bab ii

36
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Thypoid 1. Pengertian Menurut Suriadi dan Ngastiyah (2009) demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu dan terjadi gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran. Typhoid abdominalis (demam tifoid, enteric fever) ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran (Arif Mansjoer, 2009). Typoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang di sebabkan infeksi salmonella thypi. Organism ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh fases dan urine dri orang yang terinfeksi kuman salmonella (Burner and Sudart, 2011). 2. Penyebaran Kuman

Upload: lutfi-hakim

Post on 11-Sep-2015

227 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kkm

TRANSCRIPT

29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Thypoid

1. Pengertian

Menurut Suriadi dan Ngastiyah (2009) demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu dan terjadi gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran.

Typhoid abdominalis (demam tifoid, enteric fever) ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran (Arif Mansjoer, 2009).

Typoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang di sebabkan infeksi salmonella thypi. Organism ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh fases dan urine dri orang yang terinfeksi kuman salmonella (Burner and Sudart, 2011).

2. Penyebaran Kuman

Demam typhoid adalah penyakit yang penyebarannya melalui saluran cerna (mulut, esofagus, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar dan seterusnya). Salmonella typhi masuk ke tubuh manusia bersama bahan makanan atau minuman yang tercemar. Cara penyebarannya melalui muntahan, urin dan kotoran dari penderita yang kemudian secara pasif terbawa oleh lalat (kaki-kaki lalat). Lalat itu mengkontaminasi makanan, minuman, sayuran maupun buah-buahan segar. Saat kuman masuk ke saluran pencernaan manusia, sebagian kuman mati oleh asam lambung dan sebagian kuman masuk ke usus halus. Dari usus halus itulah kuman bereaksi sehingga dapat memasuki usus halus. Setelah berhasil menembus usus halus, kuman masuk ke Kelenjar Getah Bening, pembuluh darah dan seluruh tubuh (terutama organ hati, empedu dan lainnya). Jika demikian keadaannya, kotoran dan air seni penderita bisa mengandung kuman Salmonella typhi yang siap menginfeksi manusia lain melalui makanan atau pun minuman yang dicemari. Pada penderita yang tergolong carrier (pengidap kuman ini namun tidak menampakkan gejala sakit), kuman Salmonella dapat bertahan di kotoran dan air seni sampai bertahun-tahun. Oleh karena itu, demam typhoid sering ditemui di tempat-tempat dimana penduduknya tidak berperilaku bersih dan sehat, seperti cuci tangan dan menggunakan air bersih (Arif Mansjoer, 2009).

3. Etiologi

Penyebab penyakit ini adalah salmonella typhosa, basil gram negatif, yang bergerak dengan bulu gaster, tidak berspora, mempunyai sekurangnya 3 macam antigen yaitu antigen O (somatik, terdiri zat kompleks lipopolisakrida), antigen H (flagella) dan Anitigen VI. Dalam serum pasien terdapat zat anti (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut (Ngastiyah, 2009).

Demam typhoid timbul akibat dari infeksi oleh bakteri golongan Salmonella yang memasuki tubuh penderita melalui saluran pencernaan. Sumber utama yang terinfeksi adalah manusia yang selalu mengeluarkan mikroorganisme penyebab penyakit, baik ketika ia sedang sakit atau sedang dalam masa penyembuhan. Pada masa penyembuhan penderita masih mengandung Salmonella spp di dalam kandung empedu atau di dalam ginjal. Sebanyak 5% penderita demam typhoid kelak akan menjadi karier sementara, sedang 2% yang lain akan menjadi karier yang menahun. Sebagian besar dari karier tersebut merupakan karier intestinal (intestinal type) sedangkan yang lain termasuk urinary type. Kekambuhan yang ringan pada karier demam typhoid, terutama pada karier jenis intestinal, sukar diketahui karena gejala dan keluhannya tidak jelas.4. Patofisiologi

Penelusuran penyakit demam typoid adalah secara faeco-oral dan banyak terdapat di masyarakat dengan hygiene dan sanitasi yang kurang baik. Kuman salmonella typhii masuk tubuh melalui mulut bersama dengan makanan/kuman yang tercemar.

Sesudah melewati asam lambung kuman menembus mukosa usus dan masuk peredaran darah melalui aliran limfe selanjutnya kuman menyebar ke seluruh tubuh, dalam system retikuloendotelial (hati, limpa, dll) kuman berkembang biak dan masuk ke peredaran darah kembali (bakterimei kedua) dan menyebar keseluruh tubuh terutama kedalam kelenjar limpoid, usus halus menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada mukosa di atas plak payeri. Proses utama adalah di ileum terminalis, bila berat seluruh ileum dapat terkena dan mungkin terjadi perverasi atau perdarahan (Mansjoer, 2009).

Kuman melepaskan endotoksin yang merangsang terbentuknya pirogen endogren. Zat ini mempengaruhi pusat pengaturan suhu di hipotalamus dan menimbulkan gejala demam. Walaupun dapat di fagositosis, kuman dapat berkembang biak di dalam makrofag karena adanya hambatan metabolism oksidatif, kuman dapat menetap / bersembunyi satu tempat dalam tubuh penderita dan hal ini dapat mengakibatkan terjadinya relaps atau mengidap (carrier) (Mansjoer, 2009).

Kuman salmonella typhosa masuk kedalam saluran cerna, bersama makanan dan minuman, sabagian besar akan mati oleh asam lambung HCL dan sebagian ada yang lolos (hidup), kemudian kuman masuk kedalam usus (plag payer) dan mengeluarkan endotoksin sehingga menyebabkan bakterimia primer dan mengakibatkan perdangan setempat, kemudian kuman melalui pembuluh darah limfe akan menuju ke organ RES terutama pada organ hati dan limfe (Mansjoer, 2009).

Selain itu endoktoksin yang masuk ke pembuluh darah kapillar menyebabkan roseola pada kulit dan lidah hipertormi pada hati dan limpa akan terjadi hipatospleno megali, konstipasi bisa terjadi menyebabkan komplikasi intestinal (perdarahan usus, perforasi, peritonitis) dan ekstera intestinal (pnemonia, meningitis, kolosistitis, neuropsikeratik).

Zat yang dibentuk oleh kuman Salmonella Typhi mempengaruhi endotoksin yang merangsang terbentuknya pirogen endogen.Zat ini mempengaruhi pusat pengaturan suhu tubuhdi Hipotalamus dan menimbulkan gejala demam. Walaupun dapat difagositosis, kuman berkembang biak di mikrofag karena ada hambatan metabolisme oksidatif. Kuman dapat menetap / bersembunyi pada satu tempat dalam tubuh penderita, dan hal ini dapat mengakibatkan terjadinya relap atau pengidap (cornier).5. Tanda dan Gejala

Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan dengan penderita dewasa, masa turas rata-rata 10-20 hari yang tersingakt 4 hari jika infeksi melalui minuman. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala krodomal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepdia, pusing dan tidak bersemangat kemudian menyusui gerak klinis sbb :a. Demam

Berlangsung selama 3 minggu bersifat fobris romiton dan suhu tidak terlalu tinggi. Selama seminggu pertama dulu berangsur meningkat, biasanya turun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari pada minggu ke-2 penderia terus demam dan minggu ke 3 penderita demamnya berangsur-angsur normal.

b. Gangguan pada saluran pencernaan

Nafas barbau tidak sedap, bibir kering adan pecah-pecah, lidah putih kotor (coted tongue) ujung dan tepi kemerahan, perut kembung hati dan limpa membesar, disertai nyeri pada perabaan.

c. Gangguan kesadaranKesadaran menurun walaupun tidak berupa dalam yaitu apotis sampai sampai sarmolen. Di samping gejala-gejala tersebut di temukan juga pada poranggung dan anggota gerak dapat di temukan roseala yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit.Gejala dapat timbul secara tiba-tiba / berangsur-angsur yaitu antara 10 sampai 14 hari.Mulainya samar-samar bersama nyeri kepala, malaise, anoreksia dan demam, rasa tidak enak di perut dan nyeri di seluruh badan. Minggu pertama keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu : demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, konstipasi/ diare, perasaan tidak enak pada perut, batuk dan epistaksis.

Pada minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas yaitu : demam, bradikardi relatif, lidah yang khas (kotor ditengah, tepi dan ujung merah dan tremor), hepatomegali, splenomegali, meteorismus, gangguan mental (Sarwono, 2006).

Secara garis besar manifestasi klinis dari thypoid antara lain :

a. Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi, setelah melebihi dari 7 hari biasanya suhu tubuh akan menetap tinggi antara 39-40C.

b. Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas. c. Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limpa, akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.

d. Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).

e. Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.

f. Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.6. Penatalaksanaan Penyakit ThypoidPenatalaksanaan thypoid terdiri dari 3 bagian yaitu :a. PerawatanPenderita thypoid perlu dirawat di rumah sakit untuk isolasi, observasi dan pengobatan.Penderita harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari.Besar demam / kurang lebih selama 14 hari.Maksud tirah baring adalah untuk mencegah komplikasi perdarahan/perforasi usus.Penderita dengan kesadaran menurun, posisi tubuhnya harus diubah-ubah pada waktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostaltik dan dekubitus.b. DietDimasa lalu penderita tifoid diberi bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai tingkat kesembuhan penderita.Pemberian bubur saring ini dimaksudkan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus, karena ada pendapat bahwa ulkus-ulkus perlu diistirahatkan. Banyak penderita tidak menyukai bubur saring karena tidak sesuai dengan selera mereka.Karena mereka hanya makan sedikit dan ini berakibat keadaan umum dan gizi penderita semakin mundur dan masa penyembuhan menjadi lama. Makanan padat dini, yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman pada penderita thypoid.c. Obat

Obat obat anti mikroba yang sering di pergunakan ialah:

1) Kloramfenikol

Belum ada obat anti mikroba yang dapat menurunkan demam lebih cepat dibandingkan dengan kloramfenikol.Dosis untuk orang dewasa 4 x 500 mg sehari oral atau intravena sampai 7 hari bebas demam.Dengan penggunan kloramfenikol, demam pada demam tifoid turun rata-rata setelah 5 hari.

2) Tiamfenikol

Dosis dan efektivitas tiamfenikol pada demam thypoid sama dengan kloramfenikol komplikasi pada hematologis pada penggunan tiamfenikol lebih jarang dan pada kloramfenikol. Dengan tiamfemikol demam pada demam tifoid turun setelah rata-rata 5-6 hari.3) Ko-trimoksazol (kombinasi dan sulfamitoksasol)

Dosis itu orang dewasa, 2 kali 2 tablet sehari, digunakan sampai 7 hari bebas demam (1 tablet mengandung 80 mg trimitropin dan 400 mg sulfametoksazol). Dengan kontrimoksazol demam pada demam tifoid turun rata-rata setelah 5-6 hari.

4) Ampicillin dan Amoksilin

Indikasi mutlak pengunaannya adalah pasien demam thypoid dengan leokopenia.Dosis yang dianjurkan berkisar antara 75-150 mg/kg berat badan sehari, digunakan sampai 7 hari bebas demam.Dengan ampicillin dan amoksisilin demam pada demam thypoid turun rata-rata setelah 7-9 hari.5) Sefalosforin generasi ketiga

Beberapa uji klinis menunjukan sefalosporin generasi ketiga antara lain sefiperazon, seftriakson dan cefotaksim efektif untuk demam thypoid, tetapi dan lama pemberian yang optimal belum diketahui dengan pasti.

6) Fluorokinolon

Fluorokinolon efektif untuk untuk demam thypoid, tetapi dosis dan lama pemberian yang optimal belum diketahui dengan pasti.

Obat-obat Simtomatik:1) AntipiretikaAntipiretika tidak perlu diberikan secara rutin pada setiap pasien demam thypoid, karena tidak dapat berguna.2) KortikosteroidPasien yang toksik dapat diberikan kortikosteroid oral atau parenteral dalam dosis yang menurun secara bertahap (Tapering off) selama 5 hari.Hasilnya biasanya sangat memuaskan, kesadaran pasien menjadi jernih dan suhu badan cepat turun sampai normal.Akan tetapi kortikosteroid tidak boleh diberikan tanpa indikasi.

7. Komplikasi dari Penyakit ThypoidKomplikasi yang dapat terjadi dan demam thypoid menurut Rahmat Juwono (2009) yang dikutip oleh A. Yani (2011), adalah:

a. Komplikasi pada usus halus: perdarahan usus, perforasi usus, dan peritonitis.

b. Komplikasi di luar usus halus: bronchitis dan bronkopneumoni, kolesistitis, thypoid ensefalopati, meningitis, miokarditis, karier kronik.8. Pencegahan Demam Thypoid berulang

a. Diri Sendiri

1) Lakukan vaksinasi terhadap seluruh keluarga. Vaksinasi dapat mencegah kuman masuk dan berkembang baik. Saat ini pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinasi bernama chotipa (Clolera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-paratifoid). Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga divaksinasi.

2) Menemukan dan mengawasi pengidap kuman (carrier). Pengawasan di perlukan agar dia tidak lengah terhadap kuman yang di bawanya. Sebab jika dia lengah, sewaktu-waktu penyakitnya akan berulang atau kambuh lagi.

b. Lingkungan

1) Sediakan air minum yang memenuhi syarat. Misalnya diambil dari tempat yang hygiene, seperti sumur dan produk minuman yang terjamin. Jangan gunakan air yang sudah tercemar. Jangan lupa, masak air terlebih dahulu higga mendidih (100 derajat C).2) Pembuangan kotoran manusia harus pada tempatnya. Juga jangan pernah membangnya secara sembarangan sehngga mengandung lalat karena lalat akan membawa bakteri Salmonella Typhi. Terutama ke makanan

3) Bila dirumah banyak lalat, basmi hingga tuntas.9. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit thypoid

Faktor penyebab thypoid adalah pola makan, kebsihan makanan, hygiene sanitasi (kualitas sumb air dan kebersiha jamban), tingkat pengetahuan hygiene perorangan (prilaku cuci tangan dan kebersihan badan), pengobatan yang belum tuntas (Nursalam, 2005).a. Pola Makan

Pemberian makanan yang halus, tidak mengandung sayuran dahulu makanan yang dikonsumsi adalah makanan lunak dan tidak banyak berserat. Sayuran dengan serat kasar seperti daun singkong harus dihindari, jadi harus benar-benar dijaga makanannya untuk member kesempatan kepada usus menjalani upaya penyembuhan penykit thypoidBerikan makanan yang mengandug banyak cairan, rendah serat, tinggi protein dan tidak menimbulkan gas, untuk memuahan penyerapan dan mencegah perlukaan usus. Jika kesadaran masih baik berikan makanan yang lunak pauk yang dicincang (hati dan daging) dan sayuran labu siam atau wortel yang lunak sekali. Boleh juga diberikan tahu telur setengah matang atau matang yang direb, susu diberikan 2 x 1 gelas atau lebih, jika makanan tidak habis berikan susu ekstra.

b. Kebersihan MakananDalam ensoklopedia Indonesia yang dimaksud dengan hygiene adalah ilmu yang berhubungan dengan masalah kesehatan, serta berbagai usaha untuk mempertahankan atau untuk memperbaiki kesehatan. WHO telah menetapkan sepuluh aturan tersebut jika diperlukan harus disesuaikan dengan kondisi setempat, yakni:1) Pilih makanan yang diolah untuk keamanan. Buah-buahan dan sayuran paling baik dikonsumsi dalam keadaan alami, makanan lain tidak aman jika mengalami pengolahan. Makanan yang dikonsumsi dalam keadaan mentah perlu dibersihkan sebelum dikonsumsi

2) Masak makanan dengan diteliti. Makanan mentah seperti unggas, daging, telur dan susu yang tidak mengalami pasteurisasi dapat terkontaminasi organism penyebab penyakit. Pemasakan yang teliti akan membunuh mikroba pathogen, suhu untuk seluruh makanan bagian dekat tulangnya, harus masak kembali sampai matang seluruhnya. Daging, ikan dan unggas beku harus dicairkan dengann teliti dan sempurna

3) Makan-makan matang dengan segera. Jika makanan matang menjadi dingin karena suhu kamar, mikroba mulai berkembang biak, semakin lama didiamkan akan semakin besar resikonya. Agar aman makan segera makanan begitu jelas dipanaskan

4) Simpan makanan matang dengan hati-hati. Jika masakan akan disiapkan jauh sebelumnya dan ingin disimpan sisanya, harus dipastikan makanan disimpan dalam kondisi panas (suhu mendekati atau melebihi 10 C) aturan ini sangat jika berencana untuk menyimpan makanan lebih dari empat atau lima jam

5) Panaskan kembali makanan matang dengan teliti. Tindakan memanaskan makanan perlindungan terbaik melawan mikroba yang mungkin berkembang selama penyimpanan. Penyimpanan yang tepat dapat memperlambat pertumbuhuan mikroba tetapi tidak membunuh mikroba. Pemasangan ulang yang diteliti berarti seluruh bagian makanan harus mencapai suhu minimal 70 C6) Hindari kontak makanan mentah dan makanan matan. Makanan yang matang yang aman dapat terkontaminasi melalui kontak sedikit saja dengan makanan mentah

7) Cuci tangan berulang kali. Cuci tangan dengan teliti sebelum menyiapkan makanan akan menghindari kuman bersinggung dalam makanan

8) Jaga kebersihan seluruh permukaan dapur. Makanan sangat mudah terkontaminasi, setiap makanan digunkan untuk menyiapkan makanan harus dijaga bersih. Setiap potongan kecil, sisa makanan merupakan tempat yang potensial untuk kuman. Lap yang menyentuh peralatan makanan dan masak harus sering dianti dan direbus seblum digunakan kembali. Lap pembersih lantai yang terpisah harus sering dibersihkan

9) Lindungi makanan dari serangga, binatang pengerat dan binatang lain. Binatang sering membawa mikroorganime pathogen. Penyimpanan makanan secara tertutup merupakan perlindungan terbaik10) Gunakan air yang aman. Air untuk menyiapkan makanan sama pentingnya dengan air utuk diminum. Jika air iragukn keamannnya maka air harus direbus sebelum ditambahkan kedalam makanan es untuk diminum

c. Hygiene Sanitasi

Hygiene adalah suatu usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi lingkunggan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan kesehatan serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan. Termasuk upaya melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan manusia (perorangan atau masyarakat), sedemikian rupa sehinggga berbagai faktor lingkungan yang menguntungkan tersebut tidak sampai menimbulkan gangguan kesehatan (Azwar, 2005).Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi atau mingkin memperngaruhi derajat kesehatan manusia. Lebih mengutamakan usaha pencegahan terhadap berbagaifaktor lingkungan sedemikian rupa (Azwar, 2005).

1) Kualitas sumber air

Demam thypoid berulang merupakan suatu penyakit infeksi yang dijumpai secara luas didaerah tropis dan subtropics terutama didaerah dengan kualitas sumber air tidak memadai dengan standar hygiene, sanitasi buruk merupakan endemic demam thypoid berulang.

Bagi manusia air minum merupakan salah sat kebutuhan utama bagi manusia yang menggunakan air untuk berbagai keperluan seperti mandi mencuci, kakus, produksi pangan, papan dan sandang. Mengingat berbagai penyakit dapat dibawa oleh air kepada manusia, pada saat menfaatkannya maka tujuan penyediaan air bersih atau air minum bagi masyarakat adalah mencegah penyakit bawaan air. Dengan demikian diharapkan semakin banyak pengetahuan masyarakat yang menggunakan air bersih, maka akan semakin turun mobilitas penyakit akibat bawaan air. Sumber air merupakan salah satu sarana sanitasi yang paling penting yang berkaitan dengan kejadian demam thypoid. Pada prinsip semuanya air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air dapat digambarkan sebagai berikut : air hujan, air sungai dan danau, kedua sumber ini sering disebut air permukaan. Mata air yaitu air yang muncul secara alamiah. Air sumur dangkal yang berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Air sumur dangkal yang berasal dari lapisan air kedua didalam tanah yang dangkalnya berkisar 5-15 meter. Air sumur dalam yaitu air yang berasal dari lapisan air kedua didalam tanah, dalamnya dari permukaan tanah biasanya lebih dari 15 meter. Sebagian besar kuman-kuman infeksius penyebab demam thypoid berulang ditularkan melalui jalur fecal oral yang dapat ditularkan dengan memasukan kedalam mulut,cairan atau benda yang tercemar dengan tinja. Air merupakan salah satu media yang sangat mudah untuk proses tersebut

2) Kebersihan Jamban

Jamban jenis septic merupakan cara yang paling tepat memenuhi persyaratan, oleh sebab itu cara pembangunan tinja semacam ini yang dianjurkan (Notoadmodjo, 2006) dengan adanya jamban dalam suatu rumah mempengaruhi kesehatan lingkungan sekitar. Untuk mencegah atau mengurangi harus di satu tinja terhadap lingkungan maka pembangunan tinja pada manusia harus di satu tempat tertentu agar menjadi jamban yang sehat. Jamban yang sehat untuk daerah pedesaan harus memenuhi persyaratan yaitu tidak mengotori permukaan tanah disekeliling jamban. Tidak mengotori jamban disekitarnya, tidak terjangkau aoleh serangga, tidak menimbulkan bau mudah digunakan dan di pelihara diperoleh, sederhana desainnya, murah dapat diterima oleh pemakainya. Sumber penularan berasal dari tinja dan urine karier, dari penderita pada fase akut dan penderita dalam fase penyuluhan (Soegijanto, 2006).d. Pengobatan tidak tuntas

1) Demam thypoid tidak boleh dianggap enteng. harus diobati secara total. Kaena itu jika dosis obat ditetapkan 4 kali sehari, harus ditaati. Kalau Cuma diminum 3 kali sehari,kuman tidak akan mati. Pengobatan yang tidak tuntas membuat bakteri akan terus terbawa dan berkembang biak sehingga demam thypoid akan berulan2) Istirahat yang banyak

Agar penderita tifus lekas sembuh dan penyakit ini tidak berulang maka dibutuhkan eaktu untuk banyak beristirahat di tempat tidur, diusahakan untuk tidak melakukan aktivitas yang berlebihan yang dapat menyebabkan demam thypoid dapat berulangB. Pola MakanPola makan atau pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang telah dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu (Baliwati, 2004).

Pola makan merupakan berbagai informasi yang member gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang di makan tiap hari oleh suatu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu (Ranti, 2004).Pendapat dua pakar yang berbeda-beda dapat diartikan secara umum bahwa pola makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atas sekelompok orang dalam memilih, menggunakan bahan makanan dalam konsumsi pangan tiap hari yang meliputi jenis makanan, jumlah makanan dan frekuensi makan yang berdasarkan pada faktor-faktor sosial dimana mereke hidup.1. Pola makan terdiri dari :a. Frekuensi makan

Frekuensi makan adalah jumlah makan sehari-hari baik kualitatif dan kuantitatif. Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis makanan. Jika rata-rata, umumya lambung kosong antara 3-4 jam. Maka jadwal makan ini pun menyesuaikan dengan kososngnya lambung.

Porsi makan pagi tidak perlu sebanyak porsi makan siang dan makan malam secukupnya saja, untuk memenuhi energy dan sebagian zat gizi sebelum tiba makan siang. Lebih baik lagi jika makan makanan ringan sekitar pukul 10.00. menu sarapan yang baik harus mengandung karbohidrat, protein, dan lemak, serta cukup air untuk mempermudah pencernaan makanan dan penyerapan zat gizi. Pilihlah menu praktis dan mudah disiapkan dan usahakan selalu untuk makan pagi karena penting dan mempersiapkan energy dalam beraktifitas dalam sehari.b. Jenis makanan

Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan, dicerna dan diserap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu sehat dan seimbang. Menyediakan variasi makanan merupakan salah satu cara untuk menghilangkan rasa bosan. Sehingga mengurangi selera makan. Menyusun hidup sehat memerlukan keterampilan dan pengetahuan gizi. Variasi menu yang tersusun oleh kombinasi bahan makanan yang diperhitungkan dengan tepat akan memberikan hidangan sehat baik secara kualitas maupun kuantitas. Teknik pengolahan makanan adalah memperoleh intake yang baik dan bervariasi.

c. Tujuan makan

Secara umum, tujuan makan menurut ilmu kesehatan adalah memperoleh energy yang berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel tubuh yang rusak, mengatur metabolism tubuh serta meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit (Urip, 2004)

d. Fungsi makanan

Manfaat makanan bagi makhluk hidup, termasuk manusia antara lain:

1) Memberikan bahan untuk membangun dan memelihara tubuh disamping memperbaiki bagian tubuh yang rusak

2) Memberikan energy (tenaga) yang dibutuhkan untuk kebutuhan bergerak dan bekerja

3) Memberikan rasa kenyang yang berpengaruh terhadap ketentraman yang berarti mempunyai dampak positif terhadap kesehatan. Dengan demikian, kecukupan akan makanan mempunyai arti biologis dan psikologis.

e. Cara pengolahan makanan

Dalam menu Indonesia pada umumnya makanan dapat diolah dengan cara sebagai berikut :

1) Merebus (boiling) adalah mematangkan makanan dengan cara merebus suatu cairan bisa berupa air saja atau air kaldu dalam panic sampai mencapai titik didih (100 C)

2) Memasak (braising) adalah cara memasak makanan dengan menggunakan sedikit cairan pemasak. Bahan makan yang diolah dengan teknik ini adalah daging

3) Mengukus (steaming), hamper sama dengan mengukus tapi setelah dikukus makanan dibumbui dengan bumbu tertentu. Agar zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan tidak banyak rusak atau hilang, makanan sebaiknya diolah dengan cara sebagai berikut :a) Memasak lebih dekat waktu makan

b) Menggunakan api kecil atau memasak dengan cepat (Pressuru cooker)

c) Memasak bahan makanan dalam keadaan utuh lebih baik daripada memasak potongan bahan terutama sayuran yang umumnya pengandung vitamin B dan C yang mudah larut dalam air

d) Cucilah sayuran dan buah-buahan dalam keadaan utuh tanpa dipotong-potong terlebih dahulu

e) Usahakan untuk tidak memasak bahan makanan dalam waktu terlalu lama karena kandungan zat gizinya akan lebih banyak yang hilang

2. Membentuk pola makan yang baikPola makan yang baik merupakan hasil dari sebuah rangkaian proses upaya untuk membentuk pola makan yang baik hendaknya dilaksanakan secara dini. Lingkungan sangat besar perannya dalam membentuk pola makan seseorang. Beberpa upaya yang dapat dilakukan dalam membentuk pola makan yang baik antara lain :

1) Menyediakan makanan yang bervariasi

2) Memberikan pengetahuan gizi

3) Menciptakan suasana yang menggembirakan saat makan

4) Menanamkan norma-norma yang berkaitan dengan makanan

Menurut permenkes, makanan adalah barang yang digunakan sebagai makanan atau minuman manusia, termasuk permen karet dan sejenisnya akan tetapi bukan obat (PERMENKES, 2010)

Makanan yaitu semua subtansi yang diperlukan tubuh, kecuali air dan obat-obatan dan semua subtansi yang dipergunakan untuk pengobatan (Depkes RI, 2009)Minuman adalah segala sesuatu yang diminum masuk kedalam tubuh seseorang yang juga merupakan salah satu intake makanan yang berfungsi untuk membentuk atau mengganti jaringan tubuh, member tenaga, mengatur semua proses didalam tubuh (Tarwotji, 2008)

3. Peran makanan sebagai Media Penularan Penyakit

Menurut Sihite (2010), makanan dalam hubungannya dengan penyakit akan dapat berperan sebagai :

a. Agen

Makanan dapat berperan sebagai agent penyakit, contohnya : jamur seperti Aspergilus yaitu spesies dari genus Aspergilus diketahui terdapat dimana-mana dan hamper dapat tumbuh pada semua sustrat, fungsi ini akan tumbuh pada buah busuk, sayuran, biji-bijian, roti dan bahan pangan lainnya.

b. Vehicle

Makan juga dapat sebagai pembawa (vehicle) penyebab penyakit, seperti bahan kimia atau parasit yang ikut termakan makanan dan juga beberapa mikroorganisme yang pathogen, serta bahan radioaktif. Makanan tersebut dicemari oleh zat-zat membahayakan kehidupan

c. Media

Makanan sebagai media penyebab penyakit, misalnya : kontaminasi yang jumlahnya kecil, jika dibiarkan berada dalam makanan dengan suhu dan waktu yang cukup, maka bisa menyebabkan wabah yang serius

4. Penyehatan makanan

Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting didalam kehidupan manusia, makanan yang dimakan bukan saja memenuhi gizi dan mempunyai bentuk menarik, akan tetapi harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit.

Menurut Depkes RI, (2010) penyehatan makanan adalah uapaya untuk mengendalikan faktor tempat, peralatan, orang dan makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan.Ada dua faktor yang menyebabkan suatu makanan menjadi berbahaya bagi manusia antara lain (Chandara, 2006) :a. Kontaminasi

1) Parasit, misalnya : cacing dan amuba

2) Golongan mikroorganisme, misalnya : salmonella dan shigella

3) Zat kimia, misalnya : bahan pengawet dan pewarna

4) Bahan bahan radioaktif, misalnya : kobalt dan uranium

5) Toksin atau racun yang dihasilkan mikroorganisme, misalnya : stafilokokus dan clostridium boyulinum

b. Makanan yang pada dasarnya telah megandung zat bahaya, etapi tetap dikonsumsi manusia karena ketidaktahuan, dapat dibagi menjadi tiga golongan :

1) Secara alami makanan itu memang telah mengandung zat kimia beracun, misalnya : singkong yang mengandung HCN, ikan dan kerang yang mengandung unsure tertentu (Hg dan Cd) yang dapat melumpuhkan sysem syaraf

2) Makanan di jadikan sebagai perkembang biakan sehingga dapat menghasilkan toksin yang terberbahaya bagi manusia, misalnya dalam kasus keracunan makanan akibat bakteri

3) Makanan sebagai perantara. Jika suatu makanan yang terkontaminasi di konsumsi manusia, di dalam manusia agen penyakit pada makanan itu memerlukan masa inkubasi untuk berkembang biak dan setelah beberapa hari dapat mengakibatkan munculnya gejala penyakit, misalnya penyakit thypoid abdominalis dan disentribasiler.5. Prinsip penyimpanan makanan

Prinsip penyimpanan makanan terutama di tujukan kepada :

a. Mencegah pertumbuhan dan perkembangan bakteri

b. Mengawetkan makanan dan mengurangi pembusukan

c. Mencegah timbulnya sarang hama

C. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi menurut teori (Nursalam, 2005 & Baliwati, 2004)Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

6

Pola makan terdiri dari :

Frekuensi makan

Jenis makan

Tujuan makan

Fungsi makan

Cara pengolahan makanan.

Faktor faktor yang mempengaruhi penyakit thypoid :

Kebersihan makan

Hygiene sanitasi

Pengobatan tidak tuntas

Pola makan

Penyakit Thypoid