3x1 tab

    Rawat Luka

    1 Maret 2012

    17

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    18/27

    Ny. L.W / 21 thn/ Irina D bawah

    S : Keluhan: (-)

    O : KU: Cukup; Kes: CM

    Status Praesens:

    T: 110/70 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36,6 0C

    Status Puerpuralis:

    Payudara: Laktasi -/- ; Tanda-tanda infeksi: -/-

    Luka operasi kering, terawat.

    TFU: 2 jari di bawah pusat; Kontraksi uterus baik.

    Lokia: Rubra

    BAB (-)/ BAK (+)

    A : P1A0 21 tahun post SCTP atas indikasi letak sungsang hari 3

    Lahir bayi laki-laki BBL 3100 gr, PBL 46 cm, AS 6 8

    P : Asi on demand

    Diet bubur biasa

    Antibiotika : Cefadroxyl inj. 3x1gr i.v;

    Sulfa Ferrosus 3x1 tab

    Metronidazole 3x1 tab

    Vitamin C 3x1 tab

    Rawat Luka, ganti has

    Konseling KB

    2 Maret 2012

    Ny. L.W / 21 thn/ Irina D bawah

    S : Keluhan: (-)

    O : KU: Cukup; Kes: CM

    Status Praesens:

    T: 110/70 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36,6 0C

    Status Puerpuralis:

    Payudara: Laktasi -/- ; Tanda-tanda infeksi: -/-

    Luka operasi kering, terawat.

    18

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    19/27

    TFU: 2 jari di bawah pusat; Kontraksi uterus baik.

    Lokia: Rubra

    BAB (-)/ BAK (+)

    A : P1A0 21 tahun post SCTP atas indikasi letak sungsang hari 4

    Lahir bayi laki-laki BBL 3100 gr, PBL 46 cm, AS 6 8

    P : Asi on demand

    Diet bubur biasa

    Antibiotika : Cefadroxyl inj. 3x1gr i.v;

    Sulfa Ferrosus 3x1 tab

    Metronidazole 3x1 tab

    Vitamin C 3x1 tab

    Rawat Luka, ganti haas

    Rencana pulang

    PEMBAHASAN

    Yang menjadi bahan diskusi dari laporan kasus ini adalah:

    1. Bagaimana mendiagnosa pasien pada kasus ini ?

    2. Apakah penanganan pada kasus ini sudah tepat ?

    3. Apakah terjadi komplikasi pada kasus ini ?

    4. Bagaimana prognosa dari ibu dan anak pada kasus ini ?

    A. Diagnosa

    19

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    20/27

    Diagnosa pada penderita ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan

    pemeriksaan kebidanan, maka didapatkan:

    G1P0A0 : Kehamilan ini kehamilan pertama dan saat ini penderita berusia 21tahun

    Hamil 41-42 minggu : berdasarkan HPHT yaitu pada tanggal 02 Mei 2011 dengan

    taksiran tanggal partus 09 Febuari 2012. Selain itu, dari pemeriksaan USG terakhir,

    didapatkan umur kehamilan 41-42 minggu.

    Pergerakan janin masih dirasakan dan bunyi jantung janin juga masih ada.

    Pada pemeriksaan kebidanan teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus

    uteri. Pada pemeriksaan dalam didapatkan letak sungsang, presenting part adalah

    bokong dan ketuban (-).

    Sehingga berdasarkan temuan diatas, didiagnosa dengan :

    G1 P0 A0 21 hamil 40-41 minggu belum inpartu, Janin intra uterin tunggal hidup letak

    sungsang.

    B. Penanganan

    Penatalaksanan letak sungsang dan kehamilan lewat waktu pada kasus ini yaitu

    seksio sesarea. Hal ini disebabkan karena angka mortalitas pada letak sungsang yang

    mendekati 12% dan terdapatnya resiko berupa kelamilan lewat waktu. yang dapat

    menyebabkan persalinan pervaginam beresiko tinggi.

    Selain itu, umumnya dilakukan persalinan sungsang secara seksio sesarea apabila:

    skor Zatuchni Andros = < 3 7,8

    Skor Zatuchini-Andros yaitu :

    Faktor 0 1 2

    20

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    21/27

    Paritas

    Umur kehamilan

    Taksiran Berat Janin

    Persalinan sungsang sebelumnya (> 2500

    gr)

    Pembukaan

    Penurunan

    Primigravida

    >39 mg

    > 3600 gr

    0

    2 cm

    -3/lebih tinggi

    Multipara

    38 mgg

    3000-3600 gr

    1

    3 cm

    -2

    -

    2

    > 4 cm

    -1/lebih

    rendah

    Bila skor :

    - < 3 = Persalinan dianjurkan dengan bedah Caesar

    - 4 = Dilakukan reevaluasi. Pengawasan persalinan yang ketat. Dapat lahir

    pervaginam tetapi masih mungkin tindakan operatif.

    - > 5 = Persalinan diharapkan dapat pervaginam.

    Pada kasus ini hasil perhitungan skor Zatuchini-Andros adalah:

    - Paritas : pirmigravida = 0

    - Umur kehamilan : >39 minggu = 0

    - Taksiran berat janin : 3000-3600 gr = 1

    - Persalinan sungsang sebelumnya(>2500gr):0 = 0

    - Pembukaan = 0

    - Penurunan : -3/lebih tinggi = 0

    Total skor = 1

    21

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    22/27

    Berdasarkan diagnosa diatas, pada kasus ini penderita disikapi dengan seksio sesarea.

    Seksio sesarea merupakan suatu persalinan buatan, di mana janin dilahirkan melalui suatu

    insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta

    berat janin di atas 500 gram. Seksio sesarea memegang peranan penting dalam janin letak

    sungsang. Pada kehamilan dengan letak janin sungsang ditambah lagi dengan indikasi belum

    pernah seksio sesarea, dan kehamilan yang sudah lewat waktu.

    Presentase kelainan letak yang disikapi dengan seksio sesarea sebanyak 10 %. Jenis

    seksio sesarea yang dipilih pada kasus ini adalah Sectio Caesarea Transperitonealis

    Profunda (SCTP) karena pada jenis ini terdapat beberapa keunggulan yaitu :

    - Perdarahan luka insisi tidak seberapa banyak

    - Bahaya peritonitis tidak besar

    - Jaringan parut pada uterus umumnya kuat, sehingga bahaya rupture uteri di

    kemudian hari tidak besar karena dalam masa nifas segmen bawah uterus tidak

    seberapa banyak mengalami konstraksi seperti korpus uteri, sehingga luka

    dapat lebih sembuh sempurna.

    Pilihan penanganan seksio sesarea atas indikasi letak sungsang dengan presentasi

    bokong pada kasus ini dinilai sudah tepat. Jika pada kasus ini dikelola dengan persalinan per

    vaginam, ada beberapa hal yang dapat terjadi, antara lain :

    - Jalan lahir pada primigravida dengan janin presentasi bokong, pada proses persalinan

    pervaginam tidak dapat terbuka sempurna karena didorong oleh bagian yang lunak.

    22

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    23/27

    - Head entrapment pada after coming head dapat terjadi karena kepala melewati

    panggu dalam waktu lebih singkat sehingga tidak terjadi moulage kepala dan

    pembukaan tidak lengkap. Insidennya 88/1000 persalinan.

    - Nuchal Arm, yaitu terjepitnya lengan di belakang leher, ditemukan 6% kasus dan

    meningkatkan mortalitas pada masa neonatal.

    - Prolaps tali pusat meningkat frekuensinya bila fetus kecil atau presentasi bukanfrank

    breech. Persentasenya adalah frank breech 0,5 %, complete breech 5%, presentasi

    kepala 0,4%, sedangkan pada presentasi kaki dapat terjadi sebanyak 15% kasus.

    - Menurut studi di salah satu rumah sakit di Saudi Arabia pada tahun 2001, persalinan

    primigravida dengan janin letak sungsang dengan cara seksio sesarea menurunkan

    angka mortalitas dan morbiditas dengan diagnosa sama yang ditangani secara per

    vaginam. 1,3,6,7,8,9

    C. Komplikasi

    Komplikasi yang bisa terjadi pasca operasi pada ibu adalah infeksi post operasi,

    perdarahan dan komplikasi lain seperti luka kandung kencing, emboli dan lain-lain. Pada

    bayi komplikasi yang terjadi banyak tergantung pada mengapa SC dilakukan namun pada

    23

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    24/27

    kasus ini keadaan janin sebelumnya baik dan alasan untuk dilakukan SC karena letak

    sungsang, sehingga komplikasi pasca operasi tidak ditemukan. Sedangkan pada ibu keadaan

    post operasi dan observasi nifas diruangan adalah baik, dan pasien dipulangkan tidak ada

    keluhan bermakna sehubungan dengan tindakan yang telah dilakukan.

    D. Prognosis

    Prognosis ibu pada kasus ini sebelum operasi adalah dubia, kerena usia kehamilan ibu

    saat MRS adalah sudah 41-42 minggu, belum inpartu dengan janin letak sungsang.

    Prognosis post operasi adalah dubia ad bonam karena operasi berjalan lancar tanpa

    komplikasi. 3

    24

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    25/27

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    1. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis: G1 P0 A0, 21

    tahun, hamil 41-42 minggu, belum inpartu, Janin intra uterin tunggal hidup letak

    sungsang.

    2. Penatalaksanaan kasus ini sudah tepat, dimana dilakukan Sectio Caesarea

    Transperitonealis Profunda (SCTP)

    3. Prognosis sebelum operasi pada ibu dan janin adalah dubia. Prognosis sesudah

    operasi pada kasus ini adalah baik karena tidak terdapat hambatan selama operasi dan

    tidak ada komplikasi selama operasi dan masa nifas.

    Saran

    1. Bagi Ibu yang ingin hamil kembali agar sering melakukan pemeriksaan antenatal,

    agar kesejahteraan janin dapat diketahui dengan baik, serta mengetahui adanya

    penyulit-penyulit dalam persalinan.

    2. Baiknya setelah melahirkan ibu menggunakan KB

    3. Perlu dilakukan edukasi kepada wanita yang baru menjalani operasi seksio sesarea

    mengenai perawatan luka pasca operasi yang tepat untuk meminimalkan resiko

    terjadinya dehisensi.

    25

  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    26/27

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Wiknjosastro, Hanifa. Distosia karena Kelainan Letak dan Bentuk Janin. Dalam:

    Buku Ilmu Kebidanan, edisi ketiga cetakan kesembilan. Jakarta: Yayasan Bina

    Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2007 : 606-622.

    2. Nurhasan. Kehamilan dengan bekas seksio sesarea. Standar pelayanan medis vol 2.

    Jakarta: IDI, 1998.

    3. Yoshua, Andry dkk. Presentasi Sungsang. Departemen Ilmu Kesehatan Obstetri dan

    Ginekologi Universitas Indonesia. 2007 : 1-15

    4. Ayurafika. Penanganan untuk Kehamilan dan Persalinan Letak Sungsang. Available

    at : http://imadeharyoga.com/2008/10/penanganan-untuk-kehamilan-dan-persalinan-

    letak-sungsang/html. Febuary 2012.

    5. Attailah. Sectio caesarea dengan Letak Sungsang. Available at :

    http://www.attailah.co.cc/2010/07/sectio-caesarea-dengan-letak-sungsang.html.

    6. Wiknjosastro, Hanifa. Pembedahan dengan Laparotomi. Dalam: Buku Ilmu

    Kebidanan, edisi ketiga cetakan kesembilan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

    Prawirohardjo. 2007 : 863-870.

    7. Sectio Caesarea Atas Indikasi Letak Sunsang. Available at : http://download-gratis-

    ktii-skripsi.blogspot.com/2010/08/sectio-caesarea-atas-indikasi-letak.html. Febuary

    2012

    8. Sectio Caesarea atas Indikasi Letak Sungsang, Lapkas Obsgyn Unsrat. Available at :

    http://www.whitetigermtc76.co.cc/2009/11/lapkas-sc-atas-indikasi-letak-

    sunsang.html.

    26

    http://imadeharyoga.com/2008/10/penanganan-untuk-kehamilan-dan-persalinan-letak-sungsang/htmlhttp://imadeharyoga.com/2008/10/penanganan-untuk-kehamilan-dan-persalinan-letak-sungsang/htmlhttp://www.attailah.co.cc/2010/07/sectio-caesarea-dengan-letak-sungsang.htmlhttp://download-gratis-ktii-skripsi.blogspot.com/2010/08/sectio-caesarea-atas-indikasi-letak.htmlhttp://download-gratis-ktii-skripsi.blogspot.com/2010/08/sectio-caesarea-atas-indikasi-letak.htmlhttp://www.whitetigermtc76.co.cc/2009/11/lapkas-sc-atas-indikasi-letak-sunsang.htmlhttp://www.whitetigermtc76.co.cc/2009/11/lapkas-sc-atas-indikasi-letak-sunsang.htmlhttp://imadeharyoga.com/2008/10/penanganan-untuk-kehamilan-dan-persalinan-letak-sungsang/htmlhttp://imadeharyoga.com/2008/10/penanganan-untuk-kehamilan-dan-persalinan-letak-sungsang/htmlhttp://www.attailah.co.cc/2010/07/sectio-caesarea-dengan-letak-sungsang.htmlhttp://download-gratis-ktii-skripsi.blogspot.com/2010/08/sectio-caesarea-atas-indikasi-letak.htmlhttp://download-gratis-ktii-skripsi.blogspot.com/2010/08/sectio-caesarea-atas-indikasi-letak.htmlhttp://www.whitetigermtc76.co.cc/2009/11/lapkas-sc-atas-indikasi-letak-sunsang.htmlhttp://www.whitetigermtc76.co.cc/2009/11/lapkas-sc-atas-indikasi-letak-sunsang.html
  • 7/29/2019 c0nt0h Lapkas Obs_letak Sungsang

    27/27

    9. Abu Heija, Adel. Is Breech Presentation in Nulliparous Women at Term An Absolute

    Indication for Cesarean Section? . Annals of Saudi Medicine. Volume 21. No.304.

    2001.

    10. Mochtar R, Lutan D. Kasus Resiko Tinggi. Dalam: Sinopsis Obstetri. Jilid 2 edisi 2.

    Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta: 1998; 201-6