asuhan keperawatan anak dengan demam thypoid,.docx

49
Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Demam Thypoid merupakan salah satu jenis penyakit gangguan pada system pencernaan yang dapat mengganggu mekanisme system pencernaan. Demam Thypoid dapat disebabkan oleh bakteri salmonella typhi, atau jenis yang virulensinya lebih rendah yaitu Salmonella paratyphi. Demam typhoid ditularkan atau ditransmisikan kebanyakan melalui jalur fecal-oral. Penyebaran demam typhoid dari orang ke orang sering terjadi pada lingkungan yang tidak higienis dan pada lingkungan dengan jumlah penduduk yang padat, hal ini dikarenakan pola penyebaran kuman S.typhi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi biasanya melalui feses penderita. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas kasus demam thypoid ini. 1.2 TUJUAN a. Mampu melakukan Pengkajian pada pasien demam Thypoid b. Mampu menegakkan diagnosis yang muncul c. Mampu menyusun rencana keperawatan d. Mampu melaksanakan rencana keperawatan yang telah dibuat e. Mampu mengevaluasi hasil kerja http://bangeud.blogspot.com/ 1

Upload: arif-rocker

Post on 18-Jan-2016

63 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

A

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Demam Thypoid merupakan salah satu jenis penyakit gangguan pada system

pencernaan yang dapat mengganggu mekanisme system pencernaan. Demam Thypoid

dapat disebabkan oleh bakteri salmonella typhi, atau jenis yang virulensinya lebih rendah

yaitu Salmonella paratyphi. Demam typhoid ditularkan atau ditransmisikan kebanyakan

melalui jalur fecal-oral. Penyebaran demam typhoid dari orang ke orang sering terjadi

pada lingkungan yang tidak higienis dan pada lingkungan dengan jumlah penduduk yang

padat, hal ini dikarenakan pola penyebaran kuman S.typhi melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi biasanya melalui feses penderita. Oleh karena itu penulis tertarik

untuk membahas kasus demam thypoid ini.

1.2 TUJUAN

a. Mampu melakukan Pengkajian pada pasien demam Thypoid

b. Mampu menegakkan diagnosis yang muncul

c. Mampu menyusun rencana keperawatan

d. Mampu melaksanakan rencana keperawatan yang telah dibuat

e. Mampu mengevaluasi hasil kerja

http://bangeud.blogspot.com/ 1

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

BAB II

PEMBAHASAN

LAPORAN PENDAHULUAN

2.1 PENGERTIAN

Demam Thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran

pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada

pencernaan dan gangguan kesadaran ( Nursalam dkk, 2005 : 152 ). Dan pada anak

biasanya lebih ringan dari pada orang dewasa, masa inkubasi 10 – 20 hari, yang tersingkat

4 hari jika inpeksi terjadi melalui makanan ( Ngastiyah , 1995 ).

Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella

thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi

oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart,

1994 ). Demam tifoid dan paratifoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus. Nama

lain dari demam tifoid dan paratifoid adalah typhoid dan paratyphoid fever, enteric fever,

tifus, dan paratifus abdominalis.

2.2 ETIOLOGI

Demam Thypoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Selain oleh Salmonella

typhi, demam typhoid juga bisa disebabkan oleh Salmonella paratyphi A, B dan C namun

gejalanya jauh lebih ringan.

Ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan

pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih

terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.

2.3 MANIFESTASI KLINIS

a. Prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan

b. Lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat

c. Nafsu makan berkurang

d. Bibir kering dan pecah-pecah

e. Perut Kembung

http://bangeud.blogspot.com/ 2

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

f. Sulit BAB

g. Gangguan kesadaran ( apatis dan somnolen)

Masa tunas typhoid 10 – 14 hari

a. Minggu I

Pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore hari dan malam hari.

Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala, anorexia dan mual,

batuk, epitaksis, obstipasi / diare, perasaan tidak enak di perut.

b. Minggu II

Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam, bradikardi, lidah yang

khas (putih, kotor, pinggirnya hiperemi), hepatomegali, meteorismus, penurunan

kesadaran.

2.4 PATOFISIOLOGI

Kuman salmonella thypi, salmonella paratyphy yang menjadi penyebab demam

thypoid masuk ke saluran cerna. Saat berada dalam saluran cerna sebagian diantaranya

dimusnahkan dalam asam lambung, namun sebagian lagi masuk kedala usus halus, dan

membentuk limfoid plaque peyeri. Ada yang hidup dan bertahan ada juga yang

menembus lamina propia dan masuk ke aliran limfe serta masuk ke kelenjar limfe dan

menembus aliran darah sehingga bersarang dihati dan limfa. Dan terjadi hepatomegali

yang akan menimbulkan nyeri tekan dan infeksi yang menyebabkan zat pirogen oleh

leukosit pada jaringan meradang dan ini yang menyebabkan demam tifoid sehingga

terjadi peningkatan suhu badan atau panas.

Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal

dengan 5F yaitu Food(makanan), Fingers(jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly(lalat),

dan melalui Feses.

Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi

kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat

akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang

tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan

yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut.

Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh

asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan

http://bangeud.blogspot.com/ 3

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran

darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian

melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman

selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.

Berkembang biak

Menembus usus lagi

reaksi Seperti Semula

Melepas Sitokin reaksi

Inflamasi sistemik Reaksi Hiprsensitifitas

Tipe lambat

Akumulasi

Mononuclear

Diradang usus

Gejala-gejala

Proses berjalan Terus

http://bangeud.blogspot.com/ 4

Sirkulasi Darah (bakteriemi II)

Berkembang Biak di ekstra seluler organ

ataun sinusoid

Sel Fagosit

Tanda-tanda Gejala Sistemik

HatiKandung empedu

HiperaktifMakrofag sudah

teraktifasiLumen Usus

feses

Reaksi Hiperplasia Flek pyeri

Hyperplasia nekrosis

Eros pemb.darah Perdarahan saluran cerna

Menembus lap. Mukosa dan otot Perforasi

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap

Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit normal.

Leukositosis dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder. Di dalam

beberapa literatur dinyatakan bahwa demam typhoid terdapat leukopenia dan

limposistosis relatif tetapi kenyataannya leukopenia tidaklah sering dijumpai. Pada

kebanyakan kasus demam typhoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada

pada batas-batas normal bahkan kadang-kadang terdapat leukosit walaupun tidak ada

komplikasi atau infeksi sekunder. Oleh karena itu pemeriksaan jumlah leukosit tidak

berguna untuk diagnosa demam typhoid.

b. Pemeriksaan SGOT dan SGPT

SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh.

Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus

c. Biakan darah

Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila biakan

darah negatif tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam typhoid. Hal ini

dikarenakan hasil biakan darah tergantung dari beberapa faktor :

1. Teknik pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan satu laboratorium berbeda dengan laboratorium yang lain,

hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan yang digunakan.

Waktu pengambilan darah yang baik adalah pada saat demam tinggi yaitu pada

saat bakteremia berlangsung.

2. Saat pemeriksaan selama perjalanan Penyakit.

Biakan darah terhadap salmonella thypi terutama positif pada minggu

pertama dan berkurang pada minggu-minggu berikutnya. Pada waktu kambuh

biakan darah dapat positif kembali.

3. Vaksinasi di masa lampau

http://bangeud.blogspot.com/ 5

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

Vaksinasi terhadap demam typhoid di masa lampau dapat menimbulkan

antibodi dalam darah klien, antibodi ini dapat menekan bakteremia sehingga

biakan darah negatif.

4. Pengobatan dengan obat anti mikroba.

Bila klien sebelum pembiakan darah sudah mendapatkan obat anti mikroba

pertumbuhan kuman dalam media biakan terhambat dan hasil biakan mungkin

negatif.

d. Uji Widal

Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin).

Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan

typhoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasikan. Antigen yang

digunakan pada uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan

diolah di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya

aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita typhoid. Akibat infeksi oleh

salmonella thypi, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu :

1. Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh

kuman).

2. Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel

kuman).

3. Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari simpai

kuman)

Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya

untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita typhoid.

Faktor – faktor yang mempengaruhi uji widal :

a. Faktor yang berhubungan dengan klien :

1. Keadaan umum : gizi buruk dapat menghambat pembentukan antibodi.

2. Saat pemeriksaan selama perjalanan penyakit: aglutinin baru dijumpai dalam

darah setelah klien sakit 1 minggu dan mencapai puncaknya pada minggu ke-5

atau ke-6.

3. Penyakit – penyakit tertentu : ada beberapa penyakit yang dapat menyertai

demam typhoid yang tidak dapat menimbulkan antibodi seperti

agamaglobulinemia, leukemia dan karsinoma lanjut.

http://bangeud.blogspot.com/ 6

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

4. Pengobatan dini dengan antibiotika : pengobatan dini dengan obat anti

mikroba dapat menghambat pembentukan antibodi.

5. Obat-obatan imunosupresif atau kortikosteroid : obat-obat tersebut dapat

menghambat terjadinya pembentukan antibodi karena supresi sistem

retikuloendotelial.

6. Vaksinasi dengan kotipa atau tipa : seseorang yang divaksinasi dengan kotipa

atau tipa, titer aglutinin O dan H dapat meningkat. Aglutinin O biasanya

menghilang setelah 6 bulan sampai 1 tahun, sedangkan titer aglutinin H

menurun perlahan-lahan selama 1 atau 2 tahun. Oleh sebab itu titer aglutinin H

pada orang yang pernah divaksinasi kurang mempunyai nilai diagnostik.

7. Infeksi klien dengan klinis/subklinis oleh salmonella sebelumnya : keadaan ini

dapat mendukung hasil uji widal yang positif, walaupun dengan hasil titer

yang rendah.

8. Reaksi anamnesa : keadaan dimana terjadi peningkatan titer aglutinin terhadap

salmonella thypi karena penyakit infeksi dengan demam yang bukan typhoid

pada seseorang yang pernah tertular salmonella di masa lalu.

b. Faktor-faktor Teknis

1. Aglutinasi silang : beberapa spesies salmonella dapat mengandung antigen O

dan H yang sama, sehingga reaksi aglutinasi pada satu spesies dapat

menimbulkan reaksi aglutinasi pada spesies yang lain.

2. Konsentrasi suspensi antigen : konsentrasi ini akan mempengaruhi hasil uji

widal.

3. Strain salmonella yang digunakan untuk suspensi antigen : ada penelitian yang

berpendapat bahwa daya aglutinasi suspensi antigen dari strain salmonella

setempat lebih baik dari suspensi dari strain lain.

2.6 PENATALAKSAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN

a. Pencegahan

Cara pencegahan yang dilakukan pada demam typhoid adalah cuci tangan

setelah dari toilet dan khususnya sebelum makan atau mempersiapkan makanan,

hindari minum susu mentah (yang belum dipsteurisasi), hindari minum air mentah,

rebus air sampai mendidih dan hindari makanan pedas

http://bangeud.blogspot.com/ 7

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

b. Istirahat dan Perawatan

Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan. Tirah

baring dengan perawatan dilakukan sepenuhnya di tempat seperti makan, minum,

mandi, dan BAB/BAK. Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan

pnemonia orthostatik serta higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga.

c. Diet dan Terapi Penunjang

1. Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat.

2. Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala

meteorismus ( kembung perut), dan diet bubur saring pada penderita dengan

meteorismus. Hal ini dilakukan untuk menghindari komplikasi perdarahan saluran

cerna dan perforasi usus. Gizi penderita juga diperhatikan agar meningkatkan

keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan.b. Cairan yang adequat

untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare.

3. Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah

dengan dosis 3 x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kapan saja

penderita sudah tidak mengalami mual lagi.

d. Pemberian Antimikroba

Obat – obat antimikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana tifoid

adalah:

1. Kloramfenikol. Dosis yang diberikan adalah 4 x 500 mg perhari, dapat diberikan

secara oral atau intravena, sampai 7 hari bebas panas

2. Tiamfenikol. Dosis yang diberikan 4 x 500 mg per hari.

3. Kortimoksazol. Dosis 2 x 2 tablet (satu tablet mengandung 400 mg

sulfametoksazol dan 80 mg trimetoprim)

4. Ampisilin dan amoksilin. Dosis berkisar 50-150 mg/kg BB, selama 2 minggu

5. Sefalosporin Generasi Ketiga. dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc, diberikan

selama ½ jam per-infus sekali sehari, selama 3-5 hari

6. Kombinasi obat antibiotik. Hanya diindikasikan pada keadaan tertentu seperti:

Tifoid toksik, peritonitis atau perforasi, syok septik, karena telah terbukti sering

ditemukan dua macam organisme dalam kultur darah selain kuman Salmonella

typhi. (Widiastuti S, 2001)

http://bangeud.blogspot.com/ 8

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

7. Vit B komplek dan Vit C sangat diperlukan untuk menjaga kesegaran dan

kekuatan badan serta berperan dalam kestabilan pembuluh kafiler.

2.7 KOMPLIKASI

Komplikasi intestinal

a. Perdarahan usus

b. Perporasi usus

c. Ilius paralitik

Komplikasi ekstra intestinal

a. Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis), miokarditis,

trombosis, tromboplebitis.

b. Komplikasi darah : anemia hemolitik, trobositopenia, dan syndroma uremia hemolitik.

c. Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis.

d. Komplikasi pada hepar dan kandung empedu : hepatitis, kolesistitis.

e. Komplikasi ginjal : glomerulus nefritis, pyelonepritis dan perinepritis.

f. Komplikasi pada tulang : osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis dan arthritis.

g. Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meningiusmus, meningitis, polineuritis perifer.

Perforasi usus terjadi pada 0,5-3% dan perdarahan berat pada 1-10% penderita

demam tifoid. Kebanyakan komplikasi terjadi selama stadium ke-2 penyakit dan

umumnya didahului oleh penurunan suhu tubuh dan tekanan darah serta kenaikan denyut

jantung.Pneumonia sering ditemukan selama stadium ke-2 penyakit, tetapi seringkali

sebagai akibat superinfeksi oleh organisme lain selain Salmonella. Pielonefritis,

endokarditis, meningitis, osteomielitis dan arthritis septik jarang terjadi pada hospes

normal. Arthritis septik dan osteomielitis lebih sering terjadi pada penderita

hemoglobinopati. (Behrman Richard, 1992)

2.8 ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

1. Biodata Klien dan penanggung jawab (nama, usia, jenis kelamin, agama, alamat)

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama

Biasanya klien dirawat di rumah sakit dengan keluhan sakit kepala, demam, nyeri

dan pusing

http://bangeud.blogspot.com/ 9

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Biasanya klien mengeluh kepala terasa sakit, demam,nyeri dan pusing, berat

badan berkurang, klien mengalami mual, muntah dan anoreksia, klien merasa

sakit diperut dan diare, klien mengeluh nyeri otot.

c. Riwayat Kesehatan Dahulu

Kaji adanya riwayat penyakit lain/pernah menderita penyakit seperti ini

sebelumnya

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Kaji adanya keluarga yang menderita penyakit yang sama (penularan).

3. Pemeriksaan Fisik

Pengkajian umum

a. Tingkat kesadaran : composmentis, apatis, somnolen,supor, dan koma

b. Keadaan umum : sakit ringan, sedang, berat

c. Tanda-tanda vital, normalnya:

Tekanan darah : 95 mmHg

Nadi : 60-120 x/menit

Suhu : 34,7-37,3 0C

Pernapasan : 15-26 x/menit

Pengkajian sistem tubuh

a. Pemeriksaan kulit dan rambut

Kaji nilai warna, turgor, tekstur dari kulit dan rambut pasien

b. Pemeriksaan kepala dan leher

Pemeriksaan mulai dari kepala, mata, hidung, telinga, mulut dan leher. Kaji

kesimetrisan, edema, lesi, maupun gangguan pada indera.

c. Pemeriksaan dada

1) Paru-paru

Inspeksi : kesimetrisan, gerak napas

Palpasi : kesimetrisan taktil fremitus

Perkusi : suara paru (pekak, redup, sono, hipersonor, timpani)

2) Jantung

Inspeksi : amati iktus cordis

http://bangeud.blogspot.com/ 10

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

Palpalsi : raba letak iktus cordis

Perkusi : batas-batas jantung

d. Pemeriksaan abdomen

Inspeksi : keadaan kulit, besar dan bentuk abdomen, gerakan

Palpasi : hati, limpha teraba/tidak, adanya nyeri tekan

Perkusi : suara peristaltic usus

Auskultasi : frekuensi bising usus

e. Pemeriksaan ekstremitas

Kaji warna kulit, edema, kemampuan gerakan dan adanya alat bantu.

4. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan

a. Riwayat prenatal : ibu terinfeksi TORCH selama hamil, preeklamsi, BB ibu tidak

naik, pemantauan kehamilan secara berkala. Kehamilan dengan resiko yang tidak

dipantau secara berkala dapat mengganggu tumbang anak

b. Riwayat kelahiran : cara melahirkan anak, keadaan anak saat lahir, partus lamadan

anak yang lahir dengan bantuan alat/ forcep dapat mengganggu tumbang anak

c. Pertumbuhan fisik : BB (1,8-2,7kg), TB (BB/TB, BB/U, TB/U), lingkar kepala

(49-50cm), LILA, lingkar dada, lingkar dada > dari lingkar kepala,

d. Pemeriksaan fisik : bentuk tubuh, keadaan jaringan otot (cubitan tebal untuk pada

lengan atas, pantat dan paha mengetahui lemak subkutan), keadaan lemak (cubitan

tipis pada kulit dibawah tricep dan subskapular), tebal/ tipis dan mudah / tidak

akarnya dicabut, gigi (14- 16 biji), ada tidaknya udem, anemia dan gangguan

lainnya.

e. Perkembangan : melakukan aktivitas secara mandiri (berpakaian) , kemampuan

anak berlari dengan seimbang, menangkap benda tanpa jatuh, memanjat,

melompat, menaiki tangga, menendang bola dengan seimbang, egosentris dan

menggunakan kata ” Saya”, menggambar lingkaran, mengerti dengan kata kata,

bertanya, mengungkapkan kebutuhan dan keinginan, menyusun jembatan dengan

kotak –kotak.

f. Riwayat imunisasi

5. Riwayat sosial: bagaimana klien berhubungan dengan orang lain.

Tumbuh kembang pada anak usia 6-12 tahun

http://bangeud.blogspot.com/ 11

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran berbagai organ fisik

berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran atau dimensi

tingkat sel. Pertambahan berat badan 2 – 4 Kg / tahun dan pada anak wanita sudah

mulai mengembangkan ciri sex sekundernya. Perkembangan menitik beratkan pada

aspek diferensiasi bentuk dan fungsi termasuk perubahan sosial dan emosi.

a. Motorik kasar

1) Loncat tali

2) Badminton

3) Memukul

4) Motorik kasar di bawah kendali kognitif dan berdasarkan secara bertahap

meningkatkan irama dan kehalusan.

b. Motorik halus

1) Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan

2) Dapat meningkatkan kemampuan menjahit, membuat model dan bermain alat

musik.

c. Kognitif

1) Dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dan situasi

2) Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan masalah

3) Dapat membelikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejak awal

4) Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan datang

d. Bahasa

1) Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak

2) Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata keterangan, kata

penghubung dan kata depan

3) Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal

4) Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan

6. Pengkajian Pola Fungsional Gordon

a. Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan

Yang perlu dikaji adalah bagaimana pola sehat – sejahtera yang dirasakan,

pengetahuan tentang gaya hidup dan berhubungan dengan sehat, pengetahuan

tentang praktik kesehatan preventif, ketaatan pada ketentuan media dan

http://bangeud.blogspot.com/ 12

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

keperawatan. Biasanya anak-anak belum mengerti tentang manajemen kesehatan,

sehingga perlu perhatian dari orang tuanya.

b. Pola nutrisi metabolik

Yang perlu dikaji adalah pola makan biasa dan masukan cairan klien, tipe

makanan dan cairan, peningkatan / penurunan berat badan, nafsu makan, pilihan

makan.

c. Pola eliminasi

Yang perlu dikaji adalah pola defekasi klien, berkemih, penggunaan alat

bantu, penggunaan obat-obatan.

d. Pola aktivas latihan

Yang perlu dikaji adalah pola aktivitas klien, latihan dan rekreasi,

kemampuan untuk mengusahakan aktivitas sehari-hari (merawat diri, bekerja),

dan respon kardiovaskuler serta pernapasan saat melakukan aktivitas.

e. Pola istirahat tidur

Yang perlu dikaji adalah bagaimana pola tidur klien selama 24 jam,

bagaimana kualitas dan kuantitas tidur klien, apa ada gangguan tidur dan

penggunaan obat-obatan untuk mengatasi gangguan tidur.

f. Pola kognitif persepsi

Yang perlu dikaji adalah fungsi indra klien dan kemampuan persepsi klien.

g. Pola persepsi diri dan konsep diri

Yang perlu dikaji adalah bagaimana sikap klien mengenai dirinya, persepsi

klien tentang kemampuannya, pola emosional, citra diri, identitas diri, ideal diri,

harga diri dan peran diri. Biasanya anak akan mengalami gangguan emosional

seperti takut, cemas karena dirawat di RS.

h. Pola peran hubungan

Kaji kemampuan klien dalam berhubungan dengan orang lain. Bagaimana

kemampuan dalam menjalankan perannya.

i. Pola reproduksi dan seksualitas

Kaji adakah efek penyakit terhadap seksualitas anak.

j. Pola koping dan toleransi stress

Yang perlu dikaji adalah bagaimana kemampuan klien dalam manghadapai

stress dan adanya sumber pendukung. Anak belum mampu untuk mengatasi stress,

http://bangeud.blogspot.com/ 13

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

sehingga sangat dibutuhkan peran dari keluarga terutama orang tua untuk selalu

mendukung anak.

k. Pola nilai dan kepercayaan

Kaji bagaimana kepercayaan klien. Biasanya anak-anak belum terlalu

mengerti tentang kepercayaan yang dianut. Anak-anak hanyan mengikuti dari

orang tua.

ANALISA DATA

Data objektif/subjektif Etiologi Masalah keperawatan

Data objektif:

Suhu tubuh klien

meningkat

Lidah terlihat

kotor/berselaput

didaerah tengah fdan

tepi serta tremor pada

ujungnya

Data subjektif:

Klien mengeluh kepala

terasa sakit, demam

Klien mengeluh kepala

terasa nyeri dan pusing

Kuman salmonella thypi

saluran cerna

bersarang dihati dan limfa

hepatomegali

zat pirogen oleh leukosit

pada jaringan meradang

demam

suhu meningkat

Hipertermi b.d proses

infeksi salmonella thypi

Data objektif:

Suhu klien meningkat

Klien diare

Mukosa bibir pucat,

bibir kering dan pecah-

pecah

Data subjektif:

klien mengeluh mual

dan muntah

Klien mengeluh haus

Peningkatan suhu tubuh

Ektravasasi cairan

Intake kurang

Volume plasma berkurang

Penurunan volume cairan

tubuh

Kekurangan volume cairan

berhubungan dengan

muntah

http://bangeud.blogspot.com/ 14

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

Klien mengeluh lemas

Data objektif:

BB klien menurun

Klien mual

Klien anoreksia

Mukosa bibir pucat,

bibir kering dan pecah-

pecah

Turgor kulit jelek, kulit

kering

Data subjektif:

Klien mengatakan tidak

nafsu makan

Klien mengatakan tidak

tertarik dengan

makanan

Nafsu makan menurun

Intake nutrisi tidak

adekuat

Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

intake tidak adekuat.

NURSING CARE PLAN

NANDA NOC NIC

Hipertermi b.d proses

infeksi salmonella thypi

Indikator:

Suhu 36,5 – 37,5oC

Bibir lembab

Kulit tidak teraba

panas

Aktifitas sesuai

kemampuan

Identifikasi

penyebab / factor

yang dapat

menyebabkan

hipertermi

Observasi cairan

masuk dan keluar,

hitung balance cairan

Beri cairan sesuai

kebutuhan bila tidak

bila kontraindikasi

Berikan kompres air

hangat.

http://bangeud.blogspot.com/ 15

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

Anjurkan pasien

untuk mengurangi

aktifitas yang

berlebihan saat suhu

naik / bedrest total

Anjurkan pasien

menggunakan pakaian

yang mudah

menyerap keringat

Ciptakan lingkungan

yang nyaman

Kolaborasi :

Pemberian antipiretik

Pemberian antibiotic

Kekurangan volume

cairan berhubungan

dengan muntah

Defenisi : penurunan

cairan intravaskuler

intestinal dan atau

intraseluler, contohnya

dehidrasi, kehilangan

cairan tanpa

perubahan sodium.

Batasan karakteristik :

Kelelahan, kehilangan

berat badan.

Keseimbangan cairan

Indikator:

Keseimbangan intake

dan output 24 jam

Berat badan stabil

Tidak ada rasa haus

yang berlebihan

Elektrolit serum dalam

batas normal

Hidrasi kulit tidak ada

Pengelolaan cairan

Aktifitas:

Pantau berat badan

biasanya dan

kecendrungannya

Mempertahankan

intake dan output

pasien

Pantau ststus hidrasi

Memonitor status

hemodynamic

termasuk CVP, MAP,

PAP, dan PCWP

Pantau tanda-tanda

vital pasien

Pantau status nutrisi

pasien

http://bangeud.blogspot.com/ 16

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

Ketidakseimbangan

Nutrisi Kurang dari

Kebutuhan Tubuh

berhubungan dengan

intake tidak adekuat

Defenisi: ketidak

cukupan intake nutrisi

untuk kebutuhan

metabolik.

Batasan karakteristik

Berat badan 20%

berkurang dari ideal

Lemahnya kesehatan

otot

Tidak nafsu makan

Status nutrisi

Indikator:

Intake nutrisi

Intake makanan dan

cairan

Energi

Berat tubuh

Mengontrol Nutrisi

Aktivitas:

Menimbang berat

badan pasien pada

jarak yang ditentukan

Memantau gejala

kekurangan dan

penambahan berat

badan

Memantau respon

emosional pasien

ketika ditempatkan

pada situasi yang

melibatkan makanan

dan makan

Memantau interaksi

orang tua/anak selama

makan, jika

diperlukan

Mengontrol keadaan

lingkungan ketika

makan

Mengontrol turgor

kulit, jika diperlukan

Memantau

kekeringan, tipisnya

rambut sehingga

mudah rontok

Memantau gusi saat

http://bangeud.blogspot.com/ 17

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

menelan, karang gigi,

dan penambahan luka

Mengontrol mual dan

muntah

Memantau tingkat

energy, rasa tidak

nyaman, kelelahan,

dan kelemahan

Memantau jaringan

yang pucat, memerah,

dan kering

Memantau

kemerahan, bengkak,

dan retak pada

mulut/bibir

2.9 LAPORAN KASUS

Pengkajian

a. Biodata Klien

Nama : Amelia Okta Fransiski

Umur : 6 tahun

Jemis kelamin : Perempuan

Pendidikan : Kelas 1 SD

Biodata ayah

Nama : Joni

Umur : 43 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Tani

Agama : Islam

Alamat : Jorong Air Putih, kecamatan Harau, kabupaten 50 kota

Biodata ibu

http://bangeud.blogspot.com/ 18

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

Nama : Asmawati

Umur : 38 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Agama : Islam

Alamat : Jorong Air Putih, kecamatan Harau, kabupaten 50 kota

b. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama

Klien telah demam sejak 1 minggu yang lalu. menurut ibu klien, klien

sebelumnya jatuh dan tangannya terkilir namun telah membaik setelah di urut.

Klien awal sakit mengeluh sakit perut, pusing, tidak nafsu makan dan merasa

lemas. Setelah diperiksa dipuskesmas terdekat, klien dinyatakan terkena gejala

tifus.

2. Riwayat Kesehatan Sekarang

Saat dilakukan pengkajian kondisi klien sudah mulai membaik. Sakit perut

klien sudah hilang namun klien masih tidak nafsu makan dan kadang

memuntahkan kembali makanannya. Klien juga masih terlihat lemah dan tidak

bersemangat.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien sebelumnya belum pernah menderita penyakit ini. Menurut orang tua

klien, klien adalah anak yang jarang sakit. Kalau demam, biasanya klien akan

membaik setelah dibawa ke tukang urut.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Menurut ibu klien, beliau juga pernah dulu terkena tifus waktu berumur 5

tahun. Namun ayah klien dan keluarga yang lain tidak pernah menderita penyakit

ini ataupun sakit lainnya.

c. Pemeriksaan Fisik

Pengkajian umum

1. Tingkat kesadaran : composmentis

http://bangeud.blogspot.com/ 19

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

2. Keadaan umum : sedang

3. Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 80/50 mmHg (N=95 mmHg)

Nadi : 124x/menit (N=60-120 x/menit)

Pernapasan : 30x/menit (N=15-26 x/menit

Suhu : 36,5 0 C (N=34,7-37,3 0C)

4. Tinggi badan : 95 cm

5. Berat badan : 12 kg

Pengkajian sistem tubuh

1. Pemeriksaan kulit dan rambut

Warna kulit sawo matang, kulit dan rambut klien kering. Normalnya tekstur kulit

anak yang masih kecil sangat halus,agak kering, dan tidak berminyak atau lembab.

2. Pemeriksaan kepala dan leher

Kepala : tidak ada tanda-tanda trauma atau luka.

Muka : agak pucat.

Mata : konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, reflek cahaya (+), tidak ada

gangguan penglihatan

Hidung : tidak ada tanda-tanda trauma, lesi, maupun perdarahan, tidak ada

kelainan penciuman

Mulut : mukosa bibir pucat, bibir kering dan pecah-pecah, tonsil tidak

membesar

Telinga :simetris, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada gangguan pendengaran

3. Pemeriksaan dada

Paru-paru

Inspeksi : simetris

Palpasi : taktil fremitus kiri=kanan

Perkusi : suara paru sonor

Jantung

Inspeksi : iktus cordis tidak tampak

Palpalsi : letak iktus cordis normal

http://bangeud.blogspot.com/ 20

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

Perkusi : batas-batas jantung normal

4. Pemeriksaan abdomen

Inspeksi : tdak ada trauma ataupun ascites

Palpasi : tidak ada teraba massa

Perkusi : timpani

Auskultasi : frekuensi bising usus normal

5. Pemeriksaan ekstremitas: tidak ada kelainan

6. Neurologis: refleks normal

d. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan

1. Riwayat prenatal : ibu tidak ada sakit selama hamil, BB ibu tidak naik, ibu ada

melakukan pemantauan kehamilan secara berkala ke puskesmas, namun ibu tidak

pernah meminum susu ataupun makanan bergizi yang lainnya selama sakit. Ibu

klien hanya makan dan minum seadanya saja.

2. Riwayat kelahiran : klien dilahirkan secara normal di puskesmas. Keadaan klien

saat lahir juga normal. Klien menyusui selama 2 tahun dan tidak ada diberikan

susu tambahan maupun bubur.

3. Pertumbuhan fisik :

BB : 12 kg

TB : 95 cm

BB/TB : 12/95

BB/U :12/6

TB/U : 95/6

4. Perkembangan : klien sebelum sakit dapat melakukan aktivitas secara mandiri

(seperti berpakaian, mandi, dan lain-lain), klien mampu berlari dengan seimbang,

menangkap benda tanpa jatuh, memanjat, melompat, menaiki tangga, menendang

bola dengan seimbang, menggambar, mengerti dengan kata kata, bertanya,

mengungkapkan kebutuhan dan keinginan. Saat ini klien tidak mampu bermain

seperti biasa karena kondisi yang lemah.

5. Riwayat imunisasi: menurut ibu klien, klien selalu dibawa untuk di imunisasi.

Klien telah melakukan imunisasi lengkap.

e. Riwayat sosial

http://bangeud.blogspot.com/ 21

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

Menurut ibu klien, klien adalah anak yang periang. Klien anak yang lincah dan suka

bermain kemana-mana. Klien malah jarang berada dirumah. Biasanya yang menjaga

klien sementara orang tua bekerja adalah kakaknya.

f. Pengkajian Pola Fungsional Gordon

Pola Gordon Kebutuhan Normal Fakta Analisa

(normal/tidak)

Persepsi-

manajemen

kesehatan

Orang tua klien

mengetahui pola sehat,

pengetahuan tentang

gaya hidup yang

berhubungan dengan

sehat, pengetahuan

tentang praktik

kesehatan preventif

Orang tua klien

kurang mengtahui

seperti apa pola

hidup sehat. Orang

tua klien tidak

terlalu memikirkan

tentang gizi dalam

makanan. Biasanya

kalau klien sakit,

hanya dibawa ke

tukang urut atau ke

orang pintar saja.

Tidak normal

Hendaknya

diberikan

penyuluhan

kepada orang

tua klien

pentingnya

pengetahuan

gizi untuk anak

Pola nutrisi

metabolic

Kebutuhan kalori

(umur 6 tahun): 40-45

kal/kg, protein 32 gr,

VIT A 360, B1 0,7 mg,

B2 0,9 mg, niasin 7,6

mg, B12 0,7 mg, vit C

25 mg. Ca 500 mg,

fosfor 350 mg, besi 9

mg, seng 10 mg,

iodium 100 mg.

Klien jarang makan,

apalagi semenjak

sakit. Klien hanya

mau makan lontong

sedikit dan kadang

dimuntahkan lagi.

Biasanya hanya

jajan makanan

ringan seperti es

kiko, sosis, dan mie.

Klien biasanya suka

makan dengan

sambal rending.

Minum klien tidak

ada masalah.

Tidak normal

http://bangeud.blogspot.com/ 22

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

Pola eliminasi BAK dan BAB klien

lancar

BAK dan BAB

klien lancar

Normal

Pola aktivas

latihan

Aktivitas klien tidak

terganggu, kemampuan

untuk mengusahakan

aktivitas sehari-hari

(merawat diri,

bekerja), dan respon

kardiovaskuler serta

pernapasan baik saat

melakukan aktivitas.

Klien tidak bisa

melakukan aktivitas

seperti biasa karena

masih lemah. Klien

hanya merengek di

gendongan ibunya.

Tidak normal

Pola istirahat

tidur

Tidur klien tidak

mengalami gangguan.

Klien dapat tidur 8-10

jam per hari.

Dua hari ini klien

sudah bisa tidur

dengan nyaman

karena tidak sakit

perut lagi. Klien

juga tidur siang

selama 2-3 jam

sehari.

Normal

Pola kognitif

persepsi

Fungsi indra klien dan

kemampuan persepsi

klien normal

Klien tidak ada

gangguan pada

indra dan

persepsinya.

Normal

Pola persepsi

diri dan

konsep diri

Persepsi klien tentang

kemampuannya, pola

emosional, citra diri,

identitas diri, ideal diri,

harga diri dan peran

diri klien tidak ada

gangguan

Klien merasa takut

dan cemas ketika

dijenguk oleh orang

lain. Klien

menangis ketika

diperiksa.

Tidak normal

Pola peran

hubungan

Klien dapat

berhubungan dengan

orang lain dengan

Hubungan klien

dengan teman dan

orang sekitar

Tidak normal

http://bangeud.blogspot.com/ 23

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

lancer dan dapat

menjalankan perannya.

terganggu. Klien

semenjak sakit tidak

ada keluar rumah

lagi.

Pola

reproduksi

dan

seksualitas

Tidak ada gangguan

seksualitas.

Klien tidak ada

mengalami

gangguan

seksualitas

Normal

Pola koping

dan toleransi

stress

Klien mampu dalam

manghadapai stress

dan adanya sumber

pendukung

Jika klien mulai

merengek, ibu klien

akan memberikan

mainan sehingga

klien akan sibuk

dengan mainannya

Normal

Anak-anak

belum bisa

melskukan

koping stress,

sehingga peran

orang tua sangat

penting

Pola nilai dan

kepercayaan

Klien tahu tentang nilai

dan kepercayaan yang

dianutnya

Klien masih belum

terlalu tahu tenatang

kepercayaannya.

Klien kadang-

kadang menuruti

orang tuanya ketika

melaksanakan

ibadah

Normal

Anak-anak

belum terlalu

mengerti tentang

nilai dan

kepercayaan.

Orang tua

hendaknya

membimbing

anak semenjak

dini.

ANALISA DATA

Data objektif/subjektif Etiologi Masalah keperawatan

Data objektif:

Mukosa bibir pucat,

bibir kering dan pecah-

Peningkatan suhu tubuh

Ektravasasi cairan

Intake kurang

Kekurangan volume cairan

berhubungan dengan

muntah

http://bangeud.blogspot.com/ 24

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

pecah

Turgor kulit kering

Data subjektif:

Klien mengeluh haus

Klien mengeluh lemas

Volume plasma berkurang

Penurunan volume cairan

tubuh

Data objektif:

Klien anoreksia

Mukosa bibir pucat,

bibir kering dan pecah-

pecah

Turgor kulit jelek, kulit

kering

Data subjektif:

Klien mengatakan tidak

nafsu makan

Klien mengatakan tidak

tertarik dengan

makanan

Nafsu makan menurun

Intake nutrisi tidak

adekuat

Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

intake tidak adekuat.

http://bangeud.blogspot.com/ 25

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

NURSING CARE PLAN

No. Hari dan

Tanggal

Diagnosa (NANDA) NOC NIC Evaluasi

1. Sabtu, 4 Juni

2011

Jam 20.00

Kekurangan

volume cairan

berhubungan

dengan muntah

Keseimbangan cairan

Indikator:

Keseimbangan intake dan

output 24 jam

Berat badan stabil

Tidak ada rasa haus yang

berlebihan

Elektrolit serum dalam

batas normal

Hidrasi kulit tidak ada

Pengelolaan

cairan

Aktifitas:

Pantau berat badan

biasanya dan

kecendrungannya

Mempertahankan

intake dan output

pasien

Pantau tanda-tanda

vital pasien

Pantau status

nutrisi pasien

S : ibu klien mengatakan

kalau klien sudah

banyak minum

O : turgor kulit dan

mukosa mulut masih

pucat dan kering

A : Masalah belum

teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

http://bangeud.blogspot.com/ 26

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

Ketidakseimbanga

n Nutrisi Kurang

dari Kebutuhan

Tubuh

berhubungan

dengan intake tidak

adekuat

Status nutrisi

Indikator:

Intake nutrisi

Intake makanan dan

cairan

Energi

Berat tubuh

Mengontrol Nutrisi

Aktivitas:

Menimbang berat

badan pasien pada

jarak yang

ditentukan

Memantau gejala

kekurangan dan

penambahan berat

badan

Memantau

interaksi orang

tua/anak selama

makan, jika

diperlukan

Mengontrol turgor

kulit, jika

diperlukan

Memantau

kekeringan,

tipisnya rambut

S : ibu klien mengatakan

klien masih belum

mau makan

O : BB klien 12 kg

A : Masalah belum

teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

http://bangeud.blogspot.com/ 27

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

sehingga mudah

rontok

Mengontrol mual

dan muntah

Memantau tingkat

energy, rasa tidak

nyaman,

kelelahan, dan

kelemahan

Memantau

kemerahan,

bengkak, dan retak

pada mulut/bibir

2. Minggu, 5 Juni

2011

Jam 08.00

Kekurangan

volume cairan

berhubungan

dengan muntah

Keseimbangan cairan

Indikator:

Keseimbangan intake dan

output 24 jam

Berat badan stabil

Tidak ada rasa haus yang

berlebihan

Elektrolit serum dalam

batas normal

Pengelolaan

cairan

Aktifitas:

Pantau berat badan

Mempertahankan

intake dan output

cairan klien

Pantau tanda-tanda

vital pasien

S : ibu klien mengatakan

kalau klien sudah

banyak minum

O : turgor kulit dan

mukosa mulut sudah

mulai lembab

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

http://bangeud.blogspot.com/ 28

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

Hidrasi kulit tidak ada

Ketidakseimbanga

n Nutrisi Kurang

dari Kebutuhan

Tubuh

berhubungan

dengan intake tidak

adekuat

Status nutrisi

Indikator:

Intake nutrisi

Intake makanan dan

cairan

Energi

Berat tubuh

Mengontrol Nutrisi

Aktivitas:

Memantau

interaksi orang

tua/anak selama

makan, jika

diperlukan

Mengontrol turgor

kulit, jika

diperlukan

Mengontrol mual

S : ibu klien mengatakan

klien sudah mau

makan dengan

makanan kesukaannya

dan tidak muntah

O : klien belum

menghabiskan

makanannya

A : Masalah belum

teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

http://bangeud.blogspot.com/ 29

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

dan muntah

Memantau tingkat

energy, rasa tidak

nyaman,

kelelahan, dan

kelemahan

Memantau

kemerahan,

bengkak, dan retak

pada mulut/bibir

Minggu, 5 Juni

2011

Jam 13.00

Ketidakseimbanga

n Nutrisi Kurang

dari Kebutuhan

Tubuh

berhubungan

dengan intake tidak

adekuat

Status nutrisi

Indikator:

Intake nutrisi

Intake makanan dan

cairan

Energi

Berat tubuh

Mengontrol Nutrisi

Aktivitas:

Mengontrol turgor

kulit, jika

diperlukan

Memantau tingkat

energy, rasa tidak

nyaman,

kelelahan, dan

kelemahan

Memantau

S : ibu klien mengatakan

klien sudah mulai

bermain lagi

O : klien sudah bertenaga

namun klien belum

menghabiskan

makanannya

A : Masalah belum

teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

http://bangeud.blogspot.com/ 30

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

kemerahan,

bengkak, dan retak

pada mulut/bibir

DOKUMENTASI

http://bangeud.blogspot.com/ 31

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Demam Thypoid merupakan salah satu jenis penyakit gangguan pada system

pencernaan yang dapat mengganggu mekanisme system pencernaan. Demam Thypoid dapat

disebabkan oleh bakteri salmonella typhi, atau jenis yang virulensinya lebih rendah yaitu

Salmonella paratyphi. Demam typhoid ditularkan atau ditransmisikan kebanyakan melalui

jalur fecal-oral. Penyebaran demam typhoid dari orang ke orang sering terjadi pada

lingkungan yang tidak higienis dan pada lingkungan dengan jumlah penduduk yang padat,

hal ini dikarenakan pola penyebaran kuman S.typhi melalui makanan dan minuman yang

terkontaminasi biasanya melalui feses penderita.

3.2 SARAN

Perawat hendaknya menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan demam

thypoid agar dapat melakukan intervensi yang tepat pada klien.

http://bangeud.blogspot.com/ 32

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM THYPOID,.docx

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

DAFTAR PUSTAKA

Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.1996. Nursing Interventions Classification (NIC). St.

Louis :Mosby Year-Book

Doenges, M.E, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

Johnson,Marion, dkk.2000. Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-

Book

Juall,Lynda,Carpenito Moyet.2003. Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGC

Price ,Sylvia A,Lorraine M. Wilson.2003. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit

edisi 6 vol 2.Jakarta :EGC

Suriadi , 2001. Askep Pada Anak. Jakarta : ECG.

Sylvia. A.P, 1995. Patofisiologis, Jakarta: EGC.

Wiley dan Blacwell.2009. Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,

NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

http://bangeud.blogspot.com/ 33