bab i dan ii daftar pustaka
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka
1/20
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai salah fasilitas pelayanan kesehatan dasar merupakan
ujung tombak terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Puskesmas
berfungsi sebagai pusat pembangunan wilayah berwawasan kesehatan, pusat
pelayanan kesehatan perorangan primer dan pusat layanan kesehatan
masyarakat primer dan pusat pemberdayaan masyarakat. Sebagai unit
pelayanan kesehatan Puskesmas memiliki berbagai potensi bahaya yang
berpengaruh buruk pada tenaga kesehatan dan non kesehatan yang bekerja di
Puskesmas, pasien, pengunjung dan masyarakat sekitarnya. Potensi bahaya
tersebut meliputi golongan fisik, biologis, kimia, ergonomis dan psikososial.
Khususnya golongan biologi merupakan bahaya potensi yang paling sering
menyebabkan gangguan kesehatan di Puskesmas ( Kementerian Kesehatan RI,
2!! ".
Potensi bahaya golongan biologis tersebut antara lain #irus, bakteri,
jamur, proto$oa, parasit, hewan pengerat. %irus dan bakteri merupakan potensi
bahaya yang paling sering mengan&am pada petugas Puskesmas. 'al tersebut
terkait dengan masih tingginya pre#alensi berbagai penyakit yang
disebabkannya yakni ) Paru, 'epatitis ), 'epatitis * dan 'I% +I-S yang
dapat menular dari pasien ke petugas Puskesmas selama menjalankan
pekerjaan. Penyakitpenyakit tersebut digolongkan dalam penyakit akibat
kerja. ( Kepmenkes, 2/".
Pada ahun 2 0'1 men&atat kasus infeksi akibat tusukan jarum
yang terkontaminisasi #irus yang diperkirakan mengakibatkan erinfeksi
#irus 'epatitis ) sebanyak 2!.. ( 32 4 dari semua infeksi
baru ",erinfeksi #irus 'epatitis * sebanyak 2.. ( 5 4 dari semua
infeksi baru ",erinfeksi 'I% sebanyak 26. ( 7 4 dari seluruh infeksi
baru " ( 0'1, 2 ".
-
8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka
2/20
-i Indonesia jumlah penderita 'epatitis ) dan * diperkirakan
men&apai 3.. orang. Sekitar !7.. orang dari penderita 'epatitis
) dan * berpotensi menderita &hronik li#er diseases. Indonesia sendiri
digolongkan ke dalam kelompok daerah dengan pre#alensi hepatitis ) dengan
tingkat endemisitas menengah sampai tinggi. -ari total sebanyak 7.8/ kasus
hepatitis di Indonesia berdasarkan hasil pendataan tahap pertama yang
dilakukan bulan 1ktober tahun 2/ hingga 9 September tahun 28 5 4
diantaranya berasal dari pengguna jarum suntik. -ari pre#alensi yang tinggi
tersebut disisi lain pengendalian bahaya di fasilitas kesehatan khususnya
Puskesmas belum memadai. 'al ini dibuktikan dari berbagai penelitian
pengendalian bahaya anatara lain Starh dengan Quick Investigation of quality
yang melibatkan !36 fasilitas kesehatan dan !8 diantaranya adalah puskesmas
menunjukan bahwa hampir semua petugas Puskesmas belum memahami dan
mengetahui tentang kewaspadaan uni#ersal.
'asil penelitian di :akarta imur yang dilakukan oleh Sri 'udoyo
ahun 25 menunjukan bahwa tingkat kepatuhan petugas menerapkan setiap
prosedur tahapan kewaspadaan uni#ersal dengan benar hanya !8,3 4, status
#aksinasi hepatitis ) pada petugas Puskesmas masih rendah yaitu !2,7 4, dan
riwayat pernah tertusuk jarum bekas sekitar 85,2 4. Petugas Puskesmas di
banyak negara berkembang tidak terlatih dalam hal pen&egahan dan
pengendalian sederhana terhadap berbagai masalah kesehatan pekerja.
;engingat potensi bahaya yang tinggi bagi petugas Puskesmas maka
diperlukan pedoman pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 " di
Puskesmas yang diharapkan dapat dipergunakan sebagai a&uan terhadap
perlindungan kesehatan petugas Puskesmas khususnya petugas kesehatan yaitu
mulai dari kegiatan promotif, pre#entif,kuratif dan rehabilitatif.
)erdasarkan permasalahan di atas tentunya kita perlu menyadari bahwa
dalam lingkup pekerjaan di bidang kesehatan mempunyai banyak risiko
terhadap para pekerjanya. 1leh karena itu diperlukan adanya penelitian
mengenai gambaran penyakit akibat kerja di Puskesmas.
-
8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka
3/20
B. Profil Puskesmas Sedayu II
Puskesmas Sedayu II merupakan Puskesmas Rawat jalan yang terletak
di ke&amatan sedayu dan mewilayahi 2 desa yaitu desa rgorejo dengan luas
wilayah /,2 km2 yang men&akup !3 dusun dan desa rgodadi dengan luas
wilayah !!,2 km2 yang men&akup !5 dusun.
0ilayah kerja Puskesmas sedayu II batas sebelah utaraadalah desa
rgodadi, batas sebelah timur adalah ke&amatan gamping kabupaten Sleman,
batas sebelah selatan adalah ke&amtan Pajangan, dan batas sebelah barat adalah
kabupaten Kulonprogo.
Penduduk pada wilayah desa rgorejo yang dibagi menjadi !3
dusun, men&akup kepala keluarga sebanyak 352/ KK dan penduduk sebanyak
!27// jiwa. :ika dibandingkan dengan luas wilayah desa rgorejo sebesar /,2
km2 maka didapatkan kepadatan penduduk sebesar !/5+km2.
-esa rgodadi dibagi menjadi !5 dusun dengan jumlah kepala
keluarga sebanyak 3/85 KK dan jumlah penduduk sebanyak !668 jiwa.
-enganluas wilayah yang lebih luas dan jumlah penduduk yang lebih sedikit
dibandingkan dengan desa rgorejo, kepadatan penduduk sebesar 972
jiwa+km2.
Tabel . Profil Pe!a"ai Puskesmas Sedayu II.
Profesi Perempuan
-
8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka
4/20
Petugas non medis 5 5
otal Pegawai 2! !2 33
Tabel #. Da$a Ku%&u%!a% Per 'ari dalam Sa$u $a'u%. (/ mei 2!5 /mei
2!7"
Ruangan Satu ahun Ratarata perhari
)P ?mum 226!2 62,8!!!!!!!
)P =igi 27// /,!78333333
KI 79!7 !6,5377776
-
8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka
5/20
'asil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan ilmu
pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan kerja di puskesmas.
BAB II
TIN*AUAN PUSTAKA
-
8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka
6/20
A. Pe%!er$ia% Kese'a$a% da% Keselama$a% Ker&a ,k-
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, Sedangkan
pengertian se&ara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha men&egah kemungkinan terjadinya ke&elakaan dan penyakit
akibat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3" tidak dapat dipisahkan dengan
proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunansetelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas
kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko ke&elakaan di lingkungan
kerja. 'al tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih
tinggi dalam men&egah terjadinya ke&elakaan yang beraneka ragam bentuk
maupun jenis ke&elakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan
yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah ?? >o.!5 tahun !969 tentang
pokokpokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan
menjadi ?? >o.!2 tahun 23 tentang ketenaga kerjaan. -alam pasal 86 ??
>o.!3 tahun 23, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak
untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral
dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta
nilainilai agama.?ntuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka
dikeluarkanlah peraturan perundanganundangan di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu%eiligheids
Reglement, S)l >o.56 tahun !9! yang dinilai sudah tidak memadai
menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada. Peraturan tersebut adalah
?ndangundang >o.! tahun !9/ tentang keselamatan kerja yang ruang
lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di darat, didalam tanah,
permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia.?ndangundang tersebut juga mengatur
syaratsyarat keselamatan kerja dimulai dari peren&anaan, pembuatan,
pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan,
-
8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka
7/20
pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan aparat
produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya ke&elakaan. (Prof.
Dr. Soekidjo notoamodjo, prinsip-prinsip dasar ilmu keseatan masyarakat,
jakarta, rineka cipta, !""#$.
B. U%da%!/u%da%! kese'a$a% ker&a
?? Keselamatan Kerja yang digunakan untuk men&egah terjadinya
ke&elakaan kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai
ren&ana, dan mengatur agar proses produksi berjalan teratur dan sesuai
ren&ana, dan mengatur agar proses produksi tidak merugikan semua pihak.
Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam
melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta
produkti#itas nasional. ?? Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia
sekarang adalah ?? Keselamatan Kerja (??KK" >o. ! tahun !9/.?ndang
undang ini merupakan undangundang pokok yang memuat aturanaturan dasar
atau ketentuanketentuan umum tentang keselamatan kerja di segala ma&am
tempat kerja yang berada di wilayah kekuasaan hukum >KRI. -asar hukum
?? >o. ! tahun !9/ adalah ??- !957 pasal 2/ (2" dan ?? >o. !5 tahun
!969. Pasal 2/ (2" menyatakan bahwa Aiaptiap warganegara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaanB. Ini berarti setiap
warga negara berhak hidup layak dengan pekerjaan yang upahnya &ukup dan
tidak menimbulkan ke&elakaan+ penyakit.?? >o. !5 tahun !969
!. ?ndangundang >omor !5 tahun !969
menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta
pelaksana dari pembangunan. danya undangundang dan peraturanperaturan
pemerintah lainya dalam prakte 'ygine perusahaan dan kesehatan kerja adalah
keperluan yang tak bisa ditawar tawari lagi atas kekuatan undangundanglah
pejabatpejabat departemen tenaga kerja ranskop atau departemen kesehatan
dapat melakukan inspeksi dan memaksakan segala sesuatunya yang diataur
oleh undangundang atau peraturanperaturan itu kepada perusahaan. pa bila
nasehatnasehat atu peringatanperingatan tidak dihiraukan, maka atas
-
8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka
8/20
kekuatan undangundang pula dipaksakan sangsisangsi menurut undang
undang pula.tentang ketentuanketentuan pokok mengenai tenaga kerja
mengatur hygene perusahaan dan kesehatan kerja sebagai berikut
iap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan,
kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai
dengan martabat manusia dan moral agama (pasal 9".
2. ?ndangundang kerja (!958!97!"
?ndangundang kerja diundangkan pada tahun !958 dan
dinyatakan berlaku, walaupun tidak untuk seluruh pasalpasalnya, dengan
peraturan pemerintah tahun !97! >1.!. ?ndangundang ini mengatur tentang
jam kerja, &utu tahunan, &uti hamil, &utu haid bagi pekerjapekerja wanita,
perturan tentang kerja bagi anakanak, orang muda, dan wanita persyaratan
tempat kerja, dan lainlain. api ditinjau dari sudut higene perusahatan dan
kesehatan kerja yang menjadi wewenan dan tanggung jawab kerja ranskop
adalah pasal !6 ayat ! yang menetapkan, bahwa majikan harus mengadakan
tempat kerja dan perumahan yang memenuhi syaratsyatat kebersihan dan
kesehatan, yang syaratsyarat tersebut akan diperin&i dalam peraturan
peraturan lainnya. Perlu diketahui, bahwa pasal !6 ayat ! tersebut belum lagi
dinyatakan berlaku.
(. K- dalam Pelaya%a% Kese'a$a% Puskesmas
Puskesmas merupakan tempat kerja serta tempat berkumpulnya orang
orang sehat (petugas dan pengunjung" dan orangorang sakit (pasien", sehingga
puskesmas merupakan tempat yang mempunyai resiko kesehatan mapun
ke&elakaan kerja resiko tertinggi. )erdasarkan Kepmenkes >omer
!28+;C>KCS+SK+II+25 tentang kebijakan -asar Pusat Kesehatan
;asyarakat (Puskesmas" menyatakan bahwa puskesmas merupakan unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaken+kota yang bertanggung jawab
dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah
kerjanya. (Silalai %ennet dkk, manajemen keselamatan dan keselamatan
kerja, jakarta, s%dodadi, &''$
-
8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka
9/20
Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusa
tpengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat dan memberikan pelayanan se&ara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerja nya dalam bentuk kegiatan pokok (-epkes RI,
!99!". -engan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan
tanggungjawab atas pemeliharaankesehatan masyarakat dalam wilayah
kerjanya. ;enurut Kepmenkes RI >o. !28+;enkes+SK+II+25 puskesmas
merupakan ?nit Pelayanan eknis -inas kesehatan kabupaten+kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
a. Peren&anaan Puskesmas
rah peren&anaan puskesmas adalah mewujudkan ke&amatan sehat 2!.
-alam peren&anaan puskesmas hendaknya melibatkan masyarakat sejak awal
sesuai kondisi kemampuan masyarakat di wilayah ke&amatan. Pada dasarnya
ada 3 langkah penting dalam penyusunan peren&anaan yaitu
!" identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan
serta fasilitas pelayanan kesehatan tentang &akupan dan mutu pelayanan
2" identifikasi potensi sumber daya masyarakat dan pro#ider, dan
3" menetapkan kegiatan kegiatan untuk menyelesaikan masalah.
'asil peren&anaan puskesmas adalah Ren&ana ?sulan Kegiatan (R?K"
tahun yang akan datang setelah dibahas bersama dengan )adan Penyantun
Puskesmas ()PP". Setelah mendapat kejelasan dana alokasi kegiatan yang
tersedia selanjutnya puskesmas membuat Ren&ana Pelaksanaan Kegiatan
(RPK". Proses peren&anaan dapat menggunakan instrumen Peren&anaan
ingkat Puskesmas (PP" yang telah disesuaikan dengan kondisi setempat atau
dapat memanfaatkan instrument lainnya.
b. Penggerakkan Pelaksanaan
Puskesmas melaksanakan serangkaian kegiatan yang merupakan
penjabaran lebih rin&i dari ren&ana pelaksanaan kegiatan. Penyelenggaraan
-
8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka
10/20
penggerakan pelaksanaan puskesmas melalui instrumen lokakarya mini
puskesmas yang terdiri dari
!" omor
!28+;C>KCS+SK+II+25 tentang kebijakan dasar puskesmas menyatakan bahwa
puskesmas merupakan unit pelaksana teknis -inas Kesehatan Kabupaten+Kota
yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan
diwilayah kerjanya termasuk upaya kesehatan kerja. ;enurut International
-
8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka
11/20
keselamatan kerja kepada masyarakat pekerja di wilayah kerja puskesmas dengan
tujuan meningkatkan kemampuan pekerja untuk menolong dirinya sendiri
sehingga terjadi peningkatan status kesehatan dan akhirnya peningkatan
produkti#itas kerja . dapun sasaran dari program ini adalah pekerja di sektor
kesehatan antara lain masyarakat pekerja di puskesmas, balai
pengobatan+poliklinik, laboraturium kesehatan, Pos ?paya Kesehatan Kerja (Pos
?KK", :aringan dokter perusahaan bidang kesehatan kerja, masyarakat pekerja
diberbagai sektor pembangunan, dunia usaha dan lembaga swadaya masyarakat.
?ntuk menerapkan pelayanan kesehatan kerja di puskesmas, se&ara umum kita
dapat melihat langkahlangkah yang dapat diterapkan sebagaimana yang tertuang
dalam pedoman pelayanan kesehatan kerja yang meliputi peren&anaan,
pelaksanaaan dan e#aluasi serta memperhatikan aspek indikator yang harus
dipenuhi. Strategi yang dikembangkan adalah dengan &ara terpadu dan
menyeluruh dalam pola pelayanan kesehatan puskesmas dan rujukan, dilakukan
melalui pelayanan kesehatan paripurna, yang meliputi upaya peningkatan
kesehatan, pen&egahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Serta peningkatan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan
melalui peran serta aktif masyakarat khususnya masyarakat pekerja. (Suma)mur,
keselamatan kerja dan pencegaan kecelakaan, jakarta, gunung agung, &'*+$.
D.Resiko da% Ba'aya akiba$ Ker&a 0ada Pelaya%a% Kese'a$a%
Puskesmas ataupun Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai
tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Puskesmas ataupun Rumah
sakit merupakan salah satu tempat bagi masyarakat untuk mendapatkan
pengobatan dan pemeliharaan kesehatan dengan berbagai fasilitas dan peralatan
kesehatannya.Rumah sakit sebagai tempat kerja yang unik dan kompleks tidak
saja menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga merupakan
tempat pendidikan dan penelitian kedokteran.Semakin luas pelayanan kesehatan
dan fungsi suatu rumah sakit maka semakin kompleks peralatan dan fasilitasnya.
Potensi bahaya di sarana pelayanan kesehatan, selain penyakitpenyakit
infeksi juga ada potensi bahayabahaya lain yang mempengaruhi situasi dan
-
8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka
12/20
kondisi di tempat pelayanan tersebut, yaitu ke&elakaan (peledakan, kebakaran,
ke&elakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumbersumber
&edera lainnya", radiasi, bahanbahan kimia yang berbahaya, gasgas anestesi,
gangguan psikososial, dan ergonomi. Semua potensipotensi bahaya tersebut
jelas mengan&am jiwa bagi kehidupan bagi para karyawan di rumah sakit, para
pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan puskesmas.
Sarana pelayanan kesehatan ini mempunyai karakteristik khusus yang
dapat meningkatkan peluang ke&elakaan. ;isalnya, petugas a&apkali
menggunakan dan menyerahkan instrumen bendabenda tajam tanpa melihat
atau membiarkan orang lain tahu apa yang sedang mereka lakukan. Ruang kerja
yang terbatas dan kemampuan melihat apa yang sedang terjadi di area operasi
bagi sejumlah anggota tim (perawat instrumen atau asisten" dapat menjadi
buruk. 'al ini dapat memper&epat dan menambah streske&emasan, kelelahan,
frustasi dan kadangkadang bahkan kemarahan.Pada akhirnya, paparan atas
darah a&apkali terjadi tanpa sepengetahuan orang tersebut, biasanya tidak
diketahui hingga sarung tangan dilepaskan pada akhir prosedur yang
memperpanjang durasi paparan.Pada kenyataannya, jari jemaria&ap kali menjadi
tempat goresan ke&il dan luka, meningkatkan risiko infeksi terhadap patogen
yang ditularkan lewat darah.Kondisi gawat darurat dapat terjadi setiap waktu dan
mengganggu kegiatan rutin. ;en&egah luka dan paparan (agen yang
menyebabkan infeksi" pada kondisi ini sesungguhnya suatu yang menantang
(d#an&ed Pre&aution for odayDs 1R". -ari berbagai potensi bahaya tersebut,
maka perlu upaya untuk mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin
meniadakannya, oleh karena itu manajemen resiko di tempat pelayanankesehatan perlu dikelola dengan baik.gar penyelenggaraan K3 rumah sakit
lebih efektif, efesien dan terpadu diperlukan sebuah manajemen resiko di rumah
sakit baik bagi pengelola maupun karyawan rumah sakit.
Kejadian idak -iharapkan (K-" (d#erse C#ent"
Suatu kejadian yang mengakibatkan &edera yang tidak diharapkan pada
pasien karena suatu tindakan (&ommision" atau karena tidak bertindak
(ommision", dan bukan karena Bunderlying diseaseB atau kondisi pasien (KKP
RS" K- yang tidak dapat di&egah (unpre#entable ad#erse e#ent" suatu K-
-
8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka
13/20
akibat komplikasi yang tidak dapat di&egah dengan pengetahuan yang mutakhir
(KKPRS". ;asalah K- bisa terjadi dikarenakan ('RE Publi&ation >o.5
R=7, gen&y for 'ealth&are Resear&h and Euality -e&ember 23"
!.;asalah komunikasi. Penyebab yang paling umum terjadi medi&al errors.
Kegagalan komunikasi #erbal+tertulis, miskomunikasi antar staf, antar shif,
informasi tidak didokumentasikan dengan baik + hilang, masalahmasalah
komunikasi tim layanan kesehatan di ! lokasi, antar berbagai lokasi, antar tim
layanan dengan pekerja non klinis, dan antar staf dengan pasien.
2. ;asalah S-;. =agal mengikuti kebijakan, S1P dan prosesproses, dokumentasi
suboptimal dan labeling spesimen yang buruk, kesalahan berbasis pengetahuan,staf tidak punya pengetahuan yang adekuat, untuk setiap pasien pada saat
diperlukan. 'alhal yang berhubungan dengan pasien. Idenifikasi pasien yang
tidak tepat, asesmen pasien yang tidak lengkap, kegagalan memperoleh &onsent,
pendidikan pasien yang tidak adekuat
3. Pola S-; + alur kerja. Para dokter, perawat,, dan staf lain sibuk karena S-;
tidak memadai, pengawasan + Super#isi yang tidak adekuat. Kegagalan
kegagalanteknis. Kegagalan alat + perlengkapan pompa infus, monitor.
Komplikasi + kegagalan implants atau grafts. Instruksi tidak adekuat, peralatan
diran&ang se&ara buruk bisa sebabkan pasien &idera. Kegagalan alat tidak
teridentifikasi se&ara tepat sebagai dasar &ideranya pasien, dan diasumsikanstaf
yang buat salah. R* yang lengkap, sering tampilkankegagalanteknis, yang
mulamula tidak tampak, terjadi pada suatu K-
5. Kebijakan dan prosedur yang tidak adekuat. Pedoman &ara pelayanan dapat
merupakan faktor penentu terjadinya banyak medi&al errors. Kegagalan dalam
proses layanan dapat ditelusurisebabnya pada buruknya dokumentasi, bahkantidak ada pen&atatan, atau S1P klinis yang adekuat
abel !. Peren&anaan Proaktif ?ntuk ;engurangi Faktor Resiko Gang
)erhubungan -engan 'ighlert ;edi&ations
ipe obat Faktor Resiko ?mum Ren&ana Proaktif
Insulin idak ada system &ek dosis
botolbotol insulin dan heparin
di&ur dan dijaga dalam
kedekatantertutup satu sama lainnya
;enetapkan sistem
penge&ekan yang mana satu
perawat membuat preparat
dosis dan perawat lainnya
-
8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka
14/20
pada unit keperawatan.
untuk unitunit dalam order.
(dapat dibingungkan dengan 1,mudah o#erdosis !H lipat".
ngka kesalahan terjadi ke
dalam &airan infus
melakukan re#iew
terhadapnya.
;enyimpan insulin danheparin tidak berdekatan.
;elakukan ejaan untuk
setiap unit lebih baik
daripada menyingkatnya
;enetapkan sebuah
sistem penge&ekan yang
independen untuk angka
pompa infuse dan
pengaturan konsentrasi.
1piates dan
narkotik
Faktor resiko umum
>arkotik parenteral disimpan
sebagai stok dasar di areakeperawatan.
'ydromorphinedibingungkan
dengan morphine
Patient&ontroled analgesia
(P*" menga&aukan konsentrasi.
;embatasi ketersediaan
opium dan narkotik dalam
stok dasar. ;engajarkan para staff
tentang kemungkinan
pen&uranhydromorphone
dan morphine.
;enyediakan Proto&ol
peralatan P* untuk dua kali
&ek obat, pengaturan pompa,
dan dosis.
Penyuntikan
potassium
&hloride+phosp
hate
&on&entrate
;enyimpan &on&entrated
potassium &hloride+phosphate di
luar farmasi.
;en&ur tanpa persiapan dari
potassium &hloride+phosphate
eguests for unusual
concentrations
;emindahakan potassium
&hloride+phosphate dari stok
dasar.
;emindahakanpreparasi
obat dan gunakan pra
&uran komersial dari I%.
;enetapkan standard an
batasi konsentrasi obat.
Sodium
&hlorine
solutions di
atas .94
menyimpan sodium &hloride
solution di atas .9 4 di atas
nursing unit.
ersedianya banyak
konsentrasi+formula
idak ada sistem penge&ekan
dua kali.
;embatasi jalan masuk
sodium &hloride solutions di
atas .94 pindahkan
solutions ini dari nursing
unit.
;embuat satandar dan
batasan obat dan konsentrasi. ;enyediakan protokol
peralatan untuk double
&he&k angka pompa obat,
konsentrasi, dan garis
tambahan.
)erikut ini adalah faktor bahaya biologis yang mungkin timbul
!. %irus
-
8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka
15/20
-i lingkungan puskesmas mungkin akan banyak sekali ditemukan #irus. Seperti
#irus 'epatitis yang merupakan bahaya potensial bagi petugas kesehatan dan
mereka yang bekerja di lingkungan rumah sakit.%irus 'epatitis ) merupakan
salah satu faktor resiko gangguan kesehatan yang ditularkan dengan kontak
melalui &airan tubuh. Sedangkan untuk #irus 'epatitis * merupakan jenis
pathogen yang tinggi resiko penularannya pada kelompok pekerja rumah
sakit. Risiko penularan 'epatitis * ini tergantung pada frekuensi terkena
darah dan produk darah dan termasuk dengan &ara tertusuk jarum suntik.
(Kepmenkes RI, 2/"
2. )ioaerosol
Salah satu faktor biologis yang mengganggu kesehatan dapat masuk kedalam
tubuh melaluiinhalasibioaerosol. )ioaerosol adalah disperse jasadrenik atau
bahan lain dari bagian jasadrenik di udara. Sumber bioaerosol adalah kapang,
jamur, proto$oa dan #irus.Sumbersumber tersebut menimbulkan bahan
bahanalergen, pathogen dan toksindilingkungan.
3. )akteri dan Patogen lainnya
Petugas kesehatan dan pekerjalain di puskesmas mempunyai resiko terinfeksi
beberapa jenis bakteri dan pathogen lainnya. Salah satunya adalah
;y&oba&terium tuber&ulosis.)eberapa patogen penyebab infeksi saluran nafas
yang banyak terdapat di puskesmas dan laboratorium dapat dilihat dari tabel
berikut.
abel 2. Patogen penyebab infeksi saluran nafas pada pekerja di puskesmas
(Kepmenkes RI, 2/"
Namaumum 1r!a%isme0e%yebab
Ef e#er oiella%ur nett i
Psitta&osis lamidyapsitt acia
'istoplasmosis /istoplasmacapsul at um
)lastomy&osis 0lastomycesder mat it id i s
*o&&idioidomy&osis occidioidesimmit i s
,nthr aH 0acillusant r aci s
-emamhemoragi&dengansindromRenal
1ransicellat ul ar ensi s
-
8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka
16/20
Selain #irus, jamur, bakteri dan parasit faktor biologis penyebab penyakit
akibat kerja yang lain berasal dari binatangpengganggu seperti serangga, tikus,
dan binatang pengganggu lainnya. ?ntuk binatang pengganggu jenis serangga
memang memerlukan pengawasan lebih dari binatang yang lain karena sifat
sifatnya lebih banyak mendatangkan penyakit. -iantara jenis serangga
yang bisa menyebabkan infeksi bila menggigit manusia karena bibit penyakit
yang dibawa serangga masuk ke tubuh manusia, &ontohnya adalah nyamuk
aedesaegypti pembawa #irus -'F. :enis serangga lain yang hidup ditempat
tempat kotor seperti ke&oa, sangat berbahaya bila merayapdialatalatdapur
seperti piring, &angkir dan lainlain karena alat dapur tersebut bisa
terkontaminasi oleh bibit penyakit.
Kemudian serangga yang suka hinggap pada kotoran yang mengandung
bibit penyakit, lalu terbang dan hinggap pada makanan yang menyebabkan
makanan tersebut terkontaminasi bibit penyakit.*ontohnyalalat. ?ntuk itu
pengendalian terhadap serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya
perlu dilakukan untuk mengurangi populasinya sehingga keberadaannya
tidak menjadi #ektorpenularan penyakit.
abel 3. )ahaya potensial berdasarkan lokasi dan pekerjaan di RS meliputi
(Kepmenkes, 2/".
>o )ahaya
Potensial
-
8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka
17/20
-ebu =enset, bengkel kerja,
laboratorium gigi, gudang
rekam medis, in&enerator.
Petugas sanitasi, teknisi gigi,
petugas IPS dan
rekam medis.2 Kimia
-isinfektan
Semua area Petugas kebersihan, perawat
*ytotoHi&s Farmasi, tempat
pembuangan limbah,
bangsal
Pekerja farmasi, perawat,
petugaspengumpul sampah.
Formaldehyde
-
8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka
18/20
Climinasi merupakan pengendalian resiko faktor bahaya yang
harus diterapkan pertama kali. Climinasi dilakukan dengan &ara
meniadakan atau menghilangkan objek yang menyebabkan ke&elakaan
atau penyakit akibat kerja. etapi kita tahu bahwa objek utama yang
menyebabkan penyakit akibat kerja adalah pasien itu sendiri, jadi sangat
tidak mungkin kalau kita menghilangkan pasien sebagai penyebab utama.
:adi dalam hal ini eliminasi tidak dapat dilaksanakan.
2. ?paya pengendalian dengan Subtitusi
:ika eliminasi tidak berhasil untuk mengendalikan faktor resiko maka
subtitusi merupakan langkah yang harus diambil selanjutnya. Subtitusi
dilakukan dengan &ara mengganti bahanbahan dan peralatan yang
berbahaya dengan bahanbahan dan peralatan yang kurang berbahaya.
3. ?paya pengendalian dengan Rekayasa eknik
Rekayasa eknik untuk pengendalian faktor bahaya biologis dapat
dilakukan dengan &aramemisahkan alatalat bekas perawatan pasien,
seperti jarum suntik, perban kedalam wadah tersendiri. 'al ini
dimaksudkan untuk memudahkan dalam proses pembuangan dan
pengolahannya, selain itu juga untuk menghindarkanmenyebarnya #irus
dari pasien.
5. ?paya Pengendaliandministratif
Pengendalian administrasi dilakukan dengan menyediakan suatu
sistem kerja yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpapar
potensi bahaya. -i Instalasi Rawat Inap I bangsal penyakit dalam, upaya
untuk pengendalian se&ara administratif sudah dilakukan misalnya dengan
perputaran jadwal kerja bagi petugas kesehatan yang dibagi dalam
tiga shift kerja. 'al inidimaksudkan untuk mengurangi pajanan bahaya
kepada tenaga kerja.
7. ?paya pengendalian dengan Pemakaian lat Pelindung -iri (P-"
lat Pelindung -iri merupakan pilihan terakhir dari suatu sistem
pengendalian resiko. ?ntuk pengendalianfaktor bahayabiologis dapat
menggunakan lat Pelindung -iri berupa masker, sarung tangan, penutup
-
8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka
19/20
kepala, yang sesuai dengan jenis pekerjaannya. Pemakaian P-
tersebut dapat mengurangi resiko paparanpenularan penyakit kepada
petugas kesehatan.
Sedangkan untuk pengendalian dan pemberantasan serangga, tikus
dan binatang pengganggu lainnya di bangsal penyakit dalam Instalasi
Rawat Inap sudah dilakukan sebagaimana mestinya. ;isalnya dengan
menjaga kebersihan lingkungan. 'al tersebut dilakukan dengan &ara
menyapu dan mengepellantai setiap hari, membuang dan mengolah
sampah sesuai dengan syarat kesehatan, menutup &elah atau lubang yang
berpotensi sebagai tempat tinggal serangga dan tikus.'al ini dilakukan
untuk mengurangi keberadaan serangga, tikus dan binatang
pengganggu lainnya di lingkungan puskesmas.
Daf$ar Pus$aka
-epnaker RI, !9/. ?ndangundang >o. ! ahun !9/ entang Keselamatan
Kerja. :akarta -epnaker.
-epnaker RI, !9/. ?ndangundang >o. 2 ahun !9/ entang Pembentukan
PK3. :akarta -epnaker.
Kepmenkes RI, 2/. Pedoman ;anajemen K3 di Rumah Sakit.:akarta ;enkes.
Kepmenkes RI, 25. Persyaratan Kesehatan
-
8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka
20/20
SumaDmur, !996.'igene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. :akarta P. oko
=unung gung. SumaDmur, !996.Keselamatan dan Pen&egahan
Ke&elakaan Kerja.:akarta *%. 'aji ;asagung.
Rudi Suardi, 27. Panduan Sistem ;anajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja )erdasarkan 1'SS !8! dan Permenaker 7+;en+!9996.
:akarta PP; PRCSS.
;orison, ;: , !992, .&olour guide to the nursing management of wounds, alih
bahasa ;oni&a Cster ,:akarta C=* >anang Fattah,