bab i,ii,iii perbaikan baru.doc

48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha manusia dengan sengaja dan secara teratur dan terencana dalam rangka mengubah tingkahlaku manusia ke arah yang lebih luas. Proses pendidikan telah dialami manusia sejak berada dalam kandungan. Selanjutnya seorang yang baru lahir tidak akan tahu makan dan minum kalau tidak diberikan pendidikan. Demikian juga dalam mencerdaskan kehidupan bangsa maka perlu proses pendidikan, berhasil tidaknya pencapaian pendidikan itu tergantung bagaimana proses belajar mengajar berlangsung dengan baik dan tidak. Karena pada dasarnya pendidikan adalah suatu usaha untuk membantu, menumbuhkembangkan segala potensi yang ada pada diri seseorang. Dalam masalah ini perlunya seseorang yang mampu mendidik agar segala potensi yang terdapat dalam 1

Upload: hasandaniel-manurung

Post on 08-Dec-2015

252 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha manusia dengan sengaja dan secara teratur

dan terencana dalam rangka mengubah tingkahlaku manusia ke arah yang lebih luas.

Proses pendidikan telah dialami manusia sejak berada dalam kandungan. Selanjutnya

seorang yang baru lahir tidak akan tahu makan dan minum kalau tidak diberikan

pendidikan.

Demikian juga dalam mencerdaskan kehidupan bangsa maka perlu proses

pendidikan, berhasil tidaknya pencapaian pendidikan itu tergantung bagaimana proses

belajar mengajar berlangsung dengan baik dan tidak. Karena pada dasarnya

pendidikan adalah suatu usaha untuk membantu, menumbuhkembangkan segala

potensi yang ada pada diri seseorang. Dalam masalah ini perlunya seseorang yang

mampu mendidik agar segala potensi yang terdapat dalam diri seorang pendidik dapat

berkembang dan bermanfaat bagi orang lain, yang khususnya bagi diri sendiri, yang

pada umumnya seorang guru atau pendidik harus berusaha membimbing, memimpin,

mengajar anak baik dari segi jasmani maupun rohaninya.

Dewasa ini, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya prestasi

belajar anak didik adalah siswa mengalami problem belajar. Proses pembelajaran

yang diterapkan di sekolah kurang efektif dan kurang tepat yang menyebabkan siswa

mengalami kejenuhan sewaktu belajar sehingga siswa tidak memahami penjelasan

1

1

1

Page 2: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

guru. Yang seharusnya diharapkan dalam diri siswa tersebut adalah terjadi perubahan

ke arah yang lebih baik.

Secara khusus dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Kristen,

seharusnyalah guru PAK mampu mendidik peserta didik atau siswa untuk memiliki

perubahan kognitif, afektif dan psikomotorik yang berorientasi ke arah yang lebih

maju. Hal ini tidak terlepas dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru itu

sendiri. Beberapa proses yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran adalah :

model pembelajaran Jigsaw, Student Team Achievement Division (STAD), Jigsaw,

Group Investigation (GI), Rotating Trio Exchange, Group Resume.

Dalam kegiatan Proses Belajar Mengajar (PMB) di sekolah, model

pembelajaran merupakan kunci keberhasilan anak didik dalam mengikuti pelajaran.

Ada banyak model pembelajaran dalam proses belajar mengajar (PBM). Namun

model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran Jigsaw merupakan

pembelajaran yang menekankan pada kerjasama antara siswa dengan siswa, maupun

antara guru dengan siswa dalam memecahkan maupun menyelesaikan suatu masalah.

Dalam kerjasama ini anak didik dilatih untuk memecahkan suatu masalah dan anak

didik juga diajak untuk mampu menganalisis suatu permasalahan yang timbul, karena

model pembelajaran Jigsaw ini anggota kelompoknya tidak melebihi sepuluh orang

sehingga anak didik tidak merasa canggung dalam mengeluarkan pendapatnya.

Melalui model pembelajaran tersebut, diharapkan siswa memiliki keseriusan

dan kesungguhan terhadap pembelajaran PAK. Selain itu siswa juga semakin

termotivasi dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi sehingga proses

pembelajaran dapat berlangsung secara aktif dan apa yang menjadi tujuan dari

2

Page 3: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

pembelajaran PAK tersebut dapat tercapai. Perlu dilakukan suatu model pembelajaran

yang tepat untuk menciptakan dan mengarahkan perhatian siswa dalam belajar

sehingga siswa dapat meraih prestasi yang tinggi dan mencapai apa yang menjadi

tujuan dari mempelajari suatu mata pelajaran tertentu.

Salah satu model pembelajaran yang boleh dilakukan guru ialah pembelajaran

Jigsaw yaitu model pembelajaran kelompok. Model pembelajaran Jigsaw ini

merupakan suatu teknik pelaksanaan dimulai dari pembentukan kelompok yang

disusun oleh guru untuk memotivasi siswa supaya tidak memilih-milih teman yang

disenangi saja. Model pembelajaran Jigsaw ini juga sangat mendorong dan

memotivasi siswa supaya saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk

mencapai prestasi yang maksimal. Kelompok dalam konteks pembelajaran dapat

diartikan sebagai kumpulan dua orang individu atau lebih yang berintegrasi secara

tatap muka, dan setiap individu menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari

kelompoknya, untuk mencapai tujuan bersama.

Demikian jugalah kenyataan yang penulis amati di lapangan penelitian yaitu

di SMP Negeri 1 Siborongborong, bahwa prestasi belajar siswa masih rendah. Dalam

kegiatan belajar mengajar, cara belajar siswanya kurang aktif di dalam kelas sehingga

kebutuhan belajar siswa tersebut tidak terpenuhi dalam proses belajar mengajar.

Sehingga siswa banyak yang merasa bosan, mengantuk, kurang memahami materi

yang diajarkan guru. Hal ini dikarenakan guru tidak memperhatikan dan

melaksanakan proses pembelajaran yang tepat dengan keadaan siswanya tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengambil judul :

“Hubungan Model Pembelajaran Jigsaw Guru PAK dengan Prestasi Belajar

3

Page 4: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Siborongborong Tahun Pembelajaran 2011/

2012”.

B. Identifikasi Masalah

Banyak faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa, baik itu

faktor eksternal (faktor yang ada di luar individu) maupun faktor internal (faktor

yang ada dalam diri individu yang sedang belajar). Antara lain : model

pembelajaran Jigsaw, minat, perhatian, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga,

lingkungan masyarakat.

Identifikasi masalah dapat dilihat dalam bagian di bawah ini :

Keterangan :

1. Prestasi Belajar (Y)

4

Prestasi Belajar (Y)

Pengajaran Jigsaw Guru PAK

(X1)

Lingkungan Masyarakat (X6)

Minat(X2)

Perhatian(X3)

Lingkungan Sekolah (X4)

Lingkungan Keluarga (X5)

Page 5: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

Peter dan Yeny (1991:190) mengtakan : “Prestasi adalah hasil yang diperoleh

dari suatu yang dilakukan dan sebagainya, prestasi adalah penguasaan

pengetahuan keterampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui hasil

tes.”

2. Model Pembelajaran Jigsaw (X1)

Menurut Buchari (2009:84) : “Model pembelajaran Jigsaw merupakan suatu

model cooperative learning, yang teknik pelaksanaannya dimulai dari

pembentukan kelompok yang disusun oleh guru, agar siswa tidak memilih-milih

teman yang disenangi saja, jadi sifatnya heterogen.”

3. Minat (X2)

Menurut Slameto (2003:57) : “Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.” Minat sangat besar

pengaruhnya terhadap belajar, karena apabila bahan pelajaran tidak sesuai dengan

minat siswa maka siswa tidak belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada

daya tarik baginya.

4. Perhatian (X3)

Menurut Slameto (2003:56) : “Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik,

maka siswa harus memberi perhatian kepada yang dipelajarinya karena jika tidak

maka siswa akan mengalami kebosanan sehingga si anak tidak suka lagi belajar.”

5. Lingkungan Sekolah (X4)

5

Page 6: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

Menurut Slameto (2003:64) : “Lingkungan sekolah adanya tata tertib dan disiplin

yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. Setiap personil sekolah

terutama para siswa harus mematuhi tata tertib dan disiplin yang ada di sekolah

tersebut.”

6. Lingkungan Masyarakat (X5)

Menurut Slameto (2003:69) : “Lingkungan atau tempat tertentu yang dapat

menunjang keberhasilan belajar di antaranya lembaga-lembaga pendidikan non-

formal yang melaksanakan kurus-kursus tertentu, dan lingkungan atau tempat

tertentu, hiburan tertentu yang banyak dikunjungi orang yang lebih

mengutamakan kesenangan atau hura-hura.”

7. Lingkungan Sekolah (X1)

Menurut Slameto (2003:64) : “Lingkungan sekolah adanya tata tertib dan disiplin

yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. Setiap personil sekolah

terutama para siswa harus mematuhi tata tertib dan disiplin yang ada di sekolah

tersebut.”

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini dapat terarah maka penulis membuat pembatasan

masalah. Kartono (1990:19) mengatakan : “Membatasi masalah adalah untuk

mengetahui dan menentukan luasnya ruang lingkup masalah sehingga menjadi

jelas batasnya. Hal ini perlu bagi penemuan-penemuan langkah-langkah

penelitian dan arahnya yang jelas.”

6

Page 7: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

Mengingat luasnya faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi

belajar siswa dan keterbatasan penulis dalam waktu dan dana, maka penulis

membuat batasan masalah yang akan diteliti yaitu : model pembelajaran Jigsaw

guru PAK sebagai variabel bebas (variabel X) dan prestasi belajar sebagai

variabel terikat (variabel Y).

D. Perumusan Masalah

Suatu penelitian dapat dikerjakan dengan tepat jika didukung oleh

perumusan masalah yang jelas. Maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : “Apakah Terdapat Hubungan positif dan signifikan Model

Pembelajaran Jigsaw Guru PAK dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 1 Siborongborong Tahun Pembelajaran 2011/ 2012?”

E. Tujuan Penelitian

Suatu kegiatan ilmiah tentu memiliki tujuan tertentu. Maka yang menjadi

tujuan dalam penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui Hubungan yang positif

dan signifikan Model Pembelajaran Jigsaw Guru PAK dengan Prestasi Belajar

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Siborongborong Tahun Pembelajaran 2011/

2012”.

7

Page 8: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

F. Manfaat Penelitian

Sehubungan dengan penelitian ini, maka manfaat yang diharapkan oleh

peneliti adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan bagi guru-guru di SMP Negeri 1 Siborongborong

tentang hubungan pengajaran Jigsaw guru PAK dengan prestasi belajar siswa.

2. Sebagai bahan masukan bagi penulis, tentang model pembelajaran Jigsaw

guru PAK di SMP Negeri 1 Siborongborong.

3. Sebagai bahan masukan bagi semua dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kristen dari

Sekolah Tinggi Agama Kristen Prostestan Negeri (STAKPN) Tarutung.

8

Page 9: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Model Pembelajaran Jigsaw Guru PAK

Pengertian model pembelajaran

Menurut Supriyanto (2009:46) : Model pembelajaran merupakan pola yang

di gunakan sebagai pedoman dalam dalam merencanakan pembelajaran di

kelas maupun tutorial.

Menurut Arends dalam bukunya supriyanto (2009: 46)

Mengatakan bahwa model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan

digunakan, termasuk dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran

dan pengelolaan kelas.

Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw

Menurut Buchari (2009:84): “Model pembelajaran Jigsaw merupakan suatu

model cooperative learning, yang teknik pelaksanaannya dimulai dari pembentukan

kelompok yang disusun oleh guru, agar siswa tidak memilih-milih teman yang

disenangi saja, jadi sifatnya heterogen.”

Sementara menurut Isjoni (2009:54) : “Pembelajaraan kooperatif Jigsaw

merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan

saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang

maksimal.” Selanjutnya menurut Supriyanto (2009:89) :

“Pembelajaran Jigsaw merupakan pembelajaran yang diawali dengan pengenal topik yang akan dibahas oleh guru. Guru bisa menuliskan topik yang

9

Page 10: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

akan dipelajari pada papan tulis, white board dan sebagainya. Guru menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata atau struktur kognitif peserta didik agar lebih siap menghadapi kegiatan pelajaran yang baru.”

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Jigsaw

adalah suatu usaha seorang guru dalam mendorong dan memotivasi siswa untuk tidak

memilih-milih teman dalam proses belajar mengajar dan dalam pembentukan

kelompok tersebut siswa dapat saling membantu untuk menguasai materi pelajaran

sehingga dapat mencapai prestasi yang maksimal, yang mana dalam model

pembelajaran ini berlangsung kegiatan menyumbangkan saran antara guru dan siswa

atau peserta didik.

Model-model pembelajaran kooperatif

Menurut Riyanti (2009:268-280) : “model-model pembelajaran

kooperatif adalah sebagai berikut:

1. Tipe STAD

2. Tipe TGT (Team Game Tourment)

3. Tipe jigsaw

4. Tipe KI (Kelompok Investigasi)

5. Kepala bernomor struktur (KBS) merupakan modifikasi dari

number heads together

6. Think-pair-share (Frank lyman,1985)

7. Tipe mind mapping (Min) atau konsep mapping (CM)

8. Tipe snoball Throwing (ST)

9. dua tinggal, dua tamu (DUTI-DUTA)

10

9

Page 11: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

10. Tipe token (TITO)

11. Debate

12. Tipe picture and picture (PP)

13. Cooperative integrated reading and composition (CIRC)

14. Student fasilitator and expailing (SFE)

15. Cooperative script (CS)

16. Menurut Buchari (2009:83-92) : “Model-model pengajaram

cooperative learning dapat diartikan sebagai suatu rencana atau

pola yang digunakan dalam menyusun petunjuk kepada pengajar

di kelas, antara lain :

1. STAD

2. Jigsaw

3. Group Investigation

4. Rotating Tri Excange

5. Group Resune

6. The Inner Circle

7. Leaderless Small Group Discussion

8. Buzz Group

9. Circle of Knowledge atau Roundrobin atau Roundtable

10. Brainstorming

11. Case Studies

12. Group Retellings

13. Cooperative Learning-pairs

11

Page 12: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

14. Research Groupping

15. Cooperative Teaching

16. Jigsaw

17. Numbered Heads

18. Interview

19. Paraphrase Passport

20. Think Pair-Share

21. Partners.”

22. Sedangkan Menurut Isjoni (2009:51-60) :”Model yang dapat

diterapkan yaitu diantaranya :

1. Student Team Achivement Division (STAD)

2. Jigsaw

3. Group Investigation (GI)

4. Rotating Trio Exchange

5. Group Resune

Dari beberapa model pembelajaran tersebut, model yang banyak di

kembangkan adalah model Student Team Achievement Division

(STAD) dan jigsaw.

Model Pembelajaran Jigsaw

12

Page 13: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

Tim ahli Expert Group (Aronson, Blancy, Stephen, Siken and Snapp, 1978)

dalam buku Riyanto (2010:2741) : “Model pembelajaran Jigsaw adalah sebagai

berikut :

17. “Siswa dikelompokkan ke dalam empat anggota tim.18. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.19. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.20. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/ sub

bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.

21. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dengan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

22. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.23. Guru memberi evalusi.24. Penutup.”

Menurut Isjoni (2009:54-56) : “Model pembelajaran Jigsaw adalah sebagai

berikut :

23. “Siswa dikelompokkan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil.24. Setiap anggota kelompok ditugaskan untuk mempelajari materi tertentu.25. Setelah masing-masing perwakilan tersebut dapat menguasai materi yang

ditugaskannya, kemudian masing-masing perwakilan tersebut kembali ke kelompok masing-masing atau kelompok asalnya.

26. Siswa diberi tes/ kuis, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah siswa sudah dapat memahami suatu materi.”

Menurut Anita (2010:69-70) : “Model pembelajaran Jigsaw adalah sebagai

berikut :

1. “Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi empat bagian.

2. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu.

3. Siswa dibagi dalam kelompok berempat.4. bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang

pertama, sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua, demikian seterusnya.

13

Page 14: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

5. Kemudian, siswa disuruh membaca/ mengerjakan bagian mereka masing-masing.

6. Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca/ dikerjakan masing-masing.

7. Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa.

8. Kegiatan bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh kelas.”

Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa model pembelajaran Jigsaw

dalam pelaksanaannya, terdiri dari tahap-tahap tertentu. Yang mana tahap-tahap ini

dilakukan dengan baik untuk mencapai tujuan pembelajaran Pendidikan Agama

Kristen (PAK) melalui model pembelajaran Jigsaw oleh guru PAK.

Pengertian Guru PAK

Guru adalah orang yang bertugas untuk membimbing, mendorong, memberi

fasilitas belajar terhadap murid-muridnya. Sehubungan dengan hal tersebut,

Homrighausen dan Enklaar (2004:65) mengatakan :

“Guru PAK adalah orang yang ingin dipergunakan Tuhan bagi kerajaanNya dengan memiliki pengalaman rohani, hasrat sejati untuk menyampaikan Injil. Pengetahuan yang cukup tentang isi iman Kristen, mengetahui bagaimana iman bertumbuh dalam batin manusia dan bagaimana iman itu berkembang dalam seluruh orang percaya itu.”

Selanjutnya menurut Calvin yang dikutip oleh Boehlke (2006:413) :

“Pendidikan Agama Kristen adalah pemumpukan akal orang-orang percaya dan anak-anak mereka dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah pengalaman belajar yang dilaksanakan Gereja, sehingga dalam diri mereka dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang diejawantahkan semakin mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya.”

Cully (1999:126) mengatakan :

14

Page 15: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

“Guru PAK adalah peserta penuh dalam kehidupan kelompok karena ia seperti halnya anggota manapun dari kelompok itu, membutuhkan kasih karunia Allah yang berkelanjutan. Setiap guru yang berdedikasi segera menyadari dengan takkjub bahwa ia belajar banyak daripada yang pernah yang dapat Ia ajarkan dan bahwa ia bertumbuh dalam kasih karunia karena tanggungjawab yang telah diterimanya ketimbang melalui pelaksanaan tanggungjawab secara memadai dan patut dipuji.”

Sedangkan menurut Nainggolan (2009:54-55) :“Guru PAK adalah orang

yang memberi dirinya secara penuh kepada Yesus Kristus, percaya dan menyambut

sepenuhnya kedudukan dan peran Yesus sebagai Tuhan, Juruselamat, dan Raja atas

kehidupanNya.”

Di dalam Alkitab, juga dinyatakan bagaimana Yesus sebagai teladan bagi

setiap guru PAK untuk mengajar dengan penuh kuasa dari Yesus Kristus, yakni

seperti yang tertulis dalam Matius 7:29: “Sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang

berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka”.

Guru PAK juga merupakan orang yang dapat mengajar dalam bentuk

perumpamaan, sehingga memudahkan para muridnya untuk mengerti tentang hal yang

yang sedang dipelajari, sama seperti Yesus yang menggunakan perumpamaan dalam

mengajar (bandingkan Matius 25:1-13).

Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa guru

Pendidikan Agama Kristen adalah tokoh yang paling utama dalam membimbing anak

di sekolah agar mencapai tingkat kedewasaan iman dan yang bertanggungjawab

untuk memperlengkapi murid-murid menjadi manusia yang bermoral, bijaksana,

kreatif, dan taat kepada perintah dan ajaran Tuhan Yesus Kristus.

2. Prestasi Belajar Siswa

15

Page 16: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar dari kata prestasi dan belajar yang masing-masing mempunyai

arti sendiri-sendiri yaitu prestasi yang berarti hasil belajar yang telah dicapai, seperti

dikemukakan Poewadarminta (1987:56) dalam Kamus Bahasa Indonesia: “Prestasi

adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dikerjakan) sedang belajar adalah berusaha

mendapat kepandaian.”

Seperti yang dikemukakan oleh Purwanto (1984:87) dalam buku Psikologi

Pendidikan, mengatakan: “Belajar adalah suatu proses tingkahlaku ditimbulkan atau

diubah melalui latihan atau pengalaman.”

Sementara itu Peter dan Yeny (1991:190) mengtakan: “Prestasi adalah hasil

yang diperoleh dari suatu yang dilakukan dan sebagainya, prestasi adalah penguasaan

pengetahuan keterampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui hasil

tes.”

Berdasarkan kutipan di atas, maka prestasi belajar adalah hasil atas

peningkatan yang dicapai oleh siswa yang disebabkan oleh adanya interaksi antara

individu dengan lingkungannya, yaitu antara guru dengan situasi sekolah. Dan hasil

(prestasi) ini dinyatakan secara kuantitatif (angka) melalui tes yang dilalui siswa. Jadi

jelaslah bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah berusaha

melaksanakan proses belajar yang optimal guna mencapai skor yang maksimal atau

dengan kemampuan dan keterampilan yang ada guna mencapai hasil yang diinginkan.

Pengertian Siswa

16

Page 17: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

Siswa dapat diartikan sebagai orang yang mengalami proses pendidikan atau

orang yang menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal maupun informal.

Hasbullah (2005:23) mengatakan : “Anak memiliki beberapa karakteristik yaitu :

a. Belum memiliki pribadi dewasa susila sehingga masih menjadi tanggungjawab pendidik.

b. Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya sehingga masih menjadi tanggungjawab pendidik.

c. Sebagai manusia memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu, menyambut seperti kebutuhan psikologis, rohani, sosial, inteligensi, emosi, kemampuan berbicara, perbedaan individual.”

Dari pendapat di atas, data dikatakan bahwa karakteristik anak atau siswa

antara lain: belum memiliki kepribadian dewasa susila, masih dalam tahap

penyempurnaan kedewasaannya, dan dalam proses perkembangan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi

banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Dalyono

(1997:59) Faktor-faktor tersebut dapat di golongkan menjadi dua golongan yaitu :

Faktor Intern dan Ekstern

A.Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar yaitu

:

1. Inteligensi

Muhibbin (2006:133) mengatakan “Inteligensi adalah kemampuan psikopisik

untuk mereaksi ransangan atau menyesuaikandiri dengan lingkungandengan cara

yang tepat.

2.Bakat

17

Page 18: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

Slameto (2003:57) mengatakan: “bakat adalah kemampuan untuk belajar,

kemampuan itu akan terialisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau

terlatih”.

3.Motivasi

Muhibbin (2006:136-137) mengatakan : “ Motifasi yaitu”

A. Motifasi Intrinsik yaitu hal dan keadaan yang

berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat

menolongnya melakukan tindakan beljar.

B. Motifasi Ekstrinsik yaitu hal dan keadaan yang

datang dari luar individu siswa yang juga

mendorongnya untuk melakukan kegiatan

belajar.

3. Minat

Slameto (2003:57) Mengatakan : Minat adalah kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang di

minati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang di sertai dengan rasa

senang, karena minat selaku di ikuti dengan perasaan senang dan dari situ di

peroleh kepuasan.

B. Faktor ekstern

Menurut Dalyono (1997:59) factor ekstern adalah factor yang ada diluar diri

individu yang sedang belajar :

1. Lingkungan masyarakat

18

Page 19: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

Lingkungan masyarakat disini adalah lingkungan teman sebaya

dimana siswa itu tinggal. Jika lingkungannya baik maka hasil belajar siswa

akan cenderung baik, demikian sebaliknya apabila di lingkungan siswa

terdapat anak-anak yang putus sekolah, berandalan dan tidak mengenal

pendidikan bagaimana pun siswa itu akan terpengaruh untuk tidak berhasil

dalam belajarnya.

2. keluarga

Keluarga merupakan salah satu factor yang mempengaruhi hasil belajar

siswa karena siswa lebih banyak meluangkan waktu untuk hidup dan

tinggal bersama keluarganya.

.

Langkah-langkah Meningkatkan Prestasi Belajar

Orangtua memegang peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar

anaknya. Tanpa dorongan dan rangsangan orangtua, prestasi belajar anak akan

mengalami hambatan dan akan menurun, maka dalam upaya meningkatkan prestasi

belajar anak, ada bebarapa langkah yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Tempat belajar

Tempat belajar huruf menunjang terhadap pencapaian prestasi anak. tempat

belajar yang dimaksud adalah adanya keterangan, warna dinding yang tidak

menyolok, cukup penerangan serta adanya ventilasi udara.

19

Page 20: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

2. Adanya pembagian waktu

Belajar yang efektif adalah belajar yang teratur dan sesuai dengan waktu yang

telah diatur. Sebab belajar terlalu lama hanya membuang waktu kalau tidak ada

keseriusan.

3. Adanya persiapan alat-alat pelajaran sebelum belajar

Belajar tidak akan bisa lancar dan hasilnya juga tidak baik tanpa adanya alat-

alat yang cukup, dan hanya anak yang frustasi dan bingung, tidak tahu apa yang akan

dilakukan dan dia hanya bisa duduk mendongkol.

4. Suasana tenang

Suasana yang tenang waktu belajar sudah pasti memberi motivasi yang baik

pula, karena dalam proses belajar yang demikian akan menentukan dan

mempengaruhi prestasi belajar yang tenang dan baik.

5. Pergaulan anak

Pergaulan anak sangat berpengaruh terhadap belajar anak. Oleh sebab itu harus

dijaga jangan sampai pergaulan anak mengganggu pelajarannya, seperti yang

dikemukakan oleh Arthur S. Maxwell (1975:76) : “Jikalau anda menginginkan

anak-anakmu mempunyai pendidikan yang benar dan berprestasi baik, janganlah

anda membiarkan anak-anak itu bergaul terlalu bebas dengan tetangga.”

Jadi orangtua khususnya ibu harus dapat menjaga dan memelihara anaknya

sebab itu adalah tugas penting yang tidak dapat digantikan oleh orang lain.

20

Page 21: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

Dari pendapat di atas, jelas bahwa untuk mencapai prestasi, seorang siswa

harus memiliki ketekunan mengerjakan tugas yang diberi guru, dan orangtua harus

memiliki ketabahan dalam menghadapi tingkahlaku putra-putrinya, sebab tanpa

demikian maka cita-cita yang hendak mereka raih tidak akan tercapai. Kelima faktor

di atas adalah merupakan sarana untuk meningkatkan prestasi belajar anak.

B. Kerangka Konseptual

Model pembelajaran Jigsaw adalah model pembelajaran yang menggunakan

sistem pengelompokan kecil yang di dalamnya ada kerjasama antara individu, yang

mempunyai kemampuan yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama. Model

pembelajaran Jigsaw ini memang cocok digunakan dalam proses belajar mengajar,

aktivitas belajar berpusat pada siswa dalam bentuk kelompok, mengerjaka tugas

bersama, saling membantu dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar

yang efektif, siswa lebih semangat, percaya diri, mampu menggunakan strategi

berpikir, serta mampu membangun interpersonal, agar pembelajaran tidak monoton

seperti biasanya.

Jadi model pembelajaran Jigsaw berhubungan dengan keberhasilan siswa

dalam meningkatkan prestasi belajarnya khususnya pada bidang studi Pendidikan

Agama Kristen (PAK). Dalam model pembelajaran Jigsaw terdapat saling

ketergantungan positif di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

dinyatakan dalam skor melalui hasil test.

Prestasi belajar adalah hasil atas peningkatan yang dicapai oleh siswa yang

disebabkan oleh adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya, yaitu antara

21

Page 22: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

guru dengan situasi sekolah. Dan hasil (prestasi) ini dinyatakan secara kuantitatif

(angka) melalui tes yang dilalui siswa. Jadi jelaslah bahwa prestasi belajar adalah

hasil yang dicapai setelah berusaha melaksanakan proses belajar yang optimal guna

mencapai skor yang maksimal atau dengan kemampuan dan keterampilan yang ada

guna mencapai hasil yang diinginkan.

C. Hipotesa Penelitian

Kartono (1990:78) mengatakan: “Hipotesa merupakan jawaban sementara

dari suatu penelitian yang baru diuji kebenarannya dengan jalan yang mungkin benar

mungkin salah, ditolak jika faktanya menyangkal dan diterima jika fakta

membuktikan kebenarannya.”

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa hipotesa merupakan jawaban

sementara yang diberikan oleh peneliti terhadap masalah yang diteliti yang

kebenarannya masih harus dibuktikan. Maka yang menjadi hipotesa dalam penelitian

ini adalah : “Terdapat Hubungan Yang Positif dan Signifikan Model Pembelajaran

Jigsaw Guru PAK dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1

Siborongborong Tahun Pembelajaran 2011/ 2012”.

22

Page 23: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Siborongborong. Adapun alasan

penulis memilih tempat ini, karena penulis sudah mengetahui sebagian besar tentang

situasi dan kondisi tempat serta keadaan siswa-siswi dalam belajar di lingkungan

sekolah tersebut.

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan

September 2011 di SMP Negeri 1 Siborongborong.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian sebagai sumber data bagi

peneliti. Penentuan populasi sangat menentukan bagi pelaksana penelitian, dengan

adanya penelitian, dengan adanya populasi yang sudah ditetapkan oleh peneliti, maka

penelitian ini dilaksanakan dengan baik. Menurut Arikunto Suharsimi (2002:108):

23

23

Page 24: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

“Populasi merupakan keseluruhan subjek yang diteliti yang dapat dijadikan sebagai

sumber data bagi seorang peneliti, dan apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik

semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika

subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih

tergantung kemampuan peneliti.” Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa

populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Maka yang menjadi populasi

dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Siborongborong yang

beragama Kristen sebanyak 242 orang.

Tabel 1

Jumlah Siswa yang Beragama Kristen

No Kelas Jumlah

1 VIII1 35 Orang2 VIII2 35 Orang3 VIII3 36 Orang4 VIII4 34 Orang5 VIII5 33 Orang6 VIII6 35 Orang7 VIII7 34 Orang

Jumlah 242 OrangSumber : Tata Usaha SMP Negeri 1 Siborongborong

2. Sampel Penelitian

Arikunto (2002:108) mengemukakan : ”Sampel adalah sebahagian atau

wakil-wakil dari populasi yang diteliti.” Melihat banyaknya populasi tersebut, dan

dengan keterbatasan biaya, waktu dan kemampuan, maka penelitian ini perlu

menggunakan sampel. Sampel adalah sebahagian populasi yang dapat mewakilinya.

Adapun teknik pengambilan sampel adalah 15% dari jumlah siswa.

24

Page 25: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

Table 2

Jumlah Sampel

No Kelas Jumlah x 15% Jumlah Sampel

1 VIII1 35 Orang x 15% = 5.25 5 Orang 2 VIII2 35 Orang x 15% = 5.25 5 Orang3 VIII3 36 Orang x 15% = 5.40 5 Orang4 VIII4 34 Orang x 15% = 5.10 5 Orang5 VIII5 33 Orang x 15% = 4.95 5 Orang6 VIII6 35 Orang x 15% = 5.25 5 Orang7 VIII7 34 Orang x 15% = 5.10 5 Orang

Jumlah 35 Orang

C. Defenisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini ada variabel yang berhubungan yaitu :

1. Variabel Bebas (X) yaitu: Model Pembelajaran Jigsaw Guru PAK

Model pembelajaran Jigsaw ini juga sangat membantu peserta didik untuk

mendorong siswa dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran Jigsaw ini

dapat dilihat dari tahap-tahap model pembelajaran Jigsaw sebagai berikut :

Mengelompokkan siswa, anggota kelompok mempelajari materi tertentu, kelompok

harus menguasai materi yang dipelajari, siswa diberi tes/ kuis.

2. Variabel Terikat (Y): Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran Pendidikan Agama Kristen

(PAK) di sekolah untuk setiap pokok bahasan dan sub pokok bahasan tertentu yang

dinyatakan dalam bentuk skor melalui pelaksanaan test evaluasi setiap akhir semester.

25

Page 26: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

Tujuan test dilaksanakan oleh guru agama adalah untuk mengukur dan mengetahui

materi pelajaran yang diberikan oleh guru.

Dengan demikian jelas bahwa prestasi belajar dapat diperoleh di sekolah yang

berlaku sekarang adalah dengan melaksanakan dalam bentuk skor (nilai). Prestasi

belajar PAK dapat dilihat melalui nilai rapot mata pelajaran Pendidikan Agama

Kristen semester genap Tahun Pembelajaran 2010/2011.

D. Instrumen Penelitian

1. Jenis Instrumen

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis instrumen angket

tertutup yang terdiri dari 4 option yaitu a, b, c, d. Angket mengarah kepada tujuan

yang diharapkan oleh peneliti. Adapun alasan penulis memilih angket tertutup adalah:

1. Angket lebih mudah dan lebih efektif digunakan untuk responden

2. Angket dapat mengumpulkan data dalam waktu yang relatif

singkat.

3. Banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada masing-masing

responden, karena itu lebih mudah menggunakan angket.

2. Skala Nilai

Semua item angket yang berjumlah 30 butir diberi bobot alternatif jawaban

terdiri dari empat option yaitu a. Selalu, b. Sering, c. Kadang-Kadang, d. Tidak

Pernah. Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan pertanyaan positif yang

terdiri dari 30 pertanyaan.Dengan skala nilai angka Nasution (1995:17), mengatakan

untuk jawaban positif diberi nilai sebagai berikut :

26

Page 27: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

1. Opsi a diberi bobot 4

2. Opsi b diberi bobot 3

3. Opsi c diberi bobot 2

4. Opsi d diberi bobot 1.

3. Kisi-kisi Angket

Instrumen penelitian disusun berdasarkan teori yang disesuaikan dengan

indikator yang disusun berdasarkan kisi-kisi sebagai berikut.

Tabel 3

Kisi-kisi Angket

No Variabel IndikatorNomor

Item

Jumlah

Item

1 Pengajaran

Jigsaw Guru PAK

(X)

1. Mengelompokkan siswa

2. Anggota kelompok mempelajari

materi tertentu

3. Kelompok harus menguasai

materi yang dipelajari

4. Siswa diberi tes/ kuis

1-5

6-10

11-15

16-20

5

5

5

5

2 Prestasi Belajar

PAK (Y)

Nilai Raport Pendidikan Agama

Kristen semester genap Tahun

Pembelajaran 2010/2011

Jumlah 20

27

Page 28: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

4. Uji Coba Angket

Berdasarkan kisi-kisi tersebut di atas penulis menyusun angket dengan jumlah

item setiap angket yang akan digunakan untuk mengumpulkan data penelitian terlebih

dahulu dilakukan uji coba angket kepada 10 orang responden di luar sampel yang

dilakukan di kelas VIII sekolah yang sama kelas tersebut dipilih karena guru yang

mengajar sama di kelas tempat penelitian penulis.

a. Uji Validitas Instrumen

Untuk mengetahui harga koefisien korelasi dengan menggunakan rumus

Korelasi Product Moment Pearson yang dikemukakan oleh Arikunto (2002:146) :

rxy = Koefisien antara x dan y

= Jumlah Skor Variabel X

= Jumlah Skor Variabel Y

= Jumlah Perkalian antara X dan Y.

Hasil analisis validitas menunjukkan bahwa item angket adalah valid dengan

rxy seluruh item berada di atas harga tabel (untuk n = 10) pada taraf kepercayaan 95%.

b. Uji Coba Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercayai atau

dapat diandalkan karena suatu alat pengukut telah memiliki kemampuan untuk

memberikan hasil pengukuran yang konsisten.

28

Page 29: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

Uji reliabilitas instrumen merupakan pengujian tingkat konsistensi instrumen

itu sendiri. Keterandalan instrumen dalam penelitian ini dianalisis dengan rumus

formula alpha dari Arikunto (2002:171), yaitu:

Dimana:

= Reliabilitas Instrument

k = Jumlah Item

= Jumlah Varians Item Soal

= Varians Total

Dimana

Keterangan:

= Varians Butir

= Jumlah Skor X

N = Jumlah Responden

Harga r11 dikonsultasikan dengan cara mengartikan indeks korelasi hitung

dengan interprestasi sederhana yang dibuat oleh Suharsimi Arikunto (2002:171)

yaitu:

0,800 – 1,000 = Tinggi

0,600 – 0,800 = Cukup

0,400 – 0,600 = Agak Rendah

0,200 – 0,400 = Rendah

29

Page 30: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

0,000 – 0,200 = Sangat Rendah.

Hasil perhitungan uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai r11 adalah 0,74.

Artinya, angket berada pada korelasi sangat tinggi untuk dipergunakan dalam

penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Sebelum angket diberikan kepada responden terlebih dahulu peneliti

memberi penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian serta

memberikan pengarahan tentang cara pengisian angket.

2. Memberikan angket untuk diisi oleh responden.

3. Setelah angket dibagikan kepada responden diberikan kesempatan

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia.

4. Kemudian angket yang dikumpulkan saat itu juga oleh peneliti.

F. Teknik Analisa Data

Untuk membuktikan apakah hipotesis yang telah ditentukan penulis apakah

diterima atau ditolak, maka dilakukan pengolahan data dengan menganalisa data

jawaban reponden dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mentabulasikan jawaban responden secara keseluruhan, dimana setiap

angket yang dijawab, disusun dan dijumlahkan menurut option yang telah

ditentukan.

30

Page 31: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

2. Melakukan pendistribusian berdasarkan alternatif jawaban sesuai dengan

bobot yang telah ditentukan.

3. Untuk melihat hubungan antara variabel X dan variabel Y dengan mencari

koefisien korelasi dan mengkonsultasikannya dengan koefisien korelasi tabel

digunakan rumus Korelasi Product Moment, yang dikemukakan Arikunto

(2002:143) dengan rumus:

rxy = Koefisien antara x dan y

= Jumlah Skor Variabel X

= Jumlah Skor Variabel Y

= Jumlah Perkalian antara X dan Y

4. Untuk melihat signifikan hubungan dengan mencari thitung dan

mengkonsultasikannya dengan ttabel dengan rumus yang dikemukakan oleh

Sudjana (1992:380) sebagai berikut:

dengan derajat kebebasan n-2

Dimana: t = Taraf Nyata

r = Koefisien Korelasi

r2 = Jumlah Kuadrat Koefisien Korelasi

n = Jumlah Sampel .

5. Dasar yang digunakan untuk mengolah data adalah jika harga koefisien korelasi

tabel Product Moment (r tabel) pada taraf penerimaan 95% (α = 0,05) maka

31

Page 32: Bab I,II,III Perbaikan Baru.doc

terdapat korelasi antara variabel x dan variabel y. Sebaliknya jika r hitung

lebih kecil dari harga r tabel (α = 0,05) maka tidak terdapat korelasi antara

variabel x dan variabel y.

G. Uji Hipotesis

Untuk menentukan hipotesis, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

Ha diterima apabila t hitung >t table: 0,05

Ho diterima apabila t hitung <t tabel: 0,05.

Dimana:

Ha = Hipotesa alternatif, artinya terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara X terhadap Y.

Ho = Hipotesa nihil, artinya tidak terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara X terhadap Y.

32