askep demam thypoid

Upload: okha-sehrie-nutt

Post on 06-Jan-2016

37 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

demam thypoid

TRANSCRIPT

ASKEP DEMAM THYPOID (NANDA, NOC, NIC)ASKEP DEMAM THYPOID (NANDA, NOC, NIC)BAB ILATAR BELAKANG

1.1PendahuluanDemam tifoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan olehSalmonella entericaserotype typhi, dapat juga disebabkan olehSalmonella entericaserotype paratyphi A, B, atau C(demam paratifoid). Demam tifoid ditandai antara lain dengan demam tinggi yang terus menerus bisa selama 3-4 minggu, toksemia, denyut nadi yang relatif lambat, kadang gangguan kesadaran seperti mengigau, perut kembung, splenomegali dan lekopeni.Di banyak negara berkembang, termasuk di Indonesia, demam tifoid masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat, berbagai upaya yang dilakukan untuk memberantas penyakit ini tampaknya belum memuaskan. Sebaliknya di negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang misalnya, seiring dengan perbaikan lingkungan, pengelolaan sampah dan limbah yang memadai dan penyediaan air bersih yang cukup, mampu menurunkan insidensi penyakit ini secara dramatis.Di abad ke 19 demam tifoid masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian utama di Amerika, namun sekarang kasusnya sudah sangat berkurang. Tingginya jumlah penderita demam tifoid tentu menjadi beban ekonomi bagi keluraga dan masyarakat. Besarnya beban ekonomi tersebut sulit dihitung dengan pasti mengingat angka kejadian demam tifoid secara tepat tak dapat diperoleh.

BAB IITINJAUAN TEORITIS

2.1DefinisiDemam tifoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran. (Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, 1993).Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1998 ).Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12 13 tahun ( 70% - 80% ), pada usia 30 - 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10% ). (Mansjoer, Arif 1999).

2.2EtilogiSalmonella typhii, basil Gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, mempunyai sekurang - kurangnya empat macam antigen yaitu : antigen 0 (somatik), H (flagella), Vi dan protein membran hialin. (Mansjoer, 2000).

2.3Gejala KlinisMasa tunas 7-14 (rata-rata 3 30) hari, selama inkubasi ditemukan gejala prodromal (gejala awal tumbuhnya penyakit/gejala yang tidak khas) :Perasaan tidak enak badan, panas dinginLesu, tidak nafsu makan, mualNyeri kepalaDiare atau sebaliknyaAnoreksia, kehilangan berat badanBatuk, nyeri ototNyeri perut, perut kaku dan bengkakMenyusul gejala klinis yang lain

1)DemamDemam berlangsung 3 mingguMinggu I : Demam remiten, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hariMinggu II : Demam terus mengigauMinggu III : Demam mulai turun secara berangsur angsur

2)Gangguan pada saluran pencernaanLidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang disertai tremorHati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaanTerdapat konstipasi, diare

3)Gangguan kesadaranKesadaran yaitu apatis somnolenGejala lain ROSEOLA (bintik-bintik kemerahan pada kulit karena emboli hasil dalam kapiler kulit) (Rahmad Juwono, 1996).

2.4PathofisiologiKuman salmonella masuk bersama makanan atau minuman, setelah berada dalam usus halus akan mengadakan invasi ke jaringan limfoid pada usus halus (terutama plak peyer) dan jaringan limfoid mesentrika. Setelah menyebabkan peradangan dan nekrosis, kuman lewat pembuluh limfe masuk ke darah (bakteremia primer) menuju organ retikuloendotelial sistem (RES) terutama hati dan limpa. Pada akhir masa inkubasi 5 - 9 hari kuman kembali masuk ke organ tubuh terutama limpa, kandung empedu ke rongga usus halus dan menyebabkan reinfeksi di usus. Dalam masa bakteremia ini kuman yang mengeluarkan endotoksin yang susunan kimianya sama dengan somatik antigen (lipopolisakarida), yang semula di duga bertanggung jawab terhadap terjadinya gejala - gejala dari demam tifoid.Demam tifoid disebabkan karena salmonella typhosa dan endotoksinnya yang merangsang sintesa dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang. Selanjutnya beredar mempengaruhi pusat termoregulator di hipotalamus yang akhirnya menimbulkan gejala demam. (Penyakit infeksi Tropik Pada Anak, 1993).

2.5Penatalaksanaan1.PerawatanPenderita demam tifoid perlu dirawat di rumah sakit untuk di isolasi, observasi serta pengobatan. Penderita harus istirahat 5 - 7 hari bebas panas, tetapi tidak harus tirah baring sempurna seperti pada perawatan demam tifoid dimasa lampau. Mobilisasi dilakukan sewajarnya, sesuai dengan situasi dan kondisi penderita.Penderita dengan kesadaran menurun posisi tubuhnya perlu diubah - ubah untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus.

2.DietDiet demam thypoid adalah diet yang berfungsi untuk memenuhikebutuhan makan penderita thypoid dalam bentuk makanan lunak rendah serat. Tujuan utama diet demam thypoid adalahmemenuhi kebutuhan nutrisi penderita demam thypoid danmencegah kekambuhan.Penderita penyakit demam Tifoid selama menjalani perawatan haruslah mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain:1.Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.2.Tidak mengandung banyak serat.3.Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.4.Makanan lunak diberikan selama istirahat.Makanan dengan rendah serat dan rendah sisa bertujuan untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapatmembatasi volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna. Pemberian bubur saring, juga ditujukan untuk menghindari terjadinya komplikasi perdarahan saluran cerna atauperforasi usus. Syarat-syarat diet sisa rendah adalah:1.Energi cukup sesuai dengan umur, jenis kelamin dan aktivitas2.Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total3.Lemak sedang, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total4.Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total5.Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan serat maksimal 8 gr/hari. Pembatasan ini disesuaikan dengan toleransi perorangan6.Menghindari susu, produk susu, daging berserat kasar (liat) sesuai dengantoleransi perorangan.7.Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam danberbumbu tajam.8.Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalupanas dan dingin9.Makanan sering diberikan dalam porsi kecil10.Bila diberikan untuk jangka waktu lama atau dalam keadaan khusus, dietperlu disertai suplemen vitamin dan mineral, makanan formula, ataumakanan parenteral.

Makanan yang dianjurkan antara lain :1.Sumber karbohidrat : beras dibubur/tim, roti bakar, kentang rebus, krakers, tepung-tepungan dibubur atau dibuat puding2.Sumber protein hewani: daging empuk, hati, ayam, ikan direbus, ditumis, dikukus,diungkep, dipanggang; telur direbus, ditim, diceplok air, didadar, dicampur dalam makanan dan minuman; susu maksimal 2 gelas per hari3.Sumber protein nabati : tahu, tempe ditim, direbus, ditumis; pindakas; susu kedelai4.Sayuran : sayuran berserat rendah dan sedang seperti kacang panjang, buncis muda, bayam, labu siam, tomat masak, wortel direbus, dikukus, ditumis5.Buah-buahan : semua sari buah; buah segar yang matang (tanpa kulit dan biji) dan tidak banyak menimbulkan gas seperti pepaya , pisang, jeruk, alpukat6.Lemak nabati : margarin, mentega, dan minyak dalam jumlah terbatas untuk menumis, mengoles dan setup7.Minuman : teh encer, sirup8.Bumbu : garam, vetsin, gula, cuka, salam, laos, kunyit, kunci dalam jumlah terbatas

Diet dengan semua nutrisi pentingEnergiDianjurkan untuk meningkatkan asupan energi dengan 10-20% karena kenaikan suhu tubuh. Awalnya, selama tahap akut, pasien mungkin dapat hanya mengkonsumsi 600-1200kcal/day, tetapi asupan energi harus berangsur-angsur meningkat dengan pemulihan dan toleransi ditingkatkan.ProteinKebutuhan protein lebih terkait dengan keparahan dan durasi infeksi daripada ketinggian demam. Karena ada kerusakan jaringan yang berlebihan, asupan protein harus ditingkatkan untuk 1,5 sampai 2gm protein / kg / berat badan / hari. Untuk meminimalkan kehilangan jaringan, makanan protein nilai biologis tinggi seperti susu dan telur harus digunakan secara bebas karena mereka yang paling mudah dicerna dan diserap. Untuk mencapai hal ini, makan secara teratur harus ditambah dengan minuman protein tinggi.CarbohydraresAsupan karbohidrat liberal disarankan untuk mengisi toko glikogen habis tubuh. Mudah dicerna, karbohidrat juga dimasak seperti pati sederhana, glukosa, madu, gula tebu dll harus dimasukkan karena mereka memerlukan pencernaan lebih sedikit dan berasimilasi dengan baik.Diet SeratSebagai gejala tipus termasuk diare dan lesi di saluran usus, segala bentuk iritasi harus dihilangkan dari diet. Semua serat, kasar menjengkelkan harus, karena itu akan dihindari dalam diet, karena merupakan iritan mekanik.LemakKarena adanya diare, emulsi lemak bentuk seperti krim, mentega, susu, kuning telur, harus dimasukkan dalam diet, karena mereka mudah dicerna. Makanan yang digoreng yang sulit untuk dicerna harus dihindari.MineralKarena hilangnya elektrolit yang berlebihan seperti sup natrium, kalium dan klorida asin, kaldu, jus buah, susu harus dimasukkan untuk mengkompensasi hilangnya elektrolit. Suplemen zat besi harus diberikan untuk mencegah anemia.VitaminKarena infeksi dan demam resultants, ada kebutuhan untuk meningkatkan asupan Vitamin A dan C.CairanDalam rangka untuk mengkompensasi kerugian melalui kulit dan keringat dan juga untuk memastikan volume yang memadai urin untuk mengeluarkan limbah, asupan cairan liberal sangat penting dalam bentuk minuman, sup, jus, air biasa dll.Jadi energi yang tinggi, protein tinggi, diet cairan penuh dianjurkan di awal dan segera setelah demam turun, serat, hambar rendah, diet lunak harus diberikan kepada pasien.

3.ObatObat - obat antimikrobia yang sering digunakan :a.Kloramfenikolb.Tiamfenikolc.Cotrimoxazoled.Ampicilin dan amoxilinObat - obat simtomatika.Antipiretika

BAB IIIASKEP PADA KLIEN DENGAN THYPOID

3.1Pengkajian3.1.1Identitas PasienMeliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal MRS, dan diagnosa medis.3.1.2RIWAYAT KESEHATAN PASIEN1.Keluhan UtamaPasien datang dengan keluhan panas sudah 2 hari, muntah 3x2.Riwayat Kesehatan SekarangPasien datang dengan diantar keluarganya dengan keluhan panas, pusing, mual muntah 3x, semula di rumah sudah diperiksakan ke mantri setempat, tetapi karena panas lagi maka segera dibawa ke rumah sakit.3.Riwayat Kesehatan Yang LaluPasien belum pernah menderita sakit seperti ini dan tidak pernah dirawat di rumah sakit, hanya pilek atau batuk dan biasanya diperiksakan ke mantri setempat. Tidak ada riwayat alergi. Pasien mendapat immunisasi lengkap yaitu BCG, DPT, Polio, Campak, DT dan Hepatitis.4.Riwayat Kesehatan KeluargaAnggota keluarga tidak ada yang menderita sakit seperti ini dan tidak ada penyakit herediter yang lain.

3.1.3Pola Kebiasaan Pasien Sehari-Hari1.Pola NutrisiSebelum sakit: Makan 3 x sehari, dengan nasi, lauk dan sayur, makanan yang tidak disukai yaitu kubis dan yang paling disukai yaitu mie ayam. Pasien makan dengan piring dan sendok biasa, tanpa memperhatikan warna dan bahannya. Minum 7 - 8 gelas sehari.Selama sakit: Makan 3x sehari, dengan diet bubur halus, hanya habis porsi, karena lidahnya terasa pahit. Pasien makan dari tempat yang disediakan oleh rumah sakit. Minum 7 - 8 gelas sehari.2.Pola EleminasiSebelum sakit: BAB 1 x sehari dengan konsistensi lunak, warna kuning.BAK 3-4 x sehari , warna kuning jernih.Selama sakit: selama 2 hari pasien belum BAB. BAK 3-4 x sehari, warna kuning jernih3.Pola Istirahat TidurSebelum sakit: pasien tidur dengan teratur setiap hari pada pukul 20.00 WIB sampai jam 05.00 WIB. Kadang-kadang terbangun untuk BAK. Pasien juga terbiasa tidur siang dengan waktu sekitar 2 jam. Ibu pasien selalu membacakan cerita sebagai pengantar tidurnya.Selama sakit: pasien susah tidur karena suasana yang ramai.4.Pola AktivitasSebelum sakit: pasien bermain dengan teman - temannya sepulang sekolah dengan pola permainan berkelompok dan jenis permainan menurut kelompok.Selama sakit: pasien hanya terbaring di tempat tidur.

3.1.4Pengkajian Psiko - Sosio Spiritual1.Pandangan pasien dengan kondisi sakitnya.Pasien menyadari kalau dia berada dirumah sakit dan dia mengetahui bahwa dia sakit dan perlu perawatan tetapin dia masih ketakutan dengan lingkungan barunya.2.Hubungan pasien dengan tetangga, keluarga, dan pasien lain.Hubungan pasien dengan tetangga dan keluarga sangat baik, banyak tetangga dan sanak saudara yang menjenguknya di rumah sakit. Sedangkan hubungan dengan pasien lain tidak begitu akrab. Pasien ketakutan.3.Apakah pasien terganggu dalam beribadah akibat kondisi sakitnya.Pasien beragama Islam, dalam menjalankan ibadahnya pasien dibantu oleh keluarganya. Ibu pasien selalu mengajakya berdoa untuk kesembuhannya.

3.1.5Pemeriksaan Fisik1.Keadaan Umum: pasien tampak lemah.2.Kesadaran: composmentis.3.Kepala : normochepalic, rambut hitam, pendek dan lurus dengan penyebaran yang merata.. Tidak ada lesi.4.Mata : letak simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.5.Hidung : pernapasan tidak menggunakan cuping hidung, tidak ada polip, bersih.6.Mulut-Mulut : tidak ada stomatitis-bibir tidak kering.-gigi: kotor dan terdapat caries,-lidah : kotor7.Telinga : pendengaran baik, tidak ada serumen.8.Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.9.Dada : simetris, pernapasan vesikuler.10.Abdomen : nyeri tekan pada epigastrium.11.Ekstremitas :-atas : tangan kanan terpasang infus dan aktifitasnya dibantu oleh keluarga.-bawah : tidak ada lesi12.Anus : tidak ada haemorroid.13.Tanda - tanda Vital :-Tekanan Darah: 120/80 mmHg-Nadi : 120 x/menit-Suhu : 39 C-Respirasi : 24 x/menit

3.1.6PEMERIKSAAN PENUNJANGHasil Laboratoriuma.Hematologi-Hb : 11,6 d/dl (14 18 d/dl)-Ht : 34,7% (34 48%)-Entrosit : 4,11 juta/uI (3,7 5,9.106juta/uI)-VER : 84,5 fl (78 90 fl)-KHER : 33,6 g/dl (30 37 g/dl)-Leukosit : 12.200 /uI (4,6 11.103/uI)-LED 1 jam : 40 /1 jam (P = 7 15 /jam)-2 jam: 80 /1jam (L = 3 -11 /jam)-Trombosit : 232.000 /uI (150 400.103/uI)Hitung jenis-Eosinofil : - Segmen: 91%-Basofil : - Limfosit: 9-N. Batang : - Monosit: -b.Bakteriologi SerogiWidal-St - O 1/320-St - H 1/160-St - AH -Spt - BH 1/320

c.Urine-Phisis = warna: kuning-Kimia = PH : agak keruh-Protein :- (negatif)-Glukosa : - (negatif)-Sedimen = epitel : +-Lekosit : + (6 8)-Eritrosit : + (1 -2)-Kristal : - (negatif)-Silinder : - (negatif)

3.2Penyimpangan KDM Demam Thifoid

3.3Diagnosa keperawatan Rencana asuhan keperawatan1.Hipertermia

Tujuan :vClient OutcomesSuhu tubuh pasien dalam batas normalvNursing OutcomesPengaturan suhuPengaturan suhu tubuh : neonatevNursing Outcomes classification (NOC)Thermoregulation (0800)

Domain: physiology health (II)Class: metabolic regulation (I)Scale: axtremely compromised to not compromised (a)

080001: temperature kulit dalam batas normal080002: temperature tubuh dalam batas normal080003: sakit kepala tidak ada080004: sakit otot tidak ada080005: sifat lekas marah tidak ada080006: perubahan warna kulit tidak ada080007: kecepatan nadi dalam batas normal080008: kecepatan pernapasan dalam batas normal080009: hidrasi adekuat

Thermoregulation : neonate (0801)Domain: physiological health (II)Class: metabolic regulation (I)Scale: axtremely compromised to not compromised (a)

080102: distress pernapasan tdak ada080103: gelisah tidak ada080104: keletihan tidak ada080106: tambahan berat badan dalam batas normal080107: non-shivering thermogenesis080112: gula darah dalam batas normal080113: keseimbangan asam basa dalam batas normal080114: bilirubin dalam batas normal

2.Nyeri akut

Tujuan :vClient OutcomesoPasien tidak meras nyerioPasien merasa nyaman dengan dirinya

vNursing OutcomesKemungkinan yan dicapai :oTingkat kenyamananoControl nyerioTingkat nyeri

vNursing Outcomes Classification (NOC)Tingkat kenyamanan (2100)Domain: Received health (V)Class: Symptom status (V)Scale: None to extensive (i)

210001: Melaporkan kenyamanan fisik210002: Melaporkan kepuasan terhadap pengawasan210003: Melaporkan kenyamanan psikologis210007: Melaporkan kepuasan terhadap tingkat kemandirian210008: Expresi puas terhadap pengawasan nyeri

Control nyeri (1605)Domain: Health knowledge (IV)Class: Health behavior (Q)Scale: Never demonstrated to consistenly demonstrated (m)

160501: Mengenali factor-faktro penyebab160502: Mengenali serangan nyeri160503: Menggunakan teknik pencegahan160504: Menggunakan teknik non analgesic160507: Melaporkan gejala-gejala pada petugas160509: Mengenali gejala-gejala nyeri160510: Menggunakan catatan harian nyeri160511: Melaporkan pengawasan nyeri

Tingkat nyeri (2102)Domain: Received health (V)Class: Symptom status (V)Scale: Extensive to none (n)

210201: Melaporkan nyeri210202: Bagian tubuh yang diserang210203: Frekuensi nyeri210204: Panjangnya episode nyeri210205: Ekspresi mulut terhadap nyeri210206: Ekspresi wajah terhadap nyeri210207: Posisi perlindungan tubuh210208: Istirahat210209: Ketahanan otot210210: Perubahan pada jumlah pernafasan210211: Perubahan pada denyut nadi210212: Perubahan pada tekanan darah210213: Perubahan pada ukuran pupil

3.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhanTujuan :vClient OutcomeMempertahankan berat badan atau pertambahan BBMenjelaskan komponen keadekuatan diet bergiziMenyatakan keinginan untuk mengikuti dietToleransi terhadap diet yang dianjurkanvNursing OutcomesKemungkinan hasil yang dicapaiStatus nutrisiStatus nutrisi : asupan makanan dan cairanStatus nutrisi : asupan nutrisiControl berat badan

vNursing Outcomes Classification (NOC)Status nutrisi (1004)Domain: Physiologic health (II)Class: Nutrition (K)Scale: Extremely compromised to not compromised (a)

100401: Pengambilan nutrisi100402: Pengambilan makanan dan cairan100403: Energi100404: Massa tubuh100405: Berat100406: Pengukuran biokimia

3.53.4 Nursing Intervention Classification (NIC)1.HyperthermiavFever treatment (3740)oMonitor tempertur seperti frekwensioMonitor pengaruh kehilangan cairanoMonitor warna kulit dan temperatureoMonitor tekanan darah, nadi dan pernapasanoMonitor pemasukan dan pengeluaranoMonitor ketidak abnormalan elektrolitoMonitor keimbangan asam basaoPemberian pengobatan antipiretikvTanda-tanda vital (6680)oMonitor tekanan darah, nadi, temperature, dan status pernapasan dengan tepatoAuskultasi tekanan darah dintara lengan dan bandingkan tepatoMonitor tekanan darah, nadi, pernapasan sebelum, selama dan sesudah aktivitas dengan tepatoMonitor irama jantung dan kecepatanoMonitor bunyi jantungoMonitor keepatan pernapasan dan iramaoMonitor bunyi paruoMonitor oximetri nadivThemperatur regulation (3900)oMonitor temperature setiap 2 jam dengan tepatoMonitor warna kulit dan temperatureoPromosi cairan adekuat dan pemasukan nutrisi

2.Nyeri akutNursing Intervention Classification (NIC)vManagement nyeri (1400)oKaji secara komprehensif, tentang nyeri meliputi ; lokasi, karakteristik dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas / beratnya nyeri, dan factor-faktor presipitasioGunakankomunikasiterapeutikagasrpasiendapatmengekspresi-kan nyerioKaji latar belakang budaya pasienoEvaluasi tentang keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah digunakanoBerikan dukungan terhadap pasien dan keluagaoAnjurkan pasien untuk memonitor sendiri nyerioBerikan analgetik sesuai dengan anjuranoObservasi reaksi abnormal dari ketidaknyamananoKurangi factor presipitasi nyerioBerikan analgetik untuk mengurangi nyerioTingkatkan istirahatoKolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

3.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhvPengaturan nutrisioMenanyakan apakah pasien memiliki alergi terhadap makananoMemastikan pemilihan makanan pasienoMenentukan dalam kolaborasi dengan ahli diet, mana yang tepat jumlah kalori dan tipe kebutuhan nutrisi yang saratoMengajurkan pemasukan kalori yang tepat untuk tipe tubuh dan gaya hidupoMenganjurkan peningkatan pemasukan makanan yang mengandung zat besi secara tepatoMenganjurkan peningkatan pemasukan protein, zat besi dan vitamin C secara tepatoPemberian makanan tambahan (minuman dan buah segar atau jus buah-buahan) secara tepatoBerikan makanan lunak, murni dan ringan secara tepatoMemberikan tambahan gula secara tepatoMemastikan bahwa diet yang dihasilkan termasuk makanan dengan serat yang tinggi untuk mencegah konstipasioMemberikan tumbuh-tumbuhan dan rempah-rempah sebagai pengganti garamoMemberikan protein tinggi, tinggi kalori, makanan yang ringan dan minuman yang selalu tersedia untuk dikonsumsi secara tepatoMemberikan seleksi makananoMonitor dan catat nutrisi dan kalori

vMemonitor cairan (4130)oMonitor beratoMonitor pengambilan dan pengeluaranoMonitor serum dan nilai elektrolit yang tepatoMonitor serum albumin dan tingkat total proteinoMonitor serum dan tingkat pergantian urineoMonitor warna, kualitas dan spesifik berat urin

vKonsultasi nutrisi (5246)oMembantu dasar hubungan terapeutik dalam hal daling percayaoMembantu hubungan konseling yang berkelanjutanoBicarakan kepada pasien tentang makanan yang disukai dan tidak disukaioIdentifikasi fasilitas piliha perilaku makanoDiskusikan dengan pasien mengenai syarat nutrisi dan pemahaman pasien mengenai perintah atau klien yang disarankan tidak mengalam kecemasan

BAB IVPENUTUP

4.1KesimpulanTyphoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1998 ).Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran. (Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, 1993).

4.2Saran1.Makanlah makanan dan minuman yang sudah pasti matang.2.Lindungi makanan dari lalat, kecoa dan tikus ataupun hewan peliharaan3.Cucilah tangan dengan sabun setelah beraktivitas4.Hindari jajan ditempat yang kurang bersih

DAFTAR PUSTAKA

1.Endokrinologi Dasar dan Klinik Edisi 4. Jakarta : EGC2.Andin Sefrina dan Suhendri C. P; Mengenal, Mencegah, Menangani berbagai penyakit berbahaya bayi & balita; Penerbit ; Dunia Sehat3.NANDA 20124.NURSING OUTCOMES CLASSIFICATION (NOC)5.NURSING INTERVENTION CLASSIFICATION (NIC)