bab i ,ii

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sensasi adalah proses pasif di mana stimulus- stimulus diterima oleh reseptor-reseptor pancaindra dan diubah menjadi impuls-impuls neural yang dapat dibawa kesistem saraf. Panca indera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melayaninya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa (sensory impression) dari organ indera menuju otak, tempat perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara. Lainnya timbul dari dalam, antara lain lapar, haus, dan rasa sakit. Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk hidup, memiliki sel-sel reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan yang terjadi. (Karisna,2009). sensasi, fungsi alat indera dalam menerimainformasi dari lingkungan sangat penting. Kita mengenal lima alat indera atau sistem indera semuanya dapat digunakan 1

Upload: anggunulfanurpratiwi

Post on 24-Sep-2015

236 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

blok 5 ikd 2

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSensasi adalah proses pasif di mana stimulus-stimulus diterima oleh reseptor-reseptor pancaindra dan diubah menjadi impuls-impuls neural yang dapat dibawa kesistem saraf.Panca indera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melayaninya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa (sensory impression) dari organ indera menuju otak, tempat perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara. Lainnya timbul dari dalam, antara lain lapar, haus, dan rasa sakit.Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk hidup, memiliki sel-sel reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan yang terjadi. (Karisna,2009).sensasi, fungsi alat indera dalam menerimainformasi dari lingkungan sangat penting. Kita mengenal lima alat indera atau sistem indera semuanya dapat digunakan untuk memaksimalkan penerimaan sensasi. (listiani, 2011)Transduksi merupakan proses mengubah stimulus menjadi impuls. Semua alat indera akan mengalami proses transduksi, dimana stimulus akan diubah menjadi impuls. Impuls akan dijalarkan dengan cara potensial aksi menuju saraf pusat.Berdasarkan hal tersebut, maka penulis ingin mengambil judul Pengaruh Sensasi pada Sistem Indera Manusia.Rumusan MasalahApakah sensasi mempengaruhi sistem indera manusia.1.3 Tujuan Agar mahasiswa kedokteran gigi mampu memahami tentang sensasi berpengaruh pada sistem indera manusia.BAB IITINAJUAN PUSTAKA

2.1 Sensasi 2.1.1 Pengertian SensasiSensasi adalah proses pasif di mana stimulus-stimulus diterima oleh reseptor-reseptor panca indra dan diubah menjadi impuls-impuls neural yang dapat dibawa kesistem saraf (Semiun, 2006). Sensasi adalah proses menangkap stimuli dan tahap paling awal dalam penerimaan informasi. Apa pun definisi sensasi, fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui alat indra, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat indralah, manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemapuan untuk berinteraksi dengan dunianya. (Karisna, 2009)2.1.2 Macam- Macam Sensasi1. Penglihatan berkaitan dengan mata2. Pendengaran berkaitan dengan telinga3. Pengecap berkaitan dengan lidah4. Pembau berkaitan dengan hidung5. Peraba berkaitan dengan kulit(Ratih,2012).2.1.3 Syarat terjadi Sensasi1. Adanya objek yang diamati atau kekuatan stimulus,objek menimbulkan stimulus yang mengenai indera(reseptor) sehingga terjadi sensasi2. Kepastian alat indera(reseptor) yang cukup baik serta syaraf (sensoris) yang baik sebagai penerus kepada pusat otak atau (kesadaran) untuk menghasilkan respon.3. Pengalaman dan lingkungan budaya pengalaman budaya mempengaruhi kapasitas alat indera yang mempengaruhi sensasi. (Wade, 2004).

2.1.4 Mekanisme SensasiBerbagai modalitas sensorik yang berbeda muncul karena sinyal yang diterima oleh organ indera merangsang beragam jalan saraf yang menuju otak(korteks serebri ) yang beragam pula.1. Sinyal dari mata menyebabkan implus berjala sepanjang optik menuju kekorteks visual2. Sinyal dari telinga menyebabkan iimplus berjalan dari syaraf auditoris menuju korteks auditoris.3. Sinyal dari hidung menyebabkan implus berjalan sepanjang saraf olfaktorius4. Sinyal dari lidah menyebabkan implus berjalan melalui nervus korda timpani dan kemudian bergabung dengan nervus fasialisKeempat sinyal ini nantinya akan berlokasi disumber sensasi eksteroseptor.2.2 Sistem Indera2.2.1 Definisi Sistem InderaSistem Indera merupakan bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses informasi indera. Didalam sistem indera terdapat reseptor indera jalur saraf dan bagian dari otak, ikut serta dalam tanggapan indera Umumnya sistem indera yang dikenal adalah penglihatan,pendengaran,penciuman, pengecapan dan perabaan.2.2.2 Komponen Sistem Indera1. Mata (indera penglihatan)2. Telinga (indera pendengaran)3. Lidah (indera pengecapan)4. Hidung (indera penciuman)5. kulit (indera peraba)2.3 Mata2.3.1 Definisi MataMata adalah sistem optik yang memfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf (Sloane, 2004).

2.3.2 Struktur aksesori mata1. Orbita adalah lekukan tulang yang berisi bola mata, hanya seperlima rongga orbita yang terisi bola mata, sisa rongga berisi jaringan ikat dan adiposa, serta otot mata ekstrinsik, yang berasal dari orbita dan menginsersi bola mata. Ada dua lubang pada orbit; foramen optik berfungsi untuk lintasan saraf optik dan arteri optalmik, dan fisura orbital superior berfungsi untuk lintasan saraf dan arteri yang berkaitan dengan otot mata. (Sloane, 2004)2. Tiga pasang otot mata (dua pasang otot rektus dan satu pasang otot oblik) memungkinkan mata untuk bergerak bebas kearah vertikal, horizontal, dan menyilang. (Sloane, 2004)3. Alis mata melindungi mata dari keringat; kelopk mata (palpebrae) atas bawah melindungi mata dari kekeringan dan debu. (Sloane, 2004)4. Fisura palpebral, atau ruang antara kelopak mata atas dan bawah, ukurannya bervariasi diantara individu menentukan penampakan mata. (Sloane, 2004)5. Kantus medial terbentuk dari sambungan (junction) medial kelopak mata atas dan bawah; kantus lateral terbentuk dari sambungan lateral kelopak mata atas dan bawah. (Sloane, 2004)6. Karunkel adalah elevasi kecil pada sambungan medial. Bagian ini berisi kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. (Sloane, 2004)7. Konjungtiva adalah lapisan pelindung tipis epitelium yang melapisi setiap kelopak (konjungtiva palpebral) dan terlipat kembali diatas permukaan anterior bola mata (bulbar, atau okular, konjungtiva). (Sloane, 2004)8. Lempeng tarsal pada setiap kelopak mata adalah hubungan jaringan ikat yang rapat. Kelenjar meibomian, yang merupakan pembesaran kelenjar sebasea pada lempeng tarsal, mensekresi barier berminyak untuk mencegah air mata yang berlebihan pada kelopak mata bagian bawah. (Sloane, 2004)9. Aparatus lakrimal penting untuk produksi dan pengaliran air mata.a. Air mata mengandung garam, mukosa, dan lisozim, suatu bakteriosida. Cairan ini membasahi permukaan mata dan mempertahankan kelembapannya. (Sloane, 2004)b. Berkedip menekan kelenjar lakrimal dan menyebabkan produksi air mata. (Sloane, 2004)c. Air mata keluar melalui pungtum papila lakrimal, yang menyambung kantong lakrimal, kantong membuka kedalam duktus nasolakrimal, yang pada gilirannya akan masuk ke rongga nasal. (Sloane, 2004).2.3.3 Struktur Mata

GAMBAR STRUKTUR MATA

Lapisan luar yang keras pada bola mata (tunika fibrosa).Pada lapisan luar terdapat :a.Sklera, merupakan lapisan berisi jaringan ikat putih. Sklera berfungsi member bentuk pada bola mata dan memberikan tempat perlekatan otot ekstrinsik.b.Kornea, merupakan perpanjangan anterior yang transparan pada sklera di bagian depan mata. Kornea berfungsi untuk menerima rangsang cahaya dan meneruskan cahaya ke bagian mata yang lebih dalam (Sloane,Ethel 2004).2.Lapisan tengah bola mata (tuniak vaskular / uvea)Pada lapisan tengah terdapat :a.Lapisan koroid, merupakan bagian yang sangat terpigmentasi untuk mencega refleksi internal berkas cahaya. Bagian ini juga tervaskularisasi untuk memberikan nutrisi pada mata, dan elastik sehingga dapat menarik ligament suspensori.b.Badan siliaris, merupakan suatu penebalan di bagian anterior lapisan koroid, mengandung pembuluh darah dan otot siliaris.c.Iris, merupakan perpanjangan sisi anterior koroid, merupakan bagian mata yang berwarna bening. Iris berfungsi memberikan warna pada mata, dan mengendalikan diameter pupil.d.Pupil, merupakan ruang terbuka yang bulat pada iris yang harus dilalui cahaya untuk dapat masuk ke interior mata.Pupil berfungsi mengatur besar kecilnya cahaya yang masuk ke dalam mata (Sloane,Ethel 2004).3.Lensa, merupakan struktur bikonveks yang bening tepat di belakang pupil. Elastisitasnya sangat tinggi, suatu sifat yang akan menurun seiring proses penuaan. Lensa berfungsi mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada bintik kuning retina (Sloane, Ethel 2004).4.Rongga mata, lensa memisah interior mata menjadi dua rongga, yaitu :a.Rongga anterior, terbagi menjadi dua ruang.1.Ruang anterior, terletak di belakang kornea dan di depan iris.2.Ruang posterior, terletak di depan lensa dan di belakang iris.Ruang ini berisi aqueous humor, suatu cairan bening yang diproduksi prosesus siliaris untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lensa dan kornea. b.Rongga posterior, terletak di antara lensa dan retina dan berisi vitreus humor yang berfungsi mempertahankan bentuk bola mata dan mempertahankan posisi retina terhadap kornea (Sloane,Ethel 2004).5.Lapisan terdalam, Retina mata, merupakan lapisan tipis dan transparan. Retina berfungsi sebagai tempat terbentuknya bayangan. Retina terdiri dari:a.Lapisan terpigmentasi luar, merupakan lapisan tunggal sel kuboidal yang mengandung pigmen melanin. Lapisan terpigmentasi untuk menyerap cahaya berlebih dan mencegah refleksi internal berkas cahaya yang melalui bola mata. Lapisan ini juga menyimpan vitamin A (Sloane,Ethel 2004).b.Lapisan jaringan saraf dalam (optikal), merupakan struktur kompleks yang terdiri dari berbagai jenis neuron.1.Sel batang dan sel kerucut, merupakan reseptor fotosintesis.Sel batang : neuron silindris bipolar yang bermodifikasi menjadi dendrit sensitif cahaya. Sel batang tidak sensitif terhadap warna dan bertanggung jawab untuk penglihatan di malam hari.Sel kerucut : merupakan sel yang berperan dalam persepsi warna. Sel kerucut berfungsi pada tingkat intensitas cahaya yang tinggi dan berperan dalam penglihatan di siang hari (Sloane,Ethel 2004).2.Neuron bipolar, merupakan sel yang membentuk lapisan tengah dan menghubungkan sel batang dan sel kerucut ke sel-sel ganglion (Sloane,Ethel 2004).3.Sel ganglion, merupakan sel yang mengandung akson yang bergabung pada regia khusus dalam retina untuk membentuk saraf optik (Sloane,Ethel 2004).4.Sel horizontal dan sel amakri, merupakan sel lain yang ditemukan dalam retina , sel ini berperan untuk menghubungkan sinaps-sinaps lateral (Sloane,Ethel 2004).5.Cahaya masuk melalui lapisan ganglion, lapisan bipolar, dan badan sel batang serta kerucut untuk menstimulasi prosesus dendrit dan memicu impuls saraf. Kemudian impuls saraf menjalar dengan arah terbaik melalui kedua lapisan sel saraf.c.Bintik buta (diskus optik), merupakan titik keluar saraf optik. Karena tidak ada fotoreseptor pada area ini, maka tidak ada sensasi penglihatan yang terjadi saat cahaya jatuh ke area ini (Sloane,Ethel 2004).d.Lutea makula, merupakan area kekuningan yang terletak agak lateral terhadap pusat (Sloane,Ethel 2004).e.Fovea, merupakan pelekukan sentral makula lutea yang tidak memiliki sel batang dan hanya mengandung sel kerucut. Fovea merupakan pusat visual mata; bayangan yang terfokus di sini akan diinterpretasi dengan jelas dan tajam (Sloane,Ethel 2004).2.3.4 Karakteristik Optik MataRefraksi adalah defleksi, atau pembelokan, berkas sinar saat melewati salah satu medium menuju medium lain yang memiliki densitas optik berbeda. Semakin konveks suatu permukaan, maka akan semakin refraktif dayanya. (Sloane, 2004)a. KorneaBertanggung jawab untuk sekitar 70% daya refraktif dan merupakan alat penyesuaian kasar pada mata. (Sloane, 2004)b. LensaBerperan dalam sebagian besar aktivitas refraksi yang tersisa dan merupakan alat penyesuaian halus pada mata. (Sloane, 2004)c. Cairan aquosus dan vitreusBertanggung jawab untuk refraksi minimal. (Sloane, 2004)2.3.5 Mekanisme MataCahaya yang masuk ke mata melalui pupil akan menembus empat media refraksi. Keempat media refrasi tersebut yaitu kornea, aqueous humor, lensa, dan vitreous humor. Selanjutnya, bayangan akan jatuh ke retina. Retina ,membentuk impuls yang akan diteruskan ke saraf otak II. Impuls tersebut diinterpretasikan sebagai penglihatan otak. (Sloane ,2003)

2.3.6 Kelainan mata1. Atigmatisma adalah kesalahan refraksi yang terjadi karena berkas-berkas cahaya yang jatuh pada garis-garis di atas retina, dan bukan pada titik titik tajam. Hal ini disebabnya berubahnya bentuk lengkungan lensa. Keadaan ini dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa cembung, guna menambahkan bagian yang kurang cembung pada lensa mata yang abnormal itu.2. Presbiopi adalah istilah yang digunakan untuk melukiskan kesalahan akomodasi yang terjadi pada orang-orang tua atau orang orang yang sddang usia lanjut3. .Dakriostitis akut adalah infeksi yang timbul sebagai akibat macetnya kantong lakrimal. Abses pun timbul, yang menggejala berupa timbulnya pembengkakan berwarna kemerah-merahan yang terasa sakit sekali, dibawah kantus sebelah dalam ( Pearce, 2011).2.4 HidungSerabut-serabut saraf penciuman terdapat pada bagian atas selapu lendir hidung. Serabut-serabutolfaktori berfungsi mendeteksi rangsang zat kimia dalam bentuk gas di udara (kemoreseptor).2.4.1 Struktur HidungStruktur dan fungsi dari hidung, yaitu :1.Lubang hidung berfungsi untuk keluar masuknya udara.

Gambar:Struktur hidung

2.Rambut hidung berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ketika bernapas.3.Selaput lendir berfungsi tempat menempelnya kotoran dan sebagai indera pembau.4.Serabut saraf berfungsi mendeteksi zat kimia yang ada dalam udara pernapasan.5.Saraf pembau berfungsi mengirimkan bau-bauan yang ke otak.2.4.2 Fungsi Hidung1. Fungsi Penghidu2. Pernafasan3. Penyaringan debu4. Pelembapan udara pernapasan5. Penampungan secret dari sinus paranasales dan duetus nasolacrimalis.2.4.3 Mekanisme Indera Penciuman (Hidung)Nervus olfaktori atau saraf kranial pertama melayani ujung organ pencium. Serabut-serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung, yang dikenal sebagai bagian olfaktori hidung. Nervus olfaktori dilapisi dengan sel-sel yang sangat khusus, yang mengeluarkan fibril-fibril halus untuk berjalin dengan serabut-serabut dari bulbus olfaktori. Rasa penciuman ini sangat peka, dan kepekaannya mudah hilang, bila dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk suatu waktu yang cukup lama. Contoh: orang-orang yang berada pada suatu ruangan yang sesak dan pengap, tidak akan merasakan bau yang tidak enak, semetara dilain pihak bau itu akan segera menyerang hidung orang yang baru datang dari lingkungan udara segar yang masuk ke ruangan itu. Rasa penciuman juga diperlemah, bila selaput hidung sangat kering, sangat basah atau membengkak, seperti halnya orang yang diserang pilek. (Pearce,2008)2.4.4 Gangguan Indera Penciuman 1. Anosmia Kehilangan rasa bau atau yang hilangnya daya menghidu. Penyakit ini disebabkan:Penyumbatan rongga hidung missal tumor, Reseptor-reseptor pembauan rusak karena infeksi virus/atrophi, Gangguan pada saraf ke I, bulbus, traktus olfaktorius/cortex otak karena kepala atau tumor2. Hiposmia Pengurangan sensifitas olfaktorius atau berkurangnya kepekaan dalam menghidu.3. Disosmia Distori gaya menghidu atau indera penciuman berubah. Penyakit ini disebabkan oleh: infeksi didalam sinus, Kerusakan parsial pada saraf olfaktorius, Kebersihan mulut yang jelek sehingga terjadi infeksi mulut yang berbau tidak enak yang tercium oleh hidung.4. Influenza Yaitu infeksi saluran pernafasan atas sehingga kurang mampu menerima rangsangan bau dan selera makan berkurang.5. Epistaksis (mimisan) Disebabkan karena perdarahan berasal dari bagian sepertiga anterior hidung. Epistaksis yang seringkali terjadi akibat mencungkil-cungkil hidung yang menyebabkan robeknya vena-vena pada vestibulum nasi. (Guyton, 2007)2.5 TelingaTelinga adalah organ pendengran .saraf yang melayani indra ini adalah saraf kranial kedelapan atau nervus auditorius.telinga terdiri atas tiga bagian yaitu bagian:telinga luar ,telinga tengah,dan telinga dalam. (Sloane,2004)2.5.1 Struktur Telinga

GAMBAR PENDENGARAN/TELINGA1. Telinga luar terdiri dari pinna atau aurikula ,yaitu daun kartilago yang menangkap gelombang bunyidan menjalarkannya ke kanal auditori eksterna ,suatu lintasan sempit yang panjangnya sekitr 2,5 cm yang merentang dari aurikula sampai membran timpani. 2. Membran timpani(gendang telinga)adalah perbatasan telinga tengah a. Membraan timpani berbentuk kerucut dan dilapisi kulit pada permukaan eksternal dan membran mukosa pada permukaan eksternal. (Sloane,2004)b. Membran ini memisahkan telinga luar dari telinga tengah,dan memiliki tegangan ,ukuran,ketebalan yang sesuai untuk menggetarkan gelombang bunyi secara mekanis. (Sloane,2004)3. Telinga tengah terletak di rongga berisi udara dalam bagian petrosus tulang temporala) Tuba eustachius menghubungkan telinga tengah dengan faringb) Tuba yang biasanya tertutup dapat terbuka saat menguap,menelan atau mengunyah.saluran ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membran timpani. (Sloane,2004)4. Osikel auditor bentuknya Dinamakan sesuai bentuknya,terdiri dari maleus ,inkus dan stapes.tulang-tulang ini mengarahkan getaran dari membran ke fenestra vestibuli ,yang memisahkan telinga tengah dari telinga dalam. (Sloane, 2004) a. Otot stapedium yang melekat pada stapes,yang ukurannya sesuai dengan fenestra vestibuli oval,dan menariknya ke arah luar. (Sloane, 2004)b. Bunyi yang keras mengakibatkan suatu refleks yang menyebabkan kontraks kedua otot yang berfungsi sebagai pelindung untuk meredam bunyi. (Sloane,2004)5. Telinga dalam berisi cairan dan terletak dalam tulang temporal,di sisi medial telinga tengah.telinga dalam terdiri dari dua bagian labirin tulang dan labirin membranosa di dalam labirin tulang. (Sloane, 2004)a. Labirin tulang adalah ruang berliku berisi perilimfe,suatu cairan yang menyerupai cairan serebrospinalis terdiri atas 3 bagian yaitu vestibula,saluran setengah lingkaran dan koklea. (Sloane, 2004)b. Labirin membranosa adalah serangkaian tuba berongga dan kantong yang terletak dalam labirin tulang dan mengikuti kontur labirin tersebut yang terdiri atas vestibuli dan fenestra koklus. (Sloane,2004)2.5.2 Mekanisme Pendengaran Suara ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara, yang kecepatan dan volumenya berbeda beda. Gelombang suara bergerak melalui rongga telinga luar yang menyebabkan membran timfani bergetar. Getaran getaran tersebut selanjutnya diteruskan menuju inkus dan stapes, melalui maleus yang terkait pada membrane itu. Karena gerakan gerakan yang timbul pada setiap tulang ini sendiri, maka tulang tulang itu memperbesar getaran, yang kemudian disalurkan melalui fenestra vestibular menuju perilimfe. Getaran peri limfe dialihkan melalui membran menuju endolimfe dalam saluran koklea, dan rangsangan mencapai ujung ujung akhir saraf dalam organ corti, untuk kemudian diantarkan menuju otak oleh nervus auditorius. (Pearce, 2002) 2.5.3 Kelainan Pendengaran1. Etitis media atau infeksi telinga tengah dapat terjadi ketika seseorang diserang influenza,campak. 2. Labirintis adalah menjalarnya infeksi dari telinga tengah seringkali berupa pening,muntah-muntah dan tuli. 3. Meniera menggejala berupa timbulnya serangan pusing mendadak disertai tuli dan tinnitus. (Sloane, 2004)2.6 Indera Pengecap (Lidah)2.6.1 Definisi LidahLidah atau lingua adalah organ berotot yang dapat bergerak dan bentuknya dapat berubah-ubah. Fungsi Lingua berhubungan dengan mengunyah, pengecap, menelan, pengucapan (artikulasi), dan pembersihan mulut, tetapi fungsi utamanya ialah mendorong makanan ke dalam pharynx sewaktu menelan dan megucapkan kata-kata sewaktu berbicara. Permukaan membran mukosa lingual bagian oral bersifat kasar karena adanya papillae linguae (Moore, 2002).2.6.2 Struktur Lidah

Gambar:Struktur lidah

Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat saraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah, sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah digulung kebelakan, tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulumlinguae, sebuah struktur ligamin halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada bagian mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan, ujung lidah berbentuk bulat. Selaput lendir (membrane mukosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu sehat berwarna merah jambu. Permukaan atasnya seperti beledu dan ditutupi papil-papil, yang terdiri dari tiga jenis (Pearce, 2010).Papil sirkumvalata. Ada delapan hingga dua belas jenis ini yang terletak pada bagian dasar lidah. Papilla sirkumvalata adalah jenis papilla terbesar, dan masing-maasing dikelilingi semacam lekukan seperti parit. Papilla ini tersusun berjajar membentuk huruf V pada bagian belakang lidah (Pearce, 2010).Papilla fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah, dan terbentuk jamur. Papilla filifarmos adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah. Organ ujung untuk pengecapan adalah putting putting pengecap yang sangat banyak terdapat dalam dinding papilasirkumvalata dan fungiformis. Papilla filiformis lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh daripada rasa pengecapan yang sebenarnya. Selaput lender langit-langit dan faring juga bermuatan putting-putting pengecap (Pearce, 2010).2.6.3 Sensasi Rasa pada Lidah

Gambar:Reseptor lidah

1.Kuncup pengecap yang sensitif terhadap rasa manis terletak di ujung lidah.2.Substansi asam dirasakan terutama di bagian samping lidah.3.Substansi asin dapat dirasakan pada hamper seluruh area lidah, tetapi reseptornya terkumpul di bagian samping lidah.4.Substansi pahit akan menstimulasikan kuncup pengecap di bagian belakang lidah (Sloane,Ethel 2004).2.6.4 Mekanisme MangecapMembran sel-sel pengecap, seperti kebanyakan sel-sel reseptor sensorik lainnya, mempunyai muatan negatif di bagian dalam yang berlawanan dengan bagian luar. Pemberian zat pengecap pada rambut-rambut pengecap akan menyebabkan hilangnya sebagian potensial negatif, sehingga sel pengecap mengalami depolarisasi. Di sebagian besar keadaan, penurunan potensial dalam kisaran yang luas, hampir sebanding dengan logaritma dari konsentrasi zat perangsang. Perubahan potensial listrik pada sel pengecap ini disebut potensial reseptor untuk pengecapan (Guyton, 2007).Mekanisme reaksi untuk memulai potensial reseptor di sebagian besar zat yang terangsang dengan vili pengecap adalah dengan pengikatan zat kimia kecap pada molekul reseptor protein yang dekat atau menonjol melalui membran vilus. Hal ini kemudian akan membuka kanal ion, sehingga membuat ion natrium yang memiliki muatan positif masuk dan mendepolarisasi kenegatifan normal di dalam sel. Selanjutnya, zat kimia kecap secara bertahap dibersihkan dari vilus pengecap oleh saliva, sehingga akan menghilangkan rangsangan (Guyton, 2007).Tipe protein reseptor disetiap vilus pengecap menentukan tipe rasa yang akan diterima. Untuk ion natrium dan ion hidrogen, yang secara berurutan melepaskan sensasi kecap rasa asin dan asam, protein reseptor akan membuka kanal ion yang spesifik pada membran sel kecap di bagian apikal, dengan cara mengaktifkan reseptor. Namun demikian, untuk sensasi rasa manis dan pahit, bagian molekul protein reseptor yang menonjol ke membran di bagian apikal, akan mengaktifkan substansi second messenger transmiter di dalam sel, dan second messenger ini yang akan menyebabkan perubahan kimia untuk melepaskan sinyal pengecapan (Guyton, 2007).2.7 Indera Peraba (Kulit)2.7.1 Definisi KulitKulit adalah pembalut atau lapisan yang berada di bagian paling luar (Kamus Besar Biologi, 2005).Kulit adalah organ terbesar di tubuh. Beratnya kurang lebih 4,5 kg dan menutupi permukaan tubuh (Sloane, Ethel 2004).

2.7.2 Struktur Kulit

Gambar Struktur KulitEpidermisEpidermis merupakan bagian terluar kulit. Bagian ini tediri atas epitel berlapis gepeng berkeratin. Bagian epidermis yang paling tebal dapat ditemukan pada telapak tangan dan telapak kaki (Junquera,2012). Epidermis memiliki lima lapisan:a.Stratum basalis (lapisan basal), merupakan lapisan tunggal sel-sel melekat pada jaringan ikat dari lapisan kulit di bawahnya, dermis. Pembelahan sel yang cepat terjadi pada lapisan ini (Sloane,Ethel 2004).b.Stratum spinosum (lapisan spinosa), merupakan lapisan sel spina atau tanduk. Spina adadah bagian penghubung intraseluler (desmosom) (Sloane,Ethel 2004).c.Stratum granulosum (lapisan granula), terdiri dari atau lima lapisan atau barisan sel dengan granula-granula keratohialin yang merupakan perkusor pembentukan keratin. Keratin adalah protein dan keras dan resilien, anti air serta melindungi permukaan kulit yang terbuka (Sloane,Ethe 2004l).d.Stratum lusidum, merupakan lapisan jernih dan tembus cahaya dari sel-sel gepeng tidak bernukleus yang mati atau tidak mati (Sloane,Ethel 2004).e.Stratum korneum, merupakan lapisan epidermis paling atas (Sloane, Ethel 2004).2.Dermis atau korium Dermis merupakan lapisan kedua pada kulit. Lapisan yang berada dibawah lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri dari fibrus dan jaringan ikat yang elastis. Dermis terdiri dari dua lapisan, yaitu :a.Stratum papilar (lapisan papilaris),merupakan jaringan ikat aeolar dengan fibroblas, sel mast dan makrofag. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah, yang memberi nutrisi pada epidermis diatasnya (Sloane,Ethel 2004).b.Stratum retikularis (lapisan retikular), merupakan lapisan yang terletak lebih dalam dari lapisan papilaris tersusun dari jaringan ikat ireguler yang rapat, kolagen dan serat elastis (Sloane,Ethel 2004).3.Hipodermis atau lapisan subkutanLapisan yang mengikat kulit secara longgar dengan organ-organ yang terdapat dibawahnya. Lapisan ini mengandung jumlah sel lemak yang beragam,bergantung pada area tubuh dan nutrisi individu, serta berisi banyak pembuluh darahdan ujung saraf (Sloane,Ethel 2004).

BAB IIIPETA KONSEP

3.1Peta Konsep

Stimulus

SentuhanZat MakananBauSuaraCahaya

TelingaMata

LidahHidungLidah

Sensasi

Transduksi

Saraf Cranial

Korteks Cerebri

Persepsi

3.2 Hipotesa Sensasi mempengaruhi sistem indera manusia

BAB IVPEMBAHASANStimuli adalah segala rangsang yang menyentuh lima alat indera pada manusia baik dari dalam ataupun dari luar. Stimuli dapat berupa cahaya, suara, bau, zat makan, dan sentuhan. Sistem indera merupakan bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses informasi indera. Di dalam sistem indera, terdapat reseptor indera, jalur saraf, dan bagian dari otak, ikut serta dalam tanggapan indera. Sistem indera terdiri dari indera penglihatan (mata), indera pendengaran (telinga), indera penciuman (hidung), indera pengecap (lidah), dan indera perabaan (kulit). Stimuli aka ditangkap oleh sistem indera seperti cahaya akan di tangkap oleh mata, suara akan ditangkap oleh telinga, bau ditangkap oleh hidung, zat makanan ditangkap oleh lidah, dan sentuha ditangkap oleh kulit. Proses penangkapan stimuli oleh alat indera disebut dengan sensasi.Sensasi dapat berupa penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan. Pada tahap selanjutnya, dimulai dari stimuli yang ada pada tahap sensasi, akan mengalami transduksi. Transduksi merupakan proses perubahan stimulus menjadi potensial aksi yang dikenal. Kemuadian, setelah stimulus diubah, akan menghasilkan impuls yang akan dibawa oleh srar kranial pada setiap indera masing-masing dan aka dijalarkan menuju pusat, yaitu korteks cerebri. Pada korteks cerebri, terdapat lobus-lobus untuk menterjemahkan impuls sesuai stimulus awalnya. Terjadilah persepsi. Dari situlah, manusia dapat melihat benda, mendengar suara, mencium bau, merasakan makanan, merasakan sentuhan, serta bisa sekaligus dipersepsikan.

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanUntuk terjadinya suatu sensasi dibutuhkan stimulus yang menimbulkan respon serta adanya alat indera sebagai reseptor yang dapat mengadakan renspon terhadap stimulus yang berupa impuls untuk dihantarkan oleh saraf sensoris yang berada di saraf kranial menuju otak khususnya korteks serebri area fungsional sensoris.5.2 SaranBagi mahasiswa Fakultas Kedokteran gigi diharapkan lebih menambah wawasan dan diharapkan dapat mengetahui dan memahami sistem indera sehingga mampu menerapkan ilmunya di masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Bloom, dan Fawatt. 2002. Buku Ajar Histologi. Ed.12. Jakarta: EGCFortin,J. 2006. Visual Ilmu dan Pengetahuan Popular. Canada: QA InternationalGuyton AC. 2007. Buku ajar Fisiologi Kedokteran.Ed.11. Jakarta: EGCMoore L.Keith. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates hal. 396-401Pearce C. Evelyn. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: EGC hal.310-329Pearce C. Evelyn. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: KanisiusSetiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha IlmuSloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC hal.183-195 Wade, Carole Dan Carol Tavris.2004. Psikologi. Edisi Sembilan Jilid 1. Jakarta: Erlangga

12