bab i (autosaved)
DESCRIPTION
seizure lapsus ITRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Kejang (seizure) adalah bentuk serangan cetusan potensial abnormal
berlebihan dari sekelompok neuron kortek/subkortek yang bisa sebagai serangan
epilepsi maupun bukan, misalnya akibat uremia, gangguan elektrolit dan lain-lain.
Epilepsi adalah keadaan serangan klinis akibat cetusan potensial abnormal
berlebihan dari sekelompok neuron kortek/subkortek, cenderung berulang dan
streotipi, dan diluar serangan normal.
Seizure merupakan kejadian yang umum terjadi. Kejang merupakan alasan
yang sering dibawa ke Instalansi Gawat Darurat, yaitu sekitar 1,2% dari seluruh
kedatangan, dimana seperempat merupakan kejang yang pertama kali. Studi
menunjukkan bahwa 8-10% dari populasi beresiko untuk terkena seizure satu kali
seumur hidup, dan 3% nya memiliki kesempatan terkena epilepsi. Individu
dengan epilepsi memiliki resiko kematian dini 2-3 kali dibandingkan dengan yang
tidak memiliki epilepsi.
Seizure dibagi menjadi unprovoked dan provoked oleh penyakit otak akut
(acute symptomatic seizure) atau abnormalitas pada otak yang telah ada (remote
symptomatic seizure). Separuh dari seluruh kejadian seizure tidak diketahui
penyebabnya, dan sisanya dipengaruhi oleh penyakit atau trauma di otak.
Angka kejadian seizure tanpa provokasi adalah 50-70/100.000 penduduk,
dengan prevalensi tertinggi pada usia <1 tahun dan >65 tahun. Jika kejang
pertama merupakan kejang yang tanpa provokasi, maka sekitar 2/3 dari kasus
akan berulang, dan mengarah pada diagnosis epilepsi (kecenderungan untuk
seizure berulang). Setelah kejang kedua, 70-80% seizure akan berulang, dan
memperkuat diagnosis.
Faktor yang dapat memprovokasi antara lain gangguan elektrolit,
hipoglikemia, luka pada kepala, penggunaan alkohol atau withdrawal, stroke, dan
neoplasma intraserebral. Studi menunjukkan bahwa 25-30% seizure pertama
disebabkan oleh provokasi. Pada usia 15-34 tahun, penyebab terbanyak kejang
karena provokasi adalah penyalahgunaan obat dan alkohol serta withdrawal, dan
trauma kepala, sedangkan pada usia > 65 tahun, setengahnya disebabkan oleh
penyakit serebrovaskular.
Angka kejadian seizure dan onset baru epilepsi meningkat pada usia lebih
dari 65 tahun, dimana resiko kejang berulang meningkat, yaitu 85-135 per
100.000 penduduk. Sedangkan pada usia 20-64 tahun adalah 15-30/100.000
penduduk. Angka kejadian ini meningkat berhubungan dengan angka kejadian
serebrovaskular, demensia, trauma, dan kelaian neurodegeneratif yang sering
terjadi pada orang tua.
Hampir 50% onset baru seizure dan epilepsi pada orang tua disebabkan
oleh stroke, baik hemoragik atau infark. Perkembangan epilepsi setelah stroke
berhubungan dengan beberapa faktor, yaitu tipe stroke, lokasi, dan keparahannya.
Stroke hemoragik memiliki kecenderungan lebih untuk menyebabkan seizure,
diikuti oleh stroke iskemik embolik lalu trombotik. Stroke pada kortek memiliki
resiko seizure yang lebih besar daripada stroke subkortek. 20% pada orang tua
yang memiliki trauma kepala, yaitu kontusio dengan subdural hematoma, fraktur
skull, dan kehilangan kesadaran.
Sepertiga kasus seizure pada usia tua disebabkan oleh tumor. Resiko lebih
tinggi pada tumor primer dan stadium rendah daripada tumor sekunder dan
stadium tinggi. Sama halnya dengan tumor, demensia juga berhubungan dengan
rusaknya dan degenrasi neuronal pathways. Resiko kejang meningkat pada
individu dengan demensia yang parah dibandingkan dengan individu yang
menderita demensia pada usia lebih muda.
Toksik (efek samping/penyalahgunaan obat dan alkohol withdrawal),
metabolik (hiponatremia dan hipoglikemia), dan penyakit infeksi (meningitis dan
encephalitis) dapat menyebabkan seizure. Jika penyebab diatas diketahui, maka
keadaan tersebut harus diatasi terlebih dahulu sebelum memulai pengobatan
dengan obat anti epilepsi. Penggunaan obat anti epilepsi yang tidak perlu dapat
dicegah dengan mengidentifikasi patologis yang mendasari dan terapi spesifik.
Seizure satu kali dapat menjadi manifestasi pertama dari epilepsi, yang
ditandai oleh seizure tanpa provokasi, berulang (dua atau lebih) atau merupakan
gejala dari tumor otak, gangguan sistemik, infeksi, atau sindrom yang
membutuhkan perhatian dan terapi khusus.