skd 4a - mata - konjungtivitis

15
BAB III TINJAUAN PUSTAKA III.2. KONJUNGTIVITIS III.2.1. Definisi Konjungtivitis (pink eye) merupakan peradangan pada konjungtiva (lapisan luar mata dan lapisan dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, chlamidia), alergi, dan iritasi bahan-bahan kimia.. Konjungtivitis terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar begitu cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak. Beberapa jenis konjungtivits dapat hilang dengan sendiri, tapi ada juga yang memerlukan pengobatan. III.2.2. Klasifikasi Konjungtivitis, terdiri dari: 1) Konjungtivitis alergi (keratokonjungtivitis atopic, simple alergi konjungtivitis, konjungtivitis seasonal, konjungtivitis vernal, giant papillary conjungtivitis) 2) Konjungtivitis bacterial (hiperakut, akut, kronis) 3) Konjungtivitis virus (adenovirus, herpetic) 4) Konjungtivitis klamidia 5) Bentuk konjungtivitis lain (Contact lens-related, mekanik, trauma, toksik,neonatal, Parinaud’s okuloglandular syndrome, phlyctenular, sekunder) 1

Upload: lutfiani-azahra

Post on 06-Dec-2015

71 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Mata

TRANSCRIPT

Page 1: SKD 4A - Mata - Konjungtivitis

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

III.2. KONJUNGTIVITIS

III.2.1.Definisi

Konjungtivitis (pink eye) merupakan peradangan pada konjungtiva (lapisan

luar mata dan lapisan dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh mikroorganisme

(virus, bakteri, jamur, chlamidia), alergi, dan iritasi bahan-bahan kimia..

Konjungtivitis terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat

merah dan menyebar begitu cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak.

Beberapa jenis konjungtivits dapat hilang dengan sendiri, tapi ada juga yang

memerlukan pengobatan.

III.2.2.Klasifikasi

Konjungtivitis, terdiri dari:

1) Konjungtivitis alergi (keratokonjungtivitis atopic, simple alergi

konjungtivitis, konjungtivitis seasonal, konjungtivitis vernal, giant papillary

conjungtivitis)

2) Konjungtivitis bacterial (hiperakut, akut, kronis)

3) Konjungtivitis virus (adenovirus, herpetic)

4) Konjungtivitis klamidia

5) Bentuk konjungtivitis lain (Contact lens-related, mekanik, trauma,

toksik,neonatal, Parinaud’s okuloglandular syndrome, phlyctenular,

sekunder)

Konjungtivitis dapat menyerang semua umur. Konjungtivitis yang

disebabkan oleh mikro-organisme (terutama virus dan kuman atau campuran

keduanya) ditularkan melalui kontak dan udara. Dalam waktu 12 sampai 48 jam

setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri. Jika tidak diobati bisa

terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan. Untuk mengatasi

konjungtivitis bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang

mengandung antibiotic.

1

Page 2: SKD 4A - Mata - Konjungtivitis

III.3. Etiologi

Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti :

a) Bakteri

Hiperakut (purulen)

Neisseria gonorrhoeae

Neisseria meningitides

Neisseria gonorrhoeae subspecies kochii

Akut (mukopurulen)

Pneumococcus (Streptococcus pneumoniae) iklim sedang

Haemophilus aegyptius iklim tropik

Subakut

Haemophilus influenza iklim sedang

Kronik, termasuk blefarokonjungtivitis

Staphylococcus aureus

Moraxella lacunata

Jenis jarang

Streptococci

Moraxella catarrhaiis

Coliform

Corynebacterium diphtheria

Mycobacteriumtuberculosis

b) Viral

Konjungtivitis folikular viral

Keratokonjungtivitis epidemika

Konjungtivitis hemoragik akut

Virus herpes simpleks

c) Rickettsia (jarang)

Konjungtivitis non-purulens dengan hiperemi dan sedikit infiltrasi, sering

kali merukan gejala penyakit riketsia.

d) Jamur (jarang)

e) Parasitik (jarang)

f) Imunologik (alergika)

2

Page 3: SKD 4A - Mata - Konjungtivitis

Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau

bertahun-tahun. Konjungtivitis semacam ini bisa disebabkan oleh:

a. Entropion atau ektropion.

b. Kelainan saluran air mata.

c. Kepekaan terhadap bahan kimia,pemaparan oleh iritan.

d. I nfeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia)

Klamidia

Trakoma (Clamydia trachomatis serotype A-C)

Konjungtivitis inklusi (Clamydia trachomatis serotype D-K)

Limfogranuloma Venereum

e. Berkaitan dengan penyakit sistemik

Penyakit tiroid (pajanan, kongestif)

Konjungtivitis gout

Konjungtivitis karsinoid

Tuberkulosis

Sifilis

Sarkoidosis

Klasifikasi Konjungtivitis Berdasarkan Klinis

1. Konjungtivitis Purulenta

Etiologi:

N gonorrhoe(dewasa/ neonatus)

Klamidia(neonatus)

Klinis :

Kelopak mata lengket, sukar dibuka, penuh nanah di belakang kelopak

mata.

Cara infeksi

Auto-inokulasi (dewasa)

Jalan lahir ( neonatus)

Masa inkubasi

3 - 6 hari (neonatus)

2 – 4 jam (dewasa)

3

Page 4: SKD 4A - Mata - Konjungtivitis

Gambar Konjungtivitis Purulenta

2. Konjungtivitis Kataral

Penyebab : Stafilokok,Pneumokok, H aegypti

Pengobatan : Bersihkan secret, Antibiotik

Penyulit : Keratitis pungtata, ulkus kornea

3. Konjungtivitis Membranosa

Etiologi : Difteria, Strep alfa hemolitikus

Gejala / Tanda klinis sama seperti konjungtivitis lainnya

Khas ada membran di konjungtiva yang bila dilepas akan berdarah.

Pada penyembuhan cenderung terjadi simblefaron

Gambar Konjungtivitis Membranosa

4. Konjungtivitis Folikular

Konjungtivitis yang disertai folikel

Folikel merupakan reaksi adenoid konjungtiva krn ada rangsangan oleh

bakteri, virus, bahan lainnya

Folikel banyak ditemui di forniks

Konjungtivitis Folikularis akut karena virus, klamidia okulogenital

4

Page 5: SKD 4A - Mata - Konjungtivitis

Konjungtivitis Folikularis kronis karena Clamydia trachomatis, toksik

(obat tetes lama, kosmetik)

Gambar Konjungtivitis Folikularis

5. Konjungtivitis Alergika

Gambar Konjungtivitis Vernal

Frekuensi kemunculannya pada anak kecil meningkat bila anak mengalami gejala

alergi lainnya seperti demam. Pencetus alergi konjungtivitis meliputi rumput,

serbuk bunga, hewan dan debu. Substansi lain yang dapat mengiritasi mata dan

menyebabkan timbulnya konjungtivitis yaitu bahan kimia (seperti klorin dan

sabun) dan polutan udara(seperti asap dan cairan fumigasi).

III.4. Manifestasi Klinis

a) Gejala :

Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan

mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan

5

Page 6: SKD 4A - Mata - Konjungtivitis

sekret yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus

atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih.

Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama

pada konjungtivitis karena alergi

Gejala lainnya adalah : mata berair, terasa mengganjal dan gatal, mata

terasa lengket ketika bangun tidur, pandangan kabur.

b) Tanda Klinis

Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak.

Produksi air mata berlebihan (lakrimasi)

Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis)

seolah akan menutup akibat pembengkakan dan peradangan sel-sel

konjungtiva bagian atas.

Pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai

reaksi non spesifik peradangan.

Pembesaran kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.

Terbentuknya membrane oleh proses koagulasi fibrin (komponen

protein)

Didapatkan secret (serous, mucus, mukoserous, purulen)

Kelainan khusus pada kelainan konjungtiva adalah terbentuknya secret.

Sekret merupakan produksi kelenjar, yang pada konjungtiva bulbi dikeluarkan

oleh sel goblet.

Sekret konjungtiva bulbi pada konjungtivitis dapat bersifat :

a) Air kemungkinan disebabkan oleh infeksi virus/alergi

b) Purulen oleh bakteri atau klamidia

c) Hiperpurulen disebabkan gonokok atau meningokok

d) Lengket oleh alergi atau vernal

e) Serous oleh adenovirus

6

Page 7: SKD 4A - Mata - Konjungtivitis

Tabel 1. Perbedaan Tanda Klinis Konjungtivitis Berdasarkan Etiologi

DESKRIPSIKonjungtivitis

Virus Bakterial Alegik Tosik

Papil - +/- + -

Folikel + - - +

Eksudat jarang,airpurulen /

mukopurulen

berserabut

(lengket), putih-

Hemoragik + + - -

Psuedomembran +/- +/- - -

Kemosis +/- ++ ++ +/-

Injeksi

kojungtivaSedang mencolok Ringan-sedang Ringan-sedang

(Ilmu Penyakit Mata, Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp.M)

Tabel 2. Perbedaan Gejala Klinis Konjungtivitis Berdasarakan Etiologi

 DESKRIPSI

Konjungtivitis

VirusBakteri Fungus

& parasit AlergiPurulen Nonpurulen

Kotoran sedikit mengucur sedikit Sedikit sedikit

Air mata mengucur sedang sedang Sedikit sedang

Gatal sedikit sedikit     mencolok

Injeksi umum umum lokal Lokal umumm

Pewarnaan monosit bakteri bakteri   eosinofil

Usapan limfosit PMN PMN negtive  

Sakit

tenggorokan

dan panas yang

menyertai

sewaktu-

waktujarang      

(Ilmu Penyakit Mata, Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp.M)

7

Page 8: SKD 4A - Mata - Konjungtivitis

III.5. Komplikasi

Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan

kerusakan pada mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi.

Beberapa komplikasi dari konjungtivitis yang tidak tertangani diantaranya adalah:

1) Glaukoma

2) Katarak

3) Ablasi retina

4) Komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala

penyulitdari blefaritis seperti ekstropin, trikiasis

5) Komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus kornea

6) Komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranaseaa

dalah bila sembuh akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di kornea

yang dapat mengganggu penglihatan, lama- kelamaan orang bisa

menjadi buta

7) Komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan

sikratik dapat mengganggu penglihatan.

III.6. Pemeriksaan Penunjang

Kebanyakan kasus konjungtivitis dapat didiagnosa berdasarkan anamnesa dan

pemeriksaan. Meskipun demikian, pada beberapa kasus penambahan tes

diagnostik membantu.

1) Kultur Bakteri

Kultur konjungtiva diindikasikan pada semua kasus yang dicurigai

merupakan konjungtivitis infeksi neonatal. Kultur bakteri juga dapat

membantu untuk konjungtivitis purulen berat atau berulang pada semua

grup usia dan pada kasus dimana konjungtivitis tidak berespon terhadap

pengobatan.

2) Kultur virus

Bukan merupakan pemeriksaan rutin untuk menetapkan diagnosa. Tes

imunodiagnostik yang cepat dan dilakukan dalam ruangan menggunakan

antigen sudah tersedia untuk konjungtivitis adenovirus. Tes ini mempunyai

8

Page 9: SKD 4A - Mata - Konjungtivitis

sensitifitas 88% sampai 89% dan spesifikasi 91% sampai 94%. Tes

imunodiagnostik mungkin tersedia untuk virus lain, tapi tidak diakui untuk

spesimen dari okuler.

3) Tes diagnostik klamidial

Kasus yang dicurigai konjungtivitis klamidial pada dewasa dan

neonatus dapat dipastikan dengan pemeriksaan laboratorium. Tes diagnostik

yang berdasarkan imunologikal telah tersedia, meliputi tes antibodi

imunofloresens langsung dan enzyme-linked imunosorbent assay. Tes ini

telah secara luas digantikan oleh PCR untuk spesimen genital, dan, karena

itu, ketersediaannya untuk spesimen konjungtival lebih terbatas. Ketersedian

PCR untuk mengetes sampel okuler beragam. Meskipun spesimen dari mata

telah digunakan dengan performa yang memuaskan, penggunaannya belum

diperjelas oleh FDA.

4) Smear / sitologi

Smear untuk sitologi dan pewarnaan khusus (mis.,gram, giemsa)

direkomendasikan pada kasus dicurigai konjungtivitis infeksi pada

neonavitis kronik atau berulang, dan pada kasus dicurigai konjungtivitis

gonoccocal pada semua grup usia.

5) Biopsi

Biopsi konjungtiva dapat membantu pada kasus konjungtivitis yang

tidak berespon pada terapi. Oleh karena mata tersebut mungkin

mengandung keganasan, biopsi langsung dapat menyelamatkan penglihatan

dan juga menyelamatkan hidup. Biopsi konjungtival dan tes diagnostik

pewarnaan imunofloresens dapat membantu menetapkan diagnosis dari

penyakit seperti OMMP dan paraneoplastik sindrom. Biopsi dari

konjungtiva bulbar harus dilakukan dan sampel harus diambil dari area yang

tidak terkena yang berdekatan dengan limbus dari mata dengan peradangan

aktif saat dicurigai sebagai OMMP. Pada kasus dicurigai karsinoma

glandula sebasea, biopsi palpebra seluruh ketebalan diindikasikan. Saat

9

Page 10: SKD 4A - Mata - Konjungtivitis

merencanakan biopsi, konsultasi preoperatif dengan ahli patologi dianjurkan

untuk meyakinkan penanganan dan pewarnaan spesimen yang tepat.

III.7. Penatalaksanaan

Bila konjungtivitis disebabkan oleh mikroorganisme, pasien harus

diajari bagaimana cara menghindari kontraminasi mata yang sehat atau mata

orang lain. Perawat dapat memberikan intruksi pada pasien untuk tidak

menggosok mata yang sakit dan kemudian menyentuh mata yang sehat, mencuci

tangan setelah setiap kali memegang mata yang sakit, dan menggunakan kain lap,

handuk, dan sapu tangan baru yang terpisah untuk membersihkan mata yang sakit.

Asuhan khusus harus dilakukan oleh personal asuhan kesehatan guna mengindari

penyebaran konjungtivitis antar pasien.

Pengobatan spesifik tergantung dari identifikasi penyebab. Konjungtivitis

karena bakteri dapat diobati dengan sulfonamide (sulfacetamide 15 %) atau

antibiotika (Gentamycine 0,3 %; chlorampenicol 0,5 %). Konjungtivitis karena

jamur sangat jarang sedangkan konjungtivitis karena virus pengobatan terutama

ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. Konjungtivitis karena

alergi dapat di obati dengan antihistamin ( Antazidine 0,5 %, Rapazoline 0,05 %)

atau kortikosteroid (misalnya dexametasone 0,1 %). Penanganannya dimulai

dengan edukasi pasien untuk memperbaiki hygiene kelopak mata. Pembersihan

kelopak 2 sampai 3 kali sehari dengan artificial tears dan salep dapat

menyegarkan dan mengurangi gejala pada kasus ringan.

  Pada kasus yang lebih berat dibutuhkan steroid topikal atau kombinasi

antibiotik-steroid. Sikloplegik hanya dibutuhkan apabila dicurigai adanya iritis.

Apabila etiologinya dicurigai reaksi Staphylococcus atau acne

rosasea,diberikan Tetracycline oral 250 mg atau erythromycin 250 mg, bersama

dengan pemberian salep antibiotik topikal seperti bacitracin atau erythromycin

sebelum tidur. Metronidazole topikal (Metrogel) diberikan juga efektif. Karena

tetracycline dapat merusak gigi pada anak-anak, sehingga kontraindikasi untuk

usia di bawah 10 tahun. Pada kasus ini,diganti dengan doxycycline 100 mg atau

erythromycin 250 mg. Terapi dilanjutkan 2 sampai 4 minggu.

10

Page 11: SKD 4A - Mata - Konjungtivitis

III.8. Pencegahan

Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah

mmbersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya

bersih-bersih.

Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani

mata yang sakit.

Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni

rumah lainnya.

Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik

pembuatnya.

11