bab i dan ii daftar pustaka

Upload: andaru-kusuma-praja

Post on 06-Jul-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka

    1/20

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Puskesmas sebagai salah fasilitas pelayanan kesehatan dasar merupakan

    ujung tombak terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Puskesmas

     berfungsi sebagai pusat pembangunan wilayah berwawasan kesehatan, pusat

     pelayanan kesehatan perorangan primer dan pusat layanan kesehatan

    masyarakat primer dan pusat pemberdayaan masyarakat. Sebagai unit

     pelayanan kesehatan Puskesmas memiliki berbagai potensi bahaya yang

     berpengaruh buruk pada tenaga kesehatan dan non kesehatan yang bekerja di

    Puskesmas, pasien, pengunjung dan masyarakat sekitarnya. Potensi bahaya

    tersebut meliputi golongan fisik, biologis, kimia, ergonomis dan psikososial.

    Khususnya golongan biologi merupakan bahaya potensi yang paling sering

    menyebabkan gangguan kesehatan di Puskesmas ( Kementerian Kesehatan RI,

    2!! ".

    Potensi bahaya golongan biologis tersebut antara lain #irus, bakteri,

     jamur, proto$oa, parasit, hewan pengerat. %irus dan bakteri merupakan potensi

     bahaya yang paling sering mengan&am pada petugas Puskesmas. 'al tersebut

    terkait dengan masih tingginya pre#alensi berbagai penyakit yang

    disebabkannya yakni ) Paru, 'epatitis ), 'epatitis * dan 'I% +I-S yang

    dapat menular dari pasien ke petugas Puskesmas selama menjalankan

     pekerjaan. Penyakitpenyakit tersebut digolongkan dalam penyakit akibat

    kerja. ( Kepmenkes, 2/".

    Pada ahun 2 0'1 men&atat kasus infeksi akibat tusukan jarum

    yang terkontaminisasi #irus yang diperkirakan mengakibatkan erinfeksi

    #irus 'epatitis ) sebanyak 2!.. ( 32 4 dari semua infeksi

     baru ",erinfeksi #irus 'epatitis * sebanyak 2.. ( 5 4 dari semua

    infeksi baru ",erinfeksi 'I% sebanyak 26. ( 7 4 dari seluruh infeksi

     baru " ( 0'1, 2 ".

  • 8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka

    2/20

    -i Indonesia jumlah penderita 'epatitis ) dan * diperkirakan

    men&apai 3.. orang. Sekitar !7.. orang dari penderita 'epatitis

    ) dan * berpotensi menderita &hronik li#er diseases. Indonesia sendiri

    digolongkan ke dalam kelompok daerah dengan pre#alensi hepatitis ) dengan

    tingkat endemisitas menengah sampai tinggi. -ari total sebanyak 7.8/ kasus

    hepatitis di Indonesia berdasarkan hasil pendataan tahap pertama yang

    dilakukan bulan 1ktober tahun 2/ hingga 9 September tahun 28 5 4

    diantaranya berasal dari pengguna jarum suntik. -ari pre#alensi yang tinggi

    tersebut disisi lain pengendalian bahaya di fasilitas kesehatan khususnya

    Puskesmas belum memadai. 'al ini dibuktikan dari berbagai penelitian

     pengendalian bahaya anatara lain Starh dengan Quick Investigation of quality

    yang melibatkan !36 fasilitas kesehatan dan !8 diantaranya adalah puskesmas

    menunjukan bahwa hampir semua petugas Puskesmas belum memahami dan

    mengetahui tentang kewaspadaan uni#ersal.

     'asil penelitian di :akarta imur yang dilakukan oleh Sri 'udoyo

    ahun 25 menunjukan bahwa tingkat kepatuhan petugas menerapkan setiap

     prosedur tahapan kewaspadaan uni#ersal dengan benar hanya !8,3 4, status

    #aksinasi hepatitis ) pada petugas Puskesmas masih rendah yaitu !2,7 4, dan

    riwayat pernah tertusuk jarum bekas sekitar 85,2 4. Petugas Puskesmas di

     banyak negara berkembang tidak terlatih dalam hal pen&egahan dan

     pengendalian sederhana terhadap berbagai masalah kesehatan pekerja.

    ;engingat potensi bahaya yang tinggi bagi petugas Puskesmas maka

    diperlukan pedoman pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 " di

    Puskesmas yang diharapkan dapat dipergunakan sebagai a&uan terhadap

     perlindungan kesehatan petugas Puskesmas khususnya petugas kesehatan yaitu

    mulai dari kegiatan promotif, pre#entif,kuratif dan rehabilitatif.

    )erdasarkan permasalahan di atas tentunya kita perlu menyadari bahwa

    dalam lingkup pekerjaan di bidang kesehatan mempunyai banyak risiko

    terhadap para pekerjanya. 1leh karena itu diperlukan adanya penelitian

    mengenai gambaran penyakit akibat kerja di Puskesmas.

  • 8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka

    3/20

    B. Profil Puskesmas Sedayu II

    Puskesmas Sedayu II merupakan Puskesmas Rawat jalan yang terletak 

    di ke&amatan sedayu dan mewilayahi 2 desa yaitu desa rgorejo dengan luas

    wilayah /,2 km2 yang men&akup !3 dusun dan desa rgodadi dengan luas

    wilayah !!,2 km2 yang men&akup !5 dusun.

    0ilayah kerja Puskesmas sedayu II batas sebelah utaraadalah desa

    rgodadi, batas sebelah timur adalah ke&amatan gamping kabupaten Sleman,

     batas sebelah selatan adalah ke&amtan Pajangan, dan batas sebelah barat adalah

    kabupaten Kulonprogo.

    Penduduk pada wilayah desa rgorejo yang dibagi menjadi !3

    dusun, men&akup kepala keluarga sebanyak 352/ KK dan penduduk sebanyak 

    !27// jiwa. :ika dibandingkan dengan luas wilayah desa rgorejo sebesar /,2

    km2 maka didapatkan kepadatan penduduk sebesar !/5+km2.

    -esa rgodadi dibagi menjadi !5 dusun dengan jumlah kepala

    keluarga sebanyak 3/85 KK dan jumlah penduduk sebanyak !668 jiwa.

    -enganluas wilayah yang lebih luas dan jumlah penduduk yang lebih sedikit

    dibandingkan dengan desa rgorejo, kepadatan penduduk sebesar 972

     jiwa+km2.

      Tabel . Profil Pe!a"ai Puskesmas Sedayu II.

    Profesi Perempuan

  • 8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka

    4/20

    Petugas non medis 5 5

    otal Pegawai 2! !2 33

    Tabel #. Da$a Ku%&u%!a% Per 'ari dalam Sa$u $a'u%.  (/ mei 2!5 /mei

    2!7"

    Ruangan Satu ahun Ratarata perhari

    )P ?mum 226!2 62,8!!!!!!!

    )P =igi 27// /,!78333333

    KI 79!7 !6,5377776

  • 8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka

    5/20

    'asil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan ilmu

     pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan kerja di puskesmas.

    BAB II

    TIN*AUAN PUSTAKA

  • 8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka

    6/20

    A. Pe%!er$ia% Kese'a$a% da% Keselama$a% Ker&a ,k-

    Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran

    dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun

    rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, Sedangkan

     pengertian se&ara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya

    dalam usaha men&egah kemungkinan terjadinya ke&elakaan dan penyakit

    akibat kerja.

    Keselamatan dan kesehatan kerja (K3" tidak dapat dipisahkan dengan

     proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunansetelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas

    kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko ke&elakaan di lingkungan

    kerja. 'al tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih

    tinggi dalam men&egah terjadinya ke&elakaan yang beraneka ragam bentuk 

    maupun jenis ke&elakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan

    yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah ?? >o.!5 tahun !969 tentang

     pokokpokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan

    menjadi ?? >o.!2 tahun 23 tentang ketenaga kerjaan. -alam pasal 86 ??

     >o.!3 tahun 23, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak 

    untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral

    dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta

    nilainilai agama.?ntuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka

    dikeluarkanlah peraturan perundanganundangan di bidang keselamatan dan

    kesehatan kerja sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu%eiligheids

    Reglement, S)l >o.56 tahun !9! yang dinilai sudah tidak memadai

    menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada. Peraturan tersebut adalah

    ?ndangundang >o.! tahun !9/ tentang keselamatan kerja yang ruang

    lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di darat, didalam tanah,

     permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah

    kekuasaan hukum Republik Indonesia.?ndangundang tersebut juga mengatur 

    syaratsyarat keselamatan kerja dimulai dari peren&anaan, pembuatan,

     pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan,

  • 8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka

    7/20

     pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan aparat

     produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya ke&elakaan. (Prof.

     Dr. Soekidjo notoamodjo, prinsip-prinsip dasar ilmu keseatan masyarakat,

     jakarta, rineka cipta, !""#$.

    B. U%da%!/u%da%! kese'a$a% ker&a

    ?? Keselamatan Kerja yang digunakan untuk men&egah terjadinya

    ke&elakaan kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai

    ren&ana, dan mengatur agar proses produksi berjalan teratur dan sesuai

    ren&ana, dan mengatur agar proses produksi tidak merugikan semua pihak.

    Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam

    melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta

     produkti#itas nasional. ?? Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia

    sekarang adalah ?? Keselamatan Kerja (??KK" >o. ! tahun !9/.?ndang

    undang ini merupakan undangundang pokok yang memuat aturanaturan dasar 

    atau ketentuanketentuan umum tentang keselamatan kerja di segala ma&am

    tempat kerja yang berada di wilayah kekuasaan hukum >KRI.  -asar hukum

    ?? >o. ! tahun !9/ adalah ??- !957 pasal 2/ (2" dan ?? >o. !5 tahun

    !969. Pasal 2/ (2" menyatakan bahwa Aiaptiap warganegara berhak atas

     pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaanB. Ini berarti setiap

    warga negara berhak hidup layak dengan pekerjaan yang upahnya &ukup dan

    tidak menimbulkan ke&elakaan+ penyakit.?? >o. !5 tahun !969

    !.  ?ndangundang >omor !5 tahun !969

    menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta

     pelaksana dari pembangunan. danya undangundang dan peraturanperaturan

     pemerintah lainya dalam prakte 'ygine perusahaan dan kesehatan kerja adalah

    keperluan yang tak bisa ditawar tawari lagi atas kekuatan undangundanglah

     pejabatpejabat departemen tenaga kerja ranskop atau departemen kesehatan

    dapat melakukan inspeksi dan memaksakan segala sesuatunya yang diataur 

    oleh undangundang atau peraturanperaturan itu kepada perusahaan. pa bila

    nasehatnasehat atu peringatanperingatan tidak dihiraukan, maka atas

  • 8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka

    8/20

    kekuatan undangundang pula dipaksakan sangsisangsi menurut undang

    undang pula.tentang ketentuanketentuan pokok mengenai tenaga kerja

    mengatur hygene perusahaan dan kesehatan kerja sebagai berikut

    iap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan,

    kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai

    dengan martabat manusia dan moral agama (pasal 9".

    2.  ?ndangundang kerja (!958!97!"

      ?ndangundang kerja diundangkan pada tahun !958 dan

    dinyatakan berlaku, walaupun tidak untuk seluruh pasalpasalnya, dengan

     peraturan pemerintah tahun !97! >1.!. ?ndangundang ini mengatur tentang

     jam kerja, &utu tahunan, &uti hamil, &utu haid bagi pekerjapekerja wanita,

     perturan tentang kerja bagi anakanak, orang muda, dan wanita persyaratan

    tempat kerja, dan lainlain. api ditinjau dari sudut higene perusahatan dan

    kesehatan kerja yang menjadi wewenan dan tanggung jawab kerja ranskop

    adalah pasal !6 ayat ! yang menetapkan, bahwa majikan harus mengadakan

    tempat kerja dan perumahan yang memenuhi syaratsyatat kebersihan dan

    kesehatan, yang syaratsyarat tersebut akan diperin&i dalam peraturan

     peraturan lainnya. Perlu diketahui, bahwa pasal !6 ayat ! tersebut belum lagi

    dinyatakan berlaku.

    (. K- dalam Pelaya%a% Kese'a$a% Puskesmas

    Puskesmas merupakan tempat kerja serta tempat berkumpulnya orang

    orang sehat (petugas dan pengunjung" dan orangorang sakit (pasien", sehingga

     puskesmas merupakan tempat yang mempunyai resiko kesehatan mapun

    ke&elakaan kerja resiko tertinggi. )erdasarkan Kepmenkes >omer 

    !28+;C>KCS+SK+II+25 tentang kebijakan -asar Pusat Kesehatan

    ;asyarakat (Puskesmas" menyatakan bahwa puskesmas merupakan unit

     pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaken+kota yang bertanggung jawab

    dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah

    kerjanya. (Silalai %ennet dkk, manajemen keselamatan dan keselamatan

    kerja, jakarta, s%dodadi, &''$

  • 8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka

    9/20

    Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusa

    tpengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta

    masyarakat dan memberikan pelayanan se&ara menyeluruh dan terpadu kepada

    masyarakat di wilayah kerja nya dalam bentuk kegiatan pokok (-epkes RI,

    !99!". -engan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan

    tanggungjawab atas pemeliharaankesehatan masyarakat dalam wilayah

    kerjanya. ;enurut Kepmenkes RI >o. !28+;enkes+SK+II+25 puskesmas

    merupakan ?nit Pelayanan eknis -inas kesehatan kabupaten+kota yang

     bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

    wilayah kerja.

    a.  Peren&anaan Puskesmas

    rah peren&anaan puskesmas adalah mewujudkan ke&amatan sehat 2!.

    -alam peren&anaan puskesmas hendaknya melibatkan masyarakat sejak awal

    sesuai kondisi kemampuan masyarakat di wilayah ke&amatan. Pada dasarnya

    ada 3 langkah penting dalam penyusunan peren&anaan yaitu

    !"  identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan

    serta fasilitas pelayanan kesehatan tentang &akupan dan mutu pelayanan

    2"  identifikasi potensi sumber daya masyarakat dan pro#ider, dan

    3"  menetapkan kegiatan kegiatan untuk menyelesaikan masalah.

    'asil peren&anaan puskesmas adalah Ren&ana ?sulan Kegiatan (R?K"

    tahun yang akan datang setelah dibahas bersama dengan )adan Penyantun

    Puskesmas ()PP". Setelah mendapat kejelasan dana alokasi kegiatan yang

    tersedia selanjutnya puskesmas membuat Ren&ana Pelaksanaan Kegiatan

    (RPK". Proses peren&anaan dapat menggunakan instrumen Peren&anaan

    ingkat Puskesmas (PP" yang telah disesuaikan dengan kondisi setempat atau

    dapat memanfaatkan instrument lainnya.

     b.  Penggerakkan Pelaksanaan

    Puskesmas melaksanakan serangkaian kegiatan yang merupakan

     penjabaran lebih rin&i dari ren&ana pelaksanaan kegiatan. Penyelenggaraan

  • 8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka

    10/20

     penggerakan pelaksanaan puskesmas melalui instrumen lokakarya mini

     puskesmas yang terdiri dari

    !"  omor 

    !28+;C>KCS+SK+II+25 tentang kebijakan dasar puskesmas menyatakan bahwa

     puskesmas merupakan unit pelaksana teknis -inas Kesehatan Kabupaten+Kota

    yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan

    diwilayah kerjanya termasuk upaya kesehatan kerja. ;enurut International

  • 8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka

    11/20

    keselamatan kerja kepada masyarakat pekerja di wilayah kerja puskesmas dengan

    tujuan meningkatkan kemampuan pekerja untuk menolong dirinya sendiri

    sehingga terjadi peningkatan status kesehatan dan akhirnya peningkatan

     produkti#itas kerja . dapun sasaran dari program ini adalah pekerja di sektor 

    kesehatan antara lain masyarakat pekerja di puskesmas, balai

     pengobatan+poliklinik, laboraturium kesehatan, Pos ?paya Kesehatan Kerja (Pos

    ?KK", :aringan dokter perusahaan bidang kesehatan kerja, masyarakat pekerja

    diberbagai sektor pembangunan, dunia usaha dan lembaga swadaya masyarakat.

    ?ntuk menerapkan pelayanan kesehatan kerja di puskesmas, se&ara umum kita

    dapat melihat langkahlangkah yang dapat diterapkan sebagaimana yang tertuang

    dalam pedoman pelayanan kesehatan kerja yang meliputi peren&anaan,

     pelaksanaaan dan e#aluasi serta memperhatikan aspek indikator yang harus

    dipenuhi. Strategi yang dikembangkan adalah dengan &ara terpadu dan

    menyeluruh dalam pola pelayanan kesehatan puskesmas dan rujukan, dilakukan

    melalui pelayanan kesehatan paripurna, yang meliputi upaya peningkatan

    kesehatan, pen&egahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan

     pemulihan kesehatan. Serta peningkatan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan

    melalui peran serta aktif masyakarat khususnya masyarakat pekerja. (Suma)mur,

    keselamatan kerja dan pencegaan kecelakaan, jakarta, gunung agung, &'*+$.

    D.Resiko da% Ba'aya akiba$ Ker&a 0ada Pelaya%a% Kese'a$a%

    Puskesmas ataupun Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang

    menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai

    tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Puskesmas ataupun Rumah

    sakit merupakan salah satu tempat bagi masyarakat untuk mendapatkan

     pengobatan dan pemeliharaan kesehatan dengan berbagai fasilitas dan peralatan

    kesehatannya.Rumah sakit sebagai tempat kerja yang unik dan kompleks tidak 

    saja menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga merupakan

    tempat pendidikan dan penelitian kedokteran.Semakin luas pelayanan kesehatan

    dan fungsi suatu rumah sakit maka semakin kompleks peralatan dan fasilitasnya.

    Potensi bahaya di sarana pelayanan kesehatan, selain penyakitpenyakit

    infeksi juga ada potensi bahayabahaya lain yang mempengaruhi situasi dan

  • 8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka

    12/20

    kondisi di tempat pelayanan tersebut, yaitu ke&elakaan (peledakan, kebakaran,

    ke&elakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumbersumber 

    &edera lainnya", radiasi, bahanbahan kimia yang berbahaya, gasgas anestesi,

    gangguan psikososial, dan ergonomi. Semua potensipotensi bahaya tersebut

     jelas mengan&am jiwa bagi kehidupan bagi para karyawan di rumah sakit, para

     pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan puskesmas.

    Sarana pelayanan kesehatan ini mempunyai karakteristik khusus yang

    dapat meningkatkan peluang ke&elakaan. ;isalnya, petugas a&apkali

    menggunakan dan menyerahkan instrumen bendabenda tajam tanpa melihat

    atau membiarkan orang lain tahu apa yang sedang mereka lakukan. Ruang kerja

    yang terbatas dan kemampuan melihat apa yang sedang terjadi di area operasi

     bagi sejumlah anggota tim (perawat instrumen atau asisten" dapat menjadi

     buruk. 'al ini dapat memper&epat dan menambah streske&emasan, kelelahan,

    frustasi dan kadangkadang bahkan kemarahan.Pada akhirnya, paparan atas

    darah a&apkali terjadi tanpa sepengetahuan orang tersebut, biasanya tidak 

    diketahui hingga sarung tangan dilepaskan pada akhir prosedur yang

    memperpanjang durasi paparan.Pada kenyataannya, jari jemaria&ap kali menjadi

    tempat goresan ke&il dan luka, meningkatkan risiko infeksi terhadap patogen

    yang ditularkan lewat darah.Kondisi gawat darurat dapat terjadi setiap waktu dan

    mengganggu kegiatan rutin. ;en&egah luka dan paparan (agen yang

    menyebabkan infeksi" pada kondisi ini sesungguhnya suatu yang menantang

    (d#an&ed Pre&aution for odayDs 1R". -ari berbagai potensi bahaya tersebut,

    maka perlu upaya untuk mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin

    meniadakannya, oleh karena itu manajemen resiko di tempat pelayanankesehatan perlu dikelola dengan baik.gar penyelenggaraan K3 rumah sakit

    lebih efektif, efesien dan terpadu diperlukan sebuah manajemen resiko di rumah

    sakit baik bagi pengelola maupun karyawan rumah sakit.

    Kejadian idak -iharapkan (K-" (d#erse C#ent"

      Suatu kejadian yang mengakibatkan &edera yang tidak diharapkan pada

     pasien karena suatu tindakan (&ommision" atau karena tidak bertindak 

    (ommision", dan bukan karena Bunderlying diseaseB atau kondisi pasien (KKP

    RS" K- yang tidak dapat di&egah (unpre#entable ad#erse e#ent" suatu K-

  • 8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka

    13/20

    akibat komplikasi yang tidak dapat di&egah dengan pengetahuan yang mutakhir 

    (KKPRS". ;asalah K- bisa terjadi dikarenakan ('RE Publi&ation >o.5

    R=7, gen&y for 'ealth&are Resear&h and Euality -e&ember 23"

    !.;asalah komunikasi. Penyebab yang paling umum terjadi medi&al errors.

    Kegagalan komunikasi #erbal+tertulis, miskomunikasi antar staf, antar shif,

    informasi tidak didokumentasikan dengan baik + hilang, masalahmasalah

    komunikasi tim layanan kesehatan di ! lokasi, antar berbagai lokasi, antar tim

    layanan dengan pekerja non klinis, dan antar staf dengan pasien.

    2. ;asalah S-;. =agal mengikuti kebijakan, S1P dan prosesproses, dokumentasi

    suboptimal dan labeling spesimen yang buruk, kesalahan berbasis pengetahuan,staf tidak punya pengetahuan yang adekuat, untuk setiap pasien pada saat

    diperlukan. 'alhal yang berhubungan dengan pasien. Idenifikasi pasien yang

    tidak tepat, asesmen pasien yang tidak lengkap, kegagalan memperoleh &onsent,

     pendidikan pasien yang tidak adekuat

    3. Pola S-; + alur kerja. Para dokter, perawat,, dan staf lain sibuk karena S-;

    tidak memadai, pengawasan + Super#isi yang tidak adekuat. Kegagalan

    kegagalanteknis. Kegagalan alat + perlengkapan pompa infus, monitor.

    Komplikasi + kegagalan implants atau grafts. Instruksi tidak adekuat, peralatan

    diran&ang se&ara buruk bisa sebabkan pasien &idera. Kegagalan alat tidak 

    teridentifikasi se&ara tepat sebagai dasar &ideranya pasien, dan diasumsikanstaf 

    yang buat salah. R* yang lengkap, sering tampilkankegagalanteknis, yang

    mulamula tidak tampak, terjadi pada suatu K-

    5. Kebijakan dan prosedur yang tidak adekuat. Pedoman &ara pelayanan dapat

    merupakan faktor penentu terjadinya banyak medi&al errors. Kegagalan dalam

     proses layanan dapat ditelusurisebabnya pada buruknya dokumentasi, bahkantidak ada pen&atatan, atau S1P klinis yang adekuat

    abel !. Peren&anaan Proaktif ?ntuk ;engurangi Faktor Resiko Gang

    )erhubungan -engan 'ighlert ;edi&ations

    ipe obat Faktor Resiko ?mum Ren&ana Proaktif  

    Insulin     idak ada system &ek dosis

      botolbotol insulin dan heparin

    di&ampur dan dijaga dalam

    kedekatantertutup satu sama lainnya

      ;enetapkan sistem

     penge&ekan yang mana satu

     perawat membuat preparat

    dosis dan perawat lainnya

  • 8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka

    14/20

     pada unit keperawatan.

      untuk unitunit dalam order.

    (dapat dibingungkan dengan 1,mudah o#erdosis !H lipat".

      ngka kesalahan terjadi ke

    dalam &airan infus

    melakukan re#iew

    terhadapnya.

      ;enyimpan insulin danheparin tidak berdekatan.

      ;elakukan ejaan untuk 

    setiap unit lebih baik 

    daripada menyingkatnya

      ;enetapkan sebuah

    sistem penge&ekan yang

    independen untuk angka

     pompa infuse dan

     pengaturan konsentrasi.

    1piates dan

    narkotik 

      Faktor resiko umum

      >arkotik parenteral disimpan

    sebagai stok dasar di areakeperawatan.

      'ydromorphinedibingungkan

    dengan morphine

      Patient&ontroled analgesia

    (P*" menga&aukan konsentrasi.

      ;embatasi ketersediaan

    opium dan narkotik dalam

    stok dasar.  ;engajarkan para staff 

    tentang kemungkinan

     pen&ampuranhydromorphone

    dan morphine.

      ;enyediakan Proto&ol

     peralatan P* untuk dua kali

    &ek obat, pengaturan pompa,

    dan dosis.

    Penyuntikan

     potassium

    &hloride+phosp

    hate

    &on&entrate

      ;enyimpan &on&entrated

     potassium &hloride+phosphate di

    luar farmasi.

      ;en&ampur tanpa persiapan dari

     potassium &hloride+phosphate

       eguests for unusual 

    concentrations

      ;emindahakan potassium

    &hloride+phosphate dari stok 

    dasar.

      ;emindahakanpreparasi

    obat dan gunakan pra

    &ampuran komersial dari I%.

      ;enetapkan standard an

     batasi konsentrasi obat.

    Sodium

    &hlorine

    solutions di

    atas .94

      menyimpan sodium &hloride

    solution di atas .9 4 di atas

    nursing unit.

      ersedianya banyak  

    konsentrasi+formula

      idak ada sistem penge&ekan

    dua kali.

      ;embatasi jalan masuk 

    sodium &hloride solutions di

    atas .94 pindahkan

    solutions ini dari nursing

    unit.

      ;embuat satandar dan

     batasan obat dan konsentrasi.  ;enyediakan protokol

     peralatan untuk double

    &he&k angka pompa obat,

    konsentrasi, dan garis

    tambahan.

    )erikut ini adalah faktor bahaya biologis yang mungkin timbul

    !. %irus

  • 8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka

    15/20

    -i lingkungan puskesmas mungkin akan banyak sekali ditemukan #irus. Seperti

    #irus 'epatitis yang merupakan bahaya potensial bagi petugas kesehatan dan

    mereka yang bekerja di lingkungan rumah sakit.%irus 'epatitis ) merupakan

    salah satu faktor resiko gangguan kesehatan yang ditularkan dengan kontak 

    melalui &airan tubuh. Sedangkan untuk #irus 'epatitis * merupakan jenis

     pathogen yang tinggi resiko penularannya pada kelompok pekerja rumah

    sakit. Risiko penularan 'epatitis * ini tergantung pada frekuensi terkena

    darah dan produk darah dan termasuk dengan &ara tertusuk jarum suntik.

    (Kepmenkes RI, 2/"

    2. )ioaerosol

    Salah satu faktor biologis yang mengganggu kesehatan dapat masuk kedalam

    tubuh melaluiinhalasibioaerosol. )ioaerosol adalah disperse jasadrenik atau

     bahan lain dari bagian jasadrenik di udara. Sumber bioaerosol adalah kapang,

     jamur, proto$oa dan #irus.Sumbersumber tersebut menimbulkan bahan

     bahanalergen, pathogen dan toksindilingkungan.

    3. )akteri dan Patogen lainnya

    Petugas kesehatan dan pekerjalain di puskesmas mempunyai resiko terinfeksi

     beberapa jenis bakteri dan pathogen lainnya. Salah satunya adalah

    ;y&oba&terium tuber&ulosis.)eberapa patogen penyebab infeksi saluran nafas

    yang banyak terdapat di puskesmas dan laboratorium dapat dilihat dari tabel

     berikut.

    abel 2. Patogen penyebab infeksi saluran nafas pada pekerja di puskesmas

    (Kepmenkes RI, 2/"

    Namaumum 1r!a%isme0e%yebab

    Ef e#er  oiella%ur nett i

    Psitta&osis lamidyapsitt acia

    'istoplasmosis  /istoplasmacapsul at um

    )lastomy&osis  0lastomycesder mat it id i s

    *o&&idioidomy&osis occidioidesimmit i s

    ,nthr aH  0acillusant r aci s

    -emamhemoragi&dengansindromRenal

     1ransicellat ul ar ensi s

  • 8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka

    16/20

    Selain #irus, jamur, bakteri dan parasit faktor biologis penyebab penyakit

    akibat kerja yang lain berasal dari binatangpengganggu seperti serangga, tikus,

    dan binatang pengganggu lainnya. ?ntuk binatang pengganggu jenis serangga

    memang memerlukan pengawasan lebih dari binatang yang lain karena sifat

    sifatnya lebih banyak mendatangkan penyakit. -iantara jenis serangga

    yang bisa menyebabkan infeksi bila menggigit manusia karena bibit penyakit

    yang dibawa serangga masuk ke tubuh manusia, &ontohnya adalah nyamuk 

    aedesaegypti pembawa #irus -'F. :enis serangga lain yang hidup ditempat

    tempat kotor seperti ke&oa, sangat berbahaya bila merayapdialatalatdapur 

    seperti piring, &angkir dan lainlain karena alat dapur tersebut bisa

    terkontaminasi oleh bibit penyakit.

    Kemudian serangga yang suka hinggap pada kotoran yang mengandung

     bibit penyakit, lalu terbang dan hinggap pada makanan yang menyebabkan

    makanan tersebut terkontaminasi bibit penyakit.*ontohnyalalat. ?ntuk itu

     pengendalian terhadap serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya

     perlu dilakukan untuk mengurangi populasinya sehingga keberadaannya

    tidak menjadi #ektorpenularan penyakit.

    abel 3. )ahaya potensial berdasarkan lokasi dan pekerjaan di RS meliputi

    (Kepmenkes, 2/".

     >o )ahaya

    Potensial

  • 8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka

    17/20

    -ebu =enset, bengkel kerja,

    laboratorium gigi, gudang

    rekam medis, in&enerator.

    Petugas sanitasi, teknisi gigi,

     petugas IPS dan

    rekam medis.2 Kimia

    -isinfektan

    Semua area Petugas kebersihan, perawat

    *ytotoHi&s Farmasi, tempat

     pembuangan limbah,

     bangsal

    Pekerja farmasi, perawat,

     petugaspengumpul sampah.

    Formaldehyde

  • 8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka

    18/20

    Climinasi merupakan pengendalian resiko faktor bahaya yang

    harus diterapkan pertama kali. Climinasi dilakukan dengan &ara

    meniadakan atau menghilangkan objek yang menyebabkan ke&elakaan

    atau penyakit akibat kerja. etapi kita tahu bahwa objek utama yang

    menyebabkan penyakit akibat kerja adalah pasien itu sendiri, jadi sangat

    tidak mungkin kalau kita menghilangkan pasien sebagai penyebab utama.

    :adi dalam hal ini eliminasi tidak dapat dilaksanakan.

    2. ?paya pengendalian dengan Subtitusi

    :ika eliminasi tidak berhasil untuk mengendalikan faktor resiko maka

    subtitusi merupakan langkah yang harus diambil selanjutnya. Subtitusi

    dilakukan dengan &ara mengganti bahanbahan dan peralatan yang

     berbahaya dengan bahanbahan dan peralatan yang kurang berbahaya.

    3. ?paya pengendalian dengan Rekayasa eknik 

    Rekayasa eknik untuk pengendalian faktor bahaya biologis dapat

    dilakukan dengan &aramemisahkan alatalat bekas perawatan pasien,

    seperti jarum suntik, perban kedalam wadah tersendiri. 'al ini

    dimaksudkan untuk memudahkan dalam proses pembuangan dan

     pengolahannya, selain itu juga untuk menghindarkanmenyebarnya #irus

    dari pasien.

    5. ?paya Pengendaliandministratif 

    Pengendalian administrasi dilakukan dengan menyediakan suatu

    sistem kerja yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpapar 

     potensi bahaya. -i Instalasi Rawat Inap I bangsal penyakit dalam, upaya

    untuk pengendalian se&ara administratif sudah dilakukan misalnya dengan

     perputaran jadwal kerja bagi petugas kesehatan yang dibagi dalam

    tiga shift kerja. 'al inidimaksudkan untuk mengurangi pajanan bahaya

    kepada tenaga kerja.

    7. ?paya pengendalian dengan Pemakaian lat Pelindung -iri (P-"

    lat Pelindung -iri merupakan pilihan terakhir dari suatu sistem

     pengendalian resiko. ?ntuk pengendalianfaktor bahayabiologis dapat

    menggunakan lat Pelindung -iri berupa masker, sarung tangan, penutup

  • 8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka

    19/20

    kepala, yang sesuai dengan jenis pekerjaannya. Pemakaian P-

    tersebut dapat mengurangi resiko paparanpenularan penyakit kepada

     petugas kesehatan.

    Sedangkan untuk pengendalian dan pemberantasan serangga, tikus

    dan binatang pengganggu lainnya di bangsal penyakit dalam Instalasi

    Rawat Inap sudah dilakukan sebagaimana mestinya. ;isalnya dengan

    menjaga kebersihan lingkungan. 'al tersebut dilakukan dengan &ara

    menyapu dan mengepellantai setiap hari, membuang dan mengolah

    sampah sesuai dengan syarat kesehatan, menutup &elah atau lubang yang

     berpotensi sebagai tempat tinggal serangga dan tikus.'al ini dilakukan

    untuk mengurangi keberadaan serangga, tikus dan binatang

     pengganggu lainnya di lingkungan puskesmas.

    Daf$ar Pus$aka

    -epnaker RI, !9/. ?ndangundang >o. ! ahun !9/ entang Keselamatan

    Kerja. :akarta -epnaker.

    -epnaker RI, !9/. ?ndangundang >o. 2 ahun !9/ entang Pembentukan

    PK3. :akarta -epnaker.

    Kepmenkes RI, 2/. Pedoman ;anajemen K3 di Rumah Sakit.:akarta ;enkes.

    Kepmenkes RI, 25. Persyaratan Kesehatan

  • 8/17/2019 BAB I Dan II Daftar Pustaka

    20/20

    SumaDmur, !996.'igene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. :akarta P. oko

    =unung gung. SumaDmur, !996.Keselamatan dan Pen&egahan

    Ke&elakaan Kerja.:akarta *%. 'aji ;asagung.

    Rudi Suardi, 27. Panduan Sistem ;anajemen Keselamatan dan Kesehatan

    Kerja )erdasarkan 1'SS !8! dan Permenaker 7+;en+!9996.

    :akarta PP; PRCSS.

     

    ;orison, ;: , !992, .&olour guide to the nursing management of wounds, alih

     bahasa ;oni&a Cster ,:akarta C=* >anang Fattah,