status pasien 4a anemia aplastik
TRANSCRIPT
Pemeriksa : SHAFFURA
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An.Jaedin
Usia : 3 ½ thun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Alamat : Gebang
II. ANAMNESA (Subjective)
Keluhan utama : lemah badan
Riwayat Penyakit Sekarang : pasien mengeluh lemas badan sejak 5 hari sebelum
MRS perlahan dan memberat, pandangan berkunag-kunang, disertai demam naik turun
sudah 3 hari, batuk (+) sudah 3 hari tidak berdahak, mual (+), muntah 2x berisi makanan,
tidak nafsu makan, Bab tidak lancar, Bak lancar
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya, 5
bulan yang lalu, dengan keluhan lemas badan, pucat, merasa pusing, pandangan
berkunang-kunang dan sering mimisan 2x , tidak nafsu makan, , dan mengalami panas
badan, penurunan berat badan, mudah memar atau berdarah
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga yang pernah mengalami keluhan
serupa,
III. PEMERIKSAAN FISIK (Objective)
A. Keadaan Umum : tampak sakit sedang
B. Kesadaran : komposmentis
C. Vital sign : T : 100/70 mmHg
N :80 x/menit
R : 20 x/menit.
S : 37,8 C
D. Antropometri : BB = 15 kg
Status Generalis
Kepala : bentuk proposional, kulit kepala bersih
Rambut : berwarna hitam, tidak mudah rontok
Pemeriksaan Mata
Palpebra : edema palpebra (-)
Konjungtiva : anemis +/+, hiperemis +/+
Sklera : ikterik -/-
Pupil : reflek pupil +/+, bulat isokor
Pemeriksaan Telinga : letak telinga simetris, serumen (-), edema (-),
eritema (-) , nyeri tekan(-)
Pemeriksaan Hidung : septum simetris, deviasi septum (-), polip (-),
epistaksis (-), sekret (-), corpus alleneum (-)
Pemeriksaan Mulut : bibir berwarna merah muda, mukosa kering,
stomatitis (+), gusi berdarah (-)
Pemeriksaan Leher : limfadenopati -/-
Trakhea : deviasi (-)
Kelenjar thyroid : pembesaran kelenjar thyroid (-)
JVP : peningkatan JVP (-)
Pemeriksaan Thorax :
Pulmo
Inspeksi : pengembangan dada simetris, retraksi intercostal
(-), tanda inflamasi (-),bulla(+).
Palpasi : pergerakan nafas simetris, fremitus taktil simetris,
nyeri tekan(-)
Perkusi : sonor. Batas paru hepar antara ICS 5 dan 6 redup
di lin. Midclavicula dextra
• Auskultasi : VBS +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : teraba iktus kordis, irama regular, thrill (-)
Perkusi : redup (kanan: lin. parasternalis dextra ICS 4,
pinggang: lin. Parasternalis sinistra ICS 2, apeks:
lin. Midclavicula 1 jari medial ICS 5)
Auskultasi : S1 dan S2 normal, dengan irama regular,
murmur di katup tricuspid dan mitral
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : bentuk cembung, shifting dullness (+), herniasi
(-), distensi (-) ,pernapasan abdominal (-), caput
medusa, terdapat bulla(+)
Auskultasi : suara peristaltik (+) meningkat
Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+), tekan alih (-),
hepatomegali (+), sphlenomegali (+) Suffner 4
Perkusi : timpani
Ekstremitas : akral dingin , oedem -/-, CRT< 2 detik, nyeri (-), petechie(-)
IV. ASSESSMENT
Work Diagnosis : Anemia Aplastik
Diagnosis Differensial : LLA
V. PLANNING
a. Pemeriksaan penunjang
- Darah rutin : Hb = 5,8 g/dl, Ht = 16 %, leukosit 1.200 g/dl, Trombosit =
38.000/ul,erirosit: 2,0
b. Terapi
- bedrest
- Terapi cairan : kristaloid (RL)
90 x 15 = 1350
Mikro : 1350/24 x 60/60 = 56,25 >> 56 tpm
Makro : 1350/24 x 15/60 = 14,0625 >> 14 tpm
- Transfusi darah: PRC 15 x15 = 325
- Imunosupresi : antithymocyte globulin (ATG) dosis 15 mg/kgbb/hri diberikan
dengan continous infusion dalam 12 jam
- Kortikosteroid: prednisolon dengan dosis 2-5 mg/kgbb/hari peroral
- Antibiotic : ampisilin 100mg/kgbb/hr.
Analisis Masalah
pasien mengeluh lemas badan sejak 5 hari sebelum MRS perlahan dan memberat,
pandangan berkunang-kunang, disertai demam naik turun sudah 3 hari, mual (+),
muntah 2x berisi makanan, tidak nafsu makan, Bab tidak lancar, Bak lancar,
RPD: Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya, 5 bulan yang lalu,
dengan keluhan lemas badan, pucat, merasa pusing, pandangan berkunang-kunang
dan sering mimisan 2x , tidak nafsu makan, , dan mengalami panas badan,
penurunan berat badan, mudah memar atau berdarah dan dari hasil tanda-tanda
vital, didapatkan : T :100/70 mmHg
N :80 x/menit
R : 20 x/menit.
S : 37,8 C , BB = 15 kg.
Dan dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan : konjungtiva anemis+/+, di kulit
terdapat bula(+), dan dari hasil pf thorax : cor: bj 1- 2 reguler, murmur di katup
tricuspid dan mitral, dan pf abdomen didapatkan: shifting dullness(+), terdapat
hepatomegali, splenomegali (S4), dan dari hasil laboratorium, didapatkan: Darah
rutin : Hb = 5,8 g/dl, Ht = 16 %, leukosit 1.200 g/dl, Trombosit = 38.000/ul,erirosit:
2,0, dari hasil anamnesis, pf, dan hasil laboratorium mengarah kearah anemia
aplastik, karena berdasarkan referensi Anemia Aplastik adalah suatu keadaan yang
disebabkan berkurangnya sel darah dalam darah tepi, sebagai akibat terhentinya
pembentukan sel hemopoetik dalam sumsum tulang.3
Etiologi
-faktor congenital ( sindrom fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaan lain
seperti mikrosefali, strabismus, anomaly jari, kelainan ginjal.
- Faktor didapat:
1. Bahan kimia: insektisida, benzene
2. obat : kloramfenicol,mesantoin(antikonvulsan),
3. radiasi : sinar Rontgen, Radioaktif
4. Idiopatik: merupakan penyebab yang paling sering.
Gambaran Klinis
Pada prinsipnya berdasarkan kepada gambaran sumsum tulang yang berupa
aplasia system eritropoetik, granulopoetik, dan trombopoetik, serta aktifitas relative
system limfopoetik dan RES. Aplasia system eritropoetik tepi akan terlihat sebagai
retikulositopenia yang disertai dengan merendahnya kadar Hb, hematokrit, dan
hitung eritrosit. Klinis akan trelihat pucat, dengan berbagai gejala anemia lainnya
seperti: anoreksia, lemah, palpitasi, sesak karena gagal jantung dan sebagainya.3
Oleh karena itu, sifatnya aplasia system hematopoetik, maka umunya tidak
ditemukan ikterus, pembesaran limfa, hepar maupun kelenjar getah bening.
Temuan laboratorium: 1. Normositik atau makrositik ringan dengan jumlah
retikulosit rendah. 2. Leukopenia biasanya trejadi dengan neutrofil kurang dari
1,5x109/L 3. Trombositopenia (< 10x109/L pada kasus berat) 4. Sumsum tulang
hipoplastik dengan > 75 % ruang lemak.2
Diagnosis banding
1. Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP)
Definisi: suatu keadaan perdarahan yang disifatkan oleh timbulnya ptekia atau
ekimosis dikulit ataupun selaput lendir dan adakalanya terjadi pada berbagai
jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karena sebab yang tidak
diketahui.1
Etiologi:
Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi dikemukakan di antaranya: infeksi
virus ( demam berdarah, morbili, varisela, dan sebagainya), intoksikasi
makanan, atau obat (asetosal, fenilbutazon1
Distribusi
Lebih sering dijumpai pada anak dan dewasa muda. Pada anak yang tersering
diantaranya umur 2-8 tahun. Lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki
Gejala klinis
Dapat timbul mendadak, terutama anak, tetapi dapat pula hanya kebiruan
atau epistaksis selama jangka waktu yang berbeda-beda. Kelainan yang paling
sering ptekia dan kemudian ekimosis yang dapat tersebar di seluruh tubuh.
Pada ITP akut dan berat dapat timbul pula selaput lender yang berisi darah
(bula hemorrhage), gejala lainnya perdarahan traktus genitourinaria
(menorragia, hematuria), traktus digestivus (hematemesis,melena), pada
mata( konjungtiva, retina). Pada ITP menahun, umunya hanya kebiruan atau
pendarahan abnormal lain dengan remisi spontan dan eksaserbasi. Remisi yang
terjadi umumnya tidaklah sempurna.
Pemeriksaan Laboratorium
Yang khas ialah Trombositopenia. Jumlah trombosit dapat mencapai nol,
anemia biasanya normositik dan sesuai jumlah darah yang hilang. Bila telah
belangsung lama akan dapat berjenis mikrositik hipokromik.leukosit biasanya
normal, bila terdapat pendarah hebat dapat terjadi leukositosis ringan dengan
pergeseran ke kiri. Pada keadaan yang lama dapat ditemukan limfositosis
relative atau bahkan leucopenia ringan.
2. Leukemia limfositik akut (LLA)
Definisi :suatu gangguan maligna dimana sel blas hemopoetik terdapat
sebanyak > 20 % dari sumsum tulang. Sel primitive biasanya juga
berakumulasi dalam darah, menginfiltrasi jaringan lain, dan menyebabkan
gagal sumsum tulang.2
Klasifikasi :terdapat dua kelompok utama: leukemia limfoblastik akut
(ALL),akut mieloid akut (AML),
Etiologi: etiologi sampai sekarang ini masih belum jelas,diduga kemungkinan
besar karena virus (virus onkogenik), faktor lain yang turut berperan
ialah:faktor eksogen seperti: sinar X, sinar radioaktif, hormone, bahan kimia
( benzol, Arsen, preparat sulfat), Faktor endogen seperti : faktor konstitusi
seperti kelainan kromosom, herediter.2
Gejala Klinis : gejala yang khas ialah pucat, panas dan perdarahan disertai
splenomegali dan kadang-kadang hepatomegali, serta limfodenopati. Penderita
yang menunjukan gejala lengkap seperti tersebut diatas, secar klinis didiagnosis
leukemia. Pucat dapat terjadi mendadak, sehingga bila pada seorang anak
terdapat pucat yang mendadak ,dan perdarahan dapat berupa ekimosis, ptekia,
epistaksis, perdarahn gusi dan sebagainya. Gejala yang tidak khas ialah sakit
sendi, atau sakit tulang yang salah ditafsirkan sebagai penyakit reumatik.
Gejala lain dapat timbul sebagai akibat infiltrasi sel leukemia pada alat tubuh,
seperti lesi purpura pada kulit, efusi pleura2
Pemeriksaan Laboratorium:
1. Darah tepi
Gejala yang terlihat pada darah tepi sebenarnya berdasarkan pada kelainan
sumsum tulang yaitu: pansitopenia, limfositosis yang kadang-kadang
menyebabkan gambaran darah tepi monoton, dan terdapatnya sel
blas.leukositosis yang disebabkan oleh sel blas dalam darah biasanya
terjadi.
Penatalaksanaan
1. Istirahat
Untuk mencegah terjadinya pendarahan, terutama pendarahan otak
2. Transfusi darah
Bila terdapat keluhan anemiadiberikan transfuse erirosit berupa packed red cells
sampai kadar hemoglobin 7-8 g% , resiko pendarah meningkat bila trombosit
kurang 20.000 /mm3 diberikan transfuse trombosit. Biasanya PRC 10-15
ml/kgbb
3. Kortikosteroid
Metil prednisolon dengan dosis 2-5 mg/kgbb/hari peroral.
4. Imunosupresi
Obat-obat yang termasuk terapi imnosupresi adalah antithymosit globulin
(ATG) atau antilymphocyte globulin (ALG) dan siklosporin A
Mekanisme kerja ATG atau ALG belum diketahui dengan pasti dan mungkin
melalui koreksi terhadap destruksi T-cell immunomediated pada sel asal dan
stimulasi langsung atau tidak langsung terhadap hemopoesis.
5. Pengobatan terhadap infeksi sekunder
Untuk menghindarkan anak dari infeksi, sebaiknya diberikan antibiotic yang
tidak menyebabkan depresi sumsum tulang, ampisilin 100mg/kgbb/hari
6. Transplantasi sumsum tulang
Transplantasi sumsum tulang merupakan pilihan utama pada pasien anemia
aplastik berat berusia muda yang memiliki saudara kecocokan HLA).
DAFTAR PUSTAKA
1. Richard E.Behrman,Robert M. Kliegman,Ann M.Arvin, Ilmu Kesehatan Nelson Vol
2 Ed. 15. 2000. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
2. Ruepno IIasan. IIlusein Alatas. Buku Ilmu Kesehatan Anak.1997.Jakarta. FKUI
3. Amalia safitri. Rina Astikawati. At a glance Hematologi.2006.Jakarta. Erlangga.