tutorial ray iimunisasi
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Tutorial Ray Iimunisasi
1/5
Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) disebabakan olehMycobacterium tuberculosis danMycobacterium bovis.
Tuberkulosis paling sering menganai paru-paru, tetapi dapat juga mengenai organ-organ
lainnya seperti selaput otak, tulang, kelenjar superfisial, dan lain-lain. Seseorang yang
terinfeksiMycobacterium tuberculosis tidak selalu menjadi sakit tuberkulosis aktif. Beberapa
minggu (2-12 minggu) setelah infeksi Mycobacterium tuberculosis terjadi respon imunitas
selular yang dapat ditunjukan dengan uji tuberkulin.
Epidemiologi
WHO report on tuberculosis epidemics tahun 1997 memperkirakan terdapat 7.433.000 kasus
TB di dunia dan terbanyak di Asia Tenggara. Dalam data jumlah kasus TB, indonesia
merupakan tiga besar dunia. Berdasarkan survey 1979-1982 didapat prevalensi TB BTA (+)
sebesar 0,29%. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1980-1986 mendapatkan
bahwa TB adalah penyebab kematian ke empat. Sementara itu, SKRT 1992 menyebutkan
bahwa tuberkulosis adalah penyebab kematian ke dua di negara kita, sesudah penyakit
kardiovaskular. Dari penelitian di 6 provinsi antara tahun 1983-1993 di perolah angka
prevalensi antara 0,21% (DI Yogyakarta) dan 0,65% (NTB dan DI Aceh). WHO
memperkirakan bahwa di Indonesia setiap tahunnya terjadi 175.000 kematian akibat TB, danterdapat 450.000 kasus TB baru setiap tahunnya. Tiga perempat dari kasus TB ini berusia 15-
19 tahun, separuhnya tidak terdiagnosis dan baru sebagian kasus tercakup dalan program
pemberantasan tuberkulosis yang dilaksanakan pemerintah. Berdasarkan perhitungan DALY
(disability adjusted life year) yang diperkenalkan oleh world bank, TB merupakan 7,87% dari
total disease burden di Indonesia. Angka 7,7% ini lebih tinggi dari berbagai negara di Asia
lain sekita 4%. Belum diketahui prevalensi TB pada anak, namun diberbagai rumah sakit di
Indonesia angka perawatan TB berat (TB milier, meningitis TB) masih tinggi.
Vaksin BCG (Bacille Calmette-Guerin)
Bacille Calmette-Guerin adalah vaksin hidup yang dibuat dari Mycobacterium bovis yang
dibiak berulang selama 1-3 tahun sehingga didapatkan basil yang tidak virulen tetapi masih
mempunyai imunogenitas. Vaksinasi BCG menimbulkan sensitivitas terhadap tuberkulin.
Masih banyak perbedaan pendapat menganai sensitivitas terhadap tuberkulin yang terjadi
berkaitan dengan imunitas yang terjadi.
-
7/22/2019 Tutorial Ray Iimunisasi
2/5
Vaksin yang dipakai di Indonesia adalah BCG buatan PT.Biofarma Bandung. VaksinBCG berisi suspensi M.Bovis hidup yang sudah dilemahkan. Vaksinasi BCG tidak
mencegah infeksi tuberkulosis tetapi mengurangi risiko terjadi tuberkulosis berat
seperti meningitis TB dan tuberkulosis milier.
Vaksin BCG diberikan pada umur
-
7/22/2019 Tutorial Ray Iimunisasi
3/5
Kontraindikasi
Reaksi uji tuberkulin > 5 mm Menderita infeksi HIV atau dengan risiko tinggi infeksi HIV, imunokompromais
akibat pengobatan kortikosteroid, obat imuno-supresif, mendapat pengobatan radiasi,
penyakit keganasan yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe.
Menderita gizi buruk Menderita demam tinggi Menderita infeksi kulit yang luas Pernah sakit tuberkulosis Kehamilan
Rekomendasi
BCG diberikan pada bayi < 2 bulan Pada bayi yang kontak erat dengan pasien TB dengan bakteri tahan asam (BTA) +3
sebaiknya diberikan INH profilaksis dulu, apabila pasien kontak sudah tenang bayi
dapat diberi BCG.
BCG jangan diberikan pada bayi atau anak dengan imunodefesiensi, misalnya HIV, gizi
buruk, dan lain-lain.
-
7/22/2019 Tutorial Ray Iimunisasi
4/5
Tifoid
Salmonella typhi merupakan kuman patogen pada manusia yang menyebabkan infeksi
invasif, ditandai dengan demam, toksemia, nyeri perut, konstipasi atau diare. Bila tidak
diobati dapat menyebabkan kematian pada 10%-20% kasus karena perforasi usus,
perdarahan, toksemia dan karena komplikasi lain. Virulensi salmonella typhi untuk
melakukan sirkulasi ke dalam sirkulasi sebagian berhubungan dengan antigen permukaan Vi.
Epidemiologi
Infeksi terjadi melalui mulut dari makanan dan minuman yang terkontaminasi. Salmonella
typhi hanya dijumpai pada manusia yang terinfeksi dan dikeluarkan melalui tinja dan urin.
Masa inkubasi 3-60 hari, terbanyak 7-14 hari. Insidens tertinggi demam tifoid pada anak
terutama di daerah endemis. Demam tifoid sering dijumpai di banyak negara berkembang
terutama di Asia, Afrika dan Amerika Latin, tertinggi di India, Pakistan dan Bangladesh.
Vaksin Tifoid
1. Vaksin tifoid oral Vaksin demam tifoid oral dibuat dari kuman Salmonella typhi galur non
patogen yang dilemahkan. Kuman dalam vaksin akan mengalami sikluspembelahan dalam usus dan dieliminasi dalam waktu 3 hari setelah
pemakaiannya. Tidak seperti vaksin parenteral, respon imun pada vaksin ini
termasuk sekretorik IgA. Secara umum efektifitas vaksin oral sama dengan
vaksin perenteral yang diinaktivasi dengan pemanasan, namun vaksin oral
mempunyai reaksi samping lebih rendah. Vaksin tifoid oral dikenal dengan
nama Ty-21a.
Penyimpanan pada suhu 2-8 C. Kemasan dalam bentuk kapsul, direkomendasikan untuk anak umur 6 tahun
atau lebih.
Cara pemberian 1 kapsul vaksin dimakan tiap hari ke1, 3, dan 5, 1 jamsebelum makan dengan minuman yang tidak lebih dari 37 C. kapsul ke-4 pada
hari ke-7 terutama bagi wisatawan.
Kapsul harus ditelan utuh dan tidak boleh dibuka karena kuman dapat matioleh asam lambung.
-
7/22/2019 Tutorial Ray Iimunisasi
5/5
Vaksin tidak boleh diberikan bersamaan dengan antibiotik, sulfonamid atauantimalaria yang efektif terhadap salmonella.
Vaksin juga menimbulkan respon yang kuat dari interferon mukosa,pemberian vaksin polio oral sebaiknya ditunda dua minggu setelah pemberianterakhir dari vaksin tifoid oral.
Imunisasi ulangan diberikan tiap 5 tahun, namun pada individu yang terusterpapar dengan infeksi salmonella sebaiknya diberikan 3-4 kapsul tiap
beberapa tahun.
Daya proteksi vaksin ini hanya 50-80%, maka yang sudah divaksinasikanpundianjurkan untuk melakukan seleksi pada makanan atau minuman
2. Vaksin polisakarida parenteral Susunan vaksin polisakarida setiap 0,5 ml mengandung kuman Salmonella
typhi, polisakarida 0,025 mg, fenol dan larutan bufer yang mengandung
natrium klorida, disodium fosfat, monosodium fosfat dan pelarut untuk
suntikan.
Penyimpanan pada suhu 2-8 C, jangan dibekukan. Kadaluarsa dalam 3 tahun. Pemberikan secara suntikan intramuskular atau subkutan pada daerah deltoid
atau paha, direkomendasikan untuk anak mulai umur 2 tahun.
Imunisasi ulangan tiap 3 tahun Reaksi samping lokal berupa demam, nyeri kepala, pusing, nyeri sendi, nyeri
otot, nausea, nyeri perut jarang dijumpai. Sangat jarang bisa terjadi reaksi
alergi berupa pruritus, ruam kulit dan urtikaria.
Indikasi kontra: alergi teradap bahan-bahan dari vaksin, juga pada saatdemam, penyakit akut maupun penyakit kronik progresif.
Daya proteksi 50-80%, maka yang sudah divaksinasipun dianjurkan untukmelakukan seleksi pada makanan dan minuman.