bab ii bbl

36
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir Fisiologis 2.1.1 Pengertian Menurut Saifuddin (2002), bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran. Menurut Donna L. Wong (2003), bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu. Menurut Dep. Kes. RI (2005), bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir denganumur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2.500 gram sampai 4.000 gram. Menurut M. Sholeh Kosim (2007), bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainankongenital (cacat bawaan) yang berat. Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidpan di dalam Rahim menjadi di luar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system. Bayi hingga usia kurang dari satu bulan yang rentan ini, berbagai masalah 4

Upload: mayasari-putri-ardela

Post on 29-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB II BBL

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II BBL

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir Fisiologis

2.1.1 Pengertian

Menurut Saifuddin (2002), bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir

selama satu jam pertama kelahiran.

Menurut Donna L. Wong (2003), bayi baru lahir adalah bayi dari lahir

sampai usia4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.

Menurut Dep. Kes. RI (2005), bayi baru lahir normal adalah bayi yang

lahir denganumur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat

lahir 2.500 gram sampai 4.000 gram.

Menurut M. Sholeh Kosim (2007), bayi baru lahir normal adalah berat

lahir antara2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis,

dan tidak ada kelainankongenital (cacat bawaan) yang berat.

Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 hari,

dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidpan di dalam Rahim

menjadi di luar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada

semua system. Bayi hingga usia kurang dari satu bulan yang rentan ini,

berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Tanpa penanganan yang tepat, bisa

berakibat fatal (Kemenkes, 2013).

Masalah utama penyebab kematian pada bayi dan balita adalah pada

masa neonatus (bayi baru lahir umur 0-28 hari). Menurut hasil Riskesdas

2007 menunjukkan bahwa 78,5% dari kematian neonatal terjadi pada umur 0-

6 hari. Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah

asfiksia, bayi berat lahir rendah dan infeksi (Kemenkes, 2013).

2.1.2 Ciri-ciri Bayi Normal

Menurut Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir (Kemenkes,

2010), tanda-tanda bayi lahir sehat, yaitu :

1. Berat badan 2500 – 4000 gram

2. Umur kehamilan 37-40 minggu

3. Bayi segera menangis setelah lahir

4

Page 2: BAB II BBL

5

4. Bergerak aktif, kulit kemerahan

5. Menghisap ASI dengan baik

6. Tidak ada cacat bawaan

2.1.3 Kategori Berat Badan Bayi

Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang di timbang dalam

waktu 1 jam pertama setelah lahir. Hubungan antara waktu kelahiran

dengan umur kehamilan, kelahiran bayi dapat dikelompokan, menjadi :

1. Bayi kurang bulan (prematur), yaitu bayi yang dilahirkan dengan

masa gestasi (kehamilan) < 37 minggu (<259 hari).

2. Bayi cukup bulan, bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi antara

37-42 minggu (259 - 293 hari)

3. Bayi lebih bulan, bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi > 42

minggu (>294 hari).

Berkaitan dengan berat badan bayi lahir, bayi dapat dikelompokkan

berdasarkan berat lahirnya:, yaitu :

1. Bayi berat lahir rendah (BBLR), yaitu berat lahir <2500 gram

2. Bayi berat lahir sedang, yaitu berat lahir antara 2500-3999 gram

3. Berat badan lebih, yaitu berat lahir ≥4000 gram.

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat

badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. Sejak tahun 1961 WHO

telah mengganti istilah prematuritas dengan Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang berat kurang

dari 2500 gram pada waktu lahir bayi prematur (Kemenkes, 2013)

2.1.4Perubahan-Perubahan Fisiologis Pada Bayi Baru Lahir

1. Sistem respirasi

Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran 

melalui plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada

paru-paru (setelah tali pusat dipotong).

Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama adalah akibat 

adanya tekanan mekanis pada thoraks sewaktu melalui jalan lahir,

penurunan tekanan oksigen dan peningkatan karbondioksida

merangsang kemoreseptor pada sinus karotis. Usaha bayi pertama

Page 3: BAB II BBL

6

kali untuk mempertahankan tekanan alveoli adanya surfaktan

adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan menjerit sehingga

oksigen tertahan di dalam.

Fungsi surfaktan untuk mempertahankan ketegangan alveoli. 

Massa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada

neonatus biasanya pernapasan diafragma dan abdominal.

Sedangkan respirasi setelah beberapa saat kelahiran yaitu 30 – 60

x/menit.

2. Sistem Sirkulasi

Sistem sirkulasi mengalami perubahan pada saat bayi

dilahirkan. Terdapat dua perubahan yang harus terjadi untuk

mendapatkan sistem sirkulasi yang baik, yaitu menutupnya

foramen ovale pada atrium dan ductus arteriosus antara paru dan

aorta. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan

pada seluruh sistem vaskular. Oksigen menyebabkan sistem

vaskular mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau

meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.

Terdapat dua peristiwa yang dapat merubah tekanan dalam

sistem pembuluh darah, yaitu:

Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik

meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium

menurun kerena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan

tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan

atrium kanan. Kedua kejadian ini membantu darah dengan

sedikit kandungan oksigen mengalir ke paru untuk menjalani

proses oksigenisasi ulang.

Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah

paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan. Oksigen

pada pernafasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan

terbukanya sistem pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi

ke paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan

pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini

Page 4: BAB II BBL

7

dan penurunan pada atrium kiri, foramen ovale secara

fungsional akan menutup.

Frekuensi nadi BBL ±120-160x/menit, kadang mengalami

murmur yang akan hilang pada usia 6 bulan. Tekanan darah bayi

bervariasi ± 78/42 mmHg. Menangis menyebabkan peningkatan

tekanan sistolik. Volume darah ± 80-110 cc/kg/BB, menjadi 2x

lipat pada akhir tahun pertama.

Perubahan yang terjadi pada sistem peredaran darah

(sistem sirkulasi) antara lain:

Struktur Sebelum Lahir Setelah Lahir

Vena umbilikus

Membawa darah dari arteri ke hati dan jantung

Menutup, menjadi ligamentum teres hepatis

Arteri umbilikalis

Membawa darah arteri venosa ke placenta

Menutup, menjadi ligamentum vesikale pada dinding abdominal anterior

Duktus venosus

Pirau darah a. ke v. kava inferior

Menutup, menjadi ligamentum venosum

Duktus arteriosus

Pirau darah a.dan sebagian darah v. dari a. pulmonalis ke aorta

Menutup, menjadi lig. Arteriosum

Foramen ovale

Menghubungkan atrium kanan dan kiri

Biasanya menutup

Paru Tidak ada udara, sedikit darah, berisi cairan

Berisi udara dengan suplai darah yang baik

Arteri pulmonalis

Membawa sedikit darah ke paru

Membawa banyak darah ke paru

Aorta Menerima darah dari kedua ventrikel

Menerima darah hanya dari ventrikel kiri

Vena cava inferior

Membawa darah dari tubuh dan darah arteri ke plasenta

Membawa darah hanya ke atrium kanan

3. Termoregulasi

Pengendalian panas adalah cara kedua untuk menstabilkan

fungsi pernafasan dan sirkulasi bayi. Termoregulasi adalah upaya

mempertahankan keseimbangan antara produksi dan pengeluaran

panas. Bayi bersifat homeothermic yang artinya berusaha

Page 5: BAB II BBL

8

menstabilkan suhu badan internal dalam rentang yang pendek.

Hipotermi dan kehilangan panas yang berlebihan merupakan

kejadian yang membahayakan.

Termogenesis pada bayi dipenuhi oleh brown fat dan

meningkatkan aktivitas metabolisme otak, jantung dan liver.

Brown fat terletak diantara kedua scapula dan axial, serta di dalam

pintu masuk dada, sekitar ginjal dan vertebra. Lemak tersebut

banyak mengandung pembuluh darah dan saraf daripada lemak

biasa. Panas diproduksi dengan metabolisme dalam lemak tersebut.

Lemak tersebut ada sampai beberapa minggu setelah kelahiran dan

berkurang dengan suhu dingin. Semakin matur janin semakin

banyak brown fat.

Mekanisme kehilangan panas pada bayi meliputi :

1) Konveksi

Bayi mengalami kehilangan panas karena panas mengalir dari

permukaan tubuh ke suhu udara yang lebih dingin di sekitarnya

2) Radiasi

Bayi mengalami kehilangan panas dari permukaan tubuh ke

permukaan benda padat yang dekat dengan bayi tetapi tidak

dengan kontak langsung.

3) Evaporasi

Bayi mengalami kehilangan panas saat kulitnya basah.

Kehilangan panas terjadi oleh karena penguapan kulit tersebut.

4) Konduksi

Bayi kehilangan panas dari permukaan tubuhnya ke permukaan

benda padat yang menempel ditubuhnya.

4. Sistem Hematologi

Saat bayi lahir, nilai rata-rata hemoglobin, SDM, dan

hematokrit lebih tinggi dari dewasa. Hemoglobin BBL berkisar

antara 14,5 sampai 22,5 gram/dl. Hematokrit bervariasi dari 44%

sampai 72% dan hitung SDM berkisar antara 5 sampai 7,5

Page 6: BAB II BBL

9

juta/mm3. WBC 18.000/mm. Hb turun 11-17 gr/dl dan RBC turun

menjadi 4,2-5,3 pada akhir bulan pertama.

5. Sistem Renal

Pada kehamilan cukup bulan, ginjal menempati sebagian

besar dinding abdomen posterior. Kandung kemih berada di dekat

dinding abdomen anterior. Pada bayi baru lahir, hampir semua

massa yang teraba di abdomen berasal dari ginjal. Fungsi renal

seperti orang dewasa baru dapat dipenuhi saat bayi berusia 2 bulan.

Bayi baru lahir memiliki rentang keseimbangan kimia dan rentang

keamanan yang kecil. Infeksi, diare, atau pola makan yang tidak

teratur secara cepat dapat menimbulkan asidosis dan

ketidakseimbangan cairan, seperti dehidrasi atau edema.

Ketidakseimbangan ginjal juga membatasi kemampuan bayi baru

lahir untuk mengekskresi obat. Saat lahir biasanya bayi akan BAK

sedikit dan kemudian tidak BAK selama 12-2 jam, kemudian akan

BAK 6-10x/hari. Urine berwarna kuning jernih, berjumlah 15-60

cc/kgBB/hari. Kadang- kadang ada noda sedikit merah karena

kristal urat.

6. Sistem Gastrointestinal

Saat lahir perut bawah dipenuhi oleh mekonium yang

dibentuk setelah janin di dalam uterus. Mekonium dibentuk dari

cairan amnion, zat-zat yang didalamnya (sel-sel epidermis, lanugo

yang ditelan bayi), sekresi saluran cerna dan pecahan sel dari

mukosa. Warna hijau kehitaman dan lengket, warna tersebut adalah

akibat pigmen empedu. Keluaran mekonium yang pertama adalah

steril. Mekonium akan berganti dengan feses dalam 12-24 jam.

Distensi otot abdomen mempengaruhi relaksasi dan kontraksi otot

kolon sehingga sering bayi segera BAB setelah makan.

7. Sistem Hepatika

Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan

dalam metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di

dalam hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai,

Page 7: BAB II BBL

10

vitamin A dan D juga sudah disimpan dalam hepar. Fungsi hepar

janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan imatur

(belum matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan

hepar untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran

darah. Enzim hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya

enzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide Transferase)

dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang

berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga neonatus

memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.

8. Sistem Integument

Vernix caseosa, suatu lapisan putih seperti keju, menutupi

kulit bayi saat lahir, fungsinya masih belum jelas. Dalam 24 jam

vernix caseosa akan diabsorbsi kulit dan hilang seluruhnya, jadi

tidak perlu dibersihkan. Kulit bayi sangat sensitive dan mudah

rusak, warnanya agak merah beberapa jam setelah lahir. Pada

wajah, bahu dan punggung ditumbuhi rambut lanugo. Bayi baru

lahir tampak montok, lemak subkutan terakumulasi sejak trimester

III.

9. Sistem Imunologi

Sel-sel yang menyuplai imunitas bayi berkembang pada awal

kehidupan janin, tetapi sel-sel ini tidak aktif selama beberapa

bulan. Selama tiga bulan pertama kehidupan, bayi dilindungi oleh

imunitas pasif yang diperoleh dari ibu. Barier alami, seperti asam

lambung atau produksi pepsin dan tripsin, yang tetap

mempertahankan kestterilan usus halus, belum berkembang dengan

baik sampai tiga atau empat minggu. IgA tidak terdapat pada

saluran pernapasan, traktus urinarius, dan GIT. IgA aka nada pada

GIT jika bayi mendapatkan ASI. Bayi baru mensintesis IgG dan

mencapai 40% kadar IgG orang dewasa pada usia 9 bulan. IgA,

IgD, dan IgE diproduksi secara bertahap dan tidak mencapai kadar

optimal pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang mendapatkan ASI

mendapat imunitas pasif dari kolostrum dan ASI.

Page 8: BAB II BBL

11

10. Sistem musculoskeletal

Pertumbuhan tulang terjadi chepalocaudal. Kepala

mempunyai panjang ¼ dari panjang badan bayi, dengan lengan

lebih panjang sedikit dari kaki. Ukuran dan bentuk kepala dapat

sedikit berubah akibat penyesuaian dengan jalan lahir. Ubun-ubun

(fontanel) anterior teraba lunak akan menutup pada bulan ke 12-18.

Lingkar kepala bervariasi 33-37 cm. vertebra harus dicek adanya

dimple (bengkok), mungkin berhubungan dengan spina bifida.

11. Sistem Reproduksi

Wanita

- Ovarium sudah berisi ribuan sel-sel primitive (folikel

primordial).

- Peningkatan estrogen selama kehamilan didikuti dengan

penurunan yang tiba-tiba saat kelahiran menyebabkan terjadinya

pengeluaran darah atau mucus dari vagina disebut

pseudomenstruasi.

- Genetalia eksterna edema dan hiperpigmentasi.

- Labia mayor dan minor sudah menutupi vestibulum.

- Vernix caseosa terdapat dikedua labia.

Pria

- Testis sudah turun kedalam scrotum pada 90 % bayi.

- Spermatogenesis belum terjadi, baru terjadi saat pubertas.

- Preputium bisa berisi smegma yaitu suatu substansi putih seperti

keju

- Genetalia eksterna membengkak dan hiperpigmentasi sebagai

efek dari hormone ibu

- Sering terjadi hidroceles yaitu akumulasi cairan disekitar testis,

bisa sembuh sendiri.

12. Reflex pada Bayi Baru Lahir

1) Reflek Moro

Reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap

rangsangan mendadak. Refleksnya simetris dan terjadi pada 8

Page 9: BAB II BBL

12

minggu pertama setelah lahir. Tidak adanya refleks moro

menandakan terjadinya kerusakan atau ketidakmatangan otak.

2) Refleks Rooting / Refleks Dasar

Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi

mulut, bayi akan menoleh ke arah sumber rangsangan dan

membuka mulutnya siap untuk menghisap.

3) Refleks Menyedot dan Menelan / Refleks Sucking

Berkembang dengan baik pada bayi normal dan dikoordinasikan

dengan pernafasan. Ini penting untuk pemberian makan yang

aman dan gizi yang memadai.

4) Refleks Mengedip dan Refleks Mata

Melindungi mata dari trauma.

5) Refleks Graphs / Plantar

Genggaman tangan diperoleh dengan menempatkan jari atau

pensil di dalam telapak tangan bayi yang akan menggenggam

dengan erat. Reaksi yang sama dapat ditunjukkan dengan

membelai bagian bawah tumit (genggam telapak kaki).

6) Refleks Walking / Berjalan dan Melangkah

Jika disangga secara tegak dengan kaki menyentuh permukaan

yang rata, bayi akan terangsang untuk berjalan.

7) Refleks Tonik Neck

Pada posisi terlentang lengan disamping tubuh tempat kepala

menoleh kearah itu terulur sedangkan lengan sebelah terkulai.

8) Refleks Tarik

Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai

ke belakang lalu bergerak ke kanan sesaat sebelum akhirnya

tertunduk ke arah depan

2.1.5 Tatalaksana Bayi Baru Lahir

Tatalaksana bayi baru lahir meliputi:

1. Asuhan bayi baru lahir pada 0 – 6 jam:

Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir,

dan diletakkan di dekat ibunya dalam ruangan yang sama.

Page 10: BAB II BBL

13

Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu

ruangan dengan ibunya atau di ruangan khusus.

Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami.

2. Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari:

Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan di

puskesmas/ pustu/ polindes/ poskesdes dan/atau melalui

kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan.

Pemeriksaan neonatus dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi

ibu atau keluarga pada saat diperiksa atau diberikan pelayanan

kesehatan.

2.1.6 Jenis Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir

1. Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan

bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk

melaksanakan proses IMD.

Langkah IMD pada persalinan normal (partus spontan):

1. Suami atau keluarga dianjurkan mendampingi ibu di kamar

bersalin

2. Bayi lahir segera dikeringkan kecuali tangannya, tanpa

menghilangkan vernix, kemudian tali pusat diikat.

3. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di

dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi

setinggi puting susu ibu. Keduanya diselimuti dan bayi diberi

topi.

4. Ibu dianjurkan merangsang bayi dengan sentuhan, dan biarkan

bayi sendiri mencari puting susu ibu.

5. Ibu didukung dan dibantu tenaga kesehatan mengenali perilaku

bayi sebelum menyusu.

6. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu minimal selama

satu jam; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, biarkan bayi

tetap di dada ibu sampai 1 jam

Page 11: BAB II BBL

14

7. Jika bayi belum mendapatkan putting susu ibu dalam 1 jam

posisikan bayi lebih dekat dengan puting susu ibu, dan biarkan

kontak kulit bayi dengan kulit ibu selama 30 menit atau 1 jam

berikutnya.

Setelah selesai proses IMD bayi ditimbang, diukur, dicap/diberi

tanda identitas, diberi salep mata dan penyuntikan vitamin K1 pada

paha kiri. Satu jam kemudian diberikan imunisasi Hepatitis B (HB

0) pada paha kanan.

2. Pelaksanaan penimbangan, penyuntikan vitamin K1, salep

mata dan imunisasi Hepatitis B (HB 0)

Pemberian layanan kesehatan tersebut dilaksanakan pada

periode setelah IMD sampai 2-3 jam setelah lahir, dan dilaksanakan

di kamar bersalin oleh dokter, bidan atau perawat.

Semua BBL harus diberi penyuntikan vitamin K1

(Phytomenadione) 1 mg ntramuskuler di paha kiri, untuk

mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang

dapat dialami oleh sebagian BBL.

Bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K

per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di

beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.

Permasalahan pada Perdarahan akibat Defisiensi Vitamin K

(PDVK) adalah terjadinya perdarahan otak yang umumnya

terjadi pada bayi dalam rentang umur 2 minggu sampai 6 bulan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya PDVK

antara lain ibu yang selama kehamilan mengkonsumsi obat-

obatan yang mengganggu metabolisme vitamin K seperti, obat

antikoagulan oral (warfarin); obat-obat antikonvulsan

(fenobarbital, fenitoin, karbamazepin); obat-obat

antituberkulosis (INH, rifampicin); sintesis vitamin K yang

kurang oleh bakteri usus (pemakaian antibiotik, khususnya

pada bayi kurang bulan); gangguan fungsi hati (kolestasis);

Page 12: BAB II BBL

15

kurangnya asupan vitamin K dapat terjadi pada bayi yang

mendapat ASI eksklusif, karena ASI memiliki kandungan

vitamin K yang rendah yaitu <20 ug/L bila dibandingkan

dengan susu sapi yang memiliki kandungan vitamin K 3 kali

lipat lebih banyak (60 ug/L). Selain itu asupan vitamin K yang

kurang juga disebabkan sindrom malabsorpsi dan diare

kronik.

Salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata

(Oxytetrasiklin1%).

Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata

diberikan segera setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu,

sebaiknya 1 jam setelah lahir. Pencegahan infeksi mata

dianjurkan menggunakan salep mata antibiotik tetrasiklin 1%.

Cara pemberian salep mata antibiotik :

a. Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih mengalir)

kemudian keringkan

b. Jelaskan kepada keluarga apa yang akan dilakukan dan

tujuan pemberian obat tersebut.

c. Tarik kelopak mata bagian bawah kearah bawah.

d. Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari

bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi

menuju ke bagian luar mata atau tetes mata.

e. Ujung tabung salep mata atau pipet tetes tidak boleh

menyentuh mata bayi.

Jangan menghapus salep dari mata bayi dan anjurkan keluarga

untuk tidak menghapus obat-obat tersebut.

Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah

penyuntikan Vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah

penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang dapat

menimbulkan kerusakan hati.

Imunisasi Hepatitis B pertama (HB 0) diberikan 1-2 jam

setelah pemberian Vitamin K1 secara intramuskular. Imunisasi

Page 13: BAB II BBL

16

Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B

terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi. Penularan

Hepatitis pada bayi baru lahir dapat terjadi secara vertikal

(penularan ibu ke bayinya pada waktu persalinan) dan horisontal

(penularan dari orang lain). Dengan demikian untuk mencegah

terjadinya infeksi vertikal, bayi harus diimunisasi Hepatitis B

sedini mungkin. Penderita Hepatitis B ada yang sembuh dan ada

yang tetap membawa virus Hepatitis B didalam tubuhnya

sebagai carrier (pembawa) hepatitis. Risiko penderita Hepatitis

B untuk menjadi carrier tergantung umur pada waktu terinfeksi.

Imunisasi Hepatitis B (HB-0) harus diberikan pada bayi umur 0

– 7 hari karena :

f. Sebagian ibu hamil merupakan carrier Hepatitis B.

g. Hampir separuh bayi dapat tertular Hepatitis B pada saat

lahir dari ibu pembawa virus.

h. Penularan pada saat lahir hampir seluruhnya berlanjut

menjadi Hepatitis menahun, yang kemudian dapat

berlanjut menjadi sirosis hati dan kanker hati primer

i. Imunisasi Hepatitis B sedini mungkin akan melindungi

sekitar 75% bayi dari penularan Hepatitis B.

13. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini

mungkin kelainan pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi

pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas

kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas

kesehatan selama 24 jam pertama. Pemeriksaan bayi baru lahir

dilaksanakan di ruangan yang sama dengan ibunya, oleh dokter/

bidan/ perawat. Jika pemeriksaan dilakukan di rumah, ibu atau

keluarga dapat mendampingi tenaga kesehatan yang memeriksa.

Waktu pemeriksaan BBL:

Setelah lahir saat bayi stabil (sebelum 6 jam)

Page 14: BAB II BBL

17

Pada usia 6-48 jam (kunjungan neonatal 1)

Pada usia 3-7 hari (kunjungan neonatal 2)

Pada usia 8-28 hari (kunjungan neonatal 3)

Langkah langkah pemeriksaan:

a. Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak

menangis).

b. Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai

pernapasan dan tarikan dinding dada bawah, denyut jantung

serta perut.

c. Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir

sebelum dan sesudah memegang bayi.

Pemeriksaan Fisik Keadaan NormalLihat postur, tonus dan aktivitas a. Posisi tungkai dan lengan

fleksi.b. Bayi sehat akan bergerak

aktif.Lihat kulit Wajah, bibir dan selaput lendir,

dada harus berwarna merah muda, tanpa adanya kemerahan atau bisul.

Hitung pernapasan dan lihattarikan dinding dada bawahketika bayi sedang tidakmenangis.

c. Frekuensi napas normal 40-60 kali per menit.

d. Tidak ada tarikan dinding dada bawah yang dalam

Hitung denyut jantung denganmeletakkan stetoskop di dada kirisetinggi apeks kordis.

Frekuensi denyut jantungnormal 120-160 kali per menit.

Lakukan pengukuran suhu ketiakdengan thermometer

Suhu normal adalah 36,5 -37,5º C

Lihat dan raba bagian kepala e. Bentuk kepala terkadang asimetris karena penyesuaian pada saat proses persalinan, umumnya hilang dalam 48 jam.

f.Ubun-ubun besar rata atau tidak membonjol, dapat sedikit membonjol saat bayi menangis.

Lihat mata Tidak ada kotoran/sekretLihat bagian dalam mulut: Bibir, gusi, langit-langit utuh

Page 15: BAB II BBL

18

dan tidak ada bagian yangterbelah.

Masukkan satu jari yang menggunakan sarung tangan ke dalam mulut, raba langit-langit.

Nilai kekuatan isap bayi. Bayiakan mengisap kuat jaripemeriksa.

Lihat dan raba perut. Perut bayi datar, teraba lemas.Lihat tali pusat Tidak ada perdarahan,

pembengkakan, nanah, bauyang tidak enak pada tali pusat.atau kemerahan sekitar tali pusat

Lihat punggung dan raba tulangBelakang

Kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang dan benjolan pada tulang belakang

Pemeriksaan ekstremitas atasdan bawah

Tidak terdapat sindaktili, polidaktili, siemenline, dan kelainan kaki (pes equino varusdan vagus).

Lihat lubang anusHindari memasukkan alat ataujari dalam memeriksa anus

Terlihat lubang anus danperiksa apakah mekoniumsudah keluar.

Tanyakan pada ibu apakah bayisudah buang air besar

Biasanya mekonium keluardalam 24 jam setelah lahir.

Lihat dan raba alat kelamin luar• Tanyakan pada ibu apakahbayi sudah buang air kecil

Bayi perempuan kadang terlihat cairan vagina berwarna putih atau kemerahan.

Bayi laki-laki terdapat lubang uretra pada ujung penis.

Teraba testis di skrotum. Pastikan bayi sudah buang air

kecil dalam 24 jam setelah lahir. Yakinkan tidak ada kelainan alat

kelamin, misalnya hipospadia, rudimenter, kelamin ganda

Timbang bayi Timbang bayi dengan

menggunakan selimut, hasil penimbangan dikurangi berat selimut

Berat lahir 2,5-4 kg. Dalam minggu pertama, berat

bayi mungkin turun dahulu (tidak melebihi 10% dalam waktu 3-7 hari) baru kemudian naik kembali.

Page 16: BAB II BBL

19

Mengukur panjang dan lingkarkepala bayi

Panjang lahir normal 48-52 cm. Lingkar kepala normal 33-37cm.

Tabel 1.1. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir Normal (Kemenkes,

2010)

Penilaian segera setelah lahir

Untuk semua BBL, lakukan penilaian awal dengan menjawab 4

pertanyaan:

Sebelum bayi lahir:

1. Apakah kehamilan cukup bulan?

2. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?

Segera setelah bayi lahir, sambil meletakkan bayi di atas kain bersih

dan kering yang telah disiapkan pada perut bawah ibu, segera lakukan

penilaian berikut:

1. Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?

2. Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?

3. Dalam Bagan Alur Manajemen BBL dapat dilihat alur

penatalaksanaan BBL mulai dari persiapan, penilaian dan keputusan

serta alternatif tindakan yang sesuai dengan hasil penilaian keadaan

BBL. Untuk BBL cukup bulan dengan air ketuban jernih yang

langsung menangis atau bernapas spontan dan bergerak aktif cukup

dilakukan manajemen BBL normal.

Pencegahan kehilangan panas

Saat lahir, mekanisme pengaturan suhu tubuh pada BBL, belum

berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya

pencegahan kehilangan panas tubuh maka BBL dapat mengalami

hipotermia. Bayi dengan hipotermia, berisiko tinggi untuk mengalami

sakit berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi

yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan

diselimuti walaupun berada di dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi

prematur atau berat lahir rendah lebih rentan untuk mengalami

hipotermia. Walaupun demikian, bayi tidak boleh menjadi hipertermia

(temperatur tubuh lebih dari 37,5°C).

Page 17: BAB II BBL

20

Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :

Keringkan bayi tanpa membersihkan verniks : Mengeringkan dengan

cara menyeka tubuh bayi kecuali telapak tangan, hal ini juga

merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai

pernapasannya.

Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat. Ganti

handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan

selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering)

Selimuti bagian kepala bayi. Bagian kepala bayi memiliki luas

permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan

panas jika bagian tersebut tidak tertutup.

Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya. Pelukan ibu

pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah

kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam

waktu satu (1) jam pertama kelahiran

Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir. Karena

bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya,

sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi

dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat

dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti

dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan

sedikitnya enam jam setelah lahir.

Praktik memandikan bayi yang dianjurkan adalah :

Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi

(lebih lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi)

Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil (suhu

aksila antara 36,5º C – 37º C). Jika suhu tubuh bayi masih

Page 18: BAB II BBL

21

dibawah 36,5º C, selimuti kembali tubuh bayi secara longgar,

tutupi bagian kepala dan tempatkan bersama ibunya di tempat

tidur atau lakukan persentuhan kuli ibu – bayi dan selimuti

keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi tetap

stabil dalam waktu (paling sedikit) satu (1) jam.

Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah

pernapasan

Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat dan

tidak ada tiupan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk

mengeringkan tubuh bayi dan siapkan beberapa lembar kain atau

selimut bersih dan kering untuk menyelimuti tubuh bayi setelah

dimandikan.

Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat

Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan

kering

Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering,

kemudian selimuti tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian

kepala bayi diselimuti dengan baik

Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti

dengan baik

Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk

menyusukan bayinya

Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat

1. Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama

dengan ibunya, untuk menjaga bayi tetap hangat dan mendorong

ibu untuk segera memberikan ASI

14. Perawatan Tali Pusat

1) Memotong dan Mengikat Tali Pusat

2) Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir.

3) Penyuntikan oksitosin pada ibu dilakukan sebelum tali pusat

dipotong.

Page 19: BAB II BBL

22

4) Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam DTT 3

cm dari dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan,

tekan tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat

ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan

pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2

cm dari tempat jepitan ke-1 ke arah ibu.

5) Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan

menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang

lain memotong tali pusat di antara kedua klem tersebut dengan

menggunakan gunting DTT atau steril.

6) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi

kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan

mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya

7) Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke

dalam larutan klorin 0,5%.

8) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya Inisiasi

Menyusu Dini.

15. Kebutuhan BBL

Kebutuhan-kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang

yang optimal meliputi Asuh, Asih, dan Asah menurut Kosim, 2009

yaitu:

1. Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH):

Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi,

imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian,

pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan,

olahraga, bermain dan beristirahat.

a. Nutrisi : Harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu

memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi makanan

yang bergizi dan menu seimbang. Air Susu Ibu (ASI) yang

merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi

bayi terutama pada 6 bulan pertama (ASI Eksklusif).

Page 20: BAB II BBL

23

b. Imunisasi : Perawatan kesehatan dasar seperti imunisasi

sesuai jadwal, pemberian vitamin K1 dan vitamin A biru

untuk bayi umur 6-11 bulan; vitamin A merah untuk anak

umur 12 – 59 bulan dan ibu nifas 2 kapsul diminum selama

nifas.

c. Kebersihan : meliputi kebersihan makanan, minuman,

udara, pakaian, rumah, sekolah, tempat bermain dan

transportasi

d. Bermain, aktivitas fisik, tidur : anak perlu bermain,

melakukan aktivitas fisik dan tidur karena hal ini dapat

Merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan,

merangsang metabolisme karbohidrat, lemak, dan  protein

Merangsang pertumbuhan otot dan tulang

Merangsang perkembangan

e. Pelayanan Kesehatan: anak perlu dipantau/diperiksa

kesehatannya secara teratur. Penimbangan anak minimal 8

kali setahun dan dilakukan SDIDTK minimal 2 kali setahun.

Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan

Februari dan bulan Agustus. Tujuan pemantauan yang teratur

untuk : mendeteksi secara dini dan menanggulangi bila

ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang, mencegah

penyakit serta memantau pertumbuhan dan perkembangan

anak

2. Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH):

Asih adalah ikatan yang erat, serasi dan selaras antara ibu

dan anaknya diperlukan pada tahun tahun pertama kehidupan

anak untuk menjamin mantapnya tumbuh kembang fisik, mental

dan psikososial anak, seperti:

a. Kontak kulit antara Ibu dan Bayi

b. Menimang dan membelai bayi

3. Kebutuhan Stimulasi (ASAH):

Page 21: BAB II BBL

24

Asah merupakan proses pembelajaran pada anak. Agar

anak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang cerdas ceria

dan berakhlak mulia, maka periode balita menjadi periode yang

menentukan sebagai masa keemasan (golden period), jendela

kesempatan (window of opportunity), dan masa krisis (critical

period) yang tidak mungkin terulang.

Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan

sedini mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial,

bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral

dan spiritual anak.

16. KIE untuk orang tua

1. Nutrisi

a. Berikan asi sesering keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika

payudara ibu penuh)

b. Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam

c. Pastikan bayi mendapat cukup colostrum selama 24 jam.

Colostrum memberikan zat perlindungan terhadap infeksi

dan membantu pengeluaran mekonium.

d. Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan

2. Perawatan tali pusat

Anjurkan ibu dan keluarga untuk tidak membubuhi

apapun termasuk bedak dan alcohol pada tali pusat dan untuk

mengganti kasa setiap kali sesudah mandi untuk mencegah

infeksi. Berikan nasihat pada ibu dan keluarga sebelum

meninggalkan bayi:

Lipat popok di bawah puntung tali pusat.

Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih,

sampai sisa tali pusat mengering dan terlepas sendiri.

Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan

air DTT dan sabun dan segera keringkan secara seksama

dengan menggunakan kain bersih.

Page 22: BAB II BBL

25

Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada

kulit sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau. Jika

terdapat tanda infeksi, nasihati ibu untuk membawa

bayinya ke fasilitas kesehatan.

3. Memandikan bayi

a. Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya

hangat dan tidak ada tiupan angin. Siapkan handuk bersih

dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi dan siapkan

beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk

menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan.

b. Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan

hangat

c. Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih

dan kering

d. Pakaikan pakaian bayi dan usahakan untuk memberi topi

pada bayi.

4. Mempertahankan kehangatan bayi

a. Suhu ruangan setidaknya 18 - 21ºC

b. Jika bayi kedinginan, harus didekap erat ke tubuh ibu

c. Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat

tidur (misalnya botol berisi air panas)

5. Tanda bahaya BBL

a. Pernapasan – sulit atau lebih dari 60 kali permenit

b. Kehangatan – terlalu panas (>38 atau terlalu dingin < 36

derajat celcius).

c. Warna – kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau

pucat, memar.

d. Pemberian makan – hisapan lemah, mengantuk berlebihan,

banyak muntah.

e. Tali pusat – merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk,

berdarah.

Page 23: BAB II BBL

26

f. Infeksi – suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan

(nanah), bau busuk, pernapasan sulit.

g. Tinja/kemih – tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek,

sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.

h. Aktivitas – menggigil, atau tangis tidak biasa, sangat

mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai,

kejang, kejang halus, tidak bisa tenang,