bab iii

7
  11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Sisal Tata nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan, tanaman sisal  Agave sisalana dimasukkan ke dalam klasifikasi sebagai berikut : Gambar 2. Tanaman sisal Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobion ta Super Divisi : Spermatophyta Kelas : Liliopsida Sub Kelas : Liliidae Ordo : Liliales Famili : Agavacea e Genus : Agave Spesies : Agave sisalana Tanaman agave secara umum merupakan tanaman yang tahan kering. Tanaman sisal adalah tanaman perdu dengan daun-daun yang menjulang berbentuk pedang dengan panja ng 1,5 sampai 2 meter, dari daunnya yang panjang ini diambil seratnya. Cara ekstraksi serat daun sisal dapat dilakukan dengan

Upload: siti-maryam

Post on 09-Jul-2015

48 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III

5/10/2018 BAB III - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-55a0bba1ca905 1/7

   

11 

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA 

3.1 Sisal

Tata nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan, tanaman sisal

 Agave sisalana dimasukkan ke dalam klasifikasi sebagai berikut :

Gambar 2. Tanaman sisal

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Liliidae

Ordo : Liliales

Famili : Agavaceae

Genus : Agave

Spesies : Agave sisalana 

Tanaman agave secara umum merupakan tanaman yang tahan kering.

Tanaman sisal adalah tanaman perdu dengan daun-daun yang menjulang

berbentuk pedang dengan panjang 1,5 sampai 2 meter, dari daunnya yang panjang

ini diambil seratnya. Cara ekstraksi  serat daun sisal dapat dilakukan dengan

Page 2: BAB III

5/10/2018 BAB III - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-55a0bba1ca905 2/7

   

12 

peralatan yang disebut mesin dekortikator, prosesnya disebut dengan dekortikasi.

Proses dekortikasi terdiri dari beberapa tahap :

1.  Proses pemukulan (beating action)

2.  Proses pengelupasan dan penarikan (crushing, beating and pulling action)

Untuk memudahkan pemisahan zat-zat yang ada disekitar serat dan

menghindari kerusakan pada serat, proses dekortikasi sebaiknya dilakukan pada

kondisi daun dalam keadaan segar dan basah (wet condition). Daun-daun sisal

yang telah mengalami proses dekortikasi, kemudian dicuci, dikeringkan dan

disisir.

Gambar 3. Serat sisal

3.2 Kelapa

Tata nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan, tanaman kelapa

(Cocos nucifera) dimasukkan ke dalam klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub-Divisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Palmales

Familia : Palmae

Genus : Cocos

Spesies : Cocos nucifera

Page 3: BAB III

5/10/2018 BAB III - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-55a0bba1ca905 3/7

   

13 

Adapun bagian-bagian dari kelapa, diantaranya :

a. Buah kelapa

Buah kelapa terdiri dari kulit luar, sabut, tempurung, kulit daging (testa),

daging buah, air kelapa dan lembaga.

b. Kulit luar

Kulit luar merupakan lapisan tipis (0,14 mm) yang mempunyai permukaan

licin dengan warna bervariasi dari hijau, kuning sampai jingga, tergantung kepada

kematangan buah. Jika tidak ada goresan dan robek, kulit luar kedap air.

c. Sabut kelapa.

Sabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu

35 % dari berat keseluruhan buah. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang

menghubungkan satu serat dengan serat lainnya. Serat adalah bagian yang

berharga dari sabut. Setiap butir kelapa mengandung serat 525 gram (75 % dari

sabut), dan gabus 175 gram (25 % dari sabut).

Komposisi kimia sabut kelapa terdiri atas selulosa, lignin, pyroligneous acid,

gas, arang, ter, tannin, dan potasium. Dilihat sifat fisisnya sabut kelapa terdiri dari:

1.  Seratnya terdiri dari serat kasar dan halus dan tidak kaku.

2.  Mutu serat ditentukan dari warna dan ketebalan.

3.  Mengandung unsur kayu seperti lignin, tannin dan zat lilin.

Gambar 4. Serat kelapa

Page 4: BAB III

5/10/2018 BAB III - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-55a0bba1ca905 4/7

   

14 

d. Tempurung

Tempurung merupakan lapisan keras yang terdiri dari lignin, selulosa,

metoksil dan berbagai mineral. Kandungan bahan-bahan tersebut beragam sesuai

dengan jenis kelapanya. Struktur yang keras disebabkan oleh silikat (SiO2) yang

cukup tinggi kadarnya pada tempurung. Berat tempurung sekitar 15-19 % dari

berat keseluruhan buah kelapa.

e. Kulit daging buah.

Kulit daging buah adalah lapisan tipis coklat pada bagian terluar daging

buah.

f. Daging buah

Daging buah merupakan lapisan tebal (8~15 mm) berwarna putih. Bagian ini

mengandung berbagai zat gizi. Kandungan zat gizi tersebut beragam sesuai

dengan tingkat kematangan buah. Daging buah tua merupakan bahan sumber

minyak nabati (kandungan minyak 35 %).

g. Air kelapa.

Air kelapa mengandung sedikit karbohidrat, protein, lemak dan beberapa

mineral. Kandungan zat gizi ini tergantung kepada umur buah. Air kelapa dapat

digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba, misalnya  Acetobacter xylinum 

untuk produksi nata de coco.

3.3 Analisa Komponen Kimia

Analisa ini mencakup penentuan komposisi zat penyusun yang terdapat

dalam bahan. Analisa komponen kimia dapat dilakukan dengan cara yang sangat

berbeda, misal hanya menentukan komponen dinding sel utama, seperti

polisakarida dan lignin disamping ekstraktif dan abu. Di lain pihak analisis yang

sangat mendalam meliputi penentuan gugus fungsional (misal gugs asetil) dan

analisis pola gula masing-masing dalam polisakarida.

Hampir semua jenis serat alam, khususnya yang berasal dari tumbuhan

(vegetable fibres), komposisi kandungan serat secara kimia yang besar adalah

selulosa, meskipun unsur atau zat-zat lain juga terdapat pada serat tersebut,

misalnya hemiselulosa, lignin, pektin dan pigmen yang menyebabkan serat

Page 5: BAB III

5/10/2018 BAB III - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-55a0bba1ca905 5/7

   

15 

berwarna. Komposisi kandungan zat-zat tersebut pada umumnya sangat bervariasi

tergantung dengan jenis atau varietas tanaman.

3.3.1 Kadar Air 

Kadar air adalah banyaknya air yang terdapat di dalam bahan atau produk 

biasanya dinyatakan secara kuantitatif dalam persen (%) terhadap berat bahan

bebas air atau berat kering tanur (BKT), namun dapat juga dipakai satuan terhadap

berat basahnya.

3.3.2 Zat Ekstraktif 

Zat ekstraktif mencakup sejumlah senyawa kimia yang luas, meskipun

biasanya dalam jumlah yang kecil. Zat ekstraktif dapat dipisahkan dengan

melarutkan contoh dalam pelarut air maupun pelarut organik.

3.3.3 Senyawa Anorganik

Senyawa anorganik dalam sampel dianalisis sebagai abu dengan cara bahan

dibakar pada suhu 600-850oC. Komponen utama abu adalah kalium, kalsium, dan

magnesium maupun silikon. Sedangkan silika merupakan salah satu dari

komponen abu anorganik yang tersisa setelah seluruh komponen organik diisolasi

melalui proses pengabuan pada suhu tertentu.

3.3.4 Selulosa

Selulosa adalah polimer berantai panjang polisakarida karbohidrat dari

β-glukosa. Selulosa merupakan bagian utama penyusun tumbuhan berkayu. Bahan

tersebut utamanya terdapat pada tumbuhan keras, namun demikian pada dasarnya

selulosa terdapat pada setiap jenis tumbuhan termasuk tumbuhan semusim,

tumbuhan perdu, dan tumbuhan rambat bahkan tumbuhan paling sederhana

sekalipun. Seperti jamur, ganggang, dan lumut.

Gambar 5. Struktur selulosa

Page 6: BAB III

5/10/2018 BAB III - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-55a0bba1ca905 6/7

   

16 

Berdasarkan derajat polimerisasi dan kelarutan dalam larutan NaOH 17,5%,

selulosa dapat dibedakan atas tiga jenis, diantaranya :

1.  Alphaselulosa adalah selulosa berantai panjang, tidak larut dalam larutan

NaOH 17,5% atau larutan basa kuat dengan derajat polimerisasi 600  – 1500.

Alphaselulosa dipakai sebagai penduga atau penentu tingkat kemurnian

selulosa.

2.  Bethaselulosa adalah selulosa berantai pendek, larut dalam larutan NaOH

17,5% atau basa kuat dengan derajat polimerisasi 15  –  90, dapat mengendap

bila dinetralkan.

3.  Gammaselulosa adalah sama dengan bethaselulosa, tetapi derajat

polimerisasinya kurang dari 15.

Selain itu, ada yang disebut hemiselulosa dan holoselulosa.

a)  Hemiselulosa adalah polisakarida yang bukan selulosa jika dihidrolisis

akan menghasilkan D-manosa, D-galaktosa, D-xylosa, D-arabinosa dan

asam uranat.

Gambar 6. Senyawa penyusun hemiselulosa

b)  Holoselulosa adalah bagian dari serat yang bebas dari lignin terdiri dari

campuran semua selulosa dan hemiselulosa.

3.3.5 Lignin

Lignin merupakan salah satu komponen kmia penyusun dinding sel selain

selulosa dan hemiselulosa. Keberadaan lignin di alam berbentuk polimer yang

tersusun atas unit fenilpropana yang bercabang banyak dan membentuk struktur

berdimensi tiga. Lebih dari dua pertiga unit penyusun lignin berikatan antara satu

dengan yang lainnya melalui ikatan eter dan sisanya karbon. Lignin adalah

polimer yang lebih kompleks daripada selulosa serta memiliki bobot molekul

Page 7: BAB III

5/10/2018 BAB III - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-55a0bba1ca905 7/7

   

17 

yang tinggi. Lignin terdapat pada dinding sel dan diantara sel-sel. Konsentrasi

lignin terbesar terdapat pada lapisan lamela tengah dan semakin menurun menuju

lapisan sekunder.

Gambar 7. Struktur lignin